2. Windy Pradita Sari (P27224017 161) 3. Wiske Puspita Dewi (P27224017 162) 4. Yuni Widyastuti (P27224017 163)
KONSEP DASAR IMUNISASI
IMUNOLOGI
Imunologi adalah cabang yang luas dari ilmu biomedis
yang mencakup studi tentang semua aspek dari sistem kekebalan tubuh dalam semua organisme IMUNISASI • Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), imunisasi diartikan “pengebalan” (terhadap penyakit). • Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu • Vaksin adalah bahan yang digunakan untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan (misalnya : vaksin BCG, DPT, dan Campak) dan melali mulut (misalnya vaksin polio). TUJUAN IMUNISASI • Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. MACAM-MACAM IMUNISASI a) Imunisasi aktif Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagi anti gen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan, sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respons seluler dan humoral serta dihasilkan cell memory. b) Imunisasi pasif Imunisasi pasif merupakan pemberian zat (imunoglobulin), yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sedah masuk dalam tubuh yang terinfeksi JENIS IMUNISASI DASAR DAN BOOSTER 1. Imunisasi BCG 6. Imunisasi MMR 2. Imunisasi Hepatitis B 7. Imunisasi Typus 3. Imunisasi Polio Abdominalis 4. Imunisasi DPT 8. Imunisasi Varicella 5. Imunisasi Campak 9. Imunisasi Hepatitis A 10. Imunisasi HiB FREKUENSI PEMBERIAN IMUNISASI 1. Hepatitis B • Diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada usia 1 dan 3-6 bulan. Interval dosis minimal 4 minggu 2. Polio • Polio diberkan pada saat kunjunganpertama. Untuk bayi yang lahir di RS OPV diberikan pada saat bayi dipulangkan (untuk mengindaritransmisi virus vaksin ke bayi lain.) 3. BCG • Diberikan sejak lahir. Apabila usia >3 bulan harus dilakukan uji tuberkulin terlebih dulu, BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif. 4. DPT • Diberikan pada usia ≥ 6 minggu, secara terpisah atau secara kombinasi dengan hepatitis B atau HiB. Booster DPT diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Usia 12 tahun mendapat TT saat program BIAS SD kelas 6 5. HiB • Diberikan mulai usia 2 bulan dengan interval 2 bulan, secara terpisah atau kombinasi. 6. Campak • Campak-1 diberikan pada usia 9 bulan, sedangkan campak-2 diberikan saat program BIAS SD kelas 1 pada usia 6 tahun 7. MMR • Diberikan pada usia 12 bulan apabila belum mendapat campak 9 bulan. Usia 6 tahun diberikan untuk ulangan MMR maupun catch-up immunization. 8. Pneumokokus (polyvinyl chloride-PVC) • PVC diberikan pada usia ≥ 1 tahun. PVC diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan. Pada usia 2-5 tahun diberikan 1kali. 9. Influenza • Vaksin influenza trivalen (TIV) diberikan pada usia ≤ 8tahun dengan ketentuan pertama kalinya harus mendapat 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu. 10. Hepatitis A • Diberikan pada usia ≥2tahun sebanyak 2kali dengan interval 6-12 bulan. 11. Tifoid • Tifoid Polisakarida injeksi diberikan pada usia ≥2 tahun, di booster (diulang) setiap 3 tahun. Indikasi dan Kontraindikasi Imunisasi Efek samping Imunisasi (Wong, 2004) RANTAI DINGIN Rantai dingin (cold chain) merupakan cara menjaga agar vaksin dapat digunakan dalam keadaan baik atau tidak rusak, sehingga mempunyai kemampuan atau efek kekebalan bagi penerimanya. Jika vaksin diluar temperatur, yang dianjurkan maka akan mengurangi potensi kekebalannya (Ismoedijanto, 2003).