Identitas bayi: An. R, usia 1 tahun 6 bulan, dengan BB: 10.6 Kg, TB: 83, dengan status gizi baik datang ke poli imunisasi untuk mendapatkan vaksinasi DPT dan suplementasi vitamin A Latar belakang: Anak dengan defisiensi vitamin A akan menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga lebih mudah terserang penyakit-penyakit infeksi, sepert infeksi saluran napas, diare, campak. Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan kebutaan pada anak, dan meningkatkan resiko kematan pada infeksi berat terutama pada infeksi campak dan diare. Untuk mencegah kejadian xerophtalmia, kebutaan pada anak, dan kematan pada kasus infeksi berat ini, pemerintah mengadakan program suplementasi vitamin A secara grats untuk anak usia 6-59 bulan dan ibu nifas. Program ini dilaksanakan secara serentak pada setap bulan Februari dan Agustus tap tahunnya di fasilitas kesehatan. Dosis vitamin A diberiksan sesuai usia, kapsul biru dengan dosis 100.000 IU diberikan pada anak dengan usia 6 - 11 bulan, kapsul merah dengan dosis 200.000 IU diberikan pada anak dengan usia 12 - 59 bulan. Gambaran pelaksanaan: Kegiatan pemberian suplementasi vitamin A ini dilakukan di poli imunisasi Puskesmas Sungailiat, dilaksanakan dari pukul 8.00 - 12.00. Anak yang datang untuk jadwal imunisasi diberikan vitamin A sesuai dosis usianya. Sebelum pemberian vitamin A, dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran tnggi badan dan pengukuran status gizi anak tersebut, kemudian vitamin A diserahkan kepada orangtuanya untuk diberikan kepada anaknya. UKM P2P – Vaksinasi daasar/BIAS 1. Judul kegiatan: Vaksinasi DPT Identitas penerima vaksin: Latar belakang vaksinasi dasar: Gambaran pelaksanaan: 2. Judul kegiatan: Vaksinasi BCG Identitas penerima vaksin: Bayi berusia 0 – 1 bulan Latar belakang vaksinasi dasar: Vaksin BCG merupakan program imunisasi untuk mencegah infeksi dari bakteri tuberkulosis. Bakteri yang digunakan adalah Mycobacterium bovine yang dilemahkan. Dengan imunisasi BCG harapannya bayi yang tervaksinasi terlindungi dari infeksi TB paru hingga TB meningits. Pemberian vaksin BCG diperuntukkan untuk bayi berusia dibawah 3 bulan, umumnya diberikan pada saat bayi baru lahir atau sebelum berusia 1 bulan, jika bayi berusia lebih dari 3 bulan belum mendapatkan vaksin BCG, maka perlu dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu sebelum dilakukan vaksinasi. Gambaran pelaksanaan: Tempat pelaksanaan: posyandu deket jembatan, waktu pelaksanaan: pukul 10.00 – selesai. Target sasaran: bayi berusia dibawah 3 bulan yang belum mendapatkan vaksinasi BCG, jumlah sasaran: 1 bayi berusia 21 hari. Sebelum pasien diberikan vaksinasi, dilakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu berupa BB, PB, Lingkar kepala, kemudian pasien diberikan vaksinasi BCG sebanyak 0,05 cc secara intrakutan pada lengan kanan, setelah mendapatkan vaksinasi, orangtua pasien diberikan edukasi dan dilakukan pemantauan KIPI selama 30 menit sebelum pasien diperbolehkan pulang. 3. UKM Penyuluhan – P2P 1. Penyuluhan Vaksinasi COVID-19 Pada Ibu Hamil Latar Belakang: Sejak 2 Agustus 2021 pemerintah mulai pemberian vaksinasi bagi ibu hamil, vaksin yang dapat diberikan adalah Moderna, Pfizer dan Sinovac, pemberian vaksinasi dosis pertama dilakukan pada trimester kedua kehamilan. Pemberian vaksinasi bertujuan untuk menurunkan penularan, mengurangi perburukan gejala, dan merangsang kekebalan tubuh. Gambaran pelaksanaan: Tempat pelaksanaan: Posyandu, waktu pelaksanaan: pukul 10.00 - Selesai. peserta penyuluhan didapat dari ibu-ibu yang membawa anaknya ke posyandu, peserta diberikan flyer yang berisi informasi tentang vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil, kemudian dilakukan penyluhan dan diskusi tanya jawab tentang tema yang dibawa. 2. Penyuluhan Posyandu Latar Belakang: Posyandu merupakan layanan kesehatan ibu dan anak dari puskesmas untuk masyarakat, pelaksanaannya dilakukan di rumah-rumah warga atau kantor RT/RW maupun kelurahan. Tujuan utama posyandu adalah mencegah peningkatan angka kematan ibu dan bayi saat kehamilan, persalinan, atau setelahnya melalui pemberdayaan masyarakat. Pelayanan yang diberikan di posyandu berupa pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita, pemberian imunisasi balita, pemberian vitamin A pada balita dan ibu nifas, deteksi gizi untuk anak, pemberian zat besi pada ibu nifas. Vaksinator COVID-19 1. Vaksinasi COVID-19 37 orang Identitas penerima vaksin: Target dari kegiatan razia vaksinasi COVID-19 adalah masyarakat umum di lingkungan sungailiat yang terazia oleh polisi belum melengkapi dosis vaksinnya. Latar Belakang: Vaksinasi COVID-19 diberikan kepada masyarakat umum dengan harapan dapat mengurangkan angka penularan, mencegah perburukan gejala dan menimbulkan kekebalan. Saat ini 70% masyarakat Indonesia sudah mendapatkan dosis pertama vaksin COVID, sedangkan hanya 50% yang mendapatkan dosis penuh. Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan vaksinasi ini antara lain masyarakat yang termakan oleh berita hoax, kurangnya informasi tentang vaksinasi, sikap masyarakat yang tdak mencari tau informasi vaksinasi di sekitarnya. Gambaran pelaksanaan: Target vaksinasi didapatkan dari razia polisi di lingkungan sekitar sepert warung kopi, warung makan dan taman sekitar. Masyarakat yang terazia dan belum mendapatkan vaksinasi dosis 1, dosis 2 maupun booster dibawa ke kamtbmas, kemudian dilakukan pendataan dan skrining oleh tm vaksinator, jika pada proses skrining pasien layak untuk di vaksin, selanjutnya dilakukan penyuntkan vaksin oleh tm vaksinator. 2. Vaksinasi COVID-19 16 orang 3. Vaksinasi COVID-19 80 orang Kegiatan ANC K1-K3 1. ANC 1 (21/03/2022) Ny J, usia 32 tahun, BB 59, TB 150 Latar Belakang ANC: Gambaran Pelaksanaan: Kemitraan 1. Skrining Kesehatan SMA Harapan (20/04/2022) Latar belakang: Masa remaja atau masa adolesens adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. Empat masalah kesehatan yang dinilai paling sering dialami oleh remaja Indonesia antara lain kekurangan zat besi (anemia), kurang tnggi badan (stuntng), kurang energi kronis (kurus), dan kegemukan atau obesitas. masa remaja seringkali dianggap sebagai periode hidup yang paling sehat. Hanya saja, pertumbuhan fisik pada remaja tdak selalu disertai dengan kematangan kemampuan berpikir dan emosional. Selain itu, di masa remaja juga terjadi proses pengenalan jat diri, dan kegagalan dalam proses pengenalan diri ini bisa menimbulkan berbagai masalah.