Anda di halaman 1dari 52

PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG


TAHUN 2022

UNGARAN, 28-29 MARET 2022


Periode Perkembangan

Periode Prenatal
Periode Periode Periode
bayi & bayi & usia Periode
toddler toddler sekolah Remaja

Dari lahir hingga usia Berlangsung Berlangsung sekitar Berlangsung sekitar


Dari konsepsi usia 6 hingga 11
18 – 24 bulan. sekitar usia 2 usia 11 hingga 18
hingga lahir. Periode bayi tahun. Pada periode
Periode ini hingga 6 tahun. tahun. Periode ini
berlangsung ± satu ini pertumbuhan
Periode kanak- mengawali transisi
berlangsung tahun pertama lebih cepat
kehidupan. Sedangkan kanak awal sering dibanding masa ke masa dewasa.
kurang lebih pula disebut Anak sudah
periode toddler, anak prasekolah.
sembilan bulan mulai berbicara dan sebagai periode Keterampilan dan mengalami
di dalam melakukan mobilitas prasekolah intelektual makin pubertas.
kandungan berkembang
Pengukuran Tinggi Badan/
Panjang Badan

Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan gizi


yang telah lalu dan keadaan sekarang jika umur tidak diketahui
dengan tepat. Tinggi badan merupakan antropometri yang
menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.

Pertumbuhan tinggi badan, tidak seperti berat badan, relatif kurang


sensitif terhadap masalah defisiensi gizi dalam waktu pendek.
Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak
pada saat yang cukup lama
Pengukuran Panjang Badan
Metode pengukuran
Pilih meja atau tempat yang datar dan rata.

Alat 1. Siapkan alat ukur panjang badan


Terlentangkan balita diatas papan pengukur dengan
2. posisi kepala menempel pada bagian papan yang datar
dan tegak lurus

Pastikan bagian puncak kepala menempel pada bagian


papan yang statis. Posisikan bagian belakang kepala,
Nama : Infantometer
Alat ini digunakan untuk 3. punggung, pantat dan tumit menempel secara tepat pada
papan pengukur.
mengukur panjang badan anak
usia 0-24 bulan
Pengukuran Tinggi Badan
Metode pengukuran
Alat 1.
Letakkan microtoise di lantai yang rata dan menempel pada dinding
yang tegak lurus. Tarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai
angka pada jendela baca menunjukan angka nol

Posisikan balita atau pasien berdiri tegak lurus dibawah microtoise

2.
membelakangi dinding dan berada dibawah alat geser microtoise,
pandangan lurus ke depan

Posisikan balita tegak bebas, bagian belakang kepala, tulang belikat,


pantat dan tumit menempel ke dinding. Karena posisi ini sulit
dilakukan pada anak obesitas, maka tidak perlu keempat titik
tersebut menempel ke dinding, asalkan tulang belakang dan pinggang
3. dalam keseimbangan (tidak membungkuk ataupun tengadah). Serta
posisikan lutut dan tumit rapat

Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala (vertex) balita atau


pasien. Baca angka pada jendela baca saat balita atau pasien menarik
Nama : Microtoise
nafas (inspirasi) dan mata pembaca harus sejajar dengan garis merah.

4.
Alat ini digunakan untuk Angka yang dibaca adalah yang berada pada garis merah dari angka
mengukur tinggi badan anak kecil ke arah angka besar
usia 25-59 bulan/ sudah bisa
berdiri
Koreksi PB/ TB
*
Secara umum, tinggi badan akan lebih pendek sekitar 0,7 cm dibandingkan dengan
panjang badan. Perbedaan ini telah dipertimbangkan dalam menyusun standar
pertumbuhan oleh WHO yang digunakan dalam membuat grafik di Buku GPA. Oleh
karena itu, penting untuk mengkoreksi hasil bila pengukuran tidak dilakukan dengan
cara yang sesuai untuk kelompok umur.
Jika seorang anak berumur kurang dari 2 tahun diukur tingginya (berdiri)
maka ditambahkan 0,7 cm untuk mengkonversi menjadi panjang badan.
1.
Jika seorang anak berumur 2 tahun atau lebih dan dan diukur panjangnya
2. (berbaring) maka dikurangi 0,7 cm untuk mengkonversi menjadi tinggi
badan.
TABEL BERAT DAN TINGGI BADAN
ANAK USIA 1-5 TAHUN
Jenis Kelamin Usia BB Ideal (kg) TB Ideal (cm)
1 tahun 7-11.5 68.9-79.2
2 tahun 9-14.8 80 – 92,9
Perempuan 3 tahun 10.8-18.1 87,4 – 101,7
4 tahun 12.3-21.5 94,1 – 111,3
5 tahun 13,7 – 24,9 99,9 – 118,9
1 tahun 7,7 – 12 71 – 80,5
2 tahun 9,7 – 15,3  81,7 – 93,9
Laki-laki 3 tahun 11,3 – 18,3 88,7 – 103,5
4 tahun 12,7 – 21,2 94,9 – 111,7
5 tahun 14,1 – 24,2 100,7 – 119,2
Pembiasaan Makan
Makanan Sehat

Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah nutrisi dan zat gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh, tidak
berlebihan juga tidak kekurangan. Makanan gizi seimbang adalah mengkonsumsi makanan
yang mengandung nutrisi dan gizi disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dengan tetap
memperhatikan berbagai prinsip seperti keberagaman jenis makanan, aktifitas tubuh, berat
badan ideal serta faktor usia.
Konsep Gizi Seimbang

Gizi seimbang pada makanan


digambarkan pada sebuah
piramida makanan berbentuk
kerucut dengan bagian utama
yang disebut dengan Tri Guna
Makanan atau tiga jenis
makanan dengan tiga kegunaan
yang berbeda
Zat Tenaga Zat Pembangun Zat Pengatur

Tenaga diperlukan Zat pembangun Zat pengatur


manusia untuk diperlukan untuk diperlukan untuk
melakukan berbagai membangun dan mengatur berbagai
kegiatan sehari-hari. mengganti sel-sel proses kimia. Zat
Zat tenaga dihasilkan atau jaringan pengatur dihasilkan
dari : Karbohidrat, didalam tubuh oleh sayur dan
Lemak dan Protein yang telah rusak. buah-buahan
Zat pembangun
dihasilkan dari
protein.

Penempatan kelompok bahan makanan dalam kerucut berdasarkan jumlah yang digunakan dalam menu
sehari-hari. PUGS menganjurkan agar 60-75% kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat, 10-15% dari
protein, dan 10-25% dari lemak.
Prinsip Pemberian Makan
1. Jumlah Zat Gizi
Prinsip pemberian makan yang pertaman
adalah menyediakan makanan dengan jumlah
zat gizi yang dikandung makanan tersebut
dapat memenuhi kebutuhan tubuh anak usia
dini. Kebutuhan zat gizi bervariasi setiap
individu.

Sebagai panduan dalam pemberian makan


telah disusun Angka Kecukupan Gizi (AKG)
atau Recommended Dietary Allowances.
Angka Kecukupan Gizi untuk Energi,
Protein, vitamin dan mineral untuk anak usia
dini (0-6 tahun) seperti terlihat pada Tabel
disamping ini.
Sumber Protein
2. Jenis Zat Gizi
Prinsip pemberian makan pada
anak PAUD yang kedua adalah
jenis zat gizi.
Sumber Karbohidrat
Zat-zat gizi ini berdasarkan
jumlah yang dibutuhkan bagi
tubuh dapat dikelompokan Sumber Vitamin &
menjadi dua kelompok besar
yaitu:
Mineral
1. MAKRO NUTRIEN: Air,
Karbohidrat, Lemak dan
Protein
2. MIKRO NUTRIENT: Vitamin
dan mineral Sumber Lemak
Membiasakan Anak Makan
Makanan Sehat
Membiasakan anak konsumsi makanan sehat sejak dini perlu dilakukan dengan berbagai macam upaya, seperti
• Bagaimana menyajikan makanan sehat dengan menarik
• Melibatkan anak dalam proses menyiapkan makanan
• Memberikan penjelasan terkait makanan yang akan anak konsumsi.
• Berikan makanan sesuai dengan jenis dan jadwal makanan orang dewasa
• Ciptakan suasana makan yang menyenangkan
• Perkenalkan jenis- jenis makanan yang sehat, bergizi dan baik untuk tubuhnya.

Dalam membiasakan anak konsumsi makanan sehat dibutuhkan pengetahuan serta kesabaran guru
dan pengasuh dalam mempertahankan nafsu makan anak, juga untuk membangun kebiasaan makan
anak yang baik.
PMT PENYULUHAN
• PMT Penyuluhan yaitu sebagai sarana penyuluhan yang merupakan salah
satu bentuk kegiatan pemberian gizi berupa makanan dari luar keluarga.
• PMT Penyuluhan diberikan satu bulan sekali di posyandu dengan tujuan
disamping untuk pemberian makanan tambahan juga sekaligus
memberikan contoh pemberian makanan tambahan yang baik bagi ibu
balita.
SYARAT PEMBERIAN
PMT PENYULUHAN
• Nilai gizi berkisar 200-300 kkal dan protein 5-8 gram, serta diberikan dengan jumlah porsi
kecil
• Diutamakan menggunakan bahan makanan setempat yang diperkaya sumber kalori seperti
padi-padian dan umbi-umbian serta makanan sumber protein nabati/hewani (misalnya telur/
ikan/ daging/ ayam, kacang-kacangan atau penukar) dan sumber vitamin dan mineral yang
terutama berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan setempat, serta menggunakan resep
daerah atau dimodifikasi.
• Disiapkan dan dimasak dengan cara yang benar sehingga keadaan
fisik dan zat gizinya tidak rusak, dikemas dengan baik, bentuk
serta warnanya beragam dan menarik
• Aman dengan tidak menggunakan bahan tambahan yang
berbahaya bagi kesehatan. Contohnya pemanis buatan dan
pengawet makanan
• Hindari makanan yang mempunyai rasa pahit (seperti brokoli,
kacang buncis, pare, daun singkong, daun pepaya, apel, dan jeruk),
sajikan makanan dalam bentuk sederhana, beraroma sedang, dan
sudah dikenal dengan mengutamakan makanan basah daripada
kering.
Contoh Menu PMT
Penyuluhan
■ Puding kacang hijau
- kacang hijau (20 gr)
- susu (30 gr)
- Agar-agar + gula (15 gr)
■ Pisang (50 gr)
■ Nasi (50 gr/1 centong)
■ Sop baso ceria
- Bakso (2 butir)
- wortel (20 gr)
- kentang (25 gr)
Syarat Bekal Anak
■ Mengandung zat gizi yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, yang terdiri dari
makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah
■ Mengandung makanan yang memuaskan selera makan serta memberikan rasa kenyang.
■ Praktis dan mudah disiapkan
■ Biaya relatif terjangkau
■ Aman dan Higenis
■ Agar menarik, maka dalam penyusunan dapat memperhatikan hal berikut :
- kombinasi rasa yaitu asin, manis, dll
- kombinasi warna hidangan
- variasi bentuk potongan seperti bulat, kotak
- variasi jenis menu yaitu kering atau berkuah
- variasi teknik pengolahan, yaitu ada hidangan yang diolah dengan tehnik pengolahan
digoreng, direbus, disetup dan lainnya. Sehingga memberikan penampilan, tekstur dan rasa
yang berbeda.
Contoh Bekal Anak
Syarat Jajanan Sehat
■ Tidak mengandung bahan pengawet berbahaya seperti formalin dan boraks
■ Tidak mengandung pewarna dan pemanis buatan
■ Tidak mengandung MSG berlebih
■ Tidak mengandung garam, gula dan lemak berlebih (dapat memicu obesitas)
■ Mengandung nilai gizi
■ Higenis dan tidak tercemar mikroba
Permasalahan Gizi Anak

Permasalahan utama gizi di Indonesia biasa disebut dengan


triple burden malnutrition, permasalahan ini dibedakan menjadi 3
kategori :
1. Kekurangan Gizi
2. Kelebihan Gizi
3. Kekurangan Zat Gizi Mikro
Kekurangan Gizi

Stunting Marasmus Kwasiorkor


Apa itu stunting?

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita


memiliki tinggi atau panjang badan yang kurang
jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur
dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari
minus dua standar deviasi median standar
pertumbuhan anak dari WHO.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi

■ Kondisi sosial ekonomi


■ Gizi ibu saat hamil
■ Kesakitan pada bayi
■ BBLR
■ Kurangnya asupan gizi balita
Stunting, Kenapa Penting?
Menurut WHO, stunting memiliki beberapa dampak antara lain
A. Dampak Jangka Pendek
1. Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian
2. Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada balita yang tidak optimal
3. Peningkatan biaya kesehatan
A. Dampak Jangka Panjang
1. Postur tubuh yang tidak optimal (kerdil)
2. Meningkatkan risiko obesitas dan penyakit lainnya
3. Menurunnya kesehatan reproduksi
4. Kapasitas belajar dan performa yang kurabg optimal saat masa sekolah
5. Produkivitas dan kapasitad kerja yang tidak optimal
Upaya Pencegahan
Berdasarkan Peraturan MenKes No 39 Tahun 2016 tentanf Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan prevalensi
stunting antar lain sebegai berikut :
a. Ibu
• Intervensi pada 1000 hari pertama kehidupan
• Mengupayakan jaminan mutu ante natal care (ANC) terpadu
• Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan
• Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori, protein, dan mikronutrien
• Deketsi dini penyakit
• Pemberantasan kecacingan
• Meningkatkan transfirmasi Kartu Menuju Sehat dalam buku KIA
• Menyelenggarakan konseling IMD dan ASI eksklusif
• Penyuluhan dan pelayanan KB
b. Balita
• Pemantauan pertumbuhan balita
• Menyelenggarakan kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita
• Menyelenggarakan stimulasi dini eperkembangan balita
• Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal
Marasmus & Kwasiorkor
■ Marasmus dan kwasiorkor atau disebut dengan busung lapar dalam istiah awamnya
menrupakan kondisi yang termasuk dalam kategori gizi buruk (malnutrisi), dimana
tubuh mengalami kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama.
■ Malnutrisi terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan nutrisi penting seperti
karbohidrat, protein, lemak , bitamin dan mineral. Kondisi ini membuat balita rentan
mengalami infeksi dan menderita berbagai penyakit yang dapat berujung pada
kematian.
Bagaimana Busung Lapar Bisa Terjadi?

Kwasiorkor terjadi dikarenakan tubuh


mengalami kekurangan protein dalam
jangka waktu yang lama, sedangkan
marasmus terjadi dikarenakan tubuh
mengalami kekurangan energi dan
protein dalam jangka waktu yang
lama. Pada penderita busung lapar,
kondisi kwasiorkor dan marasmud
bisa terjadi secara bersamaan.
Ciri- Ciri Marasmus & Kwasiorkor
■ Beberapa gejala umum pada kedua penyakit ini adalah badan yang terlalu kurus dan pendek, tumbuh
kembang yang terhambat, lemas, serta rendahnya kemampuan intelektual

■ Kwasiorkor memiliki tanda khas antara lain


a. Adanya penumpukan cairan (edema)
b. Perut membesar
c. Berat dan tinggi badan tidak bertambah
d. Kulit menjadi kering
e. Warna rambut menjadi putih atau kemerahan (rambut jagung)

■ Marasmus memiliki tanda khas antara lain


a. Penyusutan perut
b. Kekurangan BB
c. Diare kronis
Penanganan Marasmus & Kwasiorkor

■ Perawatan medis
■ Pemberian nutrisi dan cairan untuk mencegah dehidrasi
■ Lingkungan yang bersih
■ Layanan sosial pendukung
■ Pemberian makanan yang sesuai dengan kalori tinggi dan mengandung karbohidrat.
Protein, lemak dan zat gizi mikro lainnya)
■ Pembrian makanan perlu dilakukan secara bertahap sesuai rekomendasi dokter dan ahli
gizi
■ Rutin menimbang berat badan untuk memantau status gizi
Kelebihan Gizi
Obesitas
Obesitas adalah adalah kondisi
kelebihan berat tubuh balita
akibat tertimbunnya lemak.
Kondisi ini diukur dengan
panjang atau tinggi badan yang
lebih dari minus dua standar
deviasi median standar
pertumbuhan anak dari WHO.
Penyebab Obesitas
Penyebab obesitas pada anak antara lain :

1. Asupan makanan berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan,
minuman soft drink, jajanan seperti makanan siap saji (burger, pizza, hot dog).
2. Saat bayi tidak dibiasakan mengonsumsi ASI, tetapi menggunakan susu formula dengan
jumlah asupan yang melebihi porsi yang dibutuhkan bayi.
3. Kurangnya aktivitas fisik.
Kekurangan Zat Gizi Mikro

Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan kadar
hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah
daripada nilai normal untuk kelompok orang
menurut umur dan jenis kelamin. Anemia gizi
adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin
darah yang lebih rendah daripada normal sebagai
akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel
darah merah dalam produksi guna
mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat
normal.
Anemia gizi besi adalah anemia yang timbul,
karena kekurangan zat besi sehingga pembentukan
sel-sel darah merah dan fungsi lain dalam tubuh
terganggu.
Faktor Penyebab Anemia
Terdapat enam faktor yang sering menyebabkan kejadian anemia, antara lain :
1. Rendahnya asupan zat besi dan zat gizi lainnya, yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi makanan sumber zat besi. Zat gizi lain yang menyebabkan terjadinya
anemia adalah kekurangan vitamin A, vitamin C, asam folat, riboflavin, dan
vitamin B12.
2. Penyerapan zat besi yang rendah, disebabkan komponen penghambat di dalam
makanan seperti fitat.
3. Malaria terutama pada anak-anak dan wanita hamil
4. Parasit seperti cacing (hookworm) dan lainnya (skistosomiasis).
5. Infeksi akibat penyakit kronis maupun sistemik (misalnya: HIV/AIDS).
6. Gangguan genetik seperti hemoglobinopati dan sickle cell trait
Tanda dan Gejala Anemia

■ Rasa mudah lelah dan mengantuk


■ Sakit kepala
■ Tinitus
■ Gangguan cita rasa
■ Pucat pada konjungtiva, lidah, dasar
kuku, dan palatum mole.
■ bentuk kukunya dapat berubah
menjadi bentuk seperti sendok.
Pencegahan
1. Makan asupan tinggi zat besi
2. Mengonsumsi makanan yang mengandung
vitamin C
3. Mengonsumsi makanan yang mengandung
vitamin B12 dan asam folat
4. Menghindari minum teh dan kopi setelah
makan
5. Mengonsumsi makanan gizi seimbang
Pencegahan

■ Mengonsumsi makanan dengan gizi yang cukup


■ Memperbanyak konsumsi serat
■ Memperbanyak konsumsi buah dan sayur
■ Latihan aktivitas fisik yang cukup
■ ASI eksklusif selama 6 bulan
Apa itu PHBS?
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Kebiasaan seseorang untuk mencegah
penyakit dan menjaga kebersihan
lingkungan sekitar
Mengapa PHBS perlu?
■ Agar orang-orang terlindungi dari
ancaman penyakit serta lingkungan
tetap bersih dan sehat
Apa saja yang termasuk ke dalam PHBS?
1. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun
Kapan waktu-waktu yang penting untuk
melakukan CTPS?
1. Sebelum dan sesudah makan
2. Setelah bermain atau berolahraga
3. Setelah buang air kecil dan buang air besar
4. Setelah buang sampah
5. Setelah menyentuh hewan.
2. Mengonsumsi Jajanan Sehat

Sandwich

Es Krim Buah
3. Menggunakan Jamban bersih dan sehat
4. Olahraga Teratur
5. Pemberantasan jentik nyamuk
6. Tidak merokok
7. Membuang sampah pada tempatnya
8. Melakukan kerjabakti

Anda mungkin juga menyukai