Anda di halaman 1dari 43

GIZI SEIMBANG

Pedoman Gizi Seimbang (PGS)


Tujuan PGS
• Panduan konsumsi makanan sehari-hari
dan berperilaku sehat berdasarkan
prinsip gizi seimbang
• Acuan bagi pemerintah, Pemda, tenaga
kesehatan dan pihak terkait dalam
penyelenggaraan gizi seimbang
Diluncurkan Februari 2014 dan dikukuhkan dengan
Permenkes No. 41 Tahun 2014

PGS

Panduan resmi
(pemerintah) sebagai
acuan dan prioritas KIE
atau pendidikan gizi
Perbedaan 4S5S dengan Gizi Seimbang
No 4 Sehat 5 Sempurna Gizi Seimbang
1 Berisi pesan makan nasi, Tidak hanya tentang aneka ragam
lauk, sayur, buah, dan minum makanan, tetapi juga dilengkapi dengan
susu menjaga kebersihan, aktivitas fisik secara
teratur dan mempertahankan berat
badan normal
2 Tidak termasuk jumlah yang Termasuk penjelasan tentang jumlah
harus dimakan dalam sehari yang harus dimakan setiap hari untuk
setiap kelompok makanan
3 Susu menjadi Susu termasuk kedalam kelompok lauk-
makanan/minuman pauk dan bukan makanan penyempurna
tersendiri dan dianggap (tidak satupun jenis makanan
sebagai penyempurna sempurna). Susu dapat digantikan
dengan jenis makanan lain yang sama
nilai gizinya
4 Tidak menggambarkan Menggambarkan perlunya minum air
perlunya minum air putih putih yang aman dan bersih
yang aman dan bersih
4 Pilar Pedoman Gizi Seimbang
• Mengonsumsi makanan beragam
• Membiasakan perilaku hidup bersih
• Melakukan aktivitas fisik untuk
menyeimbangkan antara pengeluaran energi
dan pemasukan zat gizi ke dalam tubuh
• Mempertahankan dan memantau Berat Badan
dalam batas normal
Pesan PGS
1. Syukuri dan menikmati beranekaragam makanan
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi
4. Biasakan mengosumsi beranekaragam makanan pokok
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin, dan berlemak
6. Biasakan sarapan
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
10.Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan
normal
Pilar 1: Mengonsumsi Pangan Beraneka
Ragam
Mengapa?
Tidak ada satu jenispun pangan yang mempunyai
kandungan zat gizi yang lengkap kecuali ASI untuk bayi 0-6
bulan

Beragam saja tidak cukup, tetapi juga:


• Proporsi seimbang sesuai kebutuhan tubuh
• Dalam jumlah yang cukup, tidak banyak dan tidak sedikit
• Dilakukan secara teratur
Pilar 2: Membiasakan Perilaku Hidup Bersih

Status
Infeksi
Gizi
Pilar 3: Melakukan aktivitas fisik (termasuk
olahraga)
• Mengapa?
• Untuk menyeimbangkan antara asupan dan
penggunaan zat gizi utama sumber energi
• Aktivitas fisik memperlancar sistem peredaran
darah dan pemanfaatan zat gizi di dalam
tubuh (metabolisme)
Pilar 4: Memantau Berat Badan untuk
Mempertahankan Berat Badan Normal
Mengapa ?
Untuk mengetahui apakah telah terjadi keseimbangan
penggunan zat gizi di dalam tubuh

Bagaimana cara menentukan?


1. Untuk orang dewasa  Indeks Massa Tubuh
2. Untuk anak balita  Gunakan Kartu Menuju Sehat (KMS)
3. Untuk anak usia sekolahh  Gunakan tabel sesuai
Permenkes tentang Standar Antropometri Penilaian
Status Gizi Anak
Makanan Pokok
• Porsi makanan pokok: 3-4 porsi / hari
Makan Makanan Beragam

Porsi buah: 2-3 porsi/hari


Porsi sayur: 3-4 porsi/hari

Lauk Pauk
• Terdiri dari Pangan Protein Hewani dan
Pangan Protein Nabati
• Lauk hewani : Daging sapi, daging kambing,
daging ayam, daging bebek, semua jenis ikan
termasuk seafood, telur dan susu serta hasil
olahannya
MASALAH GIZI ANAK SEKOLAH
STATUS GIZI
• Tanda-tanda yang dapat memberikan
gambaran tentang
keadaan keseimbangan antara asupan dan
kebutuhan zat
gizi oleh tubuh: contoh: pertumbuhan fisik 
ukuran tubuh  antropometri (berat badan,
tinggi badan, dan lainnya)
ANTROPOMETRI
• Antropometri = Ukuran Tubuh = Dimensi Tubuh =
Komposisi Tubuh
• Antropometri gizi = Pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat
gizi.
• Berbagai jenis ukuran antropometri antara lain : berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas,
lingkar dada dan tebal lemak bawah kulit.
• Ukuran antropometri yang penting untuk menilai status gizi
dan pertumbuhan pada balita adalah : berat badan, tinggi
badan, lingkar kepala dan lingkar lengan atas.
Indeks Pengukuran Status Gizi
(Keputusan Menteri Kesehatan No 1995/Menkes/SK/XII/2010
tentang Standar Antropometri Penilaian StatusGizi Anak

1)Indeks BB/U (0-60 bln)


a. Gizi lebih bila Z_Score terletak > +2 SD
b. Gizi baik bila Z_Score terletak antara > -2 SD s/d +2 SD
c. Gizi kurang bila Z_Score terletak antara > -3 SD s/d < -2 SD
d. Gizi buruk bila Z_Score terletak < -3 SD

2)Indeks TB/U U (0-60 bln)


a. Tinggi bila Z_Score terletak > +2 SD
b.Normal bila Z_Score terletak antara > -2 SD s/d +2 SD
c. Pendek (Stunting) bila Z_Score terletak dari > -3 SD s/d < -2 SD
d. . Sangat pendek bila Z_Score terletak < -3 SD

3)Indeks BB/TB (0-60 bln)


a. Gemuk bila Z_Score terletak > +2 SD
b. Normal bila Z_Score terletak antara > -2 SD s/d +2 SD
c. Kurus bila Z_Score terletak antara > -3 SD s/d < -2 SD d. Sangat kurus
bila Z_Score terletak < -3 SD 1)
Indeks Pengukuran Status Gizi
4).Indeks IMT/U (0-60 bln)
a. Gemuk bila Z_Score terletak > +2 SD
b. Normal bila Z_Score terletak antara > -2 SD s/d +2 SD
c. Kurus bila Z_Score terletak antara > -3 SD s/d < -2 SD
d. Sangat kurus bila Z_Score terletak < -3 SD

5)Indeks IMT/U (5-18 tahun)


a. obesitas bila Z_Score terletak > +2 SD
b.Gemuk bila Z_Score terletak antara >1 SD s/d +2 SD
c. Normal bila Z_Score terletak antara > -2 SD s/d +1 SD
d. Kurus bila Z_Score terletak antara > -3 SD s/d < -2 SD
e. Sangat kurus bila Z_Score terletak < -3 SD
IMT SEBAGAI ALAT PEMANTAU BERAT BADAN

• Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang


dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya
untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat
diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan
olahragawan.
• Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus
berikut:
Berat Badan (Kg)
IMT = -------------------------------------------------------
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)
Klasifikasi IMT dewasa menurut Kemenkes RI (2003)

• KATEGORI IMT(kg/m2)
• KLASIFIKASI
• <17,0 :KURUS(KEKURANGAN BERAT BADAN TINGKAT BERAT)
• 17,0 -18,4 :KURUS KEKURANGAN BERAT BADAN TINGKAT
RINGAN)
• 18,5 – 25,0 :NORMAL
• 25,1 – 27,0 :KEGEMUKAN(KELEBIHAN BERATBADAN TINGKAT
RINGAN)
• >27,0 :GEMUK/OBESITAS(KELEBIHAN BERATBADAN TINGKAT
BERAT)
PROSEDUR
PENGUKURAN
TINGGI BADAN
Persiapan mengukur tinggi badan

 Lepaskan sepatu dan kaos kaki anak.


 Lepaskan pita dan asesoris rambut jika akan
mengganggu pengukuran tinggi badannya
0

Alat Ukur Tinggi Badan (“Microtoise”)


Tempat paku atau perekat untuk
menempelkan alat ke dinding

Pita pengukur tinggi badan


Sisi siku-siku yang menempel

Jendela pembaca angka


tinggi badan anak
ke dinding

Sisi siku-siku yang menempel


ke kepala anak
5. Pakukan atau rekatkan ujung
pita ke dinding
4. Tarik pita ke atas menempel di dinding sampai
CARA MEMASANG MICROTOISE

pada jendela baca menunjukkan angka NOL


2. Pilih dinding yang rata dan
tegak lurus ke lantai

1. Pilih lantai yang rata

3. Letakkan microtoise dgn bagian yang


akan menempel pada kepala anak
rapat di lantai
2. Bagian belakang kepala, punggung, pantat, betis
CARA MENGUKUR TINGGI BADAN

3. Gerakkan microtoise
dan tumit menempel rapat ke dinding
sampai menempel di
kepala anak dan baca
angka pada jendela baca

1. Anak berdiri tegak


membelakangi dinding
dengan pandangan
ke depan
Mengukur Tinggi Badan

 Pastikan sepatu/alas kaki, kaos kaki dan hiasan rambut


sudah dilepaskan
 Posisikan anak berdiri tegak lurus di bawah microtoise
membelakangi dinding
 Posisikan kepala anak berada di bawah alat geser
microtoise, pandangan lurus ke depan
 Posisikan anak tegak bebas, bagian belakang kepala,
punggung, pantat, betis, dan tumit menempel ke
dinding. Karena posisi ini sulit dilakukan pada anak
obesitas, maka tidak perlu kelima titik tersebut
menempel ke dinding, asalkan tulang belakang dan
pinggang dalam keseimbangan (tidak membungkuk
ataupun tengadah)
• Posisikan kedua lutut dan tumit rapat
• Pastikan posisi kepala sudah benar dengan
mengecek garis Frankfort
• Pengukur utama memegang dagu dan papan
geser/microtoise, sedangkan asisten pengukur
membantu menekan perut anak dan pergelangan kaki
agar menempel pada papan ukur /dinding
• Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala anak
• Baca angka pada jendela baca dari arah depan dan
mata pembaca harus sejajar dengan garis merah
• Angka yang dibaca adalah yang berada pada garis
merah dari angka kecil ke arah angka besar
• Catat hasil pengukuran tinggi badan
CARA MENGATASI MASALAH GIZI PADA ANAK
SEKOLAH
CARA MENGATASI MASALAH GIZI PADA ANAK
SEKOLAH
CARA MENGATASI MASALAH GIZI PADA ANAK
SEKOLAH
CARA MENGATASI MASALAH GIZI PADA ANAK
SEKOLAH
CARA MENGATASI MASALAH GIZI PADA ANAK
SEKOLAH
CARA MENGATASI MASALAH GIZI PADA ANAK
SEKOLAH
CARA MENGATASI MASALAH GIZI PADA ANAK
SEKOLAH
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai