A. Mengukur Berat Badan, Tinggi Badan, Lingkar Lengan Atas, dan Lingkar
Paha
a. Mengukur Berat Badan
Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR.
Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2,5
kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat digunakan untuk melihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperi
dehidrasi, asites, edema, dan adanya tumor. Di samping itu pula berat badan
dapat dipergunakan sebagai dasar
perhitungan obat dan makanan.
Berat badan menggambarkan
jumlah dari protein, lemak, air dan
mineral pada tulang. Pada remaja,
lemak tubuh cenderung meningkat dan
protein otot menurun.
Pada orang yang edema dan asites
terjadi penambahan cairan dalam tubuh.
Sedangkan adanya tumor dapat
menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.
Alat yang digunakan : Timbangan Seca (mengukur berat badan)
Prosedur pengukuran berat badan :
1. Subjek mengenakan pakaian biasa (usahakan dengan pakaian yang minimal)
serta tidak mengenakan alas kaki.
2. Pastikan timbangan berada pada penunjukan skala dengan angka 0,0.
3. Subjek berdiri diatas timbangan dengan berat yang tersebar merata pada kedua
kaki dan posisi kepala dengan pandangan lurus ke depan. Usahakan tetap
tenang.
4. Bacalah berat badan pada tampilan dengan skala 0,1 kg terdekat.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Bawa alat-alatnya kedekat pasien
2. Perawat mencuci tangan
3. Pasangkan atau beri pasien serbet untuk alas
4. Hidangkan makanan dan minuman kedekat pasien dengan hati-hati
5. Bantu pasien untuk memotong lauknya bila diinginkan
6. Persilahkan pasien untuk makan dan minum
7. Bila pasien tidak bisa makan dan minum sendiri , suapi pasien sedikit demi
sedikit sambil berkomunikasi dengan pasien
8. Memberi pasien minum obat (sesuaikan dengan dosis yang diberikan)
9. Berikan pasien buah setelah selesai makan (bantu pasien jika tidak bisa
mengkonsumsi buah sendiri)
10. Membersihkan mulut dan sekitarnya dengan serbet atau tisu
11. Kembalikan pasien ke posisi semula yang nyaman
12. Bereskan alat dan perawat mencuci tangan
c. Tahap Evaluasi
1. Evaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman)
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3. Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi
f. Pengkajian
g. Persiapan Alat
Peralatan yang dipersiapkan diantaranya adalah;
1. Selang NGT ukuran dewasa, anak anak dan juga bayi. Melihat kondisi
pasiennya
2. Handscun bersih
3. Handuk kecil
4. Perlak
5. Bengkok
7. spuit 50 cc 100 cc
8. Stetoskop
9. Tongue spatel
10. Plaster
12. Gunting
13. Klem
2. Setelah peralatan siap minta izin pada pasien untuk memasang NGT dan
jelaskan pada pasien atau keluarganya tujuan pemasangan NGT tapi
sebelumnya jangan lupa cuci tangan
3. Setelah minta izin bawa peralatan di sebelah kanan pasien. Secara etika
perawat saat memasang NGT berada di sebelah kanan pasien
4. Cek kondisi lubang hidung pasien , perhatikan adanya sumbatan
5. Untuk menentukan insersi NGT, instruksikan klien untuk rileks dan bernapas
secara normal dengan menutup salah satu hidung. Kemudia ulangi pada
lubang hidung lainnya (bagi pasien sadar)
10. Ukur jarak mulai dari puncak hidung ke telinga bagian bawah, kemudian
dari telinga tadi ke prosesus xipoideus
15. Instruksikan pada pasien bahwa selang akan dimasukan dan instruksikan
pada pasien untuk mengatur posisi ekstensi
16. Masukkan selang dengan pelan-pelan, jika sudah sampai epiglottis suruh
pasien untuk menelan dan posisikan kepala pasien fleksi, setelah sampai
batas plester cek apakah selang sudah benar-benar masuk dengan pen light
jika ternyata masih di mulut tarik kembali selang dan pasang lagi
17. Jika sudah masuk cek lagi apakah selang benar-benar masuk lambung atau
trakea dengan memasukkan angin sekitar 5-10 cc dengan spuit. Kemudian
dengarkan dengan stetoskop, bila ada suara angin berarti sudah benar masuk
lambung. Kemuadian aspirasi kembali udara yang di masukkan tadi
18. Jika sudah sampai lambung akan ada cairan lambung yang teraspirasi
19. Kemudian fiksasi dengan plester pada hidung, setelah fiksasi lagi di leher.
Jangan lupa mengklem ujung selang supaya udara tidak masuk
21. Setelah selesai rapikan peralatan dan permisi pada pasien atau keluarga.
24. Selang NGT maksimal dipasang 3 x 24 jam jika sudah mencapai waktu
harus dilepas dan di pasang NGT yang baru.
i. Dokumentasi
5. Masukkan makanan cair pada spuit dan lepaskan klem, posisi spuit harus
diatas supaya makanan cairnya bisa mengalir masuk ke lambung.
7. Makanan yang di masukkan max 200 cc, jadi jika spuitnya 50 cc maka bisa
dilakukan 4 kali .
8. Apabila akan memasukkan makanan untuk yang kedua, jangan lupa mencuci
dulu spuit. Jika sudah selesai aliri selang NGT dengan air supaya sisa-sisa
makanan tidak mengendap di selang karena bisa mengundang bakteri.
k. komplikasi
1. Komplikasi mekanis
Sondenya tersumbat.