MATARAM
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
Terakreditasi B
Alamat : Jl. K. H. Ahmad Dahlan No. 1 Telp. (0370) 6848700 Pagesangan Mataram
PENILAIAN
III. DADA
1. PARU-PARU
a. INSPEKSI : kesimetrisan bentuk dan gerak pernafasan, warna kulit
dada, retraksi, jaringan parut.
b. PALPASI : gerakan dinding dada, tactil fremitus secara sistemis
c. PERKUSI : Batas-batas paru secara sistemis
d. AUSKULTASI :
• bagian Menentukan ada tidaknya perubahan dalam saluran
pernafasan pengembang-an paru sesuai tempat perkusi
• Penderita diminta menarik nafas pelan-pelan dengan mulut
terbuka
• Lakukan auskultasi secara sistematis Dengarkan tiap kali secara
lengkap satu periode inspirasi dan ekspirasi
• Bandingkan kanan dan kiri.
2 PAYUDARA
a. Dengan posisi klien disamping, memeriksa payudara:
Bentuk, ukuran, dan simetris atau tidak
Putting payudara menonjol atau masuk kedalam
Adanya kolostrum atau cairan lain.
b. Pada saat klien mengangkat tangan keatas kepala, memeriksa payudara
untuk mengetahui adanya retraksi ditengah payudara atau dumpling
c. Klien berbaring dengan tangan kiri diatas, tahan bawah payudara
lakukan palpasi secara melingkar pada payudara sebelah kiri (sesudah
itu sebelah kanan juga) kalau-kalau terdapat massa dan tumor payudara.
IV ABDOMEN
a. Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya jika perlu
b. bantulah ia untuk santai. Letakkan sebuah bantal dibawah kepala dan
bahunya. Fleksikan tangan dan lutut. Jika ia gelisah bantulah ia untuk
santai dengan memintanya menarik nafas panjang.
c. cucilah tangan anda sebelum mulai memeriksa, keringkan dan usahakan
agar tangan perawat cukup hangat.
d. Membuka baju klien sampai bawah simpisis pubis
e. Inspeksi adanya pembesaran perut (melintang, memanjang, asimetris)
adakah linea alba nigra, adakah striae gravidarum, adakah bekas luka
operasi, adakah tampak gerakan janin, rasakan juga dengan
pemeriksaan raba adanya pergerakan janin. Tentukan apakah
pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilannya.
f. Mengukur tinggi fundus uteri dengan menggunakan tangan (kalau > 12
minggu) atau pita ukuran (kalau > 22minggu)
g. Pemeriksaan leopod
1) Pemeriksaan leopold I, untuk menentukan bagian janin yang
berada dalam fundus uteri.
Ø Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kearah
kepala pasien. Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus
dengan mengikuti bentuk uterus. Lakukan palpasi secara lembut
untuk menentukan bentuk, ukuran konsistensi dan gerakan janin.
Tentukan bagian janin mana yang terletak di fundus. jika kepala
janin yang nerada di fundus, maka palpasi akan teraba bagian bulat,
keras dan dapat digerakkan (balotemen). Jika bokong yang terletak
di fundus,maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang tidak
spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat
digerakkan, serta fundus terasa penuh. Pada letak lintang palpasi
didaerah fundus akan terasa kosong.
2) Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang
berada pada kedua sisi uterus.
Ø pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kepala
pasien. Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan
lakukan tekanan yang lembut tetapi cukup dalam untuk meraba dari
kedua sisi. Secara perlahan geser jari-jari dari satu sisi ke sisi lain
untuk menentukan pada sisi mana terletak pada sisi mana terletak
punggung, lengan dan kaki. Bagian bokong janin akan teraba
sebagai suatu benda yang keras pada beberapa bagian lunak dengan
bentuk teratur,sedangkan bila teraba adanya bagian – bagian kecil
yang tidak teratur mempunyai banyak tonjolan serta dapat bergerak
dan menendang, maka bagian tersebut adalah kaki, lengan atau
lutut. Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi mungkin
punggung janin berada pada sisi yang sama dengan punggung ibu
(posisi posterior) atau janin dapat pula berada pada posisi dengan
punggung teraba disalah satu sisi.
3) Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian terbawah
janin. Bagian bawah sudah masuk PAP atau belum.
Ø Dengan lutut ibu dalam posisi fleksi, raba dengan hati-hati bagian
bawah abdomen pasien tepat diatas simfisis pubis. Coba untuk
menilai bagian janin apa yang berada disana. Bandingkan dengan
hasil pemeriksaan Leopold. Bila bagian janin dapat digerakkan,
maka bagian terbawah dari janin belum melewati pintu atas
panggul. Bila kepala yang berada dibagian terbawah, coba untuk
menggerakkan kepala. Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi,
maka kepala sudah masuk PAP, bila tidak dapat diraba adanya
kepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang.
4) Pemeriksaan Leopold IV, untuk menentukan seberapa bagian
bawah janin masuk PAP.
Ø Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu. Kedua lutut ibu masih
pada posisi fleksi. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian
bawah abdomen dan coba untuk menekan kearah pintu atas
panggul. pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III,
menilai bagian janin terbawah yang berada didalam panggul dan
menilai seberapa jauh bagian tersebut masuk melalui pintu atas
panggul.
h. Menghitung denyut jantung janin.
V. GENITALIA
a. Membantu klien mengambil posisi untuk pemeriksaan genitalia dan
tutup tubuh untuk menjaga privasi
b. Melepaskan priasan di jari dan di lengan
c. Cuci tangan
d. Pakai sarung tangan
e. Memisahkan labia mayora dan memeriksa labia minora, kemudian
klitoris, lubang uretra dan dan introitus vagina untuk melihat adanya:
Tukak/ luka
Cairan (warna, konsistensi, jumlah dan bau)
f. Melakukan palpasi pada daerah selangkangan untuk mengetahui
adanya:
Pembengkakan
Massa atau kista
Cairan
g. Sambil melakukan pemeriksaan selalu mengamati wajah ibu untuk
mengetahui apakah ibu merasakan sakit atau nyeri karena prosedur ini
.
VI PEMERIKSAAN EKSTREMITAS (TANGAN DAN KAKI)
a. Memeriksa apakah tangan dan kaki : Edema dan pucat pada kuku jari
b. Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
c. Mengukur lingkar lengan atas
d. Memeriksa refleks patella untuk melihat apakah terjadi pergerakkan
hypo atau hyper
VII PUNGGUNG
a. Inspeksi kesimetrisan bentuk dan gerak, warna kulit, luka
b. Perkusi bagian punggung secara sistematis
Tahap terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap Evaluasi
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan kegiatan .
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Keterangan :
0 = tidak dikerjakan
1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna
2= dikerjakan dengan sempurna