Anda di halaman 1dari 90

TATALAKSANA GIZI

KEGEMUKAN DAN OBESITAS

OLEH
SEPTY NORA, AMG
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
PENGERTIAN
• Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan
lemak tubuh yang berlebih, sehingga BB seseorang jauh di atas
normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara
overweight (kelebihan berat badan) adalah keadaan dimana BB
seseorang melebihi BB normal.

• Perkiraan prevalensi overweight dan obesitas di Indonesia (Dit


BGM DepKes, 1997).Dari perkiraan 210 juta penduduk Indonesia
thn 2000 jumlah penduduk yang overweight diperkirakan
mencapai 76.7 juta (17.5%) dan pasien obesitas berjumlah lebih
dari 9.8 juta (4.7%). Berdasarkan data tersebut, dapat
disimpulkan bahwa Overweight dan Obesitas di Indonesia telah
menjadi masalah besar yang memerlukan penanganan secara
serius.
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Obesitas, yaitu:

1. Faktor genetik
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya
berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas.
Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan
bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan
serta bagaimana aktivitasnya). tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya
3. Faktor psikis
Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. bisa menimbulkan kesadaran yang
berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial
4. Faktor kesehatan
Hipotiroidisme, Sindroma Cushing, Sindroma Prader-Willi, Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan
seseorang banyak makan
5. Faktor obat-obatan
steroid dan beberapa anti-depresi bisa menyebabkan penambahan berat badan
6. Faktor perkembangan
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang
disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa
memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal.
Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan
cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.
PENILAIAN ANTROPOMETRI
DAN PENENTUAN STATUS GIZI

a. Penimbangan Berat Badan (BB)


b. Pengukuran Tinggi Badan (TB)
c. Cara menghitung umur
d. Cara memplot Indeks Massa
Tubuh menurut Umur (IMT/U)
e. Interpretasi hasil ploting
berdasarkan indikator Indeks
Massa Tubuh menurut Umur
f. Penentuan Status Gizi

4
CARA MENIMBANG BERAT BADAN

 Untuk menimbang anak, gunakan timbangan


dengan ciri-ciri berikut:
• Kuat dan tahan lama
• Mempunyai presisi sampai 0,1 kg (100 gram)
• Sudah dikalibrasi
• Dapat menimbang sampai 150 kg
• Tidak menggunakan per/pegas

5
lanjutan…..

 Menggunakan die-cast beam (spt Detecto):


• Letakkan timbangan ditempat yang rata dan datar
• Jarum timbang dalam posisi angka nol setiap kali akan
menimbang (posisi setimbang)
• Anak yang akan ditimbang berpakaian seminimal mungkin
dan tanpa beban tambahan (sepatu, kaus kaki, topi, jaket,
perhiasan, hand phone, dll.)
• Anak yang ditimbang berdiri ditengah alat timbang
• Membaca angka pada jendela baca dan catat hasil
penimbangan.

7
Prosedur Penimbangan Injak
Letakkan timbangan di tempat yang datar

Pastikan posisi bandul pada angka NOL dan


jarum pada dalam keadaan setimbang (bagian
yang dilingkari)

Geser bandul sesuai berat


anak sampai posisi jarum
seimbang. Baca dan catat
berat badan anak pada kartu
status.
Posisikan
Pasien di atas
timbangan

7
Prosedur Penempatan Microtoise

Letakkan microtoise di lantai


yang rata dan menempel pada Paku/tempelkan ujung
dinding yang tegak lurus pita meteran pada
Dinding atau lakban pita
microtoise di dinding

Geser ke atas kepala


Tarik pita meteran tegak lurus ke microtoise sampai ujung pita
atas sampai angka pada jendela yang menempel pada paku
baca menunjukan angka nol 8
Prosedur pengukuran balita dengan microtoise

FOTO SALAH

Posisikan balita tegak bebas,


Posisikan kepala balita berada bagian belakang kepala, tulang
Posisikan balita berdiri tegak dibawah alat geser microtoise, belikat, pantat dan tumit
lurus dibawah microtoise pandangan lurus ke depan menempel ke dinding
membelakangi dinding

71
Baca angka pada jendela baca
dan mata pembaca harus
72 Posisikan kedua sejajar dengan garis merah
lutut dan tumit rapat
FOTO SALAH

Angka yang dibaca


adalah yang berada
pada garis merah dari
angka kecil ke arah
angka besar (contoh Tarik kepala microtoise
Catat hasil pengukuran 9
71,4 cm) sampai puncak kepala balita
14
Cara Menghitung Umur Anak
Contoh 1
Tanggal Hari Bulan Tahun

Ditimbang 18 07 2013
Lahir 09 05 2001

Selisih 09 02 12

Selisih hari = +9 hari  0 bulan


Selisih bulan = +2 bulan  2 bulan
Selisih tahun= +12 tahun  12 tahun

Jumlah (Umur Anak) = 12 tahun 2 bulan

15
Cara Menghitung IMT
• IMT : menunjukan Indeks Massa Tubuh
-- menunjukan proporsi BB menurut TB
Merupakan cara termudah untuk memperkirakan obesitas serta berkolerasi tinggi dengan
massa lemak tubuh, serta mengidentifikasi resiko komplikasi medis.

Berat Badan (kg)


IMT = Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

Hasil dibandingkan dengan Standar IMT,


WHO, Tahun 2007  Kriteria :
- Gemuk
- Obes
18
BEBERAPA CARA MENENTUKAN STATUS GIZI
MENGGUNAKAN INDEKS ANTROPOMETRI

 BB/U (untuk USIA 0-10 Tahun):


Berat Badan menurut Umur, tidak dapat menggambarkan ada
atau tidak adanya kurang gizi (akut/ kronis)
 PB/U (untuk anak dibawah 2 tahun) atau TB/U (2-19
tahun)
Panjang atau Tinggi Badan menurut Umur, menggambarkan
ada atau tidak adanya kurang gizi kronik  “stunted” atau
pendek
 BB/PB atau BB/TB:
Berat Badan menurut Tinggi Badan, menggambarkan ada atau
tidak adanya kurang gizi akut  “wasted” atau kurus
TIDAK TERSEDIA indeks ini UNTUK ANAK USIA 5-19 TAHUN
 IMT/U
Indeks massa tubuh menurut umur, merupakan indeks yang
paling baik untuk menilai ada tidaknya kelebihan gizi
14
Penemuan Kasus berdasarkan hasil
penentuan status gizi

Penilaian Antropometri Penentuan Status Gizi

15
Melakukan Penemuan Kasus dan
Tindak Lanjut

Anak Kurus --- Rujuk ke Puskesmas

Anak Normal --- Lanjutkan pola hidup sehat

Anak Obes --- Rujuk ke Puskesmas

16
SKINFOLD THICKNESS

Bertujuan untuk mengetahui perkiraan


persentase lemak melalui pengukuran
tebal lemak kulit pada beberapa tempat
yang spesifik pada tubuh
SKINFOLD THICKESS

The Skinfold caliper adalah alat yang digunakan untuk


mengukur ketebalan lapisan lemak. Dengan melakukan ini pada
lokasi tertentu dapat akurat, menggambarkan jumlah lemak total
pada tubuh anak. Dapat jug auntuk estimasi persen total persen
lemak tubuh nya.
AREA PENGUKURAN YANG UMUM
DIUKUR
S
U
P
R
BICEP A
I
L
I
A
C
S
U
P
S
C
TRICEP A
P
U
L
A
PENCEGAHAN KEGEMUKAN DAN
OBESITAS

• Sedini mungkin
• Perubahan
perilaku
• Keseimbangan
asupan makan
dan aktivitas
fisik

20
PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG
(PUGS)

A . PENGERTIAN PUGS :
1. Pedoman menyusun menu dan perilaku hidup sehat
untuk mencapai dan memelihara kesehatan dan gizi.
2. Pedoman untuk menyusun menu setiap kali makan yang
memuat aneka ragam makanan dan mengandung
seluruh sumber zat gizi yang dibutuhkan tubuh.
3. Salah satu bahan KIE bagi setiap individu/ orang untuk
mencapai status gizi dan berperilaku gizi yang baik dan
benar

21
PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG
(PUGS) UNTUK ANAK SEKOLAH
(lanjutan)

B. KEGUNAAN PUGS :

Digunakan sebagai pedoman pemberian


makanan sesuai kelompok umur tertentu
agar diperoleh derajat kesehatan yang
optimal.

22
PUGS
1. Makanlah aneka ragam makanan.
2. Makanlah makanan untuk memenuhi
kecukupan energi.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat
setengah dari kebutuhan energi.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai
seper-empat dari kecukupan energi.
5. Gunakan garam beryodium.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
7. Biasakan makan pagi.
8. Minumlah air bersih aman dan cukup
jumlahnya.
9. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara
teratur.
10. Hindari minum minuman beralkohol
11. Makanlah makanan yang aman bagi
kesehatan.
12. Bacalah label pada makanan yang dikemas.
23
4 pilar gizi seimbang
1. Mengonsumsi makanan
beragam
2. Membiasakan perilaku
hidup bersih
3. Melakukan aktivitas fisik
4. Mempertahankan dan
memantau BB normal

24
PERAN KELUARGA :

1. Mengatur pola makan antara lain :


• Menyediakan makanan yang sehat dan bergizi
• Memberi contoh pola makan
• Menyusun menu makanan sehat
• Membekali makanan sehat untuk anak ke
sekolah
• Membatasi konsumsi junkfood dan soft drink

2. Meningkatkan aktivitas fisik :


• Berolahraga bersama yang bersifat rekreatif
• Membatasi menonton televisi dan media layar
lainnya
25
Tatalaksana Gizi Kegemukan dan
Obesitas Pada Anak Sekolah

DIREKTORAT BINA GIZI


KEMENTERIAN KESEHATAN
2013
PENGKAJIAN STATUS GIZI

• PENGUKURAN ANTROPOMETRI

IMT = BB( kg )
TB (m) x TB ( m)
PENGKAJIAN STATUS GIZI
• ANAMNESIS RIWAYAT MAKAN
1. Metoda Kuantitatif (Food Recall 24 jam)
: mengetahui tingkat asupan energi,
:mengetahui pencapaian asupan thd
kebutuhan

2. Metoda Kualitatif (FFQ)


: mengetahui pola makan anak dari
kebiasaannya
PENGKAJIAN STATUS GIZI
 ANALISIS ASUPAN MAKAN
1. Menggunakan Program Komputer,
DKBM, TKPI dan manual (DBMP)

2. Membandingkan hasil analisa


dengan angka kebutuhan
PENENTUAN KEBUTUHAN GIZI
 ZAT GIZI MAKRO
- Pengaturan diet anak gemuk dan
obesitas
=Jumlah Keb. Energi – (300 s/d 500 Kkal)
(sampai tercapai BBI)

- Disesuaikan dgn usia, jenis kelamin,


derajat obesitas, ada tidaknya penyakit
penyerta
PENENTUAN KEBUTUHAN GIZI
Kebutuhan Energi Total
BB Ideal X kebutuhan Energi/kg BB sesuai umur (Tabel halaman 113)
BB aktual x kebutuhan Energi/ kg BB sesuai umur – 300-500 kkal

Zat Gizi Makro


Kebutuhan Protein (10 % Total Kebutuhan Energi)
 10% x Total Kebutuhan Energi : 4 = ..... gr
(1 gr prot menghasilkan Energi 4 kkal)

Kebutuhan Lemak (20-30 % Total Kebutuhan Energi )


30 % x Total Kebutuhan Energi : 9 = .... gr
( 1 gr lemak menghasilkan Energi 9 kkal)

Kebutuhan KH (50-60 % Total Kebutuhan Energi)


 Total Kebut Energi – 10 % (Energi Kebuth Prot) – 30 % (Energi Kenuth
Lemak) : 4 = ... gr
( 1 gr KH menghasilkan Energi 4 kkal)
PENENTUAN KEBUTUHAN GIZI
• ZAT GIZI MIKRO
- Vitamin dan Mineral  buah dan sayur

- Keb. Cairan disesuaikan dgn banyaknya


aktivitas fisik  dianjurkan 1 ml/1
kkal
PENENTUAN ZAT GIZI MIKRO
• Sumber Widyakarya Pangan dan Gizi 2012
• Tabel Angka Kecukupan Vitamin Larut Lemak

Kelompok umur BB (kg) TB Vit A Vit D Vit E Vit K


(cm) g/haria g/hari mg/hari g/hari
Bayi/Anak
0 – 6 bln 6 61 375 5 4 5
7 – 11 bln 9 71 400 5 5 10
1-3 thn 13 91 400 5 6 15
4-6 thn 19 112 450 5 7 20
7-9 thn 27 130 500 5 7 25
Pria (thn)
10-12 34 142 600 5 11 35
13-15 46 158 600 5 15 55
16-18 56 166 600 5 15 55
19-29 60 168 600 5 15 65
30-49 62 168 600 5 15 65
50-64 62 168 600 10 15 65
65-80 60 168 600 15 15 65
80+ 58 168 600 15 15 65
Wanita (thn)
10-12 36 145 600 5 11 35
13-15 46 155 600 5 15 55
16-18 50 157 600 5 15 55
19-29 54 159 500 5 15 55
30-49 55 159 500 5 15 55
50-64 55 159 500 10 15 55
65-80 54 159 500 15 15 55
80+ 53 159 500 15 15 55
Angka Kecukupan Vitamin larut lemak untuk keadaan khusus

Kelompok BB TB Vit A Vit D Vit E Vit K


umur (kg) (cm) g/haria g/hari mg/hari g/hari
Hamil
Timester 1 800 5 15 55
Trimester 2 800 5 15 55
Trimester 3 800 5 15 55
Menyusui
0-6 bulan 850 5 19 55
7-12 bulan 850 5 19 55
Angka kecukupan vitamin larut air

Kelompok BB (kg) TB Tiamin Riboflavin Niasin A.Folat Piridoksin Vit.B12 Vit.C


umur (cm) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mg) (mcg) (mg)
Bayi/Anak
0 – 6 bln 6 61 0,3 0,3 2 65 0,1 0,4 40
7 – 11 bln 9 71 0,4 0,4 4 85 0,3 0,5 40
1-3 thn 13 91 0,5 0,5 6 150 0,5 0,9 40
4-6 thn 19 112 0,8 0,6 8 200 0,6 1,2 45
7-9 thn 27 130 0,9 0,9 10 200 1,0 1,5 45
Pria (thn)
10-12 34 142 1,0 1,0 12 300 1,3 1,8 50
13-15 46 158 1,2 1,2 14 400 1,3 2,4 75
16-18 56 166 1,3 1,3 16 400 1,3 2,4 90
19-29 60 168 1,2 1,3 16 400 1,3 2,4 90
30-49 62 168 1,2 1,3 16 400 1,3 2,4 90
50-64 62 168 1,2 1,3 16 400 1,3 2,4 90
65-80 60 168 1,2 1,3 16 400 1,7 2,4 90
80+ 58 168 1,2 1,3 16 400 1,7 2,4 90
Wanita (thn)

10-12 36 145 1,0 1,0 12 300 1,2 1,8 50


13-15 46 155 1,1 1,0 13 400 1,2 2,4 65
16-18 50 157 1,1 1,0 14 400 1,2 2,4 75
19-29 54 159 1,0 1,1 14 400 1,3 2,4 75
30-49 55 159 1,0 1,1 14 400 1,3 2,4 75
50-64 55 159 1,0 1,1 14 400 1,5 2,4 75
65-80 54 159 1,0 1,1 14 400 1,5 2,4 75
80+ 53 159 1,0 1,1 14 400 1,5 2,4 75
Angka kecukupan vitamin larut lemak
pada keadaan khusus
Kelompok BB TB Tiamin Riboflavin Niasin A.Folat Piridoksin Vit.B12 Vit.C
umur (kg) (cm) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mg) (mcg) (mg)

Hamil
Timester 1 +0,3 +0,3 +4 +200 +0,4 +0,2 +10

Trimester 2 +0,3 +0,3 +4 +200 +0,4 +0,2 +10


Trimester 3 +200 +0,4 +10
+0,3 +0,3 +4 +0,2
Menyusui
0-6 bulan +0,3 +0,4 +3 +100 +0,5 +0,2 +25
7-12 bulan +0,3 +0,4 +3 +100 +0,5 +0,2 +25
Angka kecukupan mineral dan elektrolit

Kelompok BB Kalsium Fosfor Magnesium Besi2) Iodium 3) Seng4) Selenium Mangan Fluor Tembaga Kromium Natrium Kalium
umur (/kg) (mg) (mg) (mg) (mg) (g) (mg) (g) (mg) (mg) (mg) (µg) (mg) (mg)

Bayi/Anak
6 200 0,2
0 – 6 bln 100 30 0.25 90 1.5 5 0,003 0.01 200 120 400
9 250 5,5
7 – 11 bln 250 54 10 90 4 10 0,6 0.4 220 200 700
13 650 11
1-3 thn 500 65 7 90 4 17 1,2 0.6 340 250 1000
19 1000 15
4-6 thn 500 95 8 120 5 20 1,5 0.8 440 300 1400
27 1000 20
7-9 thn 500 135 10 120 6 20 1,7 1.2 570 400 1600
Pria (thn)
34 1200 25
10-12 1250 153 13 120 7 20 1,9 1.7 700 500 2000
46 1200 30
13-15 1250 207 19 150 8 30 2,2 2.3 795 500 2000
56 1200 35
16-18 1250 252 13 150 8 30 2,3 2.7 890 500 2000
60 1100 35
19-29 700 360 13 150 6 30 2,3 2.7 900 500 2000
62 1000 35
30-49 700 372 13 150 7 30 2,3 3.0 900 500 2000
62 1000 30
50-64 700 372 13 150 7 30 2,3 3.0 900 300 2000
60 1000 30
65-80 700 360 13 150 7 30 2,3 3.0 900 200 2000
58 1000 30
80+ 700 348 13 150 7 30 2,3 3.0 900 200 2000
Wanita (thn)

36 1200 21
10-12 1250 162 14 120 6 20 1,6 1.8 700 500 2000
46 1200 22,5
13-15 1250 207 26 150 8 30 1,6 2.4 795 500 2000
50 1200 24
16-18 1250 225 26 150 7 30 1,6 2.5 890 500 2000
54 1100 25
19-29 700 324 26 150 5 30 1,6 2.5 900 500 2000
55 1000 25
30-49 700 330 26 150 5 30 1,8 2.7 900 500 2000
55 1000 20
50-64 700 330 12 150 5 30 1,8 2.7 900 300 2000
54 1000 20
65-80 700 324 12 150 5 30 1,8 2.7 900 200 2000
53 1000 20
80+ 700 318 12 150 5 30 1,8 2.7 900 200 2000
Penatalaksanaan diet
 Adalah:
- Implementasi Keb. Energi, Zat Gizi Makro,
Zat Gizi Mikro  RANCANGAN MENU

a. PRINSIP DIET
- intake < out put energi
- pengurangan energi bertahap
- KH 50-60%, Lemak 20-30%, Protein 10%
- Tinggi Serat
penatalaksanaan diet
b. SYARAT DIET
- 3x makan lengkap 2-3x selingan
- penurunan energi 300-500 Kkal
- BM beragam, pengolahan bervariasi dan
rendah lemak
- Edukasi/Konseling

Makan Pagi  sangat penting, ¼ energi total


sehari, menghindari makan berlebihan pada
waktu makan berikutnya
PENATALAKSANAAN DIET
 Diterjemahkan dalam susunan menu sebagai berikut

Pagi Nasi
Dadar telur sayuran
Oseng
Tu m is s a y u r a n
Susu rendah lemak
Selingan Jus Mangga
Siang Nasi
Ikan Bakar
Ta h u B a c e m
Sayur asem
Pepaya
Selingan Rujak buah
Malam Nasi
Ayam panggang
Ta h u i s i s a y u r a n
Cap cay sayuran
Jambu biji
PENATALAKSANAAN DIET
Anjuran Gizi
• 3x makan lengkap, 2-3x selingan
• Diutamakan KH Kompleks (roti gandum, beras merah,
bayam, daun singkong, brokoli, mangga, pepaya,
pisang)
• Protein (BM hewani yg rendah lemak, BM nabati
meningkatkan asupan serat)
• Buah selalu ada (pengolahan tdk ditambah susu dan
gula, hindari yg berkalori tinggi)
• Pengolahan : mengukus, menumis, mengetim,
memanggang
• Makanan jajan  kaya serat, padat gizi
c. alur konseling

Langkah 1. Membangun dasar-dasar konseling


(Salam, perkenalan diri, mengenal klien, membangun hubungan, jelaskan tujuan

Langkah 2. Menggali Permasalahan


(mengumpulkan data-data untuk dasar diagnosa dari semua aspek dengan metode ASSESMEN)

Langkah 3. Memilih Solusi


Memilih alternatif solusi, menggali alternatif penyebab masalah gizi dengan menegakkan DIAGNOSA

INTERVENSI

Langkah 4. Memilih Rencana Langkah 5. Memperoleh Komitmen


Komitmen untuk melaksanakan perlakuan
Bekerjasama dengan klien untuk melihat khusus, membuat rencana realistis,
Alternatif dalam memilih upaya diet dan menjelaskan tujuan, prinsip dan ukuran
Perubahan perilaku yang diimplementasi porsi makanan

Langkah 6. Monitoring Evaluasi


Ulangi dan tanyakan kembali apakah kesimpulan dan konseling dapat dipahami klien pada
kunjungan berikutnya, lihat proses dan dampak
Konseling gizi
d. Langkah-Langkah Konseling
1. Membangun dasar-dasar konseling
2. Menggali Permasalahan
(Data antropometri, biokimia, klinis/fisik, riwayat makan, riwayat
personal)
3. Memilih Solusi dengan menegakkan diagnosis
- Masalah: Domain intake, domain klinis, domain
perilaku
- Etiologi
- Gejala danTanda (Signs dan symptoms)
4. Intervensi memilih rencana
5. Memperoleh Komitmen
6. Monitoring dan Evaluasi
MONEV
 Tatalaksana Gizi Kegemukan dan Obesitas pada Anak
Sekolah
Penanggung Kegiatan Data yang dikumpulkan
Jawab
Ahli Gizi Pengukuran BB,TB, IMT,penentuan Status Gizi
Antropometri
Anamnesis  Kebiasaan makan
Riwayat Gizi  Jenis bahan makanan yang biasa
dikonsumsi
 Frekuensi makan sehari
 Porsi makan
 Asupan makan sehari
 Pantangan terhadap makanan
 Riwayat aktivitas fisik
Diagnosis gizi,  Menetapkan diagnosa gizi
Intervensi gizi dan  Perhitungan kebutuhan gizi,
Konseling gizi penentuan jenis diet, syarat diet,
penyusunan menu
 Konseling gizi
TATALAKSANA GIZI PADA ANAK
GEMUK DAN OBES
 Monitoring Evaluasi
- Untuk mengetahui apakah target/tujuan
tercapai
- Jadwalkan pertemuan lanjutan
- Kesepakatan bersama (klien dan konselor)
- Indikator Monev (data antropometri, data
riwayat makan, penerapan makanan
seimbang, hambatan)
- Apabila ada perkembangan baik  diberikan
reward
Contoh kasus: Tatalaksana gizi kasus obesitas anak

f. Anjuran Gizi
1. Konsumsi sayur dan buah ++
2. Hindari minuman manis (soft drink, sirup, minuman kemasan)
3. Hindari kegiatan yg bersifat statis (menonton TV, main game, tidur)
4. Aktifitas fisik >1 jam/hari
5. Membawa bekal
6. Biasakan makan bersama keluarga
7. Tidak menunda rasa lapar terlalu lama
8. Tidak menyimpan makanan yang tinggi kalori, tinggi lemak
9. Sarapan pagi
10. Makanlah degan perlahan
11. Tidak makan sambil menonton televisi.
12. Melibatkan seluruh anggota keluarga
13. Mengijinkan anak mengatur sendiri jumlah makanannya .
Contoh kasus: Tatalaksana gizi kasus obesitas anak

g. Monitoring Evaluasi
1. Penurunan berat badan, dengan menimbang tiga kali
seminggu.
2. Asupan makanan setiap hari.
3. Pola makanan seimbang untuk asupan sehari-hari.
4. Peningkatan aktivitas fisik.
5. Penerapan anjuran gizi
Anjuran diet
• Dianjurkan selalu ada sayuran dan buah dalam menu sehari.

• Lauk hewani dipilih yang sedikit mengandung lemak seperti : ayam


tanpa kulit, daging tanpa lemak.

• Pilih cara pemasakan yang sedikit menggunakan minyak.

• Bila memungkinkan makan siang dan selingan selama disekolah


dibawakan dari rumah atau anak selalu diberi bekal buah atau
juice buah saat di sekolah.

• Kurangi atau hindari minuman manis diganti dengan makanan


rendah kalori seperti buah atau juice buah tanpa gula.
TATA LAKSANA AKTIVITAS FISIK PADA
ANAK SEKOLAH GEMUK DAN OBES

ERT 140728 49
DEFINISI AKTIVITAS FISIK
• setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot2 rangka dan
menghasilkan pengeluaran tenaga & energi (pembakaran
kalori)
• semua kegiatan yang dilakukan dari mulai bangun pagi sampai
tidur di malam hari (24 jam)
• diukur dalam kilokalori
• Contoh: aktivitas menyapu rumah  mengeluarkan energi 
3,90 kkal/menit
CATATAN AKTIVITAS FISIK ANAK
NO KATEGORI KEGIATAN
1. Rendah mandi, berpakaian, makan, masak, cuci
piring, cuci pakaian, setrika, beres2 rumah,
membereskan tempat tidur, sapu lantai,
jalan-jalan, mengasuh adik bayi , main
musik,
2. Sedang cuci mobil, pel, sapu halaman, mengasuh
adik balita, jalan kaki, jogging, renang,
senam, menari, ballet, sepeda
3. Tinggi sepatu roda, skate board, kompetisi (sepak
bola, futsal, tennis, bulu tangkis, basket,
voli, softball, basket)

ERT 140728 51
ALUR PEMERIKSAAN ANAK GEMUK/OBESITAS

Anak gemuk dan obesitas

Penilaian aktivitas fisik

Konsultasi ke dokter di puskesmas

Layak Tidak layak

Penilaian Kebugaran Jasmani Konsultasi ke dokter sp. terkait

Konseling
Layak Tidak layak

Monitoring Terapi

Evaluasi Pencatatan & Pelaporan

ERT 140728 52
LF/OR BAIK
• Dimulai sejak dini  tidak ada kata terlambat
• Pilih sesuai kesenangan, kemampuan & minat
• Sesuai kondisi fisik medis:
– Kegemukan/obesitas: latihan intensitas sedang,
durasi cukup, hindari gerakan yang membebani
sendi penyangga tubuh, lutut & kaki
• Tidak menimbulkan dampak negatif:
– cedera & keluhan fisik

ERT 140728 53
LF/OR BENAR
• Dilakukan bertahap
• Tahap latihan:
– Pemanasan & peregangan
– Latihan inti  bervariasi sesuai minat &
kesenangan
– Pendinginan & peregangan

ERT 140728 54
LF/OR TERATUR
WHO  AF 4 kategori:
• Hidup aktif: setiap hari melakukan AF ringan-sedang
selama > 10 menit
• AF utk sehat: setiap hari melakukan AF sedang-berat
selama > 30 menit
• LF utk bugar: 3-5x/minggu melakukan AF sedang-berat
selama > 20 menit
• LF utk OR: durasi & frekuensi tergantung tingkat KJ
seseorang dg LF terprogram

ERT 140728 55
TATALAKSANA PENYAKIT PENYERTA
KEGEMUKAN DAN OBESITAS
Prinsip Tata Laksana Penyakit Penyerta
Kegemukan dan Obesitas
• Terapi Konvensional
– Pola makan yang benar
– Pola aktivitas fisik yang benar
– Modifikasi perilaku dengan orangtua sebagai panutan
serta melibatkan anggota keluarga, teman, dan guru

• Terapi intensif (farmakoterapi & terapi bedah) dapat


diterapkan dengan persyaratan pada anak dan
remaja obes yang mengalami penyakit penyerta dan
tidak memberikan respons pada terapi konvensional
Pola makan yang benar  Asuhan Nutrisi

• Menentukan status gizi (gemuk/obesitas)


– Klinis & IMT
• Menentukan kebutuhan kalori yang diberikan
– Kalori = RDA menurut usia tinggi badan x BB Ideal
• Menentukan jalur pemberian makanan
– Oral/Enteral/Parenteral
• Menentukan bentuk makanan yang diberikan (komposisi,
pantangan)  tergantung penyakit penyerta
• Monitoring
– Subjektif : tolerabilitas & akseptabilitas
– Objektif : BB, TB, IMT
Klinis & IMT
Arya,♂, TB 144 cm, BB 72 kg

• IMT = 34,72 (IMT > + 2 SD)


• BB Ideal menurut TB = 37 kg
• Height age (usia TB) = 11 tahun
TB Akt • RDA menurut height age = 55 kal (hal.
113)

• Kebutuhan kalori
BB Akt
= RDA menurut height age x BB Ideal
= 55 x 37 = 2035 kal
• Jalur : oral
BB Ideal • Bentuk, komposisi & pantangan 
tergantung penyakit penyerta
• Monitoring

Height Age
Aplikasi pola makan
• Pemberian diet seimbang sesuai requirement daily allowances (RDA)
– Komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 30%, dan protein cukup untuk tumbuh
kembang normal (15-20%)
– Bentuk dan jenis makanan harus dapat diterima anak, serta tidak dipaksa
mengonsumsi makanan yang tidak disukai
– Pengurangan kalori berkisar 200–500 kalori sehari dengan target penurunan
berat badan 0,5 kg per minggu
– Penurunan berat badan ditargetkan sampai mencapai kira-kira 20% di atas berat
badan ideal atau cukup dipertahankan agar tidak bertambah karena
pertumbuhan linier masih berlangsung

• Terjadwal
– Makan besar 3x/hari dan camilan 2x/hari yang terjadwal (camilan diutamakan
dalam bentuk buah segar)
– Diberikan air putih di antara jadwal makan utama dan camilan, serta
– Lama makan 30 menit/kali
Pola aktivitas fisis yang benar
• Center for Disease Control and Prevention Amerika Serikat
menganjurkan anak dan remaja harus melakukan latihan fisis setiap
hari selama 60 menit atau lebih, yang terdiri dari aktivitas aerobik,
penguatan otot, dan penguatan tulang
– Aktivitas aerobik
• Latihan fisis yang dapat dilakukan setiap hari selama 60 menit atau lebih
• Contoh aktivitas aerobik dengan intensitas sedang (jalan cepat) atau intensitas
bugar (lari)
• Aktivitas aerobik dengan intensitas bugar dilakukan paling sedikit tiga kali
dalam satu minggu.
– Penguatan otot (muscle strengthening)
• Contoh senam atau push-up, dilakukan paling sedikit tiga kali dalam satu
minggu sebagai bagian dari total latihan fisis selama 60 menit atau lebih
– Penguatan tulang (bone strengthening)
• Contoh lompat tali atau berlari, dilakukan paling sedikit tiga kali dalam satu
minggu sebagai bagian dari total latihan fisis selama 60 menit atau lebih
Aplikasi aktivitas fisis
Kelompok Usia
Tipe Latihan
fisis Anak Remaja
Aerobik  Rekreasi aktif, seperti mendaki, bermain skateboard  Rekreasi aktif, seperti bermain kano, mendaki, ski, bermain skateboard atau
dengan atau sepatu roda sepatu roda
intensitas  Jalan cepat
sedang  Bersepeda
 Melakukan pekerjaan rumah atau halaman, seperti menyapu atau mendorong
mesin pemotong rumput
 Bermain dengan gerakan melempar dan menangkap, seperti baseball, softball,
bola basket, dan bola voli

Aerobik  Bermain aktif, seperti berlari dan mengejar  Bermain aktif berlari dan mengejar, seperti sepak bola
dengan  Bersepeda  Bersepeda
intensitas  Melompat tali  Melompat tali
bugar  Bela diri, seperti karate  Bela diri, seperti karate
 Berlari  Berlari
 Olahraga, seperti hoki es atau lapangan, bola basket,  Olahraga, seperti tenis, hoki es atau lapangan, bola basket, berenang
berenang, tenis, atau senam  Menari
 Aerobik
 Cheerleading atau senam

Penguatan otot  Bermain tarik tambang  Bermain tarik tambang


 Push-up dimodifikasi (dengan lutut di lantai)  Push-up
 Olahraga resistans menggunakan berat badan atau  Olahraga resistans menggunakan exercise band, alat beban, beban pada tangan
resistance band  Panjat tebing
 Memanjat tali atau pohon  Sit-up
 Sit-up  Cheerleading atau senam
 Berayun pada peralatan bermain atau palang
 Senam

Penguatan  Melompat, skipping  Melompat, skipping


tulang  Melompat tali  Melompat tali
 Berlari  Berlari
 Olahraga, seperti senam, bola basket, bola voli, tenis  Olahraga, seperti senam, bola basket, bola voli, tenis
Modifikasi perilaku (anak & orangtua)

• Pengawasan sendiri terhadap berat badan, masukan makanan, dan aktivitas fisis,
serta mencatat perkembangannya
• Kontrol terhadap rangsangan/stimulus,
– Contoh : tidak makan/ngemil pada saat menonton televisi karena menonton televisi dapat menjadi
pencetus makan
– Orangtua diharapkan dapat meniadakan semua stimulus di sekitar anak yang dapat merangsang
keinginan untuk makan
• Mengubah perilaku makan
– Belajar mengontrol porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi, serta mengurangi makanan camilan
• Penghargaan
– Orangtua dianjurkan untuk memberikan dorongan, pujian terhadap keberhasilan atau perilaku
sehat yang diperlihatkan anaknya, misalnya makan makanan menu baru yang sesuai dengan
program gizi yang diberikan, berat badan turun, dan mau melakukan olahraga
• Pengendalian diri
– Contoh : dapat mengatasi masalah apabila menghadapi rencana bepergian atau pertemuan sosial
yang memberikan risiko untuk makan terlalu banyak, yaitu dengan memilih makanan yang
berkalori rendah atau mengimbanginya dengan melakukan latihan tambahan untuk membakar
energi
Modifikasi perilaku
• Orangtua, anggota keluarga, teman, dan guru harus
dilibatkan dalam tata laksana obesitas
– Peran orangtua/keluarga dalam mengobati sangat efektif dalam
penurunan berat badan atau keberhasilan pengobatan dengan
menyediakan nutrisi yang seimbang
– Seluruh anggota keluarga ikut berpartisipasi dalam program diet,
mengubah perilaku makan dan aktivitas yang mendukung
keberhasilan anak, serta menjadi bagian dari keseluruhan program
komprehensif tersebut.
– Guru dan teman sekolah juga diharapkan ikut mendukung tata
laksana obesitas
• Contoh : memberikan pujian bila anak yang gemuk berhasil mengikuti
program diet atau menurunkan berat badannya, dan sebaliknya tidak
mengejek anak gemuk.
Penyakit Penyerta Kegemukan dan Obesitas
pada Anak
ASMA

• Manifestasi Klinis
– Napas pendek, batuk dan mengi, intoleransi
aktivitas fisik
– Ekspirasi memanjang
• Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
–-

• Tata Laksana
– Sesuai tatalaksana asma di Puskesmas
Gangguan Tidur (obstructive sleep
apnea/sindrom hipoventilasi obesitas)
• Manifestasi klinis
– Mengorok yang disertai henti napas saat tidur
– Sering terbangun saat tidur
– Mengantuk di siang hari
– Pembesaran tonsil

• Pemeriksaan penunjang & Laboratorium


– Foto pencitraan untuk menilai pembesaran adenoid
– Polisomnografi

• Tata Laksana
– Rujuk RS
Diabetes Melitus tipe-2

• Manifestasi Klinis
– Sering kencing, anak yang sudah tidak
ngompol, jadi ngompol lagi
– Sering haus/ banyak minum
– Sering lapar/ banyak makan
– Berat badan menurun.
– Seringkali tanpa gejala khas
Lanjutan ......

Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium


◦ Skrining dimulai bila sudah timbul tanda pubertas atau usia 10
tahun, dan dilakukan tiap 2 tahun.
◦ Kadar gula darah puasa > 126 mg/ dL atau gula darah sewaktu
> 200 mg/ dL  menandakan diabetes
◦ Kadar gula darah puasa > 100 mg/ dL  disebut sebagai
prediabetes, yang merupakan risiko diabetes di kemudian hari

Tatalaksana
◦ Rujuk RS
Hiperlipidemia

• Manifestasi Klinis
– Umumnya tanpa gejala
• Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
– Profil lipid darah (kolesterol total, trigliserida,
LDL, dan HDL)
– Nilai normal lipid darah
• Kolesterol total <200 mg/dL
• Trigliserida <110 mg/dL
• LDL <110 mg/dL
• HDL >40 mg/dL
Lanjutan Hiperlipidemia........
 Tatalaksana :
Diet National Cholesterol Education Program
(NCEP) step I :
- asupan lemak ≤ 30% dari kalori total
- kolesterol < 300 mg/dL, dan
- asam lemak jenuh < 10% dari kalori total
 selama 8 minggu dan dilakukan
pemeriksaan profil lipid darah ulang
 Hasil profil lipid darah ulang tidak normal

Diet NCEP step II


Lanjutan Hiperlipidemia........

 Diet NCEP step II :


- Asupan lemak ≤ 30% dari kalori total,
- kolesterol < 200 mg/dL,
- dan asam lemak jenuh < 7% dari kalori total
 selama 8 minggu dan dilakukan pemeriksaan
profil lipid darah ulang
 Bila hasil pemeriksaan profil lipid darah ulang
tidak normal  Rujuk RS
Hipertensi
 Manifestasi Klinis
• Pusing, Nyeri Kepala

 Pemeriksaan Penunjang &


Laboratorium
• Pengukuran tekanan darah
dengan sfigmomanometri
dengan ukuran manset yang
sesuai
Peningkatan tekanan darah sistolik atau diastolik menurut The
National Heart , Lung, Blood Institute

 Klasifikasi
• Derajat 1
• Tekanan darah sistolik atau diastolik di atas P95 – P99
+ 5 mmHg menurut jenis kelamin, usia, dan tinggi
badan berdasarkan Tabel Tekanan Darah The National
Heart Lung, Blood Institute

• Derajat 2
• Tekanan darah sistolik atau diastolik di atas P99 + 5
mmHg menurut jenis kelamin, usia, dan tinggi badan
berdasarkan Tabel Tekanan Darah The National Heart
Lung, Blood Institut
Kurva CDC
2000
Anak laki-laki,
usia 12 tahun,
TB 144 cm,
tekanan darah
130/90 mmHg

Plot tinggi badan


ke dalam kurva
CDC 2000 
P25
Hipertensi
• Tata Laksana
– Pemberian obat anti hipertensi sesuai dengan
panduan tatalaksana hipertensi pada anak
– Bila tidak berhasil  rujuk RS
Perlemakan Hati
• Manifestasi Klinis
– Umumnya tanpa gejala
– Beberapa mengalami nyeri perut kanan atas dan hepatomegali
ringan

• Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium


– Peningkatan SGOT/SGPT di atas 2 kali nilai normal.
– Dilakukan pada anak mulai usia 10 tahun, setiap 2 tahun, dengan :
• IMT > +2 SD
• + 1 SD < IMT < +2SD dengan faktor risiko (obesitas pada
orangtua, riwayat obesitas, DM tipe II, hipertensi, dan
hiperlipidemia dalam keluarga)
Batu Empedu

• Manifestasi Klinis
– Nyeri perut hebat yang hilang timbul di perut kanan
atas dan ulu hati

• Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium


– USG Hati dan empedu

• Tatalaksana
– Rujuk RS
Penyakit Blount
 Manifestasi Klinis
– Biasanya timbul di usia setelah 8 tahun.
– Bengkok pada tungkai, tanpa nyeri
 Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
– Pencitraan tulang tungkai bawah
 Tatalaksana
– Rujuk ke dokter spesialis bedah tulang/ ortopedi
Hale, JM. Blount's Disease: A Brief, Illustrative Overview.
http://www.hss.edu/conditions_blount-disease-brief-illustrative-overview.asp
Skoliosis
 Manifestasi Klinis :
 Nyeri Punggung
 Pemeriksaan Penunjang dan
Laboratorium :
 Pencitraan tulang
belakang
 Tatalaksana :
 Rujuk ke dokter spesialis
bedah tulang/ ortopedi
dan spesialis rehabilitasi
medik
http://www.scoliosisdoc.com/2011/10/a-three-dimensional-approach-to-
treating-scoliosis/
Akantosis Nigrikans
• Manifestasi Klinis
– Sering kali ditemukan pada anak obes
– Merupakan tanda peningkatan risiko terhadap
resistensi insulin
• Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
– Seperti pada pemeriksaan diabetes
• Tatalaksana
– Bila ditemukan dengan diabetes  Rujuk RS
Iritasi dan Lecet di Daerah Lipatan

• Manifestasi Klinis :
- sering ditemukan pada obesitas berat
- disebabkan karena kontak antar kulit
akibat gesekan dan lembab

• Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium


• Pengecatan dengan KOH
• Pengecatan gram
• Tatalaksana :
◦ Salep topikal yang mengandung
antibiotik bila agen penyebab diduga
bakteri.
◦ Salep topikal yang mengandung anti
jamur bila agen penyebab diduga jamur
◦ Bila tidak ada perbaikan  rujuk ke RS
Gangguan Kejiwaan/Depresi
• Afek datar
• Cemas
• Tidak menyukai bentuk tubuh sendiri (body
dissatisfaction)
• Napsu makan berlebih
• Lelah
• Kesulitan tidur
• Menghindari sekolah
• Gangguan dalam interaksi sosial
• Tidak percaya diri
• Pemeriksaan penunjang :
 Evaluasi oleh Psikolog

• Tatalaksana :
 Rujuk ke RS
ERT 140728 90

Anda mungkin juga menyukai