Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

“PEMERIKSAAN & PENGUKURAN”

OLEH :
Amalia Maghfirah Usman
Asyfa Aulia Rahma
Magfirah Aslam
Nanni

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASAR


TAHUN AJARAN 2018/2019
LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN
ANTROPOMETRI

A. PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
 Definisi Antropometri
Adalah suatu pengukuran dari bermacam-macam ukuran fisik dan
komposisi tubuh pada berbagai kelompok umur dan tingkat gizinya. Ukuran fisik
: Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB), Lingkar Kepala, Lingkar Lengan Atas
(LILA). Berbagai kelompok umur : standar berbeda untuk tingkat umur tertentu
misal: untuk balita lain dengan untuk dewasa.
 Beberapa Cara Pengukuran Fisik
 Pengukuran Tinggi Badan
Dilakukan pada anak dan orang dewasa yang dapat berdiri
 Pengukuran Panjang Badan
Untuk bayi atau anak < 2 tahun
 Pengukuran Lingkar Kepala
Untuk mengukur pertumbuhan otak
 Pengukuran Berat Badan
Dilakukan pada bayi dengan timbangan bayi
Dilakukan untuk anak dan orang dewasa yang dapat berdiri dengan
menggunakan “beam balance scale”
 Pengukuran Panjang Lutut
Untuk mereka yang tidak bisa beridiri atau mengalami kelainan
pertumbuhan tulang belakang untuk memperkirakan Tinggi Badannya.

 Pengukuran Fisik Antropometri


Hasil pengukuran fisik dinyatakan dalam bentuk parameter antara lain :
 Berat Badan (BB) dalam kg,
 Tinggi Badan ( TB ) dalam m,
 Panjang Badan (PB) dalam cm,
 Panjang Lutut (PL) dalam cm,
 Lingkar Kepala (LK) dalam cm

B. PROSEDUR PELAKSANAAN
Tujuan :
 Mengetahui tinggi dan berat badan
 Menilai tinggi dan berat badan pasien secara ideal

Alat Dan Bahan :


 Timbangan
 Microtoise staturmeter
 Meteran

Prosedur Kerja :
1. Umum
 Jelaskan prosedur kepada klien
 Atur posisi pasien
 Ukur tinggi badan klien
 Ukur berat badan klien
 Catat hasil
 Evaluasi

2. Khusus

 PROSEDUR PENIMBANGAN RESPONDEN DEWASA ATAU ANAK YANG


SUDAH BISA BERDIRI

1.Aktifkan alat timbang dengan cara menekan TOMBOL sebelah kanan (warna BIRU).
Mula-mula akan muncul angka 8,88, dan tunggu sampai muncul angka 0,00. Bila
muncul bulatan (O) pada ujung kiri kaca display, berarti timbangan siap digunakan.
2.Responden diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di tengah alat timbang
tetapi tidak menutupi jendela baca .
3.Perhatikan posisi kaki responden tepat di tengah alat timbang, sikap tenang (JANGAN
BERGERAK-GERAK) dan kepala tidak menunduk (memandang lurus kedepan)
4.Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan tunggu sampai angka tidak
berubah (STATIS)
5.Catat angka yang terakhir (ditandai dengan munculnya tanda bulatan O diujung kiri
atas kaca display) dan isikan pada kolom: Berat Badan pada formulir RKD.IND.
Bagian XI. No 1. Angka hasil penimbangan dibulatkan menjadi satu digit misal 0,51 -
0,54 dibulatkan menjadi 0,5 dan 0,55 - 0,59 dibulatkan menjadi 0,6
6.Minta Responden turun dari alat timbang
7.Alat timbang akan OFF secara otomatis.
8.Untuk menimbang responden berikutnya, ulangi prosedur 1 s/d 7.
 PROSEDUR PENGUKURAN TINGGI BADAN PADA RESPONDEN DEWASA
ATAU ANAK YANG SUDAH BISA BERDIR

1. Cara Pengukuran Berdiri membelakangi dinding dimana microtoie terpasang dengan


posisi siap santai (bukan siap militer)
2. tangan disamping badan terkulai lemas, tumit, betis, pantat, tulang belikat dan kepala
menempel di dinding.
3. Pandangan lurus ke depan. Sebagai pegukur harus diperiksa ketentuan ini sebelum
membaca hasil pengukuran.
4. Tarik microtiose ke bawah sampai menempel ke kepala.
5. Bagi terukur yang berjilbab agak sedikit ditekan agar pengaruh jilbab bisa
diminimalisir.
6. Untuk terukur yang memakai sanggul harus ditanggalkan lebih dahulu atau digeser ke
bagia kiri kepala.
7. Saat pengkuran, sandal, dan topi harus dilepas. Baca hasil ukur pada posisi tegak
lurus dengan mata (sudut pandang mata dan skala microtoise harus sudut 90 derajat).
Pada gambar di atas, apabila terukur lebuh tinggi dai Pengukur, maka pengukur harus
menggunakan alat peningi agar posisi baca tegak lurus.
8. Bacaan pada ketelitian 0,1 cm, artinya apabila tinggi terukur 160 cm, harus ditulis
160,0 cm (koma nol harus ditulis). Tinggi badan kurang dari 145 cm atau kurang
merupakan salah satu risti pada ibu hamil. Luas panggul ibu dan besar kepala janin
mungkin tidak proporsional, dalam hal ini ada dua kemungkinan yang terjadi:
a. Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin/kepala tidak
besar.
b. Panggul ukuran normal tetapi anaknya besar/kepala besar. Pada kedua
kemungkinan itu, bayi tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa, dan
membutuhkan operasi Sesar.

Teknik Pelaksanaan :

Anamnesis pasien
 Nama : Nanni
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Umur : 19 Tahun
 Status : Mahasiswi
 Hobby : main
 Alamat : paccinongang,Gowa
 TB : 156 cm
 BB :55 kg

Penatalaksanaan Pengukuran :

 Menghitung Berat Badan Ideal Rumus BMI (Body Mass Index)


 IMT(BMI) = Berat Badan (Kg) / (Tinggi badan (m) x Tinggi
badan(m).
Teknik Pelaksanaan :

BMI = (55) / (1.56) x (1.56)


= (55) / (2,50)
= 22 Kg/m2
(Normal)

 Menghitung Berat Badan Dengan Rumus Brocha


Rumus menghitung berat badan ideal pria
 Berat badan ideal pada pria = (Tinggi badan(cm) – 100) – (15% x
Tinggi badan – 100)

Teknik Pelaksanaan :

Berat badan ideal = (156 – 100) – (0,15 x 156 – 100)


= (56) – (0,15 x 56)
= 56 – 8,4
= 47,6
Berat badan ideal Nanniadalah 47,6Kg

Jenis Pengukuran Dokumentasi


 Pengukuran Panjang Depan

TEKNIK PELAKSANAAN :

1. Subyek berdiri dengan kaki dan


bahu menempel melawan
tembok sepanjang pita
pengukuran ditempel di tembok.
2. Pembacaannya dilakukan dengan
skala 0,1 cm mulai dari bagian
ujung jari tengah tangan kanan
hingga ujung jari tengah tangan
kiri.
Panjang depa pada pasien atas
nama Nanni adalah 156 Cm.

 Pengukuran Lingkar Kepala

Teknik Pelaksanaan :

1. Melingkarkan alat ukur berupa


pita seperti yang digunakan oleh
tukang jahit di kepala bayi, tepat
di atas alis dan telinga bayi.

Lingkar kepala pada pasien atas


nama Nanno adalah 54 Cm.
 Pengukuran Lingkar Lengan Atas
( Lila )

Teknik Pelaksanaan :

1. Subjek diminta untuk berdiri


tegak.
2. mintalah subjek untuk
membuka lengan pakaian
yang menutup lengan kiri
atas.
3. untuk menentukan titik
tengah, siku subjek menekuk
90 derajat, dengan telapak
tangan menghadap ke atas.
Pengukur berdiri di belakang
subjek dan menentukan titik
tengah antara tulang atas pada
bahu kiri dan siku.
4. Tandailah titik tengah tersebut
dengan pena
5. Dengan tangan tergantung
lepas dan siku lurus di
samping badan dan telapak
tangan menghadap ke paha.
6. ukurlah lingkar lengan atas
pada posisi yang sudah diberi
tanda, dengan pita centi
meter/ alat pengukur LILA
yang menempel pada kulit.
7. lingkar lengan atas dicatat
pada skala 0,1 cm terdekat.
Jika LILA lebih dari 33 cm,
pakai pita cm.

Lingkar kepala pada pasien atas


nama Nanni adalah 27 Cm.

Anda mungkin juga menyukai