FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA
SEMESTER III
BUKU SKILLS LAB
1. Deskripsi Skills Lab Pediatri
Dalam Skills Lab Pediatri mahasiswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok
belajar yang masing-masing kelompok akan dipandu oleh seorang tutor. Tutor akan
memberikan pengarahan tentang tatacara pemeriksaan fisik pada anak sehat meliputi :
- Anamnesa (history taking) pada penderita anak
- Pemeriksaan fisik pada bayi dan anak yang lebih besar
- Pemeriksaan tumbuh kembang anak
- Pemberian gizi bayi dan anak sehat
Skills Lab Pediatri pada mahasiswa semester III ini akan dibatasi pada lingkup
pemeriksaan fisik anak sehat.
2. Tujuan Pembelajaran
2.1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti Skills Lab Pediatri mahasiswa semester III diharapkan mampu
memahami tatacara rangkaian pemeriksaan fisik pada bayi dan anak sehat.
3. Standar Kompetensi
Setelah menyelesaikan Skills Lab Pediatri, mahasiswa diharapkan akan dapat mencapai
kompetensi sebagai mana digariskan dalam buku Standar Kompetensi Dokter Indonesia,
yaitu :
1
1. Memahami dan mampu melakukan pemeriksaan fisik pada bayi dan anak sehat
untuk menunjang keterampilan klinis, memperoleh dan mengelola informasi
yang akurat untudapa mengembangkan managemen penatalaksaan dalam
masalah kesehatanan serta mengembangkan etika dan moral.
2. Mampu mencari dan menganalisis informasi ilmiah yang didapat dari anamnesa
dan pemeriksaan fisik sebagai dasar untuk memecahkan masalah kedokteran.
3. Menerapkan kemampuan mawas diri dengan pola piker ilmiah terkait dengan
hasil pemeriksaan fisik pada anak.
2
Gambar 1. Jadwal imunisasi sesuai rekomendasi IDAI.
Keterangan : Imunisasi yang tersedia di Puskesmas/ Posyandu adalah BCG, OPV,
Hepatitis Uniject, Pentabio (DPT/ Hib/ HepB) dan Campak
3
Gambar 2. Contoh jadwal makanan bayi
4
- Frekuensi nafas
Frekuensi nafas dapat ditentukan dengan inspeksi, palpasi atau auskultasi. Frekuensi
nafas dipengaruhi umur, aktifitas, emosi dan penyakit. Frekuensi nafas normal pada anak
Usia < 1 tahun = 30 – 50 x per menit
Usia 1 – 5 tahun = 25 – 30 x per menit
Usia 5 – 12 tahun = 20 – 25 x per menit
Usia > 12 tahun = 15 – 20 x per menit
- Berat badan
Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan timbangan elektronik, timbangan
bayi, dacin, maupun timbangan injak yang ditera teratur. Penimbangan bayi dilakukan
dalam keadaan telanjang sedangkan pada anak dengan memakai baju dalam saja.
- Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada anak sampai dengan usia 2 tahun dengan berbaring
menggunakan infantometer. Bagian atas infantometer menempel pada ubun-ubun bayi
sedangkan bagian bawah menempel pada telapak kaki bayi setelah tungkai bayi
diluruskan. Anak usia di atas 2 tahun diukur dengan berdiri menggunakan alat
stadiometer yang mengukur tinggi badan dari telapak kaki sampai permukaan puncak
kepala.
A B
5
A B
Gambar 4. Grafik panjang/tinggi badan untuk umur WHO/NCHS anak laki-laki dan perempuan
6
Gambar 5. Grafik berat badan untuk umur WHO/NCHS anak laki-laki dan perempuan
7
Gambar 6. Grafik berat badan untuk panjang badan WHO/NCHS anak laki-laki dan perempuan
- Indeks masa tubuh ( Body Mass Index ) 8
Pengukuran indeks massa tubuh didapatkan dari data berat badan dan tiggi badan. Dapat
dihitung dengan rumus : BB (kg) / TB2 (m)
Gambar 7. Grafik IMT/ BMI untuk umur WHO/ NCHS anak laki-laki dan perempuan
9
Gambar 8. Tabel interpretasi kurva pertumbuhan WHO/ NCHS
Keterangan : Stunted = perawakan pendek, Severely stunted = sangat pendek/ kerdil,
Underweight = gizi kurang, Severely underweight = gizi buruk, Wasted = kurus,
Severely wasted = sangat kurus, Overweight = gizi lebih, Obese = obesitas
- Lingkar kepala
d. Thoraks/ Dada
- Pada bayi thoraks berbentuk bulat (sirkular) atau barrel chest, sedang pada anak besar
berbentuk elips. Bentuk seperti corong atau funnel chest dengan mencekungnya sternum
kemungkinan karena kelainan kongenital demikian juga pada pigeon chest.
A B
Gambar 11. Barrel chest (A), pigeon chest (B) dan funnel chest (C)
- Pada inspeksi dinding dada dicari adanya tarikan dinding dada ke dalam serta inspeksi
periode inspirasi dan ekspirasi
12
- Diperhatikan pola nafas, antara lain pernafasan Cheyne Stokes dan pernafasan
Kussmaul. Pernafasan Kussmaul ditandai dengan pola nafas yang cepat dan dalam
sedangkan pernafasan Cheyne Stokes ditandai dengan periode pernafasan dalam dan
cepat diselingi oleh periode lambat dan dangkal atau periode apnea.
e. Abdomen/ Perut
- Pada inspeksi diperhatikan bentuk perut, distensi abdomen serta umbilikus pada bayi.
- Pada perabaan / palpasi dicari adanya ketegangan dinding perut, nyeri tekan, benjolan
atau tumor serta perabaan hati dan limpa.
- Menentukan pembesaran hati dengan pengukuran 3 dimensi a x b x c dengan cara :
a. Dari inguinal mid clavicular line kanan ke arah atas sampai costa bawah kanan mid
clavicular line
b. Dari umbilicus ke arah costa bawah kanan mid clavicular line
c. Dari umbilicus ke arah procesus xiphoideus
- Menentukan besar limpa dengan metode Schuffner dengan gradasi 1 – 8 yang diukur
dengan perabaan dari SIAS kontra lateral ke arah arcus costa kiri.. Pembesaran limpa S4
perabaan sampai umbilikus, S8 pada SIAS kontra lateral.
Hepar
Limpa
B C
Gambar 13. Hipospadia dan epispadia (A), hydrocele (B), hernia (C)
h. Ekstremitas
- Pemeriksaan umum adanya deformitas, kelumpuhan, edema dan cara berjalan.
- Pemeriksaan sendi-sendi.
- Pemeriksaan jari-jari, dilihat adanya kelainan bawaan seperti polidaktili, sindaktili, serta
clubbing finger atau jari tabuh.
14
i. Pemeriksaan refleks pada bayi
- Sucking reflex, sebagai respon menyusu terhadap puting maupun jari pemeriksa pada
mulut bayi.
- Rooting reflex, kepala bayi akan berpaling ke arah muka yang disentuh.
- Traction response, bayi dalam posisi berbaring kemudian ditarik kedua tangannya ke
posisi duduk. Respon mula-mula kepala terkulai ke belakang kemudian berusaha
menegakkan kepala sesaat.
- Palmar grasp reflex, dengan cara meletakkan jari pemeriksa pada telapak tangan bayi
maka bayi akan menggenggam.
- Vertical suspension positioning, pada bayi normal kepala tetap berada di garis tengah,
fleksi pada semua anggota gerak untuk menahan gaya berat.
- Moro reflex, bayi dalam posisi telentang kemudian kepalanya dibiarkan jatuh beberapa
senti dengan cepat dan hati-hati ke tangan pemeriksa maka bayi akan kaget dengan
lengan direntangkan dalam posisi abduksi ekstensi dan tangan terbuka disusul dengan
gerakan lengan adduksi dan fleksi.
- Tonic neck reflex, bayi dalam posisi telentang kepala di garis tengah dan anggota gerak
dalam posisi fleksi kemudian kepala ditolehkan ke kanan maka akan terjadi ekstensi
anggota gerak kanan.
15
A B C
Gambar 14. Reflex rooting (A), Palmar grasp (B), Moro (C), Tonic neck (D)
10. Pada inspeksi, kulit anak yang sehat tidak tampak pucat (anemis), kuning
(ikterus), atau kebiruan (sianosis). Permukaan kulit cukup halus tanpa
adanya tanda-tanda perlukaan, perdarahan (petekie, ekimosis, hematom)
dengan pigmentasi yang normal (tidak hipo atau hiper pigmentasi), tidak
didapatkan adanya pembengkakan (edema) serta turgor kulit yang normal
11. Cara memeriksa turgor dengan mencubit kulit di bagian perut beberapa
waktu kemudian dilepaskan kembali. Pada turgor yang normal kulit akan
segera kembali pada keadaan semula, akan tetapi bila turgor berkurang
maka kulit tidak segera kembali akan tetapi memerlukan beberapa waktu
17. Pemeriksaaan mulut meliputi warna bibir, luka pada mulut, gusi, gigi
geligi, mukosa mulut, palatum, lidah, uvula, dinding faring dan tonsil.
18. Telinga diperhatikan adanya sekret, perlukaan dan respon terhadap suara.
19. Pemeriksaan pembesaran kelenjar getah bening pada leher dan belakang
kepala.
20. Inspeksi bentuk thoraks. Pada bayi thoraks berbentuk bulat (sirkular)
atau barrel chest, sedang pada anak besar berbentuk elips. Bentuk seperti
corong atau funnel chest dengan mencekungnya sternum kemungkinan
karena kelainan kongenital demikian juga pada pigeon chest.
21. Pada inspeksi dinding dada dicari adanya tarikan dinding dada ke dalam
serta inspeksi periode inspirasi dan ekspirasi.
22. Diperhatikan pola nafas, antara lain pernafasan Cheyne Stokes dan
pernafasan Kussmaul. Pernafasan Kussmaul ditandai dengan pola nafas
yang cepat dan dalam sedangkan pernafasan Cheyne Stokes ditandai
dengan periode pernafasan dalam dan cepat diselingi oleh periode lambat
dan dangkal atau periode apnea.
24. Pada perabaan / palpasi dicari adanya ketegangan dinding perut, nyeri
tekan, benjolan atau tumor serta perabaan hati dan limpa.
25.
Me Menentukan pembesaran hati dengan pengukuran 3 dimensi
a x b x b x c dengan cara :
a. Dari inguinal mid clavicular line kanan ke arah atas sampai costa
bawah kanan mid clavicular line
d. b. Dari umbilicus ke arah costa bawah kanan mid clavicular
e. line
f. c. Dari umbilicus ke arah procesus xiphoideus
28. Pada anak perempuan dilihat adanya sekret, sekret vagina keputihan
hingga hemoragis pada bayi pada umumnya normal sampai usia 4
minggu.
29. Dilihat adanya iritasi, fisura, prolapsus, atresia ani ataupun anus
imperforate.
33. Sucking reflex, respon menyusu terhadap puting maupun jari pemeriksa
pada mulut bayi.
34. Rooting reflex, kepala bayi akan berpaling ke arah muka yang disentuh.
35. Traction response, bayi dalam posisi berbaring kemudian ditarik kedua
tangannya ke posisi duduk. Respon mula-mula kepala terkulai ke
belakang kemudian berusaha menegakkan kepala sesaat.
36. Palmar grasp reflex, dengan cara meletakkan jari pemeriksa pada telapak
tangan bayi maka bayi akan menggenggam.
37. Vertical suspension positioning, pada bayi normal kepala tetap berada di
garis tengah, fleksi pada semua anggota gerak untuk menahan gaya berat.
38. Moro reflex, bayi dalam posisi telentang kemudian kepalanya dibiarkan
jatuh beberapa senti dengan cepat dan hati-hati ke tangan pemeriksa maka
bayi akan kaget dengan lengan direntangkan dalam posisi abduksi
ekstensi dan tangan terbuka disusul dengan gerakan lengan adduksi dan
fleksi.
39. Tonic neck reflex, bayi dalam posisi telentang kepala di garis tengah dan
anggota gerak dalam posisi fleksi kemudian kepala ditolehkan ke kanan
maka akan terjadi ekstensi anggota gerak kanan.
Total Skor