PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
A. Pengkajian Fisioterapi
sebagai berikut:
1. Identitas Pasien
Identitas pasien terdiri dari (1) nama: An. M, (2) tempat dan tanggal lahir:
Kupang, 5 November 2018, (3) nama ayah: Bp.N, (4) nama ibu: Ny.D, (5) alamat:
2. Pemeriksaan Umum
tentang keadaan fisik pasien secara umum yang meliputi: (1) suhu tubuh, (2)
tekanan darah, (3) denyut nadi, (4) pernafasan, (5) status gizi, (6) lingkar kepala.
a. Suhu Tubuh
Sehingga dapat mengetahui anak dalam keadaan demam atau normal dan dapat
dilakukan dengan cara: (1) persiapan alat berupa thermometer digital, (2) posisi
anak berada di samping terapis, (3) tekan tombol on sebelum digunakan (4)
20
21
(5) kemudian ditunggu hingga terdengar bunyi thermometer digital, kurang lebih
berlangsung selama 1 menit (6) lalu keluarkan thermometer dan kita dapat
mengetahui suhu tubuh anak yang tertera pada thermometer. Normalnya suhu tubuh
b. Tekanann Darah
sebelum diterapi. Terdiri dari tekanan sistolik dan diastolik. Pada pemeriksaan ini
dapat dilakukan dengan cara: (1) anak tidur telentang dan bebaskan lengan anak
dari pakaian (2) pasang manset pada anak diatas fossa cubiti dengan batas bawah
setinggi 2 cm, (3) pasang stetoskop pada telinga terapis dan membrane stetoskop
pada area yang teraba arteri brachialis, (4) kencangkan dan pompa manset secara
cepat, (7) kendorkan manset secara perlahan dan rasakan denyut awal dan akhir
yang muncul. Untuk pengukuran tekanan darah pada anak-anak disarankan lebar
manset tensimeter adalah untuk anak dibawah satu tahun yaitu 2,5 cm, untuk anak
1 tahun yaitu 5-6 cm, dan untuk anak-anak dengan usia 4-8 tahun yaitu 8-9 cm
(Hudaya. P, 2012). Terapis tidak melakukan pemeriksaan tekanan darah pada An.
c. Denyut Nadi
Pengukuran denyut nadi dilakukan dengan cara: (1) posisikan anak tidur
terlentang, (2) meraba dengan tiga jari di arteri radialis pada sisi radial
pergelangan tangan bagian ventral, (3) menghitung jumlah denyut dalam satu
menit, (4) mencatat dan menyampaikan hasil pengukuran kepada keluarga pasien
22
lalu membandingkan dengan tabel denyut nadi yang normal. Denyut nadi pada
anak baru lahir berapa pada kisaran 120-160 kali permenit secara teratur. Tetapi
akan turun secara teratur sejalan dengfan pertumbuhan anak. Pada remaja, denyut
nadi berkisar antara 70-80 kali permenit (Schwart, 2004). Hasil denyut nadi per
d. Pernafasan
saat tidur. Frekuensi pernafasan normal pada bayi baru lahir berada pada kisaran
30-50 kali/menit, mengalami penurunan pada saat anak mulai jalan menjadi 20-
40 kali/menit, 15-25 kali/menit pada saat anak mulai sekolah, dan menjadi 12
kali/menit pada saat anak mulai remaja. Didapatkan hasil 20 kali/menit, dengan
e. Status gizi
Pemeriksaan status gizi terdiri dari dua macam yaitu berat badan dan tinggi
badan pada anak. Status gizi berguna untuk mengetahui berat badan ideal sesuai
dengan indeks masa tubuh atau tingginya sesuai dengan tumbuh kembang
normalnya. Dalam hal ini dilakukan dengan mengukur berat badan dengan
Untuk menetukan berat badan normal yaitu dengan mengetahui nilai Indeks Massa
Berat (kg)
IMT =
Tinggi (m²)
23
TABEL 3.1
Berat (kg)
IMT =
Tinggi (m²)
8 kg
IMT = = 15,43
0,72 m2
Menurut data dari tabel di atas An. M masuk katagori sangat kurus.
f. Lingkar kepala
dimulai dari titik maksimum di bagian posterior pada protuberansia oksipitalis dan
Gambar 3. 1
Lingkar kepala anak laki - laki (Schwart, 2004)
cm. Berdasarkan kategori lingkar kepala anak laki laki berdasarkan usia An. M
3. Pemeriksaan Fisioterapi
a. Anamnesis
yaitu wawancara yang dilakukan secara langsung kepada pasien karena pasien
dianggap mampu menjawab pertanyaan dengan benar, (2) hetero anamnesis, yaitu
keluarga pasien ataupun orang yang mengetahui tentang pasien. Pada kasus down
25
1) Keluhan Umum
Anak belum bisa berdiri tegap, namun sudah bisa merayap dan merangkak.
Anak didiagnosa Down Syndrome oleh dokter setelah kelahiran. Pada usia
mendapatkan hasil positif. Pada usia 4 bulan anak sudah dapat berguling, namun
badannya lemas. Usia 6 bulan anak pindah ke Semarang dan menjalani terapi di Rs
Karyadi. Atas saran dari dr. Agustin saat usia 7 bulan anak juga menjalani terapi di
Ibu hamil pada usia 38 tahun. Ibu merasakan gampang capek saat hamil.
b) Riwayat Natal
Anak lahir normal pada usia kandungan 9 bulan dengan berat badan 3200
gram.
Anak sudah dapat tengkurap pada usia 3 bulan dan mampu berguling pada
usia 4 bulan.
mengalami gangguan.
6) Riwayat Imunisasi
7) Riwayat Psikososial
Anak tinggal bersama ibu dan kedua kakaknya, setiap hari diasuh ibunya.
Tinggi anak 72 cm dan berat badan 8 kg. Riwayat perkembangan anak pada
usia 3 bulan anak dapat tengkurap, sedangkan pada usia 4 bulan sudah mampu
berguling, pada usia 11 bulan anak sudah mulai merangkap. Pada saat ini usia anak
Saat pertama kali bertemu dengan anak dan sebelum dilakukan terapi,
terapis harus mengetahui sifat dasar anak tersebut. Sehingga kita perlu melakukan
1) Atensi
2) Emosi
Emosi baik, saat diterapi anak selalu tenang tidak pernah nangis.
27
3) Motivasi
Motivasi kurang baik, karena anak terlihat kurang semangat saat latihan.
4) Problem Solving
Problem solving kurang baik, saat anak diberi intruksi untuk mengambil.
5) Komunikasi
6) Pemeriksaan kognisi
c. Kemampuan Sensorik
penglihatan.
pendangaran.
motorik halus.
dalam keseimbangan
membedakan rasa.
28
d. Kemampuan Keseimbangan
statis, merupakan keseimbangan pada saat pasien diam, dan dinamis pada saat
1) Statis
2) Dinamis
membutuhkan bantuan.
sehingga terapis dapat menentukan fase mana yang akan dibenahi setelah
mengetahui keterlambatannya.
f. Tonus Postur
normal pada anggota gerak atas dan anggota gerak bawah maka pasien cenderung
g. Pola Postur
Pada fase ini dilakukan untuk mengetahui bagian atau tahapan mana yang
1) Telentang
Kepala anak tampak cenderung fleksi ke kiri, sendi bahu abduksi eksorotasi,
sendi siku semi fleksi, sendi tungkai abduksi eksorotasi, sendi lutut semi fleksi dan
2) Tengkurap
3) Berguling
Anak sudah mampu berguling dengan bahu dan tungkai mengikuti saat
4) Ke duduk
mandiri.
30
5) Duduk
Pada posisi duduk, anak mampu duduk secara mandiri dan cenderung
kifosis.
6) Merangkak
7) Berdiri
8) Ke berdiri
9) Berjalan
h. Pemeriksaan Khusus
1) Pemeriksaan Refleks
tersebut yang bertujuan untuk mengetahui level maturitas sesuai dengan usia anak.
Pada tumbuh kembang normal refleks bermula dari distal yaitu dari level spinal -
Syndrome, refleks yang perulu di periksa meliputi: (1) level spinal, (2) level
brainstem, (3) level midbrain, (4) level cortical. Refleks tersebut antara lain:
31
TABEL 3.2
HASIL PEMERIKSAAN REFLEKS LEVEL SPINAL
Reflex Cara Melakukan Usia Hasil Interpretasi
Moro Pasien tidur terlentang , Natal – 6 - Normal
terapis memberikan bulan
tekanan mendadak di
kepalanya . refleks posistif
bila anak tersebut terkejut
dan mengangkat kedua
lengannya.
Crossed Pasien tidur terlentang Natal – 1/2 - Normal
Estensor dengan satu tungkai fleksi. bulan
Terapis memberikan
stimulasi dengan cara
memfleksikan tungkai
yang lurus. Reaksi yang
terjadi adalah ekstensi
tungkai yang lain.
Flexion Pasien tidur terlentang di Natal – 1/2 - Normal
Withdrawal atas matras dengan kepala bulan
mid posisi dan tungkai
ekstensi. Posisi terapis
duduk di atas matras dan
terapis memberikan
stimulasi pada telapak kaki
anak dengan menggelitik
atau dengan yang lain.
Respon positif bila tungkai
yang diberikan stimulasi
fleksi
Exstensor Pasien tidur terlentang Natal –6 + Abnormal
Thrust diatas matars dengan bulan
kepala mid posisi, satu
tungkai fleksi dan satu
tungkai ekstensi. Terapis
memberikan trimulasi
dengan cara menggelitik
pada telapak kaki yang
fleksi. Respon positif jika
tungkai yang diberikan
stimulasi menjadi ekstensi
Sumber: Data primer, 2019
32
TABEL 3.3
HASIL PEMERIKSAAN REFLEKS LEVEL BRAINSTEM
Reflex Cara Melakukan Usia Hasil Interpretasi
Asymmetrical Pasien diposisikan 2-6 bulan - Normal
Tonic Neck terlentang dengan posisi
Reflex (ATNR) kepala midline , terapis
merotasikan kepala anak
ke kanan atau ke kiri.
Respon positif jika
lengan homolateral
dengan arah rotasi
ekstensi dan lengan
heterolateral fleksi.
Symmetrical Anak diposisikan 4/6 – 10 - Normal
Tonic Neck terlentang dengan
Bulan kepala
Reflex (STNR) posisi midline , terapis
memfleksikan kepala
anak ke depan dan
mengekstensikan kepala
anak ke belakang. Respon
positif bila kedua lengan
anak fleksi dan tungkai
ekstensi ketika kepala di
fleksikan.
Supporting Anak diangkat dalam Natal- 2 - Normal
Reaction posisi berdiriBulandiberikan
tekanan kearah lantai .
respon positif bila anak
makin menekan sesaat dan
respon negatif anak akan
melemah.
Tonic Posisiskan anak terlentang Natal- 6 - Normal
Labyrinthine dan tengkurap, bulan
Reflex (TLR) observasikan tonus otot
pada kedua posisi tersebut.
Respon positif jika pada
posisi terlentang terdapat
tonus otot ekstensor yang
maksimal sedangkan pada
posisi tengkurap terdapat
tonus otot fleksor yang
maksimal.
Sumber: Data primer, 2019
33
TABEL 3.4
HASIL PEMERIKSAAN REFLEKS LEVEL MIDBRAIN
Reflex Cara Melakukan Usia Hasil Interpretasi
Neck Posisi anak tidur telentang Natal – 6 - Normal
righting lengan dan tungkai posisi bulan
lurus, Lalu terapis
merotasikan kepala anak.
Respon positif jika badan ikut
berputar kearah rotasi kepala
yang diputar.
Optical Posisi anak duduk dengan 7/12 + Abnormal
righting mata terbuka lalu terapis bulan –
memberikan stimulasi dengan akhir
menggoyangkan tubuh ke hayat
segala arah. Respon positif
jika didapatkan anak condong
ke posisi berlawanan kepala
tegak wajah vertical, mata
tetap tegak dan mulut
horizontal.
Neck Posisi anak diposisikan tidur 7/12 + Abnormal
righting terlentang diatas matras, bulan –
body on kemudian terapis memegang akhir
body salah satu tungkai anak, hayat
difleksikan dan diarahkan ke
salah satu sisi kanan atau kiri.
Respon positif jika seluruh
tubuh berputar mengikuti
kepala secara segmental satu
per satu dimulai dari kepala,
badan, kemudian alat gerak
bawah.
Sumber: Data primer, 2019
34
Pada refleks level cortical reaksi refleks yang dijumpai adalah reaksi dalam
ini dilakukan dengan cara posisi telentang, tengkurap, merangkak, dan duduk
bersimpu.
TABEL 3.5
HASIL PEMERIKSAAN REFLEKS LEVEL CORTICAL
Reflex Cara Melakukan Usia Hasil Interpretasi
Reaksi Posisi cara anak tidur 6 Bulan – - Abnormal
keseimbangan terlentang di papan goyang Akhir hayat
terlentang terapi mengayunkan papan
ke kiri maka responya jika
papan di goyangkan ke kiri
maka lengan dan tungkai
kanan akan ekstensi, dan
sebaliknya.
Reaksi Posisi anak tidur tengkurap 6 Bulan – - Abnormal
keseimbangan di papan goyang terapis Akhir hayat
tengkurap menggoyangkan papan ke
kiiri maka responnya jika di
goyangkan ke kiri maka
lengan dan tungkai kanan
akan ekstensi dan
sebaliknya.
Reaksi Posisi anak duduk bersimpu 21 Tahun – - Abnormal
keseimbangan di papan goyang, lalu terapis Akhir hayat
bersimpu menggoyangkan papan maka
responya jika papan di
goyangkan maka lengan
akan lurus ke samping.
Reaksi Posisi anak merangkak diatas 6 Bulan – - Abnormal
keseimbangan papan goyang lalu terapis Akhir hayat
merangkak menggoyangka papan maka
responnya jika papan
digoyangkan maka tangan
akan lurus ke samping.
Sumber : Data primer, 2019
berikut:
R = terdapat refleks
mainan yang diletakkan jauh dari jangkauaannya sehingga menstimulus anak untuk
mengambil mainana tersebut. Pemeriksaan ini dilakukan pada grup otot fleksor
shoulde, abductor shoulder, fleksor elbow, ekstensor wrist, fleksor hip, abduktor
hip, adduktor hip, fleksor knee, fleksor ankle, ekstensor ankle, rotasi trunk
(Wahyono, 2016).
36
TABEL 3.6
bahwa gerakan yang terjadi pada anak dapat dilakukan disebabkan adanya
kekuatan otot.
37
test
a) Persiapan alat
tanggal 5 November 2018 dan hari perkiraan lahir 5 November 2018. Sehingga
Hpx = 2019 – 11 – 6
HLx = 2018 – 11 – 5
Usia rill = 1 – 1 – 1
Sehingga usia rill nya 1 tahun 1 hari, berarti umurnya 12 bulan 1 hari,
V = Item lulus
M = Anak menolak
TABEL 3.7
HASIL PEMERIKSAAN TUMBUH KEMBANG DENGAN DDST
Sektor Kemampuan Keterangan Interpretasi
Personal Tepuk tangan V Sektor personal
sosial Menyatakan keinginan tanpa O social semua
menangis item penilaian
Daag daag tangan O normal tanpa ada
Main bola dengan pemeriksa V keterlambatan
Menirukan kegiatan V
Minum dari cangkir O
Motorik Membenturkan 2 kubus V` Sektor motorik
halus Menaruh kubus di cangkir O halus semua item
penilaian normal
tanpa ada
keterlambatan
adalah abnormal karena terdapat 1 sektor dengan 2 delay dan 1 sektor dengan 1
terjadi abnormalitas pada sektor bahasa yaitu mengucapkan 3 silabel yang sama
serta sektor motorik kasar bangkit terus duduk dan berdiri 2 detik.
i. Pemeriksaan penunjang
j. Deformitas/kecacatan
B. Problematika Fisioterapi
muncul berupa: (1) impairment yaitu body sructure: hipotonus general, head
perkembangan kognitif dan motoris, (2) functional limitation yaitu anak belum
mampu berdiri dan berjalan secara mandiri, (3) participation restriction yaitu
C. Tujuan Fisioterapi
untuk jangka pendek dan panjang. Tujuan jangka pendek yang ingin dicapai oleh
terapis adalah (1) meningkatkan kontrol kepala, (2) meningkatkan tonus otot, (3)
bawah dan anggota gerak atas. Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai oleh
terapis adalah (1) melanjutkan program jangka pendek yang belum tercapai, (2)
usia anak.
latihan, play therapy, neuro development delay, dan neuro senso motor reflex
integration.
berupa sentuhan, yang akan mempengaruhi propioseptif, visual atau auditori untuk
mengembangkan gerakan dan pola gerak utama. Neuro senso motor reflex
Integration dilakukan pada posisi tidur terlentang, tidur miring, dan posisi anak
tidur tengkurap.
1) Stimulasi Taktil
terapis dimulai dari ujung kepala kemudian turun ke wajah, bahu kemudian diberi
penekanan, dilanjutkan ke tangan beri penekanan pada siku dan pergelangan tangan
lalu kembali kebahu, selanjutnya beri usapan pada dada, perut , panggul diberi
penekanan, dilanjutkan lagi pada kaki beri penekanan pada bagian lutut dan
2) Stimulasi bintang
a) Stimulasi angka 1
Stimulasi angka 1 dilakukan dengan satu tangan terapis pada sacrum 2 kemudian
tangan lainnya digunakan untuk melakukan usapan. Usapan dimulai dari sacrum 2
42
menuju ke 6 titik yaitu: (1) incisura jugularis, (2) sendi bahu kanan, (3) sendi bahu
kiri, (4) sendi tungkai kiri, (5) sendi tungkai kanan, dan (6) melingkar tubuh.
b) Stimulasi gelombang
ujung jari jari tangan dan ossa carpalia membentuk gerakan seperti ulat berjalan.
Stimulasi gelombang dimulai dari sacrum 2 menuju ke 6 titik yaitu: (1) incisura
jugularis, (2) sendi bahu kanan, (3) sendi bahu kiri, (4) sendi tungkai kiri, (5) sendi
tungkai kanan, dan (6) melingkar tubuh. Stimulasi gelombang dilakukan sebanyak
5 kali.
c) Stimulasi angka 8
menggunakan ujung jari. Stimulasi angka 8 dilakukan dengan satu tangan terapis
angka 8. Stimulasi angka 8 dimulai dari sacrum 2 menuju ke 6 titik yaitu: (1)
incisura jugularis, (2) sendi bahu kanan, (3) sendi bahu kiri, (4) sendi tungkai kiri,
(5) sendi tungkai kanan, dan (6) melingkar tubuh. Stimulasi angka 8 dilakukan
sebanyak 5 kali.
dan keluar tubuh. Pemberian strech dilakukan dengan satu tangan terapis pada
43
Pemberian strech dimulai dari S2 menuju ke 6 titik yaitu: (1) incisura jugularis, (2)
sendi bahu kanan, (3) sendi bahu kiri, (4) sendi tungkai kiri, (5) sendi tungkai kanan,
dan (6) melingkar tubuh. Pemberian strech diikuti dengan contrac stretch dilakukan
sebanyak 5 kali.
Stimulasi angka 1 dilakukan dengan mengusap anggota gerak atas sebanyak 5 kali
dan di lanjutkan dengan anggota gerak bawah sebanyak 5 kali. Usapan dimulai dari
ujung jari jari tangan dan ossa carpalia membentuk gerakan seperti ulat berjalan.
Stimulasi gelombang dilakukan pada anggota gerak atas sebanyak 5 kali dan
menggunakan ujung jari. Stimulasi angka 8 dilakukan pada anggota gerak atas
sebanyak 5 kali dan dilanjutkan pada anggota gerak bawah sebanyak 5 kali.
dan keluar tubuh. Pemberian strech dilakukan dengan satu tangan terapis berada di
proksimal lengan dan satunya berada di distal lengan. Beri strech yang dilanjutkan
i) Mobilisasi bahu
merayap dan menumpu. Mobilisai bahu dilakukan dengan satu tangan berada di
pangkal lengan anak kemudian gerakkan baru kearah depan 5 kali kemudian kearah
belakang 5 kali.
j) Pelvic Tilting
menggerak gerakan pelvic upward dan downward. Pelvic tilting dilakukan pada
posisi anak tidur terlentang dengan fleksi knee 450 kemudian terapis memegang
crista iliaca anak. Gerakkan pelvic upward dan downward dilakukan 5 kali
kesetiap arah.
1) Stimulasi angka 1
Stimulasi angka 1 dilakukan dengan satu tangan terapis memegangi tangan anak
sedangkan tangan satunya memberikan usapan dari pangkal lengan sampai pinggul
2) Stimulasi gelombang
ujung jari jari tangan dan ossa carpalia membentuk gerakan seperti ulat berjalan.
Stimulasi gelombang dilakukan dengan satu tangan terapis memegangi tangan anak
ke pangkal lengan anak sebanyak 5 kali kemudian lakukan disisi tubuh satunya.
3) Stimulasi angka 8
menggunakan ujung jari. Stimulasi angka 8 dilakukan dengan satu tangan terapis
dari pinggul menuju ke pangkal lengan anak sebanyak 5 kali kemudian lakukan
dan keluar tubuh. Pemberian strech dilakukan dengan satu tangan terapis berada di
pangkal lengan tangan satunya berada di pinggul anak. Beri strech yang dilanjutkan
dengan contrac stretch sebanyak 5 kali kemudian lakukan disisi tubuh satunya.
1) Stimulasi Taktil
terapis dimulai dari ujung kepala kemudian turunke bahu, diberi penekanan di bahu,
lanjutkan ke tangan beri penekanan pada siku dan pergelangan tangan lalu kembali
46
dilanjutkan lagi pada kaki beri penekanan pada bagian lutut dan pergelangan kaki.
2) Stimulasi bintang
a) Stimulasi angka 1
Stimulasi angka 1 dilakukan dengan satu tangan terapis pada sacrum 2 kemudian
tangan lainnya digunakan untuk melakukan usapan. Usapan dimulai dari sacrum 2
menuju ke 6 titik yaitu: (1) cervical, (2) sendi bahu kanan, (3) sendi bahu kiri, (4)
sendi tungkai kiri, (5) sendi tungkai kanan, dan (6) melingkar tubuh. Stimulasi
b) Stimulasi gelombang
ujung jari jari tangan dan ossa carpalia membentuk gerakan seperti ulat berjalan.
Stimulasi gelombang dimulai dari sacrum 2 menuju ke 6 titik yaitu: (1) cervical,
(2) sendi bahu kanan, (3) sendi bahu kiri, (4) sendi tungkai kiri, (5) sendi tungkai
kanan, dan (6) melingkar tubuh. Stimulasi gelombang dilakukan sebanyak 5 kali.
47
c) Stimulasi angka 8
menggunakan ujung jari. Stimulasi angka 8 dilakukan dengan satu tangan terapis
angka 8. Stimulasi angka 8 dimulai dari sacrum 2 menuju ke 6 titik yaitu: (1)
cervical, (2) sendi bahu kanan, (3) sendi bahu kiri, (4) sendi tungkai kiri, (5) sendi
tungkai kanan, dan (6) melingkar tubuh. Stimulasi angka 8 dilakukan sebanyak 5
kali.
dan keluar tubuh. Pemberian strech dilakukan dengan satu tangan terapis pada
Pemberian strech dimulai dari sacrum 2 menuju ke 6 titik yaitu: (1) cervical, (2)
sendi bahu kanan, (3) sendi bahu kiri, (4) sendi tungkai kiri, (5) sendi tungkai kanan,
dan (6) melingkar tubuh. Pemberian strech diikuti dengan contrac stretch
Stimulasi angka 1 dilakukan dengan mengusap anggota gerak atas sebanyak 5 kali
dan di lanjutkan dengan anggota gerak bawah sebanyak 5 kali. Usapan dimulai dari
ujung jari jari tangan dan ossa carpalia membentuk gerakan seperti ulat berjalan.
Stimulasi gelombang dilakukan pada anggota gerak atas sebanyak 5 kali dan
menggunakan ujung jari. Stimulasi angka 8 dilakukan pada anggota gerak atas
sebanyak 5 kali dan dilanjutkan pada anggota gerak bawah sebanyak 5 kali.
dan keluar tubuh. Pemberian strech dilakukan dengan satu tangan terapis berada di
proksimal tungkai dan satunya berada di distal tungkai. Beri strech yang dilanjutkan
dengan contrac stretch sebanyak 5 kali kemudian lakukan disisi tubuh satunya.
1) Mobilisasi Trunk
untuk merayap. Dalam posisi duduk terapis dapat menggerakkan badan anak ke
posisi fleksi dan side fleksi trunk. Mobilisasi trunk dilakukan sebanyak 5 kali dalam
setiap gerakannya.
49
gerakan untuk memastikan koreksi input dari sentuhan, vestibular, dan reseptor
somatosensoris dalam tubuh yang berfungsi untuk memperbaiki defisit neuro motor
yang mendasar, postur dan gangguan gerak. NDT bertujuan untuk mengidentifikasi
pada area area spesifik otot anti gravitasi yang mengalami penurunan tonus,
activit (sari dkk, 2016). Teknik yang digunakan dalam neuro development
treatment meliputi:
a. Aproxsimasi lengan
dilakukan pada posisi anak tidur terlentang, dengan satu tangan terapis berada di
bahu anak dengan tangan satunya pada pangkal lengan anak. Gerakan dilakukan
dengan dorong lengan untuk saling mendekatkan sendi, gerakkan secara perlahan.
pada bagian siku dengan satu tangan terapis berada pada bagian bawah lengan atas
dan tangan satunya berada pada bagian atas lengan bawah. Aproximasi pada bagian
siku dilakukan dengan dorong lengan untuk saling mendekatkan sendi, gerakkan
b. Aproxsimasi tungkai
dilakukan pada posisi anak tidur terlentang, dengan satu tangan terapis berada di
50
pinggul anak dengan tangan satunya pada pangkal tungkai anak. Gerakan dilakukan
dengan dorong lengan untuk saling mendekatkan sendi, gerakkan secara perlahan.
pada bagian lutut dengan satu tangan terapis berada pada bagian bawah tungkai atas
dan tangan satunya berada pada bagian atas tungkai bawah. Aproximasi pada bagian
lutut dilakukan dengan dorong lengan untuk saling mendekatkan sendi, gerakkan
gerak atas. Stimulasi anggota gerak atas dilakukan pada posisi anak tidur terlentang,
terapis memegang pada satu tangan anak kemudian gerakan fleksi ekstensi sendi
bahu serta gerakan fleksi ekstensi siku. Stimulasi anggota gerak atas dilakukan
anggota gerak bawah. Stimulasi anggota gerak bawah dilakukan pada posisi anak
tidur terlentang, terapis memegang pada satu tungkai anak kemudian gerakan fleksi
ekstensi sendi tungkai diikuti dengan fleksi sendi lutut dan dorsal pergelangan kaki
kemudian kembali ke posisi ekstensi sendi tungkai, ekstensi sendi lutut, plantar
sendi pergelangan kaki. Stimulasi anggota gerak bawah dilakukan sebanyak 5 kali.
e. Aproksimasi bahu
badan tetap tegak. Posisi anak duduk di depan terapis, kemudian lakukan
51
aproksimasi dengan cara kedua tangan terapis di bahu anak, berikan aproksimasi
pada bahu anak untuk stimulasi tegak. Aproksimasi bahu dilakukan sebanyak 5 kali.
f. Pelvic Tilting
menggerak gerakan pelvic upward dan downward. Pelvic tilting dilakukan pada
posisi anak tidur terlentang dengan fleksi knee 450 kemudian terapis memegang
crista iliaca anak. Gerakkan pelvic upward dan downward dilakukan 5 kali kesetiap
arah.
menstabilkan base of support. Latihan duduk berdiri diawali dengan anak duduk di
guling kecil dan terapis berada di belakang anak. Fiksasi kaki anak yang di
sejajarkan dengan lebar bahu anak. Beri aba-aba untuk anak berdiri, kemudian beri
h. Latihan Kneeling
memperbaiki postur. Latihan kneeling diawali dengan anak duduk timpuh (kedua
tungkai dibebani tubuh), dengan pegangan terapis pada axilla anak. Kemudian
terapis memberi aba-aba kepada anak untuk mengangkat badannya ke atas dan
Lalu dilanjutkan dengan menapakkan salah satu kaki yang diikuti kaki satunya,
i. Latihan berjalan
Ketika anak berjalan terapis memperhatikan Key Point of Cntrol (KPC) pasien yaitu
F. Home Program
selalu menaruh mainan di atas meja kecil saat bermain sehingga anak tidak
berdiri, dan jalan merayap di tembok setiap pagi dan sore hari.
G. Rencana Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan pada kondisi down syndrome terdiri dari evaluasi
sesaat yang dilakukan setelah tindakan fisioterapi dan evaluasi berkala yang
1. Evaluasi Sesaat
2. Evaluasi berkala
terapis dapat mengetahui progress dari terapi yang diberikan dari terapi satu ke
terapi dua dan seterusnya. Pada rencana evaluasi mingguan/ bulanan terdiri dari :
53
1) Evaluasi refleks
TABEL 3.8
HASIL EVALUASI PEMERIKSAAN REFLEKS
Level Refleks Hasil Interpretasi
Spinal Flexor withdrawl - Normal
Extensor thurst + Abnormal
Crossed extensor - Normal
Moro - Normal
Brainstem ATNR - Normal
STNR - Normal
Supporting Reaction - Normal
TLR - Normal
Midbrain Neck righting - Normal
Optical righting + Abnormal
Neck righting body on body + Abnormal
Kortikal Keseimbangan terlentang - Abnormal
Keseimbangan tengkurap - Abnormal
Keseimbangan bersimpu - Abnormal
Keseimbangan merangkak - Abnormal
TABEL 3.9
HASIL EVALUASI PEMERIKSAAN KEKUATAN OTOT
DENGAN XOTR
T0 T3
06-11-2019
11-11-2019
PEMERIKSAAN
D S D S
tanggal 5 November 2018 dan hari perkiraan lahir 5 November 2018. Sehingga
Hpx = 2019 – 11 – 6
HLx = 2018 – 11 – 5
Usia rill = 1 – 1 – 1
Sehingga usia rill nya 1 tahun 1 hari, berarti umurnya 12 bulan 1 hari,
TABEL 3.10
HASIL EVALUASI TUMBUH KEMBANG DENGAN DDST
Sektor Kemampuan Keterangan Interpretasi
T0 T3
06-11-2019
11-11-2019
Personal Tepuk tangan V V Sektor
sosial Menyatakan keinginan O O personal
tanpa menangis social semua
Daag daag tangan O O item penilaian
Main bola dengan V V normal tanpa
pemeriksa V V ada
Menirukan kegiatan O O keterlambatan
Minum dari cangkir
Motorik Membenturkan 2 kubus V` V` Sektor
halus Menaruh kubus di O O motorik halus
cangkir semua item
penilaian
normal tanpa
ada
keterlambatan
Bahasa Mengucapkan 3 silabel O O Sektor bahasa
yang sama V V tidak lulus
Mengoceh O O dengan satu
Papa / mama spesifik O O delay
1 kata O O
2 kata O O
3 kata V V
Papa mama tidak
spesifik
terapi pertama kali (T0) sampai terapi terakhir (T3) dapat disimpulkan bahwa belum
ada kemajuan tumbuh kembang anak. Hasil masih abnormal karena terdapat 1
57
tumbuh kembang menurut denver terjadi abnormalitas pada sektor bahasa yaitu
mengucapkan 3 silabel yang sama serta sektor motorik kasar bangkit terus duduk
H. Pembahasan
dalam rumusan masalah. Dalam hal ini akan membahas tentang anak yang berumur
12 bulan berjenis kelamin laki laki menderita down syndrome dengan keluhan anak
pemeriksaan umum meliputi: suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi, pernafasan,
status gizi, dan lingkar kepala. Pada pemeriksaan umum ini memiliki kendala yaitu
pada pemeriksaan tekanan darah tidak dapat dilakukan karena peralatan fisioterapis
riwayat penyakit sekarang, riwayat pre natal, riwayat natal, riwayat post natal,
tonus postur, dan pola postur. Pada pemeriksaan fisioterapi ini tidak ada kendala
dalam pemeriksaan.
58
berupa pemeriksaan refleks level spinal, level brainstem, level midbrain, level
terhadap aktivitas anak serta anak belum mampu untuk menerima arahan dari
terapis dan anak sulit umtuk menerima stimulus yang diberikan terapis. Oleh karena
itu penulis menggunakan skala XOTR karena lebih mudah digunakan daripada
indeks lain.
fisioterapi berupa neuro senso motor reflex integration dan neuro development
treatment (NDT). Namun selain pemberian neuro senso motor reflex integration
dan neuro development treatment, anak juga diberikan metode lain seperti postural
ketentuan dari klinik. Untuk pelaksanaan neuro senso motor reflex integration
dilakukan pada posisi tidur terlentang, tidur miring, dan posisi anak tidur tengkurap.
Teknik yang digunakan dalam neuro senso motor reflex integration yaitu stimulasi
stimulasi angka 8, strech dan contract stretch, kemudian mobilisasi bahu, pelvic
dan fasilitasi. Dalam pelaksanaan terapi penulis memiliki kendala pada saat
59
pelaksanaan neuro senso motor reflex integration pada saat posisi tidur miring yaitu
pemberian stimulasi pada tubuh bagian samping anak seringkali tidak dapat
miring tetapi juga dilakukan dalam keadaan tidur terlentang mengikuti kemauan
dilakukan 6 kali, tetapi karena orang tua anak terkadang berhalangan untuk mebawa
anak terapi maka terapi hanya dapat dilakukan hingga 3 kali terapi.