PENDAHULUAN
100.000 populasi, yang terdiri dari 537 Penyakit Paru Obstruksi Kronis dan 188
Asma (WHO, 2009). Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah
menunjukkan bahwa nampak tingkat kematian tertinggi pada pasien rawat inap di
rumah sakit adalah pneumonia sebesar 7,6%. Pada pasien rawat jalan, gambaran
Pernapasan bagian atas akut lainnya memiliki jumlah kasus terbanyak sebesar
Saat ini penyakit efusi pleura masih menunjukan prevalensi yang tinggi.
Di Indonesia mencapai 2,7 % dari penyakit infeksi saluran napas lainnya (Depkes
RI, 2006). Sedangkan prevalensi efusi pleura di dunia diperkirakan sebanyak 320
tergantung dari etiologi penyakit yang mendasarinya. Hasil penelitian di salah satu
rumah sakit di India pada tahun 2013-2014 didapatkan prevalensi efusi pleura
2015).
1
2
pada perempuan akan lebih tinggi jika keganasan sebagai penyebab terbanyak
(Surjanto, 2012).
Struktur paru sendiri dibungkus oleh membran tipis yang disebut pleura.
Lapisan terluar paru membran paru yang melekat dinding thoraks. Lapisan dalam
pleura menempel ke paru. Pada saat ekspansi rongga thoraks terjadi selama
dalam, yang akan mengembangkan paru diantara pleura lapisan dalam dan luar
terdapat ruang / rongga pleura. Ruang paru ini terisi milliliter cairan yang
mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan
membawa gaya kolaps (rekoil) elastis paru. Mekanisme paru tetap dapat
terletak diantara permukaan visceral dan parental, adalah proses penyakit primer
penyakit lain, secara normal ruang pleura mengandung sejumlah kecil cairan (5-
bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer, 2009). Efusi pleura merupakan keadaan di
pleura. Reaksi inflamasi dan keganasan yang ada pada pasien efusi pleura dapat
efusi pleura (Saguil, 2014). Keadaan ini dapat mengancam jiwa karena cairan
terapi yang dapat diberikan diantaranya latihan pernapasan dalam atau deep
breathing exercise untuk memperbaiki fungsi kerja paru dan bermanfaat untuk
mengatur pernapasan saat terjadi keluhan sesak nafas. Pada saat inspirasi dalam,
efusi pleura, maka dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis mengambil
Yogyakarta
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Mengacu pada rumusan masalah diatas tujuan penulisan karya tulis ini
D. Manfaat Penulisan
dapat dijadikan sebagai literatur untuk penderita efusi pleura dan dapat menjadi
mencegah efusi pleura dan mengontrol terjadinya efusi pleura, 3) Bagi Sejawat
Fisioterapi, agar dapat menjadi bahan tambahan dan masukan bagi rekan sejawat
khususnya, 4) Bagi instansi atau pendidikan diharapkan karya tulis ini bisa
menjadi tambahan sumber ilmu dan bahan bacaan di kepustakaan bagi mahasiswa