Anda di halaman 1dari 34

Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus

Efusi Pleura di RS Paru Respira Bantul

Disusun oleh :
1. Annisa Linggar Sulistyo (P27226017008)
2. Mita Nurrohma Sari (P27226017026)
3. Alysa Febriana Lestari (P27226017053)
4. Erlan Sri Harjanto N.F (P27226017067)
5. Rezy Fitriana S. (P27226017086)
6. Shania Eka Putri (P27226017092)
Definisi Efusi Pleura

Efusi pleura adalah kondisi yang ditandai oleh penumpukan


cairan diantara dua lapisan pleura. Pleura merupakan
membrane yang memisahkan paru-paru dengan dinding
dada bagian dalam (PDPI, 2017).
Etiologi

Ada banyak macam penyebab terjadinya pengumpulan


cairan pleura. Tahap yang pertama adalah menentukan
apakah pasien menderita efusi pleura jenis transudat atau
eksudat.
Patofisiologi

Efusi pleura didasari ketidakseimbangan antar produksi dan


absorpsi cairan di cavum pleura sehngga menyebabkan
akumulasi cairan pleura, baik berupa transudat maupun
eksudat. Keduanya berbentuk melalui mekanisme yang
berbeda, meskipun tidak jarang cairan pleura ditemukan
memiliki karakteristik transudat dan eksudat bersamaan.
Efusi pleura berarti terjadi penumpukan sejumlah besar
cairan bebas dalam kavum pleura.
Kemungkinan proses akumulasi cairan di rongga pleura
terjadi akibat beberapa proses yang meliputi :
1. Adanya hambatan drainase limfatik dari rongga pleura.
2. Gagal jantung yang menyebabkan tekanan kapiler paru dan
tekanan perifer menjadi sangat tinggi sehingga menimbulkan
transudasi cairan yang berlebihan ke dalam rongga pleura.
3. Menurunnya tekanan osmotik koloid plasma juga
memungkinkan terjadinya transudasi cairan yang berlebihan.
4. Adanya proses infeksi atau setiap penyebab peradangan
apapun pada permukaan pleura dari rongga pleura dapat
menyebabkan pecahnya membran kapiler dan memungkinkan
pengaliran protein plasma dan cairan ke dalam rongga pleura
secara cepat.
Tanda dan gejala

Pada efusi pleura yakni ada tiga gejala yang paling umum
dijumpai pada efusi pleura yaitu nyeri dada saat mengambil
dan menghembuskan napas, batuk, dan sesak napas. Nyeri
dada yang disebabkan efusi pleura oleh karena penumpukan
cairan di dalam rongga pleura. Gejala biasanya terasa jika
efusi pleura memasuki level menengah hingga parah atau
terjadi peradangan. Jika penumpukan masih tergolong
ringan biasanya penderita tidak merasakan apa apa.
Anatomi pernapasan

Keterangan gambar:
1. Hidung 6. Paru kiri
2. Faring 7. Cavum pleura
3. Laring 8. Diafragma
4. Trakea 9. Paru kanan
5. Bronkus 10. Epiglotis
Anatomi paru
Keterangan gambar :
1. Apical (lobus atas)
2. Posterior
3. Anterior
4. Lateral (lobus tengah paru
kanan) , superior lingular
(lobus atas paru kiri)
5.Medial (lobus tengah paru
kanan), superior lingular (lobus
atas paru kiri)
6. Apical (lobus bawah)
7. Medial basal
8. Anterior basal
9. Lateral basal
10. Posterior basal
Status klinis
• Nama : Tn. P (1967759)
• Umur : 56 Tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agam a : Islam
• Pekerjaan : Supir
• Alamat : Sambeng 1 RT 03 Poncosari,
Srandakan, Bantul, DIY
Riwayat penyakit
sekarang
Pada tanggal 09 Desember 2019 pasien menjalani
pengobatan di RS Paru Respira Bantul dan dipasang selang
SWD dan telah mengeluarkan cairan sekitar 1,5 liter setelah
terpasang selang WSD pasien mengeluhkan nyeri pada
sekitar yang terpasang WSD dan pasien kesulitan untuk
melakukan inspiasi maksimal.
Riwayat penyakit dahulu
27 Oktober 2019 pasien demam tinggi dan dibawa ke klinik
dan dinyatakan tensi tinggi. Tanggal 21 November 2019
pasien dibawa ke RS PKU dan dinyatakan gula darah
tinggi, dan terdapat banyak cairan diparu, kemudian pasien
menjalani pengobatan diRS PKU selam 6 hari tanpa
dipasang WSD. Setelah 2 minggu pulang pasien masih
merasakan sesak nafas dan keudian dibawa ke RS Respira
Bantul.
Riwayat penyakit penyerta
Pasien memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus type II.

Riwayat pribadi
bahwa pasien adalah perokok aktif namun sejak 13 tahun terakhir pasien mulai
mengurangi intensitas dalam merokok, biasanya menghabiskan satu atau dua batng
per hari. Pasien sering terpapar angin malam ketika pulang kerja dan psien sering
tidur tanpa baju dan kipasan. Pasien bekerja sebagai supir selama 30 tahun.

Riwayat keluarga
Dari pemeriksaan ini diperoleh data bahwa tidak ada anggota keluarga yang
sakit seperti yang di derita pasien.
Anamnesis sistem
• a) Kepala & Leher : Tidak ada keluhan
• b) Kardiovaskuler : Tidak ada keluhan
• c) Respirasi :Pasien tidak mengeluhkan
sesak nafas, namun ketika pagi
hari pasien mengeluarkan dahak
banyak.
• d) Gastrointestinalis :Tidak ada keluhan
• e) Urogenitalis : Tidak ada keluhan
• f) Muskuloskeletal :Tidak ada keluhan
• g) Nervorum :Nyeri pada sekitar selang
WSD yang terpasang
Pemeriksaan Fisik
• a) Tekanan darah : 128/76 mmHg
• b) Denyut Nadi : 86x/menit
• c) Pernapasan : 22x/menit
• d) Temperatur : 36oC
• e) Tinggi Badan : 163 cm
• f) Berat Badan : 54,9 kg
• g) Saurasi Oksigen : 98% dengan alat bantu oksigen
• h) IMT : 54,9/(1,63)2 = 54,9/2,6569 = 20,66 (Normal)
Inspeksi
• Inspeksi statis
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melihat dan mengamati pasien dalam
keadaan diam. Dari pemeriksaan ini didapatkan hasil WSD pada thorax
bagian kanan di ICS 5 dan terlihat mengeluarkan cairan kehijaun, terpasang
infus pada bagian kiri, terasang alat bantu oksigen (O 2 nasal), wajah pasien
terlihat pucat, ujug-ujung jari pasien pucat, clubbing finger (-), bentuk dada
normal, bahu protraksi, bahu kanan lebih tinggi, head forward.
• Inspeksi dinamis
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melihat dan mengamati pasien dalam
keadaan bergerak. Dari pemeriksaan ini didapatkan hasil ritme nafas cepat
dan pendek, pola pernafasan menggunakan pernafasan dada.
Palpasi

Palpasi
• Diketahui hasil pergerakan sangkar thorax asimetris,
kanan tertinggal, vocal fremitus paru kanan sisi depan
bagan tengah dan bawah menurun, seluruh paru kanan
sisi belakang menurun., posisi trakea deviasi ke kiri,
teraba spasme pada m.sternocleidomastoideus, m.
pectoralis.
perkusi
Dalam pemeriksaan ini didapatkan hasil terdengar suara redup pada
paru kanan sisi depan baian tengah danbawah, terdengar suara redup
pada seluruh paru kanan sisi belakang.

Auskultasi
Dalam pemeriksaan ini didapatkan hasil terdengar suara napas
vesikuler pada paru kanan menurun. Terdengar suara ronchi pada
seluruh paru anan sisi belakang. Vesikuler pada paru dextra lobusapikal
segmen anterior menurun, semakin ke bawah semakin melemah hinga
hilang, saatinspirasi terdengar suaraseperti gelembung-gelembng pada
paru dextra lobus medial hingga lobus basal semen posterior
Pemeriksaan Gerak Dasar
a) Gerak Aktif :
Leher Full ROM Tidak full Bahu Full ROM Tidak full

ROM ROM

Fleksi √   Fleksi dx/si √  

Ekstensi   √ Ekstensi dx/si √  

Rotasi dextra √   Abduksi dx/si   √

Rotasi sinistra √   Adduksi dx/si √  

Side fleksi   √      

dextra

Side fleksi   √      

sinistra
• Gerak Pasif
• Gerak Isometrik Melawan Tahanan :
• Tidak dilakukan.

Leher Full Tidak full Nyeri Tidak Bahu Full ROM Tidak full Nyeri Tidak

ROM ROM Nyeri ROM Nyeri

Fleksi √     √ Fleksi dx/si √     √

Ekstensi √     √ Ekstensi dx/si √     √

Side Fleksi √     √ Abduksi dx/si √     √

dx/si

Rotasi dx/si √     √ Adduksi dx/si √     √


Pemeriksaan Kognitif, Intrapersonal, dan
Interpersonal

• Kognitif : pasien mampu menceritakan kejadian yang


telah dialami dengan baik dan benar.
• Intrapersonal : pasien dapat berkomunikasi dengan baik
terhadap terapis serta dapat berinteraksi dengan baik
terhadap lingkungannya.
• Interpersonal : pasien mempunyai semangat untuk
sembuh.
Pemeriksaan Kemampuan Fungsional
• Fungsional dasar
• pasien mampu melakukan pernapasan dada maupun
pernapasan perut dalam posisi tidur,duduk,dan berdiri.
Pasien mampu melakkan inspirasi dan ekspirasi namun
kesulitan dalam melakukan inspirasi maksimal
• Fungsional aktivitas
• adalah pasien mampu melakukan transver ambulasi tanpa
disertai sesak napas, pasien mampu melakukan aktivitas
dressing, toileting. Tanpa disertai sesak napas maupun
menggeh-menggeh.
• Lingkungan aktivitas
• lingkungan aktivitas sehari-hari pasien adalah di pabrik
dan dijalan yang memungkinkan pasien terpapar debu
abses, selain itu pasien juga merupakan perokok aktif
yang dapat memperburuk kondisi paru-paru pasien
Pemeriksaan Spesifik
• Pemeriksaan Antopometri ekspansi thorak
Titik Inspirasi Ekspirasi Selisih

Ukur

Axilla 92cm 90cm 2cm

ICS 4 93cm 92cm 1. cm

• Pemeriksaan
No. Arus
NilaiPuncak Ekspirasi
Normal Peak Flow (APE) dengan Peak
Hasil (m/l) Flow
Hasil (%)

1. 400 L/menit 190L/menit 47,5 %

• PemeriksaanNyeri
NyeriDiampada sekitar
0 cm incisi dengan VAS
Nyeri Tekan 0,9 cm

Nyeri Gerak 1,7 cm


Diagnosa Fisioterapi
• Impairment
• Keterbatasan ekspansi sangkar thoraks (S43010), spasme otot-
otot bantu pernapasan (B4452), gangguan ventilasi.
• Functional Limitation
• Penurunan endurance
• Participation Restriction
• Pasien mampu berinteraksi dengan baik di lingkungan rumah
sakit namun terdapat keterbatasan aktivitas sosial di masyarakat
karena pasien masih rawat inap di RS Paru Respira Yogyakarta.

 
Pelaksanaan Fisioterapi
• Pursed Lips Breathing
• Posisi pasien : pasien diposisikan half lying dalam kondisi aman dan
nyaman kemudian terapis menjelaskan prosedur dan tujuan terapi
• Persiapan terapis : pastikan terapis menggunakan masker dan
hanscoon (APD) sebelum melakukan tindakan , terapis berada di
samping bed.
• Pelaksanaan fisioterapi : pasien diminta untuk inspirasi dalam dan
perlahan melalui hidung kemudian ekspirasi melalui mulut dengan
mecucu. Perbandingan inspirasi dan ekspirasi 2:4. Latihan dilakukan
4-5 kali dalam 1 set. Ulangi latihan selama 10 menit.
• Diafragmatic Deep Breathing Exercise
• Posisi pasien : pasien diposisikan senyaman mungkin dan aman
dengan posisi half lying, terapis memberikan penjelasan
mengenai prosedur breathing exercise dan tujuan terapi.
• Persiapan terapis: pastikan terapis menggunakan masker dan
hanscoon (APD) sebelum melakukan tindakan , terapis berada
di samping bed.
• Pelaksanaan fisioterapi: pasien diminta untuk menarik nafas
melalui hidung dan dihembuskan melalui mulut , namun
dangan cara mengembang ngempiskan perut. ( dada tidak boleh
terangkat ). Lakukan 3-5 kali/ sesi.
Thoracic Exspansion Exercise
• Posisi pasien: pasien diposisikan duduk senyaman mungkin dan aman,
terapis memberikan penjelasan mengenai prosedur breathing exercise
dan tujuan terapi.
• Persiapan terapis : pastikan terapis menggunakan masker dan hanscoon
(APD) sebelum melakukan tindakan , terapis berada dibelakang pasien.
• Pelaksanaan fisioterapi: kedua tangan terapis berada di thoraks bagian
atas (axilla ) diatas selang WSD dengan terapis berada di belakang
pasien. Kemudian terapis memberikan aba aba untuk menarik nafas
perlahan melalui hidung . ketika pasien menghembuskan nafas terapis
memberikan penekanan hingga batas akhir thorak mengempis. Ketika
inspirasi kedua tangan terapis mengikuti pergerakan sangkar thorak
pasien . lakukan selama 3-5 kali setiap sesi dan di ulang 3-4 kali.
• Mobilisasi Sangkar Thoraks
• Posisi pasien: pasien diposisikan duduk senyaman mungkin dan
aman, terapis memberikan penjelasan mengenai prosedur breathing
exercise dan tujuan terapi.
• Persiapan terapis : pastikan terapis menggunakan masker dan
hanscoon (APD) sebelum melakukan tindakan , terapis berada di
belakang pasien.
• Pelaksanaan fisioterapi: pasien diminta untuk menarik nafas dalam
sambil mengangkat kedua lengan keatas semampu pasien melewati
kepala dan kepala tetap dalam posisi anatomis (tidak boleh menengok
ke atas). Kemudian pasien diminta menghembuskan nafas melalui
mulut sambil menurunkan ke dua lengan kembali ke sisi tubuh. Ulangi
1-8 kali.
• Stretching Otot Bntu Pernafasan
• Posisi pasien: pasien diposisikan duduk senyaman mungkin dan aman, terapis
memberikan penjelasan mengenai prosedur stretching dan tujuan terapi.
• Persiapan terapis : pastikan terapis menggunakan masker dan hanscoon (APD)
sebelum melakukan tindakan , terapis berada di samping pasien.
• Pelaksanaan fisioterapi : 1) m.pectoralis , pasien diminta untuk meklakukan
gerakan full fleksi dan sedikit abduksi shoulder, terapis membantu memberikan
tarikan kebelakang dengan ditahan selama 8 hitungan dilakukan sebanyak 4 kali
pengulangan. 2) m.upper trapezius, pasien diminta untuk melakukan gerakan
side fleksi kepala , terapis membantu memberikan tarikan pada bahu dan kepala
dengan arah berlawanan selama 8 hitungan dengan 4 kali pengulangan. 3)
m.sternocleidomastoideus, pasien diminta untuk melakukan gerakan rotasi sisi
lateral dan ekstensi hingga maksimal, terapis memberikan bantuan dorongan agar
terulur maksimal dan ditahan selama 8 hitungan dan dilakukan sebanyak 4 kali
pengulangan.
• Sustained Maximal Inspiration (SMI) Kombinasi Dengan Gerak Aktif
• Posisi pasien : pasien diposisikan duduk senyaman mungkin dan aman
dengan posisi tangan fleksi shoulder 90o dan fleksi elbow 90o, terapis
memberikan penjelasan mengenai prosedur Sustained Maximal
Inspiration dan tujuan terapi.
• Persiapan terapis : pastikan terapis menggunakan masker dan hanscoon
(APD) sebelum melakukan tindakan , terapis berada di samping pasien.
• Pelaksanaan fisioterapi : pasien diminta untuk menarik nafas dalam
melalui hkemudia detik kemudian dihembuskan secara perlahan. Saat
menrik nafas tangan pasien diminta sambil melakukan abduksi
horizontal hingga full ROM kemudian ditahan selama tahan nafas ,
dilanjutkan gerakan adduksi horizontal saat hembuskan nafas.
• 3. Edukasi
• Memahamkan kepada pasien mengenai kondisi parunya
yang gembos karena terdesak oleh cairan yang belum keluar
sehingga paru tidak dapat bekerja optimal dan sangat perlu
latihan untuk mengoptimalkan paru. Home Program yang
dapat diberikan kepada pasien Melakukan latihan
Diafragmatic deep breathing exercise, Sustained maximal
inspiration, Thoracic exspansion exercise, Segmental
breathing, Mobilisasi sangkar thorax, Streatchinf otot bantu
pernafasan selama masing masing 10 menit setiap pagi dan
sore hari . serta latihan meniup balon 5x dalam sehari.
• Evaluasi
• Hasil pemeriksaan sebelum dan sesudah diberikannya
terapi. Data yang dapat diambil dalam pemeriksaan ini
adalah :
• Evaluasi ekspansi thorak (selisih)
Titik T1 T2 T3
Pengukuran Pre Post Pre Post Pre Post

Axilla 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm
ICS4 1 cm 1 cm 1 cm 1,5 cm 1,5 cm 1,5 cm

• Keterangan : Adanya penurunan ekspansi sangkar thorak


• Pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi Dengan Peak Expiratory Flow
T1 T2 T3
 
Pre Post Pre Post Pre Post
190 210 210 220 270 280
Hasil
/min
L
/min
L L
/min L
/min L
/min L
/min
Presentas
47,5% 52,5% 52,5% 55% 67,5% 70%
i

• Evaluasi Hasil Terapi


• Pasien atas nama Tn.P usia 56 tahun dengan diagnosa Efusi Pleura Dexstra setelah
diberikan terapi 3 kali yaitu berupa Pursed Lips Breathing , Diafragmatic Deep
Breathing Exercise, Thoracic Exspansion Exercise, Mobilisasi Sangkar Thoraks,
Stretching Otot Bntu Pernafasan , Sustained Maximal Inspiration (SMI) Kombinasi
Dengan Gerak Aktif . diperoleh hasil keluhan berkurang dan keadaan membaik.

Anda mungkin juga menyukai