Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN MATERNITAS

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Nur Elly, S.Kp,. M. Kes.

DISUSUN OLEH :

Rifana Ramadhania

P05120219078

KELAS: 2B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021
1. Tes Apgar Score Untuk Cek Kondisi Bayi Baru Lahir

Apgar score  atau penilaian skor Apgar dilakuan oleh dokter atau bidan pada setiap bayi yang
baru lahir. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan kondisi bayi sehat dan bugar untuk
dapat hidup dan beradaptasi dengan lingkungan baru di luar rahim ibu.
Tes Apgar score atau penilaian Apgar merupakan salah satu pemeriksaan fisik bayi yang
dilakukan pada menit pertama dan kelima setelah bayi lahir. Semakin tinggi nilai Apgarnya,
maka semakin baik. Nilai Apgar yang tinggi diangap dapat menjadi patokan bahwa kondisi bayi
baru lahir sehat dan bugar setelah dilahirkan

Seperti Apa Nilai pada Apgar Score?


Kata ‘Apgar’ sendiri diambil dari beberapa aspek yang diperiksa, yaitu:

 Activity (aktivitas otot).
 Pulse (denyut jantung).
 Grimace (respons dan refleks bayi).
 Appearance (penampilan, terutama warna tubuh bayi).
 Respiration (pernapasan).

Masing-masing aspek fisik pada bayi tersebut akan diperiksa oleh dokter atau bidan dengan
pemberian nilai dan hasil penilaian sebagai berikut:

1. Activity  (aktivitas otot)

 Skor 2 berarti bayi tampak bergerak aktif dan kuat.


 Skor 1 berarti bayi bergerak, namun lemah dan tidak aktif.
 Skor 0 berarti bayi tidak bergerak sama sekali.

2. Pulse  (denyut jantung)

 Skor 2 berarti jantung bayi berdetak lebih dari 100 denyut per menit.
 Skor 1 berarti jantung bayi berdetak kurang dari 100 denyut per menit.
 Skor 0 berarti detak jantung tidak terdeteksi.

3. Grimace  (respons refleks)

 Skor 2 berarti bayi meringis, batuk, atau menangis secara spontan dan dapat menarik kaki
atau tangan ketika diberi rangsang nyeri, seperti cubitan ringan atau sentilan di kaki.
 Skor 1 berarti bayi hanya meringis atau menangis hanya saat diberikan rangsangan.
 Skor 0 berarti bayi tidak menunjukkan respons sama sekali terhadap rangsangan yang
diberikan.

4. Appearance (warna tubuh)

 Skor 2 jika warna tubuh bayi kemerahan, ini merupakan warna tubuh bayi yang normal.
 Skor 1 jika warna tubuh normal, tetapi tangan atau kaki kebiruan.
 Skor 0 bila seluruh tubuh bayi sepenuhnya berwarna keabu-abuan, kebiruan, atau pucat.

5. Respiration (pernapasan)

 Skor 2 jika bayi menangis kuat dan dapat bernapas secara normal.
 Skor 1 jika bayi menangis lemah disertai rintihan dan pola napas yang tidak teratur.
 Skor 0 jika bayi tidak bernapas sama sekali.

Setelah hal-hal di atas dinilai, maka nilai dari masing-masing aspek yang diperiksa akan
dijumlahkan dan diperoleh nilai total sebesar 0-10. Berikut ini adalah hasil interpretasi Apgar
score:

 Skor di atas 7 menandakan bahwa bayi dalam kondisi baik atau sempurna.
 Skor 5-6 menandakan Si Kecil kurang sehat atau bugar dan mungkin perlu bantuan
pernapasan.
 Skor di bawah 5 merupakan keadaan gawat pada bayi yang mengindikasikan bahwa bayi
membutuhkan resusitasi segera.

Waspadai Nilai Apgar Score Rendah


Pada kasus tertentu, seperti ketika kondisi bayi kritis setelah dilahirkan, maka akan dilakukan
penilaian Apgar score kembali pada menit ke-10, menit ke-15, dan menit ke-20 untuk memantau
perkembangan kondisi bayi.
Kondisi kritis bayi bisa dilihat dari hasil total penilaian Apgar score yang rendah, yaitu 0-3.
Rendahnya nilai ini juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko kematian bayi, cacat otak,
dan epilepsi pada bayi di kemudian hari, terutama jika Apgar score tidak mengalami perbaikan
pada 20 menit pertama sejak dilahirkan.
Jika Anda melahirkan di rumah sakit atau di tempat praktek bidan, maka tes Apgar biasanya
akan dilakukan oleh dokter atau bidan pada saat bayi lahir. Bila Anda merasa bingung, tidak ada
salahnya untuk menanyakan langsung pada dokter kandungan atau dokter anak agar Anda
mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap terkait nilai Apgar Si Kecil yang baru lahir.
2. Pengukuran Antropometri BBL

1. Tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibanding dengan umur. Misalnya, BB terhadap
usia atau TB terhadap usia. Dengan demikian, dapat diketahui apakah ukuran yang
dimaksud tersebut tergolong normal untuk anak seusianya.

2. Tidak tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibandingkan dengan pengukuran lainnya
tanpa memperhatikan berapa umur anak yang diukur.

Dari beberapa ukuran antropometri, yang paling sering digunakan untuk menentukkan
keadaan pertumbuhan pada masa balita adalah :

1. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena dipakai
untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur.Pada usia beberapa hari,
berat badan akan mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari
berat badan lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang
belum diimbangi asupan yang mencukupimisalnya produksi ASI yang belum lancar.
Umumnya berat badan akan kembali mencapai berat badan lahir pada hari kesepuluh.

Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan normal pada triwulan I adalah sekitar 700 –1000
gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500 – 600 gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350 –
450 gram/bulan dan pada triwulan IV sekitar 250 – 350 gram/bulan.

Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat badan
akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6 bulanberikutnya hanya + 0,5
kg/bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25 kg/bulan. Setelah 2 tahun,
kenaikkan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. Pada tahap
adolesensia(remaja) akan terjadi pertambahan berat badan secara cepat ( growth spurt)

Selain perkiraan tersebut, berat badan juga dapat diperkirakan dengan menggunakan
rumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu :

1. Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg

2. Berat badan usia 3 – 12 bulan, menggunakan rumus :

Umur (bulan) + 9 = n + 9

3. Berat badan usia 1 – 6 tahun, menggunakan rumus :

( Umur(tahun) X 2) + 8 = 2n + 8

Keterangan : n adalah usia anak

4. Berat badan usia 6 – 12 tahun , menggunakan rumus :

Umur (tahun) X 7 – 5

Cara pengukuran berat badan anak adalah :

1. Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu, cukup
pakaian dalam saja.

2. Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin, masukkan
anak dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan. Sedangkan apabila dengan
berdiri, ajak anak untuk berdiri diatas timbangan injak tanpa dipegangi.

3. Ketika minmbang berat badan bayi, tempatkan tangan petugas diatas tubuh bayi (tidak
menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.

4. Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat badannya lebih
dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang. Selisih antara berat badan ibu
bersama anak dan berat badan ibu sendiri menjadi berat badan anak. Untuk lebih jelasnya,
dapat dilihat rumus berikut :

BB anak = (Berat badan ibu dan anak) – BB ibu

5. Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan.

6. Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu
apakah status gizi anak normal, kurang atau buruk. Untuk menentukan berat badan ini juga
dapat dilakukan dengan melihat pada kurva KMS, apakah berada berat badan anak berada
pada kurva berwarna hijau, kuning atau merah.

2. Tinggi Badan ( Panjang badan)

Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang
badan. Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Pada tahun
pertama, pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan ( 1,5 X panjang badan lahir).
Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya
sekitar 5 cm/tahun. Baru pada masa pubertas ada peningkatan pertumbuhan tinggi badan
yang cukup pesat, yaitu 5 – 25 cm/tahun pada wanita, sedangkan pada laki-laki
peningkatannya sekitar 10 –30 cm/tahun. Pertambahan tinggi badan akan berhenti pada
usia 18 – 20 tahun.

Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan
rumus dari Behram (1992), yaitu :

a. Perkiraan panjang lahir : 50 cm

b. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 Panjang Badan Lahir


c. Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahir

d. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1 tahun

e. Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir

f. Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun

Atau dapat digunakan rumus Behrman (1992):

a. Lahir : 50 cm

b. Umur 1 tahun : 75 cm

c. 2 – 12 tahun ; umur (tahun) x 6 + 77

Cara pengukuran tinggi badan anak adalah :

a. Usia kurang dari 2 tahun :

1. Siapkan papan atau meja pengukur. Apabila tidak ada, dapat digunakan pita pengukur
(meteran)

2. Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai menempel pada
meja (posisi ekstensi)

3. Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus dengan
meja pengukur) lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.

4. Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tanda
pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian
puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua tanda tersebut
dengan pita pengukur.

b. Usia 2 tahun atau lebih :

1. Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan
bokong, punggung dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan
menempel pada alat pengukur.

2. Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan posisi
horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.

3. Lingkar kepala

Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan
tidak dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar
kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan
pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala
paling cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama
lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun
lingkar kepala hanya bertambah + 10 cm

Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah :

a. Siapkan pita pengukur (meteran)

b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian
anterior menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian tentukan hasilnya

c. Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala

4. Lingkar Lengan Atas (Lila)


Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas
sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya
ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.

Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot
yang tidak berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan
gizi dan pertumbuhan anak prasekolah.

Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :

a. Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri,
yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan
pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan lengan
kanan sehingga ukurannya lebih stabil.

b. Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas seperti pada gambar ( dapat
digunakan pita pengukur). Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat
pengukuran.

c. Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur

d. Catat hasil pada KMS

5. Lingkar Dada

Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarangdilakukan.


Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid respirasi ) pada tulang
Xifoidius( insicura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi
berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring.

Cara pengukuran lingkar dada adalah :

a. Siapkan pita pengukur

b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada

c. Catat hasil pengukuran pada KMS


3. IMD

Inisiasi Menyusui Dini adalah proses menyusui bayi yang dilakukan oleh ibu
sesaat setelah bayi dilahirkan.HO atau Organisasi Kesehatan Dunia dan UNICEF
bahkan merekomendasikan. Inisiasi Menyusui Dini sebagai tindakan penyelamat
kehidupan karena IMD dapat menurunkan persentase bayi yang meninggal
sebelum berusia satu bulan.

Inisiasi Menyusui Dini dilakukan dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi.
Umumnya, sebagian besar bayi berhasil menemukan  puting ibunya dalam waktu 30-60
menit. Prosesnya adalah, bayi bergerak secara aktif di perut dan tidak ada sehelai kain
yang memisahkan antara kulit bayi dan ibunya. Bayi akan mencari putting dan setelah
ketemu, baru ia akan mulai menyusui.

Untuk itu, kedekatan antara ibu dan bayi juga terbentuk di dalam proses Inisiasi Menyusu
Dini. Hal ini juga berkaitan dengan peningkatan  daya tahan tubuh bayi agar lebih prima
dan tidak mudah sakit ke depannya.

Cara Melakukan Inisiasi Menyusu Dini

1. Letakkan Bayi di Atas Perut Ibu


Setelah bayi lahir, segera letakkan bayi di atas perut ibunya dan keringkan bayi
mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali kedua tangannya. Bau
cairan amnion pada tangan bayi membantunya mencari puting ibu yang mempunyai
bau yang sama. Mengeringkan tubuh bayi tidak perlu sampai menghilangkan verniks
karena verniks dapat berfungsi sebagai penahan panas pada bayi.

2. Tengkurapkan Bayi di Atas Perut Ibu

Setelah tali pusat dipotong dan diikat, tengkurapkan bayi di atas perut ibu dengan
kepala bayi menghadap ke arah kepala ibunya.

3. Biarkan Stimulasi Terjadi

Bayi akan mulai bergerak dengan menendang, menggerakkan kaki, bahu, dan
lengannya. Stimulasi ini membantu uterus untuk berkontraksi. Meskipun
kemampuan melihatnya terbatas, bayi melihat areola mammae yang berwarna lebih
gelap dan bergerak menuju ke sana. Bayi akan membentur-benturkan kepalanya ke
dada ibu. Ini merupakan stimulasi yang menyerupai pijatan pada payudara ibu.

4. Bayi Akan Mencapai Puting

Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan indra penciuman dan


dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Bayi mengangkat kepala, mulai mengulum
puting, dan mulai menyusu.

5. Bayi Menyusui

Pada saat bayi siap untuk menyusu, menyusu pertama berlangsung sebentar,
sekitar 15 menit, dan setelah selesai, selama 2-2,5 jam berikutnya tidak ada
keinginan bayi untuk menyusu.

Setelah usai tindakan Inisiasi Menyusu Dini ini, maka bayi akan melakukan
beberapa tindakan asuhan keperawatan seperti menimbang, pemeriksaan
antropometri, penyuntikkan vitamin K1, dan pengolesan salem pada mata bayi.
Tunda memandikan bayi paling kurang 6 jam setelah lahir atau pada hari
berikutnya. Sebaiknya, bayi juga selalu berada dalam jangkauan ibunya.

4.Perawatan Tali Pusat

Ketika dalam kandungan, bayi akan mendapatkan gizi dan oksigen dari dalam darah
Mama melalui plasenta yang tersambung oleh tali pusar yang panjangnya sekitar 60-70 cm.
Namun setelah lahir, bayi tidak membutuhkan lagi tali pusar yang selama ini membantunya
bernapas serta mendapatkan nutrisi.

Pasalnya, kebutuhan si Kecil kini sudah bisa disediakan langsung oleh Mama. Maka dari itu,
dokter atau bidan akan memotong tali pusar bayi yang masih terhubung dengan Mama sekitar 2-
3 cm.Meskipun terlihat mudah dalam merawat tali pusar bayi, namun ternyata masih banyak
orangtua baru yang kesulitan saat merawatnya hingga benar-benar lepas atau puput.

1. Pastikan tangan Mama bersih


Cucilah tangan Mama terlebih dulu ketika akan membersihkan tali pusar bayi menggunakan
sabun antiseptik dan juga air yang mengalir.

Mengingat tali pusar bayi masih sangat sensitif, maka mencuci tangan sebelum


membersihkannya bertujuan untuk menghindari kuman-kuman yang ada pada tangan agar tidak
masuk ke tubuh bayi melalui luka di tali pusarnya.

2. Menjaga kebersihan tali pusar bayi yang baru lahir

Menggunakan kain yang lembut dan juga air hangat untuk mencegah infeksi. Jika pada saat
memandikan terkena air, maka harus segera mengeringkannya menggunakan kain kasa
atau cotton bud yang steril.

Caranya adalah dengan menggulirkan cotton bud ke kanan dan ke kiri di atas tali pusar bayi
secara perlahan agar kotoran-kotoran yang ada pada pusar bayi menempel pada bagian
kapasnya.Boleh menggunakan cairan antiseptik asalkan sesuai dengan saran dokter atau bidan
yang merawat.Namun agar lebih aman, membersihkannya menggunakan air hangat dan kain
lembut atau kain yang dapat menyerap air.

Setelah itu, keringkanlah tali pusar bayi agar tidak terjadi infeksi akibat lembap dan kuman yang
menempel.

3. Jaga tali pusar bayi agar tetap kering

Agar cepat kering dan lepas, sebaiknya tali pusar bayi tidak dibungkus dengan apapun.Hal
tersebut bertujuan agar udara dapat masuk dan akhirnya tali pusar mengering dengan sendirinya
lalu terlepas.  Jika memakaikan popok untuk si Kecil sebaiknya jangan sampai popok menutupi
tali pusar bayi, gunakan popok di bawah tali pusar bayi saja.Selain itu, sebaiknya tidak
memasangkan baju bayi yang terlalu ketat, gunakan saja baju yang sedikit longgar agar tidak
mengganggu tali pusar bayi yang belum kering.

4. Gunakan waslap untuk memandikannya

Saat memandikan, maka cukup gunakan waslap untuk membasuh area tubuhnya.Hal tersebut
dimaksudkan untuk menjaga tali pusar bayi agar tidak terkena air terlalu banyak dan menjaga
agar tali pusar bayi tetap kering.
5. Ganti kain kasa pada pusar bayi secara berkala

Jangan terlalu lama memasangkan kain kasa apalagi saat keadaan tali pusar bayi
lembap.Pasalnya, kain kasa yang lembap dapat membuat tali pusar bayi menjadi infeksi.  Jangan
pernah membersihkan pusar bayi menggunakan kapas karena bisa saja serabut-serabut yang ada
pada kapas menempel pada pusar bayi.

Serabut kapas yang menempel tersebut pasti akan sulit dibersihkan karena pusarnya pun masih
dalam keadaan yang basah.

6. Hindari menggunakan salep atau obat apapun terkecuali dengan saran dokter

Sebaiknya tidak mencoba-coba memberikan salep atau obat luar untuk pusar bayi, dengan tujuan
membuat pusar menjadi lebih cepat kering.Memberikan apapun tanpa saran dan resep dokter
dapat membahayakan bayi.Hal terburuk yang dapat terjadi bila melakukan hal tersebut adalah
infeksi hingga perdarahan.

7. Jangan memaksa tali pusar bayi lepas dengan cara menariknya

Biarkan tali pusar bayi lepas dengan sendirinya dan jangan pernah mencoba untuk menarik tali
pusarnya.

Ciri-ciri bayi yang mengalami infeksi pada tali pusarnya. Salah satu cirinya adalah ia akan
mengalami demam, lemah, lesu, rewel atau menangis tak henti-henti, juga tidak mau minum
ASI. Di samping itu, warna tali pusar bayi juga akan berwarna kemerahan, sedikit membengkak,
dan tali pusarnya mengeluarkan bau yang tidak sedap.

5. MEMANDIKAN BAYI
 Cara memandikan bayi baru lahir yang tali pusarnya belum lepas

1. Gunakan alas dengan permukaan datar

Alasi meja atau permukaan yang datar seperti lantai dengan alas empuk yang tahan air
atau handuk lembut. Anda juga bisa melakukannya di meja untuk mengganti popok
bayi.Baringkan bayi telentang, kemudian tahan bagian belakang kepala dan lehernya
dengan salah satu tangan Anda

2. Usap dengan lembut

Setelah dibaringkan, usap tubuh bayi dengan lembut. Mulai dari kepala terlebih dahulu,
lalu wajah, telinga, dada, punggung, sampai kaki.  Usapkan secara perlahan dengan
menggunakan waslap yang sudah dibasahi dengan air yang cukup hangat. Ini salah satu
langkah dari cara memandikan bayi baru lahir. Setelah tubuhnya basah, usap lagi
dengan waslap dengan sabun yang sangat lembut dan aman untuk bayi yang baru lahir

3. Bersihkan kedua kelopak mata

Untuk membersihkan kedua kelopak matanya, siapkan dua lembar kapas lembut yang
tidak banyak seratnya.  Mulailah dari bagian mata yang dekat dengan hidung dan usap
ke arah luar. Ulangi pada kelopak mata satunya dengan kapas yang baru. Hati-hati saat
mengusap wajah, hindari air masuk ke dalam mulut yang bisa membuat bayi tersedak.

4. Bersihkan setiap sela-sela tubuh


Pastikan Anda juga menyeka lekukan-lekukan tubuhnya seperti ketiak, leher, belakang
telinga, dan lutut bagian belakang. Ini termasuk cara memandikan bayi baru lahir yang
tepat.

5. Membersihkan alat kelamin

Akhiri dengan membersihkan organ intim dan pantat bayi, mulai dari depan ke
belakang. Angkat bayi dengan kedua tangan Anda dan bungkus dengan handuk kering.
Pastikan semua bagian sudah bersih sampai tidak ada feses bayi yang tertinggal.

6. Ayun-ayun sebelum dipakaikan baju

Sebelum memakai popok atau baju, peluk dan timang-timang si buah hati. Hal ini bisa
memberikan rangsangan bagi indra perabanya sekaligus membangun ikatan yang kuat
antara Anda dan bayi.Namun jangan terlalu lama karena si kecil bisa kedinginan.

 Cara memandikan bayi baru lahir yang tali pusarnya sudah lepas

1. Siapkan air hangat

Siapkan bak mandi bayi dengan air hangat (dengan suhu kira-kira 37 derajat Celsius)
setinggi 5 sentimeter. Kemudian pindahkan bayi ke dalam bak mandi dengan posisi agak
tegak. Tahan bagian belakang kepala dan leher bayi dengan tangan Anda yang tidak
dominan. Artinya, gunakan tangan kiri untuk yang tidak kidal dan tangan kanan untuk
yang kidal.

2. Usap tubuh dengan lembut

Setelah menahan bagian belakang kepala dan leher, Anda bisa mulai mengusap dengan
lembut wajah si kecil memakai waslap. Ikuti dengan kepala dan sekujur tubuhnya. Lalu,
tuang sabun mandi yang aman untuk bayi baru lahir di waslap.Usap lagi wajah dan
seluruh badan bayi, jangan lupa untuk membersihkan setiap lekukan dan lipatan tubuhnya
(tak perlu sampai ke dalam telinga atau hidung).
3. Bersihkan area lipatan

Bersihkan kedua kelopak mata bayi dengan kain lembut atau kapas yang tidak banyak
seratnya. Akhiri dengan membersihkan pantat bayi dan area kelamin, mulai dari depan ke
belakang

7. CARA MENYENDAWAKAN BAYI SETELAH MENYUSUI

Cara Menyendawakan Bayi Setelah Menyusui

Jika si kecil tak kunjung sendawa, Mama bisa mencoba cara menyendawakan bayi setelah
menyusu berikut ini:

1. Siapkan sapu tangan atau handuk kecil. Letakkan pada bahu Mama untuk menahan
muntahan susu.

2. Gendong si kecil menghadap belakang dengan bertopang pada bahu Mama.

3. Tegakkan tubuhnya dan biarkan kepalanya bersandar pada bahu Mama.

4. Elus-elus lembut punggung si kecil dengan menggunakan satu tangan, sementara tangan
yang lain menahan tengkuk dan bokongnya.

5. Lakukan hingga si kecil bisa bersendawa.

Selain itu, Mama juga bisa melakukan cara menyendawakan bayi dengan posisi tengkurap.
Berikut caranya:

1. Telungkupkan si kecil di pangkuan Mama.


2. Topang dadanya dengan tangan agar kepala si kecil lebih tinggi dari tubuhnya.

3. Elus-elus bagian punggungnya hingga ia bersendawa.

Daftar Pustaka

https://www.alodokter.com/tes-apgar-score-untuk-cek-kondisi-bayi-baru-lahir

https://gungbulan8.wordpress.com/2014/01/29/pengukuran-antropometri-pada-bayi-by-i-gusti-
agung-bulan-andari/
https://www.nutriclub.co.id/article-kehamilan/menyusui/produksi-asi/inisiasi-menyusui-dini-imd

https://www.popmama.com/baby/0-6-months/sarrah-ulfah/cara-tepat-merawat-tali-pusar-bayi-
hingga-putus

https://hellosehat.com/parenting/bayi/perawatan-bayi/cara-memandikan-bayi-baru-lahir/

https://www.alodokter.com/cara-menyendawakan-bayi-dengan-benar

Anda mungkin juga menyukai