NIM : B202301050 Mata Ajar : Keperawatan Anak (Bu. Setyaningsih, S.Kep.Ns.MPH)
1. a. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada anak
• Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam bertanbah besarnya, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel. Bertambahnya ukuran fisik (anatomis) dan struktural tubuh karena adanya sebagian atau keseluruhan akibat multiplikasi sel-sel tubuh. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif. Sebagai contoh : • Berat badan • Panjang badan • Lingkar lengan • Lingkar kepala • Lingkar dada • Perkembangan adalah peningkatan fungsi dan ketrampilan yang bersifat kompleks. Perubahan yang terjadi bersifat kualitatif. Sebagai Contoh : • Perkembangan gerakan (kasar/halus) • Komunikasi (aktif/pasif) • Kecerdasan • Kemampuan menolong diri sendiri • Tingkah laku sosial a. Instrumen Mengukur pertumbuhan dan perkembangan 1) Mengkur Pertumbuhan • Berat Badan : Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengan melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan saat ini. ▪ Penimbangan bayi dan anak berusia di bawah lima tahun (balita) dengan menggunakan timbangan gantung (dacin) di Indonesia sangat dianjurkan, karena selain mudah didapat, dacin mempunyai presisi yang cukup baik ▪ Penimbangan anak diatas 5 tahun dengan menggunakan timbangan yang direkomendasikan oleh WHO saat ini adalah uniscale (seca) yang menggunakan dua sumber tenaga surya (solar) dan baterai. Menimbang dengan menggunakan uniscale dikenal juga dengan sebutan tared weighing, yang artinya timbangan dapat diatur ulang ke angka 0 (tared) sementara orang yang menggendong berada di atas timbangan • Panjang Badan/ Tinggi Badan : Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita • Pada anak di bawah dua tahun panjang badan bayi dapat diukur dengan menggunakan alat yang dibuat dari kayu bersiku ke arah kepala dengan mencantumkan skala pada kayu dari kepala kearah kaki di pinggirnya disebut sebagai papan pengukur panjang badan Ujung bawah kayu (bagian kaki) dapat digeser sesuai tinggi bayi, sedangkan ujung atas (kepala) kedudukannya tetap/statis Ukuran 0 dimulai dari kepala dan terakhir pada bagian Kaki • Anak usia 2 tahun atau lebih yang sudah mampu berdiri tegak, dapat diukur dengan menggunakan alat pengukur tinggi badan yang disebut microtoise. Dengan posisi anak berdiri dan kita Tarik alat pengukur tersebut tepat di atas kepala anak. • Lingkar lengan : alat untuk mengukur lingkar lengan menggunakan midline. Cara mengukur lingkar lengan atas adalah sebagai berikut: 1. Buatlah posisi bahu dan siku lurus. 2. Ambil titik tengah antara bahu dan siku. 3. Lingkarkan pita LILA pada bagian tengah tersebut. 4. Pastikan pita tidak terlalu kencang. 5. Baca hasil pengukuran dengan ketelitian 0,1 cm • Lingkar dada : alat untuk mengukur lingkar lengan menggunakan midline. • Lingkar dada diukur tepat di bawah ketiak. Cara mengukurnya adalah dengan melingkarkan meteran dari dada bagian depan hingga ke belakang, kemudian kembali ke tempat semula. • Saat mengukur, pastikan tangan anak dalam posisi direntangkan agar memudahkan proses perhitungan dan hasil yang didapat pun akan lebih akurat. • Lingkar kepala : alat untuk mengukjur lingkar kepala menggunakan midline. Cara mengukur lingkar kepala adalah dengan melingkarkan alat pengukur dari frontalis ke tulang telinga terus ke occipitalis kembali ke frontalis dengan alat pengukur yang lembut. 2) Mengukur Perkembangan Menggunakan Denver Developmental Screening Test (DDST) atau yang dikenal dengan Tabel/Tes Denver merupakan alat skrining tumbuh kembang anak. Cara Skrining: 1. Ada satu tabel dan satu petunjuk yang harus disiapkan. 2. Tetapkan usia kronologis anak jika anak prematur. 3. Buat garis lurus (vertikal) dari atas sampai bawah sesuai dengan usia anak. 4. Uji semua item dengan cara: • Pertama pada tiap sektor, uji 3 hal yang berada di sebelah kiri garis umur tanpa menyentuh batas usia • Kedua uji hal yang berpotongan pada garis usia • Ketiga hal sebelah kanan tanpa menyentuh garis usia sampai anak gagal • Hitung berapa banyak yang Fail dan Pass. Penilaian: • F (Fail/gagal), jika anak tidak mampu melakukan uji coba dengan baik. • R (Refusal/menolak), jika anak menolak untuk uji coba. • P (Pass/lewat), jika anak dapat melakukan uji coba dengan baik. • NO (No Opportunity), jika anak tidak punya kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan. Interpretasi dari Nilai Denver II: • Advanced: Anak mampu melaksanakan tugas pada hal-hal di sebelah kanan garis umur, lulus kurang dari 25 persen anak yang lebih tua dari usia tersebut • Normal: Anak gagal/menolak tugas pada hal-hal disebelah kanan garis umur, lulus/gagal/menolak pada item antara 25-75 persen (warna putih) • Caution: Anak gagal/menolak pada hal-hal antara 75-100 persen (warna hijau) • Delay: Gagal/menolak hal-hal yang ada disebelah kiri dari garis umur. Interpretasi Tes Denver II: • Normal: Dikatakan normal saat tidak ada penilaian delayed (keterlambatan), paling banyak 1 caution (peringatan), dan lakukan ulang pemeriksaan pada control berikutnya. • Suspect: Dikatakan suspect saat terdapat 2 atau lebih caution (peringatan), terdapat 1 atau lebih delayed (terlambat) yang terjadi karena fail/kegagalan bukan karena menolak/ refuse. Dilakukan uji ulang 1-2 minggu kemudian untuk menghilangkan rasa takut, sakit, dan lelah. • Untestable (tidak dapat di uji): Dikatakan untestable saat terdapat 1 atau lebih skor delayed (terlambat), dan/atau terdapat 2 atau lebih caution (peringatan). Dalam hal ini, atau delayed caution terjadi karena penolakan/refuse bukan karena kegagalan/ fail. Dilakukan uji ulang 1-2 minggu kemudian. 2. Macam-macam kekebalan tubuh a. Ada dua jenis kekebalan — aktif dan pasif: • Kekebalan aktif terjadi ketika sistem kekebalan tubuh kita bertanggung jawab untuk melindungi kita dari pathogen. • Kekebalan pasif terjadi ketika kita terlindungi dari suatu patogen melalui kekebalan yang diperoleh dari orang lain. b. Penyakit yangdapat di cegah dengan imunisasi • Hepatitis B dosis 0 bulan dapat mencegah Hepatitis B • Bacillus Calmette Guerin (BCG) mencegah TBC • Oral Polio Vaccine (OPV)- mencegah polio • Pneumococcal Vaccine – 1 mencegah Pneumonia, infeksi telinga, infeksi sinus, meningitis, bakteremia (infeksi darah) • DPT-HB-Hib 1 mencegah Difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, kanker hati, meningitis, pneumonia • Campak Rubela mencegah campak rubella • DT mencegah difteri tetanus 3. Cara pemeriksaan APGAR SCORE Kata “apgar” merupakan singkatan dari beberapa aspek, yaitu: • Activity (aktivitas otot). • Aspek ini menilai dengan mengamati tonus otot bayi. • 2 berarti tonus otot bergerak aktif dan kuat. • 1 berarti bergerak, tapi lemah dan kurang aktif. • 0 menandakan tidak aktif atau tidak ada gerakan. • Pulse (denyut jantung). • Denyut jantung akan dokter evaluasi dengan menggunakan stetoskop atau dengan menggunakan dua jari. Ini merupakan penilaian yang paling penting. • Dokter akan menghitung denyut jantung bayi selama 15 detik, kemudian mengalikannya dengan 4 sehingga ia mendapatkan jumlah denyut jantung selama 60 detik (1 menit). • 2 berarti jantung berdetak lebih dari 100 denyut per menit. • 1 berarti jantung berdetak kurang dari 100 denyut per menit. • 0 berarti detak jantung tidak terdeteksi. • Grimace (respons dan refleks bayi). • respons meringis adalah istilah yang menggambarkan respons terhadap rangsangan kecil, seperti cubitan ringan. • Nilai 2 berarti batuk, meringis atau menangis secara spontan. Bayi juga bisa menarik kaki atau tangan saat ia mendapatkan rangsangan seperti cubitan atau sentilan • Nilai 1 berarti hanya meringis atau menangis ketika mendapatkan rangsangan. • Nilai 0 berarti tidak menunjukkan respons terhadap rangsangan. • Appearance (warna tubuh bayi). • Penilaian aspek dalam apgar score ini bisa melalui pengamatan warna kulit pada tubuh dan ekstremitas bayi. • 2 menandakan warna tubuh bayi kemerahan (normal). • 1 berarti warna tubuh normal, tapi kebiruan di bagian tangan atau kaki. • 0 berarti seluruh tubuh bayi berwarna pucat, kebiruan atau keabu- abuan. • Respiration (pernapasan). • Menilai aspek ini dengan mengamati pernapasan bayi dan memberikan skor sesuai hasil pemeriksaan. • 2 berarti menangis kuat dan bisa bernapas normal. • 1 berarti menangis lemah dan napas tidak teratur. • 0 berarti tidak bernapas (mati) Cara Menghitung Apgar Score Setelah menentukan nilai dari masing-masing aspek di atas, perolehan nilai kemudian dijumlah dan menghasilkan angka 0 sampai 10. Hasilnya menentukan nilai interpretasi dari apgar score. Semakin tinggi skornya, semakin baik kondisi bayi setelah lahir. Nilai di atas 7 berarti bayi baru lahir berada dalam kondisi sempurna. Namun, skor 10 sangat jarang bayi dapatkan. Sebab, hampir semua bayi baru lahir kehilangan 1 poin untuk tangan dan kaki biru, yang normal setelah lahir. Bayi yang mendapatkan nilai sempurna tidak membutuhkan perawatan medis. Sebab, tubuh mereka sudah bisa merespon lingkungan sekitar di luar rahim dengan sendirinya. Sementara skor di bawah 7 menunjukkan bahwa bayi memerlukan perhatian medis. Perlu kamu ketahui, apgar score dinilai pada menit ke-1 dan ke-5 setelah bayi lahir. Namun, bila skor apgar kurang dari 7, pemeriksaan bisa dilanjutkan setiap 5 menit berikutnya sampai menit ke-20
4. a. Penatalaksanaan bayi 3 bulan bronkhopeneumonia
• Pemberian obat antibiotik penisilin ditambah dengan kloramfenikol 50-70 mg/kg BB/hari atau diberikan antibiotik yang memiliki spectrum luas seperti ampicilin, pengobatan ini diberikan sampai bebas demam 4-5 hari. Antibiotik yang direkomendasikan adalah antibiotik spectrum luas seperti kombinasi beta laktam/klavulanat dengan amioglikosid atau sefalosprin generasi ketiga. • Pemberian terapi yang diberikan pada pasien adalah terapi O2, terapi cairan dan antipiretik. Agen antipiretik yang diberikan kepada pasien adalah paracetamol b. Diagnosa yang lazim terjadi • Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret di bronkus. • Gangguan tumbuh kembang dibuktikan dengan ketidakmampuan fisik. • Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan nafas cuping hidung. 5. a. Klasifikasi RM berdasar IQ • Retardasi Mental Ringan (mild): bila nilai IQ berkisar 70-55/50. • Retardasi mental sedang (moderate): bila nilai IQ berkisar antara 55/50 – 40/35. • Retardasi mental berat (severe): bila nilai IQ berkisar antara 40/35 – 25/20. • Retardasi mental sangat berat (Profound): bila nilai IQ berada di bawah 25/20 b. Penatalaksanaan RM : 1) Peanatalaksanaan medis • Psikostimulan untuk anak yang menunjukkan gangguan konsentrasi atau hiperaktif. • Obat psikotropika (untuk anak dengan perilaku yang membahayakan diri) • Anti depresan 2) Pencegahan primer Dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat, perbaikan keadaan sosioekonomi, konseling genetic dan tindakan kedokteran (umpamanya perawatan prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik, kehamilan pada wanita adolesen dan diatas 40 tahun dikurangi dan pencegahan keradangan otak pada anak-anak. Tiap usaha mempunyai cara sendiri untuk berbagai aspeknya). 19 3) Pencegahan sekunder Meliputi diagnose dan pengobatan dini keradangan otak, peradangan subdural, kraniostenosis sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat di buka dengan kraniotomi, pada mikrosefali yang congenital, operasi tidak menolong. 4) Pencegahan tersier Merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus, sebaiknya disekolah luar biasa (SLB) dapat diberi neroleptika kepada yang gelisah hiperaktif atau destruktif. Amfetamine dan kadang-kadang juga anti histamine berguna juga pada hiperkinesa berbiturat kadang-kadang dapat menimbulkan efek paradokal dengan menambah kegelisahan dan ketegangan dapat dicoba juga dengan obat-obatan yang memperbaiki mikrosirkulasi diotak (membuat masuknya zat asam dn makanan dari darah ke sel otak lebih mudah) atau yang langsung memperbaiki metabolism sel-sel otak, akan tetap hasilnya, kalau ada tidak segera dapat dilihat.