Anda di halaman 1dari 4

Cara Pengukuran Antropometri pada Bayi yang Tepat dan

Aman

Antropometri merupakan ilmu yang mempelajari tentang dimensi ukur tubuh manusia.
Pengukuran antropometri pada bayi bertujuan untuk menilai status gizi dan pengukuran
pertumbuhan bayi dan anak yang melibatkan tiga komponen, yaitu pengukuran panjang
badan, berat badan, dan lingkar kepala.

Dengan rutin melakukan pemeriksaan antropometri, diharapkan pertumbuhan dan


perkembangan anak dapat terpantau dan gangguan yang mungkin ada dapat terdeteksi
dini, contohnya stunting.

Pemeriksaan Pertumbuhan Bayi


Pengukuran pada bayi dengan menggunakan metode antropometri dapat dilakukan pada
anak sejak usia 0-18 tahun.

Di Indonesia sendiri, penilaian antropometri dari Kementerian Kesehatan mengacu pada


parameter WHO yang didasarkan pada 4 indeks pengukuran meliputi :

1. Berat badan menurut umur (BB/U)


2. Panjang/tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U)
3. Berat badan menurut panjang/tinggi badan (BB/PB atau BB/TB)
4. Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U)

Adapun keempat indeks pemeriksaan antropometri tersebut digunakan untuk menentukan


kesehatan bayi seperti berat badan rendah, resiko berat berlebih, gizi buruk hingga obesitas.
1. Mengukur Panjang Badan Bayi

Istilah pengukuran panjang bayi biasanya digunakan untuk mengukur tinggi badan
anak dibawah 1 tahun. Proses perkembangan bayi ini sudah mulai terbentuk sejak
awal kehamilan, hingga usia bayi genap 2 tahun. Pengukuran panjang badan bayi
yang dilakukan secara rutin berkala.

Pengukuran panjang badan bayi dapat menggunakan alat ukur yang disebut
Infantometer Board atau Length Board.

Penggunaan Infantometer Board ataupun Length Board ini sangat mudah


diaplikasikan. Caranya yaitu :

1. Letakkan infantometer pada bidang yang datar


2. Setelah itu, letakan bayi secara hati-hati dengan kepala menempel ke bagian
papan ‘head’ infantometer
3. Pastikan posisi tubuh bayi terlentang, kemudian bagian lutut secara perlahan agar
posisi kaki dalam keadaan lurus
4. Gerakan atau geser papan ‘feet’ hingga menyentuh ujung kaki bayi yang diukur
5. Hasil pengukuran panjang bayi dapat dilihat dengan jelas pada skala
penandaannya

Penggunaan infantometer memiliki keunggulan yaitu alat pengukuran ini lebih akurat
daripada alat pengukur panjang badan dari bahan alumunium biasa dengan sisem
manual.
2. Mengukur Berat Badan Ideal Bayi

Dalam ilmu medis, tata cara pengukuran fisik disebut pengukuran antropometri.
Angka-angka yang tertera dari hasil pengukuran yang berkaitan dengan kondisi fisik
anak akan dicatat dibuku catatan kesehatan bayi. Salah satu hal yang paling penting
untuk diukur adalah berat badan bayi.

Pengukuran berat badan bayi dapat menggunakan timbangan anak yang akurat.

Untuk perhitungannya dapat digunakan rumus:

 Rumus untuk bayi usia 1-6 Bulan: berat badan saat bayi dilahirkan (dalam
gram) + (usia x 600 gram)
 Rumus untuk bayi usia 7-12 bulan: (Usia/2) + 3 (satuan hasil dalam Kg)

Dengan mengetahui berat badan ideal bayi dapat memastikan kondisi kesehatan
anak.

3. Mengukur Lingkar Kepala

Lazimnya, selain dilakukan pengukuran panjang bayi dan berat badan bayi. Hal yang
tak kalah penting untuk memantau pertumbuh kembangan bayi adalah mengukur
lingkar kepala. Kenapa? Hal ini dikarenakan kondisi kekurangan protein, asupan ASI
yang kurang serta malnutrisi yang kronis dapat terlihat dari ukuran kepala bayi.
Untuk pengukuran lingkar kepala caranya sangat sederhana yaitu dapat dilakukan
menggunakan pita pengukur. Pita harus lentur, tetapi terbuat dari bahan yang tidak
elastis agar hasil pengukuran bisa akurat.

Beberapa metode pengukuran diatas dapat dilakukan secara rutin dan berkala ya
moms, agar moms di rumah dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan si
kecil dirumah.

Selain rutin untuk melakukan medical check up, perhatikan juga kebutuhan nutrisi
yang diperlukan si kecil.

Dengan memenuhi gizi seimbang juga pemantauan fisik dapat meminimalkan resiko
berbagai penyakit pada anak seperti stunting dan kurang gizi ataupun obesitas.

Anda mungkin juga menyukai