Anda di halaman 1dari 6

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor apa yang

mempengaruhi kejadian stunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Senen Jakarta Pusat . Variabel Independen pada penelitian ini adalah

pendidikan ibu, penghasilan /status ekonomi, tinggi badan ibu, pola asuh,

pemberian ASI eksklusif, Kelengkapan imunisasi, BBLR , Asupan energi, asupan

protein, riwayat penyakit infeksi, dan makanan pendamping ASI. Variabel

dependenya adalah stunting pada balita. Adapun kerangka konsep dapat dilihat

pada skema gambar 3.1

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

51
52

B. Definisi Operasional

Tabel 3.2
Definisi Operasional

Skala
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
Kondisi dimana Tinggi
Badan atau Panjang Pengukuran
Tinggi badan
Badan balita menurut antropometri : Dikategorikan
diukur dengan
umur tidak sesuai dengan Lalu hasil 1=Severe
Microtoise
grafik pertumbuhan pengukuran ( stunting z-
dengan
Stunting normalnya yaitu dengan TB dan PB) Scorenya < -
ketelitian 0,01
pada anak membandingkan standar dilihat sesuai 3SD Ordinal
cm
balita baku dari WHO-MGRS umur dan 2=Stunting z-
tahun 2005 untuk melihat dibandingkan Scorenya -3SD
Panjang
nilai z- dengan standar s.d <-2SD
badan:
scorenya.(Kemenkes baku WHO-
Lengthboard
2013 ) MGRS.

1=pendidikan
rendah (tidak
Status pendidikan formal pernah sekolah
tertinggi yang telah kuisioner diisi sampai lulus
Pendidikan ditamatkan oleh ibu sendiri (self SMA)
Kuesioner Ordinal
ibu responden.(UU registeret 2=pendidikan
pendidikan No 23 tahun administation) tinggi (lulus
2004) perguruan
tinggi)

1=Pendapatan
rendah Nominal
≤3.900.000
Seluruh pendapatan yang kuisioner diisi
Penghasilan/ (≤ UMR)
diperoleh keluarga dalam sendiri (self
Status Kuesioner 2=Pendapatan
bentuk rupiah yang registeret
ekonomi tinggi
diterima secara rutin administation)
>3.900.000
(> UMR)

Hasil pengukuran ruas-


ruas tulang tubuh,
meliputi tungkai bawah, Rasio
tulang panggul, tulang
Pengukuran
belakang, tulang leher,
dengan alat
dan kepala diukur Dalam ukuran
Tinggi pengukur
dengan stadiometer Seca Kuisioner centi meter (
Badan Ibu tinggi badan
206 yang distandarisasi cm )
Microtoise
dengan ketelitian 0,1 cm.
Pengukuran dilakukan
dengan posisi bidang
datar Frakfort (Frankfort
horizontal plane)
53

Pola Asuh Perlakuan dan sikap Diperoleh kuisioner diisi Dibagi Ordinal
Pemberian dari orang tua dalam melalui sendiri (self menjadi
Makan memberikan pengisian registeret pola asuh
perlindungan dan kuesioner administation) pemberian
pendidikan pada anak mengenai pola makan
berhubungan dengan asuh :
pemberian nutrisi pemberian 1= rendah
dalam makan sehari- makan atau < median (
hari, parenting 62,000)
mencakup 2 dimensi feeding styles.
yang mengacu pada : Kuesioner ini 2= Tinggi
1. Demandingness (D) terdiri dari 24 ≥ median (
Mengacu pada sejauh butir 62,000)
mana orang tua pertanyaan
menunjukkan kontrol, yang dibagi
tuntutan dan menjadi 17
pengawasan dalam soal
mengasuh anak. demandingness
(D) dan 7 soal
2. Responsiveness (R) responsiveness
Mengacu pada sejauh (R) Jawaban
mana orang tua kuesioner
menunjukkan menggunakan
kehangatan, skala likert
penerimaan, dan yang terdiri
keterlibatan. dari 5 alternatif
jawaban yaitu,
tidak pernah
(0), jarang (1),
kadang-kadang
(2), sering (3),
selalu (4).

Pemberian Air susu ibu yang Kuesioner kuisioner diisi 1= tidak Nominal
ASI Ekslusif diberikan kepada bayi sendiri (self diberkan
lahir sampai bayi registeret
berusia 6 bulan tanpa administation)
ASI
diberikan makanan dan ekslusif
minuman lain kecuali
vitamin dan obat- 2=
obatan yang diberikan
dianjurkan
dokter.(WHO,2008) ASI
Ekslusif

Kelengkapan Pemberian imunisasi Kuesioner kuisioner diisi 1=Tidak Ordinal


Imunisasi awal untuk mencapai sendiri (self menerima
kadar kekebalan diatas registeret imunisasi
ambang perlindungan administation) dasar
meliputi imunisasi
dasar : hepatitis 2=Menerima
BCG,DPT,Polio,dan Imunisasi
Campak dasar namun
tidak lengkap
54

3=Imunisasi
dasar
lengkap

Berat Bayi Berat bayi saat lahir Kuesioner kuisioner diisi 1=BBLR jika Ordinal
Lahir kurang dari 2500gram sendiri (self berat anak
Rendah registeret saat lahir <
(BBLR) administation) 2500gram

2=Tidak
BBLR jika
berat anak
saat lahir ≥
2500gram

Frekuensi Frekuensi konsumsi Kuesioner. kuisioner diisi 1= rendah Ordinal


konsumsi Energi : frekuensi sendiri (self jika <
Energi konsumsi energi yang registeret median (
diberikan pada balita administation) 12,0000)
2= tinggi
jika ≥
median (
12,0000)

Frekuensi Frekuensi konsumsi Kuesioner. kuisioner diisi 1= rendah Ordinal


konsumsi Protein : Jumlah sendiri (self jika <
protein konsumsi protein yang registeret median (
diberikan pada balita. administation) 13,6395)
2= tinggi
jika ≥
median (
13,6396)

Penyakit Penyakit menular yang Kuesioner Wawancara 1= Pernah Nominal


Infeksi diderita balita yaitu dan lihat buka 2=Tidak
mencakup ISPA dan KIA nya atau Pernah
diare berdasarkan KMS Nya
diagnosis dokter
selama 6 bulan
terakhir.

Pemberian Pemberian makanan Kuesioner kuisioner diisi 1=Tidak Nominal


Makanan selain ASI seperti sari sendiri (self diberikan
Pendamping buah,bubur, makanan registeret 2=Diberikan
ASI dini sari, biskuit, dan lain- administation) MP-ASI
lain yang diberikan
kepada bayi setelah
berusia 6 bulan
(Kemenkes, 2010)
55

C. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan kejadian

stunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen .

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara status ekonomi dengan

kejadianstunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara tinggi badan ibu dengan kejadian

stunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh pemberian makan

dengan kejadian stunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Senen.

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan

kejadian stunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen.

6. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelengkapan imunisasi dasar

dengan kejadian stunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Senen.

7. Terdapat hubungan yang signifikan antara Berat badan lahir rendah ( BBLR )

dengan kejadian stunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Senen.

8.. Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan kejadian

stunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen.

9. Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein kejadian stunting

pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen.


56

10. Terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit infeksi ISPA dan

Diare 6 bulan terakhir dengan kejadian stunting pada anak balita di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Senen.

11. Terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian MP ASI dini dengan

kejadian stunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen.

60

Anda mungkin juga menyukai