Anda di halaman 1dari 6

Vol 15 No.

3 DESEMBER 2017 ISSN 1693-3761

EFEKTIVITAS PERASAN DAUN JERUK PURUT TERHADAP ANGKA KUMAN PADA


PERALATAN MAKAN TAHUN 2017
Annisa Nur Islamiar, Narwati, Umi Rahayu

ABSTRAK

Makanan adalah kebutuhan pokok untuk hidup manusia. Makanan dapat ditemui di
restoran ataupun di pedagang kaki lima di tepi jalan yang mempunyai risiko penyakit
yang ditransmisikan oleh bakteri patogen ketika tidak diolah dengan higienis. Alat makan
merupakan salah satu risiko yang dapat menjadi sarana pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroorganisme jika tidak dicuci dengan baik. Hal ini disebut dengan
food-borne disease. Cara yang dapat digunakan untuk menekana terjadinya food-borne
disease adalah dengan melakukan desinfeksi. Salah satu desinfektan yang dapat
digunakan adalah daun jeruk purut yang dapat menurunkan angka kuman. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis efektivitas daun jeruk purut terhadap angka kuman
pada peralatan makan.
Metode penelitian ini adalah eksperimental menggunakan rancangan non
equivalent control group. Data dianalisis menggunakan uji annova dengan tes LSD (Least
Significant Difference).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil yang signifikan bahwa daun jeruk
purut dapat menurunkan angka kuman dan terjadi perbedaan yang signifikan pada
kelompok kontrol. Kelompok yang dapat menurunkan nilai angka kuman tertinggi adalah
dengan konsentrasi 100 mg / 100 ml .
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah variasi konsentrasi daun
jeruk purut dapat menentukan nilai penurunan angka kuman. Dalam penelitian ini,
konsentrasi daun jeruk purut yang efektif untuk menirunkan angka kuman 100 mg / 100
ml.

Keywords: daun jeruk purut, perelatan makan, angka kuman

PENDAHULUAN
Makanan merupakan kebutuhan dasar langsung maupun tidak langsung
bagi kelangsungan hidup manusia, (Purnawijayanti, 2001).
sehingga setiap orang perlu dijamin Keberhasilan suatu proses pencucian
dalam memperoleh pangan yang bermutu dapat dilihat dengan semakin rendahnya
dan aman. Bahan pangan yang tidak jumlah mikroba dalam alat makan
diproduksi dengan cara yang baik dan tersebut yang dapat diketahui dengan uji
benar dapat menjadi sumber angka kuman. Di Indonesia telah dibuat
mikroorganisme dan kontaminan kimia peraturan dalam bentuk Permenkes RI
yang dapat berbahaya dan menyebabkan No. 1096/Menkes/SK/V/2011 yang
penyakit kepada manusia. Terjadinya mengatakan bahwa untuk persyaratan
kasus-kasus keracunan makanan peralatan makan jumlah koloni/cm 2
seharusnya tidak perlu terjadi apabila permukaan alat harus nol dan tidak
produk pangan diolah dengan prosedur mengandung E. coli (DepkesRI, 2011).
pengolahan yang benar (Badan Peralatan makan dapat menjadi media
POM,2007). penularan penyakit bila tidak dibersihkan
Makanan yang berada di rumah makan, dengan baik. Upaya pencegahan
restoran atau di pinggiran jalan akan penularan penyakit melalui alat makan
menjadi media tempat penularan penyakit biasanya menggunakan deterjen atau
patogen apabila tidak diolah dan sanitiser. Cara ini dapat menghasilkan
ditangani dengan baik karena dalam limbah air yang dapat menimbulkan
penanganan makanan dapat pencemaran lingkungan. Upaya desinfeksi
memasukkan dan menyebarkan terhadap peralatan makan dapat
mikroorganisme patogen. Penularan menggunakan desinfektan kimia maupun
penyakit tersebut dapat terjadi secara desinfektan alami. Salah satu desinfektan

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 50


Vol 15 No. 3 DESEMBER 2017 ISSN 1693-3761

alami yang dapat digunakan adalah daun METODE PENELITIAN


jeruk purut, karena daun jeruk purut Rancangan penelitian ini bersifat
dapat mengurangi angka kuman dan eksperimen semu (quasi experiment),
mengurangi pencemaran lingkungan memakai kelompok kontrol dengan
(Sulistyani, 2004). menggunakan rancangan non equivalent
Pada jurnal penelitian Sulistiyani, Ulfa control group (Notoatmodjo, 2012).
Nurullita, dan Dina Nuryani volume 1 Dengan replikasi sebanyak 9 kali. Masing-
nomor 2 tahun 2004, yang berjudul masing perlakuan menggunakan 4 piring,
Perbedaan Jumlah Mikroba pada Alat jadi total seluruh piring sebanyak 144
Makan Sebelum dan Sesudah dicuci buah. Sampel yang dipakai adalah piring
dengan Jeruk Purut (Citrus histrix. DC), yang ada di warung Bu Siswo. Waktu
didapatkan hasil bahwa perasan daun penelitian dilaksanakan pada bulan Mei
jeruk purut dapat menurunkan angka 2017. Variabel terikat pada penelitian ini
kuman, tetapi dengan konsentrasi 50 adalah angka kuman pada piring. variabel
mg/100 ml masih mendapatkan hasil jauh bebasnya adalah Konsentrasi perasan
di atas nilai ambang batas yang daun jeruk purut 50 mg/100 ml, 75
ditentukan Peraturan Menteri Kesehatan mg/100 ml, dan 100 mg/100 ml.
Republik Indonesia, yaitu 0 koloni/cm2. Pada penelitian ini menggunakan analisis
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis data jenis one way Anova dan dilanjutkan
efektivitas perasan daun jeruk purut uji LSD (Least Significant Difference).
terhadap angka kuman pada peralatan
makan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pemeriksaan Angka Kuman Sebelum Menggunakan Perasan Daun Jeruk Purut
Tabel 1
Nilai Angka Kuman Pada Alat Makan Sebelum Menggunakan Perasan Daun Jeruk Purut
Angka
No. Replikasi Kuman NAB
(koloni/cm2)
1. I 21,83 0
2. II 24,33 0
3. III 20,35 0
4. IV 22,16 0
5. V 22,82 0
6. VI 21,54 0
7. VII 23,25 0
8. VIII 22,08 0
9. IX 22,44 0
Rata-rata 22,31

Berdasarkan tabel di atas hasil siap disajikan tidak boleh mengandung


pemeriksaan angka kuman pada piring angka kuman melebihi ambang batas
sebelum dicuci dengan perasan daun (tidak boleh lebih dari 0 koloni/cm2.
jeruk purut didapatkan hasil rata-rata Tingginya angka kuman pada peralatan
22,31 koloni/cm2, dengan nilai minimum makan salah satu faktornya dari proses
angka kuman 20,35 koloni/cm 2 dan pencucian peralatan makan yang tidak
maksimum 24,33 koloni/cm2. Hasil benar. Sejalan dengan penelitian Dewi,
pemeriksaan angka kuman tersebut di dkk (2003) didapatkan hasil bahwa
atas 0 koloni/cm2, sehingga tidak pencucian peralatan makan yang tidak
memenuhi persyaratan berdasarkan benar dapat mengakibatkan tingginya
Keputusan Menteri Kesehatan Republik angka kuman pada peralatan makan.
Indonesia No 1096/Menkes/SK/VII/2011 Pencucian peralatan makan yang tidak
yang menjelaskan bahwa peralatan yang benar adalah dengan air tidak mengalir
kontak langsung dengan makanan yang dan air tidak selalu diganti (Haderiah,

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 51


Vol 15 No. 3 DESEMBER 2017 ISSN 1693-3761

dkk, 2015). Pencucian peralatan makan dengan zat pencuci atau detergen;
yang benar harus menggunakan air Rinsing yaitu mencuci peralatan yang
banyak, mengalir, dan selalu diganti telah digosok detergen sampai bersih
(DepKes RI, 2006). Ketidaktahuan dengan cara dibilas dengan air bersih.
pengelola makanan dalam upaya Pada tahap ini penggunaan air harus
membersihkan peralatan makan dapat banyak, mengalir, dan selalu diganti.
menjadi penyebab terjadinya gangguan Setiap peralatan yang dibersihkan dibilas
kesehatan dan penyakit akibat bawaan dengan cara menggosok-gosok dengan
makanan (DepKes RI, 2004). tangan sampai terasa kesat, tidak licin;
Menurut DepKes RI (2006) teknik Sanitizing/Desinfection yaitu tidak untuk
pencucian yang benar adalah dengan membebashamakan peralatan setelah
Scraping yaitu memisahkan sisa kotoran proses pencucian; Towelling
dan sisa-sisa makanan yang terdapat (mengeringkan), yaitu mengusap kain lap
pada peralatan yang akan dicuci; Flusing bersih atau mengeringkan dengan
yaitu mengguyur air ke dalam peralatan menggunakan kain atau handuk dengan
yang akan dicuci sehingga terendam maksud untuk menghilangkan sisa-sisa
seluruh permukaan peralatan. Sebelum kotoran yang mungkin masih menempel
peralatan yang akan dicuci telah sebagai akibat proses pencucian seperti
dibersihkan dari sisa makan; Washing noda detergen, noda klor, dan
yaitu mencuci peralatan dengan cara sebagainya.
menggosok dan melarutkan sisa makanan

Pemeriksaan Angka Kuman Setelah Menggunakan Variasi Konsentrasi Perasan


Daun Jeruk Purut
Tabel 2
Nilai Angka Kuman Pada Alat Makan Setelah Menggunakan Perasan Daun Jeruk Purut
Angka Kuman (koloni/cm2)
Konsentrasi 50 Konsentrasi 75 Konsentrasi 100
No Replikasi
mg/ mg/ mg/
100 ml 100 ml 100 ml
1 I 14,23 10,36 4,28
2 II 13,96 9,88 4,56
3. III 14,06 10,12 5,14
4. IV 14,24 11,06 4,67
5. V 15,02 9,06 4,82
6. VI 13,86 9,28 5,08
7. VII 14,36 10,24 4,94
8. VIII 13,84 9,92 5,26
9. IX 14,16 9,64 4,28
Rata- 9,95
14,19 4,78
rata

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat kuman setiap peningkatan konsentrasi


bahwa rata-rata angka kuman pada perasan daun jeruk purut atau dengan
variasi konsentrasi 50 mg/100 ml kata lain semakin besar konsentrasi
menunjukkan jumlah angka kuman pada perasan daun jeruk purut semakin
piring paling tinggi (14,19 koloni/cm 2) dan menurun jumlah angka kuman pada
variasi konsentrasi 100 mg/100 ml piring. Hal ini karena semakain besar
menunjukkan jumlah angka kuman pada konsentrasi perasan daun jeruk purut
piring paling rendah (4,78 koloni/cm2). untuk mencuci piring kemungkinan piring
Data tersebut menunjukkan bahwa rata- mendapatkan saponin yang terkandung
rata angka kuman pada piring sesudah dalam daun jeruk purut semakin besar.
dicuci dengan perasan daun jeruk purut Karena saponin adalah kandungan yang
menunjukkan penurunan jumlah angka paling besar dalam daun jeruk purut.

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 52


Vol 15 No. 3 DESEMBER 2017 ISSN 1693-3761

Perbedaan Angka Kuman pada Piring Sebelum dan Sesudah diberi Variasi
Konsentrasi Perasan Daun Jeruk Purut

Perbedaan Angka Kuman (koloni/cm2)


Konsentrasi
Rep Konsentrasi Konsentrasi
100 mg/
50 mg/100 ml 75 mg/ 100 ml
100 ml
I 7,6 11,47 17,55
II 10.37 14,45 19,77
III 6,29 10,23 15,21
IV 7,92 11,1 17,49
V 7,8 13,76 18
VI 7,68 12,26 16,46
VII 8,89 13,01 18,31
VIII 8,24 12,16 16,82
IX 8,28 12,8 18,16
Rata-rata 8,12 12,36 17,53

Perbedaan angka kuman pada piring bahwa minyak atsiri daun jeruk purut
sebelum dan sedudah dicuci dengan mempunyai aktivitas antibakteri terhadap
variasi konsentrasi perasan daun jeruk Staphylococcus aureus dan Escherichia
purut secara statistik menunjukkan ada coli.
perbedaan yang signifikan dengan nilai p Flavonoid dapat menyebabkan terjadinya
value 0,00. Hal ini sesuai dengan analisa kerusakan permeabilitas dinding sel
tabel yang menunjukkan rata-rata angka bakteri (Ardo, 2005). Tanin bekerja
kuman pada setiap variasi konsentrasi dengan cara menghambat pertumbuhan
berbeda. bakteri dengan melakukan denaturasi
Adanya perbedaan angka kuman pada protein dan menurunkan tegangan
piring sebelum dan sesudah dicuci permukaan, sehingga permeabilitas
dengan perasan daun jeruk purut karena bakteri meningkat. Kerusakan dan
daun jeruk purut mengandung senyawa peningkatan permeabilitas sel bakteri
polifenol 1,96%, saponin 2,15%, minyak menyebabkan pertumbuhan sel menjadi
atsiri 0,88%, flavonoid 1,05, tanin, terhambat dan akhirnya dapat
kumarin 0,31%, asam sitrat 2,03%, menyebabkan kematian sel (Akiyanma et
steroid 0,24, dan triterpenoid 0,41%. Hal al, 2001). Menurut Cowan (1999) dalam
ini sejalan dengan penelitian Sulistiyani penelitian Agung (2015) kumarin
(2004) bahwa daun jeruk purut merupakan senyawa fenolik yang
mengandung senyawa yang berfungsi menghambat pertumbuhan mikroba
sebagai desinfektan. Menurut penelitian dengan menginaktivasi enzim dan
Sulistiyani, dkk (2004) menjelaskan merusak dinding sel.
bahwa daun jeruk purut mengandung Asam sitrat bersifat merusak atau
polifenol yang dapat digunakan sebagai mengganggu kestabilan zat pelindung
desinfektan. dari dinding sel (Blaszyk et al, 1998).
Saponin berperan sebagai antimikroba Menurut Menurut Putra (2007) dalam
pada Stapylococcus aureus, senyawa penelitian Dwi Budi Wiyanto (2010)
saponin bekerja sebagai antimikroba mekanisme kerja steroid dalam
dengan cara merusak membran menghambat mikroba adalah dengan
sitoplasma dan membunuh sel (Soetan et merusak membran plasma sel mikroba,
al, 2006). sehingga menyebabkan bocornya
Minyak atsiri dapat menghambat sitoplasma keluar sel yang selanjutnya
beberapa jenis bakteri merugikan seperti menyebabkan kematian sel.
Escherichia coli, Salmonella sp, Triterpenoid dapat menghambat
Staphylococcus aureus, Klebsiella, dan pertumbuhan bakteri Staphylococcus
Pasteurella (Agusta, 2000) yang sejalan aureus dan Escherichia coli (Wiwik, 2010).
dengan penelitian Ratna, dkk (2011)

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 53


Vol 15 No. 3 DESEMBER 2017 ISSN 1693-3761

Analisis Efektivitas Perasan Daun dengan perasan daun jeruk purut


Jeruk Purut terhadap Angka Kuman konsentrasi 50 mg/100 ml memiliki
pada Piring yang dicuci rata-rata penurunan sebesar 8,12
Berdasarkan uji statistik Anova diperoleh koloni/cm2; konsentrasi 75 mg/100 ml
hasil P = 0,000 < α (0,05) yang berarti memiliki rata-rata penurunan sebesar
ada pengaruh yang signifikan antara 12,36 koloni/cm2; dan konsentrasi 100
perasan daun jeruk purut terhadap angka mg/100 ml memiliki rata-rata
kuman pada piring. penurunan sebesar 17,53 koloni/cm2.
Konsentrasi perasan daun jeruk purut 4. Perasan daun jeruk purut konsentrasi
dalam menurunkan angka kuman pada 100 mg/100 ml paling efektif untuk
piring paling kecil terdapat pada menurunkan angka kuman pada piring
konsentrasi 50 mg/100 ml dan paling dibanding 50 mg/100 ml dan 75
besar terdapat pada konsentrasi 100 mg/100 ml.
mg/100 ml. Hasil analisis tabel
menunjukkan secara umum terjadi Saran
peningkatan rata-rata jumlah angka 1. Bagi Masyarakat
kuman setiap peningkatan konsentrasi. Perasan daun jeruk purut dapat
Hal ini sejalan dengan penelitian digunakan sebagai alternatif oleh
Miftahendarwati (2014) bahwa semakin pedagang makanan (warung
meningkatnya konsentrasi ekstrak daun makanan) sebagai bahan alami untuk
jeruk purut, maka lebih mampu mencuci piring (mengurangi jumlah
menghambat bakteri Strptococcus angka kuman pada alat makan).
mutans. 2. Bagi Peneliti Lain
Angka kuman pada hasil penelitian ini jika Perlu diteliti lebih lanjut tingkat
dibandingkan dengan Kepmenkes no. konsentrasi perasan daun jeruk purut
1096 tahun 2011 masih di bawah nilai yang efektif untuk menurunkan jumlah
ambang batas. angka kuman sesuai dengan
Kemenkes 1096 tahun 2011.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang DAFTAR PUSTAKA
efektivitas perasan daun jeruk purut Agusta, A, 2000, Minyak Atsiri Tumbuhan
terhadap angka kuman pada peralatan Tropika Indonesia. Bandung:
makan dapat disimpulkan bahwa daun Penerbit Institusi Teknologi Bandung.
jeruk purut dengan variasi konsentrasi
efektif menurunkan angka kuman, hal ini Akiyanma et al, 2001, Antibacterial action
dapat dijelaskan sebagai berikut : of several tannin agains
1. Hasil rata-rata pemeriksaan angka Staphylococcus aureus. 48 : 487-491
kuman pada piring sebelum dicuci diakses 8 Juli 2017,
adalah 22,31 koloni/cm2 <https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pub
2. Hasil pemeriksaan angka kuman pada med/11581226>
piring yang sudah dicuci dengan
perasan daun jeruk purut konsentrasi Blaszyk M, Holley RA. 1998. Interaction of
50 mg/100 ml memiliki rata-rata 14,19 monolaurin, eugenol and sodium
koloni/cm2; 75 mg/100 ml memiliki citrace on growth of common meat
rata-rata 9,95 koloni/cm2; dan 100 spoilage and pathogenic organisms.
mg/100 ml memiliki rata-rata 4,78 39; 175-183 diakses 12 Juli,
koloni/cm2. <http://www.sciencedirect.com/scie
3. Hasil angka kuman pada piring nce/article/pii/S0168160597001347>
sesudah dicuci dengan perasan daun
jeruk purut konsentrasi 50 mg/100 ml, DepKes RI, 2004. Tentang Bakteri
konsentrasi 75 mg/100 ml, dan Pencemar Makanan dan Penyakit
konsentrasi 100 mg/100 ml mengalami Bawaan Makanan, Modul 4, Jakarta
penurunan pada semua perlakuan.
Perbedaan penurunan angka kuman DepKes RI, 2011. Peraturan Menteri
antara sebelum dan sesudah dicuci Kesehatan RI No.

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 54


Vol 15 No. 3 DESEMBER 2017 ISSN 1693-3761

1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang <http://www.academicjournals.org/j


Higiene Sanitasi Jasaboga, Jakarta. ournal/AJB/article-
abstract/A8C44408956>
Haderiah, dkk, 2015, Studi Kualitas
Bakteriologis Peralatan Makan pada Sulistiyani, dkk, 2004, Perbedaan Jumlah
Rumah Makan di Kota Makassar, vol. Mikroba pada Alat Makan sebelum
1, no. 2, diakses 12 Juli 2017. dan sesudah dicuci dengan Daun
<journal.uin- Jeruk Purut, vol. 1, no. 2, diakses 30
alauddin.ac.id/index.php/higiene/arti Januari 2017,
cle/download/1243/1228> <jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi/
article/download/376/421>
Indonesian Public Health, 2016. Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Angka Suryani, Dyah, 2014, Keberadaan Angka
Kuman pada Peralatan Makan. Kuman Ikan Bawal Bakar dan
http://www.indonesian- Peralatan Makan Bakar, vol. 2, no. 2,
publichealth.com/angka-kuman- hal.191-196, diakses 6 Juli 2017,
peralatan-makanan/. 6 Februari 2017 <https://media.neliti.com/media/pub
lications/25421-ID-keberadaan-
Miftahendarwati. 2014. Efek Antibakteri angka-kuman-ikan-bawal-bakar-dan-
Ekstrak Daun Jeruk Purut (Citrus peralatan-makan-bakar.pdf>
hystrix) terhadap Bakteri
Streptococcus mutans (in vitro. Susanna, Dewi, dkk 2003, Pemantauan
Makassar, Fakultas Kedokteran Gigi, Kualitas Makanan Ketoprak dan
Universitas Hasanuddin. Gado-Gado di Lingkungan Kampus
UI Depok, melalui Pemeriksaan
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Bakteriologis, vol. 7, no. 1, diakses
Penelitian Kesehatan. Jakarta: 12 Juli 2017,
Rineka Cipta https://www.researchgate.net/profile
/Dewi_Susanna/publication/4740679
Purnawijayanti, H. 2001, Sanitasi, Higiene 8_PEMANTAUAN_KUALITAS_MAKAN
dan Keselamatan Kerja dalam AN_KETOPRAK_DAN_GADO-
Pengolahan Makanan. Yogyakarta: GADO_DI_LINGKUNGAN_KAMPUS_U
Kanisius. I_DEPOK_MELALUI_PEMERIKSAAN_
https://books.google.co.id/books?id= BAKTERIOLOGIS/links/572180ad08a
6ktgJjJK5M4C&printsec=frontcover& e5454b2310835/PEMANTAUAN-
hl=id#v=onepage&q&f=false. 6 KUALITAS-MAKANAN-KETOPRAK-
Februari 2017 DAN-GADO-GADO-DI-LINGKUNGAN-
KAMPUS-UI-DEPOK-MELALUI-
Sabir, Ardo, 2005, Aktivitas Antibakteri PEMERIKSAAN-BAKTERIOLOGIS.pdf
Flavonoid Propolis Trigona sp
terhadap Bakteri Streptococcus Yuliana, Ratna, dkk, 2011, Aktivitas
mutans (in vitro), vol. 38, no. 3, Antibakteri Minyak Atsiri Daun Jeruk
diakses 8 Juli 2017, Purut (Citrus Hystrix) terhadap
<http://journal.unair.ac.id/in-vitro- Staphylococcus Aureus dan
antibacterial-activity-of-flavonoids- Escherichia coli, vol. 12, no. 2,
trigona-sp-propolis-against- diakses 1 Maret 2017,
streptococcus-mutans-article-653- <journals.ums.ac.id/index.php/phar
media-2-category-3.html> macon/article/download/31/29>

Soetan KO et al. 2006. Evaluation of the


antimicrobial activity of saponins
extract of Sorghum Bicolor L.
Moench. African Journal of
Biotechnology 5: 2405-2407 diakses
8 Juli 2017,

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 55

Anda mungkin juga menyukai