Anda di halaman 1dari 9

KEANEKARAGAMAN GENUS LALAT YANG DITEMUKAN PADA LOKASI

PENJUALAN AYAM POTONG DI PASAR RAYA KOTA PADANG

Risalia Siska, Nurhadi dan Novi


Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
Risaliasiska94@gmail.com

ABSTRACT

Flies enter into the class of two-winged insects or the Diptera order. Some species of
flies are the most important species in public health problems, namely as a vector of disease
transmission. The role of flies in the spread of disease is as a mechanical vector and biological
vector. As a mechanical vector the fly carries the seeds of the disease on its limbs. Flies love
humid places, garbage, and foul smells, one of the places where the sale of food is the habitat of
the fly is where the sale of chicken pieces. Related to that has been conducted research on the
diversity of the genera of flies found in the sale of chicken location in Pasar Raya Kota Padang.
This study aims at the diversity of the genera of flies found at the location of chicken sales in
Pasar Raya Kota Padang. This research was conducted in July 2017 that is done at the location of
chicken sales in Pasar Raya Kota Padang. This research is descriptive survey with sweap method
and calculation of density, relative density and deversity index. In this study obtained the
diversity of the genus of flies at the location of chicken sales in Pasar Raya Kota Padang 1.24
diversity with moderate criteria

Keywords : Flies, Denera, Pasar Raya and Deversity

PENDAHULUAN Diptera berasal dari kata “di” artinya


Ayam adalah salah satu jenis hewan dua dan “tera” artinya sayap (bahasa
unggas yang paling diminati untuk Yunani) (Jumar,2000). Lalat memiliki
dikonsumsi oleh masyarakat karena daging ukuran tubuh dari kecil sampai sedang,
ayam mengandung protein tinggi, serta sayap hanya pada mesotoraks, metatoraks
vitamin dan mineral. Salah satu tempat memiliki organ keseimbangan (halter), alat
penjualan ayam adalah di pasar. Di pasar mulut beragam mulai dari bentuk yang tidak
ayam yang sudah dipotong terdedah begitu berfungsi, sampai dengan mengigit dan
saja, sehingga banyak lalat yang mendatangi menghisap, tingkat pra-dewasa (belatung,
dan membuat ayam menjadi tidak segar lagi. tempayak) beragam, tanpa tungkai, dengan
Lalat masuk ke dalam golongan serangga kapsul kepala yang tersklerotisasi atau
bersayap dua atau ordo Diptera (Susetya, tereduksi dengan berbagai bentuk sama
1994). paiter sisa hanya kait mulut (Busnia, 2006).
Beberapa spesies lalat merupakan spesies Syafrina (2013) tentang keanekaragaman
yang paling berperan dalam masalah lalat (Diptera) yang terdapat penjulan ikan
kesehatan masyarakat, yaitu sebagai vektor kering di Kota Padang, didapatkan lima
penularan penyakit. Peranan lalat dalam jenis lalat yaitu Musca domestica, Crysomya
menyebarkan penyakit adalah sebagai vektor megacephala, Calliphora sp., Lucilia sp.dan
mekanik dan vektor biologis. Sebagai vektor Sarchopaga sp., sedangkan hasil penelitian
mekanis lalat membawa bibit-bibit penyakit Putri (2013) tentang keanekaragaman lalat
anggota tubuhnya (Santi, 2001). (Diptera) yang terdapat penjulan ikan segar
Penularan penyakit oleh lalat non- di Kota Padang, didapatkan lima jenis lalat
biting flies terjadi secara mekanis, karena yaitu Musca domestica, Crysomya
secara morfologis bulu–bulu badannya, megacephala, Calliphora sp., Lucilia sp.
kaki-kaki serta bagian tubuh yang lain dari dan Sarchopaga sp. dan hasil penelitian
lalat non-biting flies merupakan tempat Novita (2013) tentang keanekaragaman lalat
menempelnya mikroorganisme. patogen. (Diptera) yang terdapat penjulan daging di
Mikroorganisme patogen yang dibawanya Kota Padang, didapatkan lima jenis lalat
dapat berasal dari sampah, kotoran manusia, yaitu Musca domestica, Crysomya
dan binatang. Bila lalat tersebut hinggap ke megacephala, Calliphora sp., Lucilia sp.
makanan manusia, maka kotoran tersebut dan Sarchopaga sp. Berdasarkan uraian
akan mencemari makanan yang akan oleh tersebut maka telah dilakukan penelitian
manusia sehingga akhirnya akan timbul mengenai Keanekaragaman Genus Lalat
gejala sakit pada manusia yaitu sakit pada Yang Ditemukan Pada Lokasi Penjualan
bagian perut serta emas. Penyakit-penyakit Ayam Potong Di Pasar Raya Kota Padang.
yang ditularkan oleh lalat antara lain
disentri, kolera, diare dan lainnya yang
METODE PENELITIAN
berkaitan dengan kondisi sanitasi
Penelitian dilakukan pada bulan Juli
lingkungan yang buruk (Prabowo, 1992
2017, Pengambilan sampel di Areal Pasar
dalam Putri, 2015).
Raya Kota Padang. Lalat yang ditemukan
Penelitian yang meliputi tentang aspek
diidentifikasi di Laboratorium Zoologi
yang berkaitan dengan jenis-jenis lalat
STKIP PGRI Sumatera Bara, Padang dan
masih sangat sedikit dilakukan di Indonesia,
Alat yang digunakan dalam penelitian
terutama di Sumatera Barat. Hasil penelitian
adalah: inseknet, botol koleksi, pinset,
cawan petri, kaca objek, cover glass, kertas ni = jumlah individu setiap genus
label, alat-alat tulis, mikroskop, jarum (pin), N = jumlah individu seluruh genus
strearofom, kamera. Sedangkan bahan yang
Tabel 1.Nilai Indeks Diversitas Shannon -
diperlukan dalam penelitian ini adalah Wienner (H’) atau indeks
alkohol 70% dan eter. keanekaragaman
Indeks Tingkat keanekaragaman
Penelitian ini merupakan penelitian diversitas
<1 Keanekaragaman rendah
survey deskriptif yaitu pengamatan langsung
1 ≤H’≤3 Keanekaragaman sedang
kelapangan dan teknik pengambilan sampel
>3 Keanekaragaman tinggi
dengan metode penyapuan (sweap). analisis
( Fachrul,2012)
data peneitian adalah
a) Kepadatan
individu Genus 𝐴
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐺𝑒𝑛𝑢𝑠 = HASIL DAN PEMBAHASAN
titik pengambilan

b) Kepadatan Relatif Hasil penelitian ini mengenai


𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝐺𝑒𝑛𝑢𝑠 keanekaragaman genus lalat yang di
𝐾𝑅 = X 100%
𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝐺𝑒𝑛𝑢𝑠
temukan pada lokasi penjualan ayam potong
c) Indeks keanekaragaman
di Pasar Raya Kota Padang yaitu genus lalat
H’= -∑ pi In pi
yang ditemukan berdasarkan hasil
Keterangan:
identifikasi dengan metode sweap
ni
pi = (penyapuan) dapat dilihat pada tabel 2.
N
H’= indeks diversitas

Tabel 2. Famili, Genus Dan Jumlah Individu Lalat Yang Ditemukan Pada Penjualan Ayam
Potong Di Pasar Raya Kota Padang (3x penangkapan).
Penangkapan Total
Famili Genus L1 L2
H1 H2 H3 H1 H2 H3
Muscidae 1.Musca 48 46 50 23 22 24 213
Sarcophagidae 2.Sarcophaga 19 18 13 4 6 4 64
3.Chrysomya 1 5 5 6 3 8 28
Calliphoridae 4.Calliphora 3 4 3 3 2 2 17
5.Lucilia 7 13 4 11 18 8 61
Jumlah individu 383
Keterangan : H : Hari
L : Lokasi
Lalat yang ditemukan pada lokasi jumlah total individu yang didapatkan
penjualan ayam potong di Pasar Raya Kota sebanyak 383 individu.
Padang terdiri dari 3 famili, 5 genus dengan

Tabel 3. Jumlah Individu, Kepadatan, Kepadatan Relatif Dan Indek Keanekaragaman Pada
Lokasi Penjualan Ayam Potong Di Pasar Raya Kota Padang.
Genus Pagi Siang
Ji K KR% Pi In Pi H’ Ji K KR% Pi In Pi H’
1. Musca 82 4.1 53.95 -0.33 0.33 131 6.55 55.51 -0.32 0.32
2. Sarcophaga 27 1.35 17.77 -0.30 0.30 37 1.85 15.68 -0.29 0.29
3. Crysomya 13 0.65 8.55 -0.20 0.20 18 0.9 7.63 -0.2 0.20
4. Calliphora 4 0.2 2.63 -0.10 0.10 15 0.75 6.35 -0.16 0.16
5. Lucilia 26 1.3 17.10 -0.30 0.30 35 1.75 14.83 -0.28 0.28
Jumlah 152 7.6 100 1.23 236 11.80 100 1.25
H' Total 1.24
Keterangan: Ji : Jumlah Individu KR : Kepadatan Relatif
K : Kepadatan H’ : Indek Keanekaragaman

Dari analisis yang dilakukan pada Menurut Yuriatni (2011), yang


Tabel 3 nilai kepadatan genus lalat mendapatkan indek keanekaragaman lalat
didapatkan pada pagi hari 7.6 dan pada sedang di lokasi pengolahan ikan, hal ini
siang hari 11.80, sedangkan nilai indek disebabkan lingkungan sanitasi yang kurang
keanekaragaman pagi hari 1.23 dan indek baik, juga sekitar lokasi banyak ditemukan
keanekaragam siang hari 1.25 , jadi peroleh kotoran ayam, sampah buangan sehingga
indek keanekaragam total adalah 1.24 angka lingkungannya tidak higienis. Lingkungan
ini menunjukkan tingkat keanekaragaman seperti ini merupakan habitat yang disenangi
yang sedang, hal ini disebabkan kondisi oleh lalat dan lalat akan mengunjungi suatu
lingkungan tempat penelitian yang hanya tempat jika ada sumber makanan dan tempat
disukai untuk beberapa genus lalat, salah peletakkan telurnya.
satunya genus Musca. Menurut Fachrul Adapun deskripsi dari masing-
(2012), Kriteria indeks keanekaraman H’<1 masing Genus lalat yang didapatkan di
berarti keanekaragaman rendah, 1 ≤ H’≤3 lapangan adalah sebagai berikut : Genus
berarti keanekaragaman sedang dan H’>3 Musca dapat diklasifikasikan kedalam
berarti keanekaraman tinggi. Kingdom Animalia, Filum Arthopoda, Kelas
Insecta, Ordo Diptera, Subordo Cyclorrapha,
Family Muscidae, hal ini sesuai dengan Genus Musca merupakan genus lalat
yang diungkapkan (Borror, 1992). Dan yang paling banyak ditemukan pada setiap
termasuk genus Musca menurut Alpine hari pengambilan dengan jumlah individu
(1987). Contoh individu Musca yang dengan jumlah 213 ekor (Tabel 2).
ditemukan dapat dilihat pada Gambar 1. Banyaknya jumlah individu Musca diduga
karena banyaknya makanan yang tersedia
seperti kotoran hewan dan sampah-sampah
hasil pemotongan, menurut Putri (2015)
genus Musca termasuk hewan omnivorous
(pemakan segala).
Genus Chrysomya termasuk
Kingdom Animalia, Filum Arthopoda, Kelas
Insecta, Ordo Diptera, Subordo cyclorrapha,
Famili Calliphoridae hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan (Borror, 1992). Dan
Gambar 1. Genus Musca
termasuk genus Chrysomya. menurut Alpine
Dari pengamatan yang telah (1987). Contoh invidu Chrysomya dapat
dilakukan ciri-ciri morfologi lalat Musca dilihat pada Gambar 2 berikut ini :
yaitu warna tubuh abu-abu kehitaman, pada
bagian abdomen atau perut berwarna kuning
sampai orange dan ujungnya coklat
kehitaman, bagian dorsal dari toraks
mempunyai 4 garis hitam. dengan panjang
ukuran tubuh 7 mm dan venasi sayap 5 mm.
Ciri- ciri yang ditemukan sesuai dengan
pendapat Sigit dan Hadi (2006) yaitu lalat
ini berukuran sedang 6-8 mm, warna tubuh
berwarna hitam keabu-abuan dengan empat Gambar 2. Genus Chrysomya
garis memanjang gelap pada bagian dorsal
toraks. Hasil pengamatan terhadap ciri-ciri
morfologi lalat didapatkan adalah warna
tubuh hijau metalik, mata menonjol, torak
berwarna hijau metalik kecokelatan,
abdomen berwarna hijau metalik, panjang
ukuran tubuh 10 mm dan venasi sayap 7
mm. Ciri-ciri sama yang ditemukan Putri
(2015), yaitu warna tubuh hijau kebiruan
metalik, torak berwarna hijau metalik
kecokelatan dan abdomen berwarna hijau
metalik.
Genus Chrysomya juga banyak
ditemukan di penjualan ayam diduga Gambar 3. Genus Calliphora
Chrysomya menyukai daging ayam karena Berdasarkan hasil pengamatan
daging ayam memiliki daya dukung bagi morfologi tubuh Calliphora memiliki kepala
kelangsungan hidup lalat tersebut, sehingga dan dada bewarna abu-abu yang kusam, dan
menarik lalat untuk berkunjung. Menurut perut bewarna biru metalik cerah dengan
Kartikasari (2008) dalam Puti (2015). Genus tanda hitam dan ukuran tubuh 8 mm dan
Chrysomya meletakkan telur dalam daging venasi sayap 7 mm.
busuk, ikan, tempat sampah, dan bangkai. Genus Calliphora merupakan genus
Genus Calliphora termasuk Kingdom lalat yang paling sedikit ditemukan dengan
Animalia, Filum Arthopoda, Kelas Insecta, jumlah individu 17 ekor, karena pada lokasi
Ordo Diptera, Subordo cyclorrapha, Family penelitian tidak tersedia media tempat
Calliphoridae hal ini sesuai dengan yang peletakkan telur, media yang dimaksud
diungkapkan (Borror, 1992). Dan termasuk adalah daging yang membusuk atau bangkai,
genus Calliphora menurut Alpine (1987). melainkan pada saat penelitian hanya
Dan Contoh individu Calliphora dapat ditemukan darah ayam, kotoran ayam dan
dilihat pada Gambar 3 berikut ini : sampah pemotongan ayam. Menurut Santi
(2001), lalat ini biasanya membiak di bahan
hewan yang membusuk, tetapi lalat ini juga
biasa bertelur di tumbuhan-tumbuhan yang
segar dan membusuk dan siklus hidupnya
sangat menyerupai siklus hidup dari genus Genus Lucilia termsuk lalat yang
Musca. bnayak ditemukan karena Lucillia diduga
Genus Lucilia termasuk Kingdom menyukai daging ayam dan tempat yang
Animalia, Filum Arthopoda, Kelas Insecta, kurang bersih. Menurut Puti (2015) genus
Ordo Diptera, Subordo Cyclorrapha, Family Lucillia hanya ditemukan tempat penjualan
Calliphoridae hal ini sesuai dengan yang ikan segar dan daging,. Ini dikarenakan ikan
diungkapkan (Borror, 1992). Dan termasuk segar dan daging mendukung untuk hidup
genus Lucilia menurut Alpine (1987). Dan dan berkembangbiak lalat, disekitar lokasi
Contoh individu Lucilia dapat dilihat pada penjualan ikan segar juga terdapat genangan
Gambar 4 berikut ini : air, tumpukan limbah ikan, kondisi demikian
dapat menyebabkan lokasi penjualan ikan
segar menjadi kotor dan lembab, yang
akhirnya juga mendukung perkembangan
hidup lalat.
Genus Sarcophaga termasuk
Kingdom Animalia, Filum Arthopoda, Kelas
Insecta, Ordo Diptera, Subordo Cyclorrapha,
Family Sarcophagaidae hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan (Borror, 1992).
Gambar 4 . Genus Lucilia Dan termasuk genus Sarcophaga menurut
Alpine (1987). Dan Genus Sarcophaga.
Berdasarkan pengukuran yang
Contoh individu Sarcophaga Yang
dilakukan diperoleh ukuran panjang tubuh
ditemukan dapat dilihat pada Gambar 5
Lucilia 8 mm, panjang venasi sayap 5 mm,
berikut ini :
toraks dan abdomen bewarna hijau metalik
dan kaki berwarna hitam. Hal ini sama yang
ditemukan Syafrina (2013). Lalat ini
memiliki warna toraks dan abdomen
berwarna hijau metalik dan kaki bewarna
hitam.
(2009) dalam Putri (2015) Genus
Sarcophaga sangat menyukai adanya darah
dalam makanan, karena akan mempengaruhi
produksi telur dan mempercepat maturasi
eksual. Sarcophaga menyukai daging atau
bangkai untuk kelangsungan hidupnyadan
Sarcophaga menyukai hampir semua situasi,
terpapar ataupun terlindung dari matahari,
lingkungan basah ataupun kering, di dalam
ataupun luar ruangan.

Gambar 5. Genus Sarcophaga


KESIMPULAN
Dari hasil penelitian mengenai
Berdasarkan pengukuran yang telah
keanekaragaman genus lalat pada lokasi
dilakukan diperoleh panjang ukuran tubuh 9
penjualan ayam potong di Pasar Raya Kota
mm dan venasi sayap 7 mm dan morfologi
Padang didapatkan keanekaragaman 1,24
yang nampak lalat ini memiliki tubuh
dengan kriteria sedang.
berwarna abu-abu, sering kali dengan
bercak-bercak hitam atau dengan garis-garis
hitam memanjang pada torak, dan memiliki DAFTAR PUSTAKA
abdomen seperti papan catur.
Alpine,J.F. 1987. Manual Of Neartic
Sarcophaga berwarna abu-abu tua, Diptera Volume 2. Canada
berukuran sedang sampai besar, kira-kira 6- Communication Group : Canada.
14 mm panjangnya. Lalat ini mempunyai Borror, D. J., C. A. Triplehom., and
tiga garis gelap pada bagian toraks, dan Norman, F. J. 1992. Pengenalan
Pelajaran Serangga.Yogyakarta :
perutnya corak seperti papan catur (Sigit dan Gadjah Mada University Press.
Hadi, 2006).
Busnia. M. 2006. Entomologi. Padang:
Genus Sarcophaga tergolong lalat Andalas University Press.
yang banyak ditemukan di lokasi penelitian
Fachrul, F.M. 2012. Metode Sampling
diduga Sarcophaga juga menyukai kondisi Bioekologi. Jakarta : Bumi Aksara
lingkungan yang seperti itu. Menurut Wahyu Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta
: Rineka Cipta.
Novita, A. 2013. Keanekaragaman Lalat ( Sigit dan Hadi.(Eds ). 2006. Hama
Cyclorrapha : Diptera ) Pada Lokasi Pemukiman Indonesia. Bogor :
Penjualan Daging Di Kota Padang. Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Skripsi Program Studi Pendidikan Pertanian Bogor.
Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
: Padang. Suin, N. M. 2002. Metoda Ekologi. Padang :
Universitas Andalas
Putrid, P.P. 2015. Keanekaragaman Spesies
Lalat (Diptera) dan Bakteri Pada Susetya, P.N. 1994. Serangga Di Sekitar
Tubuh Lalat Di Tempat Pembuangan Kita. Yogyakarta : Kanisius.
Akhir Sampah (TPA) dan Pasar.
Jurnal Teknik Lingkungan. Volume Syafrina. 2013. Keanekaragaman Lalat
12 Nomor 2 Tahun 2015. (Cyclorrapha : Diptera) Pada Lokasi
Penjualan Ikan Kering Di Kota
Putri, P.Y. 2013. Keanekaragaman Lalat ( Padang. Skripsi Program Studi
Cyclorrapha : Diptera ) Pada Lokasi Pendidikan Biologi STKIP PGRI
Penjualan Ikan Segar Di Kota Sumatera Barat : Padang.
Padang. Skripsi Program Studi
pendidikan Biologi STKIP PGRI Yuriatni. 2011. Keanekaragaman Lalat
Sumatera Barat : Padang. (Cyclorrapha : Diptera) dan Parasit
Usus Yang Dibawanya Di
Santi, D.N. 2001. Manajemen Pengendalian Kabupaten dan Kota Solok Sumatera
Lalat. Fakultas Kedokteran Barat. Jurnal Teknik lingkungan.
Universitas Sumatera Utara digitized Volume 3 Nomor 23 Tahun 2011.
: USU digital library. Hlm.33-40

Anda mungkin juga menyukai