Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Veteriner Desember 2015 Vol. 16 No.

4 : 474-482
pISSN: 1411-8327; eISSN: 2477-5665 DOI: 10.19087/jveteriner.2015.16.4.474
Terakreditasi Nasional SK. No. 15/XI/Dirjen Dikti/2011 online pada http://ejournal.unud.ac.id/php.index/jvet.

Keragaman Jenis dan Prevalensi


Lalat Pasar Tradisional di Kota Bogor
(DIVERSITY AND PREVALENCE OF FLIES
AT TRADITIONAL MARKETS IN BOGOR CITY)

Puguh Wahyudi1, Susi Soviana2, Upik Kesumawati Hadi2

1
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,
Kementrian Pertanian Republik Indonesia
Jln. Harsono RM No 3, Ragunan, Jakarta Selatan 12550
2
Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan,
Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.
Jln Agathis, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat. 16680.
Telp.0251-8421784, Email : puguhkesmavet@gmail.com

ABSTRAK

Kota Bogor merupakan salah satu wilayah Jabodetabek yang memiliki pertumbuhan pasar modern
yang tinggi. Hal ini seharusnya tidak menggeser peran pasar tradisional, apabila disertai dengan
peningkatan jumlah dan mutu pasar tradisional, antara lain pengendalian infestasi lalat di pasar yang
dapat menjadi vektor berbagai macam penyakit.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
keragaman jenis lalat dan mengukur prevalensi infestasi lalat di lima pasar tradisional besar di Kota
Bogor. Pengambilan sampel lalat menggunakan tangguk serangga (sweeping net) di setiap lokasi pasar.
Lalat yang tertangkap dimatikan dengan kloroform dan diidentifikasi menggunakan kunci identifikasi
lalat. Pengukuran prevalensi infestasi lalat di setiap lokasi pasar menggunakan fly sticky paper yang
dipasang di blok penjualan daging, blok penjualan ikan dan lingkungan luar. Hasil penelitian ini
menunjukkan terdapat sepuluh spesies lalat dari empat famili utama yaitu Famili Caliiphoridae
(Chrysomya megacephala, C. saffranea, C. rufifacies, dan Lucilia sericata), Muscidae (Musca domestica, M.
conducens, dan M. fasciata), Sarcophagidae (Sarcophaga haemorroidalis, dan S.fuscicauda),dan
Drosophilidae (Drosophila repleta). Tiga famili lalat lainnya adalah Phoridae, Anthomyiidae, dan Syrphidae.
Indeks keragaman jenis lalat pada masing-masing pasar adalah1,203 (Pasar Kota Bogor), 1,038 (Pasar
Sukasari), 2,678 (Pasar Anyar), 1,017(Pasar Jambu Dua), dan 1,618 (Pasar Gunung Batu). Pengukuran
prevalensi infestasi lalat Calliphoridae sebagai indikator keberadaan sampah pembusukan bahan organik
menunjukkan angka yang tinggi pada lingkungan pasar. Hasil ini menggambarkan pada umumnya sanitasi
lingkungan pasar tradisional yang buruk.

Kata-kata kunci : Calliphoridae, Kota Bogor, lalat, Muscidae, pasar tradisional.

ABSTRACT

Bogor city is one of the greater Jabodetabek area which has a fairly high growth of the modern market.
This should not shift the role of traditional market, if accompanied with an increase in the number and
quality of traditional markets, among others by controlling infestations of flies on the market that can be
a vector of various diseases.This research was conducted to identify the diversity and infestation of flies
spesies in five old Bogor traditional markets. The flies were collected using insect nets and then killed with
chloroform to count and identification purposes. Measuring the prevalence of flies infestation in each
market were using sticky fly paper on block sale of meat, fish and outside market environment. There
were ten fly spesies belong to four main families that Calliphoridae (C. megacephala, C. saffranea, C.
rufifacies, and Lucilia sericata), Muscidae (M. domestica, M. conducens, and M. fasciata), Sarcophagidae (S.
haemorroidalis, and S. fuscicauda), and Drosophilidae (Drosophila repleta). The others three families were
Phoridae, Anthomyiidae, and Syrphidae. Fly diversity index on each markets were 1.203 (Bogor Market),
1.038 (Sukasari Market), 2.678 (Anyar Market), 1.017 (Jambu Dua Market), and 1.618 (Gunung Batu
Market). Measurement of Calliphorid flies infestations as an indicator of the presence of litter
decomposition of organic material showed a high concentration in the market environment.These results
illustrate the general environmental sanitation of traditional markets are bad.

Keywords: Bogor, Calliphoridae,fly, Muscidae, tradisional market.

474
Puguh Wahyudi, et al Jurnal Veteriner

PENDAHULUAN disebabkan oleh Wohlfahrtia magnifica (Famili


Sarcophagidae) jarang terjadi pada manusia
Pasar tradisional merupakan salah satu yang menjaga kebersihan dan kesehatannya.
tempat utama sebagai pertemuan beberapa Namun, kejadian oral miasis pada rongga mulut
bahan pangan dan nonpangan dari ladang- pernah dilaporkan pada penderita dengan
ladang penghasil di Kota Bogor. Dengan latar kebersihan pribadi yang rendah (Buyukkurt et
belakang pendidikan dan wawasan yang al., 2008).
bervariasi, pedagang pasar perlu mendapatkan Penelitian ini bertujuan untuk mengiden-
perhatian dari berbagai pihak untuk tetap tifikasi keragaman jenis lalat dan mengukur
menjaga keamanan bahan pangan yang dijual. prevalensi infestasi lalat. Hasil penelitian ini
Menurut Aminah et al.,(2005) lalat yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
hinggap pada bahan makanan berpotensi masyarakat dalam memilih produk pangan yang
membawa kontaminan dan mengurangi mutu ASUH dan dapat memberikan informasi kepada
kesehatan bahan makanan. Keberadaan lalat pengambil kebijakan dalam upaya pencegahan
pada makanan dapat menjadi ancaman yang dan pengendalian lalat di lingkungan pasar
serius bagi kesehatan manusia. Lalat menjadi tradisional.
vektor mekanik agen penyakit virus, bakteri,
protozoa, dan telur cacing dari tempat sampah
kedalam makanan manusia (Chaiwong et METODE PENELITIAN
al.,2014; Hestiningsihet al., 2003; Sukontason
et al., 2009, Bunchu et al., 2012). Penelitian dilaksanakan pada bulan
Dalam Katalog Diptera Australia/Oceania Februari sampai Maret 2014. Lokasi
dinyatakan bahwa ada sekitar 3.880 spesies lalat pengambilan sampel dilakukan di lima pasar
yang ditemukan berdasarkan sebaran tradisional besar di Kota Bogor yaitu Pasar Kota
zoogeografinya. Di kawasan Australia/Oceania Bogor, Pasar Sukasari, Pasar Anyar, Pasar
terdapat kurang lebih 1000 spesies dari Famili Jambu Dua, dan Pasar Gunung Batu.
Muscidae (Pont, 2014). Lalat termasuk dalam Identifikasi lalat dilakukan di Laboratorium
Ordo Diptera selain nyamuk, tiga sub ordo yang Entomologi dan Parasitologi Kesehatan,
penting yaitu Nematocera, Brachycera, dan Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan
Cyclorrhapha,sedangkan famili yang penting Kesehatan Masyarakat Veteriner (IPHK),FKH-
dari sub ordo Cyclorrhapha yaitu Muscidae, IPB. Adapun metode yang dilakukan dalam
Sarcophagidae, Calliphoridae, Gasterophilidae, penelitian ini meliputi koleksi sampel lalat,
Oestridae, dan Hippoboscidae (Hadi dan identifikasi, dan pengukuran prevalensi infestasi
Soviana, 2010). lalat.
Lalat rumah (M domestica) merupakan
salah satu vektor penyakit saluran pencernaan Koleksi Sampel Lalat dan Identifikasi.
terutama diare (Rudianto dan Azizah 2005). Jenis Pengambilan sampel lalat dilakukan secara
lalat lain yang banyak merugikan manusia purposive sampling (sesuai kebutuhan)
adalah lalat hijau (C.megacephala dan Lucilia menggunakan tangguk serangga (sweeping net).
sp), lalat biru (Calliphora vomituria), dan lalat Tangguk serangga diayunkan selama lima
latrine (Fannia canicularis). Infestasi lalat menit pada setiap titik tempat berkumpulnya
rumah dan lalat hijau berdampak negatif lalat yang telah ditentukan mulai pukul 07.00
terhadap kesehatan manusia di seluruh dunia. sampai dengan pukul 11.00 (aktivitas pasar).
Lalat ini tersebar secara kosmopolit dan bersifat Setiap luas 2 m2 pada lokasi pasar mewakili
sinantropik yang artinya lalat mempunyai satu titik pengambilan sampel yang
ketergantungan yang tinggi (berasosiasi) dengan dikelompokan dalam tiga blok yaitu blok
kehidupan manusia karena sumber pakan lalat penjualan daging, blok penjualan ikan, dan
sebagian besar ada pada makanan manusia lingkungan luar pasar. Lalat yang diperoleh
(Hestiningsih et al., 2003). dimasukan dalam kantong plastik dan
Penyakit yang disebabkan oleh stadium dimatikan dengan kloroform. Lalat selanjutnya
larva lalat disebut miasis. Adapun lalat dipinning dan diidentifikasi dengan kunci
penyebab miasis dikelompokan dalam tujuh identifikasi lalat untuk mengetahui jenis lalat
famili yaitu (Calliphoridae, Sarcophagidae, yang tertangkap. Identifikasi dilakukan dengan
Oestridae, Hypodermatidae, Gasterophylidae, menggunakan kunci identifikasi lalat
Glossinidae, dan Muscidae). Oral miasis yang Tumrasvin dan Shinonaga (1977) untuk famili

475
Jurnal Veteriner Desember 2015 Vol. 16 No. 4 : 474-482

Muscidae, Spradbery (2002) danMarshall etal. Pengukuran Prevalensi Infestasi


(2011) untuk identifikasi famili Calliphoridae, Lalat. Pengukuran prevalensi infestasi lalat
dan Lopez (1960) untuk identifikasi famili dengan menghitung jumlah lalat yang
Sarcophagidae dan literatur lain yang menempel pada fly sticky paper yang dapat
mendukung. Ulangan pengambilan sampel digambarkan dalam bentuk diagram ditiap
setiap lokasi pasar dilakukan sekali dalam satu lokasi pasar.
minggu selama satu bulan (empat ulangan).

Pengukuran Prevalensi Infestasi Lalat. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengambilan sampel lalat untuk
pengukuran prevalensi infestasi lalat di setiap Keragaman Jenis
pasar menggunakan fly sticky paper yang Penelitian mengenai keragaman jenis lalat
dipasang di blok penjualan daging, blok penting dilakukan untuk mengetahui
penjualan ikan dan lingkungan luar. Pada keragaman spesies lalat di suatu lokasi karena
masing-masing blok tersebut diletakkan lima keragaman spesies lalat sangat berperanan
fly sticky paper sekali dalam satu minggu penting dalam dunia medis (Bunchu et al., 2012).
selama satu bulan. Prevalensi infestasi lalat Salah satu langkah untuk melakukan
diukur dengan menghitung persentase jumlah pengendalian yang efektif dan tepat sasaran
lalat yang menempel pada fly sticky paperdi yaitu harus mengetahui dan mengidentifikasi
setiap pasar. jenis serangga sasaran yang dimaksud
(Hestiningsih et al., 2003; Kogan dan Lattin,
Analisis Data. 1993).
Analisis data dilakukan secara diskriptif Berdasarkan hasil penelitian keragaman
untuk melihat variabel yang telah ditetapkan jenis lalat yang diperoleh dengan menggunakan
sebagai berikut : tangguk serangga adalah C. megacephala, C.
Keragaman jenis. Analisis data saffranea, C. rufifacies, L. sericata, M. domes-
keragaman jenis dilakukan dengan statistika tica, M. conducens, M. fasciata, S. haemo-
diskriptif diharapkan dapat menggambarkan rroidalis, S. fuscicauda, D. repleta, Phoridae,
data mengenai kelimpahan nisbi, frekuensi Anthomyiidae,dan Syrphidae (Gambar 1).
spesies, dominasi spesies dan indeks keragaman. Faktor yang ikut menunjang besarnya
keragaman jenis lalat yaitu daya dukung yang
Individu spesies ter- sesuai untuk kelangsungan hidup berbagai jenis
tentu yang tertangkap lalat di lokasi tersebut. Faktor lain yang
Kelimpahan nisbi = x 100% mendukung yaitu suhu, kelembapan, iklim, dan
Total seluruh spe- cuaca (Koesharto et al., 2000; Phasuk et al.,
sies yang tertangkap 2013; Shiao dan Yeh, 2008; Yuriatni et al., 2011).
Saat penelitian dilakukan suhu udara di Kota
Jumlah tertangkapnya lalat Bogor dalam kisaran 28-32C pada siang hari
spesies tertentu dengan rataan 29-30C dan suhu terendah
Frekuensi spesies =
mencapai 23C pada malam hari.
Jumlahpenangkapan
Lalat C. megacephala (oriental latrine fly)
merupakan spesies yang umum ditemukan.
Dominasi Spesies = (Kelimpahan nisbi x
Habitatnya sangat beragam mulai dari daerah
Frekuensi spesies) x 100%
pemukiman, pertanian, penggunungan, dan
Indeks Keragaman (H) dalam Sari (2014) adalah
hutan asalkan tersedia sumber makanan yang
- Pi Ln(Pi); dengan Pi = Ni/N.
cukup (Bunchuet al., 2012). Larvanya ber-
kembang pada bangkai, sampah, jaringan
Keterangan :
Pi : perbandingan jumlah individu suatu jenis membusuk, dan sangat jarang ditemukan
dengan keseluruhan jenis bersama dengan C. bezziana penyebab miasis
Ni : Jumlah individu ke-i meskipun sama-sama memakan jaringan yang
N : Jumlah total individu semua jenis terbuka/luka(Spradbery, 2002; Yuriatni et al.,
Dengan kriteria indeks keanekaragaman (Ulum
et al., 2012) sebagai berikut : Tinggi (H > 3) ; 2011).Begitu juga larva C. saffranea (steel blue
Sedang (1 H 3); Rendah (H < 1). blowfly), C. rufifacies (hairy maggot blowfly) dan

476
Puguh Wahyudi, et al Jurnal Veteriner

Gambar 1. Persentase keragaman jenis lalat yang dikoleksi dari lima pasar tradisional Kota Bogor
(FebruariMaret 2014)

L. sericata (English sheep blowfly) berkem- banyak terdapat pada tumpukan sampah di
bangbiak pada bangkai di sekitar tumpukan sekitar lokasi pasar tradisional.
sampah pasar. Menurut Shiao dan Yeh (2008), Syrphidae berukuran panjang tubuh 1 cm
kompetisi larva C. megacephala dan C. rufifacies mudah dibedakan dari lalat lain karena
dalam mendapatkan makanan pada lokasi yang memiliki corak yang khas berupa belang-belang
sama menunjukkan bahwa larva C. hitam dengan kuning kecoklatan pada bagian
megacephala memiliki kemampuan daya tahan abdomen. Mata fasetnya yang besar dan tajam
hidup yang lebih baik dibanding C. rufifacies memudahkan menemukan target makanan.
sehingga populasi lalat C. megacephala tetap Syrphidae biasa meletakkan telurnya berderet
tinggi. Hal ini juga terlihat dari hasil koleksi secara pararel. Ukuran larva 1-1,2 cm
lalat jenis ini dari kelima pasar tradisional Kota menempel pada tanaman yang memiliki
Bogor paling tinggi yaitu sebesar 42%. kepadatan aphids yang tinggi (Bug et al., 2008).
Lalat Sarcophagidae (flesh flies) bersifat Syrphidae yang ditemukan di pasar sangat
vivipar dan meletakkan larvanya pada daging, jarang, hal ini karena habitatnya yang berasal
sayuran, siput, serangga dan lain-lain dari tumbuhan yang berbunga di sekitar
(Spradbery, 2002). Lalat M.domestica (house pemukiman pasar atau terbawa bersama sayur-
fly)tidak seperti famili Calliphoridae dan sayuran yang berbunga dari ladang-ladang
Sarcophagidae yang bertelur pada daging atau penghasil.Tersedianya habitat di lokasi pasar
bangkai. Lalat M. domestica meletakkan telur- inilah yang menyebabkan bervariasinya
nya pada material organik yang membusuk keragaman jenis lalat yang ditemukan di lima
(fermentasi) seperti kotoran ternak, sampah pasar tradisional Kota Bogor (Gambar 1).
organik pasar, dan sampah makanan, Kelimpahan nisbi berbagai jenis lalat yang
sedangkan D. repleta meletakkan telurnya pada didapat di Pasar Kota Bogor menunjukan hasil
material organik yang membusuk/fermentasi yang bervariasi (Tabel 1). Jenis lalat C. mega-
(Akiner dan Cadglar 2005; Yuriatni et al., 2011; cephala, D. repleta dan M. domestica memiliki
Penariol dan Ravazz, 2013). frekuensi satu pada setiap penangkapan yang
Phoridae (scuttle fly) merupakan jenis lalat menunjukkan bahwa jenis lalat ini selalu
dari ordo Diptera yang mudah ditemukan. diperoleh pada setiap penangkapan. Sehingga
Larvanya memakan bangkai, dan sering ketiga jenis lalat ini merupakan jenis lalat yang
bersimbiosis dengan jamur dan serangga sosial, mendominasi populasi lalat di pasar Kota Bogor.
serta diketahui sebagai parasitoid cacing tanah Indeks keragaman lalat di Pasar Kota Bogor
dan rayap. Spesies Phoridaedewasa sering sebesar 1,20 tergolong sedang yaitu berada
terlihat hinggap pada bunga yang mekar dalam kisaran 1 H 3. Hal ini menunjukkan
(Corona dan Brown, 2005). Phoridae biasa bahwa Pasar Kota Bogor memiliki keragaman
ditemukan di pasar mengingat stadium larvanya yang bervarisi dan memiliki habitat yang cocok
sebagai pemakan bangkai. Habitat lalat ini untuk kelangsungan hidup berbagai ragam jenis

477


a
Jurnal Veteriner Desember 2015
Tabel 1. Kelimpahan nisbi, frekuensi, angka dominasi, dan indeks keragaman lalat di Pasar Kota Bogor ( A), Pasar Sukasari (B), Pasar Anyar
(C), Pasar Jambu Dua (D), Pasar Gunung Batu (E)

Kelimpahan Nisbi (%) Frekuensi Dominasi Spesies (%)


Jenis Lalat
A B C D E A B C D E A B C D E

C. megacephala 42.37 71.84 10.48 60.00 22.44 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 42.37 71.84 10.48 60.00 22.44
C. saffranea 0.68 2.43 0.00 2.15 1.92 0.25 0.50 0.00 0.75 0.50 0.17 1,22 0.00 1.61 0.96
478

C. rufifacies 0.23 0.49 0.00 0.62 0.64 0.25 0.25 0.00 0.25 0.25 0.06 0.12 0.00 0.16 0.16
L. sericata 0.68 0.49 5.08 0.31 7.69 0.50 0.25 0.75 0.25 0.75 0.34 0.12 3.81 0.08 5.77
M. domestica 11.85 14.08 16.51 30.77 41.03 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 11.85 14.08 16.51 30.77 41.03
M. conducens 3.19 4.37 4.13 4.92 13.46 1.00 0.75 0.75 1.00 1.00 3.19 3.28 3.10 4,92 13.46
M. fasciata 0.23 1.46 3.17 0.31 10.90 0.25 0.50 0.75 0.25 1.00 0.06 0.73 2.37 0.08 10.90
S. haemorroidalis 0.23 0.49 0.32 0.62 0.64 0.25 0.25 0.25 0.50 0.25 0.06 0.12 0.08 0.31 0.16
S. fuscicauda 0.00 0.00 0.32 0.00 0.00 0.00 0.00 0.25 0.00 0.00 0.00 0.00 0.08 0.00 0.00
D. replete 40.55 0.97 59.05 0.31 0.64 1.00 0.25 1.00 0.25 0.25 40.55 0.24 59.05 0.08 0.16
Phoridae 0.00 0.00 0.95 0.00 0.00 0.00 0.00 0.25 0.00 0.00 0.00 0.00 0.28 0.00 0.00

Vol. 16 No. 4 : 474-482


Anthomyiidae 0.00 3.40 0.00 0.00 0.00 0.00 0.25 0.00 0.00 0.00 0.00 0.85 0.00 0.00 0.00
Syrphidae 0.00 0.00 0.00 0.00 0.64 0.00 0.00 0.00 0.00 0.25 0.00 0.00 0.00 0.00 0.16
Puguh Wahyudi, et al Jurnal Veteriner

lalat. Pasar Kota Bogor merupakan salah satu Kelimpahan nisbi dan angka dominasi
pasar tradisional utama di Kota Bogor dengan spesies yang didapat dari Pasar Sukasari
aktivitas transaksi penjualan pada waktu siang didominasi oleh C. megacephala dan M.
dan malam hari. Sampah pasar sering me- domestica.Indeks keragaman lalat di pasar ini
numpuk meskipun pelaksanaan pengangkutan sebesar 1,04 termasuk dalam kategori sedang,
sampah sudah menjadi agenda rutin setiap hari terbukti ditemukan sepuluh spesies lalat di Pasar
oleh petugas kebersihan. Namun, keadaan Sukasari. Walaupun aktivitas transaksi jual beli
tempat pembuangan sampah pasar belum di Pasar Sukasari hanya terjadi pada waktu
memadai dan kebersihan lingkungan pasar siang hari berupa penjualan bahan makanan
yang rendah sehingga mendukung lalat untuk yang beraneka ragam akan tetapi adanya sisa
berkembang biak. Faktor lain yang mendukung penjualan yang tidak dibersihkan mengundang
yaitu suhu dan kelembapan cuaca (Bunchu et berbagai jenis lalat untuk hinggap dan memilih
al., 2012; Slone dan Gruner, 2007; Shiao dan tempat yang cocok untuk bertelur (Astuti dan
Yeh, 2008; Yuriatni et al., 2011). Pradani, 2010).

Gambar 2. Prevalensi Muscidae dan Calliporidae di setiap lokasi pasar Kota Bogor (Februari
Maret 2014

Gambar 3. Prevalensi Calliphoridae di setiap blok pasar Kota Bogor (Februari Maret 2014)

Gambar 4. Prevalensi Muscidae di setiap blok pasar Kota Bogor (Februari-Maret 2014)

479
Jurnal Veteriner Desember 2015 Vol. 16 No. 4 : 474-482

Kelimpahan lalat di Pasar Anyar yang ditemukan(Yuriatni et al., 2011; Bunchu


didominasi oleh D. repleta (59,05%), M. et al., 2012). Pasar Gunung Batu sebagai misal,
domestica (16,51%), dan C. megacephala memiliki lokasi yang berbatasan dengan
(10,58%). Di pasar ini indeks keragaman lalat komplek perumahan sehingga penyebaran lalat
sebesar 2,68 merupakan angka tertinggi Muscidae di sekitar lokasi pasar sangat tinggi
walaupun masih termasuk ke dalam kategori (Gambar 2).
sedang. Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Berdasarkan pengamatan,di belakang
Anyar memiliki potensi daya dukung habitat Pasar Jambu Dua rutin terdapat tumpukan
yang baik bagi berbagai jenis lalat di wilayah sampah pasar yang berasal dari sisa-sisa
domestikasi manusia. penjualan ikan/daging, sehingga sangat disukai
Kelimpahan nisbi lalat di Pasar Jambu Dua lalat Calliphoridae sebagai tempat mencari
didominasi oleh C. megacephala (60%) dan makanan dan berkembang biak (breeding
selanjutnya M. domestica (30,8%) lalu diikuti place). Menurut Rudianto dan Azizah (2005) dan
jenis lalat yang lain. Tingginya kelimpahan Aminah (2005) bahwa tumpukan sampah
nisbi lalat di Pasar Jambu Dua disebabkan organik yang membusuk merupakan breeding
banyaknya sampah yang terdapat di tempat place yang cocok bagi kehidupan lalat ini. Hal
pembuangan sampah sementara di belakang ini juga terlihat dari prevalensi infestasi
pasar yang tidak secara rutin dikeluarkan/ Calliphoridae berdasarkan pembagian blok
dibersihkan. Tumpukan sampah berupa sisa pasar yang menunjukkan tertinggi pada blok
penjualan daging, ikan, dan bahan lain yang lingkungan dibandingkan blok daging dan blok
membusuk merupakan breeding places yang ikan (Gambar 3). Pada umumnya sampah
cocok terutama bagi lalat Caliphoridae (Aminah organik membusuk dibiarkan menumpuk dan
et al., 2005). terbuka di sekitar pasar tradional.
Berbeda halnya dengan di Pasar Jambu Angka prevalensi infestasi Muscidae
Dua, kelimpahan lalat di Pasar Gunung Batu menyebar bervariasi di antara tiga blok pasar.
lebih didominasi oleh M. domestica (41,0%), Namun, secara keseluruhan blok lingkungan
selanjutnya C. megacephala (22,4%) (Tabel 1). memiliki prevalensi infestasi lalat tertinggi.
Tingginya M. domestica di Pasar Gunung Batu Pasar yang memiliki prevalensi tertinggi yaitu
disebabkan karena situasi pasar sedang dalam Pasar Gunung Batu sebesar 4,77% (blok
proses renovasi sehingga kegiatan jual beli bahan daging), 4,45% (blok ikan), dan 2,48% (ling-
organik (makanan, sayuran, dsb) tidak terlalu kungan). Pasar dengan tingkat prevalensi tinggi
banyak yang menyebabkan sampah pasar berikutnya pada blok daging yaitu Pasar Kota
berupa bahan organik yang mudah membusuk, Bogor dengan prevalensi sebesar 3,08%(Gambar
berkurang walaupun terdapat tempat sampah 4).
terbuka dan terletak berdampingan dekat Tingginya prevalensi Muscidae di Pasar
dengan pasar. Indeks keragaman jenis lalat di Gunung Batu salah satunya disebabkan karena
Pasar Gunung Batu sebesar 1,62 tergolong letak pasar yang berdekatan dengan pemu-
sedang menunjukkan bahwa ragam jenis lalat kiman penduduk dan proses renovasi pasar yang
yang ditemukan saat penelitian di Pasar sedang berjalan saat dilakukan pengambilan
Gunung Batu cukup bervariasi dengan sampel, sehingga tidak banyak aktivitas
ditemukan 10 macam spesies lalat. penjualan dan sampah bahan organik yang
mudah membusuk di sekitar lokasi pasar ini.
Prevalensi infestasi lalat Muscidae memiliki sifat kosmopolit dan
Jumlah lalat yang menempel pada fly sticky sinantropik yang mudah ditemukan disetiap
paper menggambarkan kepadatan populasi lalat blok pasar (Hestiningsih et al., 2003).
di masing-masing pasar. Selain faktor
banyaknya pengunjung yang lalu lalang di
pasar, kondisi cuaca, daya rekat sticky fly paper, SIMPULAN
dan cara peletakkan fly sticky paper, faktor lain
seperti kondisi cuaca (suhu dan kelembapan), Keragaman jenis lalat yang diidentifikasi
kebersihan lingkungan, dan ketersediaan di pasar-pasar tradisional Kota Bogor yaitu
habitat bagi lalat (Phasuk et al., 2013), turut 41,43%(C. megacephala), 1,25%(C. saffranea),
memengaruhi tinggi rendah prevalensi infestasi 0,35% (C. rufifacies),2,29% (L. sericata), 20,61%
Muscidae dan Calliphoridae. Di sisi lain kondisi (M. domestica), 5,07% (M. conducens), 2,22%
letak geografis juga ikut mendukung jenis lalat (M. fasciata), 0,42% (S. haemorroidalis), 0,07%

480
Puguh Wahyudi, et al Jurnal Veteriner

(S. fuscicauda), 25,54% (D. repleta),0,21% Astuti EP, Pradani FY. 2010. Pertumbuhan dan
(Phoridae),0,49% (Anthomyiidae),dan 0,07% Reproduksi Lalat Musca domestica pada
(Syrphidae). Prevalensi infestasi Calliphoridae Berbagai Media Perkembangbiakan.
dan Muscidae di setiap lokasi dan blok pasar Aspirator 2(1): 11-16.
bervariasi. Prevalensi Calliphoridae berda-
Bunchu N, Sukontason K, Sanit S, Chidburee
sarkan blok pasar menunjukkan angka yang
P, Kurahashi H, Sukontason KL. 2012.
tinggi pada blok lingkungan. Keragaman jenis
Occurrence of Blow Fly Spesies (Diptera:
lalat yang ditemukan di pasar tradisional Kota
Calliphoridae) in Phitsanulok Province,
Bogor terutama dipengaruhi oleh tersedianya
Northern Thai.Trop Biomed 29(4): 532
sampah bahan organik yang membusuk sebagai
543.
sumber pakan dan perkembangbiakan lalat,
juga letaknya yang berdekatan dengan domes- Bug RL, Colver LG, Chaney WE, Smith HA,
tikasi manusia/permukiman, selain pengaruh Cannon, G. 2008. Flower Flies (Syrphidae)
suhu dan kelembapan Kota Bogor yang tinggi. and Other Biological Control Agents for
Aphids in Vegetable Crops. ANR Publication
8685 : 1-25.
SARAN Buyukkurt MC, Miloglu O, Nalbangtoglu S,
Uslu H, Yolcu U, Akta O. 2008. Oral
Keberadaan lalat yang mengganggu Myiasis in a Child Due to Wohlfahrtia
kesehatan dan kenyamanan di lokasi pasar dan Magnifica. Turkiye Klinikleri J Med Sci 28:
lingkungan sekitarnya menuntut kegiatan 782-785.
sanitasi pasar lebih ditingkatkan selain perlu
dilakukan perbaikan manajemen pasar. Chaiwong T, Srivoramas T, Sueabsamran P,
Sukontason K, Sanford MR,Sukontason KL.
2014.The blow fly, Chrysomya megacephala,
UCAPAN TERIMAKASIH and the house fly,Musca domestica, as
mechanical vectors of pathogenicbacteria in
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Northeast Thailand. Tropical Biomedicine
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan 31(2): 336346.
Hewan, Kementerian Pertanian RI yang telah Corona EM, Brown BV. 2005. The Central
membantu pendanaan penelitian ini. Ucapan American species of Diplonevra Lioy
terima kasih kepada Bagian Parasitologi dan (Diptera: Phoridae). J Zootaxa 1050: 21
Entomologi Kesehatan, FKH-IPB yang telah 38.
memberikan segala fasilitas. Penghargaan juga
penulis sampaikan kepada Dinas Pasar Kota Hadi UK, Soviana S. 2010. Ektoparasit.
Bogor, Pasar Sukasari, Pasar Anyar, Pasar Pengenalan, Identifikasi dan Pengen-
Jambu Dua, dan Pasar Gunung Batu sebagai daliannya. Cetakan Pertama. Bogor: IPB
lokasi penelitian dan pengumpulan data. Press. Hlm. 25-60.
Hestiningsih R, Martini, Santoso L. 2003.
Potensi Lalat Sinantropik Sebagai Vektor
DAFTAR PUSTAKA Gastrointestinal Disease (Kajian Deskriptif
Dari Aspek Mikrobiologi). Laporan
Akiner MM, Cadlar SS. 2005. The Status and Penelitian Dosen. Semarang. Fakultas
Seasonal Changes of Organophosphate and Kesehatan Masyarakat, Universitas
Pyrethroid Resistance in Turkish Diponegoro.
Populations of The House Fly, Musca
domestica L. (Diptera: Muscidae). JVE Koesharto FX, Soviana S, Sudarnika E. 2000.
31(2): 426-432. Population Fluctuation of Parasitoid
Spalangia endius (Hymenoptera:
Aminah NS, Mardiana, Supraptini. 2005. Jenis Pteromalidae) of Filth Flies (Diptera:
Jamur dan Lalat yang ditemukan pada Muscidae) at Poultry Farms in Bogor. J
Makanan Jajanan dari Pasar dan Warung Med Vet 7(1):1-4.
di Jakarta. Media Litbang Kes 15(1): 11-
16.

481
Jurnal Veteriner Desember 2015 Vol. 16 No. 4 : 474-482

Kogan M, Lattin JD. 1993. Insect conservation Spradbery JP. 2002. A Manual for the Diagnosis
and pest management Biodiversity and of Screw-Worm Fly. Departement of Agri-
Conservation (2):242-257. culture Fisheries and Forestry Australia.
Pp 1-59.
Lopez HDS. 1960. Hawaiian Sarcophagidae
(Diptera). Proc Hawaiian Entomol Soc17(3): Shiao SF, Yeh TC. 2008. Larval competition of
419-427. Chrysomya megacephala and Chrysomya
rufifacies (Diptera: Calliphoridae): behavior
Marshall SA, Whithworth T, Roscoe L. 2011.
and ecological studies of two blow fly spesies
Blow flies (Diptera: Calliphoridae) of eastern
of forensic significance. J Med Entomol
Canada with a key to Calliphoridae
45(4): 785-799.
subfamilies and genera of eastern North
America, and a key to the eastern Canadian Sukontason, Chaiwong T, Tayutivutikul J,
spesies of Calliphorinae, Luciliinae and Somboon P, Choochote W, Piangjai S,
Chrysomyiinae. CJAI 11: 76-83. Kabkaew, Sukontason L. 2009. Suseptibility
of Musca domestica and Chrysomya
Phasuk J, Tharawoot T, Chanpaisaeng J. 2013.
megacephala to permethrin and Delta-
Seasonal Abundance of Blow Flies (Diptera:
methrin in Thailand. Pak Entomol 31(2):
Calliphoridae) in Three Urban Parks of
148-317.
Bangkok, Thailand. Kasetsart J (Nat Sci)
47(6): 828-834. Slone DH1, Gruner SV. 2007. Thermoregulation
in larval aggregations of carrion-feeding
Pont AC. 2014. Australasian/Oceanian Diptera
blow flies (Diptera: Calliphoridae). J Med
CatalogWeb Version. Diunduh [diunduh
Entomol 44(3): 516-523.
2014 Mar 18]. Tersedia pada : http://
hbs.bishopmuseum.org/aocat/muscidae. Tumrasvin W, Shinonaga S. 1977. Studies on
html.. 107(1):21 Medically Important Flies in Thailand III.
Bull Tokyo Med Dent 24 : 209-218.
Penariol LV, Ravazz LM. 2013.Edge-interior
differences in the spesies richness and Ulum MM, Widianingsih, Hartati R. 2012.
abundance of drosophilids in a semide- Komposisi dan Kelimpahan Makrozoo-
ciduous forest fragment. SpringerPlus benthos Krustasea di Kawasan Vegetasi
2(114): 1-7. Mangrove Kel. Tugurejo, Kec. Tugu, Kota
Semarang. Journal of Marine Research
Rudianto H, Azizah R. 2005. Studi Tentang
1(2): 243-251.
Perbedaan Jarak Perumahan Ke TPA
Sampah Open Dumping Dengan Indikator Yuriatni, Salmah S, Dahelmi. 2011. Keaneka-
Tingkat Kepadatan Lalat Dan Kejadian ragaman Lalat (Cyclorrapha: Diptera) dan
Diare (Studi Di Desa Kenep Kecamatan Beji Parasit Usus yang Dibawanya di
Kabupaten Pasuruan). J Kes Ling 1(2) : 152- Kabupaten dan Kota Solok Sumatera Barat.
159. (Tesis). Padang: Universitas Andalas.
Sari M. 2014.Identifikasi Serangga Dekomposer
Di Permukaan Tanah Hutan Tropis
Dataran Rendah (Studi Kasus Di
Arboretum dan Komplek Kampus Unilak
Dengan Luas 9,2 Ha). Bio Lectura 2(1):
64-72

482

Anda mungkin juga menyukai