Anda di halaman 1dari 21

GAMBARAN TINGKAT KEPADATAN LALAT DI LOS

DAGING PASAR KOTA BENGKULU

Anisa Dwi Putri

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu

Program Studi Sanitasi Program Diploma Tiga Jurusan

Kesehatan Lingkungan.

E-mail : anisadwiputri447@gmail.com

ABSTRAK

Lalat adalah jenis serangga dari ordo dIpera (berasal dari bahasa yunani di berarti duan dan
ptera sayap). Lalat merupakan serangga pengganggu utama yang dapat membawa
pathogen pada tubuhnya. Lalat berperan dalam penyebaran penyakit seperti diare, disentri,
kolera, demam tifoid dan paratifoid karena menyebarkan kotoran ke makanan, minuman,
sayuran dan buah-buahan. Tujuan penelitian ini untuk diketahui tingkat kepadatan lalat
dengan menggunakan fly grill di Pasar Kota Bengkulu. Metode penelitian ini bersifat
deskriptif kuantitatif yaitu menggambarkan tingkat kepadatan lalat di los daging Pasar
Kota Bengkulu yang dilakukan pada tanggal 15-28 juni 2022. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 45 sampel, yang terdiri dari 4 lokasi yaitu 15 titik sampel di Pasar
Panorama, 10 titik sampel di Pasar Induk Pagar Dewa, 10 titik sampel di Pasar Minggu dan
10 titik Sampel di Pasar Baru Koto II Kota Bengkulu. Hasil penelitian ini di peroleh rata-
rata tingkat kepadatan lalat di Pasar Panorama adalah 12 ekor/blok grill kategori kepadatan
padat, rata-rata tingkat kepadatan lalat di Pasar Induk Pagar Dewa adalah 9 ekor/blok grill
kategori kepadatan padat, rata-rata tingkat kepadatan lalat di Pasar Minggu adalah 3
ekor/blok grill kategori kepadatan sedang dan rata-rata kepadatan lalat di Pasar BaruKoto
II 1 ekor/blok grill kategori kepadatan rendah. Disarankan bagi pengelola, agar dapat
memantau secara berkala mengenai kebersihan dan kesehatan pasar. Dan melakukan
tindakan terhadap masalah yang timbul terkait kepadatan lalat terutama di los daging di
Pasar Kota Bengkulu.

Kata Kunci :Vektor,lalat,sampah


Daftar Pustaka : 2013-2021
ABSTRACT

Flies are a type of insect of the order dIpera (derived from the Greek word di meaning
duan and ptera wing). Flies are the main nuisance insects that can carry pathogens on
their bodies. Flies play a role in the spread of diseases such as diarrhea, dysentery,
cholera, typhoid fever and paratyphoids because they spread feces to food, drinks,
vegetables and fruits. The purpose of this study was to determine the level of fly density
using a fly grill at the Bengkulu City Market. This research method is descriptive
quantitative, namely describing the level of fly density in the bengkulu city market meat los
which was carried out on June 15-28, 2022. The number of samples in this study was 45
samples, consisting of 4 locations, namely 15 sample points in Pasar Panorama, 10 sample
points in Pagar Dewa Main Market, 10 sample points in Pasar Minggu and 10 sample
points in Pasar Baru Koto II Bengkulu City. The results of this study obtained the average
level of fly density in Pasar Panorama is 12 heads / block grill in the solid density category,
the average level of fly density in the Pagar Dewa Main Market is 9 tails / block grill in the
solid density category, the average level of fly density in Pasar Minggu is 3 heads / block
grill medium density category and the average fly density in Pasar BaruKoto II 1 tail /
block grill in the low density category. It is recommended for managers, in order to be able
to regularly monitor the cleanliness and health of the market. And take action on problems
that arise related to the density of flies, especially in meat los in Bengkulu City Market.

Keywords : Vecor, fly, garbage


Bibliography : 2013-2021
Pendahuluan paratifoid karena menyebarkan

Lalat merupakan serangga dari kotoran ke makanan, minuman,

Ordo Diptera yang mempunyai sayuran dan buah-buahan.

sepasang sayap biru berbentuk Aktivasi lalat dipengaruhi oleh

membran. Semua bagian tubuh lalat sinar, temperatur, kelembaban, air,

rumah bisa berperan sebagai alat makanan, dan tempat perindukan.

penular penyakit (badan, bulu pada Pada malam hari tidak aktif,

tangan dan kaki, feces dan kecuali bila ada sinar buatan. Lalat

muntahannya). Kondisi lingkungan ruman berkembang biak dengan

yang kotor dan berbau merupakan zat organik seperti sampah,

tempat yang sangat baik bagi kotoran manusia dan hewan, sisa

pertumbuhan dan perkembangbiakan makanan dan zat yang membusuk

bagi lalat rumah (Pituari, Dirhan, 2021) lainnya (Emerty & Mulasari,

Lalat merupakan serangga 2020).

pengganggu utama yang dapat Tindakan pengendalian

membawa pathogen pada tubuhnya. lalat bertujuan untuk mengurangi

Permukaan tubuhnya yang dipenuhi atau melenyapkan gangguan yang

dengan struktur rambut halus menjadi ditimbulkan oleh lalat.

media pembawa yang baik bagi Keberadaan lalat dapat

pathogen. Lalat sering berpindah- mengganggu masyarakat karena

pindah ke tempat yang kotor untuk sebagai salah satu vektor perantara

kemudian berpindah ke makanan atau penyebaran penyakit berbasis

tubuh manuhsia atau hewan (Emerty & lingkungan. Proses penyebaran

Mulasari, 2020) penyakit yang disebabkan oleh

Lalat berperan dalam lalat disebarkan secara mekanik,

penyebaran penyakit seperti diare, oleh bakteri yang menempel pada

disentri, kolera, demam tifoid dan kaki dan bagian tubuh lalat yang
kemudian tertinggal di tempat yang dan TPA diperlukan pengendalian

disinggahi lalat. Penyakit yang dapat lalat (Trianto et al., 2020).

ditularkan oleh lalat berupa infeksi Dalam mewujudkan

saluran pencernaan, disentri, diare, kesehataan lingkungan yang baik

tifoid, kolera dan infeksi cacing dan menciptakan kesejahteraan

(Azizah et al., 2021). Faktor-faktor penduduk perlu dilakukan

yang mempengaruhi keberadaan lalat pengendalian sumber penyakit

yaitu makanan lalat, sanitasi, suhu dan yang dapat menimbulkan penyakit

kelembaban. Kebiasaan makan lalat berbasis lingkungan, salah satunya

bertujuan untuk bertahan hidup, lalat yaitu pengendalian vector.

menyukai makanan yang bercita rasa Penyelenggaraan lingkungan

manis seperti gula dan susu, memiliki merupakan upaya yang dilakukan

kandungan protein yang tinggi seperti untuk mengamankan lingkungan

ikan, daging, tempe, tahu, oncom melalui pengawasan dan perbaikan

bahkan kacang tanah. Keberadaan lalat kualitas kesehatan lingkungan.

juga dipengaruhi oleh kelembaban dan Salah satu sarana dari penyehatan

suhu. Lalat bertahan pada suhu 28˚C lingkungan tersebut adalah sanitasi

hingga 32˚C lalat akan beraktivitas tempat-tempat umum yang

secara maksimal. Suhu kurang dari didalamnya termasuk pasar

16˚C dan lebih dari 48˚C aktivitas lalat (Lasmaria, 2019).

akan berkurang. Tempat-tempat yang Pasar tradisional adalah

berhubungan dengan keberadaan sebuah tempat melakukan proses

manusia seperti permukiman transaksi jual beli yang dilakukan

penduduk, tempat-tempat umum dengan proses tawar menawar.

(pasar, tempat pemotongan ayam, Pasar tradisional berbentuk

peternakan ayam, warung makan), TPS deretan warung, toko, kios bahkan

tenda yang pada umumnya terletak


di ruang terbuka atau disepanjang jalan potensial dapat menyerang

wilayah tersebut. Pasar tradisional manusia. Salah satu vektor yang

merupakan tempat dijualnya bahan menyebabkan penyakit menular

makanan harian yang dibutuhkan oleh tropis adalah lalat (Kemenkes,

konsumen baik bahan makanan hasil 2017).

pertanian masyarakat di wilayah Oleh karena itu, agar

tersebut atau bahan makanan yang tingkat perkembangan kehidupan

diimpor dari luar. Bahan-bahan lalat itu dapat selalu dibawah rata-

makanan yang dijual juga sangat rentan rata yang diharapkan diperlukan

terhadap keberadaan beberapa serangga pengendallian lalat secara

vektor yang dapat mempengaruhi kontinue. Sebelum melakukan

kualitas bahan makanan, misalnya pengendalian, perlu dilakukan

seperti lalat (Trianto et al., 2020) pengukuran tingkat kepadatannya

Vektor dan binatang pembawa dimana data ini dapat digunakan

penyakit di Indonesia telah untuk merencanakan program

teridentifikasi terutama terkait dengan pengendalian lalat. Tujuan dari

penyakit menular tropis, baik yang pembahasan tersebut adalah, untuk

endemis maupun penyakit menular mengetahui tingkat kepadatan

potensial wabah. Mengingat lalat pada Pasar Tradisional di

beragamnya penyakit-penyakit tropis Kota Bengkulu, terutama pada

yang merupakan penyakit menular penjual daging. Atas dasar itu,

vektor dan zoonotik, maka upaya peneliti tertarik untuk meneliti

pengendalian vektor dan binatang bagaiman “Gambaran Kepadatan

pembawa penyakit menjadi bagian Lalat Di Pasar Kota Bengkulu”

integral dari upaya penanggulagan

penyakit tular vektor, termasuk

penyakit- penyakit zoonotik yang


Penelitian ini telah

Tujuan Diketahui tingkat dilaksanakan mulai Mei – juni 2022.

kepadatan lalat menggunakan flygrill di Penelitian ini telah dilaksanakan di

Los Daging Pasar Kota Bengkulu. empat (4) Pasar Umum di Kota

Bengkulu, yaitu (Pasar panorama,


METODE
Jenis Penelitian ini bersifat Pasar minggu, Pasar baru koto & Pasar

deskriptif kuantitatif, yaitu pagar dewa). Data di peroleh dengan

menggambarkan kepadatan lalat dalam melakukan pengukuran angka

pengendalian dengan menggunakan fly kepadatan lalat dengan menggunakan

grill. Populasi dalam penelitian ini Fly grill dan Hand counter (untuk

adalah jumlah kios yang ada di Pasar menghitung lalat yang hinggap di fly

Kota Bengkulu, yaitu pasar panorama grill) serta thermohygrometer untuk

536 petak kios, pasar barukoto 515 pengukuran suhu dan kelembaban.

petak kios, pasar minggu 454 kios,

pasar pagar dewa 278 kios. Sampel

diambil dengan metode random

sampling, pada penelitian di pasar

panorama berjumlah 15 titik di kios

daging, di pasar barukoto berjumlah 10

titik kios daging, di pasar minggu 10

titik kios daging dan di pasar pagar

dewa berjumlah 10 titik di kios daging.


HASIL perindukan lalat dan bila mungkin

Tabel 4.1 Rata - rata kepadatan direncanakan upaya pengendalian pada


lalat yang hinggap pada fly grill
los daging di Pasar Induk Pagar Dewa.
pada Los Daging di Pasar Pagar
Dewa Kota Bengkulu Temperatur : 29˚ C

No Titik Rerata Kelembaban: 80%


Pemasangan fly lalat yang
grill hinggap/ Tabel 4.2 Rata – rata kepadatan lalat
titik yang hinggap pada fly grill pada Los
1. Titik 1 9 Daging di Pasar Panorama Kota
Bengkulu
2. Titik 3 9

3. Titik 5 10 No Titik Rerata lalat


Pemasangan yang
4. Titik 6 11
Fly grill hinggap/Titik
5. Titik 8 7 1. Titik 2 13

Rata-rata/blok grill 9 2. Titik 4 12

3. Titik 5 10

Dari tabel 4.1 diatas, 4. Titik 8 16

berdasarkan hasil pengukuran. 5. Titik 10 11

Diketahui dari 5 titik pengukuran Rata-rata/blok 12


grill
tertinggi pada los daging Pasar Induk

Pagar Dewa Kota Bengkulu, rata-rata Dari tabel 4.2 diatas, berdasarkan

jumlah lalat yang hinggap pada 5 titik hasil pengukuran. Diketahui dari 5 titik

pemasangan fly grill adalah 9 ekor/blok pengukuran tertinggi pada Los Daging

grill. Maka tingkat kepadatan lalat pada Pasar Panorama Kota Bengkulu, rata –

los daging Pasar Induk Pagar Dewa ratakan, jumlah lalat yang hinggap pada 5

Kota Bengkulu di ketegorikan padat (6- titik pemasangan fly grill adalah 12

20) ekor/blok grill, maka perlu ekor/blok grill. Maka tingkat kepadatan

pengamanan terhadap tempat-tempat lalat pada los Daging Pasar Panorama Kota
Bengkulu di kategorikan padat (6-20) titik pemasangan fly grill adalah 3

ekor/blok grill, perlu pengamanan ekor/blok grill. Maka tingkat

terhadap tempat-tempat perindukan kepadatan lalat pada Los Daging Pasar

lalat dan bila mungkin direncanakan Minggu Kota Bengkulu di kategorikan

upaya pengendalian pada los daging di sedang (3-5) ekor/ blok grill. Perlu

Pasar Panorama Kota Bengkulu. tindakan pengendalian terhadap

Temperatur : 30˚ C tempat perkembangbiakan lalat pada

Kelembaban: 80% los daging di Pasar Minggu Kota

Tabel 4.3 Rata - rata kepadatan Bengkulu.


lalat yang hinggap pada fly grill
Temperatur : 29,9˚ C
pada Los Daging di Pasar Minggu
Kota Bengkulu Kelembaban: 80%

Tabel 4.4 Rata – rata kepadatan lalat


No Titik Rerata lalat yang hinggap pada fly grill pada Los
Pengambilan yang Daging di Pasar Baru koto II Kota
Sampel hinggap/Titik Bengkulu
1. Titik 1 3
No Titik Rerata lalat
2. Titik 3 4
Pengambilan yang hinggap/
Sampel Titik
3. Titik 5 4
1. Titik 3 1
4. Titik 6 3
2. Titik 4 1
5. Titik 9 3
3. Titik 6 2
Total 3
4. Titik 8 1

Dari tabel 4.3 diatas, berdasarkan hasil 5. Titik 10 0

pengukuran. Diketahui dari 5 titik Total 1

pengukuran tertinggi pada Los Daging


Dari tabel 4.4 diatas, berdasarkan
Pasar Minggu Kota Bengkulu, rata –
hasil pengukuran. Diketahui dari 5
rata jumlah lalat yang hinggap pada 5
titik pengukuran tertinggi pada Los
Daging Pasar Baru Koto Kota 1) Titik 1, distribusi jumlah lalat yang

Bengkulu, rata-rata jumlah lalat yang hinggap pada fly grill adalah 48 ekor

hinggap pada 5 titik pemasangan fly lalat dengan rata-rata 9 ekor/blok grill.

grill adalah 1 ekor/blok grill. Maka 2) Titik 2, distribusi jumlah lalat yang

tingkat kepadatan lalat pada Los hinggap pada fly grill adalah 45 ekor

Daging Pasar Baru Koto Kota lalat dengan rata-rata 9 ekir/blok grill.

Bengkulu di kategorikan rendah atau 3) Titik 3, distribusi jumlah lalat yang

tidak menjadi masalah (0-2). hinggap pada fly grill adalah 52 ekor

Temperatur : 27˚ C lalat dengan rata-rata 10 ekor/blok

Kelembaban: 85% grill.

PEMBAHASAN 4) Titik 4, distribusi jumlah lalat yang


a) Pasar Pagar Dewa Kota Bengkulu
hinggap pada fly grill adalah 58 ekor
Pengumpulan data yang dilakukan
lalat dengan rata-rata 11 ekor/blok
selama 1 hari, pengukuran di ambil
grill.
sebanyak 10 titik, dalam 1 titik pengukuran
5) Titik 5, distribusi jumlah lalat yang
di lakukan 10 kali pengulangan dengan
hinggap pada fly grill adalah 36 ekor
estimasi waktu 30 detik. Data yang
lalat dengan rata-rata 7 ekor/blok grill.
dikumpulkan, hanya di ambil sebanyak 5
Berdasarkan hasil pengamatan
pengukuran yang tertinggi. Diketahui
dilokasi penelitian, banyaknya lalat
bahwa jumlah distrbusi lalat yang hinggap
ditemukan pada los daging di Pasar Pagar
pada masing-masing titik di los daging
Dewa Kota Bengkulu, disebabkan karena
Pasar Pagar Dewa Kota Bengkulu sebagai
lokasi penjualan los daging yang lembab,
berikut:
dan berbau darah, dengan lingkungan tanah

yang basah serta sisa-sisa daging buangan

yang dikumpulkan pada tiap pedagang los


daging sehingga lalat tertarik untuk memelihara kebersihan lingkungan dengan

hinggap dimanapun, hingga ke daging mengupayakan mengurangi sumber yang

yang di gantung dan yang diatas meja los. menarik bagi lalat, seperti sampah basah

Diketahui tingkat suhu dan dan sampah organik dengan cara

kelembaban di Pasar Induk Pagar Dewa, pengumpulan, pengukuran dan

pada jam 10.30 adalah 29˚C / 80%. Setelah pembuangan sampah yang dikelola dengan

di hitung dan di rata-ratakan, jumlah baik dan rutin, menutup saluran air limbah

distribusi seluruh lalat yang hinggap pada yang terbuka, dan menutup bak sampah

fly grill di los daging Pasar Induk Pagar (TPS) yang masih terbuka.

Dewa Kota Bengkulu adalah 239 ekor, dan b) Pasar Panorama Kota Bengkulu

rata-rata keseluruhan dari 5 titik tertinggi Pengumpulan data yang dilakukan

adalah 9 ekor/blok grill. Maka Pasar Induk selama 1 hari, pengukuran di ambil

Pagar Dewa dikategorikan tingkat sebanyak 15 titik, dalam 1 titik pengukuran

kepadatan lalat tinggi atau padat. di lakukan 10 kali pengulangan dengan

Upaya pengendalian yang harus estimasi waktu 30 detik. Data yang

dilakukan pada hasil penelitian ini yaitu dikumpulkan, hanya di ambil sebanyak 5

dengan melakukan pengamanan dan pengukuran yang tertinggi. Diketahui

pengendalian pada los daging di Pasar bahwa jumlah distrbusi lalat yang hinggap

Induk Pagar Dewa Kota Bengkulu. Dengan pada masing-masing titik di los daging

tingkat populasi lalat yang padat perlu Pasar Panorama Kota Bengkulu sebagai

dilakukan untuk mengatasi masalah berikut:

tersebut salah satunya adalah dengan 1) Titik 1, distribusi jumlah lalat yang

memperbaiki kondisi hyegine sanitasi di hinggap pada fly grill adalah 65 ekor

lingkungan Pasar Induk Pagar Dewa Kota lalat dengan rata-rata 13 ekor/blok

Bengkulu, yaitu dengan menjaga dan grill.


2) Titik 2, distribusi jumlah lalat yang daging, serta terdapat tumpukan

hinggap pada fly grill adalah 63 ekor limbah tulang daging yang tertumpuk

lalat dengan rata-rata 12 ekir/blok disekitar pedagang daging, sehingga

grill. lalat tertarik untuk hinggap

3) Titik 3, distribusi jumlah lalat yang dimanapun, hingga ke daging yang di

hinggap pada fly grill adalah 53 ekor gantung dan yang diatas meja los.

lalat dengan rata-rata 10 ekor/blok Diketahui tingkat suhu dan

grill. kelembaban di Pasar Panorama, pada

4) Titik 4, distribusi jumlah lalat yang jam 10.30 adalah 30˚C / 80%. Setelah

hinggap pada fly grill adalah 81 ekor di hitung dan di rata-ratakan, Jumlah

lalat dengan rata-rata 16 ekor/blok distribusi seluruh lalat yang hinggap

grill. pada fly grill di los daging Pasar

5) Titik 5, distribusi jumlah lalat yang Panorama Kota Bengkulu adalah 316

hinggap pada fly grill adalah 54 ekor ekor, dan rata-rata keseluruhan dari 5

lalat dengan rata-rata 11 ekor/blok titik tertinggi adalah 12 ekor/blok grill.

grill. Maka Pasar Panorama dikategorikan

tingkat kepadatan lalat tinggi atau


Berdasarkan hasil pengamatan
padat.
dilokasi penelitian, banyaknya lalat
Upaya pengendalian yang
ditemukan pada los daging di Pasar
harus dilakukan pada hasil penelitian
Panorama Kota Bengkulu, disebabkan
ini yaitu dengan melakukan
karena lokasi penjualan los daging
pengamanan dan pengendalian pada
yang lembab, dan berbau darah,
los daging di Pasar Panorama Kota
dengan lingkungan tanah yang basah
Bengkulu. Dengan tingkat populasi
serta sisa-sisa daging buangan yang
lalat yang padat perlu dilakukan untuk
dikumpulkan pada tiap pedagang los
mengatasi masalah tersebut salah 30 detik. Data yang dikumpulkan,

satunya adalah dengan memperbaiki hanya di ambil sebanyak 5 pengukuran

kondisi hyegine sanitasi di lingkungan yang tertinggi. Diketahui bahwa

Pasar Panorama Kota Bengkulu, yaitu jumlah distrbusi lalat yang hinggap

dengan menjaga dan memelihara pada masing-masing titik di los daging

kebersihan lingkungan dengan Pasar Minggu Kota Bengkulu sebagai

mengupayakan mengurangi sumber berikut:

yang menarik bagi lalat dan 1) Titik 1, distribusi jumlah lalat

mengurangi tempat berbiaknya lalat, yang hinggap pada fly grill adalah

seperti sampah basah dan sampah 14 ekor lalat dengan rata-rata 3

organik dengan cara pengumpulan, ekor/blok grill.

pengukuran dan pembuangan sampah 2) Ttitik 2, distribusi jumlah lalat

yang dikelola denga baik dan rutin, yang hinggap pada fly grill adalah

tanah yang mengandung bahan 19 ekor lalat dengan rata-rata 4

organik seperti lumpur dan lumpur ekir/blok grill.

organik dari air buangan disaluran 3) Titik 3, distribusi jumlah lalat

terbuka, tanki septik dan rembesan yang hinggap pada fly grill adalah

dari lubang penampungan harus 21 ekor lalat dengan rata-rata 4

dihilangkan dengan menutup saluran. ekor/blok grill.

c) Pasar Minggu Kota Bengkulu 4) Titik 4, distribusi jumlah lalat

Pengumpulan data yang yang hinggap pada fly grill adalah

dilakukan selama 1 hari, pengukuran 18 ekor lalat dengan rata-rata 3

di ambil sebanyak 10 titik, dalam 1 ekor/blok grill.

titik pengukuran di lakukan 10 kali 5) Titik 5, distribusi jumlah lalat

pengulangan dengan estimasi waktu yang hinggap pada fly grill adalah
18 ekor lalat dengan rata-rata 3 grill. Maka Pasar Minggu Kota

ekor/blok grill. Bengkulu dikategorikan tingkat

kepadatan lalat sedang.


Berdasarkan hasil pengamatan
Upaya pengendalian yang
dilokasi penelitian, kepadatan lalat
harus dilakukan pada hasil penelitian
dikategorikan sedang pada los daging
ini yaitu dengan melakkan
di Pasar Minggu Kota Bengkulu,
pengendalian pada los daging di Pasar
disebabkan karena lokasi penjualan
Minggu Kota Bengkulu. Dengan
los daging yang lembab, sampah sisa
tingkat populasi lalat yang sedang
kotoran daging yang tertumpuk,
perlu dilakukan untuk mengatasi
dengan lingkungan tanah yang basah.
masalah tersebut salah satunya adalah
Prilaku pedagang terhadap kebersihan
dengan memperbaiki kondisi hyegine
disekitar pasar belum terlalu
sanitasi di lingkungan Pasar Minggu
terpelihara, terdapatnya lalat yang
Kota Bengkulu, yaitu dengan menjaga
hinggap pada fly grill dikarenakan
dan memelihara kebersihan
lalat menyukai bau dari daging segar
lingkungan dengan mengupayakan
dan lingkungan yang belum terjaga.
mengurangi sumber yang menarik
Diketahui tingkat suhu dan
bagi lalat, seperti sampah basah dan
kelembaban di Pasar Minggu, pada
sampah organik dengan cara
jam 11.00 adalah 29,9˚C / 80%.
pengumpulan, pengukuran dan
Setelah di hitung dan di rata-ratakan,
pembuangan sampah yang dikelola
jumlah distribusi seluruh lalat yang
dengan baik dan rutin.
hinggap pada fly grill di los daging

Pasar Minggu Kota Bengkulu adalah

90 ekor, dan rata-rata keseluruhan dari

5 titik tertinggi adalah 3 ekor/blok


10 ekor lalat dengan rata-rata 2

d) Pasar Baru Koto II Kota Bengkulu ekor/blok grill.

Pengumpulan data yang 4) Titik 4, distribusi jumlah lalat

dilakukan selama 1 hari, pengukuran yang hinggap pada fly grill

di ambil sebanyak 10 titik, dalam 1 adalah 5 ekor lalat dengan rata-

titik pengukuran di lakukan 10 kali rata 1 ekor/blok grill.

pengulangan dengan estimasi waktu 5) Titik 5, distribusi jumlah lalat

30 detik. Data yang dikumpulkan, yang hinggap pada fly grill

hanya di ambil sebanyak 5 pengukuran adalah 2 ekor lalat dengan rata-

yang tertinggi. Diketahui bahwa rata 0 ekor/blok grill.

jumlah distrbusi lalat yang hinggap


Berdasarkan hasil pengamatan
pada masing-masing titik di los daging
dilokasi penelitian, kepadatan lalat
Pasar Baru Koto II Kota Bengkulu
dikategorikan rendah pada los daging di
sebagai berikut:
Pasar Baru Koto Kota Bengkulu,
1) Titik 1, distribusi jumlah lalat
disebabkan karena Sanitasi Lingkungan
yang hinggap pada fly grill adalah
Pasar Baru Koto II Kota Bengkulu terjaga
8 ekor lalat dengan rata-rata 1
kebersihannya, dan juga Pasar ini buka
ekor/blok grill.
hanya pada subuh hari dan pada siang hari
2) Titik 2, distribusi jumlah lalat
Pasar Baru Koto II tutup, sehingga
yang hinggap pada fly grill adalah
penelitian dilakukan pada pagi hari pukul
7 ekor lalat dengan rata-rata 1
07.00 WIB.
ekor/blok grill.
Diketahui tingkat derajat suhu dan
3) Titik 3, distribusi jumlah lalat
kelembaban di Pasar Baru Koto, pada
yang hinggap pada fly grill adalah
waktu pagi hari (07.00) adalah 27˚C /

85%. Setelah di hitung dan di rata-


ratakan, jumlah distribusi seluruh lalat lalat tinggi yaitu pada TPS (8 ekor

yang hinggap pada fly grill di los daging lalat/blok grill), pada Pemukinam (11

Pasar Baru Koto Kota Bengkulu adalah ekor lalat/blok grill), dan 1 lokasi

32 ekor, dan rata-rata keseluruhan dari 5 kepadatan sedang Terminal (3 ekor

titik tertinggi adalah 1 ekor/blok grill. lalat/blok grill).

Kepadatan rendah atau tidak menjadi Dari tabel hasil penelitian diatas,

masalah. dapat disimpulakan bahwa pasar yang

Dari pembahsan di atas, penelitian tingkat kepadatan lalatnya tinggi adalah

ini juga sejalan dengan penelitian yang Pasar Panorama Kota Bengkulu dengan

dilakukan oleh Tiurma Lasmaria (2019) rata-rata 12 ekor/blok grill kategori padat,

dengan judul Tugas Akhir Gambaran dan Pasar Induk Pagar Dewa dengan rata-

Tingkat Kepadatan Lalat Di Pelabuhan rata 9 ekor/blok grill kategori padat.

Sungai Duku (Poltekkes Kemenkes Sedangkan pada Pasar Minggu rata-rata

Padang). Dapat diketahui bahwa secara kepadatan lalat 3 ekor/blok grill kategori

deskriptif, hasil pengukuran kepadatan sedang. Dan pada Pasar Baru Koto II rata-

lalat dilakukan di 3 lokasi yaitu, TPS rata kepadatan lalat 1 ekor/blok grill

Pelabuhan Sungai Duku, Terminal kategori rendah.

Pelabuhan Sungai Duku, dan Pemukiman Tujuan penanganan populasi lalat dengan

Sungai Duku. Jumlah lalat yang hinggap sanitasi lingkungan sebenarnya adalah untuk

pada fly grill di TPS adalah 36 ekor, di mengurangi atau menghilangkan tempat-

Terminal 15 ekor, dan pada Pemukiman tempat lalat dengan mengurangi sumber

51 ekor lalat yang hinggap pada fly grill. yang memungkinkan bagi lalat untuk

Jadi hasil rata-rata pengukuran kepadatan berkembangbiak, dan bila memungkinkan

lalat di Pelabuhan Sungai Duku, didapat untuk direncanakan upaya pengendalian.

2 lokasi yang dikategorikan kepadatan Upaya yang dilakukan adalah dengan cara
pengendalian secara mekanik yaitu dengan ekor/blok grill, maka dikategorikan

menangkap lalat menggunakan perangkat sedang (3-5).

yang berisi umpan seperti Metilat atau 4. Rata-rata kepadatan lalat di Pasar Baru

lampu sebagai daya tariknya, bisa kuga Koto II Kota Bengkulu yaitu 1

dengan kertas perekat lalat. Cara lain ekor/blok grill, maka dikategorikan

membunuh lalat yaitu, dengan memakai rendah (0-2).

pembunuh listrik seperti raket elektrik.

Terakhir yang sangat sederhana adalah

dengan menggunakan pemukul lalat.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut. Rerata

kepadatan lalat yang hinggap pada fly grill

di los daging di pasar;

1. Rata-rata kepadatan lalat di Pasar

Panorama Kota Bengkulu yaitu 12

ekor/blok grill, maka dikategorikan

padat (6-20).

2. Rata-rata kepadatan lalat di Pasar

Induk Pagar Dewa Kota Bengkulu

yaitu 9 ekor/blok grill, maka

dikategorikan padat (6-20).

3. Rata-rata kepadatan lalat di Pasar

Minggu Kota Bengkulu yaitu 3


DAFTAR PUSTAKA yang ditimbulkan akibat keberadaan
tempat pemrosesan akhir (TPA) Air
Andiarsa, D. (2018). Lalat: Vektor yang Sebakul Kota Bengkulu. Jurnal
Terabaikan Program? Balaba: Jurnal Pengelolaan Lingkungan
Litbang Pengendalian Penyakit Berkelanjutan (Journal of
Bersumber Binatang Banjarnegara, Environmental Sustainability
201–214. Management), 4(1), 448–459.
https://doi.org/10.22435/blb.v14i2.67 https://doi.org/10.36813/jplb.4.1.448-
Agus. (2018). Pengelolaan Pasar Induk 459
Pagar Dewa Kota Bengkulu (Studi Masyarakat, F. K., & Sriwijaya, U. (2022).
Pada UPTD Pasar Pagar Dewa Kota Analisis Faktor-Faktor Yang
Bwngkulu). 27-31. Kecamatan Indralaya Tahun 2021
Azizah, C., Hestiningsih, R., Yuliawati, S., Skripsi Analisis Faktor-Faktor Yang
& Wuryanto, M. A. (2021). Pengaruh Kecamatan Indralaya.
Pengaplikasian Variasi Perangkap Pituari, Dirhan, M. (2021). Analisis
Terhadap Jumlah Lalat Terperangkap Tingkat Kepadatan Lalat di Tempat
Di Tempat Penjualan Ikan Pasar Pembuangan Akhir (TPA) Sampah
Tambak Lorok Kota Semarang. Air Sebakul Kota Bengkulu. Sains
Jurnal Kesehatan Masyarakat Kesehatan, 27(3).
(Undip), 9(6), 772–777. Prasetya, R. G. (2017). Peraturan Menteri
https://doi.org/10.14710/jkm.v9i6.31 Kesehatan Republik Indonesia Nomor
406 50 Tahun 2017. 6–18.
Catur Puspitasari, dkk. (2021). Kesehatan
Lingkungan Teori Dan Aplikasi. In Subagyo agus, widyanto arif, santjaka aris.
Buku Teori Dan Aplikasi (2013). Fly Density and Identification
Emerty, V. Y., & Mulasari, S. A. (2020). Analysis an Control Efforts In
Pengaruh Variasi Warna Pada Fly Traditional Market Purwokerto
Grill Terhadap Kepadatan Lalat Densitas dan Identifikasi Lalat Serta
(Studi di Rumah Pemotongan Ayam Upaya Pengendaliannya di Paar
Pasar Terban Kota Yogyakarta). Tradisional Purwokerto Agus
Jurnal Kesehatan Lingkungan Subagyo Arif Widyanto Aris Santjaka
Indonesia, 19(1), 21. Jurusan Teknik Radiodiognosti. Fly
https://doi.org/10.14710/jkli.19.1.21- Density and Identification Analysis
26 and Control Efforts, 483-491.
Husein, H. (2017). Identifkkasii Kepadatan Tms, L. S. (2021). Tempat Pembuangan
Lalat Diperumahan Yang Berbeda Di Akhir ( Tpa ) Sampah Air Sebakul.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Trianto, M., Marisa, F., & Siswandari, N.
Sampah Air Sebakul Kecamatan P. (2020). Kelimpahan Nisbi,
Selebar Kota Bengkulu. Jurnal Of Frekuensi Dan Dominansi Jenis Lalat
Nursing and Public Health, 5(1),80- Di Beberapa Pasar Tradisional Di
87. Kecamatan Martapura. Metamorfosa:
Kartikasari. (2018).Diversitas Lalat Buah Journal of Biological Sciences, 7(2),
(Tephritidae: Bactocera). 5. 21.
http://repository.unimus.ac.id https://doi.org/10.24843/metamorfos
Lasmaria, T. (2019). Gambaran Tingkat a.2020.v07.i02.p04
Kepadatan Lalat Di Pelabuhan
Sungai Duku.
Lubis, M. F., Sopiah, S., Walid, A., &
Putra, E. P. (2020). Analisis dampak

Anda mungkin juga menyukai