SURVEI LALAT
Oleh:
Pengampu:
Terlampir
1. Fly grill
2. Counter
3. Stopwatch
C. Pembahasan
1. Kegiatan
Pada praktikum survei lalat kali ini ditargetkan pada tempat yang banyak
lalat.Lokasi yang digunakan survei lalat adalah pasar kleco dengan target 10 tempat
untukperhitungan inspeksi kepadatan lalat.Cara pengukuran dengan meletakkan fly
grillpada tempat yang telah ditentukan (sampah, daging, ikan, buah dan lain-lain).
Flygrill yang telah diletakkan kemudian dihitung banyaknya lalat yang hinggap
selama30 detik dengan menggunakan counter dan stopwatch. Pengukuran ini juga
dilakukandengan cara yang sama pada 10 tempat tersebut dan terhitung berapa
kepadatan lalat pada masing-masing tempat selama 39 detik menggunakan stopwatch.
2. Identifikasi lalat
a. Lalat daging
Genus : Sarchopaga
Spesies :Sarchopaga sp
Genus : Crysomya
c. Lalat buah
Genus : Bactrocera
Ciri-ciri lalat buah yaitu memiliki tubuh berwarna kuning atau coklat dan
memiliki mata yang berwarna merah. Lalat buah ini merupakan hewan yang
habitatnya kosmopolitan, artinya bisa hidup dimana saja sesuai dengan
habitatnya. Lalat kecil ini menyukai bunga dan buah yang matang. Lalat buah
umunya ditemui bergerombol pada buah-buahan yang masak mengandung air,
misalnya buah nanas, papaya, pisang dan buah lainnya. Sedangkan larvanya
tumbuh dan berkembang pada buah yang membusuk (Suputa, 2006)
Menurut Sucipto (2011) beberapa penyakit yang disebabkan oleh lalat yaitu
disentri, dengan gejala sakit pada bagian perut, lemas karena terhambatperedaran
darah dan pada kotoran terdapat mucus dan push. Diare, dengan gejala sakit pada
bagian perut, lemas dan pencernaanterganggu. Disentri dan diare termasuk
karena Shigella spp atau diare bias juga karena Escherichia coli. Thypoid, gejala sakit
pada bagian perut, lemas dan pencernaan terganggu,penyebabnya adalah Salmonella
spp. Cholera, gejala muntah-muntah, demam, dehydrasi, penyebabnyaadalah Vibrio
cholera. Pada beberapa kasus, sebagai vektor penyakit lepra dan yaws (Frambusiaatau
Patek). Kasus kecacingan pada manusia dan hewan juga banyak ditularkan olehlalat
rumah, lalat hijau dan Sarcophaga sp. Misal cacing jarum ataucacing kremi
(Enterobius vermin cularis), cacing giling (Ascaris lumbricoides), cacing kait
(Ancylostoma sp, Necator), cacing pita (Taenia,Dypilidium caninum), cacing cambuk
(Trichuris trichiura). Belatung lalat Musca domestica, Chrysomya dan
Sarcophaga dapat jugamenyerang jaringan luka pada manusia dan hewan. Infestasi
inidisebut myasis atau belatung.
4. Cara pengendalian
Dari 10 tempat pemasangan fly grill, kepadatan lalat yang paling tinggi ditemukandi
pedagang ikan dengan jumlah lalat 14 selama 30 detik dengan kategori cukup.
Tujuan dan manfaat dari survey ini adalah mengetahui populasi kepadatan lalat di
suatuwilayah tertentu.Tingginya tingkat kepadatan lalat merupakan suatu indikator
buruknyapengelolaan sampah maupun kondisisanitasi yang padat mengakibatkan
penurunankualitas lingkungan. Arah pembangunan jangka panjang bidang kesehatan tahun
2005-2025 mempunyai tujuan yaitu meningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidupsehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat bangsa dan negara Indonesiayang
ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungansehat, memilki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secaraadil dan merata,
serta memilki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruhwilayah Republik
Indonesia.
Lalat berperan sebagai vektor yang membawa kuman penyebab penyakit dariorang yang
sakit ke orang yang sehat, serta dapat membawa kotoran dari tempathinggapnya yang tidak
sehat menuju kerumah bahkan langsung kebahan makanan jadi.Vektor penyakit merupakan
suatu organisme yang membawa virus atau bakteri pathogen dan parasit dari host terinfeksi
(manusia dan hewan) ke pada host lain. Penyakit tularvektor merupakan penyakit yang
berbasis lingkungan yang dipengaruhi oleh lingkunganfisik, biologi dan sosial budaya.Ketiga
faktor tersebut saling mempengaruhi kejadianpenyakit tular vektor di daerah penyebarannya.
Penelitian ini juga bertujuan agar dapat melihatfaktor-faktor penyebab kepadatan lalat,
dan diharapkan dapat memberikan upayapengendalian dan pengamanan dari lalat termasuk di
dalamnya kapan, dimana danbagaimana pengendalian yang efektif dan efisien.
Pengaruh sampah terhadap kesehatansecara tidak langsung dapat berupa penyakit bawaan
vektor yang berkembangbiak di dalamsampah, sampah yang telah mengalami penimbunan
dapat dimanfaatkan oleh lalat sebagaisarang dalam proses perkembang biakannya. Upaya
pengendalian lalat yang dilakukan adalahupaya yang diharapkan dapat mencegah adanya
tempat perindukan lalat seperti membersihkan sampahsecara rutin setiap waktunya dari hasil
kegiatan para pedagang dan pengangkutan sampah dari tempatpembuangan sementara (TPS)
ke tempat pembuangan akhir (TPA) secara rutin.
E. Foto Kegiatan
F. Daftar Pustaka
Masyhuda, Retno Hestiningsih, Rully Rahadian. 2017. Survei Kepadatan Lalat ditempat
Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Jatibarang tahun 2017.(e-Journal) Undip Volume 5,
Nomor 4, Oktober 2017
Nurjanah, Dewi. 2006. Perbedaan Kepadatan Lalat pada Berbagai warna Fly Grill.Skripsi.
Surabaya: UniversitasAirlangga
Prayogo Sigit, Khomsatun. 2015. Deskripsi Kepadatan Lalat Di Pasar Kota Banjarnegara
Tahun2015. Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang KeslingmasVol. 34 Hal. 124 – 223 September 2015
Santi, Devi Nuraini. 2001. MANAJEMEN PENGENDALIAN LALAT. USU digital library
Siwi SS, Hidayat P & Suputa. 2006. Taksonomi dan Bioekologi Lalat BuahPenting di
Indonesia (Diptera: Tephritidae). Bogor: Balai BesarPenelitian dan Pengembangan
Bioteknologi dan Sumberdaya GenetikPertanian
Soviana S. 2010. Ektoparasit Pengenalan, Diagnosa, danPengendaliannya. Bogor (ID): IPB
Press
Oleh :
Tifani Julian Primasputri (J410171187)
Pengampu :
Mitoriana Porusia S.KM., M.Sc.