PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari
disentri, kolera, diare, tipus dan infeksi parasit usus (UNICEF, 2018).
(Budiman Candra,2020).
1
adalah kondisi fasilitas penyimpanan, pengolahan dan memasak yang
limbah padat dan limbah cair, oleh karena itu untuk mencegah datangnya
makan karena lalat dapat menjadi sumber pencemar serta kehadiran dan
(Mundiatun, 2019).
yang memenuhi persyaratan pada tahun 2018 adalah 26,41% dan belum
TPM sebanyak 478, jumlah rumah makan yang memenuhi syarat yaitu
sebanyak 358 dan jumlah rumah makan yang tidak memenuhi syarat yaitu
yaitu higiene dan sanitasi rumah makan tersebut. Higiene yaitu segala
badan dan jiwa, baik untuk umum, maupun untuk perseorangan. Sanitasi
2
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran, dengan
dalam waktu 30 detik dihitung, pada setiap lokasi sedikitnya sepuluh kali
3
tempat sampah dengan tingkat kepadatan lalat. Kesimpulan pada
penelitian ini yaitu kondisi sanitasi yang buruk dan tingkat kepadatan lalat
desa Galala Kecamatan Sirimau Kota Ambon masih banyak rumah makan
dipakai, tidak adanya tempat sampah khusus, tidak adanya penutup untuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Lalat
seperti : kolera, disentri, dan lain lain (Nartika, 2018) Lalat rumah (Musca
langsung. Dilihat dari segi kebiasaan lalat rumah, yang bebas terbang
berada tempat yang bersih, mewah maupun pada tempat yang kotor.
darah yang umumnya hidup pada lingkungan dan sanitasi buruk. Lalat
pada kondisi iklim seperti suhu dan kelembaban tinggi, sanitasi yang
6
vektor serangga sehingga faktor lingkungan rumah seperti sarana sanitasi
menggunakan sayap dan aktif pada siang hingga sore hari dan selalu
dapat beradaptasi dengan cahaya lampu yang lebih terang. Tempat yang
menusuk dan bau-bauan yang busuk dari sisa makanan, sisa daging, sisa
(Sembel, 2019)
7
dengan ciri umum filum arthropoda lainnya, yakni terdiri dari 3 bagian
memiliki 6 buah kaki ( Hexa= 6 dan poda = kaki) pada thorax (Jannah,
2017). Pada saat ini dijumpai kurang lebih 60.000 – 100.000 spesies lalat,
yakni lalat rumah, lalat hijau, lalat kandang, lalat daging dan lalat kecil.
hal ini sangat dipengaruhi oleh kecepatan angin. Lalat beristirahat pada
tempat-tempat tertentu. Pada siang hari bila lalat tidak makan, mereka
(Inayah,2019).
8
Dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu mulai
a. Fase telur
Telur lalat berwarnah putih dengan ukuran lebih kurang 1 mm, setiap
kali bertelur akan menghasilkan 120-130 butir telur dan menetas dalam
waktu 10-12 jam. Pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas
b. Fase larva
Ukuran larva kurang lebih 1mm setelah 4-5 hari pada suhu 30 °C
makan dan pindah ketempat yang lebih kering dan dingin. Larva ini
c. Pupa
kepala. Lama stadium pupa 2-8 hari atau tergantung dari temperatur
9
kurang lebih ± 5 mm mempunyai selaput luar disebut posterior spirakle
d. Lalat
Lalat muda, awalnya lalat tampak lunak, pucat abu-abu dan tanpa
dari pupa.
makanan yang tersedia. Umur lalat dewasa dapat mencapai 2-4 minggu.
(Habu, 2015).
1) Kotoran organik
10
Lalat suka hinggap dan berkembang biak pada tumpukan sampah,
ataupun di pasar.
3) Air kotor
b. Kebiasaan makan
suhunya lebih tinggi dari udara sekitarnya. Lalat dewasa sangat aktif
air, lalat hanya bisa bertahan hidup tidak lebih dari 48 jam.
c. Tempat peristirahatan
membentuk titik hitam. Tanda ini mudah untuk mengenal tempat lalat
11
biaknya yang terlindung dari datangnya angin, atau tidak 4,5 m di atas
permukaan tanah.
d. Jarak terbang
kecepatan angin.
musim panas, lalat dapat hidup 2-4 minggu. Pada musim dingin, hidup
lalat mencapai 70 hari. Selain musim yang mendukung, lama hidup lalat
f. Temperatur
21ºC. Lalat tidak aktif pada suhu di bawah 7,5ºC dan pada temperatur
a. Makanan
12
Lalat tertarik pada bau-bauan yang busuk serta bau dari makanan
b. Jenis Sampah
Dari berbagai macam jenis sampah, yang paling disenangi oleh lalat
yang singkat. Dalam satu kali siklus hidup, dari telur hingga dewasa
suhu letal rendah dan tinggi masing-masing sebesar 15ºC dan 41ºC.
berhenti pada suhu dibawah 15ºC dan diatas 41ºC. Miler et al. (1974)
13
dalam penelitiannya menyatakan bahwa perkembangan larva akan
b. Letakkan fly grill horizontal pada tempat yang rata pada lokasi titik
tersebut.
populasi lalat dalam satu lokasi tertentu (dalam satuan ekor blok grill).
lalat (sebelum dan sesudah) dan pada monitoring secara berkala yang
a. 0–2 ekor per flygrill : rendah (tidak menjadi masalah), yaitu tidak perlu
dilakukan pengendalian.
14
b. 3–5 ekor per fly grill : sedang, perlu pengamanan terhadapat empat-
c. 6–20 ekor per fly grill : tinggi, perlu pengamanan terhadap tempat-
lingkungan dan membunuh lalat dengan cara fisik, kimia dan biologi.
d. 21 ekor keatas per fly grill : sangat tinggi atau padat sekali sehingga
misalnya dengan cara fisik, kimia dan biologi serta perbaikan sanitasi
lingkungan.
penyakit yang dapat ditularkan oleh lalat dengan cara menurunkan tingkat
kepadatanya.
15
organik seperti sampah basah, tinja, kotoran binatang-binatang dan
dengan lalat.
1) Kandang ternak
lalat. Tumpukan tersebut dapat ditutup dengan yang anti lalat. Cara
ini agar mencegah lalat untuk bertelur juga dapat membunuh larva
3) Kotoran manusia
untuk mencegah bau dan kotoran yang menarik lalat untuk hinggap.
16
Jangan membuang kotoran di sembarang tempat karena dapat
iklim panas larva lalat ditempat sampah dapat menjadi pupa dalam
waktu hanya 3-4 hari. Untuk daerah tertentu sampah basah harus di
kumpulkan paling lambat dua kali dalam seminggu. Bila tong sampah
ditutup setiap hari dengan tanah merah setebal 15-30 cm. Hal ini
17
Lumpur dan bahan organik di salurkan terbuka tangki septik dan
melakukan:
1) Kebersihan lingkungan
lalat secara langsung adalah cara fisik, cara kimiawi, dan cara biologi.
a. Cara fisik
18
Cara pemberantasan secara fisik adalah cara yang mudah dan
aman, tetapi kurang efektif apabila lalat dalam kepadatan yang tinggi.
Cara ini hanya cocok untuk digunakan pada skala kecil. Berikut
Fly trap adalah sebuah model perangkap yang terdiri dari container
gelap plastik. Lalat dapat ditangkap dengan alat ini dan countainer
harus terisi separo dengan umpan yang akan luntur tekstur dan
gulanya dan lalat yang hinggap pada alat ini akan terperangkap
oleh lem. Alat ini dapat berfungsi beberapa minggu jika tidak
19
4) Pemasangan kasa/kawat
angin/ventilasi.
Daun pintu pertama kearah luar dan lapisan kedua merupakan pintu
kasa yang dapat membuka dan menutup sendiri. Hal ini sering di
b. Cara kimia
1) Larva
2) Lalat dewasa
c. Cara biologi
20
Salah satu contohnya dengan memanfaatkan sejenis semut kecil
tempat sampah.
21
3. Pengaliran air yang menggenang menjadi kering
7. Jenis-Jenis Lalat
memiliki beberapa spesis yang terpenting dari sudut kesehatan yaitu : lalat
Philum : Arthropoda
Class : Insecta
pada bagian dorsal toraks dan satu garis hitam medial pada
abdomen dorsal,
organ pengecap,
22
f. Antenanya terdiri dari tiga ruas,
mendekati vena 3,
berikut :
darah,
23
e. Sayapnya mempunyai vena 4 yang melengkung tidak tajam ke arah
f. Antenanya terdiri atas tiga ruas, ruas terakhir paling besar, berbentuk
silinder dan dilengkapi dengan arista yang memiliki bulu hanya pada
bagian atas.
bahan buah-buahan,
trichiura dan cacing kait pada bagian tubuh luarnya dan pada
lambung lalat.
14 mm panjangnya,
24
c. Mempunyai tiga garis gelap pada bagian dorsal toraks, dan perutnya
cacing cambuk-cambuk.
a Panjangnya 3mm,
penyakit.
25
dari suatu makanan (biasanya bahan organik yang membusuk ataupun
manusia melalui beberapa cara, yaitu melalui kaki, bulu-bulu halus dan
melalui setiap bagian tubuhnya. Lalat menyukai daerah mata dan daerah
infeksi virus.
dimana indeks populasi lalat harus < 2. Lalat rumah (Musca domestica)
a. Penyakit Disentri
26
Kuman penyebab penyakit menempel pada kaki dan belalai lalat
muntahan lalat. Salah satu penelitian Wart dan Lindsay tahun 1948
tangan, Lalat, Air, Makanan, susu, sayur dan lain-lain, Mulut orang
sehat.
b. Demam Tipoid
Manusia tertular kuman tipoid atau penyakit saluran cerna lain melalui
saluran cerna.
c. Diare
d. Anthrax
27
kotoran sekitar manusia. Kuman anthrax lama-kelamaan ikut debu dan
e. Lepra
Kuman lepra yang menempel pada tubuh lalat tercampur debu dan ikut
2015). Definisi lain dari sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara
(Sabarguna, 2011).
makanan dan minuman siap konsumsi yang dipersiapkan dan atau dijual
lain dari rumah makan adalah setiap usaha komersial yang ruang lingkup
28
kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat
pada setiap tempat kegiatan serta memiliki syarat fisik air bersih,
fisik air bersih maka dapat menjadi masalah yaitu kondisi sanitasi
bersih pada warung nasi dan kantin tidak ada pengaruh dengan
kepadatan lalat.
(Kepmenkes RI,2017).
29
pembuangan air limbah harus baik, saluran terbuat dari bahan
2017).
memenuhi syarat kesehatan yaitu terbuat dari bahan kedap air, dan
30
plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi
dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan.
31
serta persilangan pipa dan dinding harus rapat sehingga tidak
yang mudah membusuk atau rusak seperti daging, ikan, susu, telor,
32
bahan makanan. Bahan makanan yang masuknya lebih dahulu
RI, 2015).
33
g. Tempat penyimpanan makanan jadi
yang baik antara lain: makanan yang disimpan diberi tutup, lantai
tidak boleh disimpan dekat saluran air limbah dan makanan jangan
2015).
34
makanan yang tidak bersih dan dapat mencemari makanan, serta
oleh lalat lebih tinggi di area dekat dengan keberadaan hewan dan
35
di area dapur rumah. Sanitasi yang baik akan mengurangi populasi
lalat.
pada jarak < 100 meter dari sumber pencemaran yang diakibatkan
antara lain oleh debu, asap, serangga dan tikus dan cemaran
C. Kerangka Konsep
Kepadatan Lalat
Pengukuran
Kepadatan Lalat
Identifikasi Jenis
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independent
36
2. Variabel Dependent
E. Defenisi Operasional
Skala
Defenisi Alat Hasil
Variabel Cara Ukur Pengukura
Operasional Ukur Ukur
n
Pengukur Kepadatan Pengukuran Fly Renda Ordinal
an lalat tingkat Grill h : 0-2
Kepadata merupakan Kepadatan dan ekor
n Lalat jumlah lalat Lalat formul Sedan
yang di ukur dengan ir g : 3-5
selama 30 menggunak ekor
detik an Fly grill Tinggi :
menggunakan 6-20
flygrill di ekor
Perumahan Sangat
Grand Nusa tinggi :
Kelurahan >20
Liliba. ekor
37
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2. Rancangan Penelitian
C. Objek Penelitian
38
D. Jenis dan Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
a. Tahap persiapan
1) Survei lokasi
2) Penyusunan proposal
(2) formulir
(4) Stopwatch
c) Langkah-langkah
39
(2) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
(7) Hitung jumlah lalat yang hinggap pada fly gril setiap 30 detik
P 1+ P 2+ P 3+ P 4 + P5
P=
5
Ket :
Ket :
40
E. Instrumen Penelitian
mencatat jumlah lalat yang hinggap pada Fly grill yang terjadi selama
3. Kamera
Dengan rumus:
YA
X 100
total yang dinilai
5 nilai tertinggi
Tingkat kepadatan =
5
41
2. 3-5 ekor : sedang/perlu tindakan pengamanan terhadap tempat
4. >21 ekor : sangat tinggi atau populasinya padat dan perlu dilakukan
pengendalian lalat
42