Anda di halaman 1dari 5

TERM OF REFERENCE

HUBUNGAN SANITASI TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN DENGAN


KEPADATAN KECOA DI PANTI ASUHAN NURSAADAH KOTA KUPANG 2019

Vivy Ika Masrifah Muhammad


1607010081

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecoa adalah hama permukiman yang seringkali mengganggu kenyamanan hidup


manusia dengan meninggalkan bau yang tidak sedap, menyebarkan berbagai patogen
penyakit, menimbulkan alergi, serta mengotori dinding, buku, dan perkakas rumah tangga.

Kecoa termasuk filum Arthropoda,kelas insektisida, ordo Blattodea yang hidup


bebas.Kebiasaan kecoa mencari makanan di daerah kotor seperti tempat sampah, saluran
pembuangan, septik tank dan perilaku memuntahkan makanan yang sudah masuk ke
dalam lambung dapat dengan mudah menularkan agen penyakit secara mekanis ke
manusia dengan mencemari dan merusak makanan.

Keberadaan kecoa di lingkungan manusia dapat mencerminkan sanitasi


lingkungannya. Serangga ini menyukai bangunan yang hangat, lembab dan banyak
terdapat makanan. Hidupnya berkelompok, dapat terbang, aktif pada malam hari seperti di
dapur, di tempat penyimpanan makanan, sampah, saluran-saluran air kotor, umumnya
menghindari cahaya, siang hari bersembunyi di tempat gelap dan sering bersembunyi di
cela-cela. Serangga ini dikatakan pengganggu karena mereka biasa hidup ditempat kotor
dan dalam keadaan terganggu mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap. Sehingga
ketika kebersihan tidak dijaga pada lingkungan tersebut seperti panti asuhan, maka
menguntungkan bagi perkembangbiakan kecoa di tempat tersebut.

Panti asuhan merupakan institusi sosial yang juga didalamnya terdapat kegiatan
penyelenggaraan makanan bagi anak-anak yang ditinggal di panti asuhan tersebut. Dalam
suatu penyelenggaraan makanan harus memperhatikan sanitasi dan hygiene makanan agar
terhindar dari penyakit, karena makanan merupakan salah satu komponen lingkungan yang
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan, selain dapat memenuhi kebutuhan hidup
juga dapat menjadi sumber penyakit atau sebagai media pengantar berbagai penyakit.
Terjadinya penularan penyakit tersebut disebabkan oleh penyelenggaraan makanan yang
tidak memenuhi syarat kesehatan dan erat terkontaminasinya dengan mikroorganime yang
di bawah oleh vektor seperti kecoa.
Bangunan panti asuhan biasanya terdiri dari ruang hunian, tempat pengolahan
makanan, tempat ibadah dan kamar mandi. Selain itu panti asuhan identik dengan
kepadatan hunian, berhimpitan, tidak terjaganya kebersihan, bau, dan pengap. Kondisi ini
merupakan tempat yang nyaman bagi kecoa.

Kecoa mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit. Peranan
tersebut antara lain sebagai vektor mekanik bagi beberapa mikro organisme patogen,
sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing, menyebabkan timbulnya reaksi-
reaksi alergi seperti dermatitis, gatal-gatal dan pembengkakan kelopak mata. Serangga ini
dapat memindahkan beberapa mikro organisme patogen antara lain, streptococcus,
salmonella dan lain-lain sehingga mereka berperan dalam penyebaran penyakit antara lain,
disentri, diare, cholera, virus hepatitis a, polio pada anak-anak penularan penyakit dapat
terjadi melalui organisme patogen sebagai bibit penyakit yang terdapat pada sampah atau
sisa makanan, dimana organisme tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari
kecoa, kemudian melalui organ tubuh kecoa, organisme sebagai bibit penyakit tersebut
menkontaminasi makanan.

Penelitian yang dilakukan oleh Kasumanigrum dkk kecoa tertangkap pada bagian
dapur sebesar (76,4%) dan menjadi habitat yang disukai kecoa adalah di bawah dan di
samping lemari es, di daerah tempat sampah dan di bawah wastafel. Toilet dan dapur
merupakan tempat persembunyian yang cocok bagi kecoa dengan adanya ketersediaan
makanan. Sanitasi dapur sangat penting dalam mengurangi kepadatan kecoa. SPAL tidak
memiliki grease trap (74,1%) menjadi faktor yang mendukung keberadaan kecoa di
bangunan/gedung dan tempat pengolahan makanan.

Panti asuhan Nursaadah memiliki SPAL yang terbuka dan sering menimbulkan bau
menyengat. Selain itu tempat pengolahan makanan berhadapan dengan SPAL ini. Oleh
karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang sanitasi tempat pengolahan
makanan dengan kepadatan kecoa di Panti Asuhan Nursaadah Kota Kupang 2019.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumasan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan sanitasi tempat pengolahan makanan
dengan kepadatan Kecoa Di Panti Asuhan Nursaadah Kota Kupang 2019?
1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan sanitasi tempat pengolahan makanan dengan kepadatan


kecoa di Panti Asuhan Nursaadah Kota Kupang 2019.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat kepadatan kecoa di Panti Asuha Nursaadah Kota Kupang.
b. Mengetahui sanitasi tempat pengolahan makanan Panti Asuhan Nursadaan Kota
Kupang.
Judul Alternatif

1. Pengaruh Kualitas Air Kolam Renang Terhadap Keluhan Kesehatan Pada Pengguna
Kolam Renang Wirasakti Kota Kupang Tahun 2019.
2. Faktor yang Berhubungan dengan Bahaya Psikososial Pada Pekeja di Tempat Kerja
Rumah Sakit Jiwa Naimata Kabupaten Kupang Tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai