Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH : HYGIENE SANITASI PANGAN

DOSEN : HADERIAH, SKM.M, KES

TUGAS
REVIEW JURNAL

OLEH :
VALENTINA AMPULEMBANG
PO714221221094
D.IV B TK.2

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
SARJANA TERAPAN
2023
JKMK
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT KHATULISTIWA
http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php?journal=jkmk&page=index

GAMBARAN PRINSIP HIGIENE SANITASI DAN FASILITAS SANITASI PADA


JASA CATERING SEKOLAH DASAR DI KOTA PONTIANAK

Hermina1, Rochmawati2, Selviana3


*1Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat:Universitas Muhammadiyah Pontianak
Jl. Jendral Ahmad Yani No. 111: Pontianak
Email : Caylanx23hermina@gmail.com
*2&3 Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat:Universitas Muhammadiyah Pontianak
Info Artikel Abstrak
Sejarah Artikel: Catering merupakan bidang yang sangan rentan terhadap insiden yang
Diterima berkaitan dengan keamanan makanan. Keamanan makanan dipengaruhi oleh
Disetujui higiene sanitasi. Makanan yang kurang higiene akan memudahkan bakteri
Di Publikasi berkembang biak sehingga mengakibatkan makanan tersebut berbahaya untuk
dikonsumsi. Hasil observasi awal pada jasa catering tahun 2014, pada
Keywords:
Prinsip Higiene Sanitasi, penjamah diperoleh 60% tidak mencuci tangan menggunakan air yang
Fasilitas Sanitasi, mengalir, 40% kuku yang kotor dan tidak menggunakan masker, 30% tidak
Personal Higiene menggunakan penutup kepala, dan makanan 80% positif tercemar bakteri.
Penelitian bertujuan menggambarkan Prinsip Higiene Sanitasi dan Fasilitas
Sanitasi pada Jasa Catering Sekolah Dasar di Kota Pontianak. Metode
penelitian observasional yang bersifat deskriptif. Sampel dalam penelitian ini 5
jasa catering dan 31 penjamah makanan di Kota Pontianak. Hasil penelitian
pada prinsip higiene sanitasi; Pemilihan bahan makanan 60% memenuhi syarat,
Penyimpanan bahan makanan 60% tidak memenuhi syarat, Pengolahan
makanan 80% tidak memenuhi syarat, Penyimpanan makanan masak 100%
tidak memenuhi syarat, Pengangkutan makanan 100% tidak memenuhi syarat,
dan Penyajian makanan 100% memenuhi syarat. Personal Higiene 51,6% tidak
memenuhi syarat. Fasilitas sanitasi 100% tidak memenuhi syarat. Jumlah angka
kuman pada makanan 60% tidak memenuhi syarat dan 60% positif tercemar
bakteri E.coli. Disarankan pada pengelola jasa catering dapat melakukan
produksi dengan memperhatikan standar dan prosedur produksi yang baik dan
memenuhi syarat yaitu menerapkan prinsip higiene sanitasi, menciptakan
sanitasi lingkungan, dan peningkatan personal higiene dalam produksi pangan
sehingga dapat menciptakan produk yang bersih, aman, bermutu dan bergizi.
DESCRIPTION OF SANITATION HYGIENE PRINCIPLES AND SANITATION
FACILITIES IN BASIC SCHOOL CATERING SERVICES IN PONTIANAK CITY
Abstract
Catering service is often vulnerable to food security incidence. This is influenced
by the hygiene sanitation. Unhygienic foods trigger the bacteria proliferation and
harms them. The results of preliminary observation on catering services in 2014,
showed that 60% of food handlers never washed their hands using running water,
40% of food handlers had dirty nails and did not wear masks, 30% of food handlers
didn’t use headgear, and 80% of food positively contaminated with bacteria. This
study aimed at describing the Principles of Sanitation Hygiene and Sanitation
Facilities of Elementary School Catering Services in Pontianak. Using
observational descriptive method, this study employed five catering services and
thirty food handlers in Kota Pontianak. The results of hygiene sanitation principle
revealed that the selection of food stuffs was 60% qualified, the storage of food
stuffs was 60% unqualified, the food precessing was 80% unqualified, storage of
food cooking 100% qualified, the food transportation was 100% quaified, the food
presentation was 100% qualified, the personal hygiene was 51,6% qualified, the
sanitation facility was 60% unqualified, and the total numbers of germs in foods
was 60% unqualified and 60% positively contaminated with E.coli bacteria. From
the findings, the catering owners are encouraged to produce the food based on the
health standard and hygiene sanitation standard operating procedures. Inaddition,
they have to create environmental sanitation and personal hygiene improvement in
producing clean, safe, quality and nutritious food.

Alamat Korespondensi:
ISSN 2581-2858
Universitas Muhammadiyah Pontianak
Email : Caylanx23hermina@gmail.com

Hermina, dkk, Prinsip Higiene Sanitasi, Fasilitas Sanitasi, Personal Higiene


PENDAHULUAN

Keamanan makanan dipengaruhi Perusahaan yang menyediakan


oleh higiene sanitasi (alat masak, tempat pelayanan makanan bagi umum, salah
memasak, sumber air, ketersediaan tempat satunya jenis usaha yang dikenal dengan
sampah, mencuci tangan dan lokasi), nama jasa boga atau catering. Catering
dalam proses penyediaan makanan masak. merupakan bidang yang sangat rentan
Jika keadaan tersebut tidak diperhatikan terhadap insiden yang berkaitan dengan
maka akan mudah terjadi kontaminasi keamanan pangan. Oleh karena itu,
makanan oleh mikroorganisme. Oleh Menteri Kesehatan RI mengeluarkan
karena itu, makanan yang diolah harus Permenkes No. 715/Menkes/SK/V/2003
dapat memenuhi syarat kesehatan guna yang mengatur tentang penyehatan
menghindari terkontaminasinya makanan makanan pada industri jasa boga yang turut
oleh mikroorganisme yang dapat serta dalam menyediakan makanan yang
membahayakan kesehatan bagi yang sehat, bergizi dan terjamin keamanannya
mengkonsumsinya. untuk dikonsumsi.1 Makanan yang kurang
Upaya higiene dan sanitasi makanan higiene sanitasi akan memudahkan bakteri
pada dasarnya meliputi orang yang berkembang biak sehingga mengakibatkan
menangani makanan, tempat makanan tersebut berbahaya untuk
penyelenggaraan makanan, peralatan dikonsumsi. Oleh karena itu, pengelolaan
pengolahan makanan, penyimpanan makanan pada catering sangat perlu
makanan dan penyajian makanan. mendapat pengawasan, terutama penjamah
Penyelenggaraan makanan yang higiene makanan di dapur catering yang harus
dan sehat menjadi prinsip dasar dilatih dalam melakukan penanganan
penyelenggaraan makanan institusi. makanan yang aman. Pengawasan pada
Makanan yang tidak dikelola dengan baik pengelolan makanan di catering
dan benar oleh penjamah makanan dapat seharusnya di lakukan secara menyeluruh
menimbulkan dampak negatif seperti dari berbagai jenis.
penyakit keracunan akibat bahan kimia, Sekolah yang menyelenggarakan
mikroorganisme, tumbuhan atau hewan, catering merupakan salah satu alternatif
serta dapat pula menimbulkan alergi. yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah-masalah yang berhubungan Penelitian ini meliputi 3 Sekolah
dengan makanan pada anak usia sekolah. Dasar Islam di Kota Pontianak.
Dalam penyelenggaraan catering Pengambilan sampel makanan padat
sangat diperlukan upaya menjaga kualitas dilakukan dengan menyendok dan penjepit.
makanan, diantaranya dalam segi menggunakan sendok dan penjepit steril,
kesehatan, untuk menghasilkan makanan bagian luar dan dalam makanan untuk
yang sehat diperlukan higiene sanitasi memastikan homogenitas sampel hingga
makanan yang baik. Berdasarkan terkumpul sekurangnya 200 gr.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. Makanan cair yang akan diambil
1098/MENKES/SK/2003 tentang pedoman sampelnya, mengambil 2-3 sendok
persyaratan higiene sanitasi makanan makanan, kemudian dimasukkan kedalam
catering, terhadap beberapa aspek yang kantong plastik prakat steril sekurang-
diatur dalam penanganan makanan kurangnya 200 ml. Kantong plastik prakat
catering.2 yang berisi spesimen makanan padat dan
Observasi yang dilakukan pada 10 makanan cair diberi label dengan
penjamah makanan, yaitu 60% penjamah mencantumkan jenis spesiemen, asal lokasi
makanan tidak mencuci tangan saat hendak spesiemen, nomor/kode spesiemen.
menjamah makanan dan tidak Kantong plastik prakat spesiemen, masing-
menggunakan air yang mengalir, 40% masing dimasukkan ke dalam kantong
penjamah makanan memiliki kuku yang plastik biasa sesuai dengan paketnya.
kotor, 30% penjamah makanan memiliki Paket tersebut harus segera dikirimkan ke
rambut yang tidak bersih dan rapi serta Laboratorium Politeknik Kota Pontianak.
tidak menggunakan tutup kepala, dan 40%
penjamah makanan memiliki mulut dan Tabel 1
gigi yang kurang bersih serta tidak Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin, Pendidikan pada Jasa Catering
menggunakan masker. Berdasarkan hasil Sekolah Dasar di Kota Pontianak Tahun 2015
uji laboratorium terdapat 4 (empat) Variabel
Responden
catering makanan yang positif tercemar
Jenis Kelamin
bakteri sedangkan 1 (satu) catering yang Laki-laki 4 12.9
negatif. Perempuan 87.1
Pendidikan
METODE
SD 6 19.4
Jenis penelitian ini adalah penelitian SMP 10 32.3
observasional yang bersifat Deskriptif SMA 10 32.3
Diploma/Sarjana 16.1
yaitu Jenis penelitian dipilih secara
Sumber : Data primer 2015
observasional.
Populasi dalam penelitian ini adalah Dari tabel 1 menunjukkan bahwa
menu makanan siang yang di produksi oleh karakteristik responden berdasarkan jenis
3 Sekolah Dasar Islam yaitu dengan 5 Jasa kelamin diketahui bahwa sebagian besar
Catering dengan 31 penjamah makanan, kategori jenis kelamin adalah perempuan
dan 25 sampel makanan yang berupa paket sebesar 87,1%. Karakteristik responden
makanan siang (nasi, sayur-sayuran, berdasarkan tingkat pendidikan diketahui
lauk-pauk, dan saos). bahwa sebagian besar tingkat pendidikan
HASIL PENELITIAN responden adalah SMP dan SMA sebesar
Gambaran Umum 32,3%.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi pada Jasa Catering Sekolah Dasar di Kota Pontianak Berdasarkan Prinsip Higiene
Sanitasi, Personal Higiene, Fasilitas Sanitasi, Bakteriologis Makanan Tahun 2015
TMS MS Total
Variabel
N % N % N %
Prinsip Higiene Sanitasi
Pemilihan Bahan Makanan 2 40 3 60 5 100
Penyimpanan Bahan Makanan 3 60 2 40 5 100
Pengolahan Makanan 4 80 1 20 5 100
Penyimpanan Makanan Masak 5 100 0 0 5 100
Pengangkutan Makanan 5 100 0 0 5 100
Penyajian Makanan 0 0 5 100 5 100
Personal Higiene Penjamah Makanan
Personal Higiene 16 51.6 15 48.4 31 100
Fasilitas Sanitasi Jasa Catering
Fasilitas Sanitasi 5 100 0 0 5 100
Sumber : Data primer 2015

Dari tabel 2 menunjukkan bahwa penyimpanan makanan masak 5 jasa


dari ke enam prinsip higiene sanitasi catering tidak memenuhi syarat yaitu jasa
pengelolaan makanan variabel yang catering A, B, C, D dan jasa catering E.
memenuhi syarat adalah variabel penyajian Sedangkan variabel pengangkutan
makanan. Sedangkan variabel pemilihan makanan 5 jasa catering tidak memenuhi
bahan makanan hanya 3 jasa catering yang syarat yaitu jasa catering A, B, C, D dan
memenuhi syarat dan 2 jasa catering lagi jasa catering E.
tidak memenuhi syarat yaitu jasa catering Berdasarkan personal higiene pada
A dan jasa catering E. Untuk variabel penjamah makanan menunjukkan bahwa,
penyimpanan bahan makanan hanya 2 jasa dari 31 penjamah makanan tidak
catering yang memenuhi syarat dan 3 jasa memenuhi syarat sebesar 51,6%.
catering lagi tidak memenuhi syarat yaitu Hasil penelitian pada fasilitas sanitasi
jasa catering A, C, dan jasa catering D. menunjukkan bahwa dari 5 jasa catering
Sedangkan variabel pengolahan makanan tidak memenuhi syarat sebesar 100.
hanya 1 jasa catering yang memenuhi
syarat dan 4 jasa catering lagi tidak
memenuhi syarat yaitu jasa catering A, C,
D, dan jasa catering E. Untuk variabel
Tabel 3
Distribusi Frekuensi pada Jasa Catering Sekolah
Dasar di Kota Pontianak Berdasarkan Bakteriologis
Makanan Tahun 2015
n Jasa Catering %
Variabel

Jumlah Angka Kuman


≥ NAB 10 40
> NAB 15 60
Kontaminasi E.coli
+ NAB 3 60
- NAB 2 40
Ket: Batas maksimum yang diperboehkan sesuai dengan standar baku persyaratan higiene sanitasi jasa boga atau
catering, (Kepmenkes No. 1098/Menkes/SK/VII/2003): angka kuman = 100 koloni/cm 2 dan E.coli adalah 0
koloni/cm2
Dari tabel 3 menunjukkan bahwa mempunyai ciri-ciri menurut jenis
angka kuman memenuhi syarat sebesar bahannya. Meskipun demikian mempunyai
60%, sedangkan yang tidak memenuhi ciri-ciri umum terhadap perubahan
syarat sebesar 40%. komponen utama penyusunan bahan
Hasil pemeriksaan bakteri E.coli makanan. Dengan demikian bahan yang
pada jasa catering, positif bakteri E.coli tinggi kandungan proteinnya akan
sebesar 60% sedangkan yang negatif memiliki kerusakan yang berbeda dengan
sebesar 40%. bahan makanan yang tinggi kandungan
PEMBAHASAN lemak atau karbohidrat. Oleh karena itu
1. Pemilihan Bahan Makanan disarankan pada jasa catering supaya
memilih bahan makanan yang akan
Jasa catering SD di kota Pontianak,
digunakan untuk catering memenuhi
proses pemilihan bahan makanan
standar kesehatan seperti box atau
memenuhi syarat sebesar 60%.
keranjang yang digunakan untuk
Menurut Kepmenkes RI (2003),
membawa bahan makanan bersih.
Pembelian bahan makanan mentah hanya
2. Penyimpanan Bahan Makanan
cukup satu hari saja sekali pakai. Selain itu
Jasa catering SD di kota Pontianak,
bahan makanan tersebut masih melalui
proses penyimpanan bahan makanan tidak
proses pemasakan hingga matang,
memenuhi syarat sebesar 60%.
sehingga bila ada bakteri akan mati.
Lokasi penyimpanan yang tidak
Pengelola jasa catering Sekolah Dasar
memenuhi syarat kesehatan akan
harus dapat mengetahui tentang kualitas
memudahkan terjadinya kontaminasi oleh
bahan makanan terutama mengenai mutu
mikroorganisme seperti jamur, bakteri,
dan kebersihan bahan makanan yang siap
virus, parasit serta bahan-bahan kimia yang
dimasak. Pada tahap persiapan, bahan
dapat menimbulkan resiko terhadap
makanan perlu dicuci terlebih dahulu untuk
kesehatan.
membuang kotoran, juga dicuci setelah
Penelitian ini sejalan dengan
dipotong atau dirajang. Pada proses
penelitian yang dilakukan oleh Andriani,
tersebut upayakan tidak terjadi
dkk (2009) Analisis Aplikasi HSM di
kontaminasi silang antara makanan matang
instalasi Gizi Rumah Sakit Daerah
dan bahan makanan mentah.
Palembang Bari bahwa proses
Penelitian ini sejalan dengan
penyimpanan bahan makanan tidak
penelitian yang dilakukan oleh Pangkong,
memenuhi syarat sebesar 25%.5
dkk (2002) yang berjudul Sanitasi Bahan
Pencucian bahan makanan seperti
Makanan pada Usaha Catering di Kota
sayuran sebaiknya dilakukan berulang-
Yogyakarta bahwa proses pemilihan bahan
ulang kali, apa lagi memasak sayuran
makanan 100% memenuhi syarat.3
dalam jumlah yang banyak sampai
Sedangkan penelitan yang dilakukan oleh
kotorannya hilang dan airnya bersih, dan
Djaja, (2003) yang berjudul Kontaminasi
sayuran lebih mudah terkontaminasi
E.coli pada Makanan dari Tiga Jenis
bakteri E.coli. Oleh karena itu disarankan
Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di
pada jasa catering supaya menyimpan
Jakarta Selatan bahwa pemilihan bahan
bahan makanan yang akan digunakan
makanan memenuhi syarat sebesar 60%.4
untuk catering memenuhi standar
Setiap bahan makanan yang
kesehatan seperti sebelum bahan disimpan
mengalami kerusakan, terutama kerusakan
dicuci dahulu dan tempatnya harus bersih.
yang disebabkan oleh mikroorganisme
3. Pengolahan Makanan Menurut Kepmenkes (2003),
Jasa catering SD di kota Pontianak, penyimpanan makanan masak dapat
proses pengolahan makanan tidak digolongkan menjadi dua yaitu: tempat
memenuhi syarat sebesar 80%. penyimpanan makanan pada suhu biasa
Menurut Kepmenkes (2003) Tempat dan tempat penyimpanan pada suhu dingin.
pengolahan makanan adalah suatu tempat Makanan yang mudah membusuk
dimana makanan diolah, tempat sebaiknya disimpan pada suhu dingin yaitu
pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur <4°C untuk makanan yang disajikan lebih
mempunyai peranan yang penting dalam dari 6 jam disimpan dalam suhu -5 sd -
proses pengolahan makanan, karena 1°C. Makanan yang telah masak atau siap
kebersihan dapur dan lingkungan disajikan, tidak semuanya langsung
sekitarnya harus selalu terjaga dan dikonsumsi, terutama makanan yang
diperhatikan. Dapur yang baik harus berasal dari catering/jasa boga. Makanan
memenuhi persyaratan sanitasi, yaitu tersebut memiliki resiko pencemaran
lantai harus dibuat dari bahan yang keras bakteriologis terutama bila dalam
atau kedap air, dan mudah dibersihkan. penyimpanannya tidak memenuhi prinsip
Lantai juga harus selalu bersih dan higiene sanitasi. Beberapa hal yang perlu
terpelihara sebelum dan sesudah diperhatikan dalam penyimpanan makanan
melakukan kegiatan. masak adalah makanan yang disajikan
Berdasarkan hasil penelitian yang panas harus tetap disimpan dalam suhu
dilakukan oleh Yunaenah (2009) yang diatas 60°C, makanan yang akan disajikan
berjudul Kontaminasi E.coli pada Makanan dingin disimpan pada suhi <4°C, makanan
Jajanan di Kantin Sekolah Dasar Wilayah yang disajikan dalam kondisi panas yang
Jakarta Pusat. bahwa proses pengolahan disimpan dalam suhu dibawah 4°C harus
makanan tidak memenuhi syarat sebesar dipanaskan kembali sampai 60°C sebelum
81,5%.6 Pada tahap pengolahan makanan, disajikan.
besar kemungkinan terjadinya kontaminasi Penelitian ini sejalan dengan
makanan oleh fisik, kimia maupun penelitian yang dilakukan oleh Kurniadi,
biologis. Oleh sebab itu pada proses ini dkk (2013) menunjukkan bahwa pada
penjamah makanan harus hati-hati dan prorses penyimpanan makanan masak
teliti sehingga kemungkinan kontaminasi tidak memenuhi syarat sebesar 93,3%.7
dapat dicegah secara optimal. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Untuk mencegah terjadinya Yunaenah (2009) bahwa proses
kontaminasi makanan oleh penyimpanan makanan masak tidak
mikroorganisme patogen yang disebabkan memenuhi syarat sebesar 64,6%.
pengolahan makanan yang kurang baik 5. Pengangkutan Makanan
oleh penjamah makanan maka perlu Jasa catering SD di kota Pontianak,
adanya pengawasan dan pembinaan yang proses pengolahan makanan berdasarkan 4
baik, meskipun sudah menjadi keharusan item, 2 item yang terpenuhi, yaitu isi
bagi tiap penjamah makanan untuk makanan tidak terampau penuh untuk
menjaga kesehatan dan kebersihannya. mencegah kondensasi dan setiap makanan
4. Penyimpanan Makanan Masak mempunyai wadah masing-masing.
Jasa catering SD di kota Pontianak, Sedangkan 2 item yang tidak terpenuhi
proses penyimpanan makanan masak tidak yaitu tidak tersedianya kendaraan
memenuhi syarat sebesar 100%.
pengangkutan makanan, dan tempat Hasil penelitian ini sejalan yang
pengangkutan makanan tertutup sempurna. dilakukan oleh Mulyani (2012) tentang
Menurut Departemen Kesehatan RI Aspek Higiene dan Sanitasi Makanan pada
(2006), pengangkutan makanan siap santap Rumah Makan di Terminal 42 Andalas
lebih rawan terhadap pencemaran sehingga Kota Gorontalo pada proses penyajian
perlu perlakuan yang ekstra hati-hati. Oleh makanan memenuhi syarat sebesar 100%.9
karena itu dalam prinsip pengangkutan Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
makanan siap santap perlu diperhatikan Ratni (2012) yang berjudul Aspek Higiene
yaitu, kendaraan pengangkutan disediakan dan Sanitasi Makanan di Mall Pasar
khusus dan tidak dipergunakan untuk Jajanan Kota Gorontalo bahwa proses
pengangkutan lainnya, setiap makanan penyajian makanan memenuhi syarat
mempunyai wadah masing-masing, isi sebesar 92,86%.10
makanan tidak terlampau penuh karena uap 7. Personal Higiene
makanan yang mencair merupakan media Jasa catering SD di kota Pontianak,
yang baik untuk pertumbuhan bakteri personal higiene tidak memenuhi syarat
sehingga makanan cepat menjadi rusak. sebesar 51,6%.
Penelitian ini sejalan dengan Keadaan higiene makanan dan
penelitian yang dilakukan oleh Sapariya minuman yaitu dipengaruhi oleh personal
(2013) yang berjudul hubungan Prinsip higiene dan praktek higiene dalam proses
Higiene Sanitasi dengan Jumlah Angka penyediaan makanan masak. Jika keadaan
Kuman pada Bubur Nasi di Kantin SD di higiene tidak diperhatikan maka akan
Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten mudahnya terjadi kontaminasi makanan
Kubu Raya tidak memenuhi syarat sebesar oleh mikroorganisme. Oleh karena itu,
54,1%.8 makanan yang diolah harus dapat
Berdasarkan hasil observasi/ memenuhi syarat kesehatan guna
wawancara pada jasa catering bahwa jasa menghindari terkontaminasinya makanan
catering tidak mempunyai alat khusus oleh mikroorganisme yang dapat
untuk mengangkut makanan yang akan membahayakan kesehatan bagi yang
disajikan, jasa catering hanya mengangkut mengkonsumsinya.
makanan dengan tangan, dengan kondisi Kebersihan tangan sangat penting bagi
tidak tertutup. Hal ini tentunya tidak setiap orang terutama bagi penjamah
memenuhi syarat kesehatan. Kondisi ini makanan. Mikroorganisme yang melekat
sangat memungkinkan terjadinya pada tangan akan berpindah ke dalam
kontaminasi makanan, Jika pengangkutan makanan dan akan berkembangbiak dalam
makanan kurang baik maka akan makanan, terutama dalam makanan jadi.
berdampak pada banyaknya mikrobiologik Penelitian yang dilakukan oleh Agustina,
pada makanan yang diangkut. dkk (2009) yang melakukan penelitian
6. Penyajian Makanan pada Pedagang Makanan Jajanan
Jasa catering SD di kota Pontianak, Tradisional di Lingkungan Sekolah Dasar
proses penyajian makanan memenuhi menyatakan dari 23 penjamah makanan
syarat sebesar 100%. terdapat 52,2% yang higiene perorangan
Menyentuh pangan secara langsung sudah baik sedangkan 47,8% yang higiene
pada saat menyajikan pangan harus sedapat perorangan tidak baik.11
mungkin dihindari untuk mencegah Disarankan buat jasa catering
terjadinya kontaminasi silang. menyediakan westafel dilengkapi dengan
sabun untuk mencuci tangan baik, maka berakibat tubuh terkena infeksi
sebelum/sesudah bekerja, memperhatikan dan terserang penyakit seperti penyakit
kebersihan kuku, jika sudah panjang diare dan keracunan makanan. Penelitian
sebaiknya dipotong, selalu menggunakan yang dilakukan oleh Sapariya (2013) yang
alat pelindung (celemek, topi/jilbab, berjudul hubungan Prinsip Higiene
masker). Sanitasi dengan Jumlah Angka Kuman
8. Fasilitas Sanitasi pada Bubur Nasi di Kantin SD di
Jasa catering SD di kota Pontianak, Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten
fasiitas sanitasi tidak memenuhi syarat Kubu Raya tidak memenuhi syarat sebesar
sebesar 100%. 57,4%.
Menurut Kepmenkes, RI (2003), Jasa catering SD di kota Pontianak,
Fasilitas sanitasi adalah sarana dan makanan positif terkontaminasi E.coli
kelengkapan yang harus tersedia untuk yarat sebesar 60%.
memelihara kualitas lingkungan atau Bakteri Escherichia coli merupakan
mengendalikan faktor-faktor lingkungan kuman berbentuk batang, tidak berkapsul,
fisik yang dapat menyebabkan pencemaran dan dapat bergerak aktif. E.coli secara
terhadap makanan. Keadaan fasilitas normal ditemukan dalam alat pencernaan
sanitasi ditempat pengelolaan jasa catering manusia dan menyebabkan penyakit pada
Sekolah Dasar menunjukkan bahwa manusia. Suhu optimum untuk
penyediaan air bersih yang memenuhi pertumbuhan bakteri adalah 37°C. Kuman
syarat sangat berpengaruh terhadap proses ini relatif peka terhadap panas serta segera
pengolahan makanan, karena air dihancurkan dengan pemanasan. Pada
dibutuhkan pada semua proses produksi umumnya jenis bakteri ini tidak
makanan, mulai dari pencucian bahan, membahayakan namun beberapa jenis
pencucian peralatan, pengolahan dan diantaranya bersifat patogen dan
penyajian makanan. Apabila kualitas air menyebabkan diare. Pencegahan dapat
tidak memenuhi syarat kesehatan maka dilakukan dengan tindakan makanan perlu
dapat menyebabkan kontaminasi terhadap dimasak dengan baik, menjaga higiene dan
makanan. Penelitian ini sejalan dengan sanitasi, mencegah air dari kontaminasi
penelitian yang dilakukan oleh Yunaenah, tinja dan air perlu diberi perlakuan
(2009) Kontaminasi E.coli pada Makanan khlorinasi. Untuk melihat ada atau tidak
Jajanan di Kantin Sekolah Dasar Wilayah adanya bakteri E.coli yaitu dilakukan uji
Jakarta Pusat, bahwa fasilitas sanitasi tidak laboratorium dan jika pada media EMB
memenuhi syarat sebesar 50 (76,9%). tumbuh koloni kuman berwarna hijau
9. Bakteriologis Makanan metalik. Pada kualitas makanan
Jasa catering SD di kota Pontianak, persyaratan untuk bakteri E.coli adalah 0
angka kuman memenuhi syarat sebesar koloni/gram².
60%. Sayuran merupakan salah satu bahan
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa pangan yang sering terkontaminasi oleh
makanan catering Sekolah Dasar di Kota E.coli sehingga jika dalam tahap
Pontianak ada yang tidak memenuhi syarat persiapannya dan pengolahannya tidak
kesehatan untuk dikonsumsi anak-anak. memenuhi syarat seperti memasak sayur
Jika kuman patogen itu masuk atau pada suhu yang tidak mencapai 60°C
dimasukkan kedalam tubuh manusia dan selama 15 menit hal ini bisa menjadi salah
kuman dapat berkembang biak dengan satu faktor risiko terjadinya kontaminasi
E.coli. Menurut Rahayu dkk (2011), bahan 3. Pangkong, Ami Noviana. dkk. 2002.
pangan yang sering terkontaminasi oleh Sanitasi Bahan Makanan. Pada Usaha
E.coli diantaranya sayuran, dari Katering Di Kota Yogyakarta. Gamma
bermacam-macam sayuran memungkinkan Sains. IV (2)
terjadinya kontaminasi bakteri dari cara 4. Djaja, dkk. 2003. Kontaminasi E.coli
memasak yang tidak sesuai.12 pada Makanan dari Tiga Jenis Tempat
KESIMPULAN Pengelolaan Makanan (TPM) di
1. Karakteristik responden pada Jasa Jakarta Selatan. Departemen
Catering Sekolah Dasar di Kota Kesehatan Lingkungan. Vol. 12, No.
Pontianak berdasarkan jenis kelamin 1. Juni 2008: 36-41
lebih banyak pada perempuan yaitu 5. Andriani, Mewi. dkk. 2009. Analisis
87,1% & pendidikan lebih banyak Aplikasi Higiene Sanitasi Makanan di
pada tingkatan SMP dan SMA sebesar Instalasi Gizi Rumah Sakit Daerah
32,3%. Palembang Bari. Jurnal Kesehatan
2. Berdasarkan Prinsip higiene sanitasi Bina Husada. Vol.6, No.2
pada Jasa Catering Sekolah Dasar di 6. Yunaenah. 2009. Kontaminasi E. coli
Kota Pontianak: Proses pemilihan Pada Makanan Jajanan di Kantin
bahan makanan memenuhi syarat Sekolah Dasar Wilayah Jakarta Pusat.
sebesar 60%, Penyimpanan bahan “Tesis” Depok. Fakultas Kesehatan
makanan tidak memenuhi syarat Masyarakat. (tidak dipublikasikan)
sebesar 60%, Pengolahan makanan 7. Kurniadi, Y., dkk. 2013. Faktor
tidak memenuhi syarat sebesar 80%, Kontaminasi Bakteri E. coli pada
Penyimpanan makanan masak tidak Makanan Jajanan Dilingkungan
memenuhi syarat sebesar 100%, Kantin Sekolah Dasar Wilayah
Pengangkutan makanan masak tidak Kecamatan Bangkinang. Jurnal Ilmu
memenuhi syarat sebesar 100%, dan Lingkungan. 2013:7 (1) (Diakses 6
Penyajian makanan memenuhi syarat Februari 2015)
sebesar 100% 8. Sapariya. 2013. Hubungan Prinsip
3. Personal higiene tidak memenuhi Higiene Sanitasi dengan Jumlah
syarat sebesar 51,6% Gamman, & Sherrington. 2012.
4. Fasilitas sanitasi tidak memenuhi Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan
syarat sebesar 100%. Mikrobiologi. Yogyakarta : Penerbit
5. Jumlah angka kuman (<100 Gajah Mada University Press.
koloni/gram makanan) 60% memenuhi 9. Mulyani, Lany. 2012. Aspek Higiene
syarat dan 60% positif tercemar Sanitasi Makanan pada Rumah Makan
bakteri E.coli. di Terminal 42 Andalas. (Diakses 21
DAFTAR PUSTAKA Desember 2014)
1. Keputusan Menteri Kesehatan RI. 10. Ratni, Latudi. 2012. Aspek Higiene
Nomor 715/Menkes/SK/V/2003. dan Sanitasi Makanan yang Berlokasi
Tentang Persyaratan Higiene Sanitasi di Mall Pasar Jajan Kota Gorontalo.
Makanan. Jakarta (Diakses 4 Januari 2015)
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI. 11. Agustina Febria. dkk. 2009. Higiene
Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003. Sanitasi Pada Pedagang Makanan
Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Jajanan Tradisional Di Lingkungan
Makan dan Restoran. Jakarta.
Sekolah Dasar Di Kelurahan Demang
Lebar. (Diakses 19 Januari 2015)
12. Rahayu, W. dkk. 2011. Keamanan
Pangan : Kepedulian Kita Bersama.
Bogor. : IPB Press

Anda mungkin juga menyukai