Anda di halaman 1dari 20

KOLERA

KELOMPOK 3
Eka Sukma Kumala Dewi Olang
Fifi Rofina Benu
Klemens Nikander Dapa Ghuda
Marbella Katarina Sula
Maria Mariana S .Emar
Muzakiratun Ismail
LATAR BELAKANG
KOLERA

Kolera adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio Cholerae
yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh
penderita. Kolera ditemukan pada tahun 1883 karena infeksi Vibrio cholerae, bakteri
berbentuk koma.

Robert Koch,
Menurut Johnson
seorang
(2004), kolera
bakteriologi,
adalah penyakit
penemu
yang telah lama
bakteri
menyerang manusia
V.cholerae
danterus menjadi
yang
masalah bagi
menyebabka
kesehatan
n penyakit
masyarakat dunia.
Kolera
TOTAL KASUS
KOLERA

2013 2014 2015

190.549 kasus Diduga terdapat lebih


129.064 kolera di 42 negara dari 2 juta kasus dan
kasus kolera (WHO). 55% dari hampir seratus ribu
di 47 negara kasus berasal dari kematian karena
(WHO) Afrika, 30% dari kolera setiap tahunnya
Asia dan 15% dari (WHO 2015)
Hispaniola.

2102 Diperkirakan secara


kematian 2231 kematian global terjadi 1.4-4.3 juta
yang dilaporkan kasus kolera dengan 28-
oleh 24 negara. 142 ribu kematian.
PENYEBAB
KOLERA

Penyebab kolera, adalah


bakteri Vibrio cholerae, yang
merupakan bakteri gram
negatif, berbentuk basil
(batang) dan bersifat motil
(dapat bergerak), memiliki
struktur antogenik dari
antigen flagelar H dan
antigen somatik O, gamma-
proteobacteria, mesofilik
dan kemoorganotrof,
berhabitat alami di
lingkungan akuatik dan
umumnya berasosiasi
dengan eukariot.
MODEL
PENULARAN
Bakteri Vibrio cholerae
berkembang
biak&menyebar melalui
feaces (kotoran) manusia
ENDEMIK K → kotoran
mengkontaminasi air

O
sungai, dll → orang
kontak dgn air berisiko
terkena penyakit

EPIDEMIK
L
E Misalnya cuci tangan yg

R
tidak bersih lalu makan,
mencuci
sayuran/makanan dengan
PANDEMIK
A air yg mengandung
bakteri kolera, makan ikan
yg hidup di air
terkontaminasi bakteri
kolera
MASA INKUBASI
KOLERA

Kolera merupakan Kolera memiliki masa


penyakit menular inkubasi 1-5 hari dan
setelah itu muncul gejala
yang disebabkan oleh
diare akut dan dehidrasi
bakteri Vibrio berat. Jika tidak segera
cholerae dengan mendapat perawatan,
serogrup O1 dan penderita kolera dapat
O139 berbiotipe meninggal dalam
klasik maupun El Tor. beberapa jam.
2. Feces/kotoran (tinja)
yg semula berwarna &
berbau berubah
menjadi cairan putih
keruh (seperti air cucian
beras) tanpa bau busuk
ataupun amis, tetapi
seperti manis yg 3. Feces (cairan) yg
1. Diare yg encer &
menusuk menyerupai air
berlimpah tanpa cucian beras ini bila
didahului oleh rasa diendapkan akan
mulas atau mengeluarkan
tenesmus. TANDA gumpalan-gumpalan
putih.
&
GEJALA
6. Kejang otot
4. Diare terjadi KLINIS perut juga bisa
berkali-kali dan
dirasakan dengan
dalam jumlah yang
disertai nyeri yg
cukup banyak. 5. Terjadinya muntah hebat.
setelah didahului
dengan diare yg
terjadi, penderita
tidaklah merasakan
mual sebelumnya.
PATOFISIOLOGI
Bakteri Vibrio cholerae akan masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan
atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Bakteri ini akan
mengeluarkan enterotoksin atau racunnya di dalam tubuh orang itu pada bagian
saluran usus, sehingga menimbulkan diare disertai muntah akut yang sangat hebat,
dan akan berakibat seseorang dalam waktu hanya beberapa hari akan kehilangan
banyak cairan dalam tubuhnya dan akan mengalami dehidrasi.
Jumlah inokulum untuk terjadinya infeksi V.cholerae O1 relatif lebih besar. Ini
mungkin disebabkan karena V.cholerae O1 sangat tidak stabil dalam suasana asam
sehingga sebagian besar V.cholerae O1 yang masuk ke saluran cerna (ingested)
terbunuh pada lingkungan asam di lambung. Makanan mempunyai efek penyangga
(buffering) seperti yang terlihat pada pemberian sodium bikarbonat.
Usus halus adalah tempat primer infeksi V.cholerae O1 dan merupakan asal
terjadinya diare sekretorik. Derajat kehilangan cairan paling tinggi pada jejunum.
Kehilangan cairan di bagian usus ini mencapai 11 ml/cm/jam.
Apabila dehidrasi tidak diatasi, maka akan berlanjut pada Hipovolemik dan
asidos metabolic dalam waktu yang relative singkat dapat menyebabkan kematian
bila tidak ditangani dengan baik.
PENCEGAHAN

1. Dengan prinsip 2. Minum air yg


3. Bila dlm
sanitsi lingkungan, sudah dimasak, 4. Pertolongan
anggota keluarga
terutama cuci tangan dgn pertama saat
ada yg terkena
kebersihan air & bersih, cuci
kolera, baiknya buang air terus
pembuangan sayuran dgn air
diisolasi & menerus &
kotoran (feces) pd bersih, hindari
tempatnya yg secepatnya muntah segera
memakan seafood
mendapatkan
memenuhi standar yg setengah diberikan oralit.
lingkungan pengobatan.
matang

5.Program perbaikan kampung/KIP dgn


tujuan melakukan penataan
dilingkungan kampung/penduduk yg
berkembang tanpa terencana.

Kegiatan perbaikan sanitas lingkungan, yaitu perbaikan


jalan, saluran air, pembuangan sampah & memperluas
akses air bersih.
PENGOBATAN

Pemberian cairan & elektrolit

2. Fase
1. Fase Rehidrasi Maintenance

1. Terapi cairan
intravena/intravenous fluid
therapy (IVFD) →
merekomendasikan larutan
Ringer’s lactate
2. Terapi cairan per oral

Pilihan antibiotik → tetrasiklin,


eritromisin, furazolidon,
trimetoprimsulfametoksazol & golongan
quinolon (norfloksasin).
VARIABEL EPIDEMIOLOGI

Person (orang) Time (waktu) Place (tempat)

Karakteristik Pencatatan
demografi : usia, laporan insidensi Pengetahuan akan
jenis kelamin, dan prevalensi tempat atau lokasi
ras/etnik, status penyakit KLB atau penyakit-
perkawinan, didasarkan oleh penyakit endemis.
pekerjaan, dll. waktu
DATA KASUS
• 1. DATA DISTRIBUSI
• 2. FAKTOR RESIKO
Factor risiko penyakit kolera dapat melalui sanitasi
lingkungan seperti air, karena kolera berhubungan erat
dengan air. Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan
menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran
yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai
dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan
air tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga.
Penyebaran V.cholerae→ mencuci tangan tdk bersih,
mencuci sayuran/makanan dgn air yg telah terkontaminasi,
makan ikan yang hidup di air yg terkontaminasi,dll.
Cara yang dirasa paling tepat dalam menekan laju
penyebaran kolera adalah 3SW (Sterilization, Sewage, Souces,
and Water purification), hal ini mengingatkan kita untuk
menjaga keseimbangan Agent, Host, dan Environment.

• Gambar ketidakseimbangan Agent, Host, dan Environment


ANGKA
Berdasarkan
INSIDEN Incidence rate
survei morbiditas (IR) berturut-
dari Kementerian turut 301, 374,
Kesehatan terjadi 423, dan 411 per
kecenderungan 1000 penduduk
kenaikan kasus Kejadian Luar pada 2000, 2003,
diare/kolera. Biasa (KLB) 2006, dan 2010
juga tercatat
meningkat
dengan case
fatality rate
(CFR) tinggi.
ANGKA
PREVALENSI

Riskesdas Riskesdas
2007 2013

Angka prevalensi diare


klinis adalah 9,0% Angka prevalensi
(rentang: 4,2% - mengalami
18,9%), tertinggi di penurunan sebesar
Provinsi NAD (18,9%)
(3,5%) untuk semua
dan terendah di
D.I.Yogyakarta (4,2%). kelompok umur.

Anda mungkin juga menyukai