Anda di halaman 1dari 2

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data
a) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari sumber datanya. Data perimer disebut juga sebagai data asli atau
data baru yang bersifat up to date. Data primer pada penelitian ini diperoleh dari
hasil observasi ke lokasi penelitian di kelurahan Alak Kota Kupang dan
wawancara langsung kepada responden serta melalui penyebaran kuesioner.
b) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada atau dengan kata lain peneliti sebagai tangan
kedua dalam pengumpulan data. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari
instansi yang ada kaitannya dengan penelitian, yaitu data penderita ISPA usia 19-
21 tahun yang ada pada Puskesmas Alak tahun 2021 serta data dari profil
kesehatan Kota Kupang terkait penderita ISPA di wilayah kelurahan Alak tahun
2021 dengan rentangan usia 19-21 tahun.

2. Teknik Pengumpulan Data


a. Wawancara
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan
dapat dilakukan dengan tatap muka maupun alat komunikasi berupa telephone.
Pada penelitian ini, metode wawancara dilakukan secara tidak terstruktur dengan
tatap muka, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
tersusun dengan sistematis tetapi lebih banyak mendengarkan apa yang
diceritakan oleh responden dan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya akan diarahkan
untuk mengetahui tingkat keparahan batuk dari penderita serta pendapat
responden terkait pemberian minuman dari ekstrak jahe, papaya dan kelor untuk
mengatasi ISPA.
b. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengamatan sistematis mengenai suatu permasalahan kesehatan yang kemudian
dilakukan pencatatan. Pada penelitian ini, observasi dilengkapi dengan lembar
pengamatan sebagai instrumen, kemudian disusun dengan format yang berisi hal-
hal yang berkaitan dengan tingkat keparahan ISPA.
c. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab. Dalam penelitian ini, kuesioner berisikan pertanyaan dan pernyataan
berkaitan dengan tingkat keparahan batuk yang diberikan kepada kelompok
kontrol sebelum dan tanpa perlakuan serta pada kelompok kasus sebelum dan
sesudah diberikan perlakuan (minuman ekstrak kelor, papaya dan jahe) dengan
dosis 2 kali sehari selama 6 hari berturut-turut untuk menilai tingkat keparahan
batuk.

DAFTAR PUSTAKA

Masturoh, Imas & Nauri Anggita. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Badan
Pusat Pendidikan Sumberdaya Manusia Kesehatan Kemenkes RI. Diakses dari
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Metodologi-
Penelitian-Kesehatan_SC.pdf (pada tanggal 13 April 2021)

Irmawartini & Nurhaedah. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta: Badan Pusat Pendidikan
Sumberdaya Manusia Kesehatan Kemenkes RI. Diakses dari
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Daftar-isi-
Metodologi-Penelitian_k1_restu.pdf (pada tanggal 13 April 2021)

Rahmadhani, Apri Nur, Riri Novayelinda, and Rismadefi Woferst. "Efektifitas pemberian
minuman jahe madu Terhadap keparahan batuk pada anak dengan ispa." Jurnal
Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Keperawatan 1.2 (2014): 1-7. Diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/199710-efektifitas-pemberian-minuman-
jahe-madu.doc

Anda mungkin juga menyukai