Anda di halaman 1dari 2

Nama : Anastasia Irene

Nim : 1807010193

Mata Kuliah : Epidemiologi Lingkungan

Hari/Tgl : Kamis, 2 September 2021

Konsep Epidemiologi Lingkungan

Epidemiologi Kesehatan Lingkungan atau Epidemiologi Lingkungan adalah studi atau


cabang keilmuan yang mempelajari faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi timbulnya
(kejadian) suatu penyakit, dengan cara mempelajari dan mengukur dinamika hubungan
interaktif antara penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya pada suatu
waktu dan kawasan tertentu, untuk upaya promotif lainnya. Kawasan di sini dapat berupa
lingkungan kerja, lingkungan pemukiman, lingkungan tempat-tempat umum dan transportasi
pada skala lokal perkotaan atau pedesaan, lingkungan nasional, regional atau global.

Interaksi manusia dan lingkungan


Manusia sebagai makhluk hidup sangat tergantung pada lingkungan untuk kelangsungan
hidupnya. Ia perlu suplai udara, makanan, minuman, tempat untuk bernaung, tempat kerja,
tempat aktivitas lainnya, tempat untuk membuang limbahnya, tempat untuk peristirahatan
terakhirnya. Oleh karena itu manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya mulai ia
dilahirkan sampai ia meninggal. Ia juga perlu bersosialisasi dengan sesamanya. Hal ini
menunjukan bahwa manusia memang bagian dari alam. Dilihat dari segi manusia
interaksinya dengan alam ini dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan, tetapi apabila
sumber daya alam tidak mendukung kesehatan manusia maka bisa terjadi yang sebaliknya,
yaitu terjadinya penyakit.

Konsep dasar epidemiologi yang terdiri dari agen (agent), penjamu (host), dan lingkungan
(Enviroment) dimana pada kondisi normal, ketiga komponen tersebut akan berimbang.
Perubahan pada satu (atau lebih) komponen dapatt menaikkan atau menurunkan risiko
terjadinya penyakit infeksi.

Misalnya apabila kemampuan agen menginfeksi meningkat, atau kekebalan tubuh penjamu
rendah, atau sanitasi lingkungan buruk, maka risiko terjadinya penyakit infeksi akan
meningkat. Pada kasus Covid-19, agen-nya adalah SARS-CoV-2 dan penjamunya adalah
manusia

- Karakteristik agen (SARS-CoV-2) belum detail diketahui (khususnya terkait


kemampuan virus bermutasi, obat anti-virus, & vaksin)
- Karakteristik penjamu (manusia) yg dpt mempengaruhi pajanan, kerentanan, &
respons terhadap agen (SARS-CoV-2) adalah : usia, status fisiologis (higienitas yg
kurang baik), status imunologis (penurunan sistem kekebalan tubuh), penyakit lain yg
sudah ada sebelumnya (DM, hipertensi, penyakit kardiovaskular, pneumonia), &
perilaku manusia (kurang olah raga, merokok, diet tidak sehat)
- Karakteristik lingkungan yang mempengaruhi keberadaan agen & kerentanan
terhadap agen adalah : lingkungan fisik (sanitasi lingkungan buruk), kepadatan
penduduk, modus komunikasi (fenomena dalam lingkungan yang mempertemukan
penjamu dg agen)

Contoh kasus lainnya adalah Kejadian Diare dimana faktor agent (penyebab) : status gizi dan
sanitasi makanan, environment (lingkungan) dan faktor host (pejamu) : kebiasaan mencuci
tangan dan kebiasaan jajan. faktor agent meliputi status gizi anak dan sanitasi makanan di
rumah, faktor environment meliputi penyediaan air bersih, pembuangan tinja, pembuangan
limbah dan pembuangan sampah. Faktor tentang kebiasaan mencuci tangan dan kebiasaan
jajan siswa.

Paparan faktor risiko terhadap kejadian diare dapat dikaitkan dengan konsep dasar
epidemiologi penyakit yaitu segitiga epidemiologi gambaran tentang hubungan antara tiga
faktor yg berperan antara Host (penjamu), Agent (penyebab) dan Environment (lingkungan)
dalam terjadinya penyakit.

Anda mungkin juga menyukai