Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Laporan F1 Upaya

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Topik : Bahaya Merokok

Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian
dari Persyaratan Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas
Pangkalan Susu

Disusun oleh :

dr. Nadya Nazimuddin Putri

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA WAHANA PUSKESMAS


PANGKALAN SUSU

KAB. LANGKAT 2017

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Laporan F1 Upaya


Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Topik : Bahaya Merokok Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip
Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan Menyelesaikan Program Internsip
Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu

Disusun oleh :

dr. Nadya Nazimuddin Putri

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal

Oktober 2017

Oleh Kepala Puskesmas Pangkalan Susu,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea NIP. 19790504 201001 2 023

Pendamping Internsip,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea NIP. 19790504 201001 2 023 F.1 Usaha Kesehatan
Masyarakat Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Puskesmas
Pangkalan Susu Juni 2017 – Oktober 2017

LATAR BELAKANG

BAHAYA MEROKOK Jumlah perokok usia remaja di Indonesia terus meningkat.


Secara keseluruhan, Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia sebagai jumlah
perokok terbanyak setelah China dan India. Celakanya, di Indonesia hingga kini
menunjukkan tren peningkatan jumlah perokok dari kalangan remaja. Data dari
Kementerian Kesehatan menunjukkan, prevalensi perokok remaja pada tahun 2013
naik menjadi 19 persen. Jumlah perokok anak makin tahun semakin meningkat.
Bahkan selama 12 tahun diperkirakan jumlah perokok anak meningkat 6 kali lipat.
Tren perokok anak dan remaja semakin mengkhawatirkan. Bila dibandingkan, data
Riskesdas 1995 menunjukkan ada 71.126 perokok anak di Indonesia (10-14 tahun),
sedangkan tahun 2007 meningkat menjadi 426.214 orang. Sedangkan untuk remaja
(15-19 tahun), data Riskesdas 2010 menunjukkan 19 persen remaja Indonesia telah
merokok. Data tersebut juga menunjukkan, karakter perokok Indonesia yang
biasanya sudah mulai menghisap tembakau pada usia 14-19 tahun. Ironisnya
budaya merokok saat ini bukan saja terjadi pada kaum laki-laki, namun juga terjadi
di kalangan kaum perempuan. Menurut Data Kemenkes menunjukkan, dari 2000
sampai tahun lalu jumlah perokok juga makin melebar di kalangan perempuan.
Empat persen dari total jumlah perokok Indonesia adalah kalangan hawa.
Berdasarkan data dari badan kesehatan dunia di bawah PBB, WHO, jumlah perokok
di Indonesia tiap tahunnya

mencapai 400 ribu orang. PERMASALAHAN Kurangnya pengetahuan siswa tentang


bahaya merokok PERENCANAAN DAN Diperlukan adanya suatu kegiatan
pemberian informasi

melalui

PEMILIHAN

penyuluhan bagi siswa agar mengetahui bahaya merokok.

INTERVENSI

Penyuluhan mengenai bahaya merokok dilakukan pada :

PELAKSANAAN

Hari / tanggal : Senin, 07 Agustus 2017

Lokasi

: SMP Yayasan Pendidikan P.Susu

Metode

: Verbalisasi
- Peserta : Siswa/i SMP Yayasan Pendidikan P.Susu Penyuluhan dilaksanakan pada
tanggal 07 Agustus 2017. Peserta yang hadir berjumlah 266 orang. Penyuluhan ini
dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB. Materi yang diberikan adalah tentang bahaya
merokok. Materi penyuluhan disajikan dengan verbalisasi. Penyuluhan dilaksanakan

selama 10 menit dilanjutkan sesi diskusi. MONITORING DAN Pelaksanaan


penyuluhan berjalan dengan cukup baik. Peserta tampak EVALUASI

antusias sehingga cukup aktif bertanya dan membuat diskusi mengenai

bahaya merokok berjalan dengan lancar. Komentar / saran pendamping :

Pangkalan Susu,

Dokter Internsip,

Oktober 2017

dr. Nadya Nazimuddin Putri Kepala Puskesmas Pangkalan Susu,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea NIP. 19790504 201001 2 023

DOKUMENTASI

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Laporan F2 Upaya


Kesehatan Lingkungan Topik : Kawasan Tanpa Rokok

Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian
dari Persyaratan Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas
Pangkalan Susu

Disusun oleh :

dr. Nadya Nazimuddin Putri

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA WAHANA PUSKESMAS


PANGKALAN SUSU

KAB. LANGKAT 2017

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Laporan F2 Upaya


Kesehatan Lingkungan

Topik : Kawasan Tanpa Rokok Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter
Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan Menyelesaikan Program
Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu
Disusun oleh :

dr. Nadya Nazimuddin Putri

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal

Oktober 2017

Oleh Kepala Puskesmas Pangkalan Susu,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea NIP. 19790504 201001 2 023

Pendamping Internsip,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea NIP. 19790504 201001 2 023 F.2 Usaha Kesehatan
Masyarakat Upaya Kesehatan Lingkungan Puskesmas Pangkalan Susu Juni 2017 –
Oktober 2017

LATAR BELAKANG

KAWASAN TANPA ROKOK Hak untuk menghirup udara bersih tanpa paparan asap
rokok telah menjadi perhatian dunia. WHO memprediksi penyakit yang berkaitan
dengan rokok akan menjadi masalah kesehatan di dunia. Dari tiap 10 orang dewasa
yang meninggal, 1 orang diantaranya meninggal karena disebabkan asap rokok.
Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah perokok terbesar di dunia
setelah China dan India. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang bahaya
merokok pun menjadi alasan sulitnya penetaan Kawasan Tanpa Rokok, yang
ditunjukkan dengan mulai merokok pada kelompok usia 5-9 tahun. Selanjutnya,
pada daerah pedesaan, jumlah batang rokok yang dikonsumsi lebih banyak
dibanding daerah perkotaan. Pengendalian para perokok yang menghasilkan asap
rokok yang sangat berbahaya bagi kesehatan perokok aktif maupun pasif
merupakan salah satu solusi menghirup udara bersih tanpa paparan asap rokok
atau biasa disebut

PERMASALAHAN

penetapan Kawasan Tanpa Rokok Kurangnya kepedulian siswa/i terhadap bahaya


yang dihasilkan dari asap

rokok yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain PERENCANAAN DAN
Diperlukan adanya suatu kegiatan pemberian informasi

melalui

PEMILIHAN

penyuluhan bagi siswa agar mengetahui kawasan yang dicanangkan

INTERVENSI
sebagai kawasan tanpa rokok. Penyuluhan mengenai bahaya merokok dilakukan
pada : -

Hari / tanggal : Senin, 07 Agustus 2017

Lokasi

Metode

: Verbalisasi

Peserta

: Siswa/i SMP Yayasan Pendidikan P.Susu

: SMP Yayasan Pendidikan P.Susu

hadir berjumlah 266 orang. Penyuluhan ini dilaksanakan pada pukul 08.10 WIB.
Materi yang diberikan adalah tentang bahaya merokok. Materi penyuluhan disajikan
dengan verbalisasi. Penyuluhan dilaksanakan selama 10 menit dilanjutkan sesi
diskusi. MONITORING DAN Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan cukup baik.
Peserta tampak EVALUASI

antusias membuat diskusi mengenai kawasan tanpa rokok berjalan dengan

lancar. Komentar / saran pendamping :

Pangkalan Susu,

Oktober 2017

Dokter Internsip,

Kepala Puskesmas Pangkalan Susu,

dr. Nadya Nazimuddin Putri

dr. Herlina Elisabeth Hutapea NIP. 19790504 201001 2 023

DOKUMENTASI

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Laporan F3 Upaya


Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana Topik : Antenatal Care
Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian
dari Persyaratan Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas
Pangkalan Susu

Disusun oleh :

dr. Nadya Nazimuddin Putri

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA WAHANA PUSKESMAS


PANGKALAN SUSU

KAB. LANGKAT 2017

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Laporan F3 Upaya


Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana Topik : Antenatal Care Diajukan
dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari
Persyaratan Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas
Pangkalan Susu

Disusun oleh :

dr. Nadya Nazimuddin Putri

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal

Oktober 2017

Oleh Kepala Puskesmas Pangkalan Susu,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea

NIP. 19790504 201001 2 023

Pendamping Internsip,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea

NIP. 19790504 201001 2 023

F.3 Usaha Kesehatan Masyarakat Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga
Berencana Puskesmas Pangkalan Susu Juni 2017 – Oktober 2017

LATAR BELAKANG

ANTENATAL CARE Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara dengan angka


kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan
pelayanan kesehatan masihh memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan
lebih bermutu. Penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, gestosis
dan anestesia. ANgka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi yaitu angka
kematian ibu rata-rata 307/100.000 kelahiran hidup sedangkan target dari Millenium
Development Goals 2015 adalah 102/100.000 kelahiran hidup. Sementara untuk
angka kematian bayi sebesar 26,9/1000 kelahiran hidup. Adapun target dari MDGs
2015 sebesar 17/1000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibu dan bayi
antara lain disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan ibu dan frekuensi
pemeriksaan antenatal care yang tidak teratur. Pada pemeriksaan dan pemantauan
antenatal

PERMASALAHAN

dilakukan

dengan

memberikan

pelayanan

antenatal

berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan. Kurangnya pengetahuan ibu


hamil akan pentingnya antenatal care untuk menilai keadaan kesehatan ibu dan
janin dan memberikan kesempatan

untuk

menentukan

kelainan

secara

perkembangan dari keluhan pada kunjungan sebelumnya.

dini

serta

PERENCANAAN DAN Diperlukan adanya suatu kegiatan pemberian informasi


melalui PEMILIHAN

penyuluhan bagi ibu hamil agar mengetahui pentingnya antenatal care.

INTERVENSI

Penyuluhan mengenai bahaya merokok dilakukan pada :

PELAKSANAAN
-

Hari / tanggal : Selasa, 25 July 2017

Lokasi

Metode

: Puskesmas Pembantu Pangkalan Siata : Verbalisasi

- Peserta : Ibu hamil di wilayah kerja Pustu PKL Siata Penyuluhan dilaksanakan
pada tanggal 25 July 2017. Peserta yang hadir berjumlah 9 orang. Penyuluhan ini
dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB. Materi yang diberikan adalah tentang
pentingnya antenatal care. Materi

penyuluhan

disajikan

dengan

verbalisasi.

Penyuluhan

dilaksanakan selama 20 menit dilanjutkan sesi diskusi. MONITORING DAN


Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan cukup baik. Peserta tampak EVALUASI

antusias sehingga cukup aktif bertanya dan membuat diskusi mengenai

antenatal care berjalan dengan lancar. Komentar / saran pendamping :

Pangkalan Susu,

Oktober 2017

Dokter Internsip,

dr. Nadya Nazimuddin Putri Kepala Puskesmas Pangkalan Susu,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea NIP. 19790504 201001 2 023

DOKUMENTASI

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Laporan F4 Upaya


Perbaikan Gizi Masyarakat Topik : ASI Eksklusif
Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian
dari Persyaratan Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas
Pangkalan Susu

Disusun oleh :

dr. Nadya Nazimuddin Putri

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA WAHANA PUSKESMAS


PANGKALAN SUSU

KAB. LANGKAT 2017

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Laporan F4 Upaya


Perbaikan Gizi Masyarakat Topik : ASI Eksklusif Diajukan dalam Rangka Praktek
Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan Menyelesaikan
Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu

Disusun oleh :

dr. Nadya Nazimuddin Putri

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal

Oktober 2017

Oleh Kepala Puskesmas Pangkalan Susu,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea

NIP. 19790504 201001 2 023

Pendamping Internsip,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea

NIP. 19790504 201001 2 023

F.4 Usaha Kesehatan Masyarakat Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas


Pangkalan Susu Juni 2017 – Oktober 2017

LATAR BELAKANG

ASI EKSKLUSIF Pemberian ASI sangat penting bagi tumbuh kembang yang optimal
baik fisik maupun mental dan kecerdasan bayi. Pemberian ASI eksklusif adalah
langkah awal bagi bayi untuk tumbuh sehat dan terciptanya sumber daya manusia
yang tangguh, karena bayi tidak saja akan lebih sehat & cerdas, tetapi juga akan
memiliki emotional quotion dan social quotion yang lebih baik. Namun pada
kenyataannya, pengetahuan masyarakat tentang ASI eksklusif masih sangat kurang,
sehingga ibu sering kali memberikan makanan padat kepada bayi yang baru
berumur beberapa hari atau minggu. Berdasarkan hasil Survey Demografi
Kesehatan Indonesia 2003, hanya 3,7% bayi yang memperoleh ASI pada hari
pertama, sedangkan pemberian ASI pada usia 2 bulan pertama 64%, yang
kemudian menurun pada periode berikutinya umur 3 bulan 45,5%, usia 4-5 bulan
13,9% dan umur 6-7 bulan 7,8%. Sementara itu ada peningkatan penggunaan
pengganti air susu ibu yang biasa disebut formula atau susu formula tiga kali lipat
dalam kurun waktu 1997 dari 10,8% menjadi 32,4% pada yahun 2002, hal ini
mungkin diakibatkan kurangnya pemahaman, dukungan keluarga dan lingkungan
akan

PERMASALAHAN

pemberian ASI secara eksklusif. Kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat dari
pemberian ASI eksklusif

PERENCANAAN DAN Diperlukan adanya suatu kegiatan pemberian informasi


melalui PEMILIHAN

penyuluhan bagi ibu agar mengetahui manfaat ASI eksklusif.

INTERVENSI

Penyuluhan mengenai bahaya merokok dilakukan pada :

PELAKSANAAN

Hari / tanggal : Selasa, 12 September 2017

Lokasi

Metode

: Puskesmas Pembantu Pulau Sembilan : Verbalisasi

- Peserta : Ibu hamil di wilayah kerja Pustu P. Sembilan Penyuluhan dilaksanakan


pada tanggal 12 September 2017. Peserta yang hadir berjumlah 11 orang.
Penyuluhan ini dilaksanakan pada pukul 10.30 WIB. Materi yang diberikan adalah
tentang manfaat ASI eksklusif. Materi

penyuluhan
disajikan

dengan

verbalisasi.

Penyuluhan

dilaksanakan selama 20 menit dilanjutkan sesi diskusi. MONITORING DAN


Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan cukup baik. Peserta tampak EVALUASI

antusias sehingga cukup aktif bertanya dan membuat diskusi mengenai

bahaya merokok berjalan dengan lancar. Komentar / saran pendamping :

Pangkalan Susu,

Oktober 2017

Dokter Internsip,

dr. Nadya Nazimuddin Putri Kepala Puskesmas Pangkalan Susu,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea NIP. 19790504 201001 2 023

DOKUMENTASI

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Laporan F5


Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular Topik :
HIV/AIDS

Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian
dari Persyaratan Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas
Pangkalan Susu

Disusun oleh :

dr. Nadya Nazimuddin Putri

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA WAHANA PUSKESMAS


PANGKALAN SUSU

KAB. LANGKAT 2017

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Laporan F5


Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular

Topik : HIV/AIDS Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus
Sebagai Bagian dari Persyaratan Menyelesaikan Program Internsip Dokter
Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu

Disusun oleh :

dr. Nadya Nazimuddin Putri

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal

Oktober 2017

Oleh Kepala Puskesmas Pangkalan Susu,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea

NIP. 19790504 201001 2 023

Pendamping Internsip,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea

NIP. 19790504 201001 2 023

F.5 Usaha Kesehatan Masyarakat Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Menular dan Tidak Menular Puskesmas Pangkalan Susu Juni 2017 – Oktober 2017

LATAR BELAKANG

HIV/AIDS Masalah penyakit HIV/AIDS diibaratkan seperti fenomena gunung es,


dimana yang tampak hanyalah puncaknya saja. Sama halnya dengan penyakit
HIV/AIDS yang tampak hanyalah kasus yang dilaporkan saja. Untuk pencegahan
HIV/AIDS ini, Millenium Development Goals memiliki tujuan untuk memerangi
HIV/AIDS dengan meningkatkan cakupan pengetahuan komprehensif mengenai
HIV/AIDS pada kelompok umur 12-24 tahun. Laporan kasus AIDS sampai tahun
2015 didapatkan angka kejadian berdasar kelompok umur; 20-29 tahun 27,9%, 30-
39 tahun 37,3%, 4049 tahun 18,8%, dan diatas 60 tahun 2%. Angka kematian akibat
AIDS di Indonesia berdasarkan kelompok umurnya; 15-19 tahun 209 kasus,

umur 20-29 tahun dengan 3.877 kasus. PERMASALAHAN Kurangnya pengetahuan


siswa tentang HIV/AIDS PERENCANAAN DAN Diperlukan adanya suatu kegiatan
pemberian informasi melalui PEMILIHAN INTERVENSI

PELAKSANAAN

penyuluhan bagi siswa/i agar mendapat pengetahuan tentang HIV/AIDS.


Penyuluhan mengenai bahaya merokok dilakukan pada : -

Hari / tanggal : Rabu, 30 Agustus 2017

-
Lokasi

Metode

: Aula Puskesmas Pangkalan Susu : Verbalisasi

- Peserta : Siswa/i SMP Yayasan Pendidikan P.Susu Penyuluhan dilaksanakan pada


tanggal 30 Agustus 2017. Peserta yang hadir berjumlah 50 orang. Penyuluhan ini
dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB. Materi yang diberikan adalah tentang
HIV/AIDS. Materi

penyuluhan

disajikan

dengan

verbalisasi.

Penyuluhan

dilaksanakan selama 20 menit dilanjutkan sesi diskusi. MONITORING DAN


Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan cukup baik. Peserta tampak

EVALUASI

antusias sehingga cukup aktif bertanya dan membuat diskusi mengenai

bahaya merokok berjalan dengan lancar. Komentar / saran pendamping :

Pangkalan Susu,

Oktober 2017

Dokter Internsip,

Kepala Puskesmas Pangkalan Susu,

dr. Nadya Nazimuddin Putri

dr. Herlina Elisabeth Hutapea NIP. 19790504 201001 2 023

DOKUMENTASI

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Laporan F6 Upaya


Pengobatan Dasar Topik : Vulnus Laceratum
Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian
dari Persyaratan Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas
Pangkalan Susu

Disusun oleh :

dr. Nadya Nazimuddin Putri

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA WAHANA PUSKESMAS


PANGKALAN SUSU

KAB. LANGKAT 2017

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Laporan F6 Upaya


Pengobatan Dasar

Topik : Vulnus Laceratum Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip
Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan Menyelesaikan Program Internsip
Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu

Disusun oleh :

dr. Nadya Nazimuddin Putri

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal

Oktober 2017

Oleh Kepala Puskesmas Pangkalan Susu,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea NIP. 19790504 201001 2 023

Pendamping Internsip,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea NIP. 19790504 201001 2 023 F.6 Usaha Kesehatan
Masyarakat Upaya Pengobatan Dasar Puskesmas Pangkalan Susu Juni 2017 –
Oktober 2017

LATAR BELAKANG

VULNUS LACERATUM Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh.
Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma beda tajam atau tumpul, perubahan
suhu, zat kimia, sengatan listrik atau gigitan hewan. Vulnus laceratum sering disertai
dengan luka excoriasi, yakni luka atau rusaknya jaringan kulit luar, akibat benturan
dengan benda keras. Penyembuhan luka yang normal memerlukan suatu rangkaian
peristiwa yang kompleks yang terjadi secara simultan pada jaringan epidermis,
dermis dan subkutis, itu suatu yang mudah membedakan penyembuhan pada
epidermis dengan penyembuhan pada dermis dan perlu diingat bahwa peristiwa itu
terjadi pada saat yang bersamaan.

PERMASALAHAN

IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. K Usia : 21 tahun Jenis Kelamin : Laki - Laki
Alamat : Bukit Kunci, Pangkalan Susu Tanggal Periksa : 05 Oktober 2017
ANAMNESIS 1. Keluhan Utama : Nyeri pada lengan kanan atas 2. Riwayat Penyakit
Sekarang : Pasien mengalami kecelakaan motor karena mengelak batu di jalan 20
menit sebelum ke Puskesmas Pangkalan Susu. Pasien tetap sadar, pusing (-), mual
(-), muntah (-), tidak ada keterbatasan dalam menggerakkan anggota tubuhnya.
Pasien juga mengalami luka pada kedua lutut kakinya. 3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak ada penyakit lain. Alergi Obat (-) PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum :
Tampak sakit sedang Vital Sign : Sensorium : Compos Mentis, GCS E4V5M6 TD

: 120/80 mmHg

Nadi

: 84 x/menit

Respirasi : 18 x / menit Temp.

: 36,8 oC

Status Generalis : Kepala

: dalam batas normal

Leher

: dalam batas normal

Paru

: SN Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)

Jantung

: BJ I-II murni regular, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen : Soepel, Nyeri Tekan (-), Bising Usus (+)N Ekstremitas : Akral hangat,
tidak ada keterbatasan ROM

Status Lokalis : 1. Tampak luka robek pada daerah lengan kanan atas, berukuraan
4,5 x 0,5 cm, tepi tidak rata. 2.

Tampak luka lecet pada lutut kaki kanan, berukuran 5 x 3 cm dan

pada lutut kiri dengan ukuran 4 x 3 cm. PERENCANAAN DAN Pemeriksaan


Penunjang : PEMILIHAN
Tidak dilakukan

INTERVENSI PELAKSANAAN

Intervensi diberikan secara farmakologi dan non farmakologi Diagnosis Kerja :


Vulnus Laceratum o/t regio branchii dextra + Vulnus excoriatum o/t patella dextra -
sinistra Terapi Farmakologi : · Wound toilet · Hecting · Amoxicillin 3 x 500mg · Asam
mefenamat 3 x 500mg · Bufacetin zalf Terapi Non Farmakologis : · Luka jahitan agar
tidak terkena air terlebih dahulu. Namun bukan larangan untuk mandi · Obat
(antibiotik) yang diberikan harus dikonsumsi minimal 5 hari lamanya. · Menganjurkan
untuk mengkontrol luka jahitan per 3 hari. · Gunakan salep sehabis mandi pada
daerah luka lecet.

MONITORING DAN Pasien diminta untuk datang mengkontrol luka jahitannya per 3
hari. EVALUASI Komentar / saran pendamping :

Pangkalan Susu,

Oktober 2017

Dokter Internsip,

Kepala Puskesmas Pangkalan Susu,

dr. Nadya Nazimuddin Putri

dr. Herlina Elisabeth Hutapea NIP. 19790504 201001 2 023

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai