Anda di halaman 1dari 183

LAPORAN

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL) I

DESA/KELURAHAN : KANDAI
KECAMATAN : KENDARI
KABUPATEN/KOTA : KENDARI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021

1
DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK PBL I

No. Nama Mahasiswa NIM Tanda Tangan

La Ode Muhammad Nur Abdul 1


1. J1A119266
Rahman Syah

2. Petrian Juliani Sorumba J1A119290 2

3. Tri Yuliani Dirhamsyah J1A119076 3

4. Wa Ode Fardilla J1A119078 4

Febriana Nur Dzulhijah 5


5. J1A119118
Wulandari

6. Fidelya J1A119119 6

7. Frichilia Marta P. J1A119123 7

8. Mustafsyira J1A119157 8

9. Nafa Tryanti Muhtar J1A118158 9

10. Ghiany Melan Afrilia Sainal J1A119254 10

11. Rahayu Ningsih J1A119294 11

12. Raja Suzania Ainunnisa Arief J1A119296 12

13. Salsa Dwi Ramadhani J1A119304 13

14. Wa Ode Saktilawati J1A119325 14

Koordinator Kecamatan, Koordinator Desa/Kelurahan,

Nama lengkap La Ode Muh. Nur Abdul Rahman Syah


NIM. NIM. J1A119266

ii
LEMBAR PENGESAHAN MAHASISWA PBL 1
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO

DESA/KELURAHAN: KANDAI
KECAMATAN: KENDARI
KABUPATEN/KOTA: KENDARI

Mengetahui,

Kepala Desa/Lurah Kandai, Pembimbing PBL,

La Ali, S.H La Ode Liaumin Azim, S.KM., M.Kes


NIP. 19721231 200801 1 043 NIDK. 8939200020

Menyetujui,

Kepala Laboratorium Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo

Siti Rabbani Karimuna, S.KM., M.P.H


NIP. 19881202 201404 2 001

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Pengalaman Belajar
Lapangan (PBL) I ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Kegiatan
Pengalaman Belajar Lapangan ini dilaksanakan di Kelurahan Kandai, Kecamatan
Kendari, Kota Kendari yang dimulai pada tanggal 23 Agustus hingga 21
September 2021.
Oleh karena itu, kami ucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Yusuf Sabilu M. Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Bapak Prof. Dr. H. Ruslan Majid, M. Kes. Selaku Wakil Dekan I bagian
Akademik Fakultas Kesehatan Masyarakat, Bapak Dr. Suhadi, S.KM, M.Kes
selaku Wakil Dekan II bagian Perencanaan Umum dan Keuangan Fakultas
Kesehatan Masyarakat dan Ibu Dr. Nani Yuniar, S.Sos, M. Kess elaku Wakil
Dekan III bagian Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat
serta seluruh staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo.
2. Ibu Dr. Asnia Zainuddin, M.Kes. Selaku Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo.
3. Ibu Siti Rabbani Karimuna, S.KM, M.P.H selaku Kepala Laboratorium
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo.
4. Bapak La Ode Liaumin Azim, S.KM., M.Kes selaku pembimbing lapangan
kelompok 20 Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari, Kota Kendari yang
telah memberikan banyak pengetahuan serta memberikan motivasi kepada
kami.
5. Seluruh Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo.
6. Bapak La Ali, S.H selaku Kepala Kelurahan Kandai

iv
7. Tokoh-tokoh masyarakat kelembagaan kelurahan dan tokoh-tokoh agama
beserta seluruh masyarakat Kelurahan Kendari, Kecamatan Kendari, Kota
Kendari atas kerja samanya sehingga pelaksanaan kegiatan PBL I dapat
berjalan dengan lancar.
8. Kedua orang tua yang telah memberikan banyak dukungan dan doa
9. Seluruh teman-teman mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah
membantu sehingga laporan ini bias terselesaikan.
Laporan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang
membangun agar kami dapat memperbaiki dan membuat Laporan PBL yang lebih
baik lagi kedepannya. Semoga dengan adanya Laporan PBL ini dapat memberi
informasi dan manfaat bagi kita semua. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kendari, September 2021

Tim Penyusun

v
DAFTAR ISI

xv
DAFTAR TABEL

xvi
DAFTAR GAMBAR

xvii
DAFTAR ISTILAH

1. V. Lacterium atau Vulnus Laceratum atau di singkat “VL” adalah luka yang


mengakibatkan robek pada kulit dengan identifikasinya memiliki dimensi
panjang, lebar dan dalam.
2. DKA atau Dermatitis Kontak Alergika adalah penyakit keradangan kulit
yang ada dalam keadaan akut, subakut dan kronik.
3. Intrauterine Device (IUD) bekerja dengan cara menghambat gerakan sperma
menuju saluran rahim untuk mencegah pembuahan, sehingga tidak terjadi
kehamilan.
4. Imunisasi DPT adalah vaksin yang diberikan untuk melindungi anak dari
penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.
5. Vaksin Hib dapat melindungi tubuh dari infeksi bakteri Haemophilus
influenzae tipe B (Hib).
6. Vaksin Hepatitis B (HB) diberikan untuk mencegah penyakit Hepatitis B
yang dapat menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan
fungsi hati dan kanker hati. Imunisasi BCG diberikan guna mencegah
penyakit tuberkulosis.

xvi
DAFTAR SINGKATAN

1. AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome


2. ASI : Air Susu Ibu
3. DPT : Difteri, pertusis, tetanus
4. Fasyankes : Fasilitas Pelayanan Kesehatan
5. HB : Hepatitis B
6. HIB : Haemophilus influenza tipe B
7. HIV : Human Immunodeficiency Virus
8. ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut
9. IUD : Intrauterine device
10. JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
11. KB : Keluarga Berencana
12. KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
13. MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu
14. PIS-PK : Program Indonesia Sehat Melalui Pendekatan Keluarga
15. PUS : Perempuan usia subur
16. SPAL : Saluran Pembuangan Air Limbah
17. TB : Tuberculosis
18. TPS : Tempat Pembuangan Sampah
19. USG : Urgency, Seriousness, Growth (U,S,G)
20. WHO : World Health Organization

xviii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) sehat adalah keadaan
sempurna baik fisik, mental, sosial dan spiritual dan tidak hanya bebas dari
penyakit dan kecatatan. Tetapi juga sehat adalah keadaan dinamis dari fisik,
mental, sosial spiritual dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecatatan
(Endang Susanti, 2018).
Berdasarkan UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan bab 1 Pasal 1
Ayat 1 menjelaskan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Endang Susanti, 2018).
Sehat ialah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Menurut While tahun 1997, kesehatan adalah keadaan dimana seseorang pada
waktu diperiksa oleh ahlinya tidak mempunya keluhan ataupun tidak terdapat
tanda-tanda suatu penyakit atau kelainan. Dalam setiap hal di dunia, termasuk
kesehatan, pasti memiliki maslah-masalah tertentu. Tidak selamanya masalah
kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultant dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan
manusia, sosial budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan
sebagainya (Adliyani, 2015).
Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psychosocio somatic
health well being, merupakan resultant dari empat faktor yaitu Environment
atau lingkungan, Behaviour atau perilaku, antara yang pertama dan kedua
dihubungkan dengan ecological balance. Heredity atau keturunan yang
dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya, Health care
service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif,
dan rehabilitatif. Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku
merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) (Adliyani,
2015).

1
2

Fakultas kesehatan masyarakat (FKM) Sebagai salah satu institusi


kesehatan yang bergerak dalam bidang promotif dan preventif mempunyai
tanggung jawab dalam meningkatkan derajat kesehatan di negeri ini. Salah
satu mata kuliah yang menjadi mata kuliah wajib dalam mencapai gelar SKM
yaitu pengalaman belajar lapangan (PBL). PBL kali ini terdiri dari dua
tahapan mengikuti siklus perencanaaan dan evaluasi yaitu PBL I, dan PBL II,.
PBL I merupakan inti dari PBL lain karena merupakan fondasi awal di dalam
menyusun program berikutnya serta menentukkan prioritas masalah dan
intervensi program. Kegagalan atau ketidakmaksimalan kegiatan PBL I akan
mencerminkan pelaksanaan PBL II. Selanjutnya PBL II adalah untuk
evaluasi.
PBL merupakan proses belajar untuk mendapatkan kemampuan
professional kesehatan masyarakat yang merupakan kemampuan spesifik
seorang tenaga profesi bidang kesehatan masyarakat, yaitu:
a. Menerapkan diagnosis kesehatan komunitas yang intinya mengenali,
merumuskan dan menyusun prioritas masalah kesehatan masyarakat
b. Mengembangkan program penanganan masalah kesehatan masyarakat
yang bersifat promotif dan preventif
c. Bertindak sebagai manajer madya yang dapat berfungsi sebagai
pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti
d. Melakukan pendekatan pada masyarakat dan
e. Bekerja dalam tim multidisipliner.
Pengalaman Belajar Lapangan merupakan proses belajar mahasiswa pada
tahap analisis situasi dan prioritas masalah. Analisis situasi merupakan tahap
awal dari satu siklus pemecahan masalah (Problem Solving Cycle). Tujuan
analisis situasi adalah mengumpulkan data dan informasi sebanyak-
banyaknya tentang kondisi kesehatan wilayah yang akan berguna dalam
menetapkan permasalahan dan dalam rangka perencanaan program dan
analisis hambatan. Selanjutnya mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan
yang ada dan merumuskan beberapa masalah kesehatan utama melalui
tahapan penentuan prioritas masalah di wilayah masing-masing.
3

Tujuan umum dari PBL adalah mahasiswa mampu mengenal masyarakat


dan karakteristik lingkungan sekitarnya, serta mengenal dan memahami
organisasi kesehatan di Tingkat Kabupaten/Kota ke bawah sampai tingkat
kelurahan.
Salah satu tempat yang di jadikan lokasi PBL yaitu terdapat di Kota
Kendari Kecamatan Kendari tepatnya di Kelurahan Kandai. Secara umum
Kelurahan Kandai di dominasi oleh penduduk berjenis kelamin perempuan
sebanyak jiwa 1.099 sedangkan penduduk berjenis kelamin laki-laki hanya
sebanyak 946 jiwa.
Secara geografis Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari Kota Kendari
terletak dibagian barat Kelurahan Dapu-Dapura dengan luas wilayah kandai ±
20,75 H. Dengan batas-batas wilayah Kelurahan Kandai, sebagai berikut
Utara berbatasan dengan Kelurahan Jati Mekar, Selatan berbatasan dengan
Teluk Kendari, Timur berbatasan dengan Kelurahan Kampung Salo, Barat
berbatasan dengan Kelurahan Dapu- dapura, Kelurahan Kandai terdiri dari 5
RW dan 15 RT.

B. Maksud dan Tujuan PBL I


Maksud dan Tujuan PBL mengacu pada program kerja PBL. Maksud
dari PBL adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan profesi kesehatan masyarakat yang
berorientasi kesehatan masyarakat.
2. Meningkatkan kemampuan dasar profesional dalam
pengembangan dan kebijakan kesehatan.
3. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan mendekati
problematik kesehatan masyarakat secara holistik.
4. Meningkatkan kemampuan profesi kesehatan masyarakat dalam
menangani permasalahan kesehatan masyarakat.
Adapun tujuan dari kegiatan PBL I ialah sebagai berikut:
1. Mengenal dan memahami struktur masyarakat serta organisasinya.
2. Mengenal karakteristik serta norma-norma dalam masyarakat dan
4

lingkungannya.
3. Dapat mengidentifikasi masalah hasil pengumpulan data dasar dan
data sekunder.
4. Bersama-sama dengan masyarakat menentukan masalah kesehatan
setempat.
5. Mengenal tujuan pokok dan fungsi sarana pelayanan kesehatan
masyarakat.
6. Mengenal dan memahami institusi lain dan organisasi yang terkait
dengan bidang kesehatan masyarakat.
7. Bersama dengan masyarakat membuat prioritas masalah yang
berhubungan dengan status kesehatan masyarakat (berdasarkan hasil
pengumpulan data dasar dan sekunder pada PBL I).
8. Bersama-sama dengan masyarakat membuat prioritas program dan
merencanakan program untuk menyelesaikan masalah yang
diprioritaskan kemudian diseminarkan di lokasi masing-masing.
9. Mempersiapkan pelaksanaan program yang dipilih pada PBL
berikutnya.
10. Bekerja sama secara tim dalam berbagai kegiatan kelompok.
11. Membuat laporan PBL I, dan mempersiapkan pelaksanaan program
intervensi pada PBL II.
Melalui kegiatan PBL II, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Melaksanakan evaluasi bersama masyarakat terhadap kegiatan
intervensi fisik dan nonfisik yang telah dilaksanakan pada PBL I.
2. Menyiapkan alternatif perbaikan program pada kondisi akhir bila
program yang dibuat menghendaki perubahan proporsional dan sesuai
kebutuhan.
3. Membuat laporan PBL II dan diseminarkan di lokasi PBL
(kecamatan) dan kampus (FKM UHO).
5

C. Manfaat PBL
Bagi Instansi, Masyarakat dan bagi Mahasiswa
1. Bagi Instansi (Pemerintah)
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) akan memberikan informasi
tentang masalah kesehatan masyarakat kepada pemerintah setempat
dan instansi terkait sehingga dapat diperoleh intervensi atau solusi guna
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
2. Bagi Masyarakat
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) akan memberikan intervensi
dari masalah kesehatan yang terjadi guna memperbaiki dan
meningkatkan status kesehatan masyarakat serta meningkatkan peran
serta masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Bagi Mahasiswa
a) Merupakan suatu pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan di
kampus.
b) Meningkatkan kemampuan kreatifitas mahasiswa Jurusan Kesehatan
Masyarakat Universitas Halu Oleo khususnya dalam
mengaplikasiakan ilmu yang telah didapatkannya dari lapangan.
c) Meningkatkan ilmu pengetahuan bidang kesehatan dalam rangka
pencapaian derajat kesehatan yang optimal.
d) Digunakan sebagai acuan mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat
Universitas Halu Oleo dalam menyusun program intervensi fisik dan
non-fisik pada PBL II.
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Keadaan Geografi dan Demografi


Secara harfiah geografi terdiri dari dua buah kata yaitu “geo” yang
artinya bumi, dan “grafi” yang artinya gambaran, sehingga dapat diartikan
bahwa geografi adalah gambaran muka bumi suatu wilayah. Berikut akan
dijelaskan gambaran muka bumi Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari baik
dari segi luas daerah, batas wilayah dan keadaan iklim.
1. Luas Wilayah
Kelurahan Kandai berada di wilayah Kecamatan Kendari Kota
Kendari. Kelurahan Kandai bagian Utara berbatasan dengan Kelurahan
Jati Mekar, Selatan berbatasan dengan Teluk Kendari, Timur berbatasan
dengan Kelurahan Kampung Salo, Barat berbatasan dengan Kelurahan
Dapu- dapura. Dengan luas wilayah ± 20,75 Ha.
2. Batas Wilayah
Batas wilayah di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Kota
Kendari adalah sebagai berikut:
a) Di sebelah Utara Jati Mekar Kendari
b) Di sebelah Selatan Teluk Kendari
c) Di sebelah Timur Kampung Salo Kendari
d) Di sebelah Barat Dapu Dapura Kendari Barat
3. Keadaan Iklim
Keadaan iklim dikelurahan Kandai Kecamatan Kendari Kota
Kendari adalah sebagai berikut :
a) Curah hujan : 2,859,3 Mm
b) Jumlah bulan hujan : 5 Bulan
c) Kelembapan udara rata-rata : 85%
d) Suhu rata-rata harian : 30˚C
e) Tinggi tempat dari permukaan laut : 1 Mdl
4. Orbitas/jarak tempuh antar Ibukota di Kelurahan Kandai sebagai berikut:
a) Jarak antar Ibu kota Kecamatan ± 500 M

6
7

b) Jarak antar Ibu kota Kabupaten ± 10 km


c) Jarak antar Ibu kota Provinsi ± 20 km
5. Demografi
Keadaan demografi di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Kota
Kendari sebagai berikut :
a) Jumlah penduduk: 2045 orang
b) Laki-laki: 946 orang
c) Perempuan: 1099 orang
d) Jumlah kepala keluarga: 487 KK
e) Sex ratio:
L/P x 100
= 946/1099 x 100
= 86,08
Berdasarkan data diatas, jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
di kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Kota Kendari di dominasi oleh
penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 1083 orang sedangkan
penduduk penduduk berjenis kelamin laki-laki hanya sebanyak 939
orang.

B. Status Kesehatan Masyarakat


Timbulnya permasalahan kesehatan pada dasarnya disebabkan karena
kurang kesadaran dari setiap orang untuk melakukan perilaku hidup bersih
dan sehat, terjaganya perilaku tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa faktor
yaitu kemauan dan kesadaran sikap, pengetahuan dan perilaku yang saling
berhubungan erat untuk mencapainya derajat kesehatan masyarakat (Efendi &
Syifa, 2019).
Status kesehatan masyarakat dapat diketahui dari status morbiditas atau
penyakit, status mortalitas atau tingkat kematian penduduk atau status gizi
pada penduduk dalam masyarakat. Status kesehatan masyarakat pada semua
tingkat umur dari penduduk, baik dewasa maupun anak-anak (Efendi &
Syifa, 2019).
8

1. Lingkungan
Hukum lingkungan telah berkembang pesat, bukan saja dalam
hubungannya dengan fungsi hukum sebagai perlindungan, pengendalian
dan kepastian masyarakat dengan peran agent of stability, tetapi lebih
menonjol lagi sebagai sarana untuk menjaga laut dari tindakan
pencemaran bangunan dengan peran sebagai agent of dan perusakan. 5
Development atau agent of change. Persoalan lingkungan hidup pada
salah satu lingkungan semakin lama semakin sarnya adalah persoalan
semua orang, dan besar, meluas dan serius (Arliman, 2018).
a. Lingkungan fisik
1) Air bersih
Sumber air bersih yang masyarakat Kandai gunakan
berdasarkan data dari 100 orang responden, rata-rata masyarakat
menggunakan sumur bor. Dan berdasarkan tinjauan air yang
digunakan masyarakat hampir semua responden sudah
memenuhi syarat air bersih yang dimiliki. Dan untuk air minum
atau konsumsi, umumnya masyarakat lebih memilih
mengonsumsi air isi ulang/air galon.
2) Jamban keluarga
Umumnya masyarakat kelurahan kandai telah memiliki
jamban di rumah masing-masing dan hampir semua memenuhi
syarat jamban sehat.
3) Pembuangan sampah dan Saluran pembuangan air limbah
(SPAL)
Terkait pembuangan sampah, masyarakat umumnya
membawa sampah dari rumah masing-masing ke tempat
pembuangan sampah umum yang berada disekitar rumah
mereka. Namun, terkait penggunaan tempat sampah di rumah
masing-masing, masyarakat lebih memilih menggunakan
kantong plastik sebagai tempat sampah, ada juga yang
9

menggunakan tempat sampah, namum tempat sampah yang


digunakan yaitu wadah tidak tertutup. Dimana penggunaan
tempat sampah wadah tidak tertutup ini tidak memenuhi syarat
penggunaan tempat sampah yang baik.
Dalam hal saluran pembuangan air limbah (SPAL), disetiap
rumah telah memiliki SPAL namun, jika ditinjau dan diamati
SPAL yang digunakan masih dalam bentuk terbuka dan juga
disekitar SPAL terdapat sampah baik itu didalam SPAL maupun
di sekitar Saluran. Dimana hal ini dapat menjadikan SPAL
tersebut dapat menjadi tempat perkembangbiakan vektor seperti
nyamuk.
b. Lingkungan biologi
Lingkungan biologis adalah segala seseuatu yang bersifat hidup
seperti tumbuh tumbuhan hewan dan mikroganisme. Ini disebabkan
oleh pembuangan air limbah dan sampah yang dominan tidak
memenuhi syarat sehingga memungkinkan untuk tempat
berkembangbiaknya mikroorganisme khususnya mikroorganisme
patogen.
Survei di lapangan kelurahan kandai didominasi oleh masalah
bakteri atau bahan pencemar yang terdapat pada sampah-sampah
atau limbah yang di buang langsung ke laut.
c. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial adalah suatu tempat dimana seseorang atau
kelompok dapat melakukan interaksi dan juga tindakan-tindakan dan
juga perilaku. Lingkungan sosial masyarakat Kelurahan Kandai jika
ditinjau dari tingkat Pendidikan dan pendapatan termasuk dalam
kategori kurang, karena dari segi Pendidikan rata-rata tingkat
Pendidikan masyarakat hanya SD dan SMP. Namun tak jarang juga
ditemukan masyarakat dengan tingkat Pendidikan SMA. Dalam hal
pendapatan, umumnya pendapatan berkisar antara Rp. 500.000,-
hingga Rp. 1.000.000,-
10

Selain itu, lingkungan sosial masyarakat kelurahan Kandai


sangat baik. Dapat dilihat dari cara masyarakat menyambut kami
mahasiswa PBL sehingga dapat terbangun interaksi Bersama
masyarakat.

C. Faktor Sosial Budaya


1. Pendidikan
Pendidikan memiliki peranan yang besar dalam peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Tingkat Pendidikan masyarakat kelurahan Kandai
dimulai dari tamatan jenjang SD, SMP, SMA dan ada yang
menyelesaikan studi hingga peguruan tinggi (sarjana).
2. Agama
Agama atau kepercayaan yang dianut masyarakat kelurahan Kandai
mayoritas menganut agama islam dan beberapa agama minoritas lainnya
seperti agama Kristen protestan, Kristen khatolik, hindu, budha dan
aliran kepercayaan lain (Khonghucu).
3. Budaya
Kebudayaan merupakan hasil interaksi kehidupan bersama. Manusia
sebagai anggota masyarakat senantiasa mengalami perubahan-perubahan.
Suatu gerak konjungsi atau perubahan naik turunnya gelombang
kebudayaan suatu masyarakat dalam kurun waktu tertentu disebut
dinamika kebudayaan. Dalam proses perkembangannya, kreativitas dan
tingkat peradaban masyarakat sebagai pemiliknya sehingga kemajuan
kebudayaan yang ada pada suatu masyarakat sesungguhnya merupakan
suatu cermin dari kemajuan peradaban masyarakat tersebut.
Masyarakat di Kelurahan Kandai mayoritas bersuku Bugis, Buton
dan Muna sedangkan minoritas suku Flores dan Mandar.
Kelurahan Kandai dikepalai oleh seorang Lurah dan dibantu oleh
aparat pemerintah desa lainnya seperti sekretaris Lurah , ketua RW dan
RT, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat yang ada di
Kelurahan Kandai. Kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan oleh warga
11

yaitu berupa mengikuti posyandu yang dilakukan di Kelurahan Kandai


setiap bulan pada tanggal 17. Adapun kegiatan-kegiatan tersebut
didukung dengan sarana-sarana yang terdapat di kelurahan ini.
a) Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
terdapat 4 sarana pendidikan yaitu SDN 6 Kandai, MTsN 2 Kendari,
SMA Muhammadiyah Kendari dan SMA DDI Kendari
b) Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di Kelurahan Kandai, terdapat 1
unit Puskesmas, 3 unit Apotik, 1 unit Posyandu, 2 unit toko obat, 1
unit Gudang penyimpanan obat serta 1 unit rumah/kantor praktek
Dokter.
c) Sarana peribadatan
Sarana peribadatan yang dimiliki kelurahan Kandai yaitu satu
buah masjid dan satu buah mushola untuk yang beragama Islam dan
dua buah gereja Kristen Protestan untuk yang beragama Protestan.
Tersedianya sarana peribadatan yang dimiliki menyebabkan aktifitas
keagamaan berjalan dengan lancar.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pendataan
Berdasarkan hasil pengambilan data di masyarakat secara langsung
melalui kuesioner dan observasi kami di lapangan, maka hasil pendataan
yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden merupakan segala sesuatu yang
berhubungan langsung dengan responden, baik itu umur, pendidikan,
pendapatan dan lain-lain. Dengan melihat karakteristik, akan
mempermudah dalam menganalisis faktor-faktor yang berkaitan dengan
kejadian di suatu tempat.
Masyarakat Kelurahan Kandai yang menjadi responden adalah
kepala keluarga, istri maupun anggota keluarga. Dari setiap rumah
diambil satu responden. Jika dalam satu rumah terdapat lebih dari satu
kepala keluarga, maka hanya satu kepala keluarga yang menjadi
responden.
a. Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan jenis kelamin kepala rumah tangga dapat dilihat pada
tabel 1 sebagai Berikut :
Tabel 1. Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga
Tahun 2019

No. Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

1. Laki-Laki 82 82.0
2. Perempuan 18 18.0
Total 100 100

SSumber: Data Primer (Agustus 2021)

12
13

Berdasarkan tabel 1, menunjukkan bahwa dari 100 responden


jenis kelamin kepala rumah tangga yang paling banyak yaitu laki-
laki dengan jumlah 82 orang (82.0%) dan perempuan dengan jumlah
18 orang (18.0%).
b. Jenis Kelamin Responden
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel 2 :
Tabel 2. Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Menurut Jenis Kelamin Responden Tahun 2021

S No. Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

1. Laki-Laki 31 31
2. Perempuan 69 69
Total 100 100

Ber
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa dari 100 responden
jenis kelamin responden yang paling banyak yaitu perempuan
dengan jumlah 69 orang (69%) dan laki-laki dengan jumlah 31 orang
(31%).

c. Status Responden
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan status dapat dilihat pada tabel 3 :
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Statusdi Kelurahan Kandai
Kecamatan Kendari Tahun 2021
No. Status Jumlah (n) Persentase (%)
1. Tidak Kawin 11 11
2. Kawin 79 79
3. Cerai Hidup 4 4
4. Cerai Mati 6 6
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
14

Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa dari 100 responden status


yang paling banyak yaitu kawin dengan jumlah 79 responden atau
79% dan status yang paling sedikit yaitu cerai hidup dengan jumlah 4
responden atau 4%.
d. Jenis Pekerjaan Responden
Distribusi berdasarkan jenis pekerjaan Responden di Kelurahan
Kandai Kecamatan Kendari dapat dilihat pada tabel 4 :
Tabel 4. Distribusi Menurut Jenis Pekerjaan Responden di
Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
Persentase
No. Jenis Pekerjaan Jumlah (n)
(%)
1. Ibu rumah tangga 46 46
2. PNS 7 7
3. Buruh/sopir/tukang ojek 4 14
4. Karyawan Swasta 7 7
Wiraswasta/Pemilik
5. 22 22
Salon/Bengkel
6. Berdagang/Pemilik Warung 3 3
7. Honorer 1 1
8. Pelajar 4 4
9. Tidak Bekerja 4 4
10. Lain-Lain 2 2
Total 100 100

Sumber: Data Primer (Agustus 2021)


Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa dari 100 responden jenis
pekerjaan yang paling banyak yaitu ibu rumah tangga dengan jumlah
46 orang atau 46% dan jenis pekerjaan yang paling sedikit yaitu
honorer dengan jumlah 1 orang atau 1%.
e. Riwayat Pendidikan Anggota Keluarga
Distribusi berdasarkan anggota keluarga yang pernah
menempuh pendidikan di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
dapat dilihat pada tabel 5 :
15

Tabel 5. Distribusi Menurut Anggota Keluarga yang Pernah


Menempuh Pendidikan atau Tidak di Kelurahan Kandai
Kecamatan Kendari Tahun 2021
Pernah Menempuh
No Jumlah (n) Persentase (%)
Pendidikan
1 Ya 98 98
2 Tidak 2 2
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 5, distribusi menurut anggota keluarga yang
pernah menempuh pendidikan sebanyak 98 Responden atau 98% dan
yang tidak menempuh pendidikan sebanyak 2 Responden atau 2 %.
f. Tingkat Pendidikan Akhir Responden
Distribusi berdasarkan tingkat pendidikan akhir di Kelurahan
Kandai Kecamatan Kendari dapat dilihat pada tabel 6 :
Tabel 6. Distribusi Menurut Tingkat Pendidikan Akhir Responden
di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
Tingkat Pendidikan Persentase
No. Jumlah (n)
Akhir (%)
1 Pra-sekolah 0 0
2 SD 15 15
3 SMP 21 21
4 SMA 45 45
5 Tidak tahu 1 1
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa dari 100 responden tingkat
pendidikan akhir yang paling banyak yaitu Sekolah Menengah Atas
(SMA) dengan jumlah 45 Responden atau 45% dan yang paling
sedikit yaitu Pra-sekolah dengan jumlah 0 orang atau 0%
g. Responden yang Masih Sekolah
Distribusi berdasarkan responden yang masih sekolah di
Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dapat dilihat pada tabel 7 :
16

Tabel 7. Distribusi Menurut Responden yang Masih Sekolah di


Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021

Masih Menempuh Persentase


No. Jumlah (n)
Pendidikan (%)

1 Ya 8 8

2 Tidak 92 92

Total 100 100

Sumber: Data Primer (Agustus 2021)


Berdasarkan tabel 7, distribusi menurut responden yang masih
menempuh pendidikan, sebanyak 8 responden atau 8% responden
yang masih menempuh pendidikan dan sebanyak 92 responden atau
92% responden yang sudah berhenti menempuh pendidikan.
h. Jumlah Responden Yang Dapat Membaca
Distribusi berdasarkan jumlah responden yang dapat membaca
termasuk responden di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dapat
dilihat pada tabel 8 :
Tabel 8. Distribusi Menurut Jumlah Responden yang dapat
Membaca termasuk Responden di Kelurahan Kandai
Kecamatan Kendari Tahun 2021
Responden Dapat Persentase
No. Jumlah (n)
Membaca (%)
1. Ya 95 95
2. Tidak 5 5
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 8, dari 100 responden hanya 95 orang atau
(95%) orang yang mampu membaca dan sisanya sebanyak 5 orang
atau (5%) yang tidak dapat membaca di Kelurahan Kandai.
17

2. Karakteristik Sosial Ekonomi


Berdasarkan hasil pengambilan data di masyarakat secara langsung
melalui kuesioner dan observasi kami di lapangan, maka hasil pendataan
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
a. Status Kepemilikan Rumah
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan status kepemilikan rumah dapat dilihat pada tabel 9 :
Tabel 9. Distribusi Responden Menurut Status Kepemilikan Rumah
Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
Status Kepemilikan Persentase
No Jumlah (n)
Rumah Responden (%)
1 Milik Sendiri 63 63.0
2 Milik orang tua/Keluarga 26 26.0
3 Kontrak/Sewa 11 11.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 9, dari 100 responden diketahui bahwa status
kepemilikan rumah yang paling banyak yaitu milik sendiri dengan
jumlah 63 responden atau 63% dan yang paling sedikit yaitu
Kontrak/Sewa dengan jumlah 11 responden atau 11,0%.
b. Jumlah Ruangan Rumah Responden
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan jumlah ruangan rumah responden dapat dilihat pada
tabel 10 :
18

Tabel 10. Distribusi Responden Menurut Jumlah Ruangan/Kamar


Rumah Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun
2021
Jumlah Ruangan
No. Jumlah (n) Persentase (%)
Rumah/Kamar
1. 1 7 7.0
2. 2 29 29.0
3. 3 32 32.0
4. 4 16 16.0
5. 5 5 5.0
6. 7 2 2.0
7. 8 2 2.0
8. 9 1 1.0
9. 14 1 1.0
10. 15 1 1.0
Tidak ada pembagian
11. 4 4.0
ruangan
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 10, diketahui bahwa dari 100 responden
jumlah ruangan/kamar dirumah yang paling banyak yaitu 3 kamar
dengan jumlah 32 responden atau 32,0% dan yang paling sedikit
yaitu 9, 14 dan 15 kamar dengan jumlah 1 responden atau 1,0%.
c. Jenis Rumah Responden
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan jenis rumah responden dapat dilihat pada tabel 11 :
Tabel 11. Distribusi Responden Menurut Jenis Rumah Kelurahan
Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
No Jenis Rumah Jumlah (n) Persentase (%)

1 Permanen 70 70.0
2 Semi 22 22.0
Permanen
3 Papan 8 8.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 11, diketahui bahwa dari 100 responden jenis
rumah yang paling banyak yaitu permanen dengan jumlah 70
19

responden atau 70,0% dan yang paling sedikit yaitu papan dengan
jumlah 8 responden atau 8,0%.
d. Penghasilan Rutin Rumah Tangga
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan Penghasilan Rutin Rumah Tangga dapat dilihat pada
tabel 12 :
Tabel 12. Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari berdasarkan Penghasilan Rutin Rumah Tangga
No Penghasilan Rutin Persentase
Jumlah
. Rumah Tangga (%)
1 200000 2 2.0
2 300000 2 2.0
3 400000 2 2.0
4 4500000 1 1.0
5 500000 11 11.0
6 600000 3 3.0
7 700000 4 4.0
8 800000 3 3.0
9 1000000 13 13.0
10 1200000 1 1.0
11 1250000 1 1.0
12 1500000 11 11.0
13 1700000 1 1.0
14 1750000 1 1.0
15 1800000 1 1.0
16 2000000 12 12.0
17 3000000 12 12.0
18 3500000 1 1.0
19 4000000 5 5.0
20 5000000 6 6.0
21 5500000 1 1.0
22 6000000 1 1.0
23 7000000 1 1.0
24 8000000 1 1.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 12, diketahui bahwa dari 100 responden
jumlah penghasilan rutin yang paling banyak yaitu Rp. 1000.000,-
dengan jumlah 13 responden atau 13,0% dan yang paling sedikit
yaitu Rp. 450.000, Rp 900.000-, Rp 1.200.000-, Rp 1.250.000, Rp
20

1.700.000, Rp 1.750.000, Rp 3.500.000, Rp 5.500.000-, Rp


6.000.000, Rp. 7.000.000 dan Rp. 8.000.000 dengan jumlah 1
responden atau 1,0%.
e. Penghasilan Responden Tiap Bulan
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan jumlah pendapatan per bulan dapat dilihat pada tabel
13:
Tabel 13. Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Menurut Jumlah Pendapatan per Bulan Tahun
2021
Persentase
No Penghasilan Tiap Bulan Jumlah
(%)
1 < Rp. 500.000 12 12.0
2 Rp.500.000 - Rp.1.500.000 43 43.0
3 > Rp.1.500.000 45 45.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer (Agustus 20121)
Berdasarkan tabel 13, diketahui bahwa dari 100 responden
jumlah pendapatan per bulan yang paling banyak yaitu >
Rp.1.500.000,- dengan jumlah 45 responden atau 45,0% dan yang
paling sedikit yaitu < Rp. 500.000 dengan jumlah 12 responden atau
12,0%.

3. Akses Pelayanan Kesehatan


a. Anggota Rumah Tangga Yang Sakit Dalam Sebulan Terakhir
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan anggota rumah tangga yang sakit dalam satu bulan
terakhir dapat dilihat pada tabel 14:
21

Tabel 14. Distribusi Responden Menurut Anggota Rumah Tangga


yang Sakit selama Satu Bulan Terakhir Kelurahan
Kandai Kecamatan Kendari di Tahun 2021
Anggota Keluarga Yang Sakit Persentase
No Jumlah
Dalam Sebulan (%)
1 Ya 59 59.0
2 Tidak 41 41.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 14, distribusi responden menurut anggota
rumah tangga yang sakit selama satu bulan, sebanyak 59 responden
atau 59,0% responden yang merupakan masyarakat Kelurahan
Kandai yang memiliki anggota keluarga sakit selama satu bulan.
Sedangkan sebanyak 41 responden atau 41,0% tidak terdapat
anggota keluarga yang sakit.
b. Hal yang Dilakukan Pertama Kali Jika Anggota Keluarga Sakit
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan hal yang dilakukan pertama kali jika anggota keluarga
responden sakit dapat dilihat pada tabel 15 :
Tabel 15. Distribusi Responden Menurut Hal yang Dilakukan
Pertama Kali Jika Anggota Keluarga Responden Sakit
di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
Hal yang Dilakukan Pertama Kali Persentase
No Jumlah
Jika Anggota Keluarga Sakit (%)
1 Istirahat 27 27.0
2 Minum obat warung 28 28.0
3 Minum jamu/ramuan 4 4.0
4 Rumah sakit 3 3.0
5 Puskesmas 35 35.0
6 Klinik 1 1.0
7 Dokter praktek 2 2.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
22

Berdasarkan tabel 15, diketahui bahwa dari 100 responden hal


yang pertama kali dilakukan jika anggota keluarga responden sakit
yang paling banyak adalah pergi ke puskesmas dengan jumlah 35
responden atau 35,0% dan yang paling sedikit adalah klinik dengan
jumlah 1 responden atau 1,0 %.
c. Pernah Ke Fasilitas/Petugas Kesehatan
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan Pernah Ke Fasilitas/Petugas Kesehatan dapat dilihat
pada tabel 16 :
Tabel 16.Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Ke
Fasilitas/Petugas Kesehatan di Kelurahan Kandai
Kecamatan Kendari Tahun 2021
Pernah Ke Fasilitas/Petugas Persentase
No Jumlah
Kesehatan (%)
1 Ya 95 95.0
2 Tidak 5 5.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 16, distribusi responden menurut pernah ke
fasilitas/petugas kesehatan, sebanyak 95 responden atau 95,0%
responden. Sedangkan sebanyak 5 responden atau 5,0% responden
yang tidak melakukanpernah ke fasilitas/petugas kesehatan.
d. Terakhir Ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Distribusi responden di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan terakhir ke fasilitas pelayanan kesehatan dapat dilihat
pada tabel 17 :
23

Tabel 17. Distribusi Responden Berdasarkan Kapan Terakhir ke


Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kelurahan Kandai
Kecamatan Kendari Tahun 2021
Terakhir Ke Fasilitas Persentase
No Jumlah
Pelayanan Kesehatan (%)
1 Tidak pergi 5 5.0
2 Sebulan yang lalu 47 47.0
3 Dua bulan yang lalu 5 5.0
4 Tiga bulan yang lalu 9 9.0
5 Lebih dari tiga bulan yang lalu 17 17.0
6 Tidak ingat 17 17.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 17, diketahui bahwa dari 100 responden
waktu terakhir ke fasilitas pelayanan kesehatan yang paling banyak
adalah sebulan yang lalu dengan jumlah 47 responden atau 47,0%
dan yang paling sedikit adalah tidak pergi dengan jumlah 5
responden atau 5,0%.
e. Alasan Ke Fasilitas Kesehatan
Distribusi responden di Kandai Kecamatan Kendari berdasarkan
alasan ke fasilitas pelayanan kesehatan dapat dilihat pada tabel 18 :
24

Tabel 18. Distribusi Responden Menurut Alasan Responden ke


Fasilitas Kesehatan Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari
Alasan Responden ke Persentase
No Jumlah (n)
Fasilitas Kesehatan (%)
1. Tidak Pernah ke Yankes 4 4.0
Rawat jalan karena sakit
2. 7 7.0
dialami diri sendiri
Rawat jalan karena sakit
3. 14 14.0
dialami anggota keluarga
Memeriksakan kesehatan dari
4. 43 43.0
diri sendiri
Memeriksakan kesehatan dari
5. 25 25.0
anggota keluarga
6. Memeriksakan kehamilan 1 .0
7. Mendapatkan layanan KB 1 1.0
8. Rawat inap karena sakit lain 2 2.0
9. Lainnya 2 2.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 18, diketahui bahwa dari 100 responden
Alasan Responden ke Fasilitas Kesehatan yang paling banyak
Memeriksakan kesehatan dari diri sendiri dengan jumlah 43
responden atau 43,0% dan yang paling sedikit adalah Memeriksakan
kehamilan, Mendapatkan layanan KB, Rawat Inap karena sakit
dengan jumlah 1 responden atau 1,0%.
f. Jenis Fasilitas Kesehatan yang Dikunjungi
Distribusi responden di kelurahan Kendari Knadai kecamatan
Kendari berdasarkan jenis fasilitas kesehatan yang dikunjungi oleh
responden dapat dilihat pada tabel 19 :

Tabel 19. Distribusi Responden Menurut Jenis Fasilitas Pelayanan


Kesehatan Yang Dikunjungi Oleh Responden di
kelurahan Kandai kecamatan Kendari Tahun 2021
No. Fasilitas Kesehatan Yang Jumlah (n) Persentase
25

Dikunjungi (%)
Tidak mengunjungi 4 4.0
1.
Yankes
2. Rumah sakit 7 7.0
3. Puskesmas 84 84.0
4. Klinik 1 1.0
5. Dokter praktek 3 3.0
6. Posyandu 1 1.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 19, diketahui bahwa dari 100 responden jenis
fasilitas pelayanan kesehatan yang dikunjungi oleh responden yang
paling banyak yaitu Puskesmas dengan jumlah 84 responden atau
84,0% dan yang paling sedikit adalah Posyandu dan Klinik dengan
jumlah 1 responden atau 1,0%.
g. Jarak Rumah dengan Fasilitas Kesehatan
Distribusi responden di kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan jarak rumah dengan fasilitas kesehatan oleh responden
dapat dilihat pada tabel 20 :
26

Tabel 20. Distribusi Responden Menurut Jarak Rumah dengan


Fasilitas Kesehatan Oleh Responden di kelurahan
Kandai kecamatan Kendari Tahun 2021
No. Jarak rumah dengan Jumlah (n) Persentase
fasilitas kesehatan (%)
1. Tidak ditanyai 3 3,0
2. 30 1 1,0
3. 50 6 6,0
4. 80 1 1,0
5. 100 53 53,0
6. 120 3 3,0
7. 130 1 1,0
8. 200 13 13,0
9 300 1 1,0
10 500 1 1,0
11 1000 3 3,0
12 1100 1 1,0
13 2000 3 3,0
14 2300 1 1,0
15 3000 1 1,0
16 4000 1 1,0
17 8000 1 1,0
16 12000 1 1,0
17 20000 1 1,0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 20, distribusi responden menurut jarak rumah
ke fasilitas kesehatan, sebanyak 3 responden atau 3,0% responden
yang tidak ditanyai karena tidak pernah ke fasilitas kesehatan,
sebanyak 1 responden atau 1% responden yang menjawab jarak dari
rumah ke fasilitas kesehatan yaitu 30 meter, sebanyak 6 responden
atau 6% responden yang menjawab jarak dari rumah ke fasilitas
kesehatan yaitu 50 meter, sebanyak 6 responden atau 6% responden
menjawab jarak dari rumah ke fasilitas kesehatan yaitu 50 meter,
sebanyak 1 responden atau 1% responden menjawab jarak dari
rumah ke fasilitas kesehatan yaitu 80 meter, sebanyak 53 responden
dan 53% responden menjawab jarak dari rumah ke fasilitas
kesehatan yaitu 100 m, sebanyak 3 responden atau 3% responden
menjawab jarak dari rumah ke fasilitas kesehatan yaitu 120 m,
27

sebanyak 1 responden atau 1% responden menjawab jarak dari


rumah ke fasilitas kesehatan yaitu 130 m, sebanyak 3 responden atau
3% responden menjawab jarak dari rumah ke fasilitas kesehatan
yaitu 150 m, sebanyak 13 responden atau 13% responden menjawab
jarak dari rumah ke fasilitas kesehatan yaitu 200 m, sebanyak 1
responden atau 1% responden menjawab jarak dari rumah ke fasilitas
kesehatan yaitu 300 m, sebanyak 1 responden atau 1% responden
menjawab jarak dari rumah ke fasilitas kesehatan yaitu 500 m,
sebanyak 3 responden atau 3% responden menjawab jarak dari
rumah kefasilitas kesehatan yaitu 1 km, 3 responden menjawab jarak
dari rumah ke fasilitas kesehatan yaitu 2 km, , sebanyak 1 responden
atau 1% responden menjawab jarak dari rumah ke fasilitas kesehatan
yaitu 2,3 km, sebanyak 1 responden atau 1% responden menjawab
jarak dari rumah ke fasilitas kesehatan yaitu 3 km, sebanyak 1
responden atau 1% responden menjawab jarak dari rumah kefasilitas
kesehatan yaitu 4 km, sebanyak 1 responden atau 1 % yang
menjawab jarak dari rumah ke fasilitas kesehatan yaitu 8 km,
sebanyak 2 responden atau 2% yang menjawab jarak dari rumah ke
fasilitas kesehatan yaitu 12 km dan sebanyak 1 responden atau 1%
yang menjawab jarak dari rumah ke fasilitas kesehatan yaitu 20 km.
h. Cara Mencapai Fasilitas Kesehatan
Distribusi responden di kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan cara mencapai fasilitas kesehatan oleh responden dapat
dilihat pada tabel 21 :
28

Tabel 21. Distribusi Responden Menurut Cara Mencapai Fasilitas


Kesehatan Oleh Responden di kelurahan Kandai
kecamatan Kendari Tahun 2021
Dengan cara apa anda
No. mencapai fasilitas Jumlah (n) Persentase (%)
kesehatan
1. Tidak tahu 3 3,0
2. Kendaraan pribadi 25 25,0
3. Angkutan umum 3 3,0
4. Ojek 5 5,0
5. Jalan kaki 64 64,0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 21, distribusi responden menurut cara
mencapai fasilitas kesehatan sebanyak 3 responden atau 3%
responden yang menjawab tidak tahu, sebanyak 25 responden atau
25% responden yang menggunakan kendaraan pribadi untuk
mencapai fasilitas kesehatan, sebanyak 3 responden atau 3%
responden yang menggunakan angkutan umum untuk mencapai
fasilitas kesehatan, sebanyak 5 responden atau 5% responden
menggunakan ojek untuk mencapai fasilitas kesehatan, dan 64
responden atau 64% dengan berjalan kaki ke fasilitas kesehatan.
i. Waktu Yang Ditempuh dari Rumah ke Fasilitas Kesehatan
Distribusi responden di kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan waktu yang ditempuh dari rumah ke fasilitas kesehatan
dapat dilihat pada tabel 22 :
29

Tabel 22. Distribusi Responden Menurut Waktu Yang Ditempuh


dari Rumah ke Fasilitas Kesehatan di kelurahan Kandai
kecamatan Kendari Tahun 2019
No. Waktu ynng ditempuh dari Jumlah Persentase
rumah ke fasilitas (n) (%)
kesehatan
1. Tidak tahu 3 3,0
2. 2 menit 1 1,0
3. 3 menit 10 10,0
4. 5 menit 56 56,0
5. 6 menit 1 1,0
6. 7 menit 6 6,0
7. 8 menit 1 1,0
8. 10 menit 7 7,0
9. 15 menit 11 11,0
10. 16 menit 1 1,0
11. 20 menit 1 1,0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 22, distribusi responden menurut waktu yang
ditempuh dari rumah ke fasilitas kesehatan sebanyak 3 responden
atau 3% responden yang menjawab tidak tahu waktu yang ditempuh
dari rumah ke fasilitas kesehatan, sebanyak 1 responden atau 1%
responden yang menjawab waktu yang ditempuh dari rumah ke
fasilitass kesehatan yaitu 2 menit, sebanyak 10 responden atau 10%
responden yang menjawab waktu yang ditempuh dari rumah ke
fasilitas kesehatan yaitu 3 menit, sebanyak 56 responden atau 56%
responden menjawab waktu yang ditempuh dari rumah ke fasilitas
kesehatan yaitu 5 menit,sebanyak 1 responden atau 1% responden
menjawab waktu yang ditempuh dari rumah ke fasilitas kesehatan
yaitu 6 menit, sebanyak 2 responden atau 2% responden menjawab
waktu yang ditempuh yaitu 7 menit, sebanyak 6 responden atau 6%
responden menjawab waktu yang ditempuh dari rumah ke fasilitas
30

kesehatan yaitu 7 menit, sebanyak 1 responden atau 1% responden


menjawab waktu yang ditempuh dari rumah ke fasilitas kesehatan
yaitu 8 menit, sebanyak 7 responden atau 7% responden menjawab
waktu yang ditempuh dari rumah ke fasilitas kesehatan yaitu 10
menit, sebanyak 11 responden atau 11% responden menjawab waktu
yang ditempuh dari rumah ke fasilitas kesehatan yaitu 15 menit dan
sebanyak 1 responden atau 1% responden menjawab waktu yang
ditempuh dari rumah ke fasilitas kesehatan yaitu 16 menit, sebanyak
11 responden atau 11% responden menjawab waktu yang ditempuh
dari rumah ke fasilitas kesehatan yaitu 20 menit.
j. Pelayanan Yang Paling Memuaskan
Distribusi responden kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan pelayanan yang paling memuaskan dari fasilitas
kesehatan yang dikunjungi oleh responden dapat dilihat pada tabel
23:
Tabel 23. Distribusi Responden Menurut Pelayanan Yang Paling
Memuaskan Dari Fasilitas Kesehatan Yang Dikunjungi
Oleh Responden di kelurahan Kandai kecamatan Kendari
Tahun 2021
No. Pelayanan yang Paling Jumlah (n) Persentase
Memuaskan (%)
1. Tidak dijawab 3 3.0
2. Waktu tunggu 5 5.0
3. Biaya perawatan 19 19.0
4. Perilaku dokter dan perawat 46 46.0
5. Perilaku staf lain 8 8.0
6. Hasil pengobatan 15 15.0
7. Fasilitas ruangan 2 2.0
8. Tidak ada 22 22.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 23, diketahui bahwa dari 100 responden
pelayanan yang paling memuaskan dari fasilitas kesehatan yang
dikunjungi oleh responden yang paling banyak yaitu perilaku dokter
31

dan perawat dengan jumlah 46 responden atau 46,0% dan yang


paling sedikit adalah fasilitas ruangan dan jawaban tidak ada dengan
jumlah 1 responden atau 1,0%
k. Pelayanan yang Paling Tidak Memuaskan
Distribusi responden kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan pelayanan yang paling tidak memuaskan dari fasilitas
kesehatan yang dikunjungi oleh responden dapat dilihat pada tabel
24:
Tabel 24. Distribusi Responden Menurut Pelayanan yang Paling
Tidak Memuaskan Dari Fasilitas Kesehatan Yang
Dikunjungi Oleh Responden di kelurahan Kandai
kecamatan Kendari Tahun 2021
No. Pelayanan yang Paling Jumlah (n) Persentase (%)
Tidak Memuaskan
1. Tidak ditanya 4 4.0
2. Waktu tunggu 52 52.0
4. Perilaku dokter dan 2 2.0
perawat
4. Perilaku staf lain 1 1.0
5. Hasil pengobatan 1 1.0
6. Fasilitas ruangan 7 7.0
6. Tidak ada 31 31.0
7. Lainnya 2 2.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 24, diketahui bahwa dari 100 responden
pelayanan yang paling tidak memuaskan dari fasilitas kesehatan
yang dikunjungi oleh responden yang paling banyak yaitu waktu
tunggu dengan jumlah 52 responden atau 52,0% dan yang paling
sedikit adalah Perilaku staf lain dan Hasil Pengobatan dengan jumlah
1 responden atau 1,0%.

l. Kepemilikan Kartu Jaminan Kesehatan


32

Distribusi responden kelurahan Kendari Caddi kecamatan


Kendari berdasarkan kepemilikan kartu jaminan kesehatan dapat
dilihat pada tabel 25:
Tabel 25. Distribusi Responden Menurut Kepemilikan Kartu
Jaminan Kesehatan di kelurahan Kandai kecamatan
Kendari Tahun 2021
No. Ada Tidaknya Kartu Persentase
Jaminan Kesehatan Jumlah (n)
(%)
1. Ya 90 90.0
2. Tidak 10 10.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 25, diketahui bahwa dari 100 responden
kepemilikan kartu jaminan kesehatan yang paling banyak yaitu Ya
dengan jumlah 90 responden atau 90,0% dan yang menjawab Tidak
dengan jumlah 10 responden atau 10,0%
m. Jenis Kartu Jaminan Kesehatan
Distribusi responden kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan jenis kartu jaminan kesehatan dapat dilihat pada tabel
26:
Tabel 26. Distribusi Responden Menurut Jenis Kartu Jaminan
Kesehatan di kelurahan Kandai kecamatan Kendari
Tahun 2021
No. Jenis Kartu Jaminan Jumlah (n) Persentase (%)
Kesehatan
1. Askes 6 6.0
2. Jamsostek 2 2.0
3. Jamkesmas 1 3.0
4. Bahteramas 1 1.0
3. BPJS 61 61.0
4. Lain-lain 19 19.0
5. Tidak Punya 10 10.0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 26, diketahui bahwa dari 100 responden jenis
kepemilikan kartu jaminan kesehatan yang paling banyak yaitu BPJS
33

dengan jumlah 61 responden atau 61,0% dan yang paling rendah


yaitu jenis kartu jaminan kesehatan Jamkesmas dan Bahteramas
dengan jumlah 1 responden atau 1,0%

4. Program Indonesia Sehat Melalui Pendekatan Keluarga (PIS-


PK)
a. Distribusi Responden Mengikuti Program Berencana (KB) Di
Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
Distribusi PIS-PK kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan kepemilikan kartu jaminan kesehatan dapat dilihat pada
tabel 27:
Tabel 27. Distribusi Menurut Responden yang Memiliki Anggota
Rumah Tangga Berdasarkan Mengikuti Program
Keluarga Berencana (KB)

Mengikuti program keluarga Jumlah Persentase


No
Berencana (KB) (n) (%)

1. Ya 45 45.0
2. Tidak 55 55.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 27, distribusi responden mengikuti program
berencana (KB) yaitu sebanyak 45 responden atau 45.0 % responden
yang mengikuti program keluarga berencana (KB) dan sebanyak 55
responden atau 55 % responden tidak mengikuti program keluarga
berencana (KB).
b. Distribusi Responden Persalinan Di Fasilitas Kesehatan DiKelurahan
Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
Distribusi responden kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan Persalinan di fasilitas kesehatan dapat dilihat pada tabel
28:
34

Tabel 28. Distribusi Menurut Responden yang Memiliki Anggota


Rumah Tangga Berdasarkan Persalinan Di Fasilitas
Kesehatan

Persalinan di Fasilitas Persentase


No Jumlah (n)
Kesehatan (%)

1. Ya 80 80.0
2. Tidak 20 20.0
Total 100 100.0

SumberSumber : Data Primer (Agustus 2021)


Berdasarkan tabel 28, distribusi responden persalinan di fasilitas
kesehatan yaitu sebanyak 80 responden atau 80.0 % responden yang
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan dan sebanyak 20
responden atau 20.0 % responden tidak melakukan persalinan di
fasilitas kesehatan.
c. Distribusi Responden Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap
Di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
Distribusi responden kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap dapat dilihat
pada tabel 29:
Tabel 29. Distribusi Menurut Responden yang Memiliki Anggota
Rumah Tangga berdasarkan Bayi Mendapatkan
Imunisasi Dasar lengkap

B Bayi mendapatkan imunisasi Persentase


No Jumlah (n)
dasar lengkap (%)

1. Ya 86 86.0
2. Tidak 14 14.0
Total 100 100.0

E
35

Sumber : Data Primer (Agustus 2021)


Berrdasarkan tabel 29, distribusi responden bayi mendapatkan
imunisasi dasar lengkap yaitu sebanyak 86 responden atau 86.0 %
responden yang bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan
sebanyak 14 responden atau 14.0 % responden tidak mendapatkan
imunisasi dasar lengkap.
d. Distribusi Responden Bayi Mendapatkan Air Susu Ibu (ASI)
Eksklusif Di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
Distribusi responden kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan bayi mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) dapat dilihat pada
tabel 30:
Tabel 30. Distribusi Menurut Responden yang Memiliki Anggota
Rumah Tangga Berdasarkan Bayi Mendapatkan Air Susu
Ibu (ASI) Eksklusif
Bayi mendapatkan Air Susu Persentase
No Jumlah (n)
Ibu (ASI) eksklusif (%)
1. Ya 81 81.0
2. Tidak 19 19.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 30, distribusi responden bayi menndapatkan
air susu ibu (ASI) Eksklusif yaitu sebanyak 81 responden atau 81.0
% responden yang bayi mendapatkan air susu ibu (ASI) Eksklusif
dan sebanyak 19 responden atau 19.0 % responden bayi tidak
mendapatkan air susu ibu (ASI) Eksklusif.
e. Distribusi Responden Balita Mendapatkan Pemantauan Pertumbuhan
(Posyandu) Di Kelurahan Kandai Kecamtan Kendari Tahun 2021
Distribusi responden kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
(Posyandu) dapat dilihat pada tabel 31:
36

Tabel 31. Distribusi Menurut Responden yang Memiliki Anggota


Rumah Tangga yang Balita Mendapatkan Pemantauan
Pertumbuhan (Posyandu)

Balita mendapatkan pemantauan Jumlah Persentase


No
pertumbuhan (posyandu) (n) (%)

1. Ya 86 86.0
2. Tidak 14 14.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 31, distribusi responden balita mendapatkan
pemantauan pertumbuhan (posyandu) yaitu sebanyak 86 responden
atau 86.0 % responden balita mendapatkan pemantauan
pertumbuhan (Posyandu) dan sebanyak 14 responden atau 14.0 %
responden tidak mendapatkan pemantauan pertumbuhan (posyandu)
f. Distribusi Responden Yang Menderita Tuberkulosis Paru Di
Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
Distribusi responden kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan responden yang menderita tuberkulosis paru dapat
dilihat pada tabel 32:
Tabel 32. Distribusi Menurut Responden yang Memiliki Anggota
Rumah Tangga yang Menderita Tuberkulosis Paru
Apakah ada yang menderita Persentase
No Jumlah (n)
Tuberkulosis paru (%)

1. Ya 6 6.0
2. Tidak 94 94.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 32, distribusi responden yang menderita
tuberkulosis paru yaitu sebanyak 6 responden atau 6.0 % responden
yang menderita tuberkulosis paru dan sebanyak 94 responden atau
94.0 % responden tidak menderita tuberkulosis paru.
g. Memiliki Keluarga Yang Menderita Hipertensi
37

Distribusi berdasarkan responden yang memiliki anggota rumah


tangga yang menderita Hipertensi dapat dilihat pada tabel 33:
Tabel 33. Distribusi Menurut Responden yang Memiliki Anggota
Rumah Tangga yang Menderita Hipertensi
Anggota keluarga yang Persentasi
No. menderita Hipertensi Jumlah (n)
(%)
1. Ya 28 28.0
2. Tidak 72 72.0
Total 100 100.0
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 33, distribusi responden yang menderita
hipertensi yaitu 28 responden atau 28.0 % dan yang tidak menderita
hipertensi sebanyak 72 responden atau 72.0 % yang menderita
hipertensi.
h. Memiliki Anggota Rumah Tangga yang Menderita Gangguan Jiwa
Distribusi berdasarkan responden yang memiliki anggota rumah
tangga yang menderita gangguan jiwa dapat dilihat pada tabel 34 :
Tabel 34. Distribusi Menurut Responden yang Memiliki Anggota
Rumah Tangga yang Menderita Gangguan Jiwa di
Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
Anggota Keluarga yang Persentase
No. Jumlah (n)
Menderita Gangguan Jiwa (%)
1. Ya 1 1.0
2. Tidak 99 99.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 34, distribusi responden menurut anggota
keluarga yang menderita gangguan jiwa, sebanyak 1 responden atau
1% responden menurut anggota keluarga yang menderita gangguan
jiwa, dan sebanyak 99 responden atau 99% responden tidak memiliki
anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa.

i. Anggota Keluarga Yang Merokok


38

Distribusi berdasarkan responden yang memiliki anggota rumah


tangga yang merokok dapat dilihat pada tabel 35 :
Tabel 35. Distribusi Menurut Responden yang Memiliki Anggota
Rumah Tangga yang Merokok di Kelurahan Kandai
Kecamatan Kendari Tahun 2021
Anggota Keluarga yang Persentase
No. Jumlah (n)
Merokok (%)
1. Ya 61 61.0
2. Tidak 39 39.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 35, distribusi responden menurut anggota
keluarga yang merokok, sebanyak 61 responden atau 61% responden
menurut anggota keluarga yang merokok, dan sebanyak 39
responden atau 39% responden tidak memiliki anggota keluarga
yang merokok.
j. Menjadi Anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Distribusi berdasarkan responden yang memiliki anggota rumah
tangga yang menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN)dapat dilihat pada tabel 36:
Tabel 36. Distribusi Menurut Responden yang Menjadi Anggota
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kelurahan
Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
Anggota Keluarga yang Menjadi
Jumlah Persentase
No. Anggota Jaminan Kesehatan
(n) (%)
Nasional (JKN)
1. Ya 73 73.0
2. Tidak 27 27.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 36, distribusi responden menurut anggota
keluarga yang menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),
sebanyak 73 responden atau 73% responden menurut anggota
keluarga yang menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),
39

dan sebanyak 27 responden atau 27% responden tidak menjadi


anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
k. Mempunyai Akses Sarana Air Bersih
Distribusi berdasarkan responden yang mempunyai akses sarana
air bersih di Kelurahan Kandai dapat dilihat pada tabel 37 :
Tabel 37. Distribusi Menurut Responden yang Mempunyai Akses
Sarana Air Bersih di Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Tahun 2021
Rumah Tangga yang
Jumlah Persentase
No. Mempunyai Akses Sarana Air
(n) (%)
Bersih
1. Ya 96 96.0
2. Tidak 4 4.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 37, distribusi responden menurut rumah
tangga yang mempunyai akses sarana air bersih, sebanyak 96
responden atau 96% responden menurut rumah tangga yang
mempunyai akses sarana air bersih, dan sebanyak 4 responden atau
4% responden tidak mempunyai akses sarana air bersih.
l. Buang Air Besar (BAB) Menggunakan Jamban
Distribusi berdasarkan responden yang buang air besar (BAB)
menggunakan jamban dapat dilihat pada tabel 38 :
Tabel 38. Distribusi Menurut Responden yang Buang Air Besar
(BAB) Menggunakan Jamban di Kelurahan Kandai
Kecamatan Kendari Tahun 2021
No. Rumah Tangga yang Buang Jumlah Persentase
Air Besar (BAB) (n) (%)
Menggunakan Jamban
1. Ya 97 97.0
2. Tidak 3 3.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 38, distribusi responden menurut rumah
tangga yang buang air besar (BAB) menggunakan jamban, sebanyak
97 responden atau 97% responden menurut rumah tangga yang
40

buang air besar (BAB) menggunakan jamban, dan sebanyak 3


responden atau 3% responden tidak buang air besar (BAB)
menggunakan jamban.
m. Status PIS-PK Rumah Tangga
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan status PISK-PK rumah tangga dapat dilihat pada tabel
39:
Tabel 39. Distribusi Responden Menurut Status PIS-PK Rumah
Tangga Responden di Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Tahun 2021
Status Rumah Tangga Jumlah Persentase
No.
Responden (n) (%)
1. Keluarga tidak sehat (Merah) 5 5.0
2. Keluarga pra sehat (Kuning) 36 36.0
3. Keluarga sehat (Biru) 59 59.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 39, diektahui bahwa dari 100 responden status
PIS-PK rumah tangga yang paling banyak adalah Keluarga sehat
(Biru) dengan jumlah 59 responden atau 56% dan yang paling sedikit
adalah Keluarga tidak sehat (Merah) dengan jumlah 5 responden atau
5%, sedangkan yang berstatus Keluarga pra sehat (Kuning) adalah
36 responden atau 36.0%.

5. KIA/KB dan Imunisasi


a. Riwayat Pemeriksakan Kehamilan Ke Petugas Kesehatan
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan riwayat pemeriksaan kehamilan ke petugas kesehatan
dapat dilihat pada tabel 40:
41

Tabel 40. Distribusi Responden Menurut Riwayat Pemeriksaan


Kehamilan Ke Petugas Kesehatan di Kelurahan Kandai
Kecamatan Kendari Tahun 2021
Riwayat Pemeriksakan
Jumlah Persentase
No. Kehamilan Ke Petugas
(n) (%)
Kesehatan
1 Tidak di tanyai 29 29.0
2 Ya 67 67.0
3 Tidak 4 4.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 40, distribusi responden menurut riwayat
pemeriksaan kehamilan ke petugas kesehatan yaitu sebanyak 67
responden atau 67% responden di Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Agustus 2021 yang memeriksakan kehamilan ke petugas
kesehatan, sebanyak 4 responden atau 4.0% responden tidak
memeriksakan kehamilah ke petugas kesehatan dan sebanyak 29
responden atau 29% yang tidak ditanyai karena tidak mengalami
masa kehamilan, manula, dan karena sudah tidak memiliki balita.
b. Petugas Kesehatan yang Pernah Memeriksa Kehamilan
Distribusi berdasarkan petugas kesehatan yang memeriksa
kehamilan dapat dilihat pada tabel 41:
Tabel 41. Distribusi Berdasarkan Petugas Kesehatan Yang
Memeriksa Kehamilan di Kelurahan Kandai
Kecamatan Kendari Tahun 2021
Petugas Kesehatan yang Jumlah Persentase
No.
Memeriksa Kehamilan (n) (%)
1. Tidak di tanyai 33 33.0
2. Dokter umum 12 12.0
3. Dokter spesialis kebidanan 25 25.0
4. Bidan 29 29.0
5. Perawat 1 1.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 41, distribusi responden menurut petugas
kesehatan yang memeriksa kehamilan yaitu dimana responden yang
pernah memeriksakan kehamilannya ke dokter umum yaitu sebanyak
42

12 atau 12%, ke dokter spesialis kebidanan dan sebanyak 25


responden atau 25%, responden yang pernah memeriksakan
kehamilannya ke bidan dan 29 atau 29%, dan ke perawat yaitu
sebanyak 1 atau 1%, dan sebanyak 33 responden atau 33.0%
responden yang tidak ditanyai karena bukan merupakan ibu PUS
ataupun manula.
c. Pemeriksaan Kehamilan Bulan ke 1-3
Distribusi berdasarkan pemeriksaan kehamilan bulan ke 1-3 di
Kelurahan Kandai Kecamatan Kendaridapat dilihat pada tabel 42:
Tabel 42. Distribusi Menurut Pemeriksaan Kehamilan Bulan ke 1-3
di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
Pemeriksaan Kehamilan Bulan Jumlah Persentase
No.
ke 1-3 (n) (%)
1. Tidak Ditanyai 48 48.0
2. 1 kali 27 27.0
3. 2 kali 1 1.0
3. 3 kali 15 15.0
4. Tidak tahu 9 9.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 42, distribusi menurut pemeriksaan kehamilan
bulan ke 1-3, sebanyak 27 responden atau 27% responden
memeriksakan kehamilannya sebanyak 1 kali, terdapat 1 responden
atau 1.0% responden yang memeriksakan kehamilannya pada bulan
ke 1 - bulan ke 3 usia kehamilan sebanyak 2 kali, sebanyak 15
responden atau 15% responden yang memeriksakan kehamilannya
pada bulan ke 1- bulan ke 3 usia kehamilan sebanyak 3 kali, dan
sebanyak 9 responden atau 9% responden tidak tahu tentang
pemeriksaan kehamilan pada bulan ke 1 – bulan ke 3, serta sebanyak
48 responden atau 48% responden yang tidak ditanya karena bukan
ibu PUS ataupun manula.
43

d. Pemeriksaan Kehamilan Bulan ke 4-6


Distribusi berdasarkan pemeriksaan kehamilan bulan ke 4-6
di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendaridapat dilihat pada tabel 43:
Tabel 43. Distribusi Menurut Pemeriksaan Kehamilan Bulan ke 4-6
di Kelurahan Kandai Kecmatan Kendari Tahun 2021
Pemeriksaan Kehamilan Jumlah Persentase
No.
Bulan ke 4-6 (n) (%)
1. Tidak Ditanyai 40 40.0
2. 1 kali 28 28.0
3. 2 kali 3 3.0
4. 3 kali 19 19.0
4. 4 kali 1 1.0
5. Tidak tahu 9 9.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 43, distribusi menurut pemeriksaan kehamilan
bulan ke 4-6, sebanyak 28 responden atau 28% responden
memeriksakan kehamilannya sebanyak 1 kali, sebanyak 3 responden
atau 3% responden yang memeriksakan kehamilannya pada bulan ke
4 - bulan ke 6 usia kehamilan sebanyak 2 kali, sebanyak 19
responden atau 19% responden yang memeriksakan kehamilannya
pada bulan ke 4 - bulan ke 6 usia kehamilan sebanyak 3 kali,
sebanyak 1 responden atau 1.0% responden yang memeriksakan
kehamilannya pada bulan ke 4 – bulan ke 6 sebanyak 4 kali dan
sebanyak 9 responden atau 9% responden tidak tahu tentang
pemeriksaan kehamilan pada bulan ke 4 – bulan ke 6, serta sebanyak
42 responden atau 42% responden yang tidak ditanya karena bukan
ibu PUS ataupun manula.
e. Pemeriksaan Kehamilan Bulan ke 7-kelahiran
Distribusi berdasarkan pemeriksaan kehamilan bulan ke 7
sampai melahirkan di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dapat
dilihat pada tabel 44:
44

Tabel 44. Distribusi Menurut Pemeriksaan Kehamilan Bulan ke 7


sampai dengan kelahiran Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Tahun 2021
Pemeriksaan Kehamilan Bulan Jumlah Persentase
No.
ke 7-kelahiran (n) (%)
1. Tidak ditanyai 42 42.0
2. 1 kali 29 29.0
3. 2 kali 4 4.0
4. 3 kali 15 15.0
5. Tidak tahu 10 10.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 44, distribusi menurut pemeriksaan kehamilan
bulan ke 7-melahirkan, sebanyak 29 responden atau 29% responden
memeriksakan kehamilannya sebanyak 1 kali, sebanyak 4 responden
atau 4% responden yang memeriksakan kehamilannya pada bulan ke
7 melahirkan sebanyak 2 kali, sebanyak 15 responden atau 15%
responden yang memeriksakan kehamilannya pada bulan ke 7
melahirkan sebanyak 3 kali, dan sebanyak 10 responden atau 10%
responden tidak tahu tentang pemeriksaan kehamilan pada bulan ke 7
kelahiran, serta sebanyak 42 responden atau 42% responden yang
tidak ditanya karena bukan ibu PUS ataupun manula.
f. Pelayanan yang Diterima Selama Pemeriksaan Kehamilan
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan pelayanan yang diterima selama pemeriksaan kehamilan
dapat di lihat pada tabel 45 :

Tabel 45. Distribusi Responden Menurut Pelayanan yang Diterima


Selama Pemeriksaan Kehamilan di Kelurahan Kandai
Kecamatan Kendari Tahun 2021
No Pelayanan Yang Diterima Jumla Persentase
Selama Pemeriksaan h (n) (%)
Kehamilan
1 Tidak ditanyai 30 12.09%
45

2 ditimbang berat badannya 31 12.50%


3 Diukur tinggi badannya 28 11.29%
4 Disuntik di lengan atas untuk 15 6.04%
mencegah bayi dari kejang -
kejang setelah lahir
5 Diukur/diraba perutnya 29 11,60%
6 Dites darah untuk mengetahui 25 10.08%
kadar Hb darah
7 Diperiksa/dites air kencing 11 4.43%
8 Diberi tablet penambah 13 5.24%
darah/TTD/Fe
9 Diberi tablet penambah vitamin 25 10.08%
A
10 Diberi obat pencegahan anti 22 8.87%
malaria
11 Diberi penyuluhan 6 2.41%
12 Tidak diberi pelayanan apapun 13 5.24%
Total 248 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 45, distribusi responden menurut pelayanan
yang diterima selama pemeriksaan kehamilan, pelayanan yang paling
banyak diterima yaitu ditimbang berat badannya sebanyak 31
responden atau 12.50%, dan pelayanan yang paling sedikit diterima
yaitu diberi penyuluhan sebanyak 6 responden atau 2.41%, dan ada
13 responden yang tidak menerima pelayanan apapun karena tidak
datang saat posyandu, serta sebanyak 30 responden atau 12.09%
responden tidak ditanya sebab belum pernah mengalami hamil,
melahirkan dan masa nifas.
g. Riwayat Memeriksa Kehamilan Pada Dukun
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan riwayat ibu memeriksa kehamilan pada dukun dapat di
lihat pada tabel 46:
46

Tabel 46. Distribusi Responden Menurut Riwayat Ibu


memeriksakan kehamilan pada dukun di Kelurahan
Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
Riwayat Ibu Memeriksa Jumlah Persentase
No
Kehamilan Pada Dukun (n) (%)
1. Ya 21 21.0
2. Tidak 79 79.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 46, distribusi responden menurut riwayat
responden yang memeriksa kehamilan pada dukun, sebanyak 21
responden atau 21% responden yang memeriksa kehamilan di dukun.
Sedangkan sebanyak 79 responden atau 79% responden yang tidak
memeriksa kehamilannya pada dukun.
h. Jumlah Pemeriksaan Kandungan Ke Dukun
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecmatan Kendari
berdasarkan jumlah pemeriksaan kandungan ke dukun dapat di lihat
pada tabel 47 :
Tabel 47. Distribusi Responden Menurut Jumlah Pemeriksaan
Kandungan Ke Dukun Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Tahun 2021
Jumlah Pemeriksaan
No. Jumlah (n) Persentase (%)
Kehamilan Ke Dukun
1. Tidak ditanyai 80 80.0
2. 1 kali 2 2.0
3. 2 kali 9 9.0
4. 3 kali 2 2.0
5. 4 kali 3 3.0
6. 5 kali 3 3.0
7. Tidak tahu 1 1.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 47, distribusi responden menurut Jumlah
pemeriksaan kehamilan ke dukun, sebanyak 2 responden atau 2%
responden yang memeriksakan kehamilan ke dukun sebanyak 1 kali,
47

sebanyak 9 responden atau 9% responden yang memeriksakan


kehamilan ke dukun sebanyak 2 kali dan sebanyak 2 responden atau
2% yang memeriksakan kehamilan ke dukun sebanyak 3 kali,
sebanyak 3 responden atau 3% yang memeriksakan kehamilannya ke
dukun sebanyak 4 kali, sebanyak 3 responden atau 3.0% responden
yang memeriksakan kehamilannya ke dukun sebanyak 5 kali,
sebanyak 1 responden atau 1.0% responden yang tidak tahu berapa
kali memeriksakan kehamilan ke dukun dan sebanyak 80 responden
tidak ditanya karena tidak pernah mengalami proses kehamilan dan
tidak memeriksakan kehamilan ke dukun.
i. Masalah Kesehatan Yang Menyulitkan Ibu Saat Hamil, Melahirkan
dan Nifas
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan Masalah Kesehatan Yang Menyulitkan Ibu Saat Hamil,
Melahirkan dan Nifas dapat di lihat pada tabel 48 :
Tabel 48. Distribusi Responden Menurut Bahaya yang Menyulitkan
Ibu Saat Hamil, Melahirkan, dan Nifas di Kandai
Kecamatan Kendari Tahun 2021
No. Bahaya yang Menyulitkan Ibu Jumlah Persentase
Saat Hamil, Melahirkan, dan (n) (%)
Nifas
1 Tidak ditanyai 38 38.0
2 Mual dan muntah berlebihan 26 26.0
3 Tungkai kaki bengkak dan pusing 5 5.0
kepala
4 Tekanan darah tinggi 4 4.0
5 Mules berkepanjangan 3 3.0
6 Perdarahan melalui jalan lahir 8 8.0
7 Demam/ panas tinggi 1 1.0
8 Tidak tahu 11 11.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 48, distribusi responden menurut pengetahuan
ibu mengenai bahaya yang menyulitkan saat hamil, sebanyak 26
responden atau 26% responden yang mengetahui mual dan muntah
berlebihan adalah bahaya yang menyulitkan saat hamil, melahirkan,
48

dan nifas, sebanyak 5 responden mengetahui tungkai kaki bengkak


dan pusing kepala merupakan bahaya yang menyulitkan saat hamil,
melahirkan, dan nifas, sebanyak 4 responden atau 4% responden
mengetahui tekanan darah tinggi merupakan bahaya yang
menyulitkan saat hamil, melahirkan, dan nifas, sebanyak 3
responden atau 3% responden yang mengetahui mules
berkepanjangan adalah bahaya yang menyulitkan saat hamil,
melahirkan, dan nifas, sebanyak 8 responden atau 8% responden
yang mengetahui pendarahan melalui jalan lahir adalah bahaya yang
menyulitkan saat hamil, melahirkan, dan nifas, sebanyak 1 responden
yang mengetahui demam/panas tinggi adalah bahaya yang
menyulitkan saat hamil, melahirkan, dan nifas, sebanyak 11
responden atau 11% responden yang tidak mengetahui bahaya yang
menyulitkan saat hamil, melahirkan, dan nifas, dan sebanyak 38
responden atau 38% responden tidak ditanya sebab belum pernah
mengalami hamil, melahirkan dan masa nifas.

6. Pengalaman Persalinan Anak Terakhir (Ditanyakan kepada


ibu hamil / ibu yang memiliki Balita)
a. Penolong utama saat melahirkan
Distribusi responden di kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan berdasarkan pengalaman persalinanan anak terakhir
(ditanyakan kepada ibu hamil / ibu yang memiliki Balita) dilihat
pada tabel 49 :

Tabel 49. Distribusi Responden Menurut penolong utama saat ibu


melahirkan di kelurahan Kandai kecamatan Kendari
tahun 2021
No. Siapa penolong utama Jumlah Persentase (%)
saat melahirkan (n)
49

1. Tidak ditanyai 33 33.0


2. dokter umum 1 1.0
3. dokter spesialis 23 23.0
kebidanan
4. Bidan 37 37.0
5. Dukun 3 3.0
6. Teman/Keluarga 1 1.0
7. Perawat 2 2.0
Total 100 100.0
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 49, menunjukkan bahwa dari 100 responden
penolong ibu saat melahirkan yang paling banyak yaitu tidak
ditanyakan jumlah 33 orang (33.0%), dokter spesialis kebidanan
dengan jumlah 23 orang (23.0%), bidan dengan jumlah 37 orang
(37.0%), dukun dengan jumlah 3 orang (3.0%), perawat dengan
jumlah 2 orang (2.0%) dan yang paling sedikit yaitu pada dokter
umum dan teman/keluarga yaitu 1 orang (1.0%).
b. Dimana Ibu Melahirkan
Distribusi responden di kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan berdasarkan pengalaman persalinanan anak terakhir
(ditanyakan kepada ibu hamil / ibu yang memiliki Balita) dilihat
pada tabel 50 :

Tabel 50. Distribusi Responden Menurut Dimana Ibu Melahirkan di


kelurahan Kandai Kecamatan Kendari tahun 2021
No. Dimana Ibu Jumlah (n) Persentase (%)
Melahirkan
1 Tidak ditanyai 32 32.0
2. rumah sakit 12 12.0
3. Puskesmas 45 45.0
50

4. Klinik 2 2.0
5. Di rumah 6 6.0
responden/dukun/orang
lain
6. Bidan praktek 1 1.0
7. Lainnya 2 2.0
Total 100 100.0
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 50, menunjukkan bahwa dari 100 responden
penolong ibu saat melahirkan yang paling banyak yaitu tidak
ditanyakan jumlah 32 orang (32.0%), Rumah Sakit 12 orang
(12.0%), Puskesmas 45 orang (45.0%), Klinik 2 orang (2.0%), Di
rumah responden atau dukun atau orang lain 6 orang (1.0%), Bidan
Praktek 1 orang (2.0%), dan lainnya berjumlah 2 orang (2.0%).
c. Dilahirkan Dengan Normal, Alat 2 Bantu Atau Operasi
Distribusi responden di kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan berdasarkan pengalaman persalinanan anak terakhir
(ditanyakan kepada ibu hamil / ibu yang memiliki Balita) dilihat
pada tabel 51 :
Tabel 51. Distribusi Responden Menurut dilahirkan dengan normal,
alat bantu, atau operasi di kelurahan Kandai kecamatan
Kendari tahun 2021
Dilahirkan dengan normal, Jumlah Persentase
No.
alat bantu, atau operasi (n) (%)
1. Tidak ditanyakan 33 33.0
2. normal/spontan 55 55.0
3. Operasi 9 9.0
4. Oksitosin 2 2.0
Vakum/forcep/cara/alat bantu
5. 1 1.0
lainnya
Total 100 100.0
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 51, menunjukkan bahwa dari 100 responden
menurut yang dilahirkan dengan normal, alat bantu, atau operasi
yang paling banyak yaitu normal /spontan jumlah 55 orang (55.0%),
51

tidak ditanyakan jumlah 33 orang (33.0%), operasi 9 orang (9.0%),


oksitosin jumlah 2 orang (2.0%), dan vakum/forcep/alat bantu
lainnya jumlah 1 orang (1.0%)
d. Selama Persalinan, Ibu Mengalami Masalah
Distribusi responden di kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan pengalaman persalinanan anak terakhir (ditanyakan
kepada ibu hamil / ibu yang memiliki Balita) dilihat pada tabel 52 :

Tabel 52. Distribusi Responden Menurut selama persalinan , ibu


mengalami masalah di kelurahan Kandai kecamatan
Kendari Tahun 2021
Selama persalinan, ibu mengalami Jumlah Persentase
No.
masalah (n) (%)
1. Tidak ditanyakan 38 38.0
2. air ketuban pecah sebelum waktunya 12 12.0
3. perdarahan banyak selama melahirkan 3 3.0
4. mules berkepanjangan 4 4.0
5. Plasenta tidak keluar 1 1.0
6. Lainnya 2 2.0
7. tidak mengalami komplikasi 40 40.0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 52, menunjukkan bahwa dari 100 responden
menurut selama persalinan, ibu mengalami beberapa masalah yaitu
tidak ditanyakan jumlah 38 orang (38.0%), air ketuban pecah
sebelum waktunya 11 orang (12.0%), pendarahan banyak selama
persalinan 3 orang (3.0%), mules berkepanjangan 4 orang (4.0%),
52

plasenta tidak keluar 1 orang (1.0%), lainnya 2 orang (2.0%) dan


yang tidak mengalami komplikasi sebayanya 40 orang (40.0%).

7. Perilaku Pemberian ASI/Menyusui


a. Riwayat Menyusui
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan riwayat menyusui dapat di lihat pada tabel 53 :
Tabel 53. Distribusi Responden Menurut Riwayat Menyusui di
Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
No. Ibu Pernah Menyusui Jumlah (n) Persentase (%)
1. Tidak ditanyai 29 29.0
2. Ya 62 62.0
3. Tidak 9 9.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 53, distribusi responden menurut riwayat
menyusui, sebanyak 62 responden atau 62% responden ibu yang
pernah menyusui, dan sebanyak 9 responden atau 9% responden ibu
yang tidak pernah menyusui dan sebanyak 29 responden atau 29%
yang tidak ditanya karena belum pernah melalui proses menyusui.
b. Riwayat Inisiasi Dini Pada Bayi
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan riwayat inisiasi dini pada bayi dapat di lihat pada 54 :
Tabel 54. Distribusi Responden Menurut Riwayat Inisiasi Dini Pada
Bayi di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun
2021
No. Inisiasi Dini Pada Bayi Jumlah (n) Persentase (%)
1. Tidak ditanyai 33 33.0
2. ya 53 53.0
3. tidak 14 14.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 54, distribusi responden menurut ibu
melakukan inisiasi dini menyusui kepada bayi, sebanyak 53
53

responden atau 53% responden ibu melakukan inisiasi dini menyusui


kepada bayi, sebanyak 14 responden atau 14% responden ibu tidak
melakukan inisiasi dini menyusui kepada bayi, sebanyak 33
responden atau 33% responden tidak ditanyai karena bukan
merupakan ibu yang melakukan inisiasi dini menyusui kepada bayi.
c. Pemberian ASI di Hari Pertama Sampai Hari Ke-Tujuh
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan pemberian ASI di hari pertama sampai hari ke-tujuh
dapat di lihat pada tabel 55 :
Tabel 55. Distribusi Responden Menurut Pemberian ASI di Hari
Pertama Sampai Hari Ke-Tujuh di Kelurahan Kandai
Kecamatan Kendari Tahun 2021
Pemberian ASI di Hari Pertama Jumlah Persentase
No.
Sampai Hari Ke-Tujuh (n) (%)

1. Ya 60 60.0
2. Tidak 8 8.0
3. Tidak tahu 32 32.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 55, distribusi responden menurut pemberian
ASI hari pertama sampai ke tujuh, sebanyak 60 responden atau 60%
responden pemberian ASI hari pertama sampai ke tujuh, sebanyak 8
responden atau 8% responden tidak memberi ASI hari pertama
sampai ke tujuh, sebanyak 32 responden atau 32% responden tidak
tahu karena memberikan ASI hari pertama sampai ke tujuh.
d. Status Ibu yang Masih Menyusui
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan status ibu yang masih menyusui dapat di lihat pada tabel
56 :
54

Tabel 56. Distribusi Responden Menurut Status Ibu yang Masih


Menyusui di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Tahun 2021
Status Ibu yang Masih
No. Jumlah (n) Persentase (%)
Menyusui
1. Ya 12 12.0
2. Tidak 57 19.0
3. Tidak ditanyai 31 31.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 56, distribusi responden menurut status ibu
yang masih menyusui, sebanyak 12 responden atau 12% responden
masih menyusui balitanya, sebanyak 57 responden atau 57%
responden sudah tidak menyusui balitanya, sebanyak 31 responden
atau 31% responden tidak ditanyai karena bukan merupakan ibu
yang masih menyusui.
e. Riwayat Usia Balita Berhenti Disusui Asi
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan status ibu yang masih menyusui dapat di lihat pada tabel
57 :
Tabel 57. Distribusi Responden Menurut Riwayat Usia Balita
Berhenti Disusui Asi di Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Tahun 2021
Riwayat Usia Balita Berhenti Jumlah Persentase
No.
Disusui Asi (Bulan) (n) (%)
1. Tidak ditanyai 51 51.0
2. 1 4 4.0
3. 2 5 5.0
4. 3 2 2.0
5. 5 1 11.0
6. 12 3 3.0
7. 14 1 1.0
8. 15 1 1.0
9. 17 1 1.0
10. 18 3 3.0
11. 23 1 1.0
55

12. 24 18 18.0
13. 25 2 2.0
14. 36 5 5.0
15. 48 1 1.0
16 Tidak ingat 1 1.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 57, distribusi responden menurut riwayat usia
balita berhenti disusui asi, paling banyak yaitu sebanyak 18
responden atau 18% responden berhenti menyusui balitanya diusia
24 bulan, dan yang paling sedikit yaitu sebanyak 1 responden atau
1% berhenti menyusui balitanya masing-masing diusia 5, 14, 15, 17,
23, dan 48 bulan, sebanyak 51 responden atau 51% responden tidak
ditanyai karena bukan merupakan ibu yang masih menyusui dan
sebanyak 1 responden atau 1% responden yang tidak ingat kapan
berhenti menyusui.
f. Pemberian Makanan, Minuman, atau Cairan Lain Selain ASI
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan pemberian makanan tambahan selain ASI dapat di lihat
pada tabel 58 :
Tabel 58. Distribusi Responden Menurut Pemberian Makanan,
Minuman, atau Cairan Lain Selain ASI di Kelurahan
Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021

Pemberian Makanan, Minuman, atau Jumlah Persentase


No.
Cairan Lain Selain ASI (n) (%)

1. Tidak tahu 32 32.0


2. Ya 23 23.0
3. Tidak 45 45.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 58, distribusi responden menurut pemberian
makanan, minuman, atau cairan lain selain asi sebanyak 23
responden atau 23% responden ibu memberikan makanan tambahan
56

selain ASI, sebanyak 45 responden atau 45% responden ibu tidak


memberikan makanan tambahan selain ASI, dan sebanyak 32
responden atau 32% responden yang tidak tahu.
g. Minuman, Makanan, Dan Cairan Lain Yang Berikan
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan minuman, makanan, dan cairan lain yang diberikan
dapat di lihat pada tabel 59 :
57

Tabel 59. Distribusi Responden Menurut Pemberian Minuman,


Cairan, atau Makanan Pada Bayi Kelurahan Kandai
Kecamatan Kendari Tahun 2021

Minuman,cairaan,atau Makanan Jumlah Persentase


No
yang Diberikan Pada Bayi (n) (%)

1. Tidak ditanyai 64 64.0


2. Susu formula/susu bayi 20 20.0
3. Air putih 7 7.0
4. Air gula/manis 3 3.0
5. Sari buah 2 2.0
6. Lainnya 4 4.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 59, distribusi responden menurut pemberian
minuman, cairan, atau makanan pada bayi. Sebanyak 20 responden
atau 20% responden yang memberi susu formula atau susu bayi pada
bayi, sebanyak 7 responden atau 7% responden yang memberi air
putih pada bayi, sebanyak 3 responden atau 3% responden yang
memberi air gula/manis pada bayi, sebanyak 2 responden atau 2%
responden yang memberi sari buah, dan sebanyak 4 responden atau
4.0% responden yang memberikan minuman, cairan dan makanan
lainnya pada bayi dan 64 responden atau 64% responden yang tidak
ditanyai karena belum memiliki anak.
h. Kebiasaan Mencuci Tangan Sebelum Memberikan ASI Pada Bayi
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan kebiasaan mencuci tangan sebelum memberikan ASI
pada bayi dapat dilihat pada tabel 60 :
58

Tabel 60. Distribusi Responden Menurut Ibu yang Mencuci Tangan


Sebelum Memberi ASI Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Tahun 2021
Ibu yang Mencuci Tangan Persentase
No Jumlah (n)
Sebelum Memberi ASI (%)
1. Tidak ditanyai 34 34.0
2. Sering 63 63.0
3. kadang-kadang 3 3.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 60, distribusi responden menurut mencuci
tangan sebelum mamberi ASI, sebanyak 63 responden atau 63%
responden sering mencuci tangan sebelum memberi ASI, sebanyak 3
responden atau 3% responden kadang-kadang mencuci tangan
sebelum memberi ASI dan sebanyak 34 responden atau 34%
responden tidak ditanyai karena tidak memiliki bayi untuk diberi
ASI.

8. Riwayat Imunisasi
a. Kepemilikan Catatan Imunisasi anak Terakhir (KMS)
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Tahun 2021 berdasarkan cacatan imunisasi anak terakhir (KMS)
dapat dilihat pada tabel 61:
Tabel 61. Distribusi Responden Menurut Kepemilikan Catatan
Imunisasi anak Terakhir (KMS) di Kelurahan Kandai
Kecamatan Kendari Tahun 2021
Kepemilikan Catatan Imunisasi Anak Jumlah Persentase
No.
Terakhir (KMS) (n) (%)
1. Tidak tanyai 35 35.0
2. Ya 62 62.0
3. Tidak 3 3.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 61, distribusi responden menurut kepemilikan
cacatan imunisasi anak terakhir (KMS) yaitu sebanyak 62 responden
59

atau 62% responden yang memiliki KMS anak terakhir dan sebanyak
3 responden atau 3% responden tidak memiliki KMS anak terakhir
dan 35 responden atau 35% responden tidak ditanya karena belum
memiliki bayi.
b. Imunisasi Yang Diterima
Distribusi berdasarkan jenis imunisasi yang diterima oleh bayi
dan balita di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
dapat dilihat pada tabel 62 :
Tabel 62. Distribusi Menurut Jenis Imunisasi yang Diterima oleh
Balita dan Bayi di Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Tahun 2021
No. Jenis Imunisasi yang Diterima Jumlah Persentase
oleh Balita dan Bayi (n) (%)
1. BCG 16 16.53
2. POLIO 1 15 10.23
3. POLIO 2 15 8.66
4. POLIO 3 12 7.08
5. POLIO 4 12 7.08
6. DPT 1 15 10.23
7. DPT 2 12 8.66
8. DPT 3 9 5.51
9. Campak 10 7.08
10. Hepatitis 1 7 4.72
11. Hepatitis 2 9 5.51
12. Hepatitis 3 6 2.36
13. Belum diberikan Vaksin Apapun 1 1
14. Tidak ditanya 41 6.29
Total 152 100

SuSumber: Sumber : Data Primer (Agustus 2021)


Berdasarkan tabel 62, diketahui bahwa dari 21 responden atau
16.53% jenis imunisasi yang diterima oleh balita dan bayi yang
paling banyak adalah BCG, POLIO 1 dengan jumlah 13 responden
atau 10.23% dan yang paling sedikit adalah Hepatitis 3 dengan
jumlah 3 responden atau 2.36%.

c. Alasan Diberi Imunisasi


60

Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari


Tahun 2021 berdasarkan alasan diberi imunisasi dapat dilihat pada
tabel 63:
Tabel 63. Distribusi Menurut Alasan Seorang Anak Diberi
imunisasi/disuntik/diinjeksi di Kelurahan Kandai
Kecamatan Kendari Tahun 2021

Alasan seorang anak diberi Jumlah Persentase


No.
imunisasi/disuntik/diinjeksi (n) (%)
1. Supaya sehat 25 25.0
2. Supaya pintar 2 2.0
3. Supaya gemuk 5 5.0
4. Supaya tidak sakit 4 4.0
5. Supaya kebal terhadap penyakit 21 21.0
6. Lainnya 2 2.0
7. Tidak ditanya 39 39.0
8. Tidak tahu 2 2.0
Total 119 100
Sumber:Dat
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 63, distribusi menurut alasan seorang anak
diberi imunisasi/disuntik/diinjeks, sebanyak 25 responden atau 25%
responden beralasan supaya sehat, sebanyak 2 responden atau 2%
responden beralasan supaya pintar, sebanyak 5 responden atau 5%
responden beralasan supaya gemuk, sebanyak 4 responden atau 4%
yang beralasan supaya tidak sakit, sebanyak 21 responden atau 21%
responden beralasan supaya kebal terhadap penyakit, sebanyak 2
responden atau 2% responden yang beralasan lainnya, sebanyak 39
responden atau 39% tidak ditanya karena bukan ibu PUS ataupun
manula dan sebanyak 2 responden atau 2% responden yang beralasan
tidak tahu.

9. Gizi Kesehatan Masyarakat ( Penggunaan garam beryodium )


61

a. Pengetahuan Responden Tentang Garam Beryodium


Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan pengetahuan responden tentang garam beryodium dapat
dilihat pada tabel 64:
Tabel 64. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Tentang
Garam Beryodium di Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari 2021
Pengetahuan Tentang Garam
No. Jumlah (n) Persentase (%)
Beryodium
1. Ya, Tahu 85 85.0%
2. Tidak Tahu 15 15.0%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 64, distribusi responden menurut
pengetahuan responden tentang garam beryodium yaitu sebanyak 85
responden atau 85.0% responden tahu tentang garam beryodium dan
sisanya yaitu sebanyak 15 responden atau 15.0% tidak tahu tentang
garam beryodium.
b. Penggunaan Garam Beryodium Untuk Konsumsi RumahTangga
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan penggunaan garam beryodium untuk konsumsi rumah
tangga dapat dilihat pada tabel 65:
Tabel 65. Distribusi Responden yang Menggunakan Garam
Beryodium pada Rumah Tangga di kelurahan Kandai
kecamatan Kendari tahun 2021
Jumlah Persentase
No. Penggunaan Garam Beryodium
(n) (%)
1. Ya 96 96.0
2. Tidak tahu/lupa 4 4.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 65, distribusi responden yang menggunakan
garam beryodium di rumah tangga sebanyak 96 responden atau
62

96,0% yang mengkonsumsi garam beryodium sebanyak 7 responden


atau 7,0% yang tidak tahu tentang garam beryodium.
c. Jenis Garam Yang Selalu Dipakai
Distribusi responden Kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan jenis garam yang selalu dipakai dapat dilihat pada tabel
66:
Tabel 66. Distribusi Responden Menurut Jenis Garam yang Selalu
Dipakai di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari tahun
2021
Jenis Garam yang Selalu Jumlah Persentase
No.
Dipakai (n) (%)
1. Curah/kasar 88 88.0
2. Halus 21 21.0
3. Briket/bata 2 2.0
3. Lainnya 10 10.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 66, diketahui bahwa dari 100 responden jenis
garam yang selalu dipakai yang paling banyak adalah curah/kasar
dengan jumlah 88 responden atau 88.0% dan yang yang
menggunakan garam halus dengan jumlah 21 responden atau 21.0%,
sebanyak 2 responden atau 2.0% responden yang menggunakan
garam briket/bata dan yang menjawab lainnya sebanyak 10
responden atau 10.0%.
d. Cara Memperoleh Garam
Distribusi responden Kelurahan Kendari Caddi kecamatan
Kendari berdasarkan cara memperoleh garam dapat dilihat pada tabel
67:
63

Tabel 67. Distribusi Responden Menurut Tempat Membeli atau


Memperoleh Garam di Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Tahun 2021
Membeli atau Memperoleh Persentase
No. Jumlah (n)
Garam (%)
1. Diberikan orang/tetangga/keluarga 1 1.0
2. Warung 34 34.0
3. Pasar 61 61.0
4. Pedagang keliling 1 1.0
5. Lainnya 3 3.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 67, diketahui bahwa dari 100 responden
tempat membeli atau memperoleh garam yang paling banyak adalah
pasar dengan jumlah 61 responden atau 61.0%, dan yang membeli
atau memperoleh garam di warung sebanyak 34 responden atau
34.0% dan yang membeli atau memperoleh garam dari pedagang
keliling dengan jumlah 1 responden atau 1.0% dan yang menjawab
lainnya sebanyak 3 reponden atau 3.0% responden.
e. Cara Penggunaaan Garam beryodium
Distribusi responden Kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan cara penggunaan garam beryodium dapat dilihat pada
tabel 68 :
Tabel 68. Distribusi Responden Menurut Penggunaan Garam
Beryodium di Kelurahan Kandai kecamatan Kendari
Tahun 2021
Jumlah Persentase
Penggunaan garam Beryodium
No. (n) (%)
Dicampur dengan bahan
1. 15 15.0
makanan sebelum dimasak
Dicampur dengan bahan
2. 68 68.0
makanan saat dimasak
Dicampur dengan bahan
3. 17 17.0
makanan setelah dimasak
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
64

Berdasarkan tabel 68, diketahui bahwa dari 100 responden


penggunaan garam beryodium yang paling banyak adalah dicampur
dengan bahan makanan saat dimasak dengan jumlah 68 responden
atau 68.0% dan yang plaing sedikit adalah Dicampur dengan bahan
makanan sebelum dimasak dengan jumlah 15 responden atau 15.0%.
f. Pengatahuan Responden Akibat Kekurangan Yodium
Distribusi responden Kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berdasarkan Pengetahuan akibat kekurangan garam beryodium dapat
dilihat pada tabel 69:
Tabel 69. Distribusi Responden Menurut Akibat Kekurangan
Yodium di Kelurahan Kandai kecamatan Kendari
Tahun 2021
No. Akibat Kekurangan Yodium Jumlah (n) Persentase (%)
1. Terjadi gondok 52 52.0
2. Anak menjadi cebol 3 3.0
3. Lainnya 3 3.0
4. Tidak tahu 42 42.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 69, distribusi responden menurut akibat
kekurangan yodium, terdapat 52 responden atau 52.0 % responden
yang menganggap akibat kekurangan yodium adalah terjadi gondok,
sebanyak 3 responden atau 3.0% yang menganggap akibat
kekurangan yodium adalah anak menjadi cebol, sebanyak 3
responden atau 3.0% yang menganggap akibat kekurangan yodium
adalah gejala yng lainnya dan sebanyak 42 responden atau 42.0%
tidak tahu akibat dari kekurangan yodium.

10. Pola Konsumsi


a. Berapa Kali biasanya keluarga makan dalam sehari
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkan Pola Konsumsi dapat dilihat pada tabel 70:
65

Tabel 70. Distribusi Responden Menurut Berapa Kali keluarga


Makan Dalam Sehari Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Tahun 2021
Berapa kali biasanya keluarga makan Jumlah Persentasi
No.
dalam sehari (n) (%)
1. satu kali dalam sehari 3 3.0
2. dua kali dalam sehari 28 28.0
3. tiga kali dalam sehari 60 60.0
4. lebih dari 3 kali 7 7.0
5. Lainnya 2 2.0
Total 100 100.0
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 70, Diketahui bahwa dari 100 responden yang
makan satu kali dalam sehari yaitu 3 orang atau 3.0 %, yang makan
dua kali sehari 28 orang atau 28.0%, yang makan tiga kali dalam
sehari 60 orang atau 60 %, yang makan lebih dari tiga kali 7 orang
atau 7.0% serta lainnya 2 orang atau 2.0%.
b. Apakah keluarga ibu biasa makan pagi/sarapan
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkan Pola Konsumsi Pada Tabel 71 :
Tabel 71. Distribusi Responden Menurut Keluarga Ibu Biasa Makan
Pagi/ Sarapan Tahun 2019
Apakah keluarga biasa makan Jumlah Persentasi
No.
pagi/sarapan (n) (%)
1 Ya 81 81.0
2 Tidak 3 3.0
3 Tidak tahu 16 16.0
Total 100 100.0
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 71, diketahui bahwa dari 100 responden
keluarga biasa makan pagi atau sarapan sebanyak 81 orang atau
81.0%, dan keluarga yang tidak biasa makan pagi atau sarapan
sebanyak 3 orang atau 3% serta keluarga yang menjawab tidak tahu
16 orang atau 16.0 %.
66

11. Status Gizi


a. Berat badan balita usia (0-6) bulan saat lahir
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkanberat badan balita usia (0-6) bulan saat lahir dapat dlihat
pada tabel 72 :
Tabel 72. Distribusi Responden Menurut Berat Badan Balita Usia
(0-6) Bulan saat lahir Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Tahun 2021
Berat badan balita usia (0-6) bulan Jumlah Persentase
No.
saat lahir (n) (%)
1. Tidak Tahu 90 90.0
2. 2000 2 2.0
3. 2800 1 1.0
4. 2900 1 1.0
5. 3000 5 5.0
6. 3100 1 1.0
7. 3500 1 1.0
Total 100 100.0
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 72, diketahui bahwa dari 100 responden
terdapat 90 orang atau 90.0% yang tidak tahu berat badan balita usia
(0-6) bulan saat lahir, sebanyak 2 orang atau 2.0 % berat badan balita
usia (0-6) bulan saat lahir 2000 gram, sebanyak 1 orang berat badan
balita usia (0-6) bulan saat lahir 2800 gram, sebanyak 1 orang atau
1.0 % berat badan balita usia (0-6) bulan saat lahir 2900 gram,
sebanyak 5 orang atau 5.0 % berat badan balita usia (0-6) bulan saat
lahir 3000 gram, sebanyak 1 orang atau 2.0 % berat badan balita usia
(0-6) bulan saat lahir 3100 gram, sebanyak 1 orang atau 1.0 % berat
badan balita usia (0-6) bulan saat lahir 3400 gram dan sebanyak 1
orang atau 1.0 % berat badan balita usia (0-6) bulan saat lahir 3500
gram.
67

c. Berat balita usia (0-6) bulan saat ini


Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkanberat balita usia (0-6) bulan saat ini dapat dilihat pada
tabel 73:
Tabel 73. Distribusi Responden Menurut Berat Badan Balita Usia
(0-6) Bulan saat Ini Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Tahun 2021
No. Berat balita usia (0-6) bulan Jumlah Persentasi
saat ini (n) (%)
1. Tidak tahu 95 95.0
2. 11000 1 1.0
3. 3200 1 1.0
4. 5000 1 1.0
5. 5400 1 1.0
7. 8000 1 1.0
Total 100 100.0
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 73, diketahui bahwa dari 100 responden
terdapat 95 orang atau 95,0% yang tidak tahu berat badan balita usia
(0-6) bulan saat ini, sebanyak 1 orang atau 1.0 % berat badan balita
usia (0-6) bulan saat ini 11000 gram, sebanyak 1 orang atau 1.0 %
berat badan balita usia (0-6) bulan saat ini 3200 gram, sebanyak 1
orang atau 1.0 % berat badan balita usia (0-6) bulan saat ini 5000
gram, sebanyak 1 orang atau 1.0 % berat badan balita usia (0-6)
bulan saat ini 5400 gram dan sebanyak 1 orang atau 1.0 % berat
badan balita usia (0-6) bulan saat ini 8000 gram.
d. Usia Balita ( 0 – 6 bulan ) saat ini
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan Distribusi Responden Menurut Usia Balita (0-6) Bulan
Saat Ini dapat di lihat pada tabel 74 :
68

Tabel 74. Distribusi Responden Menurut Usia Balita (0-6) Bulan


saat Ini Tahun 2021
Usia balita (0-6bln) saat
No. Jumlah (n) Persentase (%)
ini
1. Tidak ditanyai 95 95.0
2. 2 bln 1 1.0
3 3 bln 1 1.0
4 4 bln 1 1.0
5 6bln 2 2.0
Total 100 100.0
Sumber : data primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 74, diketahui bahwa dari 100 responden
terdapat 95 orang atau 95% responden tidak ditanyai sebab belum
pernah mengalami hamil, melahirkan dan masa nifas. Dari 5
responden yang memiliki balita, terdapat 1 responden atau 32%
responden yang merupakan bukan balita berusia 0-6 bulan saat ini,
sebanyak 1 orang atau 1 % usia balita (7-12) bulan saat ini yaitu 2
bulan, sebanyak 1 orang atau 1.0% usia balita (7-12) bulan saat ini
yaitu 2 bulan, sebanyak 1 orang atau 1.0 % usia balita (7-12) bulan
saat ini yaitu 4 bulan, dan sebanyak 2 orang atau 2.0% usia balita (7-
12) bulan saat ini yaitu 6 bulan.
e. Berat badan balita (7-12bln) saat lahir
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Berdasarkan berat badan balita (7-12bln) saat lahir pada
tabel 75 :
Tabel 75. Distribusi Responden Menurut Berat Badan Balita Usia
(7-12) Bulan saat lahir Tahun 2021
No. Berat badan balita (7-12) Jumlah Persentase
bulan saat lahir (n) (%)
1. Tidak tahu 96 96.0
2. 2700 1 1.0
3. 2900 1 1.0
4. 3000 1 1.0
5. 4300 1 1.0
Total 100 100.0
Sumber : data primer (Agustus 2021)
69

Berdasarkan tabel 75, diketahui bahwa dari 100 responden


terdapat 96 orang atau 96,0% yang tidak tahu berat badan balita usia
(7-12) bulan saat lahir, sebanyak 1 orang atau 1.0 % berat badan
balita usia (7-12) bulan saat lahir 2700 gram, sebanyak 1 orang atau
1.0 % berat badan balita usia (7-12) bulan saat lahir 2900 gram,
sebanyak 1 orang atau 1.0 % berat badan balita usia (7-12) bulan saat
lahir 3000 gram, sebanyak 1 orang atau 1.0 % berat badan balita usia
(7-12) bulan saat lahir 4300 gram.
f. Berat Badan Balita Usia (7-12) Saat Ini
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkan berat badan balita usia (7-12) bulan saat ini pada tabel
76:
Tabel 76. Distribusi Responden Menurut Berat Badan Balita Usia
(7-12) Bulan saat Ini Tahun 2021
Berat badan balita (7-12 bln )
No. Jumlah (n) Persentase (%)
saat ini
1. Tidak tahu 96 96.0
2. 3000 1 1.0
3. 8000 2 1.0
4. 11000 1 1.0
Total 100 100.0
Sumber : data primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 76, diketahui bahwa dari 100 responden
terdapat 96 orang atau 96,0% yang tidak tahu berat badan balita usia
(7-12) bulan saat ini, sebanyak 1 orang atau 1.0 % berat badan balita
usia (7-12) bulan saat ini 3000 gram, sebanyak 2 orang atau 2.0 %
berat badan balita usia (7-12) bulan saat ini 8000 gram, sebanyak 1
orang atau 1.0 % berat badan balita usia (7-12) bulan saat ini 11000
gram.
g. Usia balita (7-12bln) saat ini
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkanusia balita (7-12bln) saat ini dapat dilihat pada tabel 77.
70

Tabel 77. Distribusi Responden Menurut Usia Balita (7-12) Bulan


saat ini Tahun 2021
No. Usia balita (7-12bln) saat ini Jumlah (n) Persentase (%)
1. Tidak tahu 96 96.0
2. 7 1 1.0
3. 8 1 1.0
4. 9 1 1.0
5. 12 1 1.0
Total 100 100.0
Sumber : data primer (Agustus 2021)
Berdassarkan tabel 77, diketahui bahwa dari 100 responden
terdapat 96 orang atau 96.0 % tidak tahu usia balita (7-12) bulan saat
ini, sebanyak 2 orang atau 2.0 % usia balita (7-12) bulan saat ini
yaitu 7 bulan, sebanyak 1 orang atau 1.0 % usia balita (7-12) bulan
saat ini yaitu 8 bulan, sebanyak 1 orang atau 1.0 % usia balita (7-12)
bulan saat ini yaitu 9 bulan dan sebanyak 1 orang atau 1.0% usia
balita (7-12) bulan saat ini yaitu 12 bulan.
h. Berat badan balita usia 13-24 bulan saat ini
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkanberat badan balita usia 13-24 bulan saat ini dapat dilihat
pada tabel 78 :
Tabel 78. Distribusi Responden Menurut Berat Badan Balita Usia
(13-24) Bulan saat ini Tahun 2021
Berat badan usia
No. Jumlah (n) Persentasi (%)
13-24 bulan saat ini
1. Tidak tahu 94 94.0
2. 2400 1 1.0
3. 3500 1 1.0
4. 9000 1 1.0
5. 10000 1 1.0
7. 12000 2 2.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 78, diketahui bahwa dari 100 responden
terdapat 94 orang atau 94,0% yang tidak tahu berat badan balita usia
71

(13-24) bulan saat ini, sebanyak 1 orang atau 1.0 % berat badan
balita usia (13-24) bulan saat ini 2400 gram, sebanyak 1 orang atau
1.0 % berat badan balita usia (13-24) bulan saat ini 3500 gram,
sebanyak 1 orang atau 1.0 % berat badan balita usia (13-24) bulan
saat ini 10000 gram, sebanyak 2 orang atau 2.0 % berat badan balita
usia (13-24) bulan saat ini 12000 gram.
i. Tinggi badan balita usia 13-24 bulan saat ini
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkantinggi badan balita usia 13-24 bulan saat ini dapat dilihat
pada tabel 79 :
Tabel 79. Distribusi Responden Menurut Tinggi Badan Balita Usia
(13-24) Bulan saat ini Tahun 2021
Tinggi badan balita usia
No. Jumlah (n) Persentasi (%)
(13-24) bulan saat ini
1. Tidak tahu 95 95.0
2. 40 1 1.0
3. 50 1 1.0
4. 52 1 1.0
5. 60 2 2.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 79, Diketahui bahwa dari 100 responden
terdapat 94 orang atau 94.0% tidak tahu tinggi badan balita usia (13-
24) bulan saat ini, sebanyak 1 orang atau 1.0% tinggi badan balita
usia (13-24) bulan saat ini 40 Cm, sebanyak 1 orang atau 2.0% tinggi
badan balita usia (13-24) bulan saat ini 50 Cm, sebanyak 1 orang
atau 1.0% tinggi badan balita usia (13-24) bulan saat ini 52 Cm, dan
sebanyak 2 orang atau 2.0% tinggi badan balita usia (13-24) bulan
saat ini 60 Cm.

j. Usia balita 13-24 bulan saat ini


72

Distribusi Responden Keluraha Kandai Kecamatan Kendari


berdasarkan usia balita 13-24 bulan saat ini dapat dilihat pada tabel
80:
Tabel 80. Distribusi Responden Menurut Usia Balita (13-24) Bulan
saat ini Tahun 2021
Jumlah Persentase
No. Usia balita (13-24bln) saat ini
(n) (%)
1. Tidak tahu 96 96.0
2. 14 1 1.0
3. 17 1 1.0
4. 18 1 1.0
5. 24 1 1.0
Total 100 100.0
Sumber : Data Primer ( Agustus2021)
Berdasarkan tabel 80, Diketahui bahwa dari 100 responden
terdapat 96 orang atau 96.0% tidak tahu usia balita (13-24) bulan
saat ini, sebanyak 1 orang atau 1.0% usia balita (13-24) bulan saat ini
yaitu 14 bulan, sebanyak 1 orang atau 1.0% usia balita (13-24) bulan
saat ini yaitu 17 bulan, sebanyak 1 orang atau 1.0% usia balita (13-
24) bulan saat ini yaitu 18 bulan, sebanyak 1 orang atau 1.0% usia
balita (13-24) bulan saat ini yaitu 24 bulan.
k. Berat badan balita usia 25-36 bulan saat ini
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan berat badan balita usia 25-36 bulan saat ini dapat dilihat
pada tabel 81:
73

Tabel 81. Distribusi Responden Menurut Berat Badan Balita Usia


(25-36) Bulan saat ini Tahun 2021
Berat badan usia Jumlah Persentase
No.
25-36 bulan saat ini (n) (%)
1. Tidak Tahu 95 95.0
2. 10000 1 1.0
3. 9000 1 1.0
4. 15000 1 1.0
5. 16000 2 2.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 81, diketahui bahwa dari 100 responden
terdapat 95 orang atau 95,0% yang tidak tahu berat badan balita usia
(25-36) bulan saat ini, sebanyak 1 orang atau 1.0 % berat badan
balita usia (25-36) bulan saat ini 10000 gram, sebanyak 1 orang atau
1.0 % berat badan balita usia (25-36) bulan saat ini 9000 gram,
sebanyak 1 orang atau 1.0 % berat badan balita usia (25-36) bulan
saat ini 15000 gram, sebanyak 2 orang atau 2.0 % berat badan balita
usia (25-36) bulan saat ini 16000 gram.
l. Tinggi badan balita usia 25-36 bulan saat ini
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan tinggi badan balita usia 25-36 bulan saat ini dapat dilihat
pada tabel 82:
Tabel 82. Distribusi Responden Menurut Tinggi Badan Balita Usia
(25-36) Bulan saat ini Tahun 2019
Tinggi badan usia
No. Jumlah (n) Persentase (%)
25-36 bulan saat ini
1. Tidak Tahu 96 96.0
2. 70 1 1.0
3. 80 1 1.0
4. 95 2 2.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer ( Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 82, Diketahui bahwa dari 100 responden
terdapat 96 orang atau 96.0% tidak tahu tinggi badan balita usia (25-
74

36) bulan saat ini, sebanyak 1 orang atau 1.0 % tinggi badan balita
usia (25-36) bulan saat ini 70 Cm, sebanyak 1 orang atau 1.0% tinggi
badan balita usia (25-36) bulan saat ini 80 Cm, sebanyak 2 orang
atau 2,0% tinggi badan balita usia(25-36) bulan saat ini 95 Cm.
m. Usia balita 25-36 bulan saat ini
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan usia balita 25-36 bulan saat ini dapat dilihat pada tabel
83 :
Tabel 83. Distribusi Responden Menurut Usia Balita (25-36) Bulan
saat ini Tahun 2021
No. Usia balita (25-36bln) saat ini Jumlah (n) Persentasi (%)
1. Tidak tahu 95 95.0
2. 27 1 1.0
3. 30 1 1.0
4. 36 3 3.0
Total 100 100.0
Sumber: Data Primer ( Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 83, Diketahui bahwa dari 100 responden
terdapat 95 orang atau 95.0% tidak tahu usia balita (25-36) bulan
saat ini, sebanyak 1 orang atau 1.0 % usia balita (25-36) bulan saat
ini 27 bulan, sebanyak 1 orang atau 1.0% usia balita (25-36) bulan
saat ini 30 bulan, dan sebanyak 3 orang atau 3.0 % usia balita (25-
36) bulan saat ini 36 bulan.

12. Mortality
a. Anggota Rumah Tangga Yang Meninggal Selama Satu Tahun
Terakhir
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan anggota rumah tangga yang meninggal selama satu
tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 84:
75

Tabel 84. Distribusi Responden Menurut Anggota Rumah Tangga


Yang Meninggal Selama Satu Tahun Terakhir di
Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
Anggota Rumah TanggaYang
Jumlah Persentase
No. Meninggal Selama Satu Tahun
(n) (%)
Terakhir
1. Ya 7 7.0
2. Tidak 93 93.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 84, distribusi responden menurut anggota
rumah tangga yang meninggal selama satu tahun terakhir yaitu
sebanyak 7 responden atau 7% responden di Kelurahan Kandai
Kecamatan Kendari Agustus 2021 yang memiliki anggota keluarga
yang meninggal pada satu tahun terakhir dan sisanya yaitu sebanyak
93 responden atau 93% tidak memiliki anggota keluarga yang
meninggal pada satu tahun terakhir.
b. Jenis Kelamin Anggota Rumah Tangga Yang Meninggal Selama
Satu Tahun Terakhir
Distribusi responden Kelurahan Kendari Caddi Kecamatan
Kendari berdasarkan jenis kelamin anggota rumah tangga yang
meninggal selama satu tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 85 :
Tabel 85. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Anggota
Rumah Tangga Yang Meninggal Selama Satu Tahun
Terakhir di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Tahun 2021
Jenis Kelamin Anggota Rumah
Jumlah Persentase
No. TanggaYang Meninggal Selama Satu
(n) (%)
Tahun Terakhir
1. Laki – laki 5 66,67
2. Perempuan 2 33,33
Total 9 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 85, distribusi responden menurut jenis
kelamin anggota rumah tangga yang meninggal selama satu tahun
76

terakhir yaitu sebanyak 5 responden atau 66.67% responden laki –


laki, dan sebanyak 2 responden atau 33.33% responden perempuan.
c. Penyebab Kematian Anggota Rumah Tangga Yang Meninggal
Selama Satu Tahun Terakhir
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan anggota rumah tangga yang meninggal selama satu
tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 86 :
Tabel 86. Distribusi Responden Menurut Penyebab Kematian
Anggota Rumah Tangga Yang Meninggal Selama Satu
Tahun Terakhir di Kelurahan Kandai Kecamatan
KendariTahun 2021
Penyebab Kematian Anggota Rumah
Jumlah Persentase
No. TanggaYang Meninggal Selama Satu
(n) (%)
Tahun Terakhir
1. Sakit 5 88
2. Lainnya 2 11,11
3 Tidak ada 93 93
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 86, distribusi responden menurut penyebab
kematian anggota rumah tangga yang meninggal selama satu tahun
terakhir yaitu sebanyak 5 responden atau 88% responden di
Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Agustus 2021 yang memiliki
anggota keluarga yang meninggal pada satu tahun terakhir akibat
sakit, dan sebanyak 1 responden atau 11.11% responden yang
meninggal akibat penyebab yang lainnya.
d. Gejala Penyakit Yang di Derita Oleh Anggota Rumah Tangga Yang
Meninggal Selama Satu Tahun Terakhir
Distribusi responden Kelurahan Kendari Caddi Kecamatan
Kendari berdasarkan Gejala Penyakit Yang Di Derita Oleh Anggota
Rumah Tangga Yang Meninggal Selama Satu Tahun Terakhir dapat
dilihat pada tabel 87 :
77

Tabel 87. Distribusi Responden Menurut Gejala Penyakit Yang di


Derita Oleh Anggota Rumah Tangga Yang Meninggal
Selama Satu Tahun Terakhir
Gejala Penyakit Yang di Derita
Oleh Anggota Keluarga yang Jumlah Persentase
No.
Meninggal Selama Satu Tahun (n) (%)
Terakhir
1. Sakit karena usia 4 4.0
2. Kecelakaan 2 2.0
3. Stroke 1 1.0
2. Tidak di tanyai 93 93.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 87, gejala penyakit yang di derita oleh
anggota keluarga yang meninggal selama satu tahun terakhir yang
paling banyak adalah meninggal karena usia yaitu 4 responden , yang
stroke 1 responden, 2 responden meninggal dengan gejala lainnya
yaitu karena kecelakaan, dan 93 responden tidak ditanyai karena
tidak memiliki anggota rumah tangga yang meninggal selama satu
tahun terakhir.

13. Sanitasi Dan Sumber Air Minum


a. Sumber Air Minum Utama Responden
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan sumber air minum utama dapat dilihat pada tabel 88:
Tabel 88. Distribusi Responden Menurut Sumber Air Minum Utama
di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
Sumber Air Minum Persentase
No. Jumlah (n)
Utama (%)
1. Air ledeng/PDAM 9 9.0
Sumur bor (pompa tangan, 3 3.0
2. mesin air)
3. Mata air 33 33.0
4. Air isi ulang/refill 55 55.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
78

Berdasarkan tabel 88, diketahui bahwa 100 responden sumber


air minum utama yang paling banyak adalah air isi ulang/refill
dengan jumlah 55 responden atau 55% dan yang paling sedikit
adalah sumur bor(pompa tangan,mesin air) dengan jumlah 3
responden atau 3%.
b. Riwayat Memasak Air Sebelum Diminum
Distribusi responden Keluarahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan riwayat memasak air sebelum diminum dapat dilihat
pada 89 :
Tabel 89. Distribusi Responden Menurut Memasak Air Sebelum
Diminum di Keluarahan Kandai Kecamatan Kendari
Tahun 2021
Memasak Air Sebelum
No. Jumlah (n) Persentase (%)
Diminum
1. Ya 70 70.0
2. Tidak 30 30.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 89, distribusi responden menurut memasak air
sebelum diminum sebanyak 70 responden atau 70% responden telah
memasak air sebelum diminum dan sebanyak 30 responden atau 30%
responden tidak memasak air sebelum diminum.
c. Alasan Tidak Memasak Air Sebelum Diminum
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan alasan tidak memasak air sebelum diminum dapat
dilihat pada tabel 90:
79

Tabel 90. Distribusi Responden Menurut Alasan Tidak Memasak


Air Sebelum Diminum di Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Tahun 2021
Sumber: S S u m b e r :
Persentase
No. Alasan Tidak Memasak Air Jumlah (n)
(%)
1. Makan waktu/tidak ada waktu 6 6.0
Air sudah bersih tidak perlu
2. 11 11.0
diolah lagi
3. Air sudah aman 11 11.0
4. lainnya 25 25.0
6. Tidak ditanyai 47 47.0
Total 100 100
Berdasarkan tabel 90, distribusi responden menurut alasan tidak memasak air
sebelum diminum sebanyak 6 responden atau 6% responden yang menjawab
makan waktu/tidak ada waktu, sebanyak 11 responden atau 11% responden yang
menganggap tidak memasak air karena air sudah bersih tidak perlu diolah
lagi,sebanyak 11 responden atau 11% yang menganggap air sudah aman
sebanyak, dan 25 responden menjawab karena alasan lainnya, serta sebanyak 47
responden atau 47% responden yang tidak ditanya karena memasak air sebelum
diminum.
d. Kepemilikan Jamban
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan kepemilikan jamban dapat dilihat pada tabel 91:
Tabel 91. Distribusi Responden Menurut Memiliki Jamban di
Kelurahan Kandai kecamatan kendari Tahun 2021

No. Memiliki Jamban Jumlah (n) Persentase (%)


SumSSum
ber: Data 1. Ya 99 99.0
Primer 2. Tidak 1 1.0
(Agustus
Total 100 100
2021)
Berdasarkan tabel 91, distribusi responden menurut memiliki
jamban, sebanyak 99 responden atau 99% responden memiliki
jamban dan sebanyak 1 responden atau 1% responden tidak memiliki
jamban.
80

e. Jenis Tempat Pembuangan Air Bersih (Jamban)


Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan kepemilikan jamban dapat dilihat pada tabel 92:
Tabel 92. Distribusi Responden Menurut Jenis Jamban di Kelurahan
Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021

No. Jenis Jamban Jumlah (n) Persentase (%)


1. Sendiri dengan septink tank 94 94.0
2. Sendiri tanpa septink tank 2 2.0
3. Sungai/kali/parit/selokan 1 1.0
4. Lainnya 3 3.0
Total 100 100

Sumber: Data Primer (Agustus 2021)


Berdasarkan tabel 92, diketahui bahwa dari 100 responden jenis
jamban yang paling banyak adalah sendiri dengan septi tank dengan
jumlah 94 responden dan yang paling sedikit adalah
sungai/kali/parit/selokan dengan jumlah 1 responden.
f. Kepemilikan Tempat Sampah
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan kepemilikan tempat sampah dapat dilihat pada tabel 93:
Tabel 93. Distribusi Responden Menurut Kepemilikan Tempat
Sampah di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Tahun 2021
Jumlah Persentase
No. Memiliki Tempat Sampah
(n) (%)
1. Ya 94 94.0
2. Tidak 6 6.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 93, distribusi responden menurut riwayat
kepemilikan tempat sampah, sebanyak 94 responden atau 94%
responden yang memiliki tempat sampah dan sebanyak 6 responden
atau 6% yang tidak memiliki tempat sampah.
81

g. Jenis Tempat Sampah Responden


Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan jenis tempat sampah responden dapat dilihat pada tabel
94:
Tabel 94. Distribusi Responden Menurut Jenis Tempat Sampah di
Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021

No. Jenis Tempat Sampah Jumlah (n) Persentase (%)


1. Tidak ditanyai 1 1.0
2. Wadah tertutup 48 48.0
3. Wadah tidak tertutup 34 34.0
4. Di angkut petugas sampah 2 2.0
5. Kantong plastik,dibungkus 11 11.0
6. Lubang tertutup 1 1.0
7. Tempat terbuka 1 1.0
8. Lainnya 2 2.0
Total 100 100

Sumber Sumber : Data Primer (Agustus


2021)
Berdasarkan tabel 94, distribusi responden menurut jenis tempat
sampah, sebanyak 34 responden atau 34% responden yang memiliki
jenis tempat sampah dengan wadah tidak tertutup, sebanyak 48
responden memiliki jenis tempat sampah dengan wadah tertutup,
sebanyak 2 responden atau 2% responden yang sampahnya diangkut
oleh petugas sampah, sebanyak 11 responden memiliki jenis tempat
sampah dengan kantong plastik dibungkus, sebanyak 1 responden
dengan memiliki jenis tempat sampah dengan lubang tertutup,
sebanyak 1 responden atau 1% responden yang memiliki jenis
tempat sampah dengan tempat terbuka dan sebanyak 2 responden
atau 2% responden yang tidak memiliki tempat sampah.
h. Pengolahan Sampah
82

Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari


berdasarkan pengolahan responden dapat dilihat pada tabel 95:
Tabel 95. Distribusi Responden Menurut Pengolahan Sampah di
Kelurahan Kandai Kecamatan Tahun 2021

No. Cara Mengolah Sampah Jumlah (n) Persentase (%)

1. Tidak ditanyai 35 35.0


2. Dibuang ke pekarangan 13 13.0
3. Dibuang ke laut 4 4.0
4. Dibakar 22 22.0
5. Dibuang kekali/sungai 12 12.0
5. Lainnya 14 14.0
Total 100 100

Sumber: SS Sumber : Data Primer (Agustus 2021)


Berdasarkan tabel 95, diketahui bahwa dari 100 responden cara
mengolah sampah yang paling banyak adalah dibakar dengan jumlah
22 responden atau 22% dan yang paling sedikit adalah cara
mengolah sampah dengan dibuang ke laut dengan jumlah 4
responden atau 4% dan 35 responden tidak ditanyai karena sudah
memiliki tempat sampah di rumah masing – masing.
i. Bahan Bakar Utama Rumah Tangga
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan bahan bakar utama rumah tangga dapat dilihat pada
tabel 96:
83

Tabel 96. Distribusi Responden Menurut Bahan Bakar Utama untuk


Memasak di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari

Bahan Bakar Untama untuk Persentase


No. Jumlah (n)
Memasak (%)
1. Kayu 10 10.0
2. minyak tanah 5 5.0
3. Gas 82 82.0
4. Arang 3 3.0
Total 100 100
Tahun 202
S Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 96, diketahui bahwa dari bahan bakar utama untuk
memasak yang paling banyak adalah gas dengan jumlah 82 responden atau 82%
dan yang paling sedikit adalah arang dengan jumlah 3 responden atau 3%.
j. Kepemilikan SPAL
Distribusi responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan kepemilikan SPAL dapat dilihat pada tabel 97:
Tabel 97. Distribusi Responden Menurut Kepemilikan SPAL Di
Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021
No. Kepemilkan SPAL Jumlah (n) Persentase (%)
1. Ya 90 90,0
2. Tidak 10 10,0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 97, distribusi responden menurut kepemilikan
SPAL sebanyak 90 responden atau 90% responden telah memiliki
kepemilikan SPAL dan sebanyak 10 responden atau 10% responden
tidak memiliki SPAL.

14. Gangguan Kesehatan


a. Diagnosa Tb Paru
84

Distribusi responden Kelurahan Kandai berdasarkan Diagnosa


Gangguan Kesehatan Dapat di lihat Pada tabel 98 :
Tabel 98. Diagnosa Menderita TB Paru
No. Diagnosa TB Paru Jumlah (n) Persentase ( % )
1 Tidak 76 76,0
2 Ya 24 24,0
Total 100 100,0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan Tabel 98 yang terdiagnosa Tb Paru sebanyak 24
( 24% ) orang dan yang tidak sebanyak 76 ( 76 % ) orang.
b. Meminum Obat Secara Teratur
Distribusi responden Kelurahan Kandai Yang Meminum
Obat Tb Secara Teratur Dapat di lihat Pada tabel 99 :
Tabel 99. Meminum Obat Secara Teratur
Meminum Obat Secara
No. Jumlah (n) Persentase ( % )
Teratur
1 Tidak Menderita 98 98,0
2 Ya 2 2,0
Total 100 100,0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
c. Keluarga yang pernah mengukur tekanan darah
Distribusi responden Kelurahan Kandai Yang Pernah Mengukur
tekanan darah Dapat di lihat Pada tabel 100 :
Tabel 100. Pernah Mengukur Tekana Darah
Pernah Mengukur Tekana
No. Jumlah (n) Persentase ( % )
Darah
1 Tidak 86 86,0
2 Ya 14 14,0
Total 100 100,0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Dari data Tabel 100. Di atas dapat di lihat bahwa yang pernah
mengukur tekanan darah sebanyak 14 % dan yang tidak pernah
mengukur sebanyak 86%.
d. Keluarga Yang Pernah Menderita Gejala Tb Paru ( Batuk berdarah,
berat badan menurun, semam lebih 1 bulan dan berkeringat malam
hari tanpa kegiatan fisik)
85

Distribusi responden Kelurahan Kandai Yang Pernah


Mengukur tekanan darah Dapat di lihat Pada tabel 101 :
Tabel 101. Distribusi Keluarga Yang Pernah Menderita Gejala Tb
Paru ( Batuk berdarah, berat badan menurun, semam
lebih 1 bulan dan berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik)
No. Gejala Jumlah (n) Persentase ( % )
1 Tidak 98 98,0
2 Ya 2 2,0
Total 100 100,0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Dari data Tabel 100. Di atas dapat di lihat bahwa Keluarga Yang
Pernah Menderita Gejala Tb Paru ( Batuk berdarah, berat badan
menurun, semam lebih 1 bulan dan berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik sebanyak 2% dan yang tidak Menderita sebanyak 98%.
e. Tekanan darah Salah satu Anggota keluarga
Distribusi responden Kelurahan Kandai Tekanan darah Salah
satu Anggota keluarga Dapat di lihat Pada tabel 102 :
Tabel 102. Tekanan darah Salah satu Anggota keluarga
No. Pernah Mengukur Jumlah (n) Persentase (%)
Tekana Darah
1 Tidak Mengukur Tensi 44 44,0
2 90/60 - 120/80 mmhg 34 34,0
3 < 90/60 - > 120/80 22 22,0
mmhg
Total 100 100,0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan Tabel 102, Dapat di lihat bahwa salah satu anggota
keluarga yang memiliki tekanan darah 90/60 - 120/80 mmhg
sebanyak 34% dan tekanan darah < 90/60 - > 120/80 mmhg
sebanyak 22% dan selebihnya tidak mengukur tekanan darah yaitu
sebanyak 44%.

f. Meminum Obat Tekanan darah Tinggi


Distribusi responden Kelurahan Kandai yang Meminum Obat
Tekanan darah Tinggi Dapat di lihat Pada tabel 103 :
86

Tabel 103. Meminum Obat Tekanan darah Tinggi


Meminum Obat Tekanan
No. Jumlah (n) Persentase ( % )
darah Tinggi
1 Tidak Mengukur Tensi 57 57,0
2 Ya 21 21,0
3 Tidak 22 22,0
Total 100 100,0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan Tabel 103. Yang menderita tekanan darah tinggi
dan meminum obat tekanan darah tinggi. Yang menjawab ya
sebanyak 21% dan tidak sebanyak 22% dan yang lainnya tidak
mengukur tensi sebanyak 57%.
g. Yang Menderita Gangguan Jiwa
Distribusi responden Kelurahan Kandai yang Menderita
Gangguan Jiwa Dapat di lihat Pada tabel 104 :
Tabel 104. Distribusi Yang Menderita Gangguan jiwa
Yang Menderita
No. Jumlah (n) Persentase ( % )
Gangguan Jiwa
1 Tidak 95 95,0
2 Ya 5 5,0
Total 100 100,0
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 104 di atas dapat dilihat di Kelurahan Kandai
terdapat 5% yang menderita gangguan jiwa.
h. Penderita Gangguan Jiwa yang Menerima Pengobatan
Distribusi responden Kelurahan Kandai Pada Pendereita
Gangguan Jiwa Yang Menerima Pengobatan Dapat di lihat Pada
tabel 105 :

Tabel 105. Menderita Gangguan jiwa yang Menerima Pengobatan


Menderita Gangguan jiwa
No. Jumlah (n) Persentase ( % )
yang Menerima Pengobatan
1 Tidak 100 100,0
2 Ya 0,0 0,0
87

Total 100 100


Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Dari tabel 105, pada kelurahan Kandai tidak ada yang menerima
pengobatan.
i. Penderita Gangguan Jiwa Yang Terlantar
Tabel 106. Distribusi Penderita Gangguan Jiwa Yang terlantar
Yang Menderita Gangguan
No. Jumlah (n) Persentase ( % )
Jiwa
1 Tidak 100 100,0
2 Ya 0,0 0,0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 106, diketahui bahwa tidak ada penderita
gannguan jiwa yang terlantar.

15. Observasi Rumah Sehat


a. Luas Bangunan ( dalam M2 )
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi Luas bangunan rumah dapat di lihat pada tabel
106 :
Tabel 107. Obsevasi Luas Bangunan
No. Observasi Luas Bangunan Jumlah (n) Persentase ( % )
1 Tidak 100 100,0
2 Ya 0,0 0,0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
b. Lantai
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi Lantai rumah dapat di lihat pada tabel 108 :

Tabel 108. Observasi Lantai


No. Observasi Lantai Jumlah (n) Persentase ( % )
1 Tidak 3 3.0
2 Ya 97 97.0
Total 100 100
88

Sumber: Data Primer (Agustus 2021)


c. Dinding
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi Dinding Rumah dapat di lihat pada tabel 109 :
Tabel 109. Observasi Dinding
No. Observasi Dinding Jumlah (n) Persentase ( % )
1 Tidak 8 8.0
2 Ya 92 92.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
d. Langit – Langit
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi Langit langit rumah dapat di lihat pada tabel
110 :
Tabel 110. Observasi Langit-langit Rumah
No. Observasi Langit-langit Jumlah (n) Persentase ( % )
1 Tidak 9 9.0
2 Ya 91 91.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
e. Atap
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi Atap rumah dapat di lihat pada tabel 111 :
Tabel 111. Observasi Atap Rumah
No. Observasi Atap Jumlah (n) Persentase ( % )
1 Tidak 7 7.0
2 Ya 93 93.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)

f. Pencahayaan
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi Pencahayaan rumahdapat di lihat pada tabel
112 :
89

Tabel 112. Observasi Pencahayaan


No. Observasi Pencahayaan Jumlah (n) Persentase ( % )
1 Tidak 7 7.0
2 Ya 93 93.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
g. Temperatur
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi Temperatur rumah dapat di lihat pada tabel
113
Tabel 113. Observasi Temperatur
No. Observasi Temperatur Jumlah (n) Persentase ( % )
1 Tidak 1 1.0
2 Ya 99 99.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
h. Suhu
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi suhu rumah dapat di lihat pada tabel 114 :
Tabel 114. Observasi Suhu
No. Observasi Suhu Jumlah (n) Persentase ( % )
1 Tidak 0 0
2 Ya 100 100.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
i. Ventilasi
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi ventilasi rumah dapat di lihat pada tabel 115 :

Tabel 115. Observasi Ventilasi


No. Observasi Ventilasi Jumlah (n) Persentase ( % )
1 Tidak 4 4.0
2 Ya 96 96.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
90

j. Penggunaan Jendela
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi Penggunaan Jendela rumah dapat di lihat pada
tabel 116 :
Tabel 116. Observasi Jendela
Observasi Penggunaan
No. Jumlah (n) Persentase ( % )
Jendela
1 Tidak 14 14,0
2 Ya 86 86,0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
k. Ada Kotoran binatang di sekitar rumah
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi Kotoran binatang di sekitar rumah dapat di
lihat pada tabel 117 :
Tabel 117. Observasi Kotoran binatang di sekitar rumah
Observasi Kotoran
No. Jumlah(n) Persentase ( % )
Hewan Di sekitar Rumah
1 Tidak 41 41.0
2 Ya 59 59.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
l. Status Rumah Sehat
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan Status rumah Sehat di sekitar rumah dapat di lihat pada
tabel 118 :

Tabel 118. Observasi Status Rumah Sehat


No. Status Rumah Sehat Jumlah(n) Persentase ( % )
1 Memenuhi Syarat 83 83.0
2 Tidak Memenuhi Syarat 17 17.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Juli 2019)
91

Dari Tabel di atas Rumah yang memenuhi syarat sebanyak 83


rumah dengan persentase 83% dan yang tidak memenuhi syarat
sebanyak 17 rumah dengan persentase 17%

16. Observasi Sarana Air Bersih ( Hanya sumur gali )


a. Kualitas fisik air
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan Kualitas fisik airdapat di lihat pada tabel 119 :
Tabel 119. Observasi Kualitas fisik air
No. Kualitas Fisik Air Jumlah(n) Persentase ( % )
1 Tidak 8 8.0
2 Ya 27 27.0
3 Tidak Punya Sumur gali 65 65.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
b. Cincin / Bibir Sumur
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan Cincin atau bibir sumur dapat di lihat pada tabel 120 :
Tabel 120. Observasi Cincin / Bibir Sumur
No. Cincin / Bibir Sumur Jumlah(n) Persentase ( % )
1 Tidak 0 0
2 Ya 19 19.0
3 Tidak Punya Sumur gali 81 81.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)

c. Tinggi Cincin / Bibir Sumur


Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan Tinggi Cincin/bibir sumur dapat di lihat pada tabel 121 :
Tabel 121. Observasi Tinggi Cincin / bibir sumur
Tinggi Cincin / Bibir
No. Jumlah(n) Persentase ( % )
Sumur
1 Tidak 0 0
92

2 Ya 18 18.0
3 Tidak Punya Sumur gali 82 82.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
d. Kondisi cincin / Bibir Sumur
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan Tinggi Cincin atau bibir sumur dapat di lihat pada tabel
122 :
Tabel 122. Observasi Memiliki lantai sumur
Kondisi cincin / Bibir
No. Jumlah(n) Persentase ( % )
Sumur
1 Tidak 0 0
2 Ya 18 18.0

3 Tidak Punya Sumur gali 82 82.0

Total 100 100


Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
e. Memiliki lantai sumur
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan Lantai sumur dapat di lihat pada tabel 123 :
Tabel 123. Observasi Memiliki lantai sumur
No. Memiliki Lantai Sumur Jumlah Persentase ( % )
1 Tidak 0 0
2 Ya 18 18.0

3 Tidak Punya Sumur gali 82 82.0


Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
f. Panjang Lantai Sumur
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan Panjang lantai sumurdapat di lihat pada tabel 124 :
Tabel 124. Observasi Panjang lantai sumur
No. Panjang Lantai Sumur Jumlah(n) Persentase ( % )
1 Tidak 0 0
2 Ya 18 18.0
93

3 Tidak Punya Sumur gali 82 82.0


Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
g. Kondisi Lantai Sumur
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan Kondisi lantai sumur dapat di lihat pada tabel 125 :
Tabel 125. Observasi Kondisi lantai sumur
Tabel No. Kondisi Lantai Sumur Jumlah Persentase ( % )
Sumb 1 Tidak 0 0
er: Data 2 Ya 18 18.0
Primer 3 Tidak Punya Sumur gali 82 82.0
(Agustus Total 100 100
2021)

h. Jarak dengan Sumber Pencemar


Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan jarak dengan sumber pencemar dapat di lihat pada tabel
126:
Tabel 126. Observasi Jarak dengan sumber pencemar
Jarak dengan Sumber
No. Jumlah(n) Persentase ( % )
Pencemar
1 Tidak 0 0
2 Ya 18 18.0
3 Tidak Punya Sumur gali 82 82.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)

17. Observasi Jamban Keluarga


a. Observasi Jamban Keluarga (ada)
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi jamban keluarga (ada) dapat di lihat pada
tabel 127 :
94

Tabel 127. Distribusi Responden Menurut Observasi Jamban


Keluarga (Ada) di Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Tahun 2021
Observasi Jamban
No. Jumlah (n) Persentase (%)
Keluarga (Ada)
1. Ya 81 81.0
2. Tidak 19 19.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 127, distribusi responden menurut observasi
memiliki jamban keluarga, sebanyak 81 responden atau 81%
responden yang memiliki jamban keluarga (ada), dan sebanyak 19
responden atau 19% yang tidak memiliki jamban keluarga.
b. Observasi Jamban Leher Angsa (ada)
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi jamban leher angsa (ada) dapat di lihat pada
tabel 128 :
Tabel 128. Distribusi Responden Menurut Observasi Memiliki
Jamban Leher Angsa (Ada) Di Kelurahan Kandai
Kecamatan Kendari Tahun2021

Observasi Jamban
No. Jumlah (n) Persentase (%)
Leher Angsa (ada)
1. Ya 75 75.0
2. Tidak 25 25.0
Total 100 100

SumSSumber: Data Primer (Agustus 2021)


Berdasarkan tabel 128, distribusi responden menurut observasi
memiliki jamban leher angsa (ada), sebanyak 75 responden atau
75% responden yang memiliki jamban leher angsa (ada), dan
sebanyak 25 responden atau 25% yang tidak memiliki jamban
leher angsa.
c. Observasi Septic Tank (ada)
95

Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari


berdasarkan observasi septic tank (ada) dapat di lihat pada tabel 129 :
Tabel 129. Distribusi Responden Menurut Observasi Septic Tank
(Ada) Di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun
2021

No. Observasi Septic Jumlah (n) Persentase


Tank (%)
1. Ya 91 91
2. Tidak 9 9
Total 100 100

S Sumber: Data Primer (Agustus 2021)


Berdasarkan tabel 129, distribusi responden menurut observasi
septic tank (ada), sebanyak 91 responden atau 91% responden yang
memiliki septic tank (ada), dan sebanyak 9 responden atau 9%
yang tidak memiliki septic tank.
d. Observasi Jamban Cemplung
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi jamban cemplung (ada) dapat di lihat pada
tabel 130:
Tabel 130. Distribusi Responden Menurut Observasi Jamban
Cemplung (Ada) Di Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Tahun 2021

Observasi Jamban
No. Jumlah (n) Persentase (%)
Cemplung
1. Ya 30 30.0
2. Tidak 70 70.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 130, distribusi responden menurut observasi
jamban cemplung (ada), sebanyak 30 responden atau 30% responden
yang menggunakan jamban cemplung (ada), dan sebanyak 70
responden atau 70% yang tidak menggunakan jamban cemplung.
96

e. Observasi Jarak Dengan Sumber Air Bersih ( >10 m)


Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi jarak dengan sumber air bersih (>10 m) dapat
di lihat pada tabel 131:
Tabel 131. Distribusi Responden Menurut Observasi Jarak Dengan
Sumber Air Bersih (>10 m) Di Kelurahan Kandai
Kecamatan KendariTahun 2021
Observasi Jarak Dengan Sumber Jumlah Persentase
No.
Air Bersih (> 10 m) (n) (%)
1. Ya 56 56.0
2. Tidak 44 44.0
Total 100 100
Sumber: Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 131, distribusi responden menurut observasi
jarak dengan sumber air bersih (> 10 m), sebanyak 56 responden
atau 56% responden yang memiliki jarak jamban >10 m dengan
sumber air bersih, dan sebanyak 44 responden atau 44% yang tidak
memiliki jarak jamban > 10 m dengan sumber air bersih.
f. Status Jamban Keluarga
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi status jamban keluargadapat di lihat pada
tabel 132:

Tabel 132. Distribusi Responden Menurut Observasi Status Jamban


Keluarga Di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Tahun 2021
Observasi Status Jamban Jumlah Persentase
No.
Keluarga (n) (%)
1. Memenuhi syarat 82 82.0
2. Tidak memenuhi syarat 18 18.0
Total 100 100
97

Sumber: Data Primer (Agustus2021)


Berdasarkan tabel 132, distribusi responden menurut observasi
status jamban keluarga, sebanyak 82 responden atau 82% responden
yang memiliki jamban keluarga yang memenuhi syarat, dan
sebanyak 18 responden atau 18% yang memiliki jamban keluarga
tidak memenuhi syarat.

18. Observasi Saluran Pembuangan Air Kotor


a. Memiliki Sistem Pembuangan
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi sistem Pembuangan dapat di lihat pada tabel
133 :
Tabel 133. Memiliki Sistem Pembuangan
Memiliki sistem
No. Jumlah(n) Persentase (%)
Pembuangan
1 Tidak 83 83.0
2 Ya 17 17.0
Total 100 100
Sumber : Data primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 133, distribusi responden menurut observasi
memiliki sistem pembuangan, sebanyak 83 responden atau 83%
responden yang memiliki sistem pembuangan air kotor dan sebanyak
17 responden atau 17% yang tidak memiliki sistem pembuangan air
kotor.
b. Jenis Sistem Pembuangan
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi Jenis sistem Pembuangan dapat di lihat pada
tabel 134 :
Tabel 134. Jenis Sistem Pembuangan

No. Jenis ( Tertutup ) Jumlah(n) Persentase (%)


1 Tidak 12 12.0
2 Ya 88 88.0
Total 100 100
98

Sumber : Data primer (Agustus 2021)


Berdasarkan tabel 134, distribusi responden menurut observasi
memiliki jenis sistem pembuangan sebanyak 88 responden atau 88%
responden yang memiliki jenis sistem pembuangan tertutup dan
sebanyak 12 responden atau 12% yang tidak memiliki sistem
pembuangan air kotor tertutup.
c. Konstruksi Saluran
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi Konstruksi Saluran Pembuangan dapat di lihat
pada tabel 135 :
Tabel 135. Konstruksi saluran

No. Kedap Air Jumlah(n) Persentase (%)


1 Tidak 12 12.0
2 Ya 88 88.0
Total 100 100
Sumber : Data primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 135, distribusi responden menurut observasi
memiliki konstruksi saluran kedap air sebanyak 88 responden atau
88% responden yang memiliki konstruksi saluran kedap air dan
sebanyak 12 responden atau 12% yang tidak memiliki konstruksi
saluran kedap air.

d. Kondisi Saluran
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi Kondisi Saluran Pembuangan dapat di lihat
pada tabel 136:
Tabel 136. kondisi saluran

No. Bersih/Lancar Jumlah (n) Persentase (%)


1 Tidak 10 10.0
2 Ya 90 90.0
Total 100 100
99

Sumber : Data Primer (Agustus 2021)


Berdasarkan tabel 136, distribusi responden menurut observasi
kondisi saluran pembuangan, sebanyak 90 responden atau 90%
responden yang memiliki kondisi saluran pembuangan bersih/lancar
dan sebanyak 10 responden atau 10% yang tidak memiliki kondisi
saluran pembuangan bersih/lancar.
e. Jarak dengan sumber air
Distribusi Responden Kelurahan Kendari Caddi Kecamatan
Kendari berdasarkan observasi Jarak dengan sumber air dapat di lihat
pada tabel 137:
Tabel 137. Jarak dengan sumber air

No. Jarak dengan Sumber air Jumlah (n) Persentase (%)


1 Tidak 27 27.0
2 Ya 73 73.0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 137, distribusi responden menurut observasi
jarak sumber air, sebanyak 73 responden atau 73% responden yang
memiliki jarak sumber air > 10 m dan sebanyak 27 responden atau
27% yang tidak memiliki jarak sumber air> 10 m.

f. Status Saluran Pembuangan Air Kotor


Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi Kondisi Saluran Pembuangan air kotor dapat
di lihat pada tabel 138 :
Tabel 138. Status Saluran Pembuangan Air Kotor

No. Status Pembuangan Air Kotor Jumlah (n) Persentase (%)


1 Memenuhi Syarat 82 82.0
2 Tidak Memenuhi Syarat 18 18.0

Total 100 100


100

Sumber : Data Primer (Agustus 2021)


Berdasarkan tabel 138, distribusi responden menurut observasi
status pembuangan air kotor, sebanyak 82 responden atau 82%
responden yang memenuhi syarat dan sebanyak 18 responden atau
18% yang tidak memenuhi syarat.

19. Observasi Pengelolaan Sampah


a. Memiliki tempat sampah
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi Memiliki tempat sampah dapat di lihat pada
tabel 139:
Tabel 139. Memiliki tempat sampah

No. Memiliki tempat sampah Jumlah (n) Persentase (%)


1 Tidak 12 12.0
2 Ya 88 88.0

Total 100 100


Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 139, distribusi responden menurut observasi
yang memiliki tempat sampah, sebanyak 88 responden atau 88%
responden yang memiliki tempat sampah dan sebanyak 12 responden
atau 12% yang tidak memiliki tempat sampah.

b. Bahan Konstruksi Sampah


Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi Konstruksi sampah dapat di lihat pada tabel
140:
Tabel 140. Bahan Konstruksi Tempat Sampah
Bahan Konstruksi Tempat
No. Jumlah (n) Persentase (%)
Sampah tertutup/kedap air
1 Tidak 31 31.0
2 Ya 69 69.0
101

Total 100 100


Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 140, distribusi responden menurut observasi
bahan konstruksi tempat sampah, sebanyak 69 responden atau 69%
responden yang memiliki bahan konstruksi yang tertutup/kedap air
dan sebanyak 31 responden atau 31% yang tidak memiliki bahan
konstruksi tempat sampah tidak tertutup.
c. Kondisi Tempat sampah
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi Kondisi tempat sampah dapat di lihat pada
tabel 141:
Tabel 141. Kondisi tempat sampah ( Bersih )
Kondisi tempat sampah
No. Jumlah (n) Persentase (%)
( Bersih )
1 Tidak 20 20.0
2 Ya 80 80.0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 141, distribusi responden menurut
observasikondisi tempat sampah, sebanyak 80 responden atau 80%
responden yang memiliki kondisi tempat sampah bersih dan
sebanyak 20 responden atau 20% yang tidak memiliki kondisi tempat
sampah bersih.
d. Status Tempat Pembuangan sampah
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
berdasarkan observasi Kondisi tempat sampah dapat di lihat pada
tabel 142:
Tabel 142. Status tempat pembuangan sampah
Status tempat pembuangan
No. Jumlah (n) Persentase (%)
sampah
1 Memenuhi syarat 76 76.0
2 Tidak memenuhi syarat 24 24.0
102

Total 100 100


Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 142, distribusi responden menurut observasi
status tempat pembuangan sampah, sebanyak 76 responden atau 76%
responden yang memenuhi syarat dan sebanyak 24 responden atau
24% yang tidak memeuhi syarat.

20. Observasi Kualitas Air


a. Air berwarna keruh/ tidak jernih
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkan Observasi Air Berwarna Keruh /Tidak Jernih Dapat
Dilihat Pada Tabel 143 :
Tabel 143. Air berwarna keruh/tidak jernih
Air Berwarna Keruh / Tidak
No. Jumlah (n) Persentase (%)
Jernih
1 Ya 13 13.0
2 Tidak 87 87.0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 143, distribusi responden menurut observasi
air berwarna keruh/tidak jernih, sebanyak 13 responden atau 13%
responden yang memiliki air berwarna keruh/tidak jernih dan
sebanyak 87 responden atau 87% yang tidak memiliki air berwarna
keruh/tidak jernih.
b. Kotor / mengandung kotoran, partikel
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasrkan Observasi Air Kotor / Mengandung Kotoran, Partikel.
Dapat Diliat Pada Tabel 144 :
Tabel 144. Air Kotor / Mengandung Partikel, Kotoran
Air Kotor / Mengandung
No. Jumlah (n) Persentase (%)
Partikel, Kotoran
1 Ya 0 0
103

2 Tidak 100 100


Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus2021)
Berdasarkan tabel 144, distribusi responden menurut observasi
air kotor / mengandung partikel atau kotoran, sebanyak 100 orang
atau 100% yang tidak memiliki air kotor / mengandung partikel atau
kotoran.
c. Air berwarna kuning / hijau
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkan Observasi Air Berwarna Kuning/ Hijau Dapat Dilihat
Pada Tabel 145 :
Tabel 145. Air Berwarna Kuning / Hijau

No. Air Berwarna Kuning / Hijau Jumlah (n) Persentase (%)


1 Ya 1 1.0
2 Tidak 99 99.0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 145, distribusi responden menurut observasi
air berwarna kuning/hijau, sebanyak 1 responden atau 1% responden
yang memiliki air berwarna kuning/hijau atau dan sebanyak 99
responden atau 99% yang tidak memiliki air berwarna kuning/hijau.
d. Air berbau
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan
KendariBerdasarkan Observasi Air Berba Dapat Dilihat Pada Tabel
146:
Tabel 146. Air Berbau

No. Air Berbau Jumlah (n) Persentase (%)


1 Ya 1 1.0
2 Tidak 99 99.0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
104

Berdasarkan tabel 146, distribusi responden menurut observasi


air berbau, 1 responden atau 1% responden yang memiliki air berbau
dan sebanyak 99 responden atau 99% yang tidak memiliki air
berbau.
e. Air Berasa Tidak Enak
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkan Observasi Air Berasa Tidak Enak Dapat Dilihat Pada
Tabel 147:
Tabel 147. Air Berasa Tidak Enak

No. Air Berasa tidak enak Jumlah (n) Persentase (%)


1 Ya 0 0
2 Tidak 100 100
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 147, distribusi responden menurut observasi
airberasa tidak enak, sebanyak 100 responden atau 100% yang tidak
memiliki air berasa tidak enak.
f. Air asin / payau
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkan Observasi Air Berasa asin / payau. Dapat Dilihat Pada
Tabel 148:
Tabel 148. Air berasa asin / payau

No. Air Berasa asin/payau Jumlah (n) Persentase (%)


1 Ya 0 0
2 Tidak 100 100
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 148, distribusi responden menurut observasi
air berasa asin/payau, sebanyak 100 responden atau 100% yang tidak
memiliki air berasa asin/payau.
g. Air licin
105

Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari


Berdasarkan Observasi Air Licin. Dapat Dilihat Pada Tabel 149:
Tabel 149. Air Licin

No. Air Licin Jumlah (n) Persentase (%)


1 Ya 0 0
2 Tidak 100 100
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 149, distribusi responden menurut observasi
air licin, sebanyak 100 responden atau 100% yang tidak memiliki air
licin.
h. Air Jernih atau tidak Keruh
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkan Observasi Air jernih atau tidak kotor. Dapat dilihat
Pada Tabel 150:
Tabel 150. Air jernih atau tidak Keruh

No. Air jernih & Keruh Jumlah (n) Persentase (%)


1 Ya 78 78.0
2 Tidak 22 22.0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 150, distribusi responden menurut observasi
air jernih & keruh, sebanyak 78 responden atau 78% responden yang
memiliki air jernih & keruh dan sebanyak 22 responden atau 22%
yang tidak memiliki air jernih & keruh.
i. Air Bersih atau tidak kotor
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkan Observasi Air jernih atau tidak kotor. Dapat Dilihat
Pada Tabel 151 :
Tabel 151. Air bersih atau tidak kotor

No. Air Bersih atau Tidak Kotor Jumlah (n) Persentase (%)
106

1 Ya 96 96.0
2 Tidak 4 4.0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 151, distribusi responden menurut observasi
air bersih/tidak kotorsebanyak 96 responden atau 96% responden
yang memiliki air bersi/tidak kotor dan sebanyak 4 responden atau
4% yang tidak memiliki air berssih/tidak kotor.
j. Tidak Berbau
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkan Observasi Air Berbau. Dapat Dilihat Pada Tabel 152:
Tabel 152. Air Tidak Berbau

No. Air Tidak Berbau Jumlah (n) Persentase (%)


1 Ya 96 96.0
2 Tidak 4 4.0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 151, distribusi responden menurut observasi
air tidak berbau sebanyak 96 responden atau 96% responden yang
memiliki air tidak berbau dan sebanyak 4 responden atau 4% yang
memiliki air berbau.
k. Air Berasa enak
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkan Observasi Air Berasa enak. Dapat Dilihat Pada Tabel
153:
Tabel 153. Air Berasa enak

No. Air Berasa enak Jumlah (n) Persentase (%)


1 Ya 95 95.0
2 Tidak 5 5.0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
107

Berdasarkan tabel 153, distribusi responden menurut observasi


air berasa enak, sebanyak 95 responden atau 95% responden yang
memiliki air berasa enak dan sebanyak 5 responden atau 5% yang
tidak memiliki air berasa enak.
l. Air tidak Asin
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkan Observasi air tidak asin. Dapat Dilihat Pada Tabel 154:
Tabel 154. Air Tidak Asin

No. Air tidak Asin Jumlah (n) Persentase (%)


1 Ya 96 96.0
2 Tidak 4 4.0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 154, distribusi responden menurut observasi
air tidak asin, sebanyak 96 responden atau 96% responden yang
memiliki air tidak asin dan sebanyak 4 responden atau 4% yang
memiliki air senin.
m. Air tidak Licin
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkan Observasi air tidak licin. Dapat Dilihat Pada Tabel 155:

Tabel 155. Air Tidak Licin

No. Air tidak Licin Jumlah (n) Persentase (%)


1 Ya 96 96.0
2 Tidak 4 4.0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 154, distribusi responden menurut observasi
air tidak licin, sebanyak 96 responden atau 96% responden yang
108

memiliki air tidak licin dan sebanyak 4 responden atau 4% yang


memiliki air licin
n. Air tidak ada kuman
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkan Observasi air tidak ada kuman. Dapat Dilihat Pada
Tabel 156:
Tabel 156. Air tidak ada kuman

No. Air tidak ada kuman Jumlah (n) Persentase (%)


1 Ya 89 89.0
2 Tidak 11 11.0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 156, distribusi responden menurut observasi
air tidak ada kuman, sebanyak 89 responden atau 89% responden
yang memiliki air tidak ada kuman dan sebanyak 11 responden atau
11% yang memiliki air berkuman.
o. Status status Kualitas air
Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari
Berdasarkan Observasi status Kualitas air. Dapat Dilihat Pada Tabel
157:
Tabel 157. Status Kualitas Air

No. Status Kualitas Air Jumlah (n) Persentase (%)


1 Memenuhi syarat 88 88.0
2 Tidak memenuhi syarat 12 12.0
Total 100 100
Sumber : Data Primer (Agustus 2021)
Berdasarkan tabel 157, distribusi responden menurut observasi
status kualitas air, sebanyak 88 responden atau 88% responden yang
memenuhi syarat dan sebanyak 12 responden atau 12% yang
memenuhi syarat status kualitas air.
109

1. Laporan 10 Besar Penyakit Menurut Data Puskesmas Kandai


Tahun 2020
Tabel 158. Sepuluh Besar Penyakit Di Puskesmas Kandai
No Penyakit Jumlah Kasus (n)
1 ISPA 2941
2 Penyakit lain ISPA 892
3 Cepalgia 793
4 Penyakit Usus Lain 734
5 HT 725
6 V. Laceratum 704
7 Rhematik 667
8 DKA 474
9 Mialgia 412
10 Dislipidemia 335
Jumlah 8.667
Sumber : Profil Puskesmas Kandai Tahun 2020
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa penyakit-penyakit
yang menjadi permasalahan dalam kesehatan suatu individu atau
kelompok yang ada dimasyarakat Kelurahan Kandai, Kecamatan
Kandai, Tahun 2020. Penyakit yang paling tinggi kasusnya yaitu
Penyakit ISPA, yang mencapai 2941 kasus dan pada urutan ke-10 ada
Penyakit Mialgia mencapai 421 Kasus.

2. Analisis dan Prioritas Masalah


Setelah pengumpulan data primer selesai, akan dilanjutkan dengan
kegiatan tabulasi data dan analisis data. Dari data tabulasi dengan
menggunakan SPSS diperoleh gambaran tentang masalah-masalah
kesehatan yang ada di Kelurahan Kandai. Dari adanya masalah-masalah
kesehatan tersebut, maka akan ditentukan penilaian prioritas masalah
dari yang paling mendesak hingga tidak terlalu mendesak. Dalam
menentukan prioritas masalah, kelompok kami melakukannya dengan
menggunakan metode USG.
Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk
menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan
110

menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan


menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu yang memiliki total skor
tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Urgency adalah Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas
dikaitkan dengan waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan
waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu
tadi. Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness adalah Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan
masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu
tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang
sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah
lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang
berdiri sendiri. Seriousness dilihat dari dampak masalah tersebut
terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, dan
membahayakan sistem atau tidak.
3. Growth adalah Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan
makin memburuk kalau dibiarkan
Tabel 159. Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan di Kelurahan
Kandai Tahun 2021
Skor Hasil
No Masalah Rangking
U S G UxSxG
1 Kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai
4 4 5 80 I
pentingnya pemberian
ASI dan MP-ASI
2 Kurangnya pengetahuan 2 3 1 6 V
masyarakat mengenai
penggunaan garam
beryodium saat akan
111

ditaburkan ke makanan
3
Kepemilikan TPS yang
3 3 3 27 III
kurang memenuhi syarat
4 Kurangnya kesadaran
masyarakat akan bahaya
rokok, baik perokok
4 4 3 48 II
aktif maupun
dampaknya untuk
perokok pasif
5 Kurangnya kesadaran
masyarakat mengenai
3 3 2 18 IV
Program Keluarga
Berencana (KB)
Keterangan Skor :
5 : Sangat Tinggi
4 : Tinggi
3 : Sedang
2 : Rendah
1 : Sangat Rendah
Berdasarkan tabel metode USG yang digunakan pada tabel diatas,
maka didapatkan Prioritas Masalah Kesehatannya sebagai berikut:
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya
pemberian ASI dan MP-ASI
2. Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya rokok, baik perokok
aktif maupun dampaknya untuk perokok pasif
3. Kepemilikan TPS yang kurang memenuhi syarat
4. Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai Program Keluarga
Berencana (KB)
5. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan garam
beryodium saat akan ditaburkan ke makanan
Oleh karena itu, dalam kegiatan Brainstorming bersama masyarakat
Kelurahan Kandai, disepakati tiga (3) prioritas masalah kesehatan yang
lebih diutamakan yakni:
1. Masalah pentingnya pemberian ASI dan MP-ASI,
2. Bahaya rokok, dan
112

3. Kepemilikan TPS yang kurang memenuhi Syarat.

3. Alternatif Pemecahan Masalah


CARL merupakan sigkatan dari Capability, Assessibility, Readiness,
dan Leverage. Capability merupakan kemampuan sumber daya, dana,
alat dan sebagainya. Assessibility adalah kemudahan untuk diatasi
mudah/ tidak. Readiness merupakan kesiapan dari sumber daya manusia,
motivasi, kompetensi, kesiapan sasaran/masyarakat. Leverage merupakan
pengaruh masalah yang satu terhadap yang lain. Metode ini digunakan
untuk menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data
kualitatif dengan menentukan skor atas kriteria tertentu. Semakin besar
skor semakin besar masalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya pada
urutan prioritas. Penggunaan metode CARL untuk menetapkan prioritas
masalah dilakukan apabila pengelola program menghadapi hambatan
keterbatasan dalam menyelesaikan masalah. Penggunaan metode ini
menekankan pada kemampuan pengelola program. Tidak semua masalah
kesehatan akan mampu diatasi oleh Puskesmas maupun Dinas Kesehatan
Kabupaten. Untuk itu perlu dilakukan penentuan prioritas masalah
dengan menggunakan salah satu dari berbagai cara yang biasanya
digunakan. Metode CARL didasarkan pada serangkaian kriteria yang
harus diberi skor 0 – 10 (Tyas, 2018).
Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah diidentifikasi,
kemudian dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya. Bila ada
beberapa pendapat tentang nilai skor yang diambil adalah rerata. Nilai
total merupakan hasil perkalian: C x A x R x L, urutan ranking atau
prioritas adalah nilai tertinggi sampai nilai terendah (Tyas, 2018).
Kelebihan metode CARL adalah solusi yang relatif benyak,
bisa ditentukan peringkat atas masing-masing masalah sehigga dapat
diperoleh prioritas solusi yang akan dilakukan. Kekurangan metode
CARL meliputi: penentuan skor sangat subyektif sehingga sulit
distandarisasikan, penilaian atas masing-masing kriteria yang diskor
113

perlu kesepakatan agar diperoleh hasil maksimal dalam penentuan


peringkat (Suprapti, 2018).
Memprioritaskan alternatif pemecahan masalah dengan metode
CARL, berarti melihat alternatif tersebut melalui 4 cara pandang, yakni :
1. Capability, ketersediaan sumber daya seperti dana dan sarana
2. Accesibility, kemudahan untuk dilaksanakan
3. Readness, kesiapan dari warga untuk melaksanakan program tersebut
4. Leverage, seberapa besar pengaruh dengan yang lain.
Penentuan alternatif pemecahan masalah di Kelurahan Kandai
Kecamatan Kendari, yaitu :

Tabel 160. Alternatif Pemecahan Masalah Kesehatan Kelurahan Kandai


Kecamatan Kendari Tahun 2021
No Alternatif C A R L Total Rangking
1 Penyuluhan dan pembagian
leaflet mengenai pentingnya 4 4 4 5 320 I
ASI dan MP-ASI
2 Penyuluhan tentang garam
beryodium 4 2 2 4 64 V

3 Penyuluhan mengenai
Tempat Sampah serta
4 4 3 2 96 III
Pembuatan Tempat Sampah
biasa
4 Penyuluhan dan pembagian
poster mengenai bahaya 4 4 3 3 144 II
rokok
5 Penyuluhan mengenai KB
4 2 3 3 72 IV

Keterangan Skor :
114

5 : Sangat Tinggi
4 : Tinggi
3 : Sedang
2 : Rendah
Berdasarkan tabel metode CARL yang digunakan diatas, dapat
dirumuskan prioritas alternatif pemecahan masalah kesehatan di
Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari seperti yang tertera pada tabel
160 tersebut. Dalam pengambilan keputusan ketika Brainstorming
bersama masyarakat Kelurahan Kandai, berdasarkan kesepakatan
bersama untuk mengadakan program yang dapat menumbuhkan
kesadaran dari masyarakat sehingga masyarakat hanya menyetujui tiga
alternatif pemecahan masalah yaitu sebagai berikut:
Alternatif pemecahan masalah secara fisik:
a) Pembuatan tempat sampah.
Alternatif pemecahan secara non fisik:
a) Penyuluhan mengenai ASI dan MP-ASI dan Bahaya Rokok.
b) Pembagian leaflet mengenai pentingnya ASI dan MP-ASI dan
pamflet mengenai Bahaya Rokok.

4. Rencana Operasional Kegiatan (Planning Of Action)


POA merupakan program yang akan dilaksankan sesuai dengan
target yang telah di tetapkan sesuai dengan kemampuan dari pembuatan
POA. Berdasarkan penentuan alternative pemecahan masalah yang telah
ada, kami tetapkan POA sebagai berikut:
115
116

Tabel 161. Tabel Rencana Operasional Kegiatan (Plan Of Action)


TUJUA NAMA PENANGG WA TEMPA PELAKSAN SASARA TARG ANGGARA INDIKA EVALUA
N PROGR UNGJAWA KTU T AAN N ET N TOR SI
AM B KEBER
HASILA
N
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1.Untuk Penyuluh Mahasiswa PBL Kantor Mahasiswa Warga Anggaran Evaluasi
menged an dan PBL dan I kelurahan PBL kelurahan pribadi dilakukan
ukasi pembagia Dosen kandai peserta PBL pada PBL
masyara n leaflet Pembimbing II dan
kat mengenai Mengacu
mengen pentingny pada
ai a ASI format
penting dan MP- rencana
nya ASI operasiona
manfaat l
ASI dan
MP-ASI
bagi
bayi
2.Untuk Pembuata Mahasiswa PBL Kantor Mahasiswa Warga Anggaran Evaluasi
menged n drum PBL dan I kelurahan PBL kelurahan pribadi dilakukan
ukasi sampah DosenPembi kandai peserta PBL pada PBL
masyara mbing II dan
kat Mengacu
117

sekitar pada
mengen format
ai rencana
tempat operasiona
sampah l
yang
memen
uhi
syarat
3. Untuk Penyuluh Mahasiswa PBL SMA Mahasiswa Siswa (i) Anggaran Evaluasi
menged an PBL dan I Swasta PBL SMA pribadi dilakukan
ukasi mengenai Dosen DDI Swasta peserta PBL pada PBL
dan bahaya Pembimbing Kendari DDI II dan
member rokok dan Kendari Mengacu
ikan serta MTSN 2 dan MTSN pada
kesadar pembagia Kendari 2 Kendari format
anbagi n rencanaop
masyara pamphlet erasional
kat akan
bahaya
rokok
118

B. Pembahasan
1. Cakupan Kesehatan Masyarakat Di Kelurahan Kandai
Cakupan masyarakat ini meliputi dari Krakteristik Responden,
karakteristik social ekonomi, akses pelayanan kesehatan, Program
Indonesia sehat melalui keluarga ( PIS-PK), KIA dan Imunisasi, gizi
kesmas yang meliputi penggunaan garam beryodium, pola konsumsi,
status gizi, mortality ( angka kematian ), sanitasi dan sumber air minum,
gangguan kesehatan dan yang terakhir yaitu lembar observasi yang
berupa observasi rumah sehat, sarana air bersih terkhusus sumur gali,
jamban keluarga, SPAL, Pengelolaan sampah dan kualitas air.
a. Karakteristik Responden
Dari hasi data jumlah sampel sebanyak 100 orang di antaranya
Laki-laki sebanyak 82 dan Perempuan sebanyak 18 ini menunjukan
bahwa jumlah kepala rumah tangga terbanyak terdapat pada laki –
laki. Sedangkan, dalam pengambilan sampel jika dalam satu rumah
terdapat lebih dari satu kepala keluarga, maka hanya satu anggota
keluarga yang menjadi responden ( Ibu ). Status responden yang
palng banyak yaitu kawin dengan jumlah 79 responden. Masyarakat
di kelurahan Kandai pekerjaan terbanyak Menurut responden yaitu
ibu rumah tangga ini di karenakan dalam pengambilan sampel yang
menjadi responden adalah ibu-ibu. Sedangkan menurut data anggota
keluarga pekerjaan terbanyak yaitu wiraswasta/pemilik
salon/bengkel. Untuk kepala rumah tangga mayoritas bekerja sebagai
wiraswasta ( 22 % ). Sedangkan tingkat pendidikan responden
paling banyak di tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas) sebanyak
45 orang ( 45% ). Menurut tabel anggota keluarga tingkat pedidikan
terakhir yang di tamatkan berada pada tingkat SMA (45 orang /
45%).
b. Karakteristik Sosial Ekonomi
Mayoritas Masyarakat di kelurahan Kandai merupakan
masyarakat dengan ekonomi menengah rata-rata penghasilan
119

masyarakat di atas Rp. 1500.000 perbulan sedangkan penghasilan


rutin rumah tangga sebanyak Rp. 1000.000 dan jenis rumah tiap
reponden yang paling banyak rumah permanen ( 70 % ). Dengan
status kepemilikan rumah sendiri ( 63 % ).
Sehingga Penduduk Kelurahan Kandai dapat digolongkan ke
dalam masyarakat berekonomi menengah ke bawah. Hal ini tentu
saja akan berpengaruh dengan tingkat kesejahteraan mereka. Tingkat
kesejahteraan yang cenderung rendah dapat mempengaruhi
kebiasaan hidup mereka sehari-hari dan dapat mengakibatkan
timbulnya masalah-masalah lain. Masalah yang muncul yaitu
banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan
banyaknya rumah yang tidak memiliki SPAL.
c. Akses Pelayanan Kesehatan
Akses pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor
pendukung yang dapat memelihara bahkan meningkatkan status
kesehatan. Selain merupakan salah satu faktor pendukung, hal ini
juga dapat menjadi faktor penghambat jika dalam pelayanan atau
akses ke tempat pelayanan kesehatan tersebut dirasa buruk oleh
masyarakat.
Pusat pelayanan kesehatan terdekat yang terdapat di kelurahan
Kandai adalah Puskesmas Kandai. Sehingga hal yang pertama kali
dilakukan jika anggota keluarga sakit adalah pergi ke puskesmas
(84,0%) . Di samping itu, terdapat 46 responden atau sebesar 46 %
berpendapat bahwa perilaku dokter dan perawat di puskesmas
tersebut memuaskan dan terdapat 52 responden atau sebesar 52 %
yang berpendapat waktu tunggu di puskesmas tersebut tidak
memuaskan. Hal inilah yang membuat sebagian besar penduduk
kelurahan Kandai lebih memilih meminta bantuan ke puskesmas jika
mengalami masalah kesehatan (Megatsari, Laksono, Ridlo, Yoto, &
Azizah, 2018).
120

d. Program Indonesia Sehat Melalui Pendekatan Keluarga Berencana


( PIS-PK )
Program indonesia sehat merupakan salah satu program dari
Agenda ke-5 Nawa cita, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia. (DEPKES,2017).
Sasaran dari program indonesia sehat adalah meningkatnya
derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan
finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai
dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu : (1) meningkatnya
status kesehatan dan gizi ibu dan anak. (2) meningkatnya
pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal
dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan
universal melalui kartu ndonesia sehat dan kualitas pengelolaan
SJSN kesehatan, (5) terpenuhnya kebutuhan tenaga kesehatan, obat
dan vaksin, serta (6) meningkatnya responsivitas system kesehatan.
(DEPKES,2017)
1) Program Keluarga Berencana (KB)
Program keluarga berencana adalah upaya untuk mengatur
kelahiran anak jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan melalaui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas. (Undang-undang RI No. 52 tahun 2009).
Program KB di indonesia diatur dalam undang-undang no
10 thn 1992, yang dijalankan dan diawasi oleh badan
kependudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN).
Wujud dari program keluarga berencana adalah pemakaian alat
kontrasepsi untuk menunda atau mencegah kehamilan. Berikut
alat kontrasepsi yang paling sering digunakan yaitu :
121

a) Kondom
b) Pil KB
c) IUD
d) Suntik
e) Kb implan/susuk
f) Vasektomi dan tubektomi (Kb permanen)
Manfaat keluarga berencana (Herowati & Sugiharto,
2019) :
a) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
Di indonesia sekitar 20% insiden kehamilan yang tidak
direncatakan atau diinginkan dari total jumlah kehamilan
yang tercatatat pada populasi pasangan menikah. Dimana
ini menandakan bahwa akses dan informasi dan
pengetahuan mengenai kontrasepsi masih tergolong rendah.
b) Mengurangi risiko aborsi
Hukum di indonesia menyatakan bahwa aborsi adalah
tindakan ilegal dengan beberapa pengecualian tertentu
dimana tindak aborsi diatur dalam uu no. 36 thn 2009
tentang kesehatan dan peraturan pemerintah no. 61 thn 2014
tentang kesehatan reproduksi.
c) Menurunkan angka kematian ibu
Data kolaborasi BPS dan UNICEF indonesi
melaporkan, anak perempuan usia 10-14 tahnu berisiko
lima kali lebih besar untuk meninggal saat masih hamil
maupun selama persalinan akibat komplikasi daripada
perempuan yang hamil di usia 20-24 tahun.
d) Mengurangi angka kematian bayi
Berbagai laporan penelitian mengatakan bahwa bayi
yang dilahirkan oleh perempuan berusia sangat belia
memiliki risiko kematian dini lebih tinggi daripada ibu yang
berusia lebih tua. Hali ini terjadi karena janin bersaig untuk
122

mendapatkan asupan gizi dengan tubuh ibunya yang


nonatabene juga sama-sama masih dalam tahap tumbuh
kembang. Bayi yang tidak mendapatkan cukup asupan gizi
dan darah bernutrisi akan terhambat atau bahkan gagal
berkembang dalam kandungan
e) Membantu mencegah HIV/AIDS
Pada wanita maupun laki-laki, kontrasepsi dapat
mengurangi risiko penyebaran virus HIV dari ibu yang
terinfeksi keoada bayi dimana rsisko bayi terinfeksi HIV
setelah dilahirkan akan menurun.
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pada saat
PBL 1 di kelurahan Kandai sebagian besar masyarakat tidak
mengikuti program keluarga berencana (KB) dengan jumlah
56% dikarenakan banyak masyarakat yang tidak cocok
dengan penggunaan KB mereka mengalami masalah yaitu
sebagian mengalami menstruasi yang berlebihan,
pendarahan yang tidak teratur dan juga volume darah haid
yang banyak yang dikeluhkan oleh pengguna kontrasepsi
termaksut pil, dan IUD (Spiral). Kemudian ada juga yang
mengalami mual, muntah yang berlebihan serta mengalami
obesitas. Dan untuk beberapa masyarakat yang memakai
KB (Keluarga Berencana) dengan jumlah 44% mereka
beranggapan bahwa dengan penggunaan KB ini akan
membatasi jumlah kelahiran anak dan tidak mengalami efek
samping dari penggunaan KB.
2) Persalinan Di Fasilitas Kesehatan
Permenkes No. 97 tahun 2014 Pasal 14 Ayat 1 yang
berbunyi persalianan harus dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan (Fasyankes) tidak berarti adanya larangan bidan untuk
melakukan persalinan diluar Fasyankes. Peraturan presiden No.
61 tahun 2014 pasal 16 ayat 4 mengatakan bahwa bidan justru
123

dapat melakukan persalinan diluar Fasyankes, jika di Fasyankes


tersebut sulit dijangkau oleh warga (Adhiyatma, Agustin, &
Sahara, 2016).
Ketentuan persalinan harus dilakukan difasilitas pelayanan
kesehatan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam
menjaga kesehatan ibu dan mengurangi angka kematian ibu.
Disamping adanya pengecualian pada kondisi tertentu dapat
dilakukan diluar Fasyankes. Selain itu, pada Pasal 14 Ayat 2 dan
Ayat 3 menjelaskan adanya 5 aspek dasar dalam persalinan yang
merupakan bagian dari standar asuhan persalinan normal (APN).
Yakni, membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan
sayang bayi, pencegahan infeksi, pencatatan (rekam medis),
asuhan persalinan, dan rujukan pada kasus komplikasi ibu dan
bayi baru lahir, semua aspek tersebut hanya dapat dilakukan di
Fasyankes. Kemudian Permenkes No 97 tahun 2014 tidak
memiliki ketentuan sanksi apalagi sanksi pidana yang
ketentuannya hanya ada di UU dan peraturan daerah. Tidak
Dicantumkannya sanksi dalam Permenkes ini dilatarbelakangi
bahwa substansi pengaturan hanya berisi program—program
kebijakan pemerintah. Tujuannya menjaga kesehatan ibu dan
mengurangi angka kematian ibu. Yang artinya, substansi dalam
Permenkes merupakam tanggung jawab pemerintah dan
pemerintah daerah pada pelayanan kesehatan ibu (Adhiyatma,
Agustin, & Sahara, 2016).
Masyarakat wilayah Kandai (ibu-ibu), sebanyak 67 orang
(67%) sudah melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, agar
mudah ditangani oleh petugas kesehatan dan tidak mengalami
gangguan pada saat kontraksi serta ibu hamil dan bayi dapat
secara cepat dan tepat mendapatkan pelayanan pertolongan
persalinan sesuai standar, mengenali secara dini tanda-tanda
bahaya kehamilan, persalinan dan nifas dan mendapatkan
124

pertolongan pertama gawat darurat dan cepat sebagai persiapan


upaya rujukan ketingkat pelayanan yang lebih tinggi. Dan
sebanyak 18 orang (18%) belum melakukan persalinan di
fasilitas kesehatan dikarenakan biaya dan lebih memilih untuk
melakukan persalinan didukun yang lebih dekat dan biaya yang
murah.
3) Imunisasi Dasar Lengkap
Data dari direktorat pencegahan dan pengendalian penyakit
kementrian kesehatan (Kemenkes) RI menunjukan sejak 2014-
2016, terhitung sekitar 1,7 juta anak belum mendapatkan
imunisasi atau belim lengkap status imunisasinya. Pemberian
imunisasi disesuaikan dengan usia anak. Untuk imunisasi dasar
lengkap baik berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi
hepatitis B (HB-0), usia s1 bulan (satu) diberikan (BCG dan
polio satu), usia 2 (dua) bulan diberkan (DPT-HB-HIB satu dan
polio dua), usia 3 (tiga) bulan diberikan (DPT-Hb-Hib dua dan
polio tiga), dan usia 4 (empat) bulan diberikan (DPT-Hb-Hib
tiga, polio empat dan IPV atau polio suntik), dan usia 9
(sembilan) bulan diberikan campak atau MR (Dampas, 2014).
Vaksin hepatitis B (Hb) diberikan untuk mencegah penyakit
hepatitis B yang dapat menyebabkan pengerasan hati yang
berujung pada kegagalan fungsi hati dan kanker hati. Imunisasi
BCG diberikan guna mencegah penyakit Tuberkulosis.
Imunisasi polio tetes diberikan empat kali pada usia satu bulan,
dua bulan, tiga bulan, daan empat bulan untuk mencegah
lumpuh layu. Imunisasi polio suntik diberikan satu kali pada
usia empat bulan agar kekebalan yang terbentuk semakin
sempurna.
Imunisasi campak diberikan untuk mencegah penyakit
campak yang dapat mengakibatkan radang paru berat
(Pneumonia), diare atau menyerang otak. Imunisasi Mr
125

diberikan untuk mencegah penyakit campak sekaligus rubella.


Vaksin DPT-Hb-Hib diberikan guna mencegah enam penyakit
yakni difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, serta Pneumonia
(radang paru) dan meningitis (radang selaput otak) yang
disebabka infeksi kuman Hib.
Di kelurahan Kandai bayi / anak mendapatkan imunisasi
dasar lengkap sebanyak 62 orang (62.0%), Sudah melakukan
imunisasi dasar lengkap mereka beranggapan bahwa dengan
melakukan imunasasi secara lengkap anak-anak bisa terhindar
dari berbagai penyakit dan anak menjadi sehat dan tidak mudah
sakit. Adapun untuk yang tidak melakukan imunisasi dasar
lengkap yaitu 3 orang (3.00%), ini disebabkan karena sebagian
anak-anak nya masih berusia beberapa bulan dan baru lahir dan
terdapat 35 responden yang tidak di tanyai karena belum
memiliki bayi.
4) Bayi mendapatkan ASI Eksklusif
Asi Eksklusif menurut WHO (2017) adalah pemberian
hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan kecuali obat dan
vitamin. Namun, bukan berarti setelah pemberian ASI Eksklusif
dihentikan, tetapi tetap diberikan kepada anak sampai berusia 2
tahun. Bayi yang diberikan ASI Eksklusif memiliko risiko lebih
kencil untuk terkena penyakit dibandingkan dengan bayi yang
tidak ASI Eksklusif karena bayi mendapatkan ASI Eksklusif
tidak terkena kontaminasi dari makanan lain. Dampak negatif
yang dapat terjadi jika tidak diberikan ASI yang Eksklusif
adalah memiliki risiko terkena diare. Karena diare 3,94 kali
lebih besar dibandingkan bayi yang mendapat ASI Eksklusif
(Agustia & Machmud, 2019).
Profil kesehatan indonesia tahun 2015 menunjukan cakupan
pemberian ASI Eksklusif di indonesia masih rendah, presentasi
126

bayi yang menyusu ASI Eksklusif 0-6 bulan sebanyak 55,57%.


Dibandingkan dari profil data kesehatan indonesia tahun 2011,
cakupan pemberian ASI Eksklusif terlihat menurun dari 61,5%
menjadi 55,7% di tahun 2015. Hal ini disebabkan keseadaran
masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI
Eksklusif masih relatif rendah.
Adapun manfaat dari ASI Eksklusif yaitu :
1) Sebagai nutrisi lengkap
2) Meningkatkan ketahanan tubuh
3) Meningkatkan kecerdasan mental dan emosional yang stabil
serta spiritual yang matang diikuti perkembangan sosial yang
baik
4) Gigi langit dan rahang tumbuh secara sempurna
5) Memiliki komposisi lemak dan karbohidrat, kalori, protein
dan vitamin
6) Perlindungan alergi karena dalam ASI menggunakan
Antibodi memberikan rangsan intelegensi dan saraf
7) Meningkatakan kesehatan dan kepandaian secara optimal.

Peran keluarga dalam pemberian ASI Eksklusif :


1) Dukung ibu dalam pemberian ASI Eksklusif
2) ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi
3) Dukung ibu untuk memenuhi nutrisi dengan mengkomsumsi
makan-makanan yang bergizi
4) Pastikan ibu mendapat istirahat yang cukup
5) Ciptakan suasana rumah yang tenang dan damai

Di kelurahan Kandai untuk yang menyusui bayi nya yaitu


sebanyak 89 orang (89.0%) yang sudah memberikan ASI
Eksklusif kepada anaknya berarti tingkat pengetahuan ibu
mengenai ASI Eksklusif sudah tinggi. Sedangkan yang tidak
127

menyusui anaknya yaitu 19 orang (19,0%) ini disebabkan


karena sebagian ibu mengatakan bahwa air susu mereka tidak
mudah keluar pada saat anak nya lahir untuk itu diberikanlah
susu formula.
5) Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan di posyandu
Pemantauan pertumbuhan Balita diatur dalam peraturan
menteri kesehatan republik indonesia no. 66 tahun 2014 tentang
pemantauan perumbuhan perkembangan dan gangguan tumuh
kembang anak yaitu pada pasal 1 ayat 3 berbunyi balita adalah
anak umur 12-59 bulan. Pasal 1 ayat 5 menjelaskan arti
pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan inter seluler yang berarti bertambahnya ukuran fisik
dan struktur sebagian atau keseluruhan sehingga dapat di ukur
dengan satuan panjang dan berat (Febry, 2015).
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dapat
dilakukan di posyandu. Posyandu merupakan salah satu bentuk
upaya kesehatan masyarakat bersumber daya masyarakat dalam
bentuk UKBM yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat untuk memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan
kesehatan dasar bagi ibu, bayi dan anak balita (Febry, 2015).
Di wilayah Kandai untuk balita sendiri pemantauan
pertumbuhan di posyandu telah dilakukan sebanyak 86 orang
(86,0%). Pemantauan yang dilakukan pun yaitu diukur tinggi
badannya, diukur berat badannya dan pemberian imunisasi oleh
tenaga kesehatan. Sedangkan anak yang tidak melakukan
pemantauan pertumbuhan di posyandu disebabkan karena
kurangnya pengetahuan kepadaa masyarakat mengenai
pentingnya memeriksakan anak di pelayanan kesehatan
(Posyandu).
128

6) Keluarga yang menderita Tuberkulosis Paru


Tuberkulosis paru (TB) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh bacteri mycrobacterium tuberculosis (Jaya &
Mediarti, 2017. Sebagian besar bacteri mycrobacterium
tuberculosis menyerang organ paru-paru (80%), sedangkan 20%
lainnya menyerang organ diluar paru-paru. Tuberkulosis masih
merupakan masalah kesehatan di dumia, yang menempati urutan
kedua sebagai penyakit infeksi penyebab kematian terbanyak
setelah Human Imunodeficiency Virus (HIV). Di wilayah
Kandai untuk penderita tuberkulosis paru (TB paru) yaitu 6
orang (6,0%). Dan sebagian masyarakat tidak terkena atau
terjangkit dari penyakit tersebut.
7) Penderita hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi diartikan sebagai
peningkatan tekanan darah secara terus-menerus sehingga
melebihi batas normal. Hipertensi sering dikatakan sebagai
silent killer, karena memasuki penyakit yang mematikan tanpa
disertai dengan gejala-gejala terlebih dahulu sebagai peringatan
bagi korbannya. Hipertensi merupakan penyakit yang kerap
dijumpai di masyarakat dengan jumlah penderita yang terus
meningkat setiap tahunnya (Ansar & Dwinata, 2019).
Berdasarkan pendataan yang kami lakukan di wilayah
Kandai jumlah penderita hipertensi yaitu 28 orang (28,0%) hal
ini disebabkan karena penggunaan garam yang berlebihan dalam
sehari. Adapun yang tidak menderita hipertensi yaitu 72 orang
atau (72,0%) yang menjaga kadar darah normal nya.
8) Mengalami gangguan jiwa
Gangguan jiwa merupakan suatu syndrome perilaku, yang
berkaitan dengan gejala penderitaan, keterbatasan,
ketidakmampuan dalam menjalankan fungsi penting manusia
sehingga dapat menimbulkan stigma. Stigma adalah persepsi
129

negatif, perasaan, emosi dan sikap menghindar dari masyarakat


yang dirasakan keluarga sehingga menimbulkan konsekuensi
baik secara emosional, sosial, interpersonal dan finansial
(Norma & Ririanty, 2019). Berdasarkan pendataan yang kami
lakukan jumlah penderita gangguan jiwa di wilayah Kandai
yaitu 1 orang (1,0%) mengalami ganngguan jiwa ini disebabkan
karena mengalami stress yang berlebihan.
9) Merokok
Merokok merupakan kebiasaan yang memiliki daya
merusak cukup besar terhadap kesehatan. lingkungan asap rokok
adalah penyebab berbagai penyakit, pada perokok aktif maupun
perokok pasif. Merokok merupakan faktor risiko terjadinya
beberapa jenis penyakit. Berdasarkan pendataaan yang kami
lakukan di wilayah Kandai untuk penggunaan rokok sendiri
jumlah perokok yaitu 61 orang (61,0%) dengan presentasi
100%. Alasan mereka merokok ada berbagai faktor yaitu
meningkatkan stamina dalam bekerja, menghilangkan cape. Dan
ada juga perilaku merokok yang dilakukan di dalam rumah
yanng banyak ditemukan ketika kami melakukan pendataan di
rumah-rumah warga.
10) Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN)
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di
Indonesia merupakan bagian dari sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional ini
diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial
yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang
No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi
dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak.
130

Berdasarkan pendataaan yang kami lakukan di wilayah


Kandai untuk penganggotaan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) yaitu 73 orang (73%) dari persentase 100 % menjadi
anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
11) Akses Sarana Air Bersih
Air merupakan salah satu komponen lingkunga hidup yang
sangat penting untuk perkembangan dan pertumbuhan tidak
hanya bagi manusia, tetapi juga bagi makhluk hidup lainnya.
Selanjutnya, dalam pasal 1 ayat 3 dan 4 Undang-Undang (UU)
No. 11 Tahun 1974 tentang pengairan, definisi air adalah semua
air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber-sumber
air baik yang terdapat di atas maupun di bawah permukaan
tanah. Penyediaan air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
merupakan salah satu agenda penting dalam menjamin
kebutuhan dasar masyarakat. Sayangnya, meskipun secara
potensial ketersediaan air bersih relatif melimpah, masih sering
dijumpai masyarakat yang mengalami kesulitan dalam
mengakses dan memenuhi kebutuhan air bagi kehidupan sehari-
hari.
Berdasarkan pendataaan yang kami lakukan di wilayah
kandai untuk akses sarana air bersih sendiri yaitu 96 orang (96
%) mempunyai akses sarana air bersih. Sedangkan yang tidak
memiliki akses sarana air bersih yaitu 4 orang (4%) untuk
memenuhi kebutuhan air bersih mereka harus membeli air
bersih.
12) Buang Air Besar (BAB) Menggunakan Jamban
Permasalahan pembangunan sanitasi di Indonesia
merupakan masalah tantangan sosial-budaya, salah satunya
adalah perilaku penduduk yang terbiasa Buang Air Besar (BAB)
di sembarangan tempat. Perilaku buang air bersih (BAB) di
sembarang tempat dan cenderung tidak memanfaatkan jamban
131

tersebut merupakan salah satu kebiasaan yang dimiliki individu


akibat dari meniru perilaku orang-orang di sekitarnya.
Berdasarkan pendataaan yang kami lakukan di wilayah
kandai untuk Buang Air Besar (BAB) menggunakan jamban
yaitu 97 keluarga (97%). Sedangkan, 3 keluarga (3%) yang
tidak menggunakan jamban melakukan aktifitas buang air besar
pada jamban cemplung yang dibuat dipinggir laut.
e. KIA/KB dan IMUNISASI
1) Pelayanan kesehatan Kesehatan Ibu dan Anak
Pelayanan Kesehatan adalah keseluruhan jenis pelayanan
dalam bidang kesehatan dalam bentuk upaya peningkatan taraf
kesehatan, diagnosis dan pengobatan dan pemulihan yang di
berikan pada seseorang atau kelompok masyarakat dalam
lingkungan sosial tertentu. Definisi pelayanan kesehatan
menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub
sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan
kesehatan ) dengan sasaran masyarakat. Indikator derajat
kesehatan dapat dinilai dari angka kematian bayi (AKB), angka
kematian ibu (AKI), umur harapan hidup dan angka kematian
balita (Depkes Rl, 1991). OIeh karena itu, persalinan ibu harus
mendapatkan fasilitas dan partisifasi seperti tenaga profesional,
pelayanan kesehatan, partisipasi masyarakat setempat dan
lainnya.
Posyandu merupakan salah satu sarana peran serta
masyarakat dalam usaha peningkatan kesehatan masyarakat.
Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan
dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait.
(Departemen Kesehatan RI. 2006). Posyandu adalah pusat
kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan
keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267).
132

Di kelurahan Kandai sendiri pusat pelayanan kesehatan


berada di Puskesmas Kandai, selain itu terdapat juga posyandu
di masing – masing unit kelurahan. Di keluarahan Kandai
posyandu-nya bersifat aktif. Posyandu tersebut dikelola oleh
kader posyandu. Jadwal pelaksaan posyandu rutin dilakukan
setiap tanggal 17 setiap bulannya yang di laksanakan di Kantor
Keluarahan Kendari Caddi. Pelaksaan posyandu sudah sangat
baik karena peran serta masyarakat dalam memanfaatkan
pelayanan posyandu sudah sangat baik.
Berdasarkan hasil pendataan dari 100 quisoner, terdapat 67
responden yang masuk dalam kategori memiliki balita dan
sedang hamil. Ada 38 responden yang memeriksakan kehamilan
ke petugas kesehatan dan 2 tidak memeriksakan kehamilan dari
38 responden yang memeriksakan kehamilan, rata – rata
menerima pelayanan seperti ditimbang berat badan, diukur
tekanan darahnya, di ber tablet penambah darah, diberikan
penyuluhan oleh petugas kesehatan, dll.
Namun ada beberapa ibu hamil yang memeriksakan
kehamilan ke dukun dengan alasan untuk di urut perutnya.
Namaun hal ini justru tidak diajurkan oleh petugas kesehatan
karena terdapat banyak kasus yang ditemukan oleh petugas
kesehatan saat melakukan persalinan, terbelit oleh tali pusar.
Secara medis tidak dibenarkan ibu hamil melakukan urut perut
kepada dukun bersalin. Hal ini karena dukun bersalin hanya
mengandalkan telapak tangan saat urut.
Dukun bersalin tidak memiliki peralatan deteksi yang
memadai sehingga tidak mengetahui posisi bayi di dalam
kandungan. Secaras biologis, katanya, janin dalam kandungan
akan bertumbuh sesuai fasenya. Dengan demikian, tidak perlu
dipaksakan dukun bersalin mengurut dan merubah posisi janji.
Hal ini berdampak fatal saat melahirkan.
133

Berdasarkan pengalaman persalinan terakhir, semua


responden melakukan proses persalinan di fasilitas kesehatan
yang dibantu oleh bidan dan dokter spesialis.
2) Ketercapaian Imunisasi
Menurut World Health Organization (WHO), pendekatan
kesehatan primer mencakup lima jenis perawatan yaitu
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, suportif. Salah satu
preventifnya adalah imunisasi. Imunisasi adalah proses untuk
membuat seseorang kebal atau resisten terhadap penyakit
infeksi, biasanya dengan menggunakan vaksin tertentu. Vaksin
menstimulasi sistem imun tubuh untuk menjaga seseorang dari
infeksi atau penyakit yang akan datang. Imunisasi telah menjadi
bagian penting dari kesehatan masyarakat dan pencegahan
penyakit namun tetap menjadi topik yang kontroversial di
masyarakat kita saat ini. Tujuan dari imunisasi adalah untuk
mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan
menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari
dunia seperti pada imunisasi cacar. Imunisasi telah berkontribusi
pada peningkatan kualitas hidup (Ramdani, 2020).
Ketercapaian imunisasi bagi anak balita adalah salah satu
cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Imunisasi dapat membentuk pertahanan tubuh
terutama terhadap penyakit menular, selain itu dapat membentuk
kekebalan kelompok atau herd immunity (Ramdani, 2020).
Berdasarkan data yang telah di peroleh, terdapat 86 dari 100
responden yang memiliki kecapaian imunisasi lengkap serta ada
14 responden yang tidak memenuhi kecapaian imunisasi
dikarenakan alasan anak sakit dan tidak sempat karena
bertepatan dengan hari raya. Berdasarkan data tersebut dapat
dikatakan kecapaian imunisasi di Kelurahan Kandai sudah
134

memenuhi dan pelaksaan posyandu sudah sangat baik serta


antusias masyarakat sudah sangat baik.
f. Gizi Kesehatan Masyarakat
Penggunaan Garam Beryodium
Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan
sumber daya manusia dan kualitas hidup untuk itu program
perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi
pangan, agar terjadi perbaikan status gizi masyarakat. Masalah gizi
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan
penanganan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan
untuk, mengatasi masalah diperlukan pengetahuan dan keterampilan
yang cukup bagi ahli gizi di masyarakat memerlukan kebijakan dari
setiap anggota masyarakat untuk memperoleh makanan dalam
jumlah yang cukup dan terjamin mutunya (Gunawan, Fadlyana, &
Rusmil, 2011). Adapun salah satu masalah gizi di indonesia yaitu
mengenai gangguan akibat kekurangan Yodium (GAKY). Garam
sehat adalah garam komsumsi dengan kandungan yodium minimal
30 ppm (part/million/bagian/seribu ) dan dianjurkan mengkomsumsi
garam beryodium 6p10 gram/perhari. Dipasaran terdapat 3 jenis
garam diantaranya yaitu garam halus, garam briket dan garam curah.
Dari segi kualitas, maka garam halus adalah garam yang paling
bagus, kemudian garam briket dan yang terakhir garam curah
(Syafikri, 2020).
Berdasarkan tingkat pengetahuan masyarakat di wilayah Kandai
terkait dengan pengetahuan mengenai garam beryodium 85 orang
responden mengetahui garam beryodium dan 15 orang lainnya tidak
mengetahui garam beryodium. Adapun untuk penggunaan garam
yodium untuk komsumsi masyarakat sebanyak 96 orang yang
menggunakan garam tersebut dan yang tidak menggunakan garam
beryodium terdapat 4 orang dikarenakan menggunakan garam
produksi sendiri. Dengan jenis garam yang dipakai yaitu curah/kasar
135

yaitu 88 orang , yang menggunakan garam halus yaitu 21 orang,


yang menggunakan garam briket/bata yaitu 2 orang, dan yang
menjawab lainnya adalah 10 orang.
Masyarakat di kelurahan Kandai memperoleh / membeli garam
beryodium kebanyakan membeli garam yodium di pasar sebanyak 61
orang, yang membeli di warung yaitu 34 orang, yang membeli di
pedagang keliling sebanyak 1 orang, ada juga yang diberikan oleh
tetangga / keluarga yaitu 1 orang, dan yang menjawab lainnya
sebanyak 3 orang. Cara penggunaan garam beyodium tersebut
hampir sebagian masyarakat menggunakan garam tersebut dicampur
dengan bahan makanan saat di masak yaitu 68 orang dan yang
mencampur bahan makanan sebelum di masak yaitu 15 orang dan
dicampur dengan bahan makanan setelah di masak yaitu 17 orang.
Penggunaan garam beryodium yang baik dan benar adalah
dengan mencampur garam beryodium saat masakan sudah masak
agar kandungan yodium dalam garam tersebut tidak hilang. Adapun
untuk akibat jika kekurangan iodium berdasarkan pengetahuan
masyarakat di kelurahan Kandai sebagian besar masyarakat
mengatakan akibatnya yaitu dapat terjadi gondok dengan jumlah 52
orang, dan yang menjawab tidak tahu yaitu 42 orang dikarenakan
kurangnya pengetahuan mengenai garam beryodium.
g. Mortality
Mortality atau kematian merupakan fakta biologis, akan tetapi
kematian juga memiliki dimensi sosial dan psikologis. Secara
biologis kematian merupakan berhentinya proses aktivitas dalam
tubuh biologis seorang individu yang ditandai dengan hilangnya
fungsi otak, berhentinya detak jantung, berhentinya tekanan aliran
darah dan berhentinya proses pernafasan.Tingkat kematian yang
terjadi di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari selama satu Tahun
Terakhir menurut anggota Rumah Tangga, dari 100 responden ada 7
136

anggota keluarga mengalami Kematian dan rata-rata yang meninggal


itu dari laki-laki ada 5 orang dan untuk perempuannya ada 2 orang.
Salah satu faktor penyebabnya yaitu ada 5 orang yang sakit dan
2 orang meninggal tanpa sebab. Dari 7 oarng tersebut ada yang
menderita penyakit usia, kecelakaan, dan stroke.
h. Sanitasi dan Sumber Air Minum
Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah
suatu usaha yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik
yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal
yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik,
kesehatan, dan kelangsungan hidup.
Menurut keputusan menteri kesehatan republik indonesia
nomor :965/menkes/sk/xi/1992, pengertian sanitasi adalah segala
upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi
yang memenuhi persyaratan kesehatan. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia (kbbi), sanitasi yaitu usaha untuk membina dan
menciptakan suatu keadaan yang baik dibidang ksehatan,
terutama kesehatan masayarakat.
Dari beberapa pengertian sanitasi di atas dapat diambil
pengertian sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit
dengan melenyapkan atau mengendalikan faktor-faktor
risikolingkungan yang merupakan mata rantai penularan penyakit.
Selanjutnya, wijono menyatakan bahwa sanitasi merupakan
kegiatan yang mempadukan (colaboration) tenaga kesehatan
lingkungan dengan tenaga kesehatan lainnya. Sedangkan menurut
notoadmojo, sanitasi itu sendiri merupakan perilaku disengaja
dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah
manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan
berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia.
137

Berdasarkan data dari 100 responden yang diperoleh, sumber


air minum utama penduduk di Kelurahan Kandai kecamatan Kendari
berasal dari air isi ulang/refill yaitu sebanyak 55 responden, alasan
memilih air isi ulang/refill tersebut karena sumber air yang ada di
kelurahan Kandai ini airnya rata-rata berkapur. Adapun yang
memasak air sebelum diminum ada 70 responden dan yang tidak
memasak air sebelum di minum ada 30 responden, alasan penduduk
tidak memasak air sebelum di minum ada 11 responden menurut
mereka air yang di konsumsi sudah aman, 11 responden mengatakan
air sudah bersih tidak usah di olah lagi, ada 6 responden mengatakan
makan waktu kalau di masak, 25 responden menjawab lainnya dan
45 responden mengatakan malas.
Untuk masalah jamban di Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari yang memiliki jamban ada 97 responden dan yang tidak
memiliki jamban ada 3 responden, alasan 3 responden tidak
memiliki jamban karena 3 responden ini rata-rata tinggal di pesisir,
dan lebih mudah buang air besar di laut ketimbang membuat jamban.
Jenis jamban yang di gunakan ada 97 responden yang memiliki
sendiri dengan septink.
Untuk masalah sampah di Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari, yang memiliki tempat sampah ada 94 responden dan yang
tidak memiliki ada 6 responden, dari 6 responden alasan tidak
memiliki tempat sampah karena mengeluarkan biaya untuk membeli
tempat sampah dan jenis tempat sampah yang di gunakan yaitu
wadah tidak tertutup ada 34 responden, wadah tertutup ada 48 orang,
1 orang tidak ditanyai, kantong plastik 11 orang, lubang tertutup 1
orang, tempat terbuka 1 orang, dan 2 orang yang sampahnya
diangkut oleh petugas sampah serta 2 orang menjawab lainnya.
Untuk pengolaan sampahnya ada 4 responden membuang sampahnya
di laut,alasannya karena lebih dekat dari perumahannya, 35 orang
tidak ditanyai, 13 orang yang membung ke pekarangan, 22 orang
138

yang membakar sampahnya, 12 orang yang membuang ke sungai,


dan 14 orang menjawab lainnya.
Untuk masalah bahan bakar utama untuk memasak di Kelurahan
Kandai Kecamatan Kendari ada 82 responden yang menggunakan
gas, 5 responden yang menggunakan minyak tanah, 3 responden
yang menggunakan arang, dan 10 responden yang menggunakan
kayu, alasan menggunakan minyak tanah dan kayu karena lebih
murah.
i. Gangguan Kesehatan
Gangguan kesehatan merupakan orang yang tidak merasa
tenang,aman serta tentram dalam hatinya adalah seseorang yang
mempunyai penyakit mental dan rohaninya (H.Carl Witherington
2010:16).Para ahli psikiater mengakui bahwa setia manusia
mempunyai kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu yang diperlukan
untuk melangsungkan proses kehidupan secara lancar.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan di kelurahan Kandai
mengenai Diagnosa penderita TB Paru dimana yang terdiagnosa Tb
Paru sebanyak 24 ( 24% ) orang dan yang tidak terdiagnosa TB Paru
sebanyak 76 ( 76.0 % ) orang.TB Paru adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis).Cara
penularan TB Paru melalui udara yang tercemar oleh Mycobacterium
tuberculosis yang dilepaskan atau dikeluarkan oleh pendeita TB
Paru.
Gejala TB Paru yaitu batuk terus-menerus dan berdahak selama
3 minggu atau lebih,dahak bercampur darah,sesak nafas dan rasa
nyeri di bagian dadaserta badan lemah,nafsu makan menurun dan
berat badan menurun drastis.
Dimana dari data yang menderita TB Paru sebanyak 24% dan
yang mengonsumsi obat TB Paru secara teratur sebanyak 2% Alasan
karna tidak menngkonsumsi obat secara teratur karena jika berhenti
139

minum obat TB Paru maka penyakit tersebut akan kembali lagi


seperti semula.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan
cukup istrahat atau tenang (Kemenkes RI 2013).
Dari hasil pendataan menunjukan bahwa yang pernah mengukur
tekanan darah sebanyak 14% dan yang tidak pernah mengukur
sebanyak 86%.Alasan responden atau anggota keluarga tidak
mengukur tekanan darah dikarenakan beberapa alasan yaitu malas ke
fasilitas pelanyanan kesehatan,takut mengetahui tekanan darahnya
serta tidak adanya alat untuk mengukur tekanan darah responden
atau anggota keluarga.
Faktor risiko hipertensi adalah umur,jenis kelamin,riwayat
keluarga,genetik (faktor risiko yang dapat diubah atau
dikontrol).Kebiasaan merokok,konsumsi garan yang
berlebihan,konsumsi lemak jenuh,kebiasaan minum-minuman yang
beralkohol,obesitas,kurang aktivitas fisik dan stres (Kemenkes RI
2013).
Berdasarkan data yang menderita tekanan darah tinggi dan
meminum obat tekanan darah tinggi secara teratur yaitu sebanyak
21% meminum obat tekanan darah tinggi dan yang tidak meminum
obat tekanan darah tinggi sebanyak 22 % dan yang lainnya tidak
mengukur tensi sebanyak 57 %.
Gangguan jiwa adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang
meyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa yang menimbulkan
penderitaan pada invidu dan hambatan dalam melaksanakan peran
sosial (Depkes RI 2010).Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya
tidak sanggup menilai dengan baik kenyataan,tidak dapat lagi
menguasai dirinya untuk mencegah menganggu orang lain atau
merusak/menyakiti dirinya sendiri (Yosep, 2009).
140

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan dikelurahan


Kandaiada 5% anggota keluarga responden yang menderita ganggun
jiwa dam sebanyak 95% yang tidak menderita gangguan
jiwa.Berdasarkan data primer orang-orang yang menderita gangguan
jiwa tidak ada yang menerima pengobatan dan ttidakada pula
penderitagangguanjiwa yang terlantar
j. Lembar Observasi
1) Observasi Rumah Sehat
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat
tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Menurut
Dinkes (2005), secara umum rumah dapat dikatakan sehat
apabila memenuhi kriteria yaitu:
a) memenuhi kebutuhan fisiologis meliputi pencahayaan,
penghawaan, ruang gerak yang cukup, dan terhindar dari
kebisingan yang mengganggu;
b) memenuhi kebutuhan psikologis meliputi privacy yang
cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan
penghuni rumah;
c) memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar
penghuni rumah meliputi penyediaan air bersih,
pengelolaan tinja, limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan,
dan cukup sinar matahari pagi;
d) memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan
baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam
rumah, antara lain fisik rumah yang tidak mudah roboh,
tidak mudah terbakar dan tidak cenderung membuat
penghuninya jatuh tergelincir (Notoatmodjo, 2003).
Rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi
kriteria sehat minimum komponen rumah dan sarana sanitasi
tiga komponen (rumah, sarana sanitasi dan perilaku) di satu
141

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Minimum yang


memenuhi kriteria sehat pada masing-masing parameter adalah
sebagai berikut:
a) minimum dari kelompok komponen rumah adalah langit-
langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang
keluarga, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur, dan
pencahayaan;
b) minimum dari kelompok sarana sanitasi adalah sarana air
bersih, jamban (sarana pembuangan kotoran), sarana
pembuangan air limbah (SPAL), dan sarana pembuangan
sampah;
c) perilaku sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat
yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur
fisik yang digunakan (Dinas Kesehatan, 2005).
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari
rendahnya taraf kesehatan jasmani dan rohani yang
memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya kerja
atau daya produktif seseorang. Rumah tidak sehat ini dapat
menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan, jika kondisi
tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan
rumah (lingkungan pemukiman). Timbulnya permasalahan
kesehatan di lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan
karena tingkat kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah,
karena rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan
penghuninya (Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan hasil data primer, diketakui bahwa dari 100
rumah yang di observasi terdapat 100% yang luas bangunannya
memenuhi syarat, 97% rumah yang lantainya memenuhi syarat,
92% rumah yang dindingnya memenuhi syarat, 91% rumah
yang langit-langitnya memenuhi syarat, 93% rumah yang
atapnya memenuhi syarat, 93% rumah yang pencahayaannya
142

memenuhi syarat, 99% rumah yang temperaturnya memenuhi


syarat, 100% rumah yang suhu di dalamnya memenuhi syarat,
96% rumah yang ventilasinya memenuhi syarat, 86% rumah
yang penggunaan jendelanya memenuhi syarat, dan 59% rumah
yang ada kotoran binatang di sekitar rumahnya. Dari data
tersebut dapat di simpulkan bahwa 83% rumah yang terdapat di
Kelurahan Kandai sudah memenuhi kriteria rumah sehat dan
17% belum memenuhisyarat.
2) Observasi Sarana Air Bersih (Hanya Sumur Gali)
Air adalah senyawa yang penting bagi semua
bentuk kehidupan yang di ketahui sampai saat ini di Bumi,
tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
Bumi (Wikipedia, 2016). Kebutuhan dasar kehidupan tidak lain
adalah air. Tanpa air, kehidupan tidak akan dapat berlangsung.
Air merupakan sumber daya yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, baik untuk dikonsumsi maupun digunakan
untuk kepentingan lain. Namun, air bersih semakin sedikit
persediaannya karena banyak sumber daya air yang tercemar
(Khiatuddin, 2003). Ketersediaan air di dunia begitu melimpah
ruah, namun semakin meningkatnya populasi maka akan
semakin meningkat pula kebutuhan akan air terutama air bersih.
Kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya
ketersediaan air bersih dari hari ke hari.
Kekurangan air bersih akan berdampak negatif terhadap
semua sektor, termasuk sektor kesehatan. Akibat kekurangan air
bersih, manusia juga kehilangan kesempatan untuk
menggunakan air dalam berbagai keperluan seperti mandi,
mencuci, memelihara ikan, menyiram tanaman, dll. Penyediaan
air bersih di Indonesia masih menghadapi berbagai kendala yang
kompleks, mulai dari kelembagaan, teknologi, anggaran,
pencemaran maupun sikap dari masyarakat.
143

Berdasarkan hasil pendataan sarana air bersih di Kelurahan


Kandai, dari 100 responden yang di data hanya 35 keluarga yang
sarana air bersihnya bersumber dari sumur gali, selebihnya
bersumber dari sumur bor dan mata air pegunungan. Dari 35
keluarga yang menggunakan sarana air bersih yang bersumber
dari sumur gali, terdapat 27 keluarga yang kualitas fisik airnya
tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna, 19 keluarga yang
sumur galinya memiliki cincin/bibir sumur, 19 keluarga yang
kondisi cincin/bibir sumur galinya baik, 18 keluarga yang
memiliki tinggi cincin sumur 1 meter dari lantai, 18 keluarga
yang sumur galinya memiliki lantai dan panjang lantainya 1
meter dari cincin, 18 keluarga yang kondisi lantai sumurnya
baik/kedap air dan jarak dengan sumber pencemarannya >10
meter.
Berdasarkan data di atas dapat di simpulkan bahwa dari 35
keluarga di Kelurahan Kandai yang menggunakan sarana air
bersih yang bersumber dari sumur gali, terdapat 18 keluarga
yang memiliki sumur gali yang memenuhi syarat.
3) Observasi Jamban Keluarga
Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang dipergunakan
untuk membuang tinja atau kotoran manusia atau najis bagi
suatu keluarga yang lazim disebut kakus atau WC (Madjid,
2009). Jamban keluarga terdiri atas tempat jongkok atau tempat
duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung)
yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air
untuk membersihkannya (Abdullah, 2010).
Berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan No. 852 Tahun
2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat, jamban Sehat adalah suatu fasilitas pembuangan
tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan
penyakit.
144

Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi


syarat-syarat sebagai berikut:
1. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang
penampung berjarak 10-15 meter dari sumber air minum
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga
maupun tikus
3. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok
sehingga tidak mencemari tanah di sekitarnya
4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air
dan berwarna
6. Cukup penerangan
7. Lantai kedap air
8. Ventilasi cukup baik
9. Tersedia air dan alat pembersih (Depkes RI, 2004).
Berdasarkan hasil data primer observasi jamban keluarga,
dari 100 responden yang terdata memiliki jamban sebanyak
81%, yang menggunakan jamban leher angsa sebanyak 75%,
yang memiliki septic tank sebanyak 91%, yang menggunakan
jamban cemplung sebanyak 30%, jarak dengan sumber air
bersih lebih dari 10 meter sebanyak 56%. Dari data di atas dapat
di simpulkan bahwa jamban keluarga yang memenuhi syarat di
Kelurahan Kandai sebanyak 82%.
4) Observasi Saluran Pembuangan Air Kotor
Sanitasi dasar adalah upaya dasar dalam meningkatkan
kesehatan manusia dengan cara menyediakan lingkungan sehat
yang memenuhi syarat kesehatan. Upaya sanitasi dasar pada
masyarakat meliputi penyediaan air bersih, jamban sehat,
pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air limbah.
Sanitasi memiliki banyak pengaruh bagi kesehatan, utamanya
sanitasi di lingkungan rumah tangga. Menurut Peraturan
145

Departemen Kesehatan RI (2004), sanitasi merupakan upaya


kesehatan dengan cara melindung kebersihan lingkungan dari
subjeknya.
Air limbah merupakan bahan buangan yang berbentuk cair
yang mengandung bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan
dan berbahaya, sehingga air limbah tersebut harus diolah agar
tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan
lingkungan, air limbah yaitu air dari suatu daerah pemukiman,
perkantoran dan industri yang telah dipergunakan untuk
berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk
menjaga lingkungan hidup yang sehat dan baik. Air limbah
sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani
pengolahan terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan
pengolahan air limbah yang efektif diperlukan rencana
pengelolaan yang baik, agar tidak mengakibatkan pencemaran
air permukaan, tidak menimbulkan kerusakan pada flora dan
fauna yang hidup di air, tidak mengakibatkan kontaminasi
terhadap sumber-sumber air minum dan tidak menimbulkan bau
atau aroma tidak sedap.
Syarat Sistem Pengelolaan Air Limbah Sementara itu,
sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi
persyaratan berikut:
1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber
air minum.
2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang
hidup di air di dalam penggunaannya sehari-hari.
4. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang
mengakibatkan penyakit.
5. Tidak terbuka dan harus tertutup.
6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.
146

Berdasarkan hasil data primer yang memiliki sistem


pembuangan ada 83%, yang memiliki sistem pembuangan
tertutup sebanyak 88%, yang memiliki konstruksi saluran kedap
air sebanyak 88%, yang memiliki kondisi saluran
bersih/lancar/tidak tersunbat sebanyak 90%, saluran yang jarak
dengan sumber air bersih lebih dari 10 meter sebanyak 73%.
Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sistem
pembuangan air kotor yang memenuhi syarat di Kelurahan
Kandai sebanyak 82%.
5) Observasi Pengolahan Sampah
Salah satu permasalahan lingkungan hidup adalah tentang
kebersihan. Kebersihan adalah sebuah cerminan setiap individu
dalam menjaga kesehatan. Kebersihan merupakan suatu keadaan
yang bebas dari segala kotoran, dan lain-lain yang dapat
merugikan segala aspek yang menyangkut setiap kegiatan dan
perilaku masyarakat. Untuk mewujudkan kebersihan
lingkungan, dibutuhkan kesadaran dari masyarakat tentang
pentingnya menjaga kebersihan. Sampah adalah suatu benda
atau bahan yang sudah tidak digunakan lagi oleh manusia
sehingga dibuang. Stigma masyarakat terkait sampah adalah
semua sampah itu menjijikkan, kotor, dan lain-lain sehingga
harus dibakar atau dibuang sebagaimana mestinya. Segala
aktivitas masyarakat selalu menimbulkan sampah. Hal ini tidak
hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah akan tetapi
juga dari seluruh masyarakat untuk mengolah sampah agar tidak
berdampak negatif bagi lingkungan sekitar.
Menurut WHO pengertian sampah adalah barang yang
berasal dari kegiatan manusia yang tidak lagi digunakan, baik
tidak dipakai, tidak disenangi, ataupun yang dibuang.
147

1. Jenis Sampah Berdasarkan Sumbernya


a. Sampah yang berasal dari manusia
b. Sampah dari alam
c. Sampah konsumsi
d. Sampah nuklir/ Limbah radioaktif
e. Sampah industri
f. Sampah pertambangan
2. Jenis Sampah Berdasarkan Sifatnya
a. Sampah Organik (Degradable); Pengertian sampah
organik adalah sampah yang dapat membusuk dan
terurai sehingga bisa diolah menjadi kompos. Misalnya,
sisa makanan, daun kering, sayuran, dan lain-lain.
b. Sampah Anorganik (Undegradable); Pengertian
sampah anorganik adalah sampah yang sulit membusuk
dan tidak dapat terurai. Namun, sampah anorganik
dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan
bermanfaat. Misalnya botol plastik, kertas bekas,
karton, kaleng bekas, dan lain-lain.
3. Jenis Sampah Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, sampah dapat dibagi menjadi
beberapa kelompok, diantaranya:
a. Sampah Padat; Sampah pada merupakan material
yang dibuang oleh manusia (kecuali kotoran manusia).
Jenis sampah ini diantaranya plastik bekas, pecahan
gelas, kaleng bekas, sampah dapur, dan lain-lain.
b. Sampah Cair; Sampah cair merupakan bahan cair yang
tidak dibutuhkan dan dibuang ke tempah sampah.
Misalnya, sampah cair dari toilet, sampai cair dari
dapur dan tempat cucian.
Berdasarkan hasil data primer yang memiliki tempat
sampah sebanyak 88%, tempat sampah yang memiliki
148

konstruksi tertutup atau kedap air sebanyak 69%, yang memiliki


tempat sampah dengan kondisi yang bersih sebanyak 80%. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa masi sedikit keluarga
yang memiliki pengolahan sampah yang memenuhi syarat yaitu
sebanyak 76%.
6) Observasi Kualitas Air
Fungsi air untuk kehidupan manusia sangat banyak dan luas
cakupannya. Fungsi air ini membahas tentang fungsi air bersih
untuk kehidupan manusia. Air bersih berfungsi untuk kebutuhan
sehari-hari. Air bersih yang ideal harus jernih, tidak berwarna,
tidak berasa, dan tidak berbau, serta tidak mengandung kuman
pathogen dan segala makhluk yang membahayakan kesehatan
manusia. Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau
kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan
tertentu. Dengan demikian, kualitas air akan berbeda dari suatu
kegiatan ke kegiatan lain, kualitas air untuk keperluan irigasi
berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Kualitas
air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan
Mikrobiologi, Fisika, Kimia, dan Radioaktif. Kuantitas air yaitu
jumlah kebutuhan air bersih yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Kuantitas air ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain faktor teknis yaitu pemakaian meter
air, dan faktor sosial ekonomi yaitu populasi dan tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat.
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi
kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi
kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan
adalah sebagai air minum.
Syarat-syarat air bersih secara umum meliputi sebagai
berikut :
149

1. Syarat-syarat fisik :
a. Air tidak boleh berwarna(harus jernih)
b. Air tidak boleh berasa
c. Air tidak boleh berbau-Bebas dari pantogen organik
2. Syarat-syarat kimia
Air tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau
zat-zat mineral atau zat-zat kimia yang tercantum dalam
jumlah melampaui batas yang telah ditentukan, seperti :
a. Zat-zat yang membahayakan bagi kesehatan seperti
senyawa timbal (Pb), senyawa Arsenicum (As). Jika
hubungan Florida (F) terlalu sedikit dapat merusak gigi
dan jika terlalu banyak menyebabkan gigi berbintik-
bintik.
b. Zat-zat yang kandungannya tidak membahayakan tetapi
kehadirannya merupakan petunjuk adanya zat-zat lain,
misalnya : zat Organik, agaram Amoniak (NH3), garam
Nitrit (NO2).
c. Zat-zat yang menyulitkan penyisihan zat-zat yang tidak
perlu , misalnya xat organik, bahan yang melayang
dalam air sehingga warna agar tampak seperti teh.
3. Syarat-syarat bakteriologi
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri
penyakit (patogen) dan tidak boleh mengandung bakteri-
bakteri golongan Coli yang melebihi batas-batas yang telah
ditentukan yaitu 1 Coli per 100 ml air.Bakteri golongan
Coli ini berasal dari usus besar (feces) dan tanah. Bakteri
patogen yang mungkin ada dalam air misalnya :
a. Bakteri Typhosum
b. Vibrio Colerae
c. Bakteri Dysentriae
d. Entamoeba Hystolotica
150

e. Bakteri Enteristis (penyakit perut)


Berdasarkan hasil data primer yang memiliki air
berwarna keruh atau tidak jernih sebanyak 13%, air kotor
atau mengandung kotoran dan partikel sebanyak 100%, air
berwarna kuning atau hijau sebanyak 1%, air berbau
sebanyak 1%, air berasa tidak enak sebanyak 0%, air asin
atau payau sebanyak 0%, air licin sebanyak 0%, air jernih
atau tidak keruh sebanyak 72%, air bersih atau tidak kotor
sebanyak 96%, air tidak berbau sebanyak 96%, air berasa
enak sebanyak 95%, air tidak asin sebanyak 96%, air tidak
licin sebanyak sebanyak 96%, dan air yang tidak ada
kumannya sebanyak 89%. Dari data tersebut dapat di
simpulkan bahwa kualitas air yang memenuhi syarat di
Kelurahan Kandai sebanyak 88%.
BAB IV PELAKSANAAN PROGRAM INTERVENSI

A. Intervensi Fisik
Sesuai dengan masalah kesehatan yang telah kami temukan di Kelurahan
Kandai selama Pengalaman Belajar Lapangan I ( PBL 1), bahwa di dapatkan
beberapa alternative pemecahan masalah. Kemudian pemecahan masalah ini
dilaksanakan dalam bentuk intervensi dengan cara merealisasikan program-
program yang telah di rencanakan baik fisik maupun nonfisik.
Sebelum melakukan pelaksanaan intervensi, terlebih dahulu kami telah
melakukan pertemuan (branstroming) dengan masyarakat Kelurahan Kandai
untuk mendiskusikan penentuan alternatif pemecahan masalah terhadap
masalah kesehatan yang ditemukan di Kelurahan Kandai. Yang dilaksanakan
pada hari kamis tanggal 9 September 2021 pukul 15:00 WITA-Selesai dan
bertempat di kantor Kelurahan Kandai.
Pada saat rapat pertemuan untuk mendiskusikan program intervensi yang
telah di sepakati oleh masyarakat Kelurahan Kandai. Kami menetapkan
program intervensi fisik yang kami lakukan yakni pengadaan tempat sampah
organik dan anorganik di salah satu RT sebagai percontohan kepada RT
lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan pada selasa 21 September 2021 bertempat
di kantor kelurahan Kandai. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai
solusi untuk masyarakat Kandai dalam pencegahan pembuangan sampah
disembarang tempat dan untuk meminimalisir jumlah sampah yang
berserakan di lingkungan sekitar terutama di laut.

B. Intervensi Non Fisik


Pada saat rapat pertemuan (brainstorming) antara mahasiswa PBL
Kesmas dengan masyarakat Kelurahan Kandai yang diadakan pada hari
kamis tanggal 9 September 2021 diperoleh hasil keputusan masyarakat
mengenai intervensi yang ditawarkan. Pada intevensi nonfisik kami
memperoleh dukungan dari masyarakat kelurahan Kandai tersebut, mereka
152

memilih kegiatan penyuluhan/sosialisasi sebagai program intervensi yang


akan dilakukan kepada masyarakat Kelurahan Kandai kedepannya.
1. Program intervensi non fisik berupa penyuluhan mengenai bahaya
rokok dan narkoba
Program intervensi non fisik yang kami laksanakan di Kelurahan
kandai yaitu penyuluhan mengenai bahaya rokok dan narkoba.
peyuluhan ini di laksanakan pada hari rabu pada tanggal 15 september
2021 di laksanakan di dua tempat yaitu di SMA DDI Kendari pada jam
8:00 - 10:00 WITA dan di MTS Negeri 2 kendari pada jam 10:00-
12:00 WITA. Peyuluhan ini berisikan tentang bahaya rokok bagi perokok
aktif dan pasif dan bahaya narkoba. Adapun tujuan dari program
peyuluhan ini adalah agar dapat meningkatkan pengetahuan siswa
mengenai bahaya rokok dan narkoba dan juga untuk mengetahui dampak
kesehatan yang di timbulkan akibat merokok dan mengonsusi narkoba.
Peyuluhan ini di harapakan agar siswa menghindari penggunaan rokok
dan mengonsumsi narkoba
2. Program intervensi non fisik berupa penyuluhan tengtang ASI dan
MPASI
Program intervensi non fisik yang kami laksanakan di Kelurahan
Kandai yaitu penyuluhan mengenai ASI dan MPASI. Penyuluhan ini
kami laksanakan pada hari jumat tanggal 17 September 2021 pukul 08:00
WITA- selesai. Penyuluhan ini di laksanakan pada saat kegiatan
posyiandu yang bertempat di kantor kelurahan kandai Penyuluhan ini
membahas tentang pemberian asi dan mpasi yang sesuai dan manfaat dari
asi dan mpasi itu sendiri. Peyuluhan ini bertujuan untuk mengubah
perilaku masyarakat dalam pemberian asi dan mpasi serta untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemberian asi dan mpasi
yang benar dan mengatahui dampak kesehatan bagi bayi yang di
sebabkan pemberian asi dan mpasi yang tidak sesusi.
.
153

C. Faktor Pendukung dan Penghambat


Adapun faktor pendukung dan penghambat selama dilapangan lebih
banyak pada hal-hal non teknis dilapangan seperti:
1. Faktor pendukung selama melakukan PBL I di Kelurahan Kandai ,
yaitu:
a. Masyarakat dan aparat desa di Kelurahan Kandai menerima
kedatangan kami dengan baik dan juga dalam pendataan kami di beri
informasi dengan sebenarnya. Dan intervensi fisik yang telah kami
lakukan mendapat dukungan dari masyarakat kandai yaitu dalam
pembuatan bak sampah.
b. Dalam intervensi non fisik yaitu peyuluhan bahaya rokok dan
narkoba yang kami lakukan juga mendapat dukungan dari kepala
sekolah SMA DDI kendari dan MTS Negeri 2 kendari, serta siswa-
siswi disana antusias untuk mengikuti peyuluhan tentang bahaya
rokok dan narkoba
c. Sedangkan untuk peyuluhan ASI dan MPASI mendapatkan respon
yang baik oleh masyarakat yang mengikuti kegiatan posyandu dan
juga kader-kader posyandu setempat, pihak kelurahan sangat
membantu dalam membantu terealisasikan berjalannya penyuluhan,
serta pihak puskesmas setempat ikut serta dalam pemberian
penyuluhan tentang ASI dan MPASI.
2. Faktor penghambat selama melakukan PBL I di Kelurahan Kandai
yaitu sebagai berikut ::
a. Masih ada masyarakat yang tidak bersedia kami data.
b. Masih kurangnya minat masyarakat untuk meluangkan waktu hadir
pada kegiatan brainstorming.
c. Faktor penghambat berikutnya adalah cuaca yang kurang
mendukung dalam pelaksanaan intervensi fisik dan non fisik
BAB V EVALUASI PROGRAM

A. Evaluasi Intervensi Fisik


1. Evaluasi proses
Jenis Kegiatan : Pembuatan Tempat penampungan Sampah Organik
dan anorganik
a) Topik Penilaian
1) Pokok bahasa : Pembuatan tempat penampungan sampah
organic dan anorganik
2) Tipe penilaian : Efektivitas program
3) Tujuan penilaian : Untuk melihat seberapa besar pemanfaatan,
adopsi teknologi atau penambahan jumlah, dan pemeliharaan
tempat penampungan sampah yang ada pada masyarakat
Kelurahan kandai dengan 2 Tempat Pembuangan Sampah
Organik dan anorganik percontohan yang disimpan di area
jembatan teluk kendari.
b) Desain Penilaian
1) Desain Studi
 Menghitung secara langsung jumlah Tempat Sampah
Organik dan anorganik.
 Mengamati keadaan/kondisi Tempat penampungan Sampah
Organik dan anorganik percontohan.
2) Indikator Keberhasilan
 Pemanfaatan tempat penampungan sampah organik dan
anorganik untuk melihat apakah tempat penampungan
sampah organik dan anorganik yang ada dimanfaatkan
dengan baik atau tidak dimanfaatkan.
 Adopsi teknologi tempat penampungan sampah organic dan
anorganik untuk melihat apakah tempat penampungan
sampah organik dan anorganik yang di buat sebagai
percontohan, di ikuti oleh masyarakat atau tidak.
155

 Pemeliharaan tempat penampungan sampah organik dan


anorganik untuk melihat apakah tempat penampungan
sampah organik dan anorganik yang ada di pelihara dengan
baik atau tidak dipelihara.
 Menjaga kebersihan sarana tempat penampungan sampah
organik dan anorganik untuk melihat apakah Tempat
Penampungan Sampah Organik dan anorganik yang ada
dijaga kebersihannya dengan baik atau tidak dijaga
kebersihannya.
3) Prosedur Pengambilan Data
Dilakukan dengan cara melakukan kunjungan lapangan dan
menghitung langsung jumlah Tempat Penampungan Sampah
Organik yang ada. Responden di ambil dari penduduk yang
tinggal di sekitar penempatan Tempat Penampungan Sampah
Organik percontohan. Hal ini di lakukan untuk melihat seberapa
besar pengaruh intervensi yang di lakukan (tempat
penampungan sampah organik percontohan) terhadap
masyarakat sekitar, dan menanyakan di beberapa rumah warga
apakah ada panambahan tempat penampungan sampah organik
atau tidak.
c) Pelaksanaan Evaluasi
1) Jadwal Penilaian
Dilaksanankan pada PBL II tanggal 30 Januari 2022.
2) Petugas Pelaksana
Mahasiswa PBL II Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Halu Oleo Kelompok 20 di Kel. Kandai Kec.
Kendari, Kota Kendari.
3) Data yang Diperoleh
 Evaluasi Pemanfaatan Tempat Penampungan Sampah
Organik
156

Persentase pemanfaatan

=
=0
 Evaluasi Adopsi Teknologi Tempat Penampungan Sampah
Organik
Persentase Adopsi Teknologi

=
=0
 Evaluasi Pemeliharaan Tempat Penampungan Sampah
Organik
Persentase Pemeliharaan Sarana

=
=0
 Evaluasi Menjaga Kebersihan Sarana Tempat
Penampungan Sampah Organik
Persentase Menjaga Kebersihan

=
157

=
=0
d) Kesimpulan
1) Evaluasi Pemanfaatan Tempat Penampungan Sampah Organik
dan anorganik
Setelah dilakukan survei secara langsung ke lapangan,
bahwa Tempat Penampungan Sampah Organik dan anorganik
tidak dimanfaatkan dengan baik. Dengan jumlah Tempat
Penampungan Sampah Organik dan anorganik yang
dicontohkan yaitu 2 TPS dan tidak ada yang dimanfaatkan
kerena TPS tidak di distribusikan karena adanya peraturan baru
walikota dan kelurahan kandai akan mengadakan TPS berupa
container
2) Evaluasi Adopsi Teknologi Tempat Penampungan Sampah
Organik dan anorganik
Setelah dilakukan survey dan menghitung langsung ke
lapangan, tidak di temukan penambahan jumlah Tempat
Penampungan Sampah Organik dan anorganik karena TPS tidak
di distribusikan karena adanya peraturan baru walikota dan
kelurahan kandai akan mengadakan TPS berupa container
3) Evaluasi Pemeliharaan Tempat Penampungan Sampah Organik
dan anorganik
Setelah dilakukan survey secara langsung ke lapangan,
tidak ada tempat penampungan sampah
4) Evaluasi Menjaga Kebersihan Sarana Tempat Penampungan
Sampah Organik dan anorganik
Setelah dilakukan survei secara langsung ke lapangan, tidak
ada tempat penampungan sampah organic dan anorganik
e) Faktor penghambat
158

1) Karena adanya peraturan baru walikota, bahwa TPS yang ada di


jalan-jalan atau di temat-tempat umum tidak lagi dipegunakan
atau di hilangkan dan akan di berlakukan pengangukatan
sampah di rumah-rumah warga dengan menggunakan motor
sampah (viar) oleh petugas sehingga setiap rumah harus
memiliki tempat sampah sementara.
2) Karena di kelurahan kandai akan mengadakan TPS berupa
container yang mudah diangkut sehingga TPS yang kita buat
tidak didistribusikan

f) Faktor pendukung
Tidak ada faktor pendukung namun di harapkan adanya peraturan
baru walikota dapat mengatasi masalah sampah di kelurahan kandai,
kecamatan kendari, kota kendari

2. Evaluasi Dampak
Berdasarkan hasil survey yang di lakukan secara langsung
dilapangan bahwa program TPS yang kami lalukan pada PBL 1 tidak
didistribusikan karena karena adanya peraturan baru walikota dan
kelurahan kandai akan mengadakan TPS berupa container.

B. Evaluasi Intervensi Non-Fisik


1. Penyuluhan tentang Bahaya Rokok
a) Pokok Bahasan : Penyuluhan tentang Bahaya Rokok
b) Tipe Penilaian : Efektivitas Program
c) Tujuan Penilaian : Untuk Memberikan pemahaman tentang
bahaya rokok dikalangan remaja di Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Kota Kendari Tahun 2021/2022.
d) Desain Penilaian : Desain penilaian pada kegiatan ini adalah
dengan melakukan test. Test pertama pada PBL I telah di berikan
lembaran Pre-Test dan Post-test I Kemudian pada PBL II kembali di
159

berikan Post-Test II yang di berikan kepada para pelajar di MTsN 2


Kendari dan SMA DDI Kendari.
e) Indikator Keberhasilan : Peningkatan pengetahuan Para Remaja
terkait bahaya mengonsumsi rokok dapat bertambah Setelah
diberikan penyuluhan.
f) Prosedur Pengambilan Data : Proses pengambilan data yang
dilakukan yaitu dengan memberikan Pre-Test dan Post-Test I
sebelum dilakukan penyuluhan pada PBL I dan kembali di berikan
Post- Test II pada PBL II yang menjadi acuan penilaian dan
indikator evaluasi.

g) Pelaksanaan Evaluasi
1) Jadwal Penilaian :
Dilaksanakan Pada PBL II tanggal 27 Januari 2022.
2) Petugas Pelaksaan :
Mahasiswa PBL II Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Halu Oleo Kendari di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari.
h) Data yang Diperoleh :
Responden pada kegiatan ini yaitu 30 orang. Dari hasil uji yang
dilakukan dengan menggunakan program computer antara pre-test
dan post-test pengetahuan Remaja di Kelurahan Kandai mengenai
Bahaya rokok di kalangan Remaja diketahui bahwa hasil uji paired t

test adalah 0,167. Hasil tersebut jika dibandingkan dengan (0,05),


maka diperoleh hasil sebegai berikut :
H0 = Tidak ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah
penyuluhan kesehatan terkait Bahaya Rokok.
H1 = Ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan
kesehatan terkait Bahaya Rokok.
160

Tabel 162. Hasil Pre-Test dan Post-Test I Tingkat Pengetahuan


Tentang Bahaya Rokok pada kalangan Remaja di
Kelurahan Kandai Tahun 2021/2022
Kelompok Perlakuan
Pengetahuan
Mean Mean
t P
(SD) (CI 95%)
Post test I 9.57
(0.5) -0,96
Pre test 8.60 ((-1.3) – (- -6.2 0.167
(0.9) 0,7))

Keterangan :
H0 ditolak jika p < α
H1 ditolak jika p > α
Hasil p = 0,167
α = 0,05
Jadi : p > α
Kesimpulan :
Hasil yang diperoleh, p (0,167) lebih besar dari α (0,05) sehingga
H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti ada perbedaan pengetahuan
sebelum dan sesudah penyuluhan terkait bahaya rokok dikalangan
remaja. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
pengetahuan pada siswa siswi di MTsN 2 Kendari dan SMA DDI
Kendari Kelurahan Kandai setelah dilakukan penyuluhan.
Tabel 163. Hasil Pre-Test dan Post-Test II Tingkat Pengetahuan
Tentang Bahaya Rokok pada kalangan Remaja di
Kelurahan Kandai Tahun 2021/2022

Kelompok Perlakuan
Pengetahuan
Mean Mean
t P
(SD) (CI 95%)
Post test II 9.77
(30) -1.167
Pre test 8.60 ((-1.5) – (- -7.6 0.114
(30) 0.8))

Keterangan :
H0 ditolak jika p < α
161

H1 ditolak jika p > α


Hasil p = 0,114
α = 0,05
Jadi : p > α
Kesimpulan :
Hasil yang diperoleh, p (0,114) lebih besar dari α (0,05) sehingga
H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti ada perbedaan pengetahuan
sebelum dan sesudah penyuluhan terkait bahaya rokok dikalangan
remaja. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
pengetahuan pada siswa siswi di MTsN 2 Kendari dan SMA DDI
Kendari Kelurahan Kandai setelah dilakukan penyuluhan.
Tabel 164. Hasil Post-Test I dan Post-Test II Tingkat Pengetahuan
Tentang Bahaya Rokok pada kalangan Remaja di
Kelurahan Kandai Tahun 2021/2022
Kelompok Perlakuan
Pengetahuan
Mean Mean
t P
(SD) (CI 95%)
Post test II 9.77
(30) -0.20
Post test I 9.77 ((-0.35) – -2.7 0.001
(30) (-0,04))

Keterangan :
H0 ditolak jika p < α
H1 ditolak jika p > α
Hasil p = 0,001
α = 0,05
Jadi : p < α
Kesimpulan :
Hasil yang diperoleh, p (0,001) lebih kecil dari α (0,05) sehingga
H0 diterima dan H1 ditolak. Berarti tidak ada perbedaan pengetahuan
antara post test I dan post test II terkait bahaya rokok dikalangan
remaja. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi perubahan
162

pengetahuan pada siswa siswi di MTsN 2 Kendari dan SMA DDI


Kendari Kelurahan Kandai antara post test I dan post test II.

2. Penyuluhan tentang MPASI


a) Pokok Bahasan : Penyuluhan tentang MPASI
b) Tipe Penilaian : Efektivitas Program
c) Tujuan Penilaian : Untuk Memberikan pemahaman tentang manfaat
pemberian MPASI bagi balita di Kelurahan Kandai Kecamatan
Kendari Kota Kendari Tahun 2021/2022.
d) Desain Penilaian : Desain penilaian pada kegiatan ini adalah dengan
melakukan test. Test pertama pada PBL I telah di berikan lembaran
Pre-Test dan Post-test I Kemudian pada PBL II kembali di berikan
Post-Test II yang di berikan kepada masyarakat.
e) Indikator Keberhasilan : Peningkatan pengetahuan masyarakat
terkait manfaat pemberian MPASI dapat bertambah Setelah diberikan
penyuluhan.
f) Prosedur Pengambilan Data : Proses pengambilan data yang
dilakukan yaitu dengan memberikan Pre-Test dan Post-Test I sebelum
dilakukan penyuluhan pada PBL I dan kembali di berikan Post- Test
II pada PBL II yang menjadi acuan penilaian dan indikator evaluasi.
g) Pelaksanaan Evaluasi
1) Jadwal Penilaian :
Dilaksanakan Pada PBL II tanggal 28 Januari 2022.
2) Petugas Pelaksaan :
Mahasiswa PBL II Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Halu Oleo Kendari di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari.
h) Data yang Diperoleh :
Responden pada kegiatan ini yaitu 30 orang. Dari hasil uji yang
dilakukan dengan menggunakan program computer antara pre-test dan
post-test pengetahuan Masyarakat di Kelurahan Kandai mengenai
manfaat pemberian MPASI bagi balita diketahui bahwa hasil uji
163

paired t test adalah 0,294. Hasil tersebut jika dibandingkan dengan


(0,05), maka diperoleh hasil sebegai berikut :
H0 = Tidak ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah
penyuluhan kesehatan terkait manfaat MPASI.
H1 = Ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan
kesehatan terkait manfaat MPASI.

Tabel 165. Hasil Pre-Test dan Post-Test I Tingkat Pengetahuan


Tentang Manfaat Pemberian MPASI di Kelurahan
Kandai Tahun 2021/2022
Kelompok Perlakuan
Pengetahuan
Mean Mean
t P
(SD) (CI 95%)
Post test I 9.17
(30) -1.47
Pre test 7.70 ((-1.98) – -5.9 0.294
(0.9) (-0.97))

Keterangan :
H0 ditolak jika p < α
H1 ditolak jika p > α
Hasil p = 0,294
α = 0,05
Jadi : p > α
Kesimpulan :
Hasil yang diperoleh, p (0,294) lebih besar dari α (0,05) sehingga
H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti ada perbedaan pengetahuan
sebelum dan sesudah penyuluhan terkait Manfaat Pemberian MPASI
bagi Balita. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
pengetahuan pada masyarakat Kelurahan Kandai setelah dilakukan
penyuluhan.
164

Tabel 166. Hasil Pre-Test dan Post-Test II Tingkat Pengetahuan


Tentang Manfaat Pemberian MPASI di Kelurahan
Kandai Tahun 2021/2022
Kelompok Perlakuan
Pengetahuan Mean Mean
t P
(SD) (CI 95%)
Post test II 9.53
-1.83
(30)
((-2.3) – (- -7.3 0.344
Pre test 7.70
1.3))
(30)

Keterangan :
H0 ditolak jika p < α
H1 ditolak jika p > α
Hasil p = 0,344
α = 0,05
Jadi : p > α
Kesimpulan :
Hasil yang diperoleh, p (0,294) lebih besar dari α (0,05) sehingga
H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti ada perbedaan pengetahuan
sebelum dan sesudah penyuluhan terkait Manfaat Pemberian MPASI
bagi Balita. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
pengetahuan pada masyarakat Kelurahan Kandai setelah dilakukan
penyuluhan.
Tabel 167. Hasil Post-Test I dan Post-Test II Tingkat Pengetahuan
Tentang Manfaat Pemberian MPASI di Kelurahan Kandai
Tahun 2021/2022

Kelompok Perlakuan
Pengetahuan
Mean Mean
t P
(SD) (CI 95%)
165

Post test II 9.53


(30) -0.37
Pre test I 9.17 ((-0.6) – (- -3.27 0.001
(30) 0.14))

Keterangan :
H0 ditolak jika p < α
H1 ditolak jika p > α
Hasil p = 0,001
α = 0,05
Jadi : p > α
Kesimpulan :
Hasil yang diperoleh, p (0,001) lebih besar dari α (0,05) sehingga
H0 diterima dan H1 ditolak. Berarti tidak ada perbedaan pengetahuan
antara post test I dan post test II terkait Manfaat Pemberian MPASI
bagi balita. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
perubahan pengetahuan masyarakat terhadap manfaat pemberian
MPASI bagi balita di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun
2021/2022.
166

BAB VI REKOMENDASI

Kelurahan Kandai terletak di wilayah Kecamatan Kendari kota Kendari.


Kelurahan Kandai merupakan salah satu Kelurahan bagian Utara yang berbatasan
dengan Kelurahan Jati Mekar, Selatan berbatasan dengan Teluk Kendari, Timur
berbatasan dengan Kelurahan Kampung Salo, Barat berbatasan dengan Kelurahan
Dapu-dapura. Dengan luas wilayah ± 20,75 Ha. Dengan total 3,762 jiwa dan 487
KK.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah pada saat PBL 2 maka ditemukan
berbagai masalah – masalah kesehatan yang terjadi di Kelurahan Kandai meliputi
kurangnya pengetahuan ibu mengenai pemberian ASI-MPASI, rendahnya
pengetahuan masyarakat mengenai bahaya rokok, kepemilikan sarana seperti TPS
(Tempat Pembuangan Sampah) yang belum memenuhi syarat di tiap rumah masih
sangat kurang, masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan
KB, dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan garam
beryodium. Kemudian dari hasil Brainstorming yang kami lakukan di Kantor
Kelurahan kandai bersama warga diangkat 3 (tiga) prioritas masalah yakni terdiri
atas kurangnya kepemilikan sarana seperti TPS (Tempat Pembuangan Sampah),
kurangnya pengetahuan Ibu dalam pemberian ASI-MPASI, dan kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai bahaya rokok. Alternatif pemecahan masalah
yang dilakukan dari hasil Brainstorming tersebut yaitu pembuatan tempat sampah
(fisik), penyuluhan menganai ASI-MPASI dan Bahaya Rokok (non fisik), dan
pembagian leaflet mengenai pentingnya ASI-MPASI dan pamflet mengenai
Bahaya Rokok (non fisik).
Pada Pengalaman Belajar Lapangan II dilakukan evaluasi terhadap program-
program intervensi yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil survei lapangan
secara langsung, program intervensi non fisik yang telah dilakukan dalam hal
evaluasi pengetahuan dan perubahan perilaku sudah tercapai. Terbukti dari hasil
survei kami melihat peningkat pengetahuan dengan cara pembagian kuesioner.
Program intervensi non fisik yaitu penyuluhan mengenai pentingnya
pemberisan ASI-MPASI dan Bahaya Rokok serta pembagian leaflet mengenai
167

ASI-MPASI dan pembagian pamflet Bahaya Rokok. Keberhasilan program


intervensi non fisik diukur dengan membagikan kuisioner Pre-Test sebelum
melakukan penyuluhan pada PBL II dan Post-Test setelah dilakukan penyuluhan
pada PBL II. Berdasarkan hasil Post-Test (Evaluasi) menunjukkan adanya
peningkatan pengetahuan dan sikap warga mengenai pemberian ASI-MPASI dan
Bahaya Rokok.
Sedangkan untuk program intervensi fisik yaitu berupa pembuatan drum
sampah tidak berjalan dengan baik maka dari itu kami mengusulkan sebuah
alternatif yaitu melakukan pembagian tempat sampah ke 5 (lima) RT/RW
Kelurahan Kandai.
Berdasarkan hasil kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) baik dari
identifikasi, intervensi, dan evaluasi pada PBL I dan II di Kelurahan Kandai,
maka rekomendasi yang bisa kami ajukan yaitu :
1. Masih perlunya Program kesehatan atau penyuluhan tentang pengelolaan
sampah, pemberian ASI-MPASI dan bahaya rokok yang bisa dilakukan 2 kali
dalam sebulan guna meningkatkan kesehatan perorangan maupun kelompok.
2. Diharapkan Program Minggu Bersih kelurahan kandai dapat terus berjalan
untuk tiap minggunya.
3. Diharapkan pada masyarakat dapat memanfaatkan intervensi yang kami
lakukan untuk mencegah berbagai kejadian penyakit.
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Adhiyatma, A. A., Agustin, T., & Sahara, R. P. (2016). Pentingnya Pertolongan


Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Di
Kampung Dapur 6 Kelurahan Sembulang Kecamatan Galang Kota Batam.
Jurnal MKMI, 72-78.
Adliyani, Z. O. (2015). Pengaruh Perilaku Individu terhadap Hidup Sehat. 1-6.
Agustia, N., & Machmud, R. (2019). Faktor yang berhubungan dengan pemberian
asi eksklusif pada ibu . Jurnal kesehatan andalas, 573-582.
Ansar, J., & Dwinata, I. (2019). Determinan kejadian hipertensi pada pengunjung
posbindu di wilayah kerja puskesmas. Jurnal nasional ilmu kesehatan, 1,
28-35.
Arliman, L. (2018). EKSISTENSI HUKUM LINGKUNGAN DALAM
MEMBANGUN LINGKUNGAN SEHAT DI INDONESIA. Jurnal Ilmu
Hukum, 1-10.
Dampas, R. (2014). Gambaran Penerimaan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12
bulan. Jurnal Ilmiah Bidan, 68-76.
Efendi, R., & Syifa, J. N. (2019). Status Kesehatan Pasar Ditinjau dari Aspek
Sanitasi dan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) pada Pasar Ciputat dan
Pasar Modern BSD Kota Tangerang Selatan. Jurnal Kesehatan Indonesia,
1-7.
Endang Susanti, N. K. (2018). Konstruksi Makna kualitas hidup sehat (Studi
Femnomenologi pada keluarga komunitas herbalife klub sehat ersanddi
Jakarta). Jurnal Lugas, 1-12.
Febry, F. (2015). Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu. Jurnal ilmu
kesehatan masyarakat, 3, 166-171.
Herowati, D., & Sugiharto, M. (2019). Hubungan Antara Kemampuan
Reproduksi, Kepemilikan Anak, Tempat Tinggal, Pendidikan Dan Status
Bekerja Pada Wanita Sudah Menikah Dengan Pemakaian Kontrasepsi
Hormonal Di Indonesia Tahun 2017. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
90-100.
Megatsari, H., Laksono, A. D., Ridlo, I. A., Yoto, M., & Azizah, A. N. (2018).
Persepektif Masyarakat Tentang Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 247-253.
Ramdani, Z. d. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan ibu tentang Imunisasi
Campak Dengan Ketercapaian Imunisasi Campak Di wilayah Kerja
Puskesmas Cipaku Kabupaten Ciamis. Jurnal Keperawatan Galuh, 53-60.
170

Suprapti, H. J. (2018). Sistem Evaluasi Pasca Pelatihan di Rumah Sakit X


Malang. Jurnal Dinamika Manajemen dan Bisnis, 1-10.
Syafikri. (2020). Pemberdayaan Kelompok Setia Kawan dalam Produksi Garam
Beryodium di Desa Labuhan Bajo, Sumbawa. Agrokreatif: Jurnal Ilmiah
Pengabdian Kepada Masyarakat, 45-52.
Tyas. (2018). Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Jenis Intervensi di RW
13 dan RW 14 Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir Surabaya. Jurnal
Penelitian Kesehatan, 10-13.
LAMPIRAN

171
172

Anda mungkin juga menyukai