Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN KESEHATAN

PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE PADA ANAK-ANAK DENGAN


MENERAPKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI SD
INPRES BTN IKIP 1

OLEH :
KELOMPOK 4
Sitti Shofiya Kadir (PO713221211040)
A.Sitti Rahmadani (PO713221211009)
Putri Dwi Julianti (PO713221211037)
Siti Nurul Kamariah Rumbouw (PO713221211039)
Nurul Ilmi Kahar (PO713221211036)
Arsita Amelia Putri (PO713221211008)
Muhammad Paozaldi (PO713221211026)
M. Akmal Aiman (PO713221211021)
Lukman Munir (PO713221211020)
Rinaldi Adha (PO713221191043)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D. III SANITASI
TINGKAT II / SEMESTER III
2022/2023

LEMBARAN PENGESAHAN

1. Judul : Pencegahan Penyakit Diare Pada Anak-


Anak Dengan Menerapkan Perilaku
Hidup Bersih

2. Nama Mitra Penyuluhan : SD Inpres BTN IKIP 1


3. Ketua Tim
a. Nama : A. Sitti Rahmadani
b. Jenis Kelamin : Prempuan
c. NIM : PO713221211009
d. Jurusan/Prodi
: Kesehatan Lingkungan/Prodi D. III
e. Alamat
: Makassar
4. Anggota Tim
a. Jumlah Anggota : 9 Orang
5. Dosen Pembimbing
Pembimbing I
a. Nama Lengkap : Muh.Ikbal Arif, SKM ,M. Kes
b. NIDN : 4028116801
c. Alamat Rumah/HP : Perum NTI, JI. Cemara 3 Blok GB. 27
Tamalenrea makassar/081342230806
Pembimbing II
a. Nama Lengkap : Andi Ruhban, SST., M. Kes
b. NIDN : 4005066502
c. Alamat Rumah/HP : BTN Nusa Harapan Permai Blok C 8/8
Makassar/081342012538
6. Lokasi Kegiatan
a. Wilayah Mitra : SD Inpres IKIP 1 Kec. Rappocini
b. Kabupaten/Kota : Makassar
c. Provinsi : Sulawesi Selatan
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 Hari
Makassar, 26 Oktober 2022

Dosen Pembimbing Ketua Tim

Muh. Ikbal Arif, SKM., M. Kes A. Sitti Rahmadani


NIP. 196811281993031002 NIM.
PO713221211009
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan

Hj. Wahyuni, ST., M. Si


NIP. 196905251992032001
ABSTRAK

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit berbasis


lingkungan yang masih mendominasi masalah kesehatan di Negara
berkembang termasuk Indonesia. Diare adalah gangguan
pencernaan yang ditandai dengan buang air besar encer 3 kali atau
lebih dalam sehari. Selain encer, feses yang keluar mungkin
tampak lembek atau berair. Orang-orang sering menyebutnya
mencret atau “buang-buang air”. Penyakit ini juga dapat di
sebabkan oleh makanan dan minuman yang terkontaminasi,
misalnya membeli jajanan dipinggiran jalan yang makanannya
dihinggapi oleh lalat. Lingungan rumah yang kumuh dan yang
tidak bersih, seperti membuang sampah sembarangan dan
membuang tinja di sembarangan tempat (bukan di jamban).

Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat harus dimulai


dari unit terkecil masyarakat yaitu perilaku hidup bersih dan sehat
di rumah tangga sebagai upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat. Manfaat dari perilaku hidup bersih dan
sehat dapat berdampak pada pencegahan diare sehingga anggota
keluarga bisa terbebas dari risiko penyakit diare.

Perilaku hidup bersih dan sehat penting untuk


mempertahankan dan lebih meningkatkan, dalam upaya mencegah
Diare dapat dilakukan dengan sering membersihkan tangan, tidak
jajan sembarangan, memesak daging hingga matang, rajin
berolahraga, mencuci buah dan sayur sebelum di olah, dan tidak
buang air besar di sembarang tempat.
Kata kunci : Diare, Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan akhir penyuluhan kesehatan dengan judul
“Pencegahan Penyakit Diare Pada Anak-Anak Dengan Menerapkan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam laporan penyuluhan ini,


masih banyak kekurangan sehingga perlu bantuan, arahan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, kami menghaturkan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada yang terhormat :

1. Ibu Hj. Wahyuni Sahani, ST., M.Si selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar.
2. Ibu Inayah, SKM., M. Kes selaku ketua program studi D. III
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar.
3. Muh. Ikbal Arif, SKM., M. Kes & Andi Ruhban, SST., M. Kes
selaku Dosen Pembimbing.
4. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam pembuatan laporan akhir ini.

Laporan ini masih mempunyai kekurangan-kekurangan sehingga


masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kepada para pembaca kiranya dapat memberikan saran
dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Makassar, 26 Oktober 2022


Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi


Penyakit diare ini sudah lama menemani kita di kehidupan kita yang
bermukiman di Indinesia. Penyakit diare ini sudah tersebar luas di
Indonesia, bahkan sampai saat ini pun masih banyak orang yang
terkena penyakit diare. Penyakit ini biasa dialami oleh orang dewasa
hingga anak-anak. Penyakit ini juga tidak bisa di sepelekan jika
tidak di tangani akan berakit fatal. Diare adalah penyakit yang
membuat penderitanya menjadi sering buang air besar dengan kondisi
tinja yang encer atau berair. Diare umumnya terjadi akibat
mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi virus,
bakteri, atau parasit.

Menurut WHO (1999) diare secara klinis didefinisikan sebagai


bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih
dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja
(menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga
macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare
persisten. Sedangkan menurut menurut Depkes RI (2005), diare
adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk
dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih
dalam sehari. Diare akut diberi batasan sebagai meningkatnya
kekerapan, bertambah cairan, atau bertambah banyaknya tinja yang
dikeluarkan, akan tetapi hal itu sangat relatif terhadap
kebiasaan yang ada pada penderita dan berlangsung tidak lebih dari
satu minggu. Apabila diare berlangsung antara satu sampai dua
minggu maka dikatakan diare yang berkepanjangan (Soegijanto,
2002)

WHO, di Asia Tenggara sendiri angka kematian akibat diare


mencapai 8,5%.11 Di Indonesia sendiri, prevalensi diare pada
balita adalah 12,3%.12. Prevalensi diare tertinggi di kota Jakarta
terdapat di daerah Jakarta Barat yaitu 27% diikuti Jakarta Timur
25%, Jakarta Utara 20%, Jakarta Selatan 19% dan yang terakhir di
Jakarta Pusat yaitu 9%.13 Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui
angka kejadian diare pada anak usia 6-24 bulan dengan riwayat
pemberian ASI Eksklusif.

Penyakit ini juga dapat di sebabkan oleh makanan dan


minuman yang terkontaminasi, misalnya membeli jajanan
dipinggiran jalan yang makanannya dihinggapi oleh lalat. Dan bisa
juga disebabkan oleh lingungan rumah yang kumuh dan yang tidak
bersih, seperti membuang sampah sembarangan dan membuang tinja
di sembarangan tempat (bukan di jamban). Kebersihan pribadi yang
buruk, seperti tidak mencuci tangan sebelum makan dan sesudah
buang air. Cuci tangan merupakan salah satu usaha untuk
pencegahan dan resiko penularan penyakit diare, meminum air
mentah.

Cara agar kita tidak terkena penyakit diare yaitu, kebersihan diri
adalah suatu tindakan yang dilakukan uantuk memelihara
kerbersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis. Contohnya, mandi minimal 2 kali sehari, mencuci tangan
pakai sabun dengan 7 langkah mencuci tangan, memotong kuku,
dan menyikat gigi 3 kali sehari, membersihkan telinga,
membersihkan lingkungan rumah, dan membuang sampah pada
tempatnya sesuai jenis sampahnya.
1.2 Permasalahan Mitra
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah adalah sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk
menilai Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah yaitu :
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
Perilaku hidup bersih dan sehat disekolah adalah upaya untuk
memberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah
agar tahu dan mau serta mampu mempraktikan Per dan berperan
aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Kegiatan Perilaku hidup
bersih dan sehat ini juga akan mendukung program/kegiatan
pemerintah dibidang penilaian sekolah Adiwiyata.
Mengingat jumlah anak di indonesia rata-rata 30% dari total
penduduk Indonesia dan usia sekolah merupakan masa keemasan
untuk menanamkan nilai- nilai perilaku hidup bersih dan sehat
sehingga berpotensi sebagai agen perubahaan untuk mempromosikan
perilaku hidup bersih dan sehat, baik dilingkungan sekolah, keluarga
dan masyarakat. Jika tiap sekolah memiliki 20 kader kesehatan saja
maka ada 5 juta kader kesehatan yang dapat membantu
terlaksananya dua strategi utama Departemen Kesehatan.

Munculnya sebagai penyakit yang sering menyerang anak usia


sekolah (usia 6-10), ternyata umumnya berkaitan dengan perilaku
hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai
perilaku hidup bersih dan sehat disekolah merupakan kebutuhan
mutlak dan dapat dilakukan melalui pedekatan usaha kesehatan
Sekolah (UKS).
Sebagai institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan
kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan.Anak usia
sekolah baik tingkat Pra Sekolah dan Sekolah Dasar merupakan
suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Pada
periode usia ini, didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang
sangat menentukan kualitas anak dikemudian hari. Masalah
kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan
perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar.
Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat
pencapaian prestasi pada peserta didik disekolah.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya penyuluhan kesehatan ini sebagai
berikut :
1. Untuk menambah pengetahuan siswa/i SD Inpres BTN IKIP 1,
KecamatanRappocini, Kota Makassar tentang apa itu DIARE,
gejala DIARE, penyebab dari DIARE, tanda dan gejala DIARE,
cara penularan DIARE, dan cara mencegah terjadinya DIARE.
2. Untuk mengetahui pemahaman siswa/i SD Inpres BTN IKIP 1,
KecamatanRappocini, Kota Makassar tentang DIARE.
3. Untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa/i Jurusan
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar saat
bersosialisasi secara lansung di lingkungan masyarakat
BAB II
TARGET & CAPAIAN

2.1 Target
Tabel 2.1 Target Capaian Didapatkan Dalam
Pelaksanaan Penyuluhan Kepada Masyarakat (Siswa Kelas 3
SD Inpres BTN IKIP 1, Kecamatan Rappocini, Kota
Makassar)
No. Kegiatan Target Luaran Pada Mitra
1. Penyuluhan tentang 80% Responden dapat
penyakit Diare memahami tentang:
1. Pengertian penyakit DIARE
2. Gejala, penyebab, cara
penularan, dan pencegahan
penyakit DIARE
2. Penyuluhan tentang perilaku 90% responden memahami
hidup bersih dan sehat sebagai tentang :
upaya pencegahan Diare 1. Cuci tangan yang baik dan
benar sebagai salah satu
langkah untuk pencegahan
Diare

2.2 Capaian
Siswa/i merespon dengan baik dan sebagian besar dari
siswa/i dapat memahami penyuluhan yang dilaksanakan di mana
siswa/i mengetahui apa itu Diare, gejala-gejala penyakit Diare,
penyebab terjadinya Diare, dan cara-cara untuk mencegah Diare
dengan peningkatan Pola Hidup Bersih dan Sehat.
Selain itu, setelah pemberian materi selesai, dilakukan
pemberian kuis atau pertanyaan yang berisikan pertanyaan-
pertanyaan terkait dengan penyakit Diare dan pencegahannya
dengan penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat. Tujuan
pemberian kuesioner ini yaitu agar tim penyuluh dapat
mengetahui tingkat pengetahuan siswa/i terkait dengan materi
yang telah disampaikan. Kemudian dilanjutkan dengan pemparan
kesimpulan dari salah satu siswa/i dan demonstrasi Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS) yang di mana seluruh siswa/i aktif dalam
mengikuti demonstrasi tersebut.
BAB III
METODOLOGI PELAKSAAN

Pelaksanaan penyuluhan kesehatan kepada siswa/i SD Inpres


BTN IKIP 1, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar tentang penyakit
Diare, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

3.1 Penyuluhan tentang penyakit Diare dan upaya pencegahan


penyakit Diare dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat
Pada tahapan penyuluhan, tim menyiapkan alat yang digunakan
seperti LCD, kabel HDMI, laptop, handphone, PPT, spanduk, video
cara Cuci Tangan Pakai Sabun, dan perlengkapan lainnya yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan penyuluhan.
siswa/i diarahkah untuk masuk ke ruangan kelas yang telah
disiapkan untuk pelaksanaan kegiatan. Didalam ruang kelas, segala
persiapan mulai disiapkan, seperti materi yang akan ditampilkan
pada layer proyektor, pemasangan spanduk. Selanjutnya, para siswa/i
mengisi absen kehadiran yang telah disiapkan oleh tim. Lalu
kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan oleh moderator, selanjutnya
dialihkan ke pembawa materi sekaligus pemaparan materi melalui
proyektor LCD, selanjutnya pemutaran video tentang cara Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang di mana siswa/i yang hadir aktif
mengikuti demonstrasi video yang ditampilkan dan kemudian
mempraktikkan cara Cuci Tangan yang baik dan benar, lalu
dilanjutkan sesi tanya jawab kemudian dilanjutkan dengan
pemberian kuis kepada siswa/i mengenai ap aitu diare dan dan
pencegahan, selanjutnya sesi games dan penutupan oleh moderator.

3.2 Evaluasi
Pada tahapan ini, pada saat sedang berlangsung demonstrasi cara
cuci tangan yang baik dan benar sebagai salah satu indicator dari
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, siswa/i aktif mengikuti
demonstrasi tersebut dengan ikut mempraktikkan cara cuci tangan
yang baik dan benar. Selain itu, keaktifan siswa/i dinilai pada saat
setelah pemaparan materi.

Setelah itu, tim juga mengevaluasi siswa/i dengan pemberian


kuis. Siswa/i diberikan pertanyaan tentang Diare. Kuis ini dilakukan
setelah pemaparan materi penyuluhan, dengan tujuan untuk
mengetahui kembali pengetahuan yang ditangkap dari materi yang
diberikan.
Kemudian siswa/i yang mampu menjawab kuis atau pertanyaan
akan diberikan hadiah kepada siswa/i sebagai bentuk apresiasi atas
keaktifannya.
BAB IV

HASIL YANG DICAPAI

4.1 Hasil

Pada pelaksanaan kegiatan penyuluhan Kesehatan yang dilaksanakan


pada tanggal 17 Oktober 2022 di SD Inpres BTN IKIP I, Kecamatan
Rappocini, Kota Makassar di hadiri 42 peserta yang merupakan
siswa/siswi kelas 3. Langkah awal pelaksanaan kegiatan penyuluhan
berupa kegiatan penyuluhan kepada siswa/i, kemudian diadakan
evaluasi dengan memberikan kuis terkait dengan materi yang
disampaikan yaitu materi tentang Diare untuk mengetahui apakah
siswa/i memahami materi yang diberikan pada saat penyuluhan serta
telah melakukan koordinasi dengan Instansi-instansi terkait dengan
pelaksanaan penyuluhan.

Hasil yang telah dicapai saat ini adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan surat perizinan kepada kepala sekolah SD Inpres BTN


IKIP I, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar untuk melaksanakan
penyuluhan di ruang kelas siswa kelas 3 sekaligus melakukan
sosialisasi tanggal pelaksanaan.

2. Melakukan survey lokasi di SD Inpres BTN IKIP I, Kecamatan


Rappocini, Kota Makassar, serta persiapan perlengkapan yang
nantinya akan digunakan untuk penyuluhan di sekolah tersebut.

3. Melakukan perencanaan-perencanaan untuk kegiatan penyuluhan


berupa materi penyuluhan dan melengkapi peralatan penunjang
berupa LCD, kabel HDMI, laptop, spanduk, administrasi, dan daftar
hadir serta kebutuhan penyuluhan berupa hadiah, cendramata dan
bingkisan yang akan diberikan kepada peserta nantinya.
Mengevaluasi siswa/i SD Inpres BTN IKIP I, Kecamatan
Rappocini, Kota Makassar pada saat setelah pemberian materi
penyuluhan serta melakukan kegiatan tambahan yaitu demonstrasi
cara cuci tangan yang baik dan benar

sebagai langkah untuk mencegah Diare. Hasil yang di capai dari


pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil daripada penyuluhan

Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan penambahan


pengetahuan yang diperutukkan bagi masyarakat untuk mencapai
tujuan hidup sehat dengan cara mempengaruhi perilaku masyarakat
baik itu secara individu ataupun kelompok. Baik itu secara individu
ataupun kelompok. Setelah melakukan penyuluhan, tim membagikan
kuesioner yang berisikan pertanyaan terkait materi penyakit Diare,
upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan penyakit Diare yaitu
salah satunya yaitu dengan cara mencuci tangan yang baik dan
benar. Dari hasil tanya jawab, 80% responden mengetahui tentang
penyakit Diare, 90% responden yang memahami tentang cuci tangan
yang baik dan benar sebagai salah satu langkah untuk pencegahan
Diare.

2. Hasil dari evaluasi

Setelah diadakan evaluasi hasil tanya jawab/ kuis 80% responden


mengetahui tentang penyakit Diare, 90% responden yang
mengetahui tentang cuci tangan yang baik dan benar sebagai salah
satu langkah untuk pencegahan Diare.

Hasil dari kegiatan penyuluhan dapat dilihat pada tabel 4.1


berikut ini.

Tabel 4. 1 Hasil capaian setelah penyuluhan


No. Kegiatan Target Luaran Pada Mitra
1. Penyuluhan tentang 80% Responden dapat
penyakit Diare memahami tentang:
3. Pengertian penyakit DIARE
4. Gejala, penyebab, cara
penularan, dan pencegahan
penyakit DIARE
2. Penyuluhan tentang perilaku 90% responden memahami
hidup bersih dan sehat sebagai tentang :
upaya pencegahan Diare 2. Cuci tangan yang baik dan
benar sebagai salah satu
langkah untuk pencegahan
Diare
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan


pada hari Senin, 17 Oktober 2022 di SD Inpres BTN IKIP I, Kecamatan
Rappocini, Kota Makassar dan dihadiri 42 peserta yang terdiri dari
siswa/i kelas 3, dapat disimpulkan:

1. Hasil penyuluhan tentang penyakit Diare, didapatkan 80%


responden yang mengetahui tentang penyakit Diare.

2. Hasil penyuluhan tentang penerapan Pola Hidup Bersih dan


Sehat didapatkan 90% responden.

5.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai