Disusun oleh:
Monica Andreas 160321190001 Kharlina Syafitri 16321190005
Ansila Dwi Nur Intan 160321190002 Cut Myra Angela 16321190006
Melly Sriwijayanti 160321190003 Jesica Gozal 16321190007
Christine N Manurung 160321190004 Hervano Taufik 16321190008
Dosen Pembimbing:
Dr. Rudi Hartanto, drg., M.S
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambaran grafis dari input saraf perifer ke sumsum tulang belakang.6
Gambar 2.2 Sebuah penggambaran grafik dari saraf trigeminal ............................ 7
Gambar 2.3 Neuromuscular junction.................................................................. 14
Gambar 2.4 Keseimbangan otot kepala dan leher yang tepat dan kompleks ........ 17
Gambar 2.5 Spindel otot .................................................................................... 19
Gambar 2.6 Myotactic reflex .............................................................................. 26
Gambar 2.7 Nociceptive reflex ........................................................................... 29
Gambar 2.8 Pola gerakan pengunyahan .............................................................. 36
Gambar 2.9 Gerak terluar dan mengunyah ......................................................... 40
Gambar 2.10 Tiga tahap dalam proses penelanan ............................................... 44
Gambar 2.11 Artikulasi dari suara ...................................................................... 47
Gambar 2.12 Homunculus.................................................................................. 51
Gambar 2.13 Luka pada otot trapezius pada jaringan yang rusak ........................ 65
ii
BAB I
PENDAHULUAN
tersendiri dari berbagai otot kepala dan leher untuk menggerakkan mandibula
dengan tepat dan memungkinkan fungsi yang efektif. Sistem kontrol neurologis
pengunyahan. Sistem tersebut terutama terdiri dari saraf (nerve) dan otot (muscle);
bagian yang berada didalam mulut untuk memotong dan menghaluskan makanan
Pada makalah ini, akan dibagi bahasan menjadi 3 bagian. Yang pertama
1
neuromuscular. Yang kedua adalah mengenai fisiologi dasar aktivitas
pengunyahan, menelan dan icaea. Yang ketiga akan dibahas mengenai konsep
yang penting dan mekanisme yang diperlukan untuk penanganan nyeri orofasial.
Ketiga bahasan tadi akan membantu seorang klinisi untuk dapat lebih memahami
1
keluhan pasien dan dapat menentukan pilihan perawatan yang efektif.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
utama: struktur neurologis dan otot. Anatomi dan fungsi dari masing-masing
komponen ini akan dibahas terpisah, walaupun dalam beberapa hal sulit untuk
2.1.1.1 Neuron
Unit struktur dasar pembentuk sistem saraf adalah neuron. Neuron terdiri
dari massa protoplasma yang disebut badan sel saraf, dan prosesus protoplasma
dari badan sel saraf yang disebut dendrite dan axon. Badan sel saraf yang terletak
di sumsum tulang belakang ditemukan dalam gray substance dari sistem saraf
pusat (SSP). Tubuh sel yang ditemukan di luar SSP bergabung dalam ganglia.
Axon (dari bahasa Yunani axon, yang berarti "poros" atau "aksis") adalah pusat
inti yang membentuk bagian penghantar penting dari neuron dan merupakan
perluasan sitoplasma dari sel saraf. Banyak neuron bergabung membentuk serat
saraf. Neuron ini mampu mentransfer impuls listrik dan kimia di sepanjang sumbu
mereka, sehingga memungkinkan informasi untuk masuk dan keluar dari SSP.
Istilah neuron berbeda tergantung pada lokasi dan fungsinya. Neuron afferent
3
menghantarkan ke arah perifer. Neuron internuncial, atau interneuron, terletak
seluruhnya di dalam SSP. Neuron sensorik pertama disebut neuron primer atau
first order neuron. Neuron sensorik second dan third order adalah interneuron.
Impuls saraf ditransmisikan dari satu neuron ke neuron lain hanya pada
synaptic junction, atau synapse, di mana prosesus dari dua neuron berada
berdekatan. Umumnya, semua synapse afferent terletak dalam gray substance dari
SSP. Oleh karena itu, tidak ada koneksi anatomis periferal antara serat sensorik.
Semua koneksi berada di dalam SSP, dan transmisi periferal pada impuls sensorik
semua jaringan tubuh yang memberikan informasi kepada SSP melalui neuron
afferent pada jaringan manapun. Seperti di area lain pada tubuh, berbagai tipe
dari jaringan luar dari tubuh yang menginformasikan SSP tentang kondisi di
4
dingin, sentuhan ringan, dan tekanan. Ada juga reseptor yang spesifik untuk rasa
tidak nyaman dan rasa sakit. Ini disebut nociceptor. Nociceptors terletak tidak
mandibula dan struktur oral yang terkait. Ini disebut proprioceptors dan terutama
menginformasikan kepada SSP tentang status struktur dan proses internal seperti
aliran darah, pencernaan, dan pernapasan. Masukan konstan yang diterima dari
Informasi dari jaringan di luar SSP harus ditransfer ke SSP dan kedalam
pusat informasi tertinggi di batang otak dan korteks untuk interpretasi dan
evaluasi. Setelah informasi ini dievaluasi, tindakan yang tepat harus diambil.
belakang dan kembali melalui perifer ke organ efferent untuk melakukan tindakan
yang diinginkan. Neuron afferent primer (neuron first order) menerima stimulus
dari reseptor sensorik. Impuls ini dibawa oleh neuron afferent primer ke dalam
SSP melalui akar dorsal ke synapse di dalam dorsal horn dari sumsum tulang
belakang dengan neuron second order. Badan sel dari semua neuron afferent
primer terletak di dorsal root ganglia. Impuls kemudian dibawa oleh neuron
5
anterolateral, yang akan naik ke higher centers. Mungkin ada beberapa
interneuron (third-order, fourth-order, dll.) yang terlibat dalam transfer impuls ini
ke thalamus dan korteks. Ada juga interneuron yang terletak di dorsal horn yang
mungkin terlibat dengan impuls karena bersinapsis dengan neuron second order.
dengan neuron efferent yang diarahkan keluar dari SSP melalui akar ventral untuk
Gambar 2.1 Gambaran grafis dari input saraf perifer ke sumsum tulang belakang.
Perhatikan bahwa neuron first order (primary afferent) membawa input ke
dorsal horn untuk melakukan synapse dengan neuron second order. Neuron
second order kemudian menyeberang dan naik ke higher centers.
Interneuron kecil terhubung neuron aafferent primer dengan neuron
motorik primer (efferent), memungkinkan aktivitas reflex arc. Ganglion
akar dorsal (DRG) berisi badan sel neuron afferent primer. 1
Setelah impuls saraf telah dialihkan ke neuron second order, neuron ini
akan membawanya ke higher centers untuk interpretasi dan evaluasi. Ada banyak
pusat (centers) di batang otak dan otak yang membantu memberi makna pada
impuls-impuls ini. Juga harus diingat bahwa banyak interneuron yang mungkin
6
terlibat dalam mentransmisikan impuls-impuls ke higher centers. Sebenarnya,
mencoba mengikuti impuls melalui batang otak ke korteks bukanlah tugas yang
mudah. Untuk membahas fungsi otot dan rasa nyeri secara jelas dalam teks ini,
area fungsional tertentu dari batang otak dan otak harus dijelaskan. Penjelasan
berikut hanya mengulas beberapa komponen fungsional yang penting dari SSP;
untuk tinjauan yang lebih lengkap dapat mencari dari sumber lain. 1
Gambar 2.2 adalah penggambaran grafis dari area fungsional batang otak
dan otak yang diulas dalam bagian ini. Pemahaman tentang area-area ini dan
fungsinya sangat membantu dalam memahami nyeri orofasial. Area penting yang
ditinjau di bawah ini adalah nukleus sistem tulang belakang, formasi reticular,
talamus, hipotalamus, struktur limbik, dan korteks. Area-area ini akan dibahas
Gambar 2.2 Sebuah penggambaran grafik dari saraf trigeminal memasuki batang otak
pada tingkatan pons. Neuron afferent primer (1 N) memasuki batang otak
untuk melakukan synapse dengan neuron second order (2nd N) dalam
nukleus saluran trigeminal tulang belakang (STN of V). Inti saluran tulang
belakang dibagi menjadi tiga wilayah; subnukleus oralis (sno), subnukleus
interpolaris (sni), dan subnukleus caudalis (snc). Kompleks batang otak
trigeminal juga terdiri dari inti motor V (MN of V), dan nukleus sensorik
utama V (SN of V). Badan sel saraf trigeminal terletak di ganglion gasserian
7
(GG). Setelah neuron second order menerima input, neuron dibawa ke
talamus (Th) untuk interpretasi.1
second order di dorsal horn pada tulang belakang. Walaupun begitu, input afferent
dari struktur wajah dan mulut, tidak memasuki sumsum tulang belakang melalui
saraf tulang belakang. Sebaliknya, input sensorik dari wajah dan mulut dibawa
melalui saraf kranial kelima, yaitu saraf trigeminal. Badan sel neuron afferent
trigeminal terletak di ganglion gasserian besar. Impuls yang dibawa oleh saraf
nukleus trigeminal tulang belakang. Area batang otak ini secara struktural sangat
mirip dengan dorsal horn sumsum tulang belakang. Bahkan, area tersebut dapat
Kompleks trigeminal batang otak terdiri dari (1) nukleus sensorik utama
trigeminal, yang terletak di rostral dan menerima beberapa afferent pulpa dan
periodontal, dan (2) sistem tulang belakang dari nukleus trigeminal, yang terletak
lebih kaudal. Sistem tulang belakang dibagi menjadi (1) subnukleus oralis, (2)
8
Subnukleus oralis tampaknya menjadi area signifikan dari kompleks batang otak
motorik dari saraf kranial kelima. Area kompleks ini terlibat dengan interpretasi
impuls yang menuntut respons motorik. Aktifitas refleks motorik pada wajah
dimulai dari area ini, dengan cara yang mirip dengan aktifitas refleks tulang
B. Formasi reticular
melalui beberapa saluran melewati area batang otak yang disebut formasi
reticular. Di dalam formasi reticular terdapat konsentrasi sel atau nuclei yang
mewakili "pusat" dari berbagai fungsi. Formasi reticular memiliki peran yang
sangat penting dalam memonitor impuls yang masuk ke batang otak, mengontrol
aktivitas otak secara keseluruhan baik dengan meningkatkan impuls ke otak atau
menghambat impuls. Bagian batang otak ini memiliki pengaruh yang sangat
C. Talamus
Talamus terletak di pusat otak, dengan dikelilingi cerebrum mulai dari atas
dan samping, dan otak tengah di bawahnya. Talamus terdiri dari banyak inti yang
berfungsi bersama untuk menginterupsi impuls. Hampir semua impuls dari daerah
9
otak bagian bawah serta dari sumsum tulang belakang diteruskan melalui synapse
stasiun pemancar untuk sebagian besar komunikasi antara batang otak, otak kecil,
dan cerebrum. Ketika impuls muncul ke talamus, talamus membuat penilaian dan
mengarahkan impuls ke daerah yang sesuai di pusat yang lebih tinggi untuk
fungsi yang sama dengan keyboard, yang mengendalikan fungsi dan mengarahkan
dengan area lainnya dari SSP. Tanpa talamus, korteks tidak ada gunanya. 1
D. Hipotalamus
Meskipun kecil, fungsinya sangat penting. Hipotalamus adalah pusat utama otak
untuk mengendalikan fungsi-fungsi internal tubuh, seperti suhu tubuh, rasa lapar,
Dapat dengan jelas terlihat bahwa area otak yang kecil ini memiliki beberapa efek
10
E. Struktur limbik
terdapat inti (nuclei) atau pusat yang bertanggung jawab atas perilaku spesifik
limbik juga ada pusat rasa sakit / kesenangan yang pada mendorong individu
secara naluriah ke arah perilaku yang merangsang sisi kesenangan dan menjauh
dari rasa sakit. Dorongan-dorongan ini umumnya tidak dirasakan pada tingkat
sadar tetapi lebih sebagai naluri dasar. Walaupun begitu, naluri tetap akan
nyeri kronis, perilakunya akan berorientasi pada menjauhi stimulus apa pun yang
dapat meningkatkan rasa sakit. Seringkali penderita akan menjauh dari hidup dan
perubahan suasana hati seperti depresi akan muncul. Dipercayai bahwa bagian-
fungsi perilaku bawah sadar dari sistem limbik yang lebih dalam. 1
memodifikasi salah satu atau semua fungsi tubuh internal yang dikendalikan oleh
hipotalamus. Impuls dari sistem limbik yang masuk ke otak tengah dan medula
Dengan pemahaman dasar fungsi limbik ini seseorang dapat dengan cepat
11
memahami dampaknya terhadap fungsi keseluruhan. Sistem limbik tentu
memainkan peran penting dalam masalah nyeri, seperti yang dibahas dalam bab-
bab selanjutnya. 1
F. Korteks
Korteks serebral, yang sebagian besar terdiri dari gray matter, adalah
daerah luar dari cerebrum. Korteks adalah bagian dari otak yang paling sering
melakukan proses berpikir tanpa aksi simultan dari struktur otak yang lebih
dalam, dan di sinilah pada dasarnya semua ingatan kita disimpan. Korteks juga
merupakan area yang paling bertanggung jawab terhadap kemampuan kita melatih
keterampilan otot. Hingga saat ini masih belum diketahui mekanisme fisiologis
keterampilan otot. 1
hingga 80 miliar tubuh sel saraf secara keseluruhan. Diperkirakan satu miliar
serabut saraf mengarah keluar dari korteks, dan jumlah yang sama mengarah ke
dalam. Serabut saraf ini berpindah ke area lain dari korteks, ke dan dari struktur
otak yang lebih dalam, dan dalam beberapa kasus sampai ke sumsum tulang
belakang. 1
Area yang berbeda dari korteks serebral telah diketahui memiliki fungsi-
fungsi yang berbeda. Ada area motorik, yang utamanya terlibat dengan
12
somatosensory input untuk dievaluasi. Ada juga area untuk indera khusus, seperti
maka korteks serebral akan memiliki peran yang sama dengan perangkat hard disc
yang menyimpan semua informasi tentang memori dan fungsi motorik. Sekali
lagi, penting untuk diingat bahwa talamus (keyboard) adalah unit yang diperlukan
2.1.2 Otot
terdiri dari sejumlah serat otot yang diinervasi (dipersarafi) satu neuron motorik.
Setiap neuron bergabung dengan serat otot di motor endplate. Ketika neuron
Jumlah serat otot yang diinervasi oleh satu motor neuron sangat bervariasi
sesuai dengan fungsi unit motoriknya. Semakin sedikit serat otot per motor
hanya dua atau tiga serat otot, seperti pada otot ciliary (yang secara tepat
ratusan serat otot seperti pada otot besar manapun (misalnya, Rectus femoris di
kaki). Begitu juga halnya dengan otot pengunyahan, dimana ada variasi yang
13
sama dalam jumlah serat otot per motor neuron. Otot pterigoid lateral inferior
memiliki rasio neuron serat motorik otot yang relatif rendah, oleh karena itu otot
ini mampu melakukan penyesuaian panjang secara tepat yang diperlukan untuk
masseter memiliki jumlah serat motor yang lebih besar per motor neuron, yang
sesuai dengan fungsinya yang lebih besar dalam menyediakan gaya yang
2.1.2.2 Otot
Ratusan hingga ribuan unit motorik, bersama dengan pembuluh darah dan
saraf, dijadikan satu oleh jaringan ikat dan fasia untuk membentuk otot. Untuk
memahami efek dari otot-otot ini, terutama (dalam konteks ini) otot-otot
pengunyahan terhadap satu sama lain dan perlekatan tulangnya, maka hubungan
kerangka dasar dari kepala dan leher harus diperhatikan. Tengkorak disokong
pada posisinya oleh tulang belakang leher. Namun, tengkorak tidak terletak di
14
tengah atau dalam posisi yang seimbang di atas leher tulang belakang. Bahkan,
jika tengkorak kering ditempatkan pada posisi yang benar di leher tulang
belakang, tengkorak akan menjadi condong ke anterior dan dengan cepat jatuh ke
mandibular yang menggantung dibagian bawah depan dari tengkorak kepala. Kita
dapat dengan mudah melihat bahwa tidak ada keseimbangan antara komponen
berat dan massa ini. Jika kepala harus dipertahankan dalam posisi tegak sehingga
posterior tengkorak pada tulang belakang leher dan daerah bahu harus
mengarahkan garis penglihatan terlalu jauh ke atas. Untuk mengatasi ini, terdapat
kelompok otot antagonis di daerah anterior kepala, yaitu: otot masseter (mengikat
infrahyoid (mengikat tulang hyoid dengan sternum dan klavikula). Ketika otot-
otot ini berkontraksi, maka posisi kepala diturunkan. Dengan demikian ada
diinginkan. Otot-otot ini, dengan ditambah otot yang lain, juga mempertahankan
15
2.1.2.3 Fungsi otot
(1) Ketika sejumlah besar unit motorik dalam otot distimulasi, kontraksi atau
pemendekan keseluruhan otot akan terjadi. Jenis pemendekan dengan beban yang
konstan ini disebut kontraksi isotonik, yang terjadi pada otot masseter ketika
mandibula diangkat, memaksa gigi untuk melewati bolus makanan. (2) Ketika
sejumlah unit motorik berkontraksi berlawanan dengan arah gaya yang diberikan,
fungsi otot yang dihasilkan adalah untuk menahan atau menstabilkan rahang.
Kontraksi tanpa pemendekan ini disebut kontraksi isometrik, dan terjadi pada otot
masseter ketika sebuah benda ditahan di antara gigi (misalnya, Pipa atau pensil).
(3) Otot juga dapat berfungsi melalui relaksasi yang terkontrol. Ketika stimulasi
unit motorik dihentikan, serat-serat unit motorik akan rileks dan kembali ke
gerakan halus dan disengaja. Jenis relaksasi yang terkontrol ini diamati dalam otot
masseter ketika mulut terbuka untuk menerima bolus makanan baru selama
mengunyah. 1
16
Gambar 2.4 Keseimbangan otot kepala dan leher yang tepat dan kompleks harus ada
untuk mempertahankan posisi dan fungsi kepala yang tepat. A, Sistem otot.
B, Setiap otot utama bertindak seperti pita elastis. Ketegangan yang
diberikan harus secara tepat berkontribusi pada keseimbangan yang
mempertahankan posisi kepala yang diinginkan. Jika satu pita elastis putus,
keseimbangan seluruh sistem terganggu dan posisi kepala berubah. 1
Dengan menggunakan ketiga fungsi ini, otot-otot kepala dan leher dapat
yang berfungsi menekannya. Bahkan pada gerakan sekecil apa pun dari kepala,
setiap otot berfungsi selaras dengan otot lainnya untuk melakukan gerakan yang
(kontraksi isotonik), yang lain harus rileks (relaksasi terkontrol), dan otot yang
lain lagi harus menstabilkan atau melakukan fungsi tertentu (kontraksi isometrik).
Ketiga jenis aktifitas otot ini muncul selama fungsi rutin kepala dan leher.
Namun, ada jenis lain dari aktivitas otot yang disebut kontraksi eksentrik, yang
dapat terjadi selama kondisi tertentu. Jenis kontraksi ini seringkali merusak
17
jaringan otot. Kontraksi eksentrik mengacu pada pemanjangan otot yang dipaksa
otot secara tiba-tiba saat berkontraksi. Jenis pemanjangan tiba-tiba sementara otot
strukturnya: (1) spindel otot, yang merupakan organ reseptor khusus yang
ditemukan dalam jaringan otot; (2) organ tendon Golgi, yang terletak di tendon;
(3) sel-sel Pacinian, terletak di tendon, sendi, periosteum, fascia, dan jaringan
subkutan; dan (4) nosiseptor, yang ditemukan secara umum di seluruh jaringan
sistem pengunyahan. 1
A. Spindle Otot
Otot rangka terdiri dari dua jenis serat otot. Yang pertama adalah serat
ekstrafusal, yang kontraktil dan membentuk sebagian besar otot; yang lain adalah
serat intrafusal, yang hanya kontraktil beberapa saat. Satu bundel otot intrafusal
18
yang diikat oleh selubung jaringan ikat disebut spindel otot. Spindle otot terutama
memantau ketegangan di dalam otot rangka. Mereka diseling di seluruh otot dan
inti dari serat intrafusal diatur dalam dua mode yang berbeda: seperti rantai (tipe
memasok serat intrafusal. Serat yang lebih besar melakukan impuls dengan
kecepatan yang lebih tinggi dan memiliki ambang yang lebih rendah. Yang
berakhir di wilayah tengah dari serat intrafusal adalah kelompok yang lebih besar
(Ia, A-alpha) (dibahas kemudian dalam bab ini) dan dikatakan sebagai ujung
primer (yang disebut ujung annulospiral). Yang berakhir di kutub poros (jauh dari
wilayah tengah) adalah kelompok yang lebih kecil (II, A-beta) dan merupakan
Serat intrafusal dari spindel otot sejajar sejajar dengan serat ekstrafusal;
oleh karena itu, ketika otot diregangkan, demikian juga serat intrafusal.
19
annulo-spiral dan ower-spray diaktifkan oleh peregangan, dan saraf aferen
membawa impuls saraf ini ke SSP. Saraf aferen yang berasal dari spindel otot otot
Serat-serat ini diberikan klasifikasi serat gamma atau gamma eferen untuk
membedakannya dari saraf alfa, yang mensuplai serat ekstrafusal. Seperti serat
eferen lainnya, serat eferen gamma berasal dari CNS; ketika distimulasi, mereka
otot diregangkan, dan aktivitas aferen dimulai. Jadi ada dua cara di mana sereat
aferen dari spindel otot dapat distimulasi: peregangan menyeluruh dari seluruh
otot (serat ekstrafusal) dan kontraksi serat intususal melalui eferen gamma.
membedakan antara dua kegiatan ini. Oleh karena itu kegiatan dicatat sebagai
alfa. Sebagian besar memiliki sel tubuh mereka di nukleus motor trigeminal.
Stimulasi neuron ini karena itu menyebabkan kelompok otot serat ekstrafusal (unit
mengenai keadaan pemanjangan atau kontraksi otot kembali ke SSP. Ketika otot
20
memanjang. Bentangan spindel menyebabkan cincin ujung saraf aferen kelompok
ini menyebabkan penurunan output aferen dari spindle. Jika tidak ada sistem
gamma efferent, penghentian total aktivitas spindel akan terjadi selama kontraksi
serat otot intrafusal dari spindel otot berkontraksi. Ini dapat menimbulkan
mekanisme untuk membuat peka spindel otot. Jadi sistem fusimotor ini bertindak
sebagai mekanisme bias yang mengubah cincin spindel otot. Perlu dicatat bahwa
mekanisme gamma eferen tidak diselidiki dengan baik dalam sistem pengunyahan
seperti pada sistem sumsum tulang belakang lainnya. Meskipun tampak aktif di
Pentingnya sistem eferen gamma lebih ditekankan dalam diskusi tentang refleks
otot. 1
Organ tendon Golgi terletak di tendon otot antara serat otot dan
perlekatannya pada tulang. Pada suatu waktu mereka dianggap memiliki ambang
sensorik yang lebih tinggi daripada spindel otot dan karena itu berfungsi hanya
untuk melindungi otot dari tegangan yang berlebihan atau merusak. Sekarang
21
terlihat bahwa mereka lebih sensitif dan aktif dalam pengaturan reflex selama
Organ tendon Golgi terjadi secara bersamaan dengan serat otot ekstrafusal
dan tidak paralel, seperti dengan spindel otot. Masing-masing organ sensorik ini
terdiri dari serat tendon yang dikelilingi oleh ruang getah bening yang tertutup
dalam kapsul brous. Serat afferent masuk di dekat bagian tengah organ dan
tendon Golgi. Karena itu, kontraksi otot juga merangsang organ. Demikian juga,
regangan keseluruhan otot menciptakan ketegangan pada tendon dan sekali lagi
merangsang organ. 1
Sel-sel pacinian adalah organ oval besar yang terdiri dari lamella
konsentris dari jaringan ikat. Organ-organ ini didistribusikan secara luas dan,
karena lokasinya yang sering terdapat pada struktur sendi, dianggap berfungsi
terutama untuk persepsi pergerakan dan tekanan kuat (bukan sentuhan ringan). 1
Di pusat setiap sel adalah inti yang berisi akhir dari serat saraf. Sel-sel ini
ditemukan di tendon, sendi, periosteum, insersi yang lunak, fasia, dan jaringan
subkutan. Tekanan yang diberikan pada jaringan semacam itu metubah bentuk
22
D. Nosiseptor
rangsangan mekanik dan termal yang berbahaya; yang lain merespons berbagai
rangsangan, mulai dari sensasi sentuhan hingga cedera berbahaya; yang lain
adalah reseptor ambang batas rendah khususnya untuk sentuhan ringan, tekanan,
mechanoreceptor. 1
sensasi ketidaknyamanan atau nyeri. Sensasi rasa sakit dibahas nanti dalam bab
ini. 1
SSP dari aktivitas ini. Kontraksi otot aktif dipantau oleh organ tendon Golgi dan
23
spindle otot. Gerakan sendi dan tendon merangsang sel-sel Pacinian. Semua
reseptor sensorik secara terus menerus memberikan input ke SSP. Batang otak dan
Informasi mengenai homeostasis tubuh normal ditangani pada tingkat ini dan
keputusan secara sadar. Karena itu thalamus dan batang otak memiliki pengaruh
melewati impuls sepanjang neuron aferen ke akar saraf posterior atau ekuivalen
otot rangka. Meskipun informasi dikirim ke pusat – pusat yang lebih tinggi,
responnya tergantung dari kemauan dan terjadi secara normal tanpa pengaruh
kortikal atau batang otak. Aksi refleks mungkin monosinaptik atau polisinaptik.
Refleks monosinaptik terjadi ketika serat aferen secara langsung merangsang serat
eferen dalam SSP. Refleks polisinaptik hadir ketika neuron aferen menstimulasi
satu atau lebih antar neuron di SSP, yang pada gilirannya merangsang serat saraf
eferen. 1
pengunyahan: 1
24
(1) Myotatic reflex dan
(2) Nociceptive reflex. Ini tidak unik untuk otot pengunyahan tetapi
monosynaptic. Ketika otot rangka dengan cepat diregangkan, refleks pelindung ini
Contoh yang dikenal dari myotatic reflex adalah patellar atau loncatan
dengkul. Ketika tendon patela dipukul dengan palu tendon tepat di bawah patela,
otot paha depan (quadriceps) di paha diregangkan. Hal ini merangsang reseptor
sensorik regangan (yang paling penting adalah spindel otot) yang memicu impuls
aferen pada saraf sensorik saraf femoralis, yang mengarah ke daerah lumbar (L4)
dengan motor neuron, yang melakukan impuls eferen ke otot quadriceps femoris,
Gaya ini dapat diterapkan dengan palu karet kecil. Saat spindel otot dalam
masseter tiba-tiba meregang, aktivitas saraf aferen dihasilkan dari spindel. Impuls
aferen ini masuk ke batang otak ke nukleus motor trigeminal melalui nukleus
trigeminal mesencephalic. Serat aferen yang sama bersinaps dengan neuron motor
25
eferen alfa, yang mengarah langsung kembali ke eter ekstrafusal dari masseter.
Stimulasi alfa eferen oleh Ia aferen menyebabkan otot berkontraksi. Secara klinis,
gigi sedikit terpisah. Ketukan dagu ke bawah yang tiba-tiba akan menyebabkan
Refleks myotatic terjadi tanpa respons spesifik dari korteks dan sangat
penting dalam menentukan posisi istirahat rahang. Jika ada relaksasi total dari
semua otot yang mendukung rahang, gaya gravitasi akan bertindak untuk
dislokasi ini, otot-otot elevator (dan otot-otot lain) dipertahankan dalam keadaan
kontraksi ringan yang disebut tonus otot. Properti dari otot-otot elevator ini
26
artikular sendi dalam kontak konstan. Refleks myotatic adalah penentu utama
tonus otot pada otot elevator. Ketika gravitasi mandibula menarik ke bawah, otot-
otot elevator secara pasif diregangkan, yang juga menciptakan peregangan dari
spindel otot. Informasi ini secara reflex diteruskan dari neuron aferen yang berasal
dari spindel ke neuron motor alfa yang mengarah kembali ke otot-otot pengangkat
mengurangi peregangan pada spindle otot. Tonus otot juga dapat dipengaruhi oleh
input aferen dari reseptor sensorik lainnya, seperti yang berasal dari kulit atau
mukosa mulut. 1
Refleks myotatic dan tonus otot yang dihasilkan juga dapat dipengaruhi
oleh pusat yang lebih tinggi melalui sistem fusimotor. Korteks dan batang otak
sebagian dari kantong nuklir dan area rantai nuklir spindel. Ini mengurangi jumlah
aferen timbul. Oleh karena itu pusat yang lebih tinggi dapat menggunakan sistem
refleks. Cara spesifik yang oleh pusat yang lebih tinggi mempengaruhi kegiatan
aktivitas aferen spindel ini. Jika potensi listrik dari aktivitas saraf aferen dipantau,
27
periode diam (tidak ada aktivitas listrik) akan tercatat selama tahap kontraksi ini.
gamma eferen yang tinggi membuat otot intrafusal berkontraksi, yang mengurangi
rangsangan berbahaya dan karena itu dianggap protektif. Contoh pada anggota
tubuh besar termasuk penarikan tangan saat menyentuh benda panas. Dalam
sistem pengunyahan, sumber ini menjadi aktif ketika benda keras tiba-tiba ditemui
selama pengunyahan — misalnya ketika, dalam memakan kue ceri, Anda tiba-tiba
nukleus motorik trigeminal. Respons motorik yang terjadi selama refleks ini lebih
rumit daripada refleks miotatik dalam hal aktivitas beberapa kelompok otot harus
otot elevator harus dihambat untuk mencegah penutupan rahang lebih lanjut pada
benda keras tetapi otot-otot pembuka rahang harus diaktifkan untuk menjauhkan
gigi dari kemungkinan kerusakan. Ketika informasi aferen dari reseptor sensorik
28
mencapai interneuron, dua tindakan berbeda terjadi. Interneuron eksitasi yang
rahang cepat turun dan gigi tertarik menjauh dari objek yang menyebabkan
tubuh. 1
otot. Sumber nociceptive melindungi gigi dan struktur pendukung dari kerusakan
potensial karena kekuatan fungsional mendadak dan luar biasa berat. Organ
29
dikendalikan oleh pusat CNS yang lebih tinggi. Tindakan refleks memainkan
berbicara). 1
Kontrol otot antagonis sangat penting dalam aktivitas refleks. Ini sama
pentingnya dengan fungsi tubuh sehari-hari. Seperti dalam sistem otot lainnya,
setiap otot yang mendukung fungsi kontrol kepala dan sebagian yang mengontrol
fungsi memiliki antagonis yang menghambat aktivitasnya. Ini adalah dasar dari
dinaikkan oleh otot temporal, pterigoid medial, atau masseter, otot suprahyoid
harus relaks dan memanjang. Demikian juga untuk mandibula yang mengalami
memanjang. 1
memungkinkan kontrol gerakan mandibula yang lancar dan tepat untuk dicapai.
masing-masing kelompok otot antagonis harus tetap dalam keadaan konstan tonus
kepala dalam apa yang disebut posisi postural. Seperti dibahas sebelumnya, tonus
otot memainkan peran penting dalam posisi postural mandibula serta dalam
30
resistensi terhadap setiap perpindahan pasif mandibula. Otot-otot yang
Sebaliknya, tonus otot membutuhkan kontraksi minimal serat otot, dan serat otot
reseptor sensorik harus diterima oleh CNS melalui serat aferen. Batang otak dan
korteks harus berasimilasi dan mengatur input ini dan memperoleh aktivitas
motorik yang tepat melalui serat saraf eferen. Kegiatan motorik ini melibatkan
kontraksi beberapa kelompok otot dan penghambatan yang lain. Secara umum
alfa secara reflex dipersiapkan untuk menerima impuls yang timbul dari korteks
atau langsung dari impuls aferen dari spindle. Sebagian besar gerakan mandibula
mungkin dikendalikan oleh hubungan antara gamma eferen, spindel aferen, dan
memeriksa sendiri. 1
31
TMJ, lidah, dan jaringan lunak lainnya dari mulut secara terus-menerus memberi
umpan balik informasi, yang diproses dan digunakan untuk mengarahkan aktivitas
otot. Stimulus yang berbahaya refleks dihindarkan sehingga gerakan dan fungsi
dapat terjadi dengan cedera minimal pada jaringan dan struktur sistem
pengunyahan. 1
Meskipun korteks adalah penentu utama tindakan, batang otak bertugas menjaga
homeostasis dan mengendalikan fungsi tubuh yang secara alam bawah sadar. Di
dalam batang otak terdapat kumpulan neuron yang mengontrol aktivitas otot
berirama seperti bernapas, berjalan, dan mengunyah. Kumpulan ini secara kolektif
dikenal sebagai generator pola sentral (CPG) . Bertanggung jawab atas ketepatan
otot supra dan infra-hyoid pada waktu yang tepat ketika otot-otot elevator
mulut ke makanan. Proses ini diulang sampai partikel makanan cukup kecil untuk
ditelan dengan mudah. Agar CPG efisien, ia harus menerima input sensorik
konstan dari struktur pengunyahan. Oleh karena itu, lidah, bibir, gigi, dan ligamen
32
periodontal secara konstan memberi umpan balik informasi yang memungkinkan
CPG untuk menentukan stroke mengunyah yang paling tepat dan efisien. Setelah
ditemukan, itu dipelajari dan diulang. Pola yang dipelajari ini disebut engram otot.
Karena itu mengunyah dapat dianggap sebagai aktivitas berulang yang sangat
kompleks yang utamanya dikendalikan oleh CPG dengan input dari berbagai
kegiatan bawah sadar namun dapat dibawa ke kendali sadar kapan saja. Bernafas
dan berjalan adalah aktivitas reflex CPG lain yang umumnya terjadi pada tingkat
bawah sadar tetapi juga dapat dikendalikan secara sukarela. Proses mengunyah
hipotalamus — menentukan tindakan yang akan diambil dalam hal arah dan
Namun, ketika individu mengalami tingkat gerak yang lebih tinggi, seperti
33
ketakutan, kecemasan, frustrasi, atau kemarahan, modifikasi utama berikut dari
myotatic dan akhirnya menghasilkan peningkatan tonus otot. Otot juga menjadi
otot, ada risiko kelelahan otot yang lebih besar. Juga, peningkatan tonisitas
otot yang tidak relevan. Pembentukan retikuler, dengan pengaruh dari sistem
limbik dan aksis HPA, dapat membuat aktivitas otot tambahan yang tidak
pensil, mengepalkan gigi, atau bruxism. Seperti dibahas dalam Bab 7, kegiatan
34
2.2 Fungsi Mayor dari Sistem Mastikasi
pengunyahan memiliki tiga fungsi utama: (1) pengunyahan, (2) menelan, dan (3)
pidato. Ada juga fungsi sekunder yang membantu dalam pernapasan dan ekspresi
sangat terkoordinasi. Input sensorik dari struktur sistem pengunyahan (yaitu, gigi,
dalam CPG dengan aksi refleks yang ada dan otot yang dipelajari untuk mencapai
fungsi yang diinginkan. Karena oklusi gigi memainkan peran utama dalam fungsi
partikel kecil untuk memudahkan menelan. Ini adalah aktivitas yang paling
memuaskan. Ketika perut penuh, umpan balik menghambat perasaan positif ini.
Mastikasi mungkin memiliki efek relaksasi dengan mengurangi tonus otot dan
Ini adalah fungsi kompleks yang memanfaatkan tidak hanya otot, gigi, dan
35
struktur pendukung periodontal tetapi juga bibir, pipi, lidah, langit-langit, dan
kelenjar ludah. Ini adalah kegiatan fungsional yang umumnya otomatis dan
praktis tidak disengaja; namun bila diinginkan, itu dapat dengan mudah
yang mengikuti bentuk tetesan air. Fase penutupan dibagi menjadi dua yaitu; (1)
dengan hubungan kontak oklusi gigi. Gerakan anterior, yaitu gerakan yang dilihat
pada pergerakan tepi incisal gigi anterior rahang bawah. Gerakan ini berfungsi
36
kedua adalah gerakan lateral, yaitu gerakan yang diamati pada pertemuan kontak
oklusal gigi posterior pada saat fase penghancuran dan pelumatan makanan.
Jumlah repetisi gerakan lateral bergantung pada konsistensi makanan. Jumlah pola
yang dibentuk oleh PPP lebih banyak dipengaruhi oleh engram otot daripada
kekasaran makanan.1
mulut, dimana mandibula bergerak ke bawah dari posisi intercusp ke titik dimana
incisal edge gigi berjarak 16-18 mm. Dilanjutkan dengan pergerakan mandibula
gigi geligi disebut fase penghancuran.Pada saat terjadinya gerakan menutup ini
mengunyah. Pada posisi ini cusp bukal dari gigi mandibula hampir berada di
bawah cusp bukal dari gigi maksila. Selanjutnya fase penggilingan dimulai
Jika dilihat dari bidang sagital selama gerakan mengunyah, pada fase
membuka mulut, mandibula akan bergerak sedikit ke arah anterior dan pada
37
waktu fase menutup mulut, mandibula akan bergerak sedikit ke arah posterior
individu memiliki sisi yang disukai dimana proses pengunyahan lebih banyak
terjadi. Sisi yang dipilih adalah sisi yang lebih banyak memiliki lebih banyak
kontak oklusal sat gerakan lateral. Pengunyahan satu sisi dapat menyebabkan
selama mastikasi. Hal ini di spekulasi karena makanan terdapat diantara gigi,
Pada studi yang lain, menunjukan bahwa gigi geligi berkontak selama mastikasi.
Ketika makanan pertama kali diperkenalkan di dalam mulut akan terjadi beberapa
kontak. Setelah bola makanan tersebut dihancurkan frekuensi gigi berkontak akan
penelanan, tetapi tekanan yang pada kontak yang terjadi lebih minimal. 1
terdapat iklinasi cusp saling melewati dengan lawannya setelah pembukaan dan
fase menggerus dari mastikasi dan single, dimana terdapat posisi maximum
intercuspal position. Pada hasil studi ini juga menunjukan bahwa masing masing
individu memiliki tingkat dalam kontak gliding. Yang berarti persentasi dari
kontak gliding yang didapat selama pengunyahan sebanyak 60% selama fase
38
menggerus dan 56% selama fase pembukaan. Waktu rata-rata dari gigi untuk
berkontak selama mastikasi adalah 194 mS. Hal ini menunjukan bahwa kontak
dipengaruhi oleh fase pembukaan awal dan penggerusan dari jumlah stroke.
Jumlah stroke juga dipengaruhi dari kondisi oklusal. Selama mastikasi kualitas
dan kuantitas dari kontak gigi di sampaikan informasinya secara konstan melalui
keseluruhan tinggi cusp dan kedalaman fosa mempengaruhi secara dominan pada
stroke dalam mengunyah, dimana gigi yang telah mengalami keausan atau rata
memicu stroke dalam mengunyah lebih besar dalam polanya. Ketika gigi posterior
berkontak kearah lateral dengan gerakan lateral yang tidak diinginkan, maka
maloklusi akan menghasilkan pola irregular dan pengulangan sedikit dalam stroke
mengunyah. 1
sakit pada TMJ dalam stroke mengunyah terdapat perbedaan yang dapat dilihat.
teratur, lebih banyak pengulangannya dan batas luar yang definitiv. Stroke
pengunyahan pada hasil observasi seorang yang mengalami sakit pada TMJ lebih
sedikit pengulangan yang terjadi. Stroke pengunyahan lebih pendek dan pelan
serta memiliki pola yang tidak teratur. Gerakan ini muncul sehunungan dengan
39
Gambar 2.9 Gerak terluar dan mengunyah (tampilan depan) dengan sisi kerja dikiri.
Catatan kondisi oklusal saat stroke mengunyah ditandai dengan warna
merah. A. Oklusi yang bagus, B. Oklusi dengan keausa pemakaian, C.
Maloklusi. 1
Secara umum pada tekanan maksimal dalam mengigit pada laki-laki lebih besar
perempuan memiliki tekanan gigit dalam variasi 79 sampai 99lb (35.8-44.9 kg),
dimana tekanan gigit laki-laki memiliki variasi dari 118 sampai 142 lb (53.6-64.4
kg). Tekanan gigit paling besar yang pernah dilaporkan adalah 975 lb (443kg).
Hal ini membuat sebuah catatan bahwa maksimal tekanan yang diaplikasikan
pada sebuah gigi moral beberapa kali lebih besar ketika dibandingkan terhadap
gigi insisif. Dalam studi yang lain jarak maksimal dari tekanan yang dapat di
aplikasikan pada gigi molar pertama adalah 91 sampai 198 lb (41.3-89.8 kg),
dimana maksimal dari tekanan yang diaplikasikan pada insisif sentral adalah 29
sampai pada masa remaja. Hal ini dipengaruhi dengan latihan dan pengalaman,
40
masing-masing individu dapat meningkatkan tekanan gigit maksimal seiring
menghasilkan tekanan gigit yang lebih kuat. Konsep ini menjelaskan kenapa
eskimu. Tekanan gigit yang meningkat berpengaruh pada hubungan rahang fasial.
Manusia dengan maksila dan mandibula yang divergen tidak bisa mendapat
aplikasi tekanan yang berlebih pada gigi dibandingkan dengan lengkung rahang
Jumlah tekanan yang diarahkan pada gigi saat mastikasi bervariasi dari
satu individu ke individu yang lain. Sebuah studi dari giss dan kawannya
melaporkan bahwa fase menggerus dari stroke penutupan rata-rata 58.7 lb pada
gigi posterior. Hal ini mempresentasikan sekitar 36,2% dari tekanan gigit
mengunyah wortel dapat memproduksi tekanan yang terdapat diatas gigi sekitar
30 lb(14 kg), diman mengunyah daging hanya memproduksi 16 lb (7 kg). Hal ini
mendemonstrasikan bahwa sakit gigi atau sakit otot mengurangi tekanan yang
kedalam mulut, bibir membimbing dan mengkontrol asupan serta menutup rongga
41
mulut. Bibir biasanya akan menutup secara spesial ketika cairan di introduksi.
Lidah memainkan perang besar tidak hanya sebagai pengecap tapi sebagai
pengatur manuver dari makanan yang berada dalam rungga mulut agar dapat di
dengan cara menekan makanan tersebut ke palatal keras. Dan lidah akan menekan
makanan tersebut ke arah permukaan oklusal dari gigi dimana akan dihancurkan
oleh stroke pengunyahan. Ketka makanan akan direposisi ke sisi lingual, otot
buccinator dalam pipi akan melakukan hal tersebut. Makanan tersebut secara
makanan tersebut cukup kecil untuk ditelan. Lidah juga efektif dalam membagi
pengunyahan dan yang mana telah siap untuk ditelan. Setelah makan lidah akan
membersihkan gigi dari sisa makanan yang terperangkap dalam rongga mulut. 1
lambung. Hal ini terdiri dari aktivitas otot secara sadar, tidak sadar dan reflex.
kehalusan makanan, intensitas rasa yang diekstraksi dan derajat lubrikasi dari
bolus. Selama menelan bibir tertutup, untuk menutup rongga mulut. Gigi di bawah
42
Stabilisasi dari mandibula adalah hal penting dari penelanan. Mandibula
harus berada posisi tidak bergerak sehingga kontraksi dari otot suprahyoid dan
untuk penelanan. Pada orang dewasa normal penelanan yang difasilitasi dari gigi
terdapat gigi seperti pada bayi, mandibula di tahan oleh rahang lawannya. Hal ini
cara menempatkan lidah ke depan dan berada diantara lengkung rahang atau gusi.
Gigi posterior yang erupsi ke arah oklusi, oklusi dari gigi menahan
dipertahankan ketika merasa tdak nyaman ketika gigi berkontak di karenakan oleh
karies atau gigi sensitif. Retensi berlebih dari penelanan infantile dapat
menyebabkan perpindahan gigi anterior rahang atas ke arah labial oleh kekuatan
otot lidah. Gambaran klinis yang dapat ditampilkan berupa anterior open bite
yang berkontak. Rata-rata gigi yang berkontak selama penelanan bertahan sampai
683 ms. Hal ini tiga kali lebih lama dibandingkan selama pengunyahan. Tekanan
yang di aplikasikan ke gigi saat penelanan diperkirakan sekitar 66,5 lb dimana 7,8
membawa kepada sesuatu ke posisi posterior atau posisi retruded. Jika gigi tidak
43
sesuai benar dengan posisinya, maka pergeseran ke anterior ke posisi intercusp
akan terjadi. studi menunjukan bahwa ketika posisi retrusi dalam mengatup, otot
mastikasi menunjukan tingkat rendah dalam fungsi aktivitas dan lebih harmonis
retrusi dari fossa. Pergeseran ke anterior jarang terlihat selama berfungsi. Otot dan
penelanan adalah sebuah aksi yang saling berkelanjutan, tetapi dalam diskusi ini
Proses penelanan dibagi menjadi tiga tahap dimana pada tahap pertama
proses menelan dilakukan secara sadar dengan mengubah makanan menjadi bolus
yang sebagian besar dilakukan oleh aktivitas lidah. Bolus makanan ditempatkan di
dorsum lidah lalu ditekan secara halus terhadap palatum keras. Ujung lidah
berkontak dengan palatum keras tetapi sedikit dibelakang gigi insisif. Pada saat
44
bibir menutup dan gigi-gigi beroklusi, adanya bolus pada mukosa palatum
ke arah belakang. Pada saat bolus mencapai bagian belakang lidah, maka bolus
gerakan peristaltik yang disebabkan oleh kontraksi otot faring yang menyebabkan
faring menutup bagian lubang udara. Epiglotis menutup jalan nafas faring ke
trakea dan menjaga makanan tetap di esofagus. Selama penelanaan otot faring
membuka pintu dari tabung eustachius, yang biasanya secara normal dalam
dalam perut. Gerakan peristaltik membawa bolus menuju ke esofagus, gerakan ini
terjadi selama 6-7 detik. Pada saat bolus mendekati sfingter jantung, sfingter
relaksasi dan memungkinkan bolus masuk ke perut. Pada bagian atas esofagus
terdiri atas otot yang harus diaktifasi secara sadar, sedangkan pada bagian bawah
Bicara adalah tiga fungsi besar dari sistem mastikasi. hal ini terjadi ketika
volume udara ditekan dari paru oleh diafragma melalui laring dan rongga mulut.
Kontrol dari kontraksi dan relaksasi dari pita suara atau laring menciptakan sebua
suara dengan nada yang di inginkan. Sekali nada yang diinginkan di produksi,
45
bentuk yang tepat diasumsika oleh mulut akan menentukan resonansi dan
artikulasi tepat dari suara. Karena bicara di ciptakan oleh pelepasan air dari paru-
paru, hal ini terjadi selama tahap ekspirasi dari tahap respirasi. Insiprasi dari udara
relatif cepat dan diambil pada akhir kalimat atau berhenti sebentar. Ekspirasi di
perpanjang untuk memungkinkan urutan suku kata, kata atau frase untuk
diucapkan.1
Dengan variasi hubungan antara bibir dan lidah terhadap palatum dan gigi,
dapat memproduksi sebuah variasi suara. Penting suara dibentuk oleh bibir adalah
huruf M, B, dan P. Dalam membuat suara ini, bibir bertemu dan saling
bersentuhan. Gigi sangat penting dalam mengucapkan suara S. Ujung insisal dari
gigi insisif maksila dan mandbula saling bertemu rapat tetapi tidak bersentuhan.
Lidah dan palatum penting dalam pembentukan suara D. Ujung dari lidah
membentuk suara Th. Bibir bawah bersentuhan dengan ujung insisif dari gigi
maksila untuk membentuk suara F dan V. Untuk suara seperti K atau G, bagian
Kontak gigi tidak terjadi ketika bicara. Jika gigi sebuah malposisi gigi
berkontak dengan gigi berlawanan saat berbicara, input sensoris dari gigi dan
46
mengetahui hal ini akan berpotensi mengalami kerusakan dan segera mengubah
pola bicara oleh saraf eferen. Sebuah pola bicara yag mencegah gigi berkontak
diciptakan. Pola baru ini akan menghasilkan sedikit deviasi lateral dari mandibula
dipelajari, hal ini datang dengan control yang tidak disadari oleh sistem
Gambar 2. 11 Artikulasi dari suara yang diciptakan oleh posisi spesifik dari bibir, lidah,
dan gigi. 1
Nyeri adalah salah satu emosi negatif manusia yang paling kuat dari
pengalaman manusia. Hal ini akan menimbulkan perhatian dan respon. Nyeri akut
lingkungan yang merusak (refleks nociceptive). Hal ini merupakan dasar dari
kelangsungan hidup dan memiliki tujuannya sendiri. Namun nyeri dapat bertahan
47
dalam waktu yang lama dibandingkan dengan waktu penyembuhan normal tetapi
tidak sebagai perlindungan. Nyeri ini disebut kronis. Hal ini bisa menjadi perusak
untuk jiwa manusia yang mengarah ke penurunan yang signifikan dari kualitas
hidup. Beberapa jenis yang paling umum adalah nyeri kronis berasal dari struktur
muskuloskeletal. Nyeri kronis punggung dan leher paling sering terjadi pada
populasi. 1
Prevalensi 12 bulan dari nyeri leher sekitar 30% dan 50%. Dalam sebuah
studi, 68,33% berasal dari umur 30 sampai 64 tahun dari pekerja yang dilaporkan
mengalami nyeri muskuloskeletal dalam sebulan dan 20% dari mereka dilaporkan
memiliki beberapa area nyeri. Nyeri ini biasanya nyeri pegal tumpul yang dapat
dari populasi umum yang berusia diatas 18 tahun memiliki gangguan nyeri
30 sampai 31 tahun teah dilaporkan sebanyak 23%. Dalam studi lain, 23% sampai
24% pada usia 45 tahun dari populasi umum dilaporkan nyeri saat mengunyah.
Nyeri kronis tidak hanya memiliki efek kehancuran pada individu tetapi juga
memiliki efek yang sangat besar pada masyarakat. Di amerika serikat, nyeri
punggung pada pekerja 40 sampai 65 tahun yang memakan biaya dari pekerja
sekitar 7,4 miliar dollar setiap tahun, dan sakit leher membatasi pekerjaan mereka
antara 1,7% sampai 11,5%. Ketika emosi dan ekonomi berdampak dari nyeri
kronis, hal ini jelas bahwa penyedia jasa kesehatan mempunyai peran penting
penyedia jasa kesehatan dilatih untuk mengatasi nyeri akut dan tidak pada variasi
48
kronis. Sebagai penyedia layanan kesehatan, kita harus mengambil tanggung
Tentu saja nyeri kronis pada tungkai dan punggung sangat mempengaruhi
kualitas hidup,namun untuk pasien yang mengalami nyeri orofasial kronis, unsur
untuk dicatat bahwa sektiar 45% dari korteks sensorik manusia didedikasikan
untuk wajah, mulut, dan struktur oral. Derajat dari sensoris di dedikasikan
menunjuk bahwa struktur ini memiliki arti penting bagi individu. Bahkan, rasa
nyeri pada struktur in akan memiliki intensitas yang berarti bagi individu. Sebagai
contoh, nyeri pada struktur orofasial secara signifikan terbatas pada kemampuan
untuk mengunyah, dimana salah satu latihan dasar untuk bertahan hidup.
Meskipun pada hari ini dimungkinkan untuk tetap bertahan hidup tanpa
mengetahui menurut naluri bahwa hal dalam ketidak mampuan untuk makan akan
mengancam kehidupan orang tersebut. Oleh karena itu nyeri kronis pada wajah
penting bagi individu untuk ekspresi dari emosi. Senyum dan mengerut, dan
tertawa dan menangis semua adalah ekspresi dari wajah. Aktivitasnya sangat
dekat dan dapat dipengaruhi oleh nyeri fasial. Kebanyakan dari klinisi melupakan
komponen penting dari nyeri orofasial. Oleh karena itu klinisi perlu memahami
bahwa neri pada struktur orofasial lebih mengancam, berarti dan khusus daripada
49
nyeri pada daerah lain dari tubuh. Seringkali dokter gigi yang tidak memahami
hubungan ini akan melakukan tindakan tiba-tiba pada pemeriksaan pasien dan
manajeme tanpa memahami dampak emosional dari nyeri. Dokter gigi harus
mengerti dan memahami dari psikologi faktor bersama nyeri orofasial, terutama
Tentu saja nyeri kronis pada tungkai dan punggung sangat mempengaruhi
kualitas hidup,namun untuk pasien yang mengalami nyeri orofasial kronis, unsur
untuk dicatat bahwa sektiar 45% dari korteks sensorik manusia didedikasikan
untuk wajah, mulut, dan struktur oral. Derajat dari sensoris di dedikasikan
menunjuk bahwa struktur ini memiliki arti penting bagi individu. Bahkan, rasa
nyeri pada struktur in akan memiliki intensitas yang berarti bagi individu. Sebagai
contoh, nyeri pada struktur orofasial secara signifikan terbatas pada kemampuan
untuk mengunyah, dimana salah satu latihan dasar untuk bertahan hidup.
Meskipun pada hari ini dimungkinkan untuk tetap bertahan hidup tanpa
mengetahui menurut naluri bahwa hal dalam ketidak mampuan untuk makan akan
mengancam kehidupan orang tersebut. Oleh karena itu nyeri kronis pada wajah
penting bagi individu untuk ekspresi dari emosi. Senyum dan mengerut, dan
tertawa dan menangis semua adalah ekspresi dari wajah. Aktivitasnya sangat
50
dekat dan dapat dipengaruhi oleh nyeri fasial. Kebanyakan dari klinisi melupakan
komponen penting dari nyeri orofasial. Oleh karena itu klinisi perlu memahami
bahwa nyeri pada struktur orofasial lebih mengancam, berarti dan khusus daripada
nyeri pada daerah lain dari tubuh. Seringkali dokter gigi yang tidak memahami
hubungan ini akan melakukan tindakan tiba-tiba pada pemeriksaan pasien dan
manajemen tanpa memahami dampak emosional dari nyeri. Dokter gigi harus
mengerti dan memahami dari psikologi faktor bersama nyeri orofasial, terutama
Gambar 2. 12 Homunculus diatas adalah deskripsi grafis dari bidang fungsional korteks
sensorik. perhatikan bahwa korteks sensorik sekitar 45% didedikasikan
untuk wajah, mulut dan tenggorokan1
dirangsang bertanggungjawab atas intensitas rasa sakit yang dirasakan oleh SSP.
Namun, ini tidak terbukti benar secara klinis. Pada beberapa pasien cedera kecil
menyebabkan rasa sakit yang hebat, sedangkan pada orang lain hanya nyeri ringan
yang dilaporkan dengan cedera yang jauh lebih besar. Ketika rasa sakit telah
diteliti, menjadi semakin jelas bahwa tingkat rasa sakit dan penderitaan tidak
51
berkorelasi baik dengan jumlah kerusakan jaringan. Alih-alih, tingkat nyeri
berhubungan lebih dekat dengan ancaman yang dirasakan pasien tentang cedera
Ketika fenomena ini pertama kali dikemukakan, itu menentang teori nyeri
yang berlaku. Pada tahun 1965 teori kontrol gerbang modulasi nyeri
dikembangkan untuk menjelaskan fenomena ini, dan pada tahun 1978 teori ini
dimodifikasi. Modulasi nyeri berarti bahwa impuls yang timbul dari stimulus
berbahaya, yang terutama dibawa oleh neuron aferen dari nociceptor, dapat
modulasi input sensorik ini dapat terjadi ketika neuron primer bersinapsis dengan
interneuron ketika awalnya memasuki SSP atau ketika input naik ke batang otak
dan korteks yang kompleks. Pengaruh ini mungkin memiliki efek rangsang, yang
stimulus. 1
individu (mis., Bahagia, sedih, puas, tertekan, cemas). Selain itu, pengkondisian
(mis., Istirahat atau lelah) juga memengaruhi modulasi nyeri. Peradangan jaringan
Dengan kata lain, semakin lama rangsangan dirasakan, semakin besar rasa
sakitnya. 1
52
Penting untuk membedakan empat istilah: nociception, pain, suffering, dan
yang berasal dari reseptor sensorik. Informasi ini dibawa ke dalam SSP oleh
neuron primer. Ini bukan rasa sakit tetapi hanya informasi berbahaya memasuki
SSP. 1
terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan sebagai
kerusakan.” Definisi ini mencakup jauh lebih dari sekadar sensasi sederhana yang
emosional. Ini mungkin hasil dari cedera jaringan aktual, tetapi cedera jaringan
yang tidak berat. Pikiran bahwa rasa sakit dapat dirasakan tanpa adanya kerusakan
jaringan adalah asing bagi banyak dokter; Namun, fenomena ini menggambarkan
korteks untuk dikenali. Oleh karena itu input nosiseptif dari cedera jaringan yang
sangat penting. Seperti yang dibahas lebih lanjut, modulasi input nosisepsi dapat
Istilah suffering mengacu pada fenomena lain. Ini merujuk pada cara
individu bereaksi terhadap persepsi nyeri. Ketika rasa sakit dirasakan oleh
53
korteks, interaksi yang sangat kompleks dari banyak faktor dimulai. Faktor-faktor
seperti pengalaman masa lalu, ekspektasi, ancaman cedera yang dirasakan, dan
perhatian yang diberikan pada cedera menentukan sejauh mana subjek akan
menderita / suffer. Suffering, oleh karena itu, mungkin tidak secara proporsional
terkait dengan nosisepsi atau nyeri. Pasien yang mengalami sedikit rasa sakit
mungkin sangat menderita sementara yang lain dengan rasa sakit yang signifikan
Perilaku nyeri masih merupakan istilah lain dengan makna yang berbeda.
Ini merujuk pada tindakan individu yang dapat didengar dan terlihat yang
satunya komunikasi yang diterima dokter tentang pengalaman nyeri. Perilaku ini
terapis dari pasien bukanlah nosisepsi atau rasa sakit atau bahkan suffering. Pasien
dokter harus mendapatkan wawasan tentang masalah pasien. Orang dapat dengan
mudah melihat betapa sulitnya tugas dokter dalam mencoba menangani gangguan
nyeri.1
mekanisme bagaimana nyeri dapat dimodulasi: (1) sistem stimulasi kulit yang
tidak menyakitkan, (2) sistem stimulasi nyeri intermiten, dan (3) sistem modulasi
psikologis.1
54
2.6.1 Nonpainful Cutaneous Stimulation System
semakin cepat impuls yang dibawanya akan berjalan. Aferen dibagi menjadi
empat kelompok besar menurut ukuran: I (a dan b), II, III, dan IV. Sistem lain
setara dengan grup I; A-beta, ke grup II; A-delta, ke grup III; dan C, ke grup IV.
posisi (proprioception). Telah dipostulatkan bahwa jika serat yang lebih besar
distimulasi pada saat yang sama dengan yang lebih kecil, serat yang lebih besar
akan didahulukan dan menutupi input ke CNS serat dari yang lebih kecil. Ini pada
awalnya digambarkan sebagai gate control theory. Menurut teori ini, agar efeknya
besar, stimulasi serat besar harus konstan dan di bawah tingkat yang menyakitkan.
besar dihilangkan.1
Contoh klinis dari gate control theory terjadi ketika seseorang secara tidak
sengaja mengenai jarinya dengan palu. Rasa sakit dengan cepat menimbulkan
respons dari individu untuk menggosok atau menggoyangkan jari yang terluka.
yang pada akhirnya menutup aktivitas serat-c yang membawa input berbahaya.
55
Input berbahaya yang mencapai sumsum tulang belakang juga dapat
diubah di hampir setiap sinaps di jalur naik ke korteks. Modulasi nyeri ini
sangat penting dalam SSP. Sekarang diakui bahwa SSP menerima rentetan impuls
sensorik yang konstan dari semua struktur dalam tubuh. Input sensorik ini
dihasilkan di ujung ganglia dorsal dan bisa dirasakan sebagai rasa sakit. Salah satu
peran descending inhibitory system adalah memodulasi input ini agar tidak
dirasakan oleh korteks sebagai nyeri. Sistem ini dapat dianggap sebagai
adalah serotonin. Sistem ini juga cenderung memainkan peran penting dalam
menekan input ke korteks. Pentingnya fungsi ini menjadi jelas ketika seseorang
melihat proses tidur. Agar seseorang dapat tidur, batang otak dan Descending
yang berfungsi dengan baik, tidur menjadi tidak mungkin. Descending inhibitory
system yang berfungsi buruk juga cenderung memungkinkan input sensorik yang
tidak diinginkan naik ke korteks dan dianggap menyakitkan. Dalam kondisi ini
rasa sakit dirasakan tanpa adanya stimulasi berbahaya. Inilah yang terlihat secara
56
rutin di pusat-pusat manajemen nyeri kronis. Dengan kata lain, pasien melaporkan
sistem stimulasi kulit yang tidak menyakitkan yang menutupi sensasi rasa sakit.
Impuls subthreshold konstan pada saraf yang lebih besar di dekat lokasi cedera
atau lesi lain menghalangi input dari saraf yang lebih kecil, mencegah rangsangan
Tipe lain dari sistem modulasi nyeri dapat ditimbulkan oleh stimulasi area
tubuh yang memiliki nosiseptor konsentrasi tinggi dan impedansi listrik yang
rendah. Stimulasi area-area ini dapat mengurangi rasa sakit yang dirasakan di
tempat yang jauh. Pengurangan ini disebabkan oleh pelepasan opioid endogen
yang disebut endorfin. Endorfin adalah polipeptida yang diproduksi dalam tubuh
yang tampaknya memiliki efek sekuat (mungkin lebih kuat dari) morfin dalam
bertindak cepat dan lokal untuk mengurangi rasa sakit. Beta-endorfin dilepaskan
57
bekerja lebih lambat daripada enkephalins, tetapi efeknya berlangsung lebih
lama.1
distimulasi sesekali ke suatu tingkat nyeri. Ini adalah dasar dari akupunktur: jarum
dan impedansi listrik yang rendah diputar sekitar dua kali per detik untuk
sakit pada jaringan yang dipersarafi oleh area itu. Beta-endorfin dilepaskan ke
dalam aliran darah melalui latihan fisik, terutama olahraga yang berkepanjangan,
yang dapat membantu menjelaskan mengapa pelari jarak jauh sering mengalami
aliran darah, beta-endorfin menciptakan efek yang lebih umum di seluruh tubuh
Saat ini cara yang tepat bagaimana fungsi sistem modulasi psikologis tidak
tingkat stres emosional dapat sangat berkorelasi dengan peningkatan tingkat rasa
sakit. Kondisi lain yang tampaknya mengintensifkan pengalaman rasa sakit adalah
58
disebutkan sebelumnya, jumlah perhatian pada cedera serta konsekuensi dari
perhatian pada rasa sakit mereka cenderung lebih menderita. Sebaliknya, pasien
menderita. Gangguan seperti aktivitas psikologis atau fisik sering kali dapat
Setelah konsep modulasi rasa sakit dipahami, rasa sakit dapat dengan
mudah dilihat sebagai lebih dari sekadar sensasi atau refleks. Ini adalah hasil akhir
dari suatu proses yang telah diubah antara asalnya (nosiseptor) dan tujuannya
(korteks) oleh faktor fisik dan psikologis. Ini mungkin lebih baik digambarkan
Untuk lebih memahami dan mengobati rasa sakit, dokter harus dapat
mungkin terdengar mirip, mereka tidak sama. Site / tempat nyeri adalah lokasi di
59
mana pasien menggambarkan rasa sakit. Sumber rasa sakit adalah lokasi dari
mana asal sebenarnya. Praktisi mungkin tergoda untuk berasumsi bahwa ini
identik, tetapi mereka tidak selalu. Ketika seorang pasien menggambarkan rasa
sakit yang site dan sumbernya berada di lokasi yang sama, hal ini disebut sebagai
primary pain /rasa sakit primer. Nyeri primer mudah diterima karena merupakan
jenis nyeri yang paling umum. Contoh yang baik adalah sakit gigi. Pasien
merasakan sakit pada gigi tertentu, dan pemeriksaan gigi mengungkapkan gigi ini
memiliki lesi karies yang besar, yang sebenarnya menyebabkan rasa sakit. (Site
Namun, tidak semua nyeri adalah yang utama, dan ini dapat membuat
perawatan gangguan pengunyahan jauh lebih sulit. Beberapa rasa sakit memiliki
site dan sumbernya di lokasi yang berbeda. Dengan kata lain, di mana pasien
merasakan sakitnya bukan dari mana rasa sakit itu berasal. Ini disebut heterotopic
pains. Umumnya ada tiga jenis nyeri heterotopik. Yang pertama adalah central
pain / nyeri sentral. Ketika tumor atau gangguan lain hadir di SSP, nyeri sering
dirasakan bukan pada SSP tetapi pada struktur perifer. Sebagai contoh, beberapa
tumor otak dapat menimbulkan rasa sakit di wajah, leher, dan bahkan bahu; sering
menyertai rasa sakit ini adalah gejala sistemik mual, kelemahan otot, mati rasa,
Tipe kedua dari nyeri heterotopik adalah projected pain / nyeri yang
menyakitkan untuk menurunkan distribusi perifer dari ujung saraf yang sama yang
60
terlibat dalam gangguan. Contoh nyeri yang diproyeksikan adalah terjepitnya
saraf di daerah servikal, yang menghasilkan rasa sakit yang menjalar ke lengan
dan tangan. Site nyeri adalah tangan dan jari-jari tetapi sumbernya ada di daerah
servikal. 1
Jenis ketiga dari nyeri heterotopik adalah referred pain. Dengan tipe ini,
sensasi dirasakan bukan pada saraf yang terlibat tetapi pada cabang-cabang lain
dari saraf itu atau bahkan pada saraf yang sama sekali berbeda. Contoh referred
pain adalah nyeri jantung. Ketika seorang pasien menderita infark miokard
(serangan jantung), rasa sakit sering terasa di leher dan rahang bawah, menjalar ke
lengan kiri, bukan di daerah jantung. Referred pain bukanlah kejadian yang
serampangan tetapi biasanya mengikuti aturan klinis tertentu. (1) Kejadian nyeri
yang paling sering terjadi adalah dalam satu ujung saraf tunggal, berpindah dari
satu cabang ke cabang lainnya (mis., Molar mandibula yang merujuk rasa
nyerinya ke molar maksila). Dalam hal ini, cabang mandibula dari saraf kranial
kelima (trigeminal) merujuk nyeri ke cabang maksila dari saraf yang sama. Ini
adalah kejadian yang cukup umum dengan sakit gigi. Secara umum, jika rasa sakit
mengacu pada distribusi lain dari saraf yang sama, ia melakukannya dengan cara
"laminated". Ini berarti bahwa gigi seri merefer ke gigi seri, gigi premolar ke gigi
premolar, dan gigi molar ke gigi molar di sisi mulut yang sama. Dengan kata lain,
molar tidak merefer rasa sakit pada gigi seri atau gigi seri ke molar. (2) Kadang-
kadang referred pain dapat dirasakan di luar saraf yang menyebabkannya. Ketika
ini terjadi, ia umumnya bergerak cephalad (ke atas, menuju kepala) dan bukan
caudal. (3) Di daerah trigeminal, referred pain jarang melintasi garis tengah
61
kecuali jika berasal dari garis tengah. Misalnya, rasa sakit di TMJ kanan tidak
akan menyeberang ke sisi kiri wajah. Namun, ini tidak benar untuk wilayah
servikal atau di bawahnya; nyeri servikal dapat direfer melintasi garis tengah,
meskipun biasanya tetap pada sisi yang sama dengan sumbernya. Bahkan nyeri
nyeri kepala dan leher dan harus teridentifikasi agar klinisi berhasil. Konsep dasar
adalah bahwa agar pengobatan menjadi efektif, itu harus diarahkan ke sumber dan
bukan ke lokasi rasa sakit. Dalam menangani nyeri primer, dokter seharusnya
tidak menemukan masalah karena site dan sumbernya sama. Namun, dengan nyeri
heterotopik, kesalahan umum adalah merawat lokasi nyeri, dan ini akan selalu
gagal untuk menyelesaikan masalah nyeri. Contoh dari upaya yang salah arah itu
adalah mengobati nyeri rahang di tingkat gigi untuk pasien yang mengalami
serangan jantung. Artinya, perawatan harus diarahkan pada sumbernya dan bukan
Aturan lain yang perlu diingat adalah bahwa provokasi lokal dari sumber
rasa sakit akan menyebabkan peningkatan gejala, tetapi provokasi lokal site nyeri
umumnya tidak akan meningkatkan gejala. Sebagai contoh, jika TMJ adalah
sumber rasa sakit, gerakan rahang (provokasi lokal) akan meningkatkan rasa sakit,
tetapi jika otot-otot servikal adalah sumber dan rasa sakit yang direfer ke daerah
TMJ (situasi umum), pasien akan mengeluh sakit TMJ tetapi fungsi rahang tidak
akan meningkatkan rasa sakit ini. Hal yang sama berlaku ketika nyeri jantung
direfer ke rahang. Fungsi rahang tidak meningkatkan rasa sakit. Rasa sakit yang
62
dirasakan dalam struktur pengunyahan, tetapi tidak ditekankan oleh fungsi rahang
harus dicurigai. Ini mungkin berasal dari struktur lain, dan perawatan yang
baik. Tampaknya input tertentu ke dalam SSP, seperti deep pain / nyeri yang
dalam, dapat menciptakan efek rangsang pada interneuron lain yang tidak
berhubungan. Fenomena ini disebut efek rangsang pusat. Telah dikatakan bahwa
interneuron lain dengan salah satu dari dua cara yang memungkinkan. Penjelasan
terangsang. Dari sana, impuls pergi ke otak secara terpusat, dan otak merasakan
terangsang, tentu saja, memberikan input dari sumber rasa sakit yang sebenarnya
(nyeri primer), tetapi neuron lain hanya terangsang secara terpusat. Oleh karena
itu, rasa sakit yang dirasakan oleh otak dari neuron ini adalah nyeri heterotopik
63
Penjelasan kedua tentang efek rangsang pusat adalah konvergensi. Telah
didokumentasikan dengan baik bahwa banyak neuron yang masuk dapat bersinaps
pada satu interneuron. Interneuron tunggal itu sendiri mungkin merupakan salah
satu dari banyak neuron yang menyatu untuk sinaps dengan ascending interneuron
berikutnya. Ketika konvergensi ini mendekati batang otak dan korteks, dapat
menjadi semakin sulit bagi korteks untuk mengevaluasi lokasi input yang tepat.
Dalam keadaan normal, korteks sangat baik untuk membedakan site. Namun
dengan adanya nyeri yang dalam yang terus menerus, konvergensi dapat
heterotopik). 1
Penting untuk disadari bahwa tidak semua rasa sakit menyebabkan efek
rangsangan sentral. Jenis rasa sakit yang dapat menciptakan efek nyeri heterotopik
ini adalah yang konstan (tidak terputus-putus / tidak intermittent) dan memiliki
sumber pada struktur yang dalam (bukan kulit atau gingiva). Contoh struktur yang
ujung dorsal atas. Hubungan ini menjelaskan bagaimana rasa sakit yang dalam di
daerah servikal umumnya dapat direfer ke wajah. Penting untuk diingat bahwa
input sensorik dari saraf trigeminal bersinaps dalam spinal V nucleus. Penting
juga untuk menghargai bahwa daerah paling kaudal dari spinal tract nucleus
memanjang ke daerah di mana saraf servikal atas memasuki spinal cord / sumsum
tulang belakang (saraf servikal 1 sampai 5). Oleh karena itu neuron dari
64
trigeminal serta saraf kranial VII, IX, dan X berada dalam kumpulan neuron yang
sama dengan neuron dari tulang belakang leher bagian atas. Konvergensi saraf
trigeminal dan serviks ini merupakan penjelasan anatomi dan fisiologis untuk
referred pain dari daerah servikal ke trigeminal. Kondisi ini digambarkan secara
grafik.1
Gambar 2. 13 A. Luka pada otot trapezius pada jaringan yang rusak. Nociception muncul
pada regio servikal ditransmisikan ke neuron kedua dan disampaikan ke pusat yang
paling tinngi untuk interupsi. B. Input yang terus menerus, neuron konvergen yang
berdekatan juga terpusat, dimana menyampaikan nociception tambahan ke pusat yang
lebih tinggi. Korteks sensori sekarang menangkat dua lokasi nyeri. Area pertama di regio
trapezius, yang mewakili sumber sebenarnya dari nociception (nyeri utama). Area kedua
dari rasa nyeri yang terasa pada area TMJ, yang merupakan hanya daerah nyeri, bukan
sumbernya. Rasa nyeri ini heterotopik. 1
65
setelah beberapa minggu, kondisinya tidak teratasi, itu menjadi sumber rasa sakit
yang dalam dan konstan. Input nyeri ini berasal dari neuron primer, yang
menafsirkan informasi tersebut sebagai nyeri pada TMJ. Dengan kata lain,
nyeri yang sebenarnya (primer) dan TMJ merupakan lokasi nyeri yang direfer
(nyeri heterotopik). Jadi, meskipun mungkin berfungsi secara normal, area TMJ
terasa nyeri karena efek rangsangan sentral ini. Perawatan apartus mastikasi tidak
akan mengatasi keluhan, karena alat pengunyahan hanya merupakan tempat rasa
Ilustrasi ini harus diterima dengan baik oleh dokter gigi yang merawat
pasien dengan gangguan nyeri wajah karena sering terjadi. Kegagalan untuk
mengenali kondisi ini tentu saja akan mengarah pada diagnosis dan perawatan
yang tidak tepat. Pentingnya fenomena ini tidak dapat terlalu ditekankan kepada
dokter gigi yang merawat rasa sakit. Implikasi dari efek rangsang pusat ini
66
2.8.1 Manifestasi Klinis dari Efek Rangsangan Sentral
yang berbeda sesuai dengan jenis interneuron yang terpengaruh (aferen, eferen,
atau otonom). 1
Reffered pain sepenuhnya tergantung pada sumber asli nyeri. Dengan kata lain,
provokasi lokal pada lokasi nyeri tidak menonjolkan sensasi yang dialami oleh
pasien. Namun, provokasi lokal dari sumber tersebut meningkatkan rasa sakit baik
pada sumbernya dan seringkali juga di lokasi. Blokade anestesi lokal dari site
tidak mempengaruhi rasa sakit yang dirasakan, karena ini bukan asal dari rasa
sakit. Blokade anestesi lokal dari sumber mengurangi rasa sakit pada sumber dan
lokasi reffered pain. Diagnostic blocking pada area yang menyakitkan dapat
site nyeri dari sumber nyeri. Ini sangat penting untuk pemilihan pengobatan yang
Jenis lain dari sensasi nyeri yang dapat dialami ketika interneuron aferen
67
beberapa faktor lokal, seperti serpihan di jari. Setelah beberapa jam, jaringan di
sekitar serpihan menjadi cukup sensitif untuk disentuh. Ini adalah hiperalgesia /
lokal. Lokasi umum untuk hiperalgesia / allodinia sekunder adalah kulit kepala.
Pasien yang mengalami nyeri dalam yang konstan biasanya akan melaporkan
bahwa "rambutnya sakit". Ketika kulit kepala diperiksa, tidak ada penyebab lokal
yang dapat ditemukan. Ini adalah kejadian yang cukup sering terjadi pada kasus
pada anesthetic blocking yang menghalangi sumber rasa sakit mungkin tidak
allodynia mungkin menetap untuk beberapa waktu (12 hingga 24 jam) setelah
penghasil gejala nyeri. Ini berlaku ketika interneuron aferen terlibat. Namun, jika
dialami. Efek eferen umum sekunder terhadap nyeri yang dalam yang konstan
ritmis mandibula. Karena itu ketika mulut dibuka, otot-otot depressor diaktifkan
68
sementara otot-otot elevator rileks. Namun, dengan adanya rasa sakit, CNS
kelompok otot antagonis. Bell mengatakan respon SSP ini sebagai protective
muscle splinting. Meskipun kondisi ini merupakan respons SSP yang normal
terhadap nyeri yang dalam, kondisi ini dapat menyebabkan nyeri otot jika
lokasi umum dari input nyeri dalam atau cephalad / di atasnya (mengikuti aturan
yang sama dengan reffered pain). Dengan demikian rasa sakit yang dirasakan di
trigeminal, seperti pada otot pengunyahan. Kondisi ini tidak biasa dan sayangnya
sumber utama rasa sakit. Namun, pengobatan seperti itu sendiri tidak dapat
spine / tulang belakang leher. Nyeri servikal harus ditangani untuk menghilangkan
Tipe lain dari efek eferen yang dihasilkan oleh input nyeri yang dalam
69
Area-area ini disebut trigger point; mereka dibahas secara lebih rinci dalam bab-
bab selanjutnya. 1
sangat penting untuk manajemen pasien. Topik ini dibahas secara lebih rinci di
bab-bab selanjutnya. Namun, salah satu aspek dari rasa sakit ini harus dibahas di
sini karena sangat penting dalam memahami nyeri otot. Seperti yang telah
Jika ko-kontraksi terus- menerus, nyeri otot akan terjadi. Saat nyeri otot muncul,
itu menunjukkan sumber rasa sakit yang dalam, yang dapat terus menghasilkan
lebih banyak ko-kontraksi. Hasil klinisnya adalah kondisi nyeri yang self-
independen dari sumber asli rasa sakit. Sebelumnya kondisi ini disebut cyclic
muscle spasm / kejang otot siklik. Namun, studi terbaru gagal mendukung konsep
bahwa otot sebenarnya mengalami kejang. Oleh karena itu kondisi ini lebih tepat
disebut cyclic muscle pain / nyeri otot siklik. Kondisi ini dapat menjadi masalah
diagnostik karena pasien terus melaporkan rasa sakit dan suffering lama setelah
penyebab asli dari kondisi tersebut telah diatasi. Karena nyeri otot siklik
diekstraksi, dan selama minggu berikutnya terjadi osteitis lokal (dry socket) yang
berkembang. Ini menjadi sumber rasa sakit yang dalam yang konstan, melalui
splinting) dari otot masseter dan otot pterygoid medial. Pasien kembali dalam 5
70
hari mengeluhkan kondisi yang menyakitkan. Pemeriksaan menunjukkan
pembukaan mandibula terbatas tidak hanya setelah prosedur bedah dan infeksi
tetapi juga respons otot yang terkait dengan rasa sakit. Jika sumber rasa sakit yang
dalam diatasi dengan cepat (mis., Osteitis lokal dihilangkan), protective co-
contraction akan teratasi dan pembukaan mandibula akan kembali normal. Jika
sumbernya tidak cepat diatasi, ko-kontraksi yang berkepanjangan itu sendiri dapat
contraction dan membentuk kondisi nyeri otot siklik. Dalam kasus seperti itu,
menghilangkan sumber nyeri asli (osteitis) tidak akan menghilangkan nyeri otot.
Perawatan sekarang harus diarahkan secara spesifik terhadap gangguan nyeri otot
pengunyahan, yang telah menjadi sepenuhnya independen dari sumber asli rasa
sakit.1
akan terlihat. Karena sistem otonom mengontrol dilatasi dan konstriksi pembuluh
darah, variasi aliran darah mungkin tampak sebagai memerah atau memucatnya
jaringan yang terlibat. Pasien mungkin mengeluh kelopak mata bengkak atau mata
kering. Terkadang konjungtiva mata akan memerah. Bahkan gejala tipe alergi
dapat dilaporkan (mis. Hidung tersumbat atau pilek). Beberapa pasien mungkin
melaporkan perasaan adanya pembengkakan pada wajah yang sama dengan rasa
sakit. Pembengkakan yang signifikan secara klinis jarang terlihat pada kelainan
dan mungkin menunjukkan edema yang sangat sedikit sebagai akibat sekunder
efek otonom. 1
71
Kunci untuk menentukan apakah gejala-gejala ini merupakan akibat dari
biasanya akan terlihat hanya pada sisi deep pain yang konstan. Dengan kata lain,
satu mata akan berwarna merah dan yang lainnya normal, satu lubang hidung
mungkin mengeluarkan mucus dan yang lainnya tidak. Jika sumber masalah
otonom adalah sistemik (mis., Alergi), kedua mata akan berwarna merah dan
72
DAFTAR PUSTAKA
73