Anda di halaman 1dari 44

ALVEOLOPLASTI

PEMBIMBING : DRG. LUCKY RIAWAN, SP. BM

OLEH :
FARISAH ATSARI (160221190001)
RINA KRISTINA E. M (160221190003)
VERA ARYANTI (160221190004)
KALEB A. YOUNG (160221190008)
PENDAHULUAN

SEBAGAI PROSEDUR PRE-


ALVEOLOPLASTI PROSTETIK

UNTUK MENAMBAH STABILITAS


DAN RETENSI GIGI TIRUAN
DEFINISI ALVEOLOPLASTY
• Alveoloplasty adalah istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan
pemotongan dan mengurangan tulang alveolar yang tajam dan kasar.
Ketika bedah direncanakan pada rigde edentulous, insisi harus dibuat
pada crest tulang alveolar, tapi pelepasan insisi dapat dibuat pada sisi
labial untuk menyediakan dasar flap. Tulang dapat dikonturing dengan
menggunakan bone file, rongeurs atau bur
TUJUAN ALVEOLOPLASTY
• Alveoloplasti dilakukan dengan tujuan untuk membentuk prosesus
alveolaris setelah tindakan pencabutan gigi; memperbaiki abnormalitas
dan deformitas alveolar ridge yang ber-pengaruh dalam adaptasi gigi
tiruan; membuang bagian ridge prosesus alveolaris yang tajam atau
menonjol; membuang tulang interseptal yang terinfeksi pada saat
dilakukannya gingivektomi; mengurangi tuberositas agar mendapatkan
basis gigi tiruan yang baik, atau untukmenghilangkan undercutundercut;
serta memperbaiki prognatisme maksila sehingga didapatkan estetik
yang baik pada pemakaian gigi tiruan.
Veeramalai merekomendasikan beberapa kriteria edentulous ridge yang
sehat :
• Ridge tulang harus memiliki lebar dan tinggi yang adekuat dan berbentuk
U-shape untuk gigi tiruan supaya retentive dan efisien
• Mukosa oral harus memiliki ketebalan seragam yang adekuat
• Rigde harus tidak memiliki undercut dan tidak tajam
• Tidak terdapat tulang dan jaringan lunak yang menggelembung
• Harus memiliki kedalaman bukal dan lingual yang adekuat.
INDIKASI ALVEOLOPLASTY
Dalam melakukan alveoloplasti ada beberapa keadaan yang harus
dipertimbangkan oleh seorang dokter gigi. Keadaan-keadaan tersebut
antara lain :

(i) pada rahang di mana dijumpai neoplasma yang ganas, dan untuk
penanggulangannya akan dilakukan terapi radiasi

(ii) pada prosesus alveolaris yang dijumpai adanya undercut; cortical plate
yang tajam; puncak ridge yang tidak teratur; tuberositas tulang; dan
elongasi, sehingga mengganggu dalam proses pembuatan dan adaptasi
gigi tiruan.
(iii) jika terdapat gigi yang impaksi, atau sisa akar yang terbenam dalam
tulang; maka alveoloplasti dapat mempermudah pengeluarannya

(iv) pada prosesus alveolaris yang dijumpai adanya kista atau tumor

(v) akan dilakukan tindakan apikoektomi

(vi) jika terdapat ridge prosesus alveolaris yang tajam atau menonjol
sehingga dapat menyebabkan facial neuralgia maupun rasa sakit setempat

(vii) pada tulang interseptal yang terinfeksi; di mana tulang ini dapat
dibuang pada waktu dilakukan gingivektomi
(viii) pada kasus prognatisme maksila, dapat juga dilakukan alveoloplasti
yang bertujuan untuk memperbaiki hubungan antero-posterior antara
maksila dan mandibular

(ix) setelah tindakan pencabutan satu atau beberapa gigi, sehingga dapat
segera dilakukan pencetakan yang baik untuk pembuatan gigi tiruan.

(x) adanya torus palatinus (palatal osteoma) maupun torus mandibularis


yang besar.

(xi) Untuk memperbaiki overbite dan overjet


KONTRAINDIKASI
ALVEOLOPLASTY
Adapun kontraindikasi alveoloplasty:

• Pada pasien wanita atau pria yang jarang melepaskan gigi tiruannya
karena rasa malu, sehingga jaringan pendukung gigi tiruan
menjadi kurang sehat, karena selalu dalam keadaan tertekan dan
jarang dibersihkan. Hal ini mengakibatkan proses resorbsi tulang dan
proliferasi jaringan terhambat.

• Jika bentuk prosesus alveolaris tidak rata tetapi tidak mengganggu


adaptasi gigi tiruan baik dalam hal pemasangan, retensi maupun
stabilitas.
FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS
DIPERTIMBANGKAN DALAM ALVEOPLASTI
1. Bentuk Prosesus Alveolaris
2. Sifat Tulang yang diambil
3. Usia pasien
4. Penambahan graft
5. Proses resorbsi tulang
PROSEDUR ALVEOLOPLASTI
Prosedur ini dilakukan baik pada maksila maupun mandibular :
• Apabila terdapat salah satu dari gigi yang tersisa akan dicabut,
mukoperiosteum harus memastikan bahwa terdapat kedalaman minimum
sebesar 10 mm pada semua tepi gingiva yang mengelilingi area yang akan
dihilangkan.
• Angkat flap dengan periosteal elevator dan tahap pada posisi tersebut
dengan hempostat yang di tempelkan di area tepi flap
• Bebaskan tepi flap dari darah menggunakan suction apparatus
• Letahan bone cutting rongeur dengan satu blade pada puncak alveolar dan
blade lainnya di bawah undercut yang akan dibuang. Dimulai pada area
paling mesial berlanjut ke area paling distal dari lingir alveolar pada sisi
yang terbuka.
• Bebaskan membrane mukoperiosteal dari puncak alveolar dan angkat
menuju lingual/palatal sehingga plate bagian lingual/palatal dapat terlihat
• Hilangkan penonjolan ytulang interseptal yang tajam dengan rongeur
• Haluskan permukaan tulang dengan bone file
• Kembalikan flap pada posisi semua kurang lebih pada tepi jaringan lunak
dan ratakan pada posisi tersebut dengan jari telunjuk.
• Jahit mukoperiosteum kembali ke tempatnya.
TEKNIK ALVELOPLASTI
• Terdapat beberapa teknik yang dikenal dalam melakukan prosedur
alveoplasti, diantaranya yaitu teknik alveolar kompresi, teknik simple
alveoplasti, teknik kortikolabial alveoplasti, teknik Dean alveoplasti, dan
teknik Obwegeser alveoplasti.
TEKNIK ALVEOLAR KOMPRESI
• Teknik alveolar kompresi adalah teknik lavoloplasti yang paling mudah.
Pada teknik ini dilakukan penekanan pada cortical plate bagian luar dan
dalam di antara jari-jari. Teknik ini efektif dilakukan pada pasien muda
dan harus dilakukan setelah semua tindakan ekstraksi, terutama pada
gigi yang bukoversi. Tujuan tindakan ini adalah untuk mengurangi lebar
soket dan menghilangkan tulang-tulang yang dapat menjadi undercut.
TEKNIK SIMPLE ALVEOLOPLASTI
• Teknik simple alveoloplasti diindikasikan untuk mengoreksi iregularitas
lingir alveolar setelah pencabutan gigi, penghilangan area gerong,
pengurangan tinggi lingir yang berlebihan. dapat digunakan jika
dibutuhkan untuk mengeliminasi iregularitas kontur bukal dan area
gerong dengan melakukan pengurangan cortical margin sisi labial atau
bukal, dan kadang area alveolar margin sisi lingual atau palatal. Pada
teknik ini dilakukan pembukaan flap pada sebatas proyeksi tulang, karena
apabila dilakukan pembukaan yang berlebihan pada bagian apikal, dapat
menyebabkan komplikasi. Pada teknik simple alveolopasti biasanya
digunakan flap tipe envelope.
• Gambar teknik simple
alveoloplasti
TEKNIK KORTIKO-LABIAL
• Teknik kortiko-labial alveolotomi merupakan teknik alveoloplasti yang
tertua dan paling dikenal. Pada teknik ini dilakukan pengurangan bagian
cortical plate sisi labial. Teknik ini telah dipraktekan secara radikal
bertahun-tahun, dengan hanya mengninggalkan sedikit linger alveolar
yang sempit. Teknik ini yang paling sering digunakan pada prosedur
bedah preprostetik, karena pada teknik ini hanya terjadi pembuangan
tulang yang sedikit dan prosedur yang dilakukan sederhana.
• Gambar teknik kortiko-
labial
GAMBAR TAHAPAN ALVEOLOPLASTI TEKNIK
CORTICOLABIAL UNTUK MENGHILANGKAN GERONG
YANG BESAR PADA AREA LABIAL ATAU BUKAL ADALAH
SEBAGAI BERIKUT.
TEKNIK DEAN
Teknik Dean ini didasari oleh prinsip-prinsip biologis sebagai berikut :
• (i) mengurangi alveolar margin labial dan bukal yang prominen,
• (ii) tidak mengganggu perlekatan otot,
• (iii) tidak merusak periosteum,
• (iv) melindungi cortical plate sehingga dapat digunakan sebagai onlay
bone graft yang hidup dengan suplai darah yang baik,
• (v) mempertahankan tulang kortikal sehingga dapat memperkecil resorbsi
tulang setelah operasi.
TEKNIK OBWEGESER
ALVEOLOPLASTI
• Pada kasus protrusi premaksilaris yang ekstrim, teknik Dean tidak akan
menghasilkan ridge anterior berbentuk U seperti yang diinginkan, tetapi
menghasilkan ridge berbentuk V. Untuk menghindari bentuk ridge seperti
ini, Obwegeser membuat fraktur pada cortical plate labial dan palatal.
Keuntungan teknik ini adalah dapat membentuk kedua permukaan palatal
dan labial prosesus alveolaris anterior, dan sangat tepat untuk kasus
protrusi premaksilaris yang ekstrim. Operasi dengan teknik ini harus
didahului dengan proses pembuatan model gips, kemudian splint atau
gigi tiruan disusun pada model kerja gips tersebut. Dengan dilakukannya
proses ini maka prosedur operasi yang dilakukan dikamar praktek dokter
gigi atau di ruang operasi dapat dilakukan dengan lebih akurat
CONTOH KASUS
• Alveoloplasty Setelah Pencabutan Gigi Tunggal.
CONTOH KASUS
• Alveoloplasty Setelah Ekstraksi Dua atau Tiga Gigi
CONTOH KASUS
• Alveoloplasty Setelah Multipel Ekstraksi
CONTOH KASUS
• Rekonturing Alveolar Ridge Tidak Bergigi Dengan Bone File
CONTOH KASUS
• Rekonturing iregularitas tulang alveolar edentulousridge
mandibula setelah pencabutan gigi multipel,
CONTOH KASUS
• Alveolektomi Kelainan Kongenital Multiple Eksostosis
HUBUNGAN PERAWATAN BEDAH PRE-
PROSTETIK DENGAN KEBERHASILAN
GIGI TIRUAN LEPASAN
Karakteristik jaringan pendukung yang baik untuk gigi tiruan :
• Tidak ada kondisi patologis pada intra oral dan ekstra oral.
• Adanya hubungan / relasi rahang yang baik secara antero posterior,
transversal dan dimensi vertikal.
• Bentuk prosesus alveolar yang baik (bentuk yang ideal dari prosesus alveolar
adalah bentuk daerah U yang luas, dengan komponen vertikal yang sejajar).
• Tidak ada tonjolan tulang atau jaringan lunak atau undercut.
• Mukosa yang baik pada daerah dukungan gigi tiruan.
• Kedalaman vestibular yang cukup.
• Bentuk alveolar dan jaringan lunak yang cukup untuk penempatan implant.
KESIMPULAN
• Tujuan utama dari suatu tindakan bedah preprostodontik adalah untuk
mempersiapkan bentuk ridge sehingga dapat memberikan dukungan
terbaik bagi gigi tiruan dalam hal stabilitas maupun retensi. Selain itu
alveoloplasti dilakukan untuk membentuk prosesus alveolaris agar dapat
mempermudah pembuatan maupun adaptasi gigi tiruan. Karena itu
sebelum proses pembuatan gigi tiruan dilakukan, seorang dokter gigi
harus memperhatikan apakah terdapat faktor-faktor yang dapat
mengganggu proses pembuatan maupun adaptasi gigi tiruan tersebut,
serta estetik wajah penderita. Dalam melakukan tindakan alveoloplasti
pembuangan tulang alveolar tersebut dilakukan seminimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
• Parvez Asma, BDS, et all. Incidence of Alveoloplasty and Its Indications-
Protocol to Reduce the Incidence. Pakistan Oral & Dental Journal. Vol
33,no 2. 2013
• Aditya, G. Alveoloplasti sebagai Tindakan Bedah Preprostodontik. J
Kedokter Trisakti, Januari-April 1999 Vol.18.
• Ramesh BS, Arvind RJ, Venkatesan. Pre-prosthetic surgery: Mandible. J
Pharm Bioallied Sci. 2012 Aug; 4(Suppl 2): S414–S416.
• Hupp, J.R., Ellis III, E., and Tucker, M.R. 2014. Contemporary Oral and
Maxillofacial Surgery, 6th Ed. Missouri. Elsevier
• Fragiscos DF. Oral surgery.1ed Springer. 2007.pdf
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai