OLEH :
FARISAH ATSARI (160221190001)
RINA KRISTINA E. M (160221190003)
VERA ARYANTI (160221190004)
KALEB A. YOUNG (160221190008)
PENDAHULUAN
(i) pada rahang di mana dijumpai neoplasma yang ganas, dan untuk
penanggulangannya akan dilakukan terapi radiasi
(ii) pada prosesus alveolaris yang dijumpai adanya undercut; cortical plate
yang tajam; puncak ridge yang tidak teratur; tuberositas tulang; dan
elongasi, sehingga mengganggu dalam proses pembuatan dan adaptasi
gigi tiruan.
(iii) jika terdapat gigi yang impaksi, atau sisa akar yang terbenam dalam
tulang; maka alveoloplasti dapat mempermudah pengeluarannya
(iv) pada prosesus alveolaris yang dijumpai adanya kista atau tumor
(vi) jika terdapat ridge prosesus alveolaris yang tajam atau menonjol
sehingga dapat menyebabkan facial neuralgia maupun rasa sakit setempat
(vii) pada tulang interseptal yang terinfeksi; di mana tulang ini dapat
dibuang pada waktu dilakukan gingivektomi
(viii) pada kasus prognatisme maksila, dapat juga dilakukan alveoloplasti
yang bertujuan untuk memperbaiki hubungan antero-posterior antara
maksila dan mandibular
(ix) setelah tindakan pencabutan satu atau beberapa gigi, sehingga dapat
segera dilakukan pencetakan yang baik untuk pembuatan gigi tiruan.
• Pada pasien wanita atau pria yang jarang melepaskan gigi tiruannya
karena rasa malu, sehingga jaringan pendukung gigi tiruan
menjadi kurang sehat, karena selalu dalam keadaan tertekan dan
jarang dibersihkan. Hal ini mengakibatkan proses resorbsi tulang dan
proliferasi jaringan terhambat.