Anda di halaman 1dari 42

Evaluasi Klinis Kesehatan

Periodontal Gigi Penyangga


GTSL yang Didesain Dengan dan
Tanpa Menggunakan Cangkolan
Pembimbing : Dr. Agus Susanto, drg., M.Kes., Sp.Perio (K)

Oleh :
Sani Kusuma Wijaya (160221190007)
Kaleb A. Young (160221190008)
Pendahuluan
GTSL : Ekonomis untuk edentulous sebagian
Penerimaan pasien baik
Usia berhubungan dengan resesi gingiva
desain kerangka GTSL : bentuk basis
mendukung pekembangan karies pada
protesa, jumlah dan posisi cangkolan
akar. Etilogi karies akar berkaitan
dan sandaran oklusal berhubungan
dengan Lactobacillus spp. Dalam
dengan kenaikan akumulasi plak yang
penelitian sebelumnya : Lactobacillus
menyebabkan kerusakan periodontal
spp ada dalam jumlah besar pada pasien
perkembangan karies.
yang menggunakan GTSL.
Prognosa yang lebih baik dan durabilitas
GTSL : kontrol akumulasi plak gigi. Beberapa
peneliti mengemukakan pengaruh
pemeriksaan regular OH dan kebersihan
protesa, motivasi dan instruksi yang baik,
semua parameter periodontal menunjukkan
hasil yang lebih baik pada pasien yang akan
menerima GTSL.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi secara klinis kesehatan periodontal gigi
penyangga dengan dan tanpa menggunakan cangkolan selama durasi penggunaan satu
tahun.
Abstrak
Tujuan
Evaluasi pengaruh dari GTSL yang didesain
dengan dan tanpa menggunakan cangkolan
pada kesehatan periodontal gigi penyangga
setelah periode penggunaan satu tahun.

Material dan Metode


Subyek :
80 orang dibagi dalam 2 grup, masing-masing
40 orang
Usia 51-70 tahun.
Grup I : 20 laki-laki dan 20 perempuan
menggunakan GTSL dengan desain
menggunakan cangkolan.
Grup II : 20 laki-laki dan 20 perempuan
menggunakan GTSL dengan desain tanpa
menggunakan cangkolan.
Gigi penyangga pada tiap subyek diperiksa
Index Plak (PI), Index Kalkulus (CI) Bleeding on
Probing (BOP), Probing Depth (PD), Resesi
Abstrak
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan signifikansi tinggi
berhubungan dengan BOP, kenaikan periodontal PD dan
GR pada subyek menggunakan GTSL dengan desain
menggunakan cangkolan. Signifikansi ditunjukkan
menggunakan Chi Square Test dengan nilai p<0,05.

Kesimpulan
Pasien dengan menggunakan GTSL memiliki resiko
besar kerusakan periodontal karena kurangnya motivasi
untuk memelihara kebersihan mulut (OH) dengan baik.
Desain GTSL dengan menggunakan cangkolan
menyebabkan lebih banyak akumulasi plak di area
yang tertutup protesa dan pada gigi penyangga, di
bawah lengan cangkolan, dimana terjadi kenaikan
insidensi inflamasi gingiva. Sehingga wajib bagi
profesional gigi untuk mendidik dan memotivasi pasien
dalam pemeliharaan kebersihan mulut dan tindak
lanjutnya secara berkala.
MATERIAL DAN METODE
 Sample sebanyak 167 subjek dating ke Dental OPD Distrik Rumah Sakit,
Kathua, J&K, dengan total 80 subjek menggunakan gigi tiruan lepasan dipilih
sebagai dasar studi pada kriteria inklusi dan keinginan dari pasien.

Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
1.Pasien dengan edentulous
1.Pasien dengan edentulous
sebagian
lengkap
2.Pasien menggunakan GTSL
2.Adanya penyakit sistemik
selama taun
 Subjek dibagi rata menjadi 2 kelompok dengan 40 subjek
dengan rentang usia 51-70 tahun.
 Kelompok 1 terdiri dari 20 laki-laki dan 20 wanita menggunakan
gigi tiruan sebagian dengan cangkolan pada desainnya, d
 kelompok 2 terdiri dari 20 laki-laki dan 20 wanita menggunakan
GTSL tanpa cangkolan.
 Gigi penyangga pada setiap subjek diukur plak indeks (PI),
calculus indeks (CI), bleeding on probing (BOP), kedalaman
probing (PD), resesi gingiva (GR), kegoyangan gigi (TM), level
signifikan diatur pada p<0.05.
HASIL
 Tabel 1 menunjukan usia distribusi dari subjek. Table 2 menunjukan
hubungan yang signifikan secara statistic antara bleeding on probing dan
desain GTSL dengan cangkolan didalamnya. 77,5% pasien menunjukan
bleeding on probing menggunakan GTSL dengan cangkolan (p=0.0001)
 Tabel 3 menunjukan hubungan yang signifikan secara statistic antara GTSL
dengan cangkolan dan penambahan kedalaman periodontal 57,5% pada
subjek yang menggunakan GTSL dengan cangkolan menunjukan probing
periodontal kedalaman 2-3mm, diikuti oleh 35% subjek menunjukan
kedalaman lebih dari 3mm, dan 7.5% subjek menunjukan kedalaman < 2
mm (p=0.0000).
 Tabel 4 menunjukan hubungan yang signifikan secara statistic pada resesi
gingiva dengan GTSL yang didesain dengan cangkolan. 72,5% pada subjek
yang menggunakan GTSL dengan cangkolan menunjukan resesi gingiva
dimana hanya 35% pada subjek dalam kelompok pasien yang menggunakan
GTSL tanpa cangkolan menunjukan resesi gingiva.
DISKUSI
 Penemuan dari studi menunjukan hubungan yang kuat antara peningkatan
insidensi pada bleeding on probing pada pasien (77.5%) yang sesuai dengan
studi yang dilakukan oleh Dula LJ et al. Studi yang dilakukan dimasa lalu
menyatakan bahwa desain dengan cangkolan menghasilkan torsi yang lebih
rendah pada gigi penyangga.
 Menggunakan GTSL dengan desain menggunakan cangkolan. Menurut
beberapa penulis, desain yang ideal untuk GTSL adalah yang menyebabkan
tekanan yang minimal dan kerusakan yang lebih rendah pada gigi
penyangga dan berhubungan dengan periodontium.
 Keterbatasan dari penelitian ini adalah kebersihan mulut dan gingival indeks
yang bervariasi yang tidak mendapatkan perhatian, analisa kedalaman dari
tingkat resesi gingiva seharusnya dapat dilakukan.
 Oleh karena itu, dapat disarankan bahwa desain GTSL harus
sesederhana mungkin sehingga dapat menyebabkan kerusakan
minimal pada periodontium dan membuat pasien dapat
memelihara kebersihkan mulutnya dengan baik.
 Edukasi lebih lanjut dan motivasi pasien adalah kewajiban pada
saat memberikan alat prosthetik. Terapi pemeliharaan dan
kontrol reguler dapat disarankan pada beberapa kasus.
KESIMPULAN JOURNAL
 Pasien yang menggunakan GTSL memiliki resiko yang lebih pada
kerusakan periodontal dikarenakan kurangnya kemampuan dan
motivasi yang rendah untuk memelihara kebersihan mulutnya
dengan baik. GTSL dengan cangkolan berhubungan dengan
desainnya menyebabkan terjadinya akumulasi plak pada area
yang tertutup gigi tiruan dan dibawah lengan cengkram pada
gigi penyangga, sehingga meningkatkan inflamasi gingiva. Oleh
karena itu, menjadi tugas para dental professional untuk
mengedukasi dan memotivasi pasien agar menjaga kebersihan
mulutnya dan kontrol secara berkala.
Aspek Prosto-Perio
Faktor yang Mempengaruhi Transmisi Tekanan ke Gigi Abutment

• Panjang edentulous span


• Kualitas support ridge
• Fleksibilitas clasp
• Desain clasp
• Panjang clasp
• Material konstruksi clasp
• Gambar 1. Lengan clasp
Karakteristik permukaan gigi abutment Gambar 2. Clasp dari a.
yang a. Panjang dan alloy gold lebih tebal
• Oklusal harmony melengkung dengan daripada b. alloy CoCr. 4
lembut lebih fleksibel
daripada b. Pendek dan
lurus. 4
Faktor yang Mempengaruhi Transmisi Tekanan ke Gigi Abutment

Kualitas support ridge


Ketebalan dan Kesehatan mukoperiosteum juga berpengaruh
terhadap transfer pembebanan ke gigi abutment.
Mukoperiosteum yang sehat, dengan ketebalan kira-kira 1 mm lebih
mampu menahan pembebanan fungsional daripada yang mukosa
lebih tipis dan atropik.
Jaringan yang soft, flabby dan displaceable berkontribusi lebih sedikit
pada support vertikal basis protesa. Jenis jaringan ini menyebabkan
pergerakan berlebih dan transfer gaya ke gigi abutment
Faktor yang Mempengaruhi Transmisi Tekanan ke Gigi Abutment

Fleksibilitas clasp
Apabila kondisi periodontal gigi abutment bagus, maka digunakan
clasp dengan fleksibilitas lebih rendah, seperti vertical projection T
atau modified T-clasp. Vertical projection clasp mentransfer sebagian
dari pembebanan ke gigi abutment dan sisanya ke jaringan linggir
sisa.
Apabila dukungan periodontal meragukan, clasp retensi wrought wire
menjadi pilihan. Clasp ini mentransfer sebagian kecil pembebanan ke
gigi abutment dan sebagian besar ke linggir sisa
Faktor yang Mempengaruhi Transmisi Tekanan ke Gigi Abutment

Desain clasp
Desain clasp harus memenuhi 6 syarat :
1. Retensi
2. Support
3. Stability
4. Reciprocation
5. Encirclement
6. Passivity
Faktor yang Mempengaruhi Transmisi Tekanan ke Gigi Abutment

Panjang clasp
Fleksibilitas dapat bertambah dengan menambah panjang clasp. Makin
fleksibel clasp, maka makin sedikit tekanan yang ditransfer ke gigi
abutment. Penambahan anjang lengan clasp dua kali lipat akan
meningkatkan fleksibilitas lima kali lipat.

Material clasp
Material alloy CoCr, karena lebih rigid dan penampang melintangnya lebih
kecil, memberikan pembebanan lebih besar terhadap gigi abutment
dibanding alloy gold
Indikasi Keberhasilan RPD dengan Distal Ekstensi

- Gigi abutment sehat periodontal dan diperihara dengan baik


- Kerangka logam fit ke gigi dengan baik
- Basis protesa yang fit dengan mukosa jaringan pendukung
Dalam mengevaluasi potensi dukungan sebuah
gigi abutment, pertimbangan yang harus diberikan
a. Kesehatan periodontal;
Penilaian periodontium secara umum dan gigi sandaran khususnya harus
dilakukan sebelum restorasi prostetik. Seseorang harus mengevaluasi kondisi
gingiva, mencari gingiva yang memadai dan ada tidaknya poket periodontal.
Kondisi periodontal yang ideal adalah periodontium bebas infeksi dengan
mukosa cekat yang adekuat di daerah-daerah atau yang bersebelahan dengan
bagian-bagian dari gigi tiruan sebagian lepasan yang melintasi daerah gingiva
agar dapat menahan gaya mekanik yang ditimbulkan karena fungsi dan
penggunaannya. Kondisi tulang pendukung harus dievaluasi, dengan perhatian
khusus untuk mengurangi dukungan tulang dan pola mobilitas yang tercatat.
Jika keterlibatan mukogingiva, osseus deffect, atau pola mobilitas direkam,
penyebab dan penanganan potensial harus ditentukan.
b. mahkota dan akar morfologi;

Gambar Gigi premolar dengan akar tapered dan pendek serta status periodontal compromised
(level tulang dalam garis putus-putus) menjadi kandidat gigi abutment yang kurang baik. Dengan
splinting premolar satu dan kedua dengan FPD, maka pembebanan dapat didistribusikan ke kedua
gigi tersebut dan meningkatkan efektivitasnya.

c. Rasio mahkota-akar;
Secara ideal rasio mahkota akar adalah 2:3, tetapi jika tidak maksimalnya adalah 1:1
d, lokasi gigi di lengkungan;
e. hubungan gigi ke unit pendukung lainnya (panjang rentang edentulous);
dan
f. gigi lawan
Hubungan RPD dan Jaringan Periodontal
a. Kontak Konektor Minor

A, Konektor minor yang mendukung sandaran distal tidak berkontak dengan


guiding plane, menghasilkan tegangan yang tidak terkontrol pada gigi
penyangga. B, Konektor minor berkontak dengan guiding plane yang
dipreparasi dan tegangan-teganga langsung sekeliling lengkung melalui
kontak proksimal.
b. Rest
Pada geligi tiruan sebagian lepasan yang didukung oleh gigi, satu-satunya pergerakan
yang signifikan adalah pergerakan horizontal, dan pergerakan ini dapat ditahan oleh efek
stabilisasi dari komponen-komponen yang diletakkan pada permukaan aksial dari gigi.

c. Lengan Cangkolan untuk Stabilisasi-Resiprokasi


Saat retainer langsung berjalan berkontak dengan gigi, landasan gigi tiruan harus stabil
melawan pergerakan horizontal. Stabilisasi ini berasal dari kontak lansadan yang luas atau
dari cangkolan atau resiprokasi pada kombinasi cangkolan. Untuk menghasilkan
resiprokasi, cangkolan resiprokal harus berkontak selama mungkin ketika cangkolan
retentif sedang aktif (saat fungsi).
d. Kesejajaran
Jika beberapa derajat kesejajaran tidak didapatkan saat penempatan dan
pelepasan, trauma pada gigi geligi dan jaringan pendukung serta regangan
pada bagian-bagian gigi tiruan tidak dapat dielakkan. Akibat ini pada akhirnya
merusak gigi geligi dan dukungan periodontalnya atau pada gigi tiruan itu
sendiri, atau keduanya. Dengan demikian tanpa bidang-bidang pemandu,
retensi cangkolan akan mengganggu atau secara praktis tidak ada. Jika retensi
cangkolan adalah friksi hanya karena hubungan aktif dari cangkolan terhadap
gigi geligi, maka pergerakan ortodontik atau kerusakan jaringan periodontal,
atau keduanya, akan dihasilkan
Persiapan Periodontal
diambil dari textbook McCracken edisi 11
Perencanaan dan desain perawatan dimulai dengan medis menyeluruh dan riwayat
dental. Pemeriksaan oral lengkap harus meliputi klinis dan interpretasi radiografis dari :
1. Karies
2. Kondisi restorasi yang ada
3. Kondisi periodontal
4. Respons gigi (terutama gigi penyangga) dan lingir sisa terhadap stress sebelumnya
5. Vitalitas gigi yang masih ada

Pemeriksaan periodontium menyeluruh dan gigi penyangga harus dilakukan sebelum


restorasi prostetik..
Evaluasi : kondisi gingiva, gingiva cekat yang adekuat, pocket gingiva, kondisi tulang
pendukung.
Kondisi periodontal ideal yaitu bebas penyakit periodontium dengan gingiva cekat
adekuat di regio berdekatan dengan komponen GTSL memberikan ketahanan mekanis
selama fungsional.

Gigi yang masih ada dan protesanya membutuhkan plak control teliti setelah insersi
GTSL, karena kondisi jaringan oral natural yang tertutup material dapat menyebabkan
perubahan mikroflora. Perubahan mikroflora berpotensi pada integritas jaringan secara
mekanis karena terjadi gangguan pada posisi protesa dan jaringan lunak pada lingir sisa
dan margin gingiva
Gambar 1. A. Progonis gigi penyangga
lebih baik dengan akar divergen B. Bukti
radiografis yang mengindikasikan bahwa
gigi penyangga dengan akar konus dan
berfusi membutuhkan desain kerangka
GTSL yang meminimalkan tekanan
Persiapan periodontal meliputi prosedur pembedahan oral dan pengkondisian jaringan.
Debridemen sebelum ekstraksi gigi pada pasien dengan akumulasi kalkulus, untuk
mencegah kemungkinan terlepasnya sebagian kalkulus ke dalam soket ekstraksi, dan
menyebabkan infeksi.
Dalam situasi apapun, terapi periodontal harus diselesaikan sebelum prosedur
perawatan gigi restoratif dimulai.
Kesehatan periodontal gigi yang tersisa, terutama yang digunakan sebagai abutment,
harus dievaluasi secara hati-hati oleh dokter gigi.

Tujuan terapi periodontal adalah kembalinya kesehatan struktur pendukung gigi,


menciptakan lingkungan dimana periodontium dapat dipertahankan. Tujuan ini adalah
sebagai berikut:
1. Penghapusan dan kontrol semua faktor etiologi yang berkontribusi terhadap penyakit
periodontal dan eliminasi pendarahan saat probing.
2. Pengurangan kedalaman poket.
3. Pembentukan hubungan oklusal atraumatik fungsional dan stabilitas gigi.
4. Pengembangan program pengendalian dan jadwal perawatan.

Status periodontal lengkap meliputi : kedalaman poket, penilaian attachment,


keterlibatan furkasi, mucogingival dan mobilitas gigi.
Menentukan tingkat keparahan penyakit periodontal, meliputi penggunaan radiografi
yang sesuai.
Pemeriksaan periodik periodontium meliputi riwayat kesehatan pasien dan pemeriksaan
klinis, palpasi, probe periodontal, kaca mulut, dengan alat bantu seperti probe furkasi,
model diagnostik, dan radiografi.

Probing
Posisi probe sejajar sumbu Panjang gigi
Kedalaman 6 sulkus atau poket : distobuccal, bukal, mesiobuccal, distolingual, lingual,
dan mesiolingual
Kesehatan gingiva : ada perdarahan atau tidak

Radiografi
• Jenis, lokasi, dan tingkat keparahan kehilangan tulang
• Lokasi, tingkat keparahan, dan distribusi keterlibatan furkasi
• Perubahan ruang ligamen periodontal
• Perubahan lamina dura
• Adanya kalkulus
• Lokasi dan kesesuaian margin restorative
• Morfologi mahkota, akar, kedekatan akar dan karies
• Evaluasi bentuk anatomis terkait lainnya, seperti kanal mandibula atau sinus
Mobilitas gigi
indikasi kondisi struktur pendukung : periodontium, dan biasanya disebabkan oleh
• inflamasi pada ligamentum periodontal
• oklusi traumatis
• kehilangan attachment

Jika faktor penyebabnya dapat dihilangkan, banyak gigi grade I dan grade II dapat
menjadi stabil dan digunakan untuk membantu mendukung, menstabilkan GTSL.

Tidak ada standar mobilitas yang diterima secara universal. Secara umum, mobilitas
dinilai sesuai dengan kemudahan dan tingkat pergerakan gigi.
Mobilitas normal berada di urutan 0,05 sampai 0,10 mm.
Mobilitas grade I kurang dari 1 mm terjadi dalam arah bucco-lingual
Mobilitas grade II mobilitas dalam arah bucco lingual antara 1 dan 2 mm
Mobilitas grade III mobilitas 2 mm / lebih besar terjadi dalam arah bucco lingual dan /
atau gigi secara vertikal tertekan
Rencana perawatan periodontal
Biasanya 3 fase :
1. Fase Inisial Kontrol Penyakit atau terapi awal
Tujuan : secara esensial menghilangkan atau mengurangi faktor penyebab lokal
sebelum dilakukan atau untuk meniadakan prosedur bedah periodontal.
2. Definitive periodontal surgery
3. Recall maintenance, interval 3-4 bulan

Fase inisial
Prosedur :
- instruksi kebersihan mulut
- scaling, root planning
- eliminasi faktor iritasi lokal selain kalkulus (restorasi overhang)
- endodontik
- eliminasi gross interference occlusal (mencegah kerusakan periodontium, mobility,
mandibula displacement, traumatik oklusi) dengan selektif grinding
- occlusal adjustment
- temporary splinting jika diindikasikan.
 Oklusal adjustment
Panduan Schuyler untuk occlusal adjustment dengan selective grinding:
Dalam studi atau evaluasi disharmoni oklusi, pemasangan model diagnostik yang akurat
sangat membantu dalam menentukan kontak cusp to fossa gigi lawan dan sebagai
panduan dalam koreksi kelainan oklusi pada waktu posisi sentrik dan relasi fungsional
eksentrik.
Oklusi dapat dikoordinasikan hanya dengan selective spot grinding.
Permukaan gigi harus diratakan dan dipoles.

1. Maximum intercuspal position bila mandibula dalam centric relation terhadap maxilla
harus menjadi tujuan pertama.
a. Prematur kontak cusp harus dikurangi hanya jika cusp berada dalam kontak prematur
dalam centric dan eccentric relation. Jika cusp kontak prematur dalam centric relation
saja, sulkus gigi lawan harus diperdalam.
b. Bila gigi anterior berada dalam kontak prematur pada centric relation atau pada
centric dan eccentric relation, koreksi harus dilakukan dengan grinding insisal edge gigi
rahang bawah. Jika kontak prematur terjadi hanya pada eccentric relation, koreksi harus
dilakukan dengan cara grinding inklinasi lingual gigi rahang atas.
pada lingual cusp maksila.
c. Biasanya, kontak prematur dalam centric relation relieved dengan grinding
buccal cusp gigi rahang bawah, lingual cusp gigi rahang atas, dan incisal edge
gigi anterior rahang bawah. Memperdalam fosa dari gigi posterior atau area
kontak lingual dalam centric relation dari perubahan gigi anterior rahang atas
dan meningkatkan steepness; Meskipun hal ini mengurangi trauma dalam
hubungan sentris, hal ini dapat menyebabkan gigi mengalami trauma pada
hubungan eksentrik.
2. Kemudian menyeimbangkan balancing side. Dalam semua grinding korektif
untuk menghilangkan prematur kontak atau excessive contact dalam eccentric
relation, perhatian harus dilakukan untuk menghindari hilangnya kontak
pendukung statis dalam centric relation. Cusp bukal mandibula berada dalam
kontak sentral yang statis pada sulkus maksila lebih sering daripada lingual
cusp maksila dalam kontak statis pada sulkus mandibula yang berlawanan.
Oleh karena itu grinding korektif untuk relieve balancing contact prematur
lebih sering dilakukan pada lingual cusp maksila.

3. Untuk mendapatkan fungsi maksimum dan distribusi tegangan fungsional


pada posisi eksentrik working side, grinding yang diperlukan harus dilakukan
pada permukaan lingual gigi anterior rahang atas. Grinding korektif pada gigi
posterior saat ini harus selalu dilakukan pada buccal cusp gigi premolar dan
molar rahang atas dan pada lingual cusp gigi premolar dan molar mandibular.
4. Grinding korektif untuk relieve premature protrusive contact dari satu atau
lebih gigi anterior harus dilakukan dengan grinding permukaan lingual gigi
anterior rahang atas. Gigi anterior tidak boleh di grinding untuk membawa gigi
posterior ke kontak protrusif sisi penyeimbang. Dalam eliminasi kontak
premature protrusif gigi posterior, baik cusp lingual rahang atas maupun
buccal cusp rahang bawah rahang harus digrinding. grinding korektif harus
dilakukan pada permukaan gigi yang berlawanan dimana fungsi cusp ini
berada pada posisi eksentrik, sehingga kontak sentris tidak terganggu.

5. Tepi tajam yang tertinggal harus dibulatkan dengan grinding.


 Temporary splinting
Gigi mobility dapat diimobilisasi selama perawatan periodontal oleh resin
komposit, dengan fiber re inforced resin, removable splint, atau intrakoronal
attachments. Setelah perawatan periodontal dilakukan, splint bisa dilakukan
dengan restorasi lepasan dengan cast atau restorasi semen.
 Penggunaan nightguard
Removable acrylic resin splint, alat untuk mengatasi nocturnal clenching dan
grinding, telah digunakan pada pasien gigi tiruan sebagian lepasan. Night
guard mungkin terbukti membantu sebagai bentuk splint sementara jika
dipakai di malam hari saat gigi tiruan tidak digunakan.
 Minor tooth movement
Meningkatnya penggunaan prosedur ortodontik bersamaan dengan
kedokteran gigi restoratif dan prostetik telah memberi kontribusi pada
keberhasilan banyak restorasi dengan mengubah lingkungan periodontal
tempat mereka ditempatkan. Stabilitas tambahan yang diberikan untuk gigi
tiruan sebagian lepasan dengan memperbaiki posisi gigi miring dan drifting.
Definitive periodontal surgery (Tahap 2)
 Bedah periodontal
Apically positioned flap surgery atau kadang-kadang gingivectomy dapat
dipertimbangkan untuk pengurangan poket suprabony. Perlu dicatat bahwa
penghilangan proses inflamasi dan restorasi periodontal attachment adalah
tujuan utama terapi periodontal.

 Flap periodontal.
Tujuan terpenting flap adalah memungkinkan akses ke tulang dan permukaan
akar untuk instrumen lengkap. Tujuan lain dari pendekatan flap meliputi akses
untuk eliminasi poket, pengendalian karies, pemanjangan mahkota untuk
memungkinkan perawatan gigi restoratif optimal, amputasi akar atau
hemisection, sesuai kebutuhan dan akses terhadap furkasi gigi.
 Periodontal Plastic Surgery.
Prosedur umum operasi plastik periodontal yang biasa digunakan mencakup
lateral sliding flap, free gingival grafts, pedicle grafts, coronally positioned
grafts, double papilla aps, semilunar coronally positioned aps, subepithelial
connective tissue grafts, and edentulous ridge augmentation. Sebagai
tambahan, GTR telah digunakan untuk bedah plastik periodontal Prosedur.
Baru-baru ini, penggunaan acelular dermal graft yang tersedia secara
komersial telah mendapatkan popularitas. Namun, prosedur yang paling
umum digunakan adalah sub epithelial connective tissue graft
Recall Maintenance (Tahap 3)
 Beberapa studi longitudinal sekarang menunjukkan peningkatan pentingnya
perawatan untuk semua pasien yang telah menjalani terapi periodontal.
Frekuensi recall appointment harus disesuaikan untuk pasien, tergantung
pada kerentanan dan tingkat keparahan penyakit periodontal. Sekarang
dipahami bahwa pasien dengan riwayat periodontitis sedang sampai parah
harus ditempatkan pada recall system 3- sampai 4 bulan untuk
mendapatkan hasil yang dicapai dengan terapi nonsurgical dan surgical.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai