I. Pertanyaan :
jembatan adhesif?
3. pada spring cantilever bridge, apakah ada desain khusus konektor bar nya?
agar hygienis dan mudah dbersihkan? Bahannya apakah sama dengan yang
padahal retainer pada penyangga bisa menggunakan full crown yang akan
menutup diastema?
1
7. Apakah M3 selalu kontra indikasi untuk dijadikan abutment bridge? Apabila
M3 mahkota dan akarnya panjang dan tidak malposisi apakah boleh dijadikan
penyangga bridge?
berhubungan dengan ini adalah, berapa gigi anterior hilang maksimal yang
9. Untuk regio posterior, berapa maksimal gigi hilang bisa dibuat jembatan?
10. Apakah yang dimaksud dengan jembatan panjang, jembatan pendek dan
jembatan ideal?
11. Dalam preparasi jembatan yang terpenting adalah preparasi yang sejajar.
Apabila dalam suatu kondisi preparasi tidak bisa dibuat sejajar, apa yang
II. Jawaban :
1. Pada gigi anterior, dinding email dan dentin lebih tipis dibanding gigi
karena untuk fix movable, pada bagian movable nya perlu dibuat preparasi
untuk kaitan presisi movable nya. bentuk akar dari gigi anterior yang
2. Bila gigi 11 bila dibuat cantilever, maka akan memungkinkan ada gerakan
rotasi gigi abutment nya, serta adanya beban oklusi dan akar yg berbentuk
2
konus, kurang baik untuk retensi. Dan dsini ada pertimbangan estetik, bila
jembatan 3 unit rigid/fixed bridge, yaitu preparasi sandaran bisa dibuat agar
balance. Juga pertimbangan hukum Ante, bila yang hilang gigi 11.
3. Menurut Smith and Howe (2017) disebutkan bahwa desain armnya tipis dan
sesuai dengan kontur palatum. tapi tidak terlalu tipis agar tetap lenting tapi
tidak mudah patah. Bentuknya seperti konektor mayor pada RPD, tapi spring
ini dibuat cekat pada pontik dan retainer gigi abutment. Desain ini
dan gigi sebelahnya tidak memenuhi syarat untuk menjadi abutment. Desain
ini sudah jarang dipakai karena mungkin dari higienisnya kurang. Bahan yang
4. Long bridge bisa digunakan dengan catatan pada daerah lengkung arch,
5. Emax dan zirconia yang baru, selama memenuhi syarat semen adesif, maka
boleh digunakan.
untuk dijadikan abutment pada spring cantilever, karena tidak ada dukungan
dari gigi sebelahnya. Daya kunyah yang didistribusikan melalui lengan atau
spring dan direduksi oleh jaringan lunak palatum, masih mempunyai daya
ungkit yang bisa melepaskan retainer maupun pontik. Diastema ini tidak
dapat dibantu dengan dibuatkan full crown karena akan membuat crown
3
menjadi terlalu tebal. Estetik kurang baik dan tidak mendukung distribusi
daya.
Namun ini jarang digunakan karena tingkat kesulitan yang tinggi dalam
Pulp dan Retention of the crown to the tooth (Smith and Howe, 2007).
Maksimal gigi anterior 4 gigi, yaitu gigi 12,11,21 dan 22 dengan desain
diperkecil menjadi 2/3 ukuran gigi asli untuk mengurangi tekanan (syarat
dasar pontik).
sulit ?
Kemungkinan lain dibuatkan bridge 7 unit dengan splint pada satu sisi yang
4
Dengan memperhatikan kesehatan gigi, tinggi oklusi, dan lengkung rahang
dan posisi gigi juga, dan yang utama dalam preparasi jembatan adalah
Jadi, tidak harus 8 unit, kecuali calon gigi-gigi abutment karies luas. Bila
gigi-gigi abutment sehat (karies minimal), ideal dan memudahkan POI bisa
10. Jembatan ideal : terdiri 3 unit, yaitu : 1 pontik dengan 2 retainer pada gigi
11. Yang inklinasinya miring di endo di buat pasak yg sejajar dgn gigi penyangga
Mahkota ¾, pin ledge. Ada kiat2 pendekatan utk kasus fixed-fixed baru yang
bisa jadi alternatif. Bila tdk bisa dibuat preparasi dgn kesejajaran ideal, kita
catatan gigi tdk miring ekstrem, preparasi mahkota sebagian sehingga POI
5
waktu yg lama .Adhesif bridge dengan preparasi minimal : alternatif solusi
terakhir.