INEZ KIANTORO
NPM. 160221190002
Pembimbing:
Dr. Zulia Hasratiningsih, drg., MDSc.
Pendahuluan
• Polimer sintetik telah digunakan 60 tahun atau lebih
• reaksi kimia monomermakromolekul rantai panjang besar dengan berat
molekul tinggi (Polimer)1,2.
• Reaksi tersebut disebut sebagai polimerisasi.
• Bentuk dan morfologi makromolekul menentukan bentuk meterialnya apakah
berbentuk serat, padatan kaku, atau bahan elastomer (seperti karet).
• Monomer pada umumnya berupa cairan atau gas dan selama proses
polimerisasi, monomer dikonversi menjadi kristal atau padatan amorf. 1,2.
• Rantai polimer terdiri dari gugus atom berulang atau monomer dari mana
rantai itu dibangun.
History dan Penggunaan
1890 gutta oercha
1930 polistiren PVC,
digunakan sebagai
1853 karet getah pohon vinyl asetat
mahota
sbg basis GT dikembangka, PVS,
sementara&pengisi sal
polyeter
akar
Fisik • Stabil dimensi selama perubahan suhu dan variasi daya, ringan, konduktivitas thermal baik
Biokompatibilitas • tidak berasa berbau beracun, tidak mengiritasi dan membahayakan jaringan RM
• Dapat terjadi
• Linier • Agar reaksi yang demikian
• Branching: rantai yang tumbuh mengalami menghasilkan pembentukan polimer,
transfer rantai dengan molekul polimerpolimer setiap molekul yang bereaksi harus
bercabang
• Crosslinking dengan menambahkan agen cross- memiliki paling sedikit dua kelompok
linking ke monomer polimerisasi, masing-masing reaktif sehingga produk reaksi
dari dua ikatan rangkap ini mampu menjadi tersebut mampu menjalani reaksi
terpolimerisasi menjadi rantai terpisah, sehingga
secara efektif menghubungkan dua rantai kondensasi lebih lanjut.
bersama.
Perubahan Fisik selama Polimerisasi
H
Klasifikasi denture based material
Logam
Non logam
Klasifikasi denture based resin
Menurut Menurut Metode Menurut Metode Menurut Sistem Menurut Respon
perkembangan bahan Polimerisasi3 Aktivasi3 Pelarutan3 Termal
Sebelumnya Polimer adisi, mis. poli 1. Termal; mis. poli Sistem powder dan 1. Termoplastik, mis.,
digunakan:Vulcanite, (metil metakrilat), dan (metil metakrilat). liquid, mis. resin akrilik akrilik polivinil dan
bakelite, cellulose polivinil klorida 2. Microwave; mis. poli heat cure dan self cure. polistirena.
nitrate, nylon, polyvinyl (metil metakrilat).
chloride, polystyrene,
polycarbonate dan
resin epoxy
Bahan yang paling Polimer kondensasi, 3. Katalisator; mis. poli 2. Jenis gel, mis. akrilik 2. Termoset, mis.,
banyak mis. Nilon, bakelite. (metil metakrilat). vinil. PMMA.
digunakan :PMMA
Compression Injection
moulding moulding
Working time
• Waktu bahan tetap dalam tahap doughlike
• Menurut ANSI/ADA minimal 5 menit.
• Suhu rendah WT ++, kelembapan sufat fisik dan estetik menurun
Packing
• Waktu resin ditempatkan & adaptasi pada mold
• Overpacking ketebalan ++, malposisi
• Underpacking porositas
Beberapa separating media adalah1
• Tinfoil
• Cellulose lacquers
• Sollution of alginate compounds
• Calcium oleate
• Soft soap
• Sodium silicate
• Starches
Injection molding technique
Prosedur polimerisasi
• Ketika resin landasan gigi tiruan sedikit diatas 700C, suhu resin
meningkat dengan cepat.
• Akibatnya tingkat dekomposisi bonzoyl peroxide meningkat signifikan.
peningkatan tingkat polimerisasi dan panas eksotermik dari
reaksisuhu resin meningkat diatas suhu investing stone dan air
disekitarnyaporositas dalam resin yang diproses. 1
Porositas internal
• Seperti telah diindikasikan, proses polimerisasi adalah eksotermik.
• Karena resin merupakan konduktor panas yang buruk, panas yang
menyebar pada segmen yang tebal tidak dapat dihilangkan. Jika panas
tidak terkontrol, suhu puncak resin dapat meningkat diatas titik didih
monomer (100,80C).
• Hal ini menyebabkan mendidihnya monomer unreacted dan
membuat porositas dalam pembuatan landasan gigi tiruan. 1
Siklus polimerisasi
• Hubungan antara tingkat pemanasan
dan kenaikan suhu diilustrasikan
dibawah.
• Siklus polimerisasi diperlihatkan oleh
kurva C akan menghasilkan porositas
pada bagian tebal karena suhu resin
melebihi titik didih monomer (100,80C).
• kurva A mungkin menghasilkan
Gambar 2.10 Perubahan suhu akrilik resin jika
monomer yang tidak bereaksi karena dibuat dalam beberapa variasi waktu curing.
suhu resin gagal mencapai suhu didih
monomer (100,80C).
Kuvet harus didinginkan perlahan sampai suhu ruangan. Pendinginan cepat mengakibatkan distorsi
landasan gigi tiruan karena perbedaan kontraksi termal resin dn investing stone. Untuk
meminimalsasi kesulitan potensial, kuvet harus dipindahkan dari air dan didiamkan 30 menit. Kuvet
harus direndam dalam air keran dingin selama 15 menit. Landasan gigi tiruan kemudian dapat
dideflasked. Untuk mngurangi kemungkinan perubahan dimensional, gigi tiruan harus disimpan
daam air sampai diinsersi dalam mulut. 1
Chemically activated denture base resin
• Aktivator kimia dapat digunakan untuk memicu polimerisasi basis gigi tiruan.
• Aktivasi kimia tidak memerlukan aplikasi energi thermal.
• disebut resin cold-curing, self-curing atau autopolimerizing +tertiary amine
(sebabkan dekomposisi benzoil peroxide), seperti dimethyl-para-toluidine, pada
cairan basis gigi tiruan (monomer)
• Kekurangan: monomer bebas lebih besar, kelebihan: minimalisir shrinkagelebih
akurat
• Waktu kerja lebih singkat karena untuk mencapai dough like lebih cepat (pendingin)
• Pengerasan inisial resin umumnya terjadi dalam 30 menit tetapi polimerisasi
berlanjut dengan perpanjangan waktu.
• Untuk menjaga polimerisasi cukup, kuvet harus ditahan dibawah tekanan minimum
3 jam
Teknik cairan resin (Resin fluid)
A. Representatif light-activated
denture base resin
B. Gigi disusun dan diukir diatas
denture base
C. Denture base ditempatkan pada
light chamber
Gambar 2.12 Denture base resin heat activated menunjukkan tipe dan derajat porositas berbeda. A, polimerisasi dengan baik,
tanpa porositas. B dan C, rapid heating, void pada subsurface kecil. D, kurangnya pengadukan monomer dan polimer, void
besar karena shrinkage polimerisasi lokal. E, kurangnya tekanan saat polimerisasi, void besar dan irregular. 1
Absorpsi air
• Perubahan Dimensi
• Karena penyusutan saat polimerisasi, penyusutan panas, ekspansi karena
penyerapan air, dan creep akibat dari sifat viskoelastis dari bahan resin
tersebut
• penyusutan untuk volume 21% dan 7% untuk penyusutan linear +bahan
prepolymerized 7% untuk volume dan 2% untuk linear
• Penyusutan berkurang saat diberikan tekanan
• Sifat penyerapan air
• Kelarutan
Fabrication Defects Of Denture
• Irregular voids : Bila monomer dan polimer tidak dicampur secara merata porus pada
bagian resin yang lebih banyak menngandung monomerbench curing selama 30
menitmonomer merata
• Opacity atau micro irregular voids : tekanan yang tidak adekuat selama proses
polimerisasiporus mikro
• Regular voids : pemanasan melewati titik didih dari monomer, sehingga tercipta porus
pada seluruh bagian resinmelakukan pemanasan sebesar 70°C selama 8-10 jam.
• Sub Surface Porosity : Porus ini terbentuk pada bagian paling tebal
• Air inclusion porosity : terperangkapnya udara
Resin Lainnya (Hard & Soft Reline
Material)
• Metode pembuatannya adalah:
• pecetakan jaringan lunak didapatkan dengan menggunakan gigi tiruan yang sudah ada sebagai
sendok cetak.
• Model dari gips dibuat pada cetakan yang sudan diperbaiki.
• Model tersebut kemudian ditempelkan pada gigi tiruan yang sudah ada sebelunya dan
dipendam di dalam kuvet.
• Setelah menunggu selama 20 menit kemudian kuvet dibuka dan bahan cetak dilepaskan dari
gigi tiruan. Permukaan gigi tiruan yang menempel pada jarignan lunak kemudian dibersihkan
untuk meningkatkan ikatan antara resin yang sudah ada dan material reline.
• Kemudian resin dimasukkan kedalam tempat yang ada diantara model gips baru dan gigi tiruan
yang lama kemudian dimasukkan dengan cara compression moulding technique. Setelah itu
bahan dibiarkan berpolimerisasi.
• Gigi tiruan yang baru sudah siap untuk dipoles dalam waktu 30 menit.
DENTURE RELINERS
• Hard Liners
• Soft Liners
• Long Term Permanent Soft Liners
• Temporary Soft Liners
• Tissue Conditioners
Material tipe 2 lebih tidak mengakibatkan iritasi
Material yang biasanya digunakan sebagai
hard reline2
• self curing akrilikdistorsi <, kadang dapat mengiritasi mukosa
monomer sisa
• heat curing akrilik jarang digunakan karena distorsi
• Relining termasuk penggatian permukaan jaringan gigi tiruan yang
lama, sedangkan rebasing termasuk penggantian seluruh denture
base kecuali bagian gigi artificial.
Hard Liners
• Pasien yang tidak dapat mentoleransi basis gigi tiruan yang keras
• Ridge tidak teratur
• mukosa yang tipis
• Area undercut besar atau cacat bawaan palatum.
• Pasien dengan iritasi atau mukosa gigi tiruan.
Sifat Ideal 2,3
• Syarat Ideal :
• Acrylic
• Porselen
Sendok cetak resin dan bahan sendok cetak
• Bahan dan Metode: Seratus enam puluh spesimen identik dibuat dalam cetakan
yang dirancang khusus sesuai dengan instruksi pabrik. Tiga kelompok eksperimen
dibuat yang terdiri dari resin akrilik konvensional (tidak diperkuat), novel S - fiber
glass yang diperkuat dan resin akrilik yang diperkuat serat nilon. Spesimen dibuat
dengan cara standar untuk masing-masing kelompok eksperimen. Setiap
kelompok dibagi lagi menjadi dua kelompok berdasarkan kondisi penyimpanan
(kering dan basah).
• FS diuji menggunakan mesin uji universal tiga titik pada kecepatan judul bab 5
mm / menit.
• Kelompok yang diperkuat serat gelas selanjutnya diuji setelah penyimpanan lama
dalam air suling. Data yang dimasukkan dianalisis secara statistik dengan ANOVA
satu arah dan uji post hoc perbedaan paling signifikan.
Effect of Water Storage on the Flexural Strength of Heat-cured
Denture Base Resin Reinforced with Stick (s) Glass Fibers
• Hasil: Dalam penelitian ini, perbedaan yang signifikan secara statistik dicatat
dalam FS semua kelompok. Kelompok S - glass yang diperkuat serat memiliki
FS tertinggi dibandingkan dengan dua kelompok lainnya (P <0,001). Kelompok
yang diperkuat serat nilon memiliki FS terendah. Semua kelompok yang
disimpan dalam air suling mengungkapkan penurunan kekuatan dibandingkan
dengan yang disimpan di atmosfer kering. Di antara spesimen basah, yang
disimpan selama 3 minggu memiliki FS secara signifikan lebih tinggi daripada
yang disimpan pada satu dan 2 minggu (P <0,01). Kesimpulan: Dalam
keterbatasan penyelidikan ini, FS dari DBR akrilik heat curing ditingkatkan
setelah penguatan dengan serat gelas. Dapat direkomendasikan untuk
memperkuat basis ekstensi parsial dan gigi tiruan ekstensi distal. Serat nilon
mungkin tidak diinginkan untuk memperkuat basis gigi tiruan akrilik.
High Impact Resin
• Karet yang diperkuat (butadiene-styrene polymethyl methacrylate).
Partikel karet dicangkokkan ke MMA untuk ikatan yang lebih baik
dengan PMMA. Disebut demikian karena kekuatan benturan dan sifat
kelelahan yang lebih besar, oleh karena itu diindikasikan untuk pasien
yang berulang kali melakukan gigitiruan mis. Parkinson, kepikunan.
Tersedia sebagai sistem bubuk-cair & pemrosesan sama dengan resin
obat panas.
High Impact Resin
• Diperkuat serat karbon / grafit: Serat karbon (panjang 65-70 mm, 5%
berat dan diperlakukan dengan agen penggabung silan) ditempatkan
selama pengepakan. Serat Carbon Graphite tersedia sebagai cincang,
kontinyu, anyaman, dikepang dan tubular tetapi tabung serat
dikepang memberikan distribusi yang lebih merata dari tulangan,
pengisian pengisi yang tinggi dan penanganan yang mudah karena
bundel serat pada sudut yang berbeda menguntungkan ketika
kekuatan multi-aksial hadir (misalnya dalam prostesis yang didukung
implan).
High Impact Resin
• Diperkuat serat aramid: Penguatan serat aramid meningkatkan
kekuatan tetapi sekali lagi mereka tidak estetis & sulit dipoles
sehingga terbatas pada lokasi di mana estetika tidak penting.
• Diperkuat serat polietilen: helai-helai polietilen beraneka ragam
dipotong hingga 65 mm dan permukaannya diperlakukan dengan
epoksi-resin (untuk meningkatkan daya rekat) ditempatkan dalam
resin selama pengemasan.
• Fungsinya yaitu meningkatkan kekuatan dan kekakuan dalam satu
arah.
High Impact Resin
• Serat kaca (memiliki estetika terbaik): Serat paralel kontinu
memberikan kekuatan dan kekakuan yang tinggi dalam satu arah
(anisotropik) sementara serat yang berorientasi secara acak
memberikan sifat yang serupa di semua arah (sifat isotropik).
• Serat kaca cacah enam mm dengan serat 5% dikombinasikan dengan
teknik cetakan injeksi menghasilkan peningkatan kekuatan
transversal, modulus elastis & kekuatan impak. Serat gelas dapat
dimodifikasi dengan teknik polimerisasi plasma menggunakan HEMA,
EDA, dan TEGDME [6].
Effect of Adding Basalt Powder on
Flexural Strength of a Denture Base
Acrylic Resin
• Bahan dan Metode: Teknik cetak kompresi digunakan untuk
memproses 40 spesimen resin akrilik persegi panjang (panjang 64 mm x
10 mm lebar x 3,3 mm). Spesimen secara merata dibagi menjadi empat
kelompok sesuai dengan rasio bubuk basal ditambahkan ke resin akrilik:
kelompok A: 0% berat (kelompok kontrol), kelompok B: 1% berat,
kelompok C: 2% berat, dan kelompok D: 5% wt atau BP. Spesimen diuji
menggunakan uji tikungan tiga titik. Data yang didapat diuji dengan
statistik ANOVA
• Hasil: Spesimen diperkuat oleh 1% berat BP (kelompok B) menunjukkan
FS rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol
(kelompok A) dan dua kelompok lainnya12.
Resin Hypoallergenic