Anda di halaman 1dari 104

POLIMER

INEZ KIANTORO
NPM. 160221190002
Pembimbing:
Dr. Zulia Hasratiningsih, drg., MDSc.
Pendahuluan
• Polimer sintetik telah digunakan 60 tahun atau lebih
• reaksi kimia monomermakromolekul rantai panjang besar dengan berat
molekul tinggi (Polimer)1,2.
• Reaksi tersebut disebut sebagai polimerisasi.
• Bentuk dan morfologi makromolekul menentukan bentuk meterialnya apakah
berbentuk serat, padatan kaku, atau bahan elastomer (seperti karet).
• Monomer pada umumnya berupa cairan atau gas dan selama proses
polimerisasi, monomer dikonversi menjadi kristal atau padatan amorf. 1,2.
• Rantai polimer terdiri dari gugus atom berulang atau monomer dari mana
rantai itu dibangun.
History dan Penggunaan
1890 gutta oercha
1930 polistiren PVC,
digunakan sebagai
1853 karet getah pohon vinyl asetat
mahota
sbg basis GT dikembangka, PVS,
sementara&pengisi sal
polyeter
akar

1936 PMMA thermoset


1950 komposit lightcure 1940 self curing PMMA
untuk inlay, mahkota,
dipeprkenalkan tersedia
protesa
Kriteria Resin Polimer Dental
Sifat Mekanik Dan • ketahanan terhadap kekuatan gigitan, kunyahan, selama bertahun2

Fisik • Stabil dimensi selama perubahan suhu dan variasi daya, ringan, konduktivitas thermal baik

Manipulasi • Tidak menghasilkan prodak sampingan beracun


• Manipulasi mudah, mudah dipoles, diperbaiki

Estetik • Transparansi cukup, berpigmen, tidak mudah berubah warna

Stabil secara kimia • tidak berubah secara kimia dalam mulut

Biokompatibilitas • tidak berasa berbau beracun, tidak mengiritasi dan membahayakan jaringan RM

Ekonomis • tidak membutuhkan biaya yang mahal dalam proses


Polimerisasi
• Polimerisasi adalah reaksi pertumbuhan rantai
antarmolekul berulang
• Polimer merupakan makromolekul yang
konsisten atau sangat besar dan struktur
molekul mirip rantai mereka mampu
membuat konfigurasi dan konformasi yang
hampir tidak terbatas.
• Panjang rantai, tingkat percabangan rantai
dan cross-linking, dan organisasi rantai di
antara mereka sendiri, menentukan sifat-sifat
polimer seperti yang diilustrasikan dalam
Gambar 6-1 dan 6-2 dan seperti yang
dijelaskan di bawah ini1,2.
Panjang Rantai dan Berat Molekul
• Semakin panjang rantai polimer, semakin besar jumlah keterjeratan (koneksi
sementara) yang dapat terbentuk di sepanjang rantai, sifat-sifat seperti kekakuan,
kekuatan, dan suhu leleh meningkat dengan bertambahnya panjang rantai (Gambar 6-
1).
• Semakin panjang untaian atau rantai, semakin sulit untuk memisahkannya1,2.
• Resin sintetis berpolimerisasi secara acak dari tempat yang diaktifkan.
• Ada nilai rata-rata yang diperlukan untuk mewakili berat molekul polimer secara
keseluruhan, rata-rata, Mn (jumlah rata-rata unit berulang) dan Mw (rata-rata berat)
• Misalnya, jumlah berat molekul rata-rata untuk berbagai polimer gigi tiruan biasanya
bervariasi dari 8.000 hingga 39.000.
• Gigi tiruan dengan resin crossed link mungkin memiliki berat molekul yang jauh lebih
tinggi1,2.
Panjang Rantai dan Berat Molekul
• Ekspresi Mw menyiratkan bahwa molekul yang lebih besar lebih
berbobot dalam perhitungan.
• Karena itu, Mw selalu lebih besar dari Mn kecuali ketika semua
molekul memiliki panjang yang sama; lalu Mw = Mn.
• Mempertimbangkan konsep yang baru saja dibahas, rasio Mw / Mn
(polydispersity) adalah ukuran rentang dan distribusi ukuran rantai.
• Polimer dengan nilai atau Mw yang sama tetapi nilai atau
polydispersity yang berbeda akan menunjukkan sifat yang agak
berbedapolydispersity >> mengeras pada suhu yang lebih rendah
dan memiliki kisaran suhu atau leleh yang lebih tinggi1,2.
Polimerisasi Adisi dan Kondensasi

• Polimerisasi adisi melibatakan penyatuan dua molekul membentuk


molekul baru yang ukurannya lebih besar.
• Reaksi kondensasi melibatkan dua molekul yang bereaksi bersama
untuk membentuk molekul ketiga yang lebih besar dengan produksi
produk sampingan yang biasanya merupakan molekul kecil seperti air.
Polimerisasi Adisi dan Kondensasi
• Polimerisasi Adisi • Polimerisasi Kondensasi
• Aktivasi: oleh panas dan agen kimia • Contoh sederhana reaksi kondensasi
• Insiasi adalah reaksi esterifikasi di mana
• Propagasi asam organik dan alkohol bereaksi
bersama untuk membentuk ester
• Terminasi dengan evolusi air.

• Dapat terjadi
• Linier • Agar reaksi yang demikian
• Branching: rantai yang tumbuh mengalami menghasilkan pembentukan polimer,
transfer rantai dengan molekul polimerpolimer setiap molekul yang bereaksi harus
bercabang
• Crosslinking  dengan menambahkan agen cross- memiliki paling sedikit dua kelompok
linking ke monomer polimerisasi, masing-masing reaktif sehingga produk reaksi
dari dua ikatan rangkap ini mampu menjadi tersebut mampu menjalani reaksi
terpolimerisasi menjadi rantai terpisah, sehingga
secara efektif menghubungkan dua rantai kondensasi lebih lanjut.
bersama.
Perubahan Fisik selama Polimerisasi

• Perubahan fase: monomer ( gas atau cairan ) dicampur dengan


pengisi inert, seperti bubuk kacaviskositas mulai
meningkatkekakuanpadatan amorf daripada cairanresidu
monomer.
• Perubahan suhu: Sebagian besar reaksi polimerisasi bersifat
eksotermik dan menyebabkan peningkatan suhu bahan polimerisasi
yang nyata.2
Perubahan Fisik selama Polimerisasi

• Kejadian lain dalam beberapa bahan adalah bahwa suhu yang


meningkat selama polimerisasi menyebabkan penguapan dari
beberapa monomer porositas gas.
• Perubahan dimensi: Setiap reaksi penambahan atau kondensasi yang
terjadi selama polimerisasi menghasilkan kontraksi kecil karena
senyawa yang dihasilkan menempati ruang lebih sedikit daripada dua
senyawa yang bereaksi awal.
• Misalnya, ketika metil metakrilat diubah menjadi polimetilmetakrilat,
penyusutan volumetrik sekitar 21% terjadi2.
DENTURE BASE RESIN
Pendahuluan
• Basis gigitiruan adalah bagian dari
gigitiruan yang bersandar pada jaringan
lunak sehingga tidak termasuk gigi tiruan.
• Saat ini resin akrilik digunakan hampir
secara luas digunakan untuk untuk
konstruksi dasar gigi tiruan (Gbr. 13.1)2.
• Dibuat dengan cara dough Moulding
(processing akrilik dengan flask) atau
cetakan injeksi atau dengan menggunakan
teknik resin yang dapat dituang.
Syarat denture base material
Persyaratan Biologis2(tidak boleh
bahaya untuk operator, tidak beracun, tidak
Persyaratan Kimia2 (tidak larut
menghasilkan asap debu racun saat manipulasi, dalam cairan mulut, tidak serapair, adhesi baik
tidak karsinogenik, tidak mendukung dengan gigi tiruan)
pertumbuhan bakteri)
Tidak ada bahan dasar
gigitiruan yang diketahui
secara memadai
Persyaratan Mekanik2,3(ME memenuhi semua
tinggi, tensile kompresif, flexure, impact, fatigue
Persyaratan Termal2,3 persyaratan ini2,3.
strenght tinggi, ketahanan tinggi, kekerasam (konduktivitas thermal baik, suhu pelunakan
permukaan tinggi, energi perm rendah, stabilitas tinggibertahan terhadap suhu mulut)
dimensi baik)

Persyaratan lain2,3 (murah,


Persyaratan Estetika 2,3
radioopak, tidak berasa dan berbau, tahan
(translusen, dpt diwarna,tdk berubah wrna)
lama, amnipuasi mudah, ,udah dibersihkan)

H
Klasifikasi denture based material

Logam

Non logam
Klasifikasi denture based resin
Menurut Menurut Metode Menurut Metode Menurut Sistem Menurut Respon
perkembangan bahan Polimerisasi3 Aktivasi3 Pelarutan3 Termal
Sebelumnya Polimer adisi, mis. poli 1. Termal; mis. poli Sistem powder dan 1. Termoplastik, mis.,
digunakan:Vulcanite, (metil metakrilat), dan (metil metakrilat). liquid, mis. resin akrilik akrilik polivinil dan
bakelite, cellulose polivinil klorida 2. Microwave; mis. poli heat cure dan self cure. polistirena.
nitrate, nylon, polyvinyl (metil metakrilat).
chloride, polystyrene,
polycarbonate dan
resin epoxy
Bahan yang paling Polimer kondensasi, 3. Katalisator; mis. poli 2. Jenis gel, mis. akrilik 2. Termoset, mis.,
banyak mis. Nilon, bakelite. (metil metakrilat). vinil. PMMA.
digunakan :PMMA

Baru-baru ini 4. Aktivasi cahaya; mis. 3. Lembaran dan tali:


dikembangkan:Akrilik poli (metil metakrilat). (Sistem komponen
yang diperkuat serat, tunggal), mis. resin
akrilik high impact, basis gigi tiruan yang
akrilik vinil, akrilik diaktifkan cahaya.
hidrofilik, resin fluida,
resin radiopak, dan
resin basis gigitiruan
teraktivasi cahaya
Resin Akrilik
• Tabel 2.1 Klasifikasi denture base polimer menurut ISO 1567.2

Tipe 1 dan 2 paling sering digunakan


Tabel 2.2 Komposisi bahan denture base akrilik.2

Gambar 2.1 Denture base akrilik.


Methyl methacrylate
• Sebagai monomer yang dicampurkan dengan polimer
• Methyl methacrylate merupakan cairan transparan pada suhu
ruangan dengan sifat fisik1:
• Berat molekular = 100
• Titik leleh = -480
• Titik didih = 100,80C (perhatikan bahwa titik didihnya hampir
sama dengan air)
• Densitas = 0,945 g/mL pada 200C
• Panas saat polimerisasi = 12,9 kcal/mol
Poly(methyl Methacrylate)/PMMA
• PMMA merupakan resin transparan mentransmisikan sinar dalam
batas ultraviolet sampai panjang gelombang 250 nm.
• Merupakan resin keras dengan kekerasan Knoop Hardness 18 sampai
20. Tensile strengh 60 MPa, densitas 1,19 g/cm3 dan modulus
elastisitas 2,4 GPa (2400 MPa).
• Melunak pada 1250C dan dapat di cetak sebagai material
thermoplastik. Depolimerisasi terjadi antara 1250C menjadi monomer
MMA. Pada suhu 4500 C, 90% polimer berdepolimerizes untuk
membentuk monomer. PMMA dengan berat molekular tinggi
degradasi ke polimer dengan berat molekul rendah bersamaan
sewaktu berubah menjadi monomer.1
• Kecenderungan menyerap airimbibisi
Multifungsional methacrylate dan resin acrylate

• Gambar 2.2 Molekul Bis-GMA (bisphenol-A glycidylmethacrylate).1

Gambar 2.2 Molekul Bis-GMA (bisphenol-A glycidylmethacrylate). 1


Heat
activated
Denture Chemically
base Resin activated
Light-
activated
Heat activated

• Polimerisasi : water bath / oven mikrowave


• Komposisi :
• Bubuk : PMMA dan benzoyl peroxide (inisiator)
• Cairan : monomer MMA, hydroquinone (inhibitor), cross linking
agent (glycol dimethacrylate) 1–2%
Komposisi Heat Cure Denture Base Resin3
Gambar 2.5 Basis kimia pembentukan cross-linked polymethyl methacrylate.
Glycol dimethacrylate tergabung dalam rantai polymethyl methacrylate dan dapat
menjembatani atau interkoneksi beberapa rantai.1
Teknik pembuatan

Compression Injection
moulding moulding

Fluid Resin Visible LC


Compression moulding technique
• Langkah :
• Persiapan pola lilin gigi tiruan
• Persiapan split mould
• Aplikasi separating medium
• Mixing of powder and liquid
• Packing
• Curing
• Cooling
• Deflasking,finishing and polishing
Tahap persiapan compression
moulding technique
Interaksi polimer-monomer

Tahap Sundy • Belum ada interaksi molekular


• Konsistensi berpasir / kasar

Tahap Stringy • Monomer mulai memasuki polimer


• Viskositas meningkat, ditandai bahan stringy atau sticky

Tahap • peningkatan jumlah rantai polimer


• Tidak menempel pada mangkok mixing/spatula
Doughlike • Bahan dimasukkan ke mold

Tahap Rubbery • Massa resin rebound jika ditekan atau direnggangkan


• Tidak flow

Tahap Stiff • Adukan menjadi kaku


• Resisten deformasi mekanis
Waktu pembentukan dough
• Dough-forming time  menurut ANSI/ADA kurang dari 40 menit dari
awal pencampuran, mayoritas <10 menit

Working time
• Waktu bahan tetap dalam tahap doughlike
• Menurut ANSI/ADA  minimal 5 menit.
• Suhu rendah  WT ++, kelembapan sufat fisik dan estetik menurun

Packing
• Waktu resin ditempatkan & adaptasi pada mold
• Overpacking  ketebalan ++, malposisi
• Underpacking  porositas
Beberapa separating media adalah1
• Tinfoil
• Cellulose lacquers
• Sollution of alginate compounds
• Calcium oleate
• Soft soap
• Sodium silicate
• Starches
Injection molding technique
Prosedur polimerisasi

• Resin landasan gigi tiruan secara umum mengandung benzoyl peroxide


(inisiator).
• Jika dipanaskan diatas 600C, molekul benzoyl peroxide free radikal.
• Setiap radikal bebas bereaksi dengan cepat dengan molekul monomer
untuk memulai polimerisasi pertumbuhan rantai
• monomer polimer.
• Selama pembuatan landasan gigi tiruan, panas diaplikasikan pada resin
dengan merendam kuvet dan flask carrier dalam air.
• Air di panaskan sampai temperatur tertentu dan dijaga selama waktu
yang diperlukan.1
Peningkatan suhu

• Ketika resin landasan gigi tiruan sedikit diatas 700C, suhu resin
meningkat dengan cepat.
• Akibatnya tingkat dekomposisi bonzoyl peroxide meningkat signifikan.
peningkatan tingkat polimerisasi dan panas eksotermik dari
reaksisuhu resin meningkat diatas suhu investing stone dan air
disekitarnyaporositas dalam resin yang diproses. 1
Porositas internal
• Seperti telah diindikasikan, proses polimerisasi adalah eksotermik.
• Karena resin merupakan konduktor panas yang buruk, panas yang
menyebar pada segmen yang tebal tidak dapat dihilangkan. Jika panas
tidak terkontrol, suhu puncak resin dapat meningkat diatas titik didih
monomer (100,80C).
• Hal ini menyebabkan mendidihnya monomer unreacted dan
membuat porositas dalam pembuatan landasan gigi tiruan. 1
Siklus polimerisasi
• Hubungan antara tingkat pemanasan
dan kenaikan suhu diilustrasikan
dibawah.
• Siklus polimerisasi diperlihatkan oleh
kurva C akan menghasilkan porositas
pada bagian tebal karena suhu resin
melebihi titik didih monomer (100,80C).
• kurva A mungkin menghasilkan
Gambar 2.10 Perubahan suhu akrilik resin jika
monomer yang tidak bereaksi karena dibuat dalam beberapa variasi waktu curing.
suhu resin gagal mencapai suhu didih
monomer (100,80C).
Kuvet harus didinginkan perlahan sampai suhu ruangan. Pendinginan cepat mengakibatkan distorsi
landasan gigi tiruan karena perbedaan kontraksi termal resin dn investing stone. Untuk
meminimalsasi kesulitan potensial, kuvet harus dipindahkan dari air dan didiamkan 30 menit. Kuvet
harus direndam dalam air keran dingin selama 15 menit. Landasan gigi tiruan kemudian dapat
dideflasked. Untuk mngurangi kemungkinan perubahan dimensional, gigi tiruan harus disimpan
daam air sampai diinsersi dalam mulut. 1
Chemically activated denture base resin
• Aktivator kimia dapat digunakan untuk memicu polimerisasi basis gigi tiruan.
• Aktivasi kimia tidak memerlukan aplikasi energi thermal.
• disebut resin cold-curing, self-curing atau autopolimerizing +tertiary amine
(sebabkan dekomposisi benzoil peroxide), seperti dimethyl-para-toluidine, pada
cairan basis gigi tiruan (monomer)
• Kekurangan: monomer bebas lebih besar, kelebihan: minimalisir shrinkagelebih
akurat
• Waktu kerja lebih singkat karena untuk mencapai dough like lebih cepat (pendingin)
• Pengerasan inisial resin umumnya terjadi dalam 30 menit tetapi polimerisasi
berlanjut dengan perpanjangan waktu.
• Untuk menjaga polimerisasi cukup, kuvet harus ditahan dibawah tekanan minimum
3 jam
Teknik cairan resin (Resin fluid)

• Kelebihan : (1) peningkatan adaptasi


terhadap jaringan dibawahnya (2)
penurunan kemungkinan kerusakan gigi
tiruan dan landasan selama deflasking (3)
pengurangan harga bahan, (4)
penyederhanaan flasking, deflasking dan
finishing.1
• Kekurangan : (1) perubahan gigi tiruan
selama proses (2) udara yang terjebak
pada bahan landasan gigi tiruan (3) ikatan
yang lemah antara bahan landasan gigi
tiruan dengan gigi akrilik (4) sensitivitas
teknik ini.1
Light activated

A. Representatif light-activated
denture base resin
B. Gigi disusun dan diukir diatas
denture base
C. Denture base ditempatkan pada
light chamber

Ditambahkan champorquionon sebagai photo inisiator


Sifat fisik denture base resin

Shrinkage volumetric Harus +- 7%


polimerisas
i linear 2%

Suhu transisi glass (Tg) adalah jarak thermal dimana resin


polimerisasi melewati keadaan lunak, rubbery ke keadaan
rigid, glassy.
• Gambar 2.12
Perubahan dimensi
dihasilkan dari
polimerisasi. A,
resin chemically
activated, teknik
tuang. B, resin
microwave,
compression
moulding. C, resin
heat activated
konvensional,
compression
moulding. D, resin
heat activated,
injection moulding.1
Porositas
• Porus pada permukaan tertebal  mempengaruhi sifat fisik, estetik, kebersihan.
• Dari monomer yang tidka bereaksi atau polimer yang mendidih, udara tejebak
• Porositas juga dapat terbentuk karena komponen powder dan liquid tidak
adekuatbanyak monomershrinkage lebih banyakvoid
• Kurang adekuat tekanan flaskresin lebih dingan dan opak

Gambar 2.12 Denture base resin heat activated menunjukkan tipe dan derajat porositas berbeda. A, polimerisasi dengan baik,
tanpa porositas. B dan C, rapid heating, void pada subsurface kecil. D, kurangnya pengadukan monomer dan polimer, void
besar karena shrinkage polimerisasi lokal. E, kurangnya tekanan saat polimerisasi, void besar dan irregular. 1
Absorpsi air

• PMMA menyerap sedikit air difusi  berada diantara rantai polimer


terpecah
• Ekspansi massa polimerisasi
• Bertindak sebagai plasticizer
• Penyerapan air : 0.69 mm/cm2
• 1% kenaikan berat dari penyerapan air  ekspansi linear + 0.23%
Solubility
• Walaupun denture base resin laurt dalam beberapa cairan, mereka
tidak larut dalam cairan rongga mulut.
• Menurut spesifikasi, hilangnya berat tidak boleh lebih dari 0.04
mg/cm2.1
Processing stress

• Saat perubahan dimensi alami terjadi, bahan yang dipengaruhi


mengalami internal stress.
• Jika tekanan hilang, distrosi bahan dapat muncultekanan selalu
dilakukan pada proses pembuatan.1
Crazing
• Keretakan/ microcrack
• Pada resin transparan seperti gambaran kabut, pada resin berwarna seperti
gambaran warna keputihan.
• Dapat menyebabkan fraktur
• Disebabkan oleh aplikasi tekanan/kelarutan solvent
• Bisa juga disebabkan GT kering, gigi artifisial porcelain, perbaikan GTinstruksi
GT selalu lembab
Gambar 2.14 Crazing disekitar gigi porcelain. 1
Kekuatan

• Kekuatan denture base resin tergantung banyak faktor.


• Faktor-faktor ini termasuk komposisi resin, teknik pembuatan,
dan kondisi lingkungan rongga mulut.
• Bila derajat polimerisasi bertambah, kekuatan resin juga
bertambah.
CREEP
• Menggambarkan suatu sifat dari bahan viskoelastis dimana terjadi perubahan
bentuk seiring berjalannya waktu akibat dari tekanan konstan yang statis atau
dinamis
• Akan semakin membesar bila :
• Temperatur makin tinggi
• Tekanan kunyah dinamis makin besar
• Residual monomer banyak tersisa
• Banyak mengandung plastisizer
• Derajat polimerisasi rendah
• Kurangnya cross linking
Sifat lainnya
• Impact strength
• Heat- activated : 0.98-1.27 J
• Chemically - : 0.78J
• Lucitone 199 2x lebih tinggi  + komonomer rubbery (butyl acrylate)
• Knoop Hardness
• Heat- : 20
• Chemically : 16-18
Fabrication Defects Of Denture

• Perubahan Dimensi
• Karena penyusutan saat polimerisasi, penyusutan panas, ekspansi karena
penyerapan air, dan creep akibat dari sifat viskoelastis dari bahan resin
tersebut
• penyusutan untuk volume 21% dan 7% untuk penyusutan linear +bahan
prepolymerized 7% untuk volume dan 2% untuk linear
• Penyusutan berkurang saat diberikan tekanan
• Sifat penyerapan air
• Kelarutan
Fabrication Defects Of Denture

• Defek Saat Proses Pembuatan


• permukaan yang kasar
• terbentuknya berbagai porositas

• Irregular voids : Bila monomer dan polimer tidak dicampur secara merata porus pada
bagian resin yang lebih banyak menngandung monomerbench curing selama 30
menitmonomer merata
• Opacity atau micro irregular voids : tekanan yang tidak adekuat selama proses
polimerisasiporus mikro
• Regular voids : pemanasan melewati titik didih dari monomer, sehingga tercipta porus
pada seluruh bagian resinmelakukan pemanasan sebesar 70°C selama 8-10 jam.
• Sub Surface Porosity : Porus ini terbentuk pada bagian paling tebal
• Air inclusion porosity : terperangkapnya udara
Resin Lainnya (Hard & Soft Reline
Material)
• Metode pembuatannya adalah:
• pecetakan jaringan lunak didapatkan dengan menggunakan gigi tiruan yang sudah ada sebagai
sendok cetak.
• Model dari gips dibuat pada cetakan yang sudan diperbaiki.
• Model tersebut kemudian ditempelkan pada gigi tiruan yang sudah ada sebelunya dan
dipendam di dalam kuvet.
• Setelah menunggu selama 20 menit kemudian kuvet dibuka dan bahan cetak dilepaskan dari
gigi tiruan. Permukaan gigi tiruan yang menempel pada jarignan lunak kemudian dibersihkan
untuk meningkatkan ikatan antara resin yang sudah ada dan material reline.
• Kemudian resin dimasukkan kedalam tempat yang ada diantara model gips baru dan gigi tiruan
yang lama kemudian dimasukkan dengan cara compression moulding technique. Setelah itu
bahan dibiarkan berpolimerisasi.
• Gigi tiruan yang baru sudah siap untuk dipoles dalam waktu 30 menit.
DENTURE RELINERS

• Hard Liners
• Soft Liners
• Long Term Permanent Soft Liners
• Temporary Soft Liners
• Tissue Conditioners
Material tipe 2 lebih tidak mengakibatkan iritasi
Material yang biasanya digunakan sebagai
hard reline2
• self curing akrilikdistorsi <, kadang dapat mengiritasi mukosa
monomer sisa
• heat curing akrilik jarang digunakan karena distorsi
• Relining termasuk penggatian permukaan jaringan gigi tiruan yang
lama, sedangkan rebasing termasuk penggantian seluruh denture
base kecuali bagian gigi artificial.
Hard Liners

• Kekurangan Hard Liners


• Operator sulit mengontrol ketinggian dari hard liner
tersebut
• Dimensi vertikal dapat berubah
• RA : Ketebalan palatal rahang atas dapat bertambah
sehingga menyebabkan ketidaknyamanan bagi
pasien
• Sehingga seharusnya hard liners tetap menjadi bahan semi
permanen atau bahan sementara saja
Rebasing resin denture
• Tahap-tahap yang dilakukan pada rebasing gigi tiruan sama dengan yang dijelaskan pada
relining.
• Cast gips dibuat dari cetakandimounting dengan hubungan vertikal dan horizontal yang
benar antara gips batu dan permukaan gigi artifisial.
• Gigi tiruan lawan dipasang untuk patokan permukaan oklusal gigi tiruan. Setelah gigitan ini
didapatkan, gigi tiruan dilepas dan gigi dipisahkan dari basis gigi tiruan.
• Gigi direposisi pada gigitan yang benar dan ditahan pada hubungan asli pada cast saat
dipola pada baseplate baru.1
• Basis gigi tiruan diwax ke bentuk yang diinginkan.
• Penyusunan gigi lengkap ditempel pada cast dan digabungkan.
• Setelah itu dilakukan pembuangan lilin dan pelepasan baseplate, resin dimasukan ke dalam
mold. Setelah selesai gigi tiruan telah kembali seperti semula, difinishing dan poles. 1
Temporary and permanent soft liner
• Liner adalah bantalan lunak seperti lapisan
yang diberikan ke dasar gigi tiruan untuk
menyerap sebagian energi yang dihasilkan oleh
tekanan pengunyahan dan untuk
mendistribusikan kekuatan pengunyahan secara
lebih merata.
• Long Term Permanent Soft liners
• Temporary Soft liners (< 14 hari)
• Short term Tissue conditioners (< 2-3
hari)

• Resultant liner disebut dengan soft liner jangka


pendek atau tissue conditioner. 1,2
Indikasi 2,3

• Pasien yang tidak dapat mentoleransi basis gigi tiruan yang keras
• Ridge tidak teratur
• mukosa yang tipis
• Area undercut besar atau cacat bawaan palatum.
• Pasien dengan iritasi atau mukosa gigi tiruan.
Sifat Ideal 2,3

• Biokompatibilitas - tidak beracun dan tidak menyebabkan iritasi


• tidak mendukung pertumbuhan bakteri atau jamur berbahaya.
• cukup lunak untuk digunakan pasien.
• memberikan efek bantalan dan mencegah distorsi yang tidak dapat
diterima selama perbaikan.
• merekat pada basis gigi tiruan dan tetap demikian di mulut.
• memiliki penyerapan air yang rendah, idealnya (2-3%)pengotoran atau
pelapisan karena masuknya bakteri.
• dapat terbasahi saliva film tipis saliva retensi gigi tiruan
• mudah dibersihkan
• memiliki umur simpan yang baik.
Kegagalan atau masalah dengan penggunaan
bahan soft liner2,3
• Ikatan yang tidak memadai dengan basis gigi tiruan
• Perubahan volume yang signifikan dengan kehilangan air
• Pengerasan liner karena pencucian atau pelunak dari bahan-bahan ini.
• Beberapa lapisan terlepas dari dasar gigi tiruan.
• Sulit dalam menyesuaikan dan memoles soft liner (khusus untuk permukaan silikon
karena sifatnya yang abrasif).
• Kesulitan dalam membersihkan dengan laritan hipoklorit atau pembersih gigi tiruan
akan merusak liner lunak khusus untuk jenis silikon.
• Mendukung pertumbuhan jamur
• Rasa dan bau yang kurang enak
• Mungkin ada perubahan atau warna karena pewarnaan dan deposit atau kalkulus.
• Tidak seperti soft liner chemically activated, bahan heat activated
secara umum lebih tahan lama dan dapat disebut soft liner jangka
panjang. Namun, bahan ini menurun seiring waktu dan tidak dapat
disebut permanen. 1
Tissue Conditioner
• Tissue conditioner :pelapis lembut yang digunakan untuk mengatasi
mukosa yang teriritasi.
• Tissue conditioner merupakan material lunak, bahan pelapis
sementara yang tahan lama yang mengurangi dan bahkan
mendistribusikan tekanan pada mukosa atau daerah bantalan
gigitiruanmemungkinkan jaringan yang terkena kembali ke status
kesehatan normal2,3.
Syarat
• Seharusnya tidak memiliki efek iritasi atau toksik.
• Harus merangsang sirkulasi darah di jaringan
bawahnya.
• Harus dibuat agar beban dikurangi tanpa
mengakibatkan adanya deformasi lapisan gigi tiruan.
• Harus tetap lunak saat digunakan sesuai fungsi untuk
mempertahankan efek bantalan yang baik pada
jaringan lunak yang mendasarinya.
• Harus mengalami aliran viskos di bawah beban agar
menyesuaikan bentuknya dengan perubahan kontur
jaringan lunak, yang memungkinkan adaptasi yang
baik terhadap mukosa gigi tiruan yang teriritasi.
Indikasi
• mukosa atrofi tipis yang mendasari basis gigitiruan
• atrofi atau resorpsi ridge
• undercut anatomi yang dalam
• bruxer kronis atau pasien dengan kecenderungan bruxing
• penurunan tingkat toleransi mukosa untuk beban oklusal di bawah
gigitiruan
• defisiensi didapat atau cacat bawaan yang memerlukan obturasi
• retensi overdenture yang ditahan implant.
Komposisi tissue conditioner.2

Sifat-sifat tissue conditioner


Manipulasi
• Baik bubuk dan cairan dicampur, ditempatkan di gigi tiruan dan
ditempatkan di mulut pasiengel
• Gel yang dihasilkan adalah viskoelastik karena ia merespons secara
elastis terhadap pembebanan dinamis yang terkait dengan
pengunyahan tetapi akan mengalir di bawah beban konstan2,3.
•  Aplikasi lainnya dari tissue conditioner adalah sebagai material
pencetak fungsional (fungsional impression material).
• Selapis tissue conditioner pada permukaan anatomis gigi tiruan
memungkinkan cetakan fungsional didapatkan dalam jangka waktu
pemakaian beberapa hari.2
GIGI TIRUAN ARTIFICIAL

• Syarat Ideal :

• Estetik yang sangat baik

• Berikatan dengan kuat ke denture base

• Low of density sehingga tidak meningkatkan berat


dari gigi tiruan
• Fracture resistance yang tinggi

• Abrasive resistance tinggi

• Bahan Pembuatan gigi tiruan Artificial

• Acrylic

• Porselen
Sendok cetak resin dan bahan sendok cetak

• Sendok cetak resin sendok cetak pribadi. 1


• Mayoritas sendok cetak pribadi dibuat dengan sistem resin light- dan
chemically activated.
• Bahan light-activated menghilangkan eksposure methyl methacrylate,
tetapi lebih mahal dan membutuhkan alat dengan sinar intensitas
tinggi untuk polimerisasi.
• Resin chemically activated lebih murah tetapi dapat menyebabkan
dermatitis kontak terutama pada pekerja lab.
Jurnal
Material dan Metode
• pasien yang dipilih adalah mereka yang tidak puas dengan lengkap / lengkap [Gambar
1], lengkap / parsial [Gambar 2], gigi tiruan sebagian / parsial [Gambar 3 dan 4], dibuat
dari bahan dasar gigitiruan poli metil metakrilat yang digunakan secara konvensional
dan sedang mencari beberapa pengganti.
• Masalah dengan gigi tiruan yang ada termasuk mukosa yang mengiritasi, bau busuk,
kesulitan untuk memakai dan melepas, sering patah / retak, dll6.
• Velplast dan Flexite adalah dua bahan dasar gigitiruan nilon yang digunakan
(sebagaimana bahan tersedia) dalam penelitian ini.
• Sebanyak 18 kasus disediakan prostesis yang diperlukan, yang diamati selama satu
setengah tahun untuk fungsi dan penerimaan oleh pasien dibandingkan dengan
prostesis lama mereka.
• Prosedur biasa diikuti untuk pembuatan gigi tiruan lengkap / lengkap dan parsial
dalam membuat tayangan dan merekam hubungan rahang.
• Sebuah kuesioner disiapkan, yang diriwayatkan kepada pasien, dan persetujuan
mereka diambil untuk berpartisipasi dengan pengalaman mereka dengan gigi tiruan
baru [Lampiran-I]6.
Hasil & kesimpulan
• Ketika ditanya tentang preferensi di antara dua jenis bahan dasar
gigitiruan, 100% pasien lebih memilih gigi tiruan fleksibel daripada
gigi tiruan metil metakrilat tradisional.
Hasil
• Perubahan kelarutan tidak signifikan.
• Perubahan porositas signifikan7.
• Kelompok fleksibel mencatat porositas signifikan lebih tinggi secara
statistik% daripada kelompok konvensional setelah satu hari dengan
nilai-p (0,0106 *), setelah dua minggu dengan nilai-p (0,006 *) dan
setelah satu bulan dengan nilai-p (0,0442 *); tetapi setelah
penyimpanan satu minggu perbedaannya adalah nilai asp yang tidak
signifikan (0,0803 ns) seperti yang ditunjukkan oleh t-tes.
Kesimpulan
• Kesimpulannya kegagalan gigi tiruan banyak diakibatkan karena
kontaminan pada RLSA gigi akrilik yang dianggap bertanggung jawab
atas kegagalan antarmuka dasar gigi-gigitiruan yaitu seperti residu lilin
dan segel cetakan dingin, dirawat dengan baik selama pembuatan gigi
tiruan akrilik oleh sebagian besar teknisi prostodontik di dua belas
institut gigi utama Pakistan8.
• Studi telah menunjukkan bahwa, berbeda dengan ALTSDL, kekerasan
bahan SLTSDL relatif stabil dari waktu ke waktu. Selain itu, sorpsi dan
kelarutan SLTSDL secara signifikan lebih rendah daripada ALTSDL9.
• Selain itu, tidak seperti ALTSDL, sifat viskoelastik dari bahan SLTSDL
sesuai dan stabil dari waktu ke waktu. Warna LTSDL tidak stabil dari
waktu ke waktu dan dapat diubah oleh banyak faktor, terutama oleh
nikotin9.
METODE DAN HASIL
• Tingkat kekerasan permukaan bahan dasar gigitiruan terkait dengan ketahanan abrasi,
goresan, pemolesan dan penyerapan air.
• Basis gigitiruan harus direndam dalam air untuk menjaga kelembabannya.
• Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah resin nilon termoplastik dari Valplast
dan resin akrilik heat-cured QC-20, dengan ukuran sampel 64x (10 ± 0,03) x (2,5 ± 0,03)
mm.
• Kekerasan permukaan diukur dengan Vickers Microhardness Tester dan data dianalisis
dengan metode ANOVA.
• Sebagai kesimpulan, tingkat kekerasan permukaan resin nilon termoplastik lebih
rendah dibandingkan dengan resin akrilik heat-cured.
• Hasil ini adalah karena porositas termoplastik nilon resin yang lebih tinggi, rantai
polimernya yang berbeda, dan efek pemlastis setelah direndam dalam air10.
KESIMPULAN
• Porositas yang lebih tinggi dalam resin nilon termoplastik dapat disebabkan
oleh metode injeksi yang tidak sesuai dengan saran prosedur pabrik dan
rasio monomer yang lebih tinggi dari polimer.
• Kekerasan permukaan yang lebih tinggi pada resin akrilik heat-cured
dibandingkan dengan resin nilon termoplastik disebabkan oleh penambahan
bahan ikatan silang dalam resin akrilik, dietil glikol dimetacrilat 1-2% .
• Bahan ikatan silang dapat meningkatkan kekerasan permukaan dan
mengurangi air jumlah penyerapan suatu basis gigitiruan.
• Polimer dengan lebih banyak ikatan silang akan rapuh, lebih keras, dan lebih
tahan lama untuk pelarut daripada polimer tanpa ikatan-silang.
RESIN YANG SEDANG
DIKEMBANGKAN
• Bahan yang sering digunakan diantaranya adalah11:
• Reinforced resin: fiber reinforced resin, dan high impact resin
• Hypoallergenic Resins
• Resin dengan struktur yang dimodifikasi secara kimia
• Resin termoplastik
• Enigma Gum Toning In Denture Bases
Reinforced Resin

• Untuk meningkatkan sifat fisik dan mekanik dari resin akrilik.


• Penguatan serat menghasilkan peningkatan kekuatan 1000%
dibandingkan non-diperkuat (jika ada ikatan yang tepat).
• Akrilik diperkuat dengan bentuk logam tertanam Serat telah
digunakan dalam tiga bentuk, yaitu, paralel paralel, cincang dan
tenunan11.
Effect of Water Storage on the Flexural Strength of Heat-cured
Denture Base Resin Reinforced with Stick (s) Glass Fibers

• Bahan dan Metode: Seratus enam puluh spesimen identik dibuat dalam cetakan
yang dirancang khusus sesuai dengan instruksi pabrik. Tiga kelompok eksperimen
dibuat yang terdiri dari resin akrilik konvensional (tidak diperkuat), novel S - fiber
glass yang diperkuat dan resin akrilik yang diperkuat serat nilon. Spesimen dibuat
dengan cara standar untuk masing-masing kelompok eksperimen. Setiap
kelompok dibagi lagi menjadi dua kelompok berdasarkan kondisi penyimpanan
(kering dan basah).
• FS diuji menggunakan mesin uji universal tiga titik pada kecepatan judul bab 5
mm / menit.
• Kelompok yang diperkuat serat gelas selanjutnya diuji setelah penyimpanan lama
dalam air suling. Data yang dimasukkan dianalisis secara statistik dengan ANOVA
satu arah dan uji post hoc perbedaan paling signifikan.
Effect of Water Storage on the Flexural Strength of Heat-cured
Denture Base Resin Reinforced with Stick (s) Glass Fibers

• Hasil: Dalam penelitian ini, perbedaan yang signifikan secara statistik dicatat
dalam FS semua kelompok. Kelompok S - glass yang diperkuat serat memiliki
FS tertinggi dibandingkan dengan dua kelompok lainnya (P <0,001). Kelompok
yang diperkuat serat nilon memiliki FS terendah. Semua kelompok yang
disimpan dalam air suling mengungkapkan penurunan kekuatan dibandingkan
dengan yang disimpan di atmosfer kering. Di antara spesimen basah, yang
disimpan selama 3 minggu memiliki FS secara signifikan lebih tinggi daripada
yang disimpan pada satu dan 2 minggu (P <0,01). Kesimpulan: Dalam
keterbatasan penyelidikan ini, FS dari DBR akrilik heat curing ditingkatkan
setelah penguatan dengan serat gelas. Dapat direkomendasikan untuk
memperkuat basis ekstensi parsial dan gigi tiruan ekstensi distal. Serat nilon
mungkin tidak diinginkan untuk memperkuat basis gigi tiruan akrilik.
High Impact Resin
• Karet yang diperkuat (butadiene-styrene polymethyl methacrylate).
Partikel karet dicangkokkan ke MMA untuk ikatan yang lebih baik
dengan PMMA. Disebut demikian karena kekuatan benturan dan sifat
kelelahan yang lebih besar, oleh karena itu diindikasikan untuk pasien
yang berulang kali melakukan gigitiruan mis. Parkinson, kepikunan.
Tersedia sebagai sistem bubuk-cair & pemrosesan sama dengan resin
obat panas.
High Impact Resin
• Diperkuat serat karbon / grafit: Serat karbon (panjang 65-70 mm, 5%
berat dan diperlakukan dengan agen penggabung silan) ditempatkan
selama pengepakan. Serat Carbon Graphite tersedia sebagai cincang,
kontinyu, anyaman, dikepang dan tubular tetapi tabung serat
dikepang memberikan distribusi yang lebih merata dari tulangan,
pengisian pengisi yang tinggi dan penanganan yang mudah karena
bundel serat pada sudut yang berbeda menguntungkan ketika
kekuatan multi-aksial hadir (misalnya dalam prostesis yang didukung
implan).
High Impact Resin
• Diperkuat serat aramid: Penguatan serat aramid meningkatkan
kekuatan tetapi sekali lagi mereka tidak estetis & sulit dipoles
sehingga terbatas pada lokasi di mana estetika tidak penting.
• Diperkuat serat polietilen: helai-helai polietilen beraneka ragam
dipotong hingga 65 mm dan permukaannya diperlakukan dengan
epoksi-resin (untuk meningkatkan daya rekat) ditempatkan dalam
resin selama pengemasan.
• Fungsinya yaitu meningkatkan kekuatan dan kekakuan dalam satu
arah.
High Impact Resin
• Serat kaca (memiliki estetika terbaik): Serat paralel kontinu
memberikan kekuatan dan kekakuan yang tinggi dalam satu arah
(anisotropik) sementara serat yang berorientasi secara acak
memberikan sifat yang serupa di semua arah (sifat isotropik).
• Serat kaca cacah enam mm dengan serat 5% dikombinasikan dengan
teknik cetakan injeksi menghasilkan peningkatan kekuatan
transversal, modulus elastis & kekuatan impak. Serat gelas dapat
dimodifikasi dengan teknik polimerisasi plasma menggunakan HEMA,
EDA, dan TEGDME [6].
Effect of Adding Basalt Powder on
Flexural Strength of a Denture Base
Acrylic Resin
• Bahan dan Metode: Teknik cetak kompresi digunakan untuk
memproses 40 spesimen resin akrilik persegi panjang (panjang 64 mm x
10 mm lebar x 3,3 mm). Spesimen secara merata dibagi menjadi empat
kelompok sesuai dengan rasio bubuk basal ditambahkan ke resin akrilik:
kelompok A: 0% berat (kelompok kontrol), kelompok B: 1% berat,
kelompok C: 2% berat, dan kelompok D: 5% wt atau BP. Spesimen diuji
menggunakan uji tikungan tiga titik. Data yang didapat diuji dengan
statistik ANOVA
• Hasil: Spesimen diperkuat oleh 1% berat BP (kelompok B) menunjukkan
FS rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol
(kelompok A) dan dua kelompok lainnya12.
Resin Hypoallergenic

• Diurethane dimethacrylate, Polyurethane, Polyethylenterephthalate


dan Polybutylenterephthalate, bahan dasar gigitiruan Hypoallergenic
menunjukkan kandungan monomer residu yang secara signifikan lebih
rendah daripada PMMA
Polikarbonat termoplastik
• Sama halnya dengan resin Asetal, resin polikarbonat juga sangat kuat,
tahan retak, dan cukup fleksibel.
• Penggunaan: gigi tiruan parsial kerangka logam, gigi tiruan parsial
fleksibel, gigi tiruan parsial tunggal, mahkota dan jembatan
sementara, splint peralatan, abutment implan, peralatan ortodontik
dan sleep apnea.
Keuntungan& Kerugian

• +: Estetik, flexible, alternatif logam dan akrilik hipoalergi, adapatasi


undercut baik, tidak ada fraktur midline pd GTL
• -:tidak digunakan untuk restorasi jangka panjang, sering berubah
warna, Kehati-hatian ekstrim diperlukan saat pemrosesan untuk
menghindari kontak kulit dengan katrid dan injeksi yang panas,
memberikan stress distribusi yang tinggi pada jaringan pendukung
karena tidak adanya clasp pada gigi13.
INDIKASI KONTRAINDIKASI
• Temporary restoration 1. Deep overbites (4mm atau lebih)
• sebagai obturator dengan gigi anterior dapat copot dengan
prosedur maksilektomi. gerakan excursive
2. Sedikit sisa gigi dengan minimal
• Dalam kasus gigitiruan tunggal retensi.
• Pasien memilih untuk tidak 3. kurang dari 4 mm inter-oklusal
menggunakan restorasi yang 4. bilateral free end rahang bawah, ridge
tetap yang lancip, lalu terdapat torus
• Bukaan mulut kecil 5. bilateral free end rahang atas dengan
ridge alveolar yang sangat atrofi.
• Pasien dengan alergi akrilik
Enigma Gum Toning
• 1) Pencocokan warna khusus pada jaringan gingiva alami
menggunakan nada warna "Enigma".
• 2) Memberikan kepercayaan ekstra kepada pasien dalam penampilan
gigi tiruan mereka.
• 3) Tersedia dalam warna Gading, Merah Muda Muda, Merah Muda
Alami, Merah Muda Tua dan Coklat Muda11.

Anda mungkin juga menyukai