Gigi
Deandra Kamilanandi Kusmanto
160110130082
Definisi
Komposit adalah suatu bahan yang terdiri dari dua
atau lebih fase yang berbeda
Resin Komposit adalah bahan matrix polimer yang
diperkuat dengan filler dan digunakan sebagai
bahan restorasi
Perkembangan Komposit
1960an: resin komposit pertama diperkenalkan
memiliki sifat mekanis lebih baik dari akrilik dan
silikat
Koefisien ekspansi termal lebih rendah, perubahan
dimensional setelah setting lebih rendah, lebih resisten
dalam pemakaian (wear) peningkatan performa klinis
Chemically-activated Photo-activated
(dengan gelombang UV) Photo-activated
(dengan gelombang visible light)
Komposisi
Polimer Matrix
Organik
Komposisi
Utama
Partikel Filler
Inorganik
Coupling Agent
Sistem InisiatorAkselerator
Matriks Resin
Monomer Methacrylate
Matriks resin paling banyak digunakan yaitu senyawa
dimethacrylate
Monomer yang banyak digunakan: 2,2-bis{4(2-hydroxy3-methacryloxy-propyloxy)-phenyl] propane (Bis-GMA)
dan urethrane dimethacrylate (UDMA)
Viskositas Bis-GMA cukup tinggidiberi diluent
Matriks Resin
Monomer Methacrylate
Matriks Resin
Monomer Methacrylate low-shrink
triethylene glycol dimethacrylate (TEGDMA) atau BisEMA6
Variasi dari methacrylate banyak digunakan sejak tahun
2008kontrol volumetric shrinkage dan stres
polimerisasi dari komposit
Contoh: dengan menambahkan asam dimer (dimer acid)
dan unit photocleavable untuk melepaskan stres setelah
polimerisasi
Matriks Resin
Monomer Methacrylate low-shrink
Matriks Resin
Monomer Silorane Low-shrink
Sistem monomer baru, silorane, dikembangkan untuk
mengurangi penciutan dan internal stress dari
polimerisasi
Silorane Siloxane + Oxirane (epoxy)
Siloxane memberikan sifat hidrofobik pada komposit
Oxirane mengalami ring-opening cross-linking via
polimerisasi kationik
Membutuhkan: inisiator khusus, pemilihan filler dgn
baik, sistem adhesif spesifik
Matriks Resin
Silorane
Filler
Bahan:
Quartz
Barium atau Lithium alumunium silikat
Borosilikat
Barium, Strontium, atau kaca Zinc
Silika Koloidal (Komposit Mikrofil)
Filler
Fungsi:
Memperkuat matriks resin (menambah sifat mekanis)
menyediakan derajat translusensi yang tepat (estetik)
Mengontrol penciutan volume selama polimerisasi
Mengurangi ekspansi dan kontraksi termal
Meningkatkan viskositas
Filler
Komposisi
Komposisi
Coupling Agent
Paling umum: Silane Coupling Agent
Fungsi:
Membentuk interfacial bridge memperkuat ikatan
filler dengan matriks resin
Meningkatkan sifat mekanis komposit dan mengurangi
plucking dari filler selama pemakaian (wear)
Menghasilkan fase interfasialmedia untuk distribusi
stress pada partikel yg berdekatan dan matriks polimer
Memberi lingkungan hidrofobik kurangi penyerapan
air pd komposit
Coupling Agent
3-methacryloxypropyltrimethoxysilane (MPTS)
Coupling Agent
3-glycidoxypropyltrimethoxysilane
Klasifikasi
Macrofill
(Komposit
konvensional)
Microfill
Berdasarkan
ukuran Filler
Hybrid
Microhybrid
Nano Komposit
Komposit Macrofill
Awal mula komposit
Mengandung partikel ground glass atau quartz
berbentuk bola atau tidak teratur berukuran 20-30 m
Memiliki filler sekitar 70%-90% dalam komposit
Memiliki sifat:
Keras
Kasar sulit dipoles
Warna mengalami perubahan
Cenderung opak
Resistensi terhadap wear (pemakaian) rendah
Komposit Microfill
Mengandung partikel koloid silika bulat 0.01 -0.12
m
Filler: 20%-55% dalam volum, 35%-60% dalam
berat
Memiliki sifat:
Lebih estetik
Mudah aus
Kekuatan kurang
Water sorption tinggi
Komposit Hybrid
Disebut juga komposit blend
Kombinasi partikel fine (macrofill) dan partikel
koloid sebagai filler partikel koloid mengisi
matriks antar partikel fine
Filler: 60%-65% dalam volum
Komposit tipe ini banyak di pasaran
Komposit Microhybrid
Salah satu komposit dengan teknologi tercanggih
Kombinasi komposit mikrofill dan partikel fine
Disebut microhybrid diameter kecil (0.4-1.0 m)
Dikenal sebagai komposit universal bagus
secara estetika dan resistensi wear (pemakaian)
tinggi untuk aplikasi anterior&posterior
Komposit Nano
Komposit dengan teknologi Nanofiller
Komposit dengan nanotechology:
Nanofill: partikel nano berukuran 1-100 nm
Nanohybrid: mengandung partikel besar (0,4-5 micron) dan
partikel nano
Komposit Nano
Klasifikasi Komposit
Berdasarkan
Proses Curing
Chemical
activated (selfcure)
Light activated
(Light cure)
Klasifikasi Komposit
Tahapan Polimerisasi
Aktivasi
Reaksi
Polimerisasi
Inisiasi
Propagasi
Terminasi
Aktivasi
Proses penghasilan radikal bebas oleh inisiator
Radikal bebas berikatan pada tahap inisiasi
Contoh
Camphorquinone yg terpapar sinar dengan gelombang
tepat camphorquinone teraktivasi berikatan dengan
hidrogen pada karbon amina organik radikal bebas
Aktivasi
Inisiasi
Radikal bebas aktif (R) berikatan dengan monomer
monomer radikal aktif
Propagasi
Terjadi adisi cepat pada molekul monomer dengan
monomer radikal aktif terus berkembang
Terminasi
Polymerization Shrinkage
Terjadi penyusutan volumetrik pada komposit saat
setting (reaksi polimerisasi)
Penyusutan Stres kontraksi antara komposit dan gigi
strain pada ikatan interfacial komposit dan gigi
celah kecil marginal leakage utk saliva dan bakteri
Volumetric polymerization shrinkage dengan
pycnometer:
Komposit universal low-shrink: 0.9% - 1.8%
Komposit flowable low-shrink: 2.4% - 2.5%
Thermal Properties
Koefisien ekspansi linear thermal dari komposit:
25-38x 10-6/oC untuk komposit dengan fine partikel
55-68x 10-6/oC untuk komposit dengan microfine partikel
Lebih besar pada Microfine lebih banyak polimer
Water Sorption
Water sorption komposit:
5-7 g/mm3 untuk komposit dengan partikel hybrid
26-30 g/mm3 untuk kompost dengan partikel fine
Komposit dgn partikel hybrid lebih rendah volume
fraksi polimer lebih rendah dalam komposit dengan
fine partikel
Solubility
Solubility atau daya larut air dari komposit: 0,25-2,5
mg/mm.
Polimerisasi komposit yang tidak memadai
meningkatnya water sorption, solubility yang
memungkinkan terjadi manifestasi klinik ditandai
dengan ketidakstabilan warna
Sifat Fisis
Sifat Fisis
Sifat Fisis
Sifat Mekanis
Sifat-sifat mekanis dari resin komposit bervariasi,
tergantung dari persentase filler
Ketinggian persentase filler meningkatkan
strength, & fracture toughness resin komposit
Pada resin komposit jenis microfill dan flowable
(persentase filler rendah) memiliki sifat mekanis
yang rendah
Sifat Mekanis
Knoop Hardness
Resistensi suatu material terhadap indentasi
dibawah tekanan fungsional
Resin komposit memiliki knoop hardness: 22-80
kg/mm, lebih rendah dibandingkan email (343
kg/mm) dan amalgam (110 kg/mm)
Resin komposit dengan fine particles memiliki
knoop hardness yang lebih besar dibandingkan
resin komposit dengan microfine particles
Sifat Mekanis
Sifat Klinis
Depth of Cure
Intensitas cahaya berkurang sewaktu sumber
cahaya berpindah dari permukaan objek dan ketika
cahaya berjalan melalui media dispersi
Kedalaman penetrasi cahaya ke dalam restorasi
komposit tergantung pada panjang gelombang
cahaya, radiasi, dan hamburan yang terjadi di
restorasi
Depth of Cure
Sejumlah faktor mempengaruhi derajat
polimerisasi kedalaman permukaan setelah light
curing.
Intensitas cahaya di permukaan adalah faktor
penting dalam completeness of cure di permukaan
dan dalam materi
Radiopacity
Memiliki warna opaq ketika terekspos xray
Awalnya sulit membedakan batas enamel-komposit
secara radiografis
Komposit modern mengandung kaca dengan
barium, strontium, zirconium agar memiliki sifat
radiopacity
Biocompatibility
Dapat membahayakan jika ada komponen yang
dikeluarkan atau berdifusi dan selanjutnya mencapai
pulpa
Jika berpolimerisasi dengan tepat, dapat diterima oleh
jaringan
Dapat terjadi reaksi alergi jarang sekali
Komposit yg tidak mengeras pada dasar kavitas
penampung bahan yang tidak terlarut peradangan
pulpa jangka panjang
Kebocoran tepi pertumbuhan bakteri dan
mikroorganisme karies sekunder, reaksi pulpa atau
keduanya
Wear Rates
Wear rates = 10-20 m/tahun
Keausan komposit posterior lebih dari 0,1-0,2 mm
tetap lebih kuat email dengan usia 10 tahun
Kasus-kasus klinis yang akan ditambal dengan
komposit di posterior harus dilakukan dengan hatihati
Wear Rate
Secara klinis hilangnya material disebabkan oleh
keausan daerah kontak > abrasi oleh makanan
Komposit: partikel kecil, konsentrasi tinggi,
berikatan baik dengan matriks paling tahan
terhadap keausan
Restorasi besar lebih aus daripada restorasi kecil
Juga dengan restorasi yang terpapar tekanan yang
lebih besar lebih aus.
Contoh: gigi molar > gigi premolar
Sifat Klinis
Manipulasi Komposit
Proteksi Pulpa
Melapisi dentin menggunakan :
Dentin protector
Cavity varnish
Ca(OH) + cement base
Prosedur Etsa
Gigi dibersihkan dan dikeringkan
Beri lapisan pelindung pada dentin yang terbuka
(dentin protector, varnish, semen-base)
Aplikasi asam fosfat (gel, liquid) pada email selama
15 detikspray air selama10 detikkeringkan
selama 10 detik
Email berwarna keputih-putihan (Chalky)
Penempatan Komposit
Tiga cara penempatan/pengisian:
Isi penuh sekaligus (one bulk)
Per lapisan
Injeksi/sectional
Macam-macam Light
Cured Unit
Lampu LED
LED: Light Emitting Dioxide
Memancarkan radiasi hanya bagian biru dari spektrum
warna visible light
Panjang gelombang: 440-480 nm
Tidak menghasilkan panas
Dapat menggunakan tenaga baterai
Watt rendah
Tidak membutuhkan kipas pendingin
Lampu QTH
QTH: Quartz Tungsten Halogen
Lampu kuarsa dengan filamen
tungstenmemancarkan UV dan cahaya putih
Membutuhkan filter tidak panas
Memancarkan semua panjang gelombang kecuali
yang berada di kisaran ungu-birupanjang
gelombang sekitar 400 - 500 nm)
Lampu PAC
PAC: Xenon Plasma Arc
Menggunakan gas terionisasiplasma.
Cahaya putih berintensitas tinggi
difiltermenghilangkan panas dan untuk
memungkinkan cahaya biru (panjang gelombang
sekitar 400 - 500 nm) yang dihasilkan
Polishing
Menghilangkan ketidakteraturan permukaan
menghaluskan permukaan
Fungsi:
Membentuk hubungan oklusal yang fungsional
Memberi kontur selaras dengan jaringan pendukung
Estetik menyerupai gigi asli
Bonding Agent
Bahan yang merekatkan 2 permukaan substrat.
Menggunakan prinsip adhesi yaitu gaya tarik
menarik antara atom dan molekul pada 2
permukaan yang berbeda (adhesif dan adheren)
Page 82
Bonding Agent
Jenis bonding agent tergantung pada jenis
komposit (Chemical Cured / Light Cured)
Bonding agent generasi baru dilengkapi enamel
preparator/aktivator permukaan email reaktif ,
mudah berikatan dgn gugus akrilat komposit
Bonding
Chemical bonding/ikatan kimia: Kovalen, ionik,
metalik bonding
Physical bonding/ikatan fisis: sekunder, van der
walls
Mechanical interlocking
Page 84
Adhesi
2 substrat (Adheren) yang direkatkan harus mempunyai
close contact / intimate menggunakan bahan adhesif
Kriteria Adhesi:
Wetting ability adheren oleh adhesive
Viskositas dari bahan adhesive yang tinggi
Akan lebih rekat pada permukaan halus
Komposisi
Bonding Agent
Etchant
Asam kuat
Primer
Mengandung
Hidrophilic
monomer
Adhesive
Mengandung
oligomer
dimethacrylate
Etchant
Mengandung asam fosfor 37%
Asam etchant disebut juga conditioners karena
merupakan asam yang relatif kuat (pH1.0)
Primers
Primers hydrophilic monomers biasanya
digunakan dalam pelarut
Pelarut yang biasa digunakan: acetone, ethanolwater, atau primarily water
Adhesive
Umumnya hydrophobic
Mengandung Dimethacrylate oligomers
kompatibel dengan monomer dalam primer dan
komposit
Oligomer ini biasanya diencerkan dengan monomer
molekul dengan berat jenis molekul yang rendah
Enamel Bonding
Ikatan pada enamel terjadi dengan adanya micromechanical setelah asam etching digunakan untuk
menghilangkan lapisan bernoda dan menghilangkan
kristal hydroxyapatite pada permukaan luar interfasial
Gel etchants dimasukkan dengan syringe di atas
permukaan gigi untuk dietsa
Waktu mengetsa untuk enamel berbeda-beda
tergantung pada tipe dan kualitas enamel
Waktu pada umumnya mengetsa dengan 37% asam
fosfor dalam waktu 15 detik membuat microtags
Dentin Bonding
Proses pengikatan resin dengan kondisioner dentin
Mencakup 3 proses berbeda : Pengetsaan (etching),
primer, dan pengikatan
Dentin mengandung lebih banyak air daripada
email hidrofilik
Light Cured
Cairan tunggal
Aplikasi dengan
menggunakan kuas
nylon/spons
Semprot dengan udara
bertekanan rendah
Sinari selama 20 detik
Sifat klinis
Depth of Cure
Kedalaman
penetrasi cahaya ke
dalam restorasi
komposit
tergantung pada
panjang gelombang
cahaya, radiasi, dan
hamburan yang
terjadi di restorasi
Radiopacity
Penggunaan kaca
dengan barium,
strontium,
zirconium agar
komposit memiliki
sifat radiopacity
Agar terlihat
perbedaan antar
restorasi dengan
gigi ketika
terekspos xray
Ketahanan dalam
Pemakaian
Hilangnya kontur
permukaan
komposit saat
mengunyah dan
menyikat gigi
Bahan yang
superior untuk
restorasi anterior
Sifat biologis
Komposit sebagai agen pulp-capping langsung
resiko lebih tinggi karena tidak ada penghalang
dentin ada untuk membatasi ekspos dari pulpa ke
komposit