Anda di halaman 1dari 31

METAL MATRIX

Dr. Ir. Indra Hasan.


MT
2.2.2 METAL MATRIX
 Keuntungan Metal Matrix adalah :
- memiliki keunggulan yang lebih dari polimer untuk aplikasi yang
memerlukan ketahanan jangka panjang untuk lingkungan yang parah,
seperti suhu yang tinggi.
- Yield strength dan modulus pada metal matrix lebih tinggi daripada
polimer, dan hal itu merupakan pertimbangan yang sangat penting untuk
aplikasi yang memerlukan high transverse strength dan modulus
compressive strength pada komposit.
 Kerugian metal matrix adalah :
- Memiliki density yang lebih tinggi sehingga
berpengaruh pada berat komposit
- Titik melting yang tinggi sehingga membutuhkan
temperatur proses yang tinggi juga
- Mempunyai kecenderungan korosi pada interface fiber
matrix

 Dua matriks logam yang paling umum digunakan yaitu


Aluminium dan Titanium karena kedua logam tersebut
memiliki density yang relatif rendah dan tersedia dalam
berbagai bentuk paduan
2.2.3 CERAMIC MATRIX
 Pada ceramic matrix diketahui memiliki stabilitas temperatur tinggi,
kekerasan yang tinggi, ketahanan korosi yang tinggi dan density yang
rendah.
 Tetapi, bagaimanapun ceramic merupakan material yang brittle/getas dan
memiliki ketahanan yang rendah untuk mecegah perambatan crack yang
timbul dan berpengaruh pada ketangguhan fracture yang rendah
 Cara untuk memperkuat ceramic matrix yaitu dengan menaikkan
ketangguhan fracture (patahan) nya.
 Ceramic matrix composites (CMC) digunakan pada aplikasi material yang
membutuhkan high strength, high temperature resistance, armor or
ballistic properties, and erosion or wear resistance. Sebagai material
tambahan jet engines dan rocket engines, ceramic matrix composites
digunakan pada internal combustion engines untuk automobiles, gas
turbines, process equipment, furnaces, refractory components, nuclear
components, spacecraft re-entry shielding, welding nozzles and tools, and
brazing fixtures. Ceramic matrix composites juga digunakan untuk
mengganti superalloys.
2.3 THERMOSET MATRIX
 Pada materi yang akan dibahas pada subbab ini meliputi :
1. EPOXY
2. POLYESTER
3. VINYL ESTER
4. BISMALEIMIDES and OTHER
5. CYANATE ESTER
1. EPOXY
 Bahan awal untuk matriks epoxy adalah resin cair dengan molekul dan
berat yang rendah dan mengandung sejumlah kelompok epoksida, yaitu
three member rings of one oxygen atom and two carbon atoms
 Umumnya pada aplikasi, bahan awal dalah DGEBA (pada gambar a) dan
curing agent nya adalah DETA (pada gambar b).
 Keuntungan Epoxy :
- Terdapat banyak variasi properties, karena adanya curing agents dan
modifiers
- Tidak ada penguapan zat selama curing
- Rendahnya shrinkage selama curing
- Ketahanan yang bagus terhadap unsur kimia dan pelarut
- Adhesi yang sangat baik pada berbagai jenis filler, fiber, dan substrat
lainnya
 Kerugian Epoxy sangat relatif seperti harga yang mahal dan waktu curing
yang lama
2. POLYESTER
 Bahan awal matrix polyester adalah Unsaturated Polyester Resin yang
mengandung C = C dengan double bonds
 Curing time polyester bergantung pada laju dekomposisi
yang meningkat seiring naiknya temperatur curing. Pada
suhu di bawah optimum , reaksi curingnya lambat.
 Sifat pada resin polyester tergantung juga pada
kepadatan cross link. Faktor utama kepadatan nya adalah
jumlah unsaturation points di dalam molekul uncured
polyester.
 Keuntungan Resin Polyester :
- Viskositas yang rendah
- Fast Cure Time
- Biaya yang rendah
 Kerugian Resin Polyester :
- High Volumetric Shrinkage
- Perbedaan skrinkage antara resin dan serat
menyebabkan hasilnya tidak merata
3. VINYL ESTER
 Bahan awal Vinyl Ester matrix adalah unsaturated vinyl resin yang
diproduksi oleh reaksi carboxylic acid, seperti methacrylic epoxy.
 Karena cross links lebih sedikit, maka vinyl ester lebih fleksibel dan
memiliki ketangguhan patah tinggi daripada cured polyester resin.
 Resin vinyl ester karakteristiknya sama baiknya dengan epoksi, seperti
chemical resistance dan tensile strength.
 Untuk meningkatkan HDT dan thermal stability dapat digunakan epoxy
tahan panas seperti fenlok-novolac.
4. BISMALEIMIDES and OTHER
 BMI, PMR15, dan ACTP merupakan contoh Termoset Polymides
 BMI digunakan pada temperatur 1278-2328 C sedangkan PMR dan ACTP
pada keperluan temperatur 1278-2328 C
 Termoset polymides tersedia dalam bentuk larutan atau cairan.
 Pada banyak aplikasi yang paling sering digunakan adalah BMI
5. CYANATE ESTER
 Resin Cyanate Ester mempunyai Tg = 265C
 Keuntungan Cyanate Ester adalah penyerapan airnya
lebih rendah dari epoxy, good chemical resistance, dan
good dimensional stability.
 Kerugian Cyanate Ester adalah ketangguhan patah nya
rendah dan untuk memperbaikinya dengan dicampur
polycaril sulfane dan polieter sulfane
 Aplikasi Cyanate Ester :
- dirgantara
- papan sirkuit
- encapsulants
- komponen elektronik
TABEL BERIKUT MENJELASKAN TENTANG SIFAT MEKANIK DARI POLYMER YANG

2.4 THERMOPLASTIC MATRIX


DIGUNAKAN SBG APLIKASI KOMPOSIT :
2.4.1 Polyether Ether Ketone (PEEK)

KARAKTERISTIK :
• Dikenal sebagai polimer komposit
aromatic (APC)
• Proses quenching menghasilkan
PEEK yg tidak berbentuk
• Mengandung kristalinitas antara
30% dan 35%
• Mempunyai temp.transisi gelas
pada suhu 143 ̊C
KELEBIHAN :
 Ketangguhan pecah yang tinggi (50-
100 kali lebih baik dari epoxy)
 Daya serap air rendah (< 0,5% pada
suhu 23 ̊C)
 Hanya larut dalam pelarut methylene
chloride
2.4.2 Polyphenylene Sulfide (PPS)

KARAKTERISTIK :
• Tersusun dengan unit
molekul PPS yang
diulang
• PPS terdiri dari 65%
kristalin
• Tempeatur transisi
gelas hingga 85 ̊C dan
titik leleh kristalinitas
hingga 285 ̊C
• PPS akan leleh pada temp
300-345 ̊C
2.4.3 Polysulfone (PSUL)

KARAKTERISTIK :
• Mempunyai temp. transisi gelas 185
̊ C
• Proses melelehkan berada antara temp
310 ̊C dan 410 ̊C
• Mempunyai ketahanan strain-to-failure
yang tinggi (50%-100%)
• Ketahanan terhadap gaya hidrolis
dengan kondisi uap panas yang baik
• Ketahanan terhadap
asammineral,alkalis dan larutan garam.
KELEMAHAN :
Polysulfone akan membengkak, retak
akibat terlarut dalam polar organic seperti
ketones,chlorinated hydrocarbons dan
aromatic hydrocarbon
2.4.4 Thermoplastic Polyimides

Berasal dari kondensasi polimerisasi acid dan


alkohol

Polyetherimide Polyamide-imide
(PEI) (PAI)

KARAKTERISTIK :
 Menghasilkan polimer
tak berbentuk
 Temperatut transisi
gelas PEI 217 ̊C dan
280̊C untuk PAI
Thermoplastic Polyimides (continued)

KARAKTERISTIK :
 Mempunyai viskositas yang
rendah
K-Polymer  Tempeatur transisi gelas K
LARC-TPI polymer dan LARC-TPI
adalah 250 ̊C dan 265 ̊C
KELEBIHAN :
 Mempunyai ketahanan panas
yang baik dan ketahanan pelarut
 Tidak getas bila digunakan
sebagai thermoset polymer
2.5 FIBER SURFACE TREATMENTS
Untuk meningkatkan wetability dengan serat matriks
Menciptakan ikatan yang kuat pada serat interface matriks

Glass Fiber

Carbon Fiber

Kevlar Fiber
2.5.1 Serat Kaca (Glass Fiber)
TUJUAN :
1. Meningkatkan serat matriks interface melalui
ikatan kimia dan fisik
2. Melindungi permukaan serat dari
kelembaban dan reaksi fluida
PROSES TREATMENT :
a. Permukaan glass fiber di treatment dengan
silanes dalam lautan air dan membentuk R’-
Si(OH)3.
b. Permukaan glass fiber harus dibersihkan
dahulu,
c. Glass fiber dipanaskan didalam oven
bersirkulasi udara pada suhu 340 ̊C dengan
waktu 15-20 jam
d. Saat proses pemanasan , serat direndam dalam
larutan silane .
e. Ketika glass fiber digabungkan dengan matriks
resin, kegunaan grup R’ didalam lapisan silane
akan bereaksi dengan resin dan membentuk
chemical coupling antara serat dan matriks
2.5.2 Serat Karbon (Carbon Fiber)
DUA TIPE TREATMENT PADA CARBON
FIBER:
 Oxidative
Menghasilkan kelompok acidic seperti
carboxylic,phenolic dan hydroxylic. Dapat
diproses dalam gas yang mengandung
oksigen atau dalam cairan asam nitrat,
sodium hypochloride. Fase oksidasi
dilakukan padda temp.250̊C dan dilakukan
pada temp tinggi.
 Nonoxidative
Treatment dilakukan dengan cara dilapisi
dengan polimer organik yang mempunyai
gugus fungsi yang mampu bereaksi dengan
matrik resin, contoh : styrene-maleic
anhydride copolymers, methyl acylate-
acrylonitile copolymer dan polyamides
2.5.3 Serat Kevlar (Kevlar Fiber)
DUA METODE YANG DITERAPKAN :
a) Oksidasi permukaan filamen atau
plasma etsa, yaitu dengan
mereduksi kekuatan tarik tapi
cenderung untuk meningkatkan
kekuatan serat-axis komposit, yang
bergantung pada kualitas kekuatan
interfacial serat matriks.
b) Pembentukan kelompok reaktif,
seperti amina (-NH2) pada
permukaan serat. Kelompok reaktif
tersebut terbentuk dari ikatan
kovalen dengan kelompok epoksida
di seluruh interface.
2.6 FILLERS AND OTHER ADDITIVES
Fungsi Filler :
Mengurangi biaya (karena sebagian
besar filler jauh lebih murah dari
resin)
Meningkatkan modulus
Mengurangi penyusutan saat di cetak
Poliester
Mengontrol viskositas/kekentalan
Menghasilkan permukaan yang lebih
halus
KERUGIAN :
Mengurangi kekuatan dan ketahanan
impak. Solusinya dengan mencampur
sedikit komposisi larutan elastometric
Vinil Ester Resin toughener seperti carboxyl-terminated
polybutadiene acrylonitrile (CTBN)
2.7 INCORPORATION FIBER INTO MATRIX

Proses menyatukan serat kedalam matrik polimer dapat


dikelompokkan menjadi dua kategori. :
1. Kategori pertama, serat dan matrik diproses langsung dengan
cara dimasukkan kedalam produk jadi atau struktur.
2. Kategori kedua, serat dimasukkan kedalam matriks untuk
persiapan pembentukan lembaran dan kemudian diproses
untuk membentuk struktur laminasi dengan cetakan autoclave
atau cetakan kompresi.
PERSIAPAN PEMBENTUKAN LEMBARAN :

PREPREGS

SHEET MOULDING
COMPOUNDS
2.7.1 PREPREGS
KARAKTERISTIK :
• Epoxy adalah bahan matriks utama
dalam lembaran prepregs
• Variasi ketebalan prepregs yaitu < 25
mm (1 inch) sampai > 457 mm (18 inch)
• Resin yang diperlukan antara 30% dan
45% dari ketebalannya
PROSES :
1. Serat preimperg dengan cairan resin
dan dipanaskan dg pemanas yg bisa
dikontrol untuk meningkatkan reaksi
menuju stage –B
2. Saat akhir stage-B sheet mengeluarkan
lapisan atau lilin kertas da masuk ke
take-up roll
3. Kemudian lapisan tersebut dipisahkan
dari prepreg dan diletakkan kedalam
cetakan untuk pembuatan
bag.komposit
2.7.2 SHEET-MOULDING COMPOUNDS (SMC)

KARAKTERISTIK :
• Sheet – moulding compounds (SMC) lembaran tipis
dari serat precoumpounded dengan thermoset
resin dan banyak digunakan di proses cetakan
kompresi.
• Thermoset resin yang digunakan adalah polyester
dan vinylester
2.7.2 SMC (continued)

JENIS-JENIS SMC:
1. SMC-R, mengandung serat discontinous yang acak.
Kandungan serat (dalam jumlah persen) biasanya ditandai
dengan dua digit nomor setelah huruf R. Contohnya
kandungan serat SMC-R 30 adalah 30% dari beratnya.
2. SMC-CR, mengandung lapisan serat kontinu searah di atas
lapisan serat terputus yang berorientasi secara acak.
Kandungan serat (dalam jumlah persen) biasanya ditandai
dengan dua digit nomor setelah huruf C dan R. Contohnya
kandungan serat SMC-C40R30 adalah 40% dari berat serat
kontinu searah dan 30% dari berat serat terputus yang
berorientasi acak.
3. XMC (salah satu merk dari industri PPG), mengandung serat
kontinu diatur dalam pola X, dimana sudut antara serat
interlace adalah 5̊ dan 7̊.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai