Anda di halaman 1dari 41

TMJ PADA LANJUT USIA

OLEH
MUHAMMAD IQBAL BAIHAQI 160221190005
 
 
PEMBIMBING:
DRG TAUFIK SOEMARSONGKO M.S. SPPROS (K)
MENUA/LANSIA

 Menua merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan


kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan
fungsi normal sehingga lebih rentan terhadap infeksi. Walaupun menua
merupakan keadaan alami dalam kehidupan manusia, para lansia tetap
membutuhkan upaya pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam
rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan
produktif
MENUA/LANSIA

 Proses menua pada lansia umumnya berupa pengurangan jumlah gigi-


geligi posterior dan anterior, terjadi degenerasi, penipisan mukosa,
hiposalivasi, penurunan aktivitas dan massa otot, serta terjadi
kemunduran pada banyak fungsi tubuh; salah satu di antaranya yaitu
fungsi sendi temporomandibular (TMJ) untuk mengunyah.
TMJ NORMAL

1. Posterior slope of
eminentia
2. Condyle
3. Disk
4. Superior lateral
pterygoid muscle
5. Inferior pterygoid
muscle
6. Synovial tissue
7. Retrodiskal tissue
8. Posterior ligamentous
TMJ NORMAL
DISCLOCATION WITH REDUCTION
TEMPOROMANDIBULAR DISORDERS (TMD)

Gangguan Temporomandibula (TMD) dapat juga didefinisikan sebagai rasa


sakit dan / atau disfungsi dalam otot-otot pengunyahan atau sendi
temporomandibular (TMJ), dan struktur terkait atau keduanya.
Rasa nyeri pada TMJ dan otot kraniofasial yang terkait dapat unilateral atau
bilateral
PREVALENSI LANSIA DENGAN HUBUNGAN DENGAN
TEMPOROMANDIBULAR DISORDERS (TMD)

Jumlah lansia di Indonesia setiap tahunnya meningkat dengan usia harapan


hidup yang juga semakin meningkat dari tahun ke tahun
 Data komnas Lansia tahun 2007 : 7,18% dari populasi
 Pada tahun 2010 : 22 % presentasi lanisia
 Pada tahun 2025 : 32% dari populasi

Gabrilla J, Lydia T dan Kustina Z. Gambaran Tempotomandibula disorder pada lansia di kecamatan Wanea. Jurnal e-Gigi, Volume
4 nomor 2, Juli-desember 2016.
PREVALENSI LANSIA DENGAN HUBUNGAN DENGAN
TEMPOROMANDIBULAR DISORDERS (TMD)

Semakin lansia bertambah tua, semakin menurun pola kondisi fisik maupun
psikologis yang mengakibatkan lansia lebih rentan terhadap penyakit
Pada penelitian ini paling banyak ditemukan interval umur :
 60-70 tahun :55%  komunikasi masih baik, beraktivitas normal,
kooperatif
 umur >91 tahun : 1%  terjadi penurunan fungsi dan fisik
PREVALENSI LANSIA DENGAN HUBUNGAN DENGAN
TEMPOROMANDIBULAR DISORDERS (TMD)

Gabrilla J, Lydia T dan Kustina Z. Gambaran Tempotomandibula disorder pada lansia di kecamatan Wanea. Jurnal e-Gigi, Volume
4 nomor 2, Juli-desember 2016.
PREVALENSI LANSIA DENGAN HUBUNGAN DENGAN
TEMPOROMANDIBULAR DISORDERS (TMD)

Gabrilla J, Lydia T dan Kustina Z. Gambaran Tempotomandibula disorder pada lansia di kecamatan Wanea. Jurnal e-Gigi, Volume
4 nomor 2, Juli-desember 2016.
PREVALENSI LANSIA DENGAN HUBUNGAN DENGAN
TEMPOROMANDIBULAR DISORDERS (TMD)

Gabrilla J, Lydia T dan Kustina Z. Gambaran Tempotomandibula disorder pada lansia di kecamatan Wanea. Jurnal e-Gigi, Volume
4 nomor 2, Juli-desember 2016.
ETIOLOGI TEMPOROMANDIBULAR DISORDERS (TMD)
 Multifaktor
 Trauma
 trauma eksternal : pukulan, aktivitas olahraga dan cedera karena
latihan
trauma parafungsional : kebiasaan buruk
 Faktor anatomi : Maloklusi, rahang yang kecil, penuruanan dimensi
vertikal
 Faktor Pathopsikologis : gangguan degeneratif, gangguan endokrin,
infeksi dan gangguan darah  Cairan sinovial berkurang
 Faktor mental : Stress dan tekanan mental
ETIOLOGI TMD PADA GERIATRI

 Umumnya para lansia akan mengalami pengurangan jumlah


gigi. Terutama gigi posterior telah diindikasikan sebagai
penyebab TMD karena kondil mandibula akan mencari posisi
yang nyaman pada saat menutup mulut.

 Degenerasi TMJ berhubungan dengan hilangnya gigi,


terutama gigi-gigi molar. Hal ini memicu perubahan letak
condilus pada fossa glenoid dan menyebabkan TMD, serta
kelainan oklusal akibat hilangnya gigi (lost DV)
menghasilkan stres melalui sendi dan menyebabkan ganguan
fungsi sendi.
ETIOLOGI TMD PADA GERIATRI

 Perubahan fisik pola kondisi fisik maupun psikologis. Salah satunya adalah massa tulang,
baik pada tulang alveolar dan sendi rahang menurun pada lansia akibat menurunnya asupan
kalsium dan hilangnya mineral tulang
 Menurut Moore, umumnya pada usia 35 tahun untuk perempuan dan usia 45 tahun untuk
laki-laki massa tulang mencapai maksimum. Setelah titik itu, lebih banyak massa tulang
yang hilang daripada yang dibentuk sehingga perempuan cenderung mengalami
osteoporosis. Hal tersebut menjelaskan mengapa lansia perempuan lebih sering mengalami
TMD dan bunyi clicking dibandingkan lansia laki-laki
ETIOLOGI TMD PADA GERIATRI

 Perempuan umumnya lebih rentan terhadap penurunan kondisi fisik diawali dengan adanya
perubahan hormon yang terjadi. Pada lanjut usia, perempuan telah mengalami menoupause
dan seiring itu terjadi pula perubahan psikologis yang menyebabkan perempuan lebih
mudah mengalami stres. Stres emosional dapat menyebabkan peningkatan aktifitas otot
pada posisi istirahat yang dapat menimbulkan kelelahan dan spasme otot. Spasme otot yang
terjadi akan meningkatkan respon saraf simpatis yang menyebabkan nyeri otot mastikasi
MEKANISME TMD PADA GERIATRI
Mekanisme neuromuskular Sisa gigi yang ada akan Akibat dari gigi yang
akan membentuk pola mencoba beradaptasi dengan hilang maka akan terdapat
pergerakan baru rahang pola pergerakan yang baru
elongasi dari gigi
bawah untuk mengompensasi tersebut dengan kemungkinan
posisi gigi yang baru akibat akan menimbulkan antagonisnya dan
ketidak serasian dengan gigi ketidakharmonisan dalam menyebabkan kontak
lainnya dalam fungsi mulut. pergerakan. prematur.

Dengan adanya kontak prematur Perubahan lintasan ini


Perubahan tersebut akan menyebabkan benturan pada menyebabkan posisi
menyebabkan kurva oklusal saat mandibula bergerak ke posisi mandibula bergeser dari
berubah bentuk, lengkung oklusi sentrik dan tanpa disadari
sentrik dan keseimbangan
menjadi bergelombang pasien akan merubah lintasan dalam
hal membuka dan menutup mulut otot berubah menjadi ada
sehingga gerakan artikulasi
atau menarik mandibula ke posisi yang aktif dan sebagian
menjadi tidak lancar. yang dirasa nyaman. menjadi kurang aktif.
Secara bertahap apabila toleransi fisiologis otot terlampaui, maka
akan timbul kelelahan pada otot dan menimbulkan spasme sehingga
pasien merasa nyeri pada otot.

Begitu juga halnya dengan kondilus, ketidakseimbangan ini menyebabkan posisi


mandibula menjadi sedikit terungkit sehingga posisi kondilus berubah, yang satu
di posisi superior dan yang lain berada di posisi inferior. Akibat dari perubahan
posisi kondilus ini akan terjadi disfungsi sendi temporomandibula
TANDA DAN GEJALA TEMPOROMANDIBULAR DISORDERS (TMD)

Nyeri pada otot Nyeri pada TMJ

GEJALA
KLINIS
Keterbatasan gerakan Joint Sound
mandibula
TANDA DAN GEJALA TEMPOROMANDIBULAR DISORDERS (TMD)

 meskipun subyek usia tua lebih sering menunjukkan joint sound


(krepitus) TMD, tetapi mereka jarang menderita nyeri
 Range gerakan mandibula secara signifikan lebih besar pada subyek usia
muda daripada geriatrik.
 Pembukaan mandibula terbatas sebagai cermin perubahan terkait usia
pada lanjut usia.
TANDA DAN GEJALA TEMPOROMANDIBULAR DISORDERS (TMD)

Chang JY,Kang SK, Auh QS, Hong JP, Chun YH. Prevalence of Sign and Symptoms of Temporomandibular Disorders wih Aging.Korean J Oral Med. 2012; 37
TANDA DAN GEJALA TEMPOROMANDIBULAR DISORDERS (TMD)

Nguyen MS, Triin J, Toai N, Mare S and Ulle VO. Symptoms and signs of temporomandibular disorder among elderly
Vietnamase. Proceedings of Singapore Healthcare 2017, Vol. 26(4) 211–216.
TANDA DAN GEJALA TEMPOROMANDIBULAR DISORDERS (TMD)

 Tanda klinis dan gejala TMD dapat diklasifikasikan sebagai kelainan


muskular, internal derangement of the TMJ dan perubahan
degeneratif pada komponen tulang pada sendi
TANDA DAN GEJALA TEMPOROMANDIBULAR DISORDERS (TMD)
TANDA DAN GEJALA TEMPOROMANDIBULAR DISORDERS (TMD)

 Pada hasil tabel menggambarkan frekuensi temporomandibular disorder


yaitu disc displacement with reduction displacement with reduction in
20.8% of the cases, followed by: disc displacement without reduction
without limited opening (3.3%), myofascial pain (2.6%), disc
displacement without reduction with limited opening (1.9%), arthralgia
(1.9%), myofascial pain with limitation in mouth opening (1.3%), dan
osteoarthritis (0.65%)
DERANGEMENT KOMPLEKS KONDILUS-
DISKUS
 Gangguan fungsi rotasi normal diskus pada kondilus.
 Elongasi discal collateral ligament dan inferior
retrodiscal lamina  pergerakan normal diskus
terganggu
 Penipisan tepi posterior diskus
 Trauma: makrotrauma (hantaman pada rahang) atau
mikrotrauma (hiperaktivitas otot dan instabilitas
ortopedik)
disc
disc disc dislocation displacement
displacement with reduction without
reduction
 Disc displacement dengan reduksi adalah gangguan yang paling sering diamati,
serupa dengan temuan yang dilaporkan oleh Manfredini dkk. 1,19, Sandoval dkk. 11
Schultz dkk. 14, Guarda-Nardini dkk. 15, dan Rojas dkk.20 . Hal ini relevan dari
sudut pandang klinis, karena ketidakstabilan sendi ortopedi mempengaruhi gerakan
normal dari kondilus yang mengakibatkan perpindahan disk dan sebuah klik pada
TMJ. Yang terakhir ini akan menyebabkan disc displacement tanpa reduksi dengan
batasan pembukaan atau penutupan terbatas.
NYERI OTOT MUSKULAR

 Deterioration mekanisme kontrol neuromuskular dan sensoris


 Jika terdapat sel yang hilang terutama cel Bets pada korteks motorik
 Menghambat otot ekstensor dan mengurangi tonus muskular
 Amplitudo gerakan lebih tinggi pada individu lanjut usia
 Kekerasan makanan >>  diperlukan kekuatan otot untuk mengunyah, lebih tinggi
untuk individu lanjut usia.
 Peyron et al menemukan kehilangan otot progresif saat usia berlanjut, berkisar sekitar
40% jika individu berusia 75 tahun dan juga penurunan performance mastikasi.
 Nyeri myofascial adalah gangguan otot yang paling umum. Itu terletak di otot rahang,
di area preauricular dan di TMJ. Nyeri ini biasanya dapat diperburuk oleh
pengunyahan dan fungsi rahang lainnya. Hal ini dikarena ketidakstabilan
menghasilkan gerakan yang berat, dan ketidakstabilan oklusal, yang mengakibatkan
tanda dan gejala TMD.
TANDA DAN GEJALA TMD

 Ostheoarthrosis  suatukondisi inflamasi pada sendi temporomandibula yang diakibatkan oleh kondisi
degeneratif pada struktur sendi.

Okeson.Management of Temporomandibular Disorder 7ed.2013


Okeson.Management of Temporomandibular Disorder 7ed.2013
OSTHEOARTHROSIS
 (krepitus tanpa nyeri sendi)
 proses penuaan fisiologis pada sistem oromandibular.
 Densitas fibroblast yang lebih rendah pada jaringan retrodiskal lanjut usia.
 distribusi yang lebih rendah pada jaringan vascular dan lebih tinggi adanya
jaringan ikat padat pada sepertiga sentral perlekatan diskus posterior.
 Permukaan artikular kondilus mandibular secara morfologis menunjukan
perubahan degeneratif parah.
 Kondilus dengan perubahan ini cenderung dari sisi mandibula dengan daerah
yang minim kontak oklusal
TANDA DAN GEJALA TMD

 Rheumatoid arthritis (RA) merupakan penyakit inflammatory kronis pada membran


sinovial.
 Ditandai dengan pembentukan jaringan granulasi pada permukaan artikular dan erosi pada
tulang dibawahnya.
 Insidensi puncak antara usia 40 dan 60 tahun dan wanita lebih banyak terkena daripada pria.
 Jika TMJ terkena, biasanya bilateral.
 Gejalanya typically transient dan sering melibatkan nyeri sendi dan pembukaan mulut
terbatas; dapat juga terjadi krepitus.
TANDA DAN GEJALA TMD

 Nyeri biasanya terjadi pada fase akut penyakit ini tetapi bukan merupakan
keluhan pada tahap lanjut.

 Pada radiografik TMJ terlihat hilangnya joint space, kondilus yang datar,
osteophytes, (small bone projections) dan erosi fossa glenoid.
 Selama tahap akut rheumatoid arthritis mempengaruhi sendi, direkomendasikan
perawatan konservatif dan medikasi anti inflamasi dengan koordinasi bersama
rheumatologist.
 Rheumatoid arthritis (RA)

Okeson.Management of Temporomandibular Disorder 7ed.2013


TERAPI

 Tujuan utama pengobatan untuk gangguan temporomandibular adalah untuk


mengurangi atau menghilangkan rasa sakit dan / atau suara sendi, dan untuk
mengembalikan fungsi mandibula yang normal
 Faktor pemicu perlu dihilangkan seperti stres, depresi, dan kebiasaan parafungsional
oral
 Penting bagi dokter untuk menetapkan apakah masalah mendasar adalah fisik atau
psikogenik, karena ini akan menentukan pengobatan dan kerjasama dibidang lain.
TERAPI

 Tujuan utama pengobatan untuk gangguan temporomandibular adalah untuk


mengurangi atau menghilangkan rasa sakit dan / atau suara sendi, dan untuk
mengembalikan fungsi mandibula yang normal
 Faktor pemicu perlu dihilangkan seperti stres, depresi, dan kebiasaan parafungsional
oral
 Penting bagi dokter untuk menetapkan apakah masalah mendasar adalah fisik atau
psikogenik, karena ini akan menentukan pengobatan dan kerjasama dibidang lain.
SIMPULAN

 Tanda dan gejala TMD pada lanjut usia lebih sering berupa tanda obyektif
(krepitus pada pembukaan, nyeri pada palpasi muskular).
 Perawatan TMD pada geriatrik pada dasarnya bertujuan untuk
mengurangi atau menghilangkan rasa sakit dan / atau suara sendi, dan
untuk mengembalikan fungsi mandibula yang normal serta kerjasama
dibidang lain. Terapi nya biasa non surginal dan surginal.
THANKS YOU

Anda mungkin juga menyukai