PEMBIMBING :
Z U L I A H A S R AT I N I N G S I H , D R G . , M . D S C .
S A N I K U S U M A W I J AYA
1 6 0 2 2 11 9 0 0 0 7
Bahan Cetak
Pekerjaan Di Luar
Bahan Cetak
Prostodonsia Mulut
Klasifikasi Bahan Cetak (Anusavice,
2013)
Klasifikasi Bahan Cetak Berdasarkan
Viskositas (McCabe, 2008)
Mukopressure
Mukostatis
Kasifikasi Bahan Cetak (McCabe, 2008)
Faktor Persyaratan Bahan Cetak yang
Baik
1. Faktor yang memengaruhi akurasi dari bahan cetak
2. Faktor yang memengaruhi stabilitas dimensi dari bahan cetak
3. Variabel manipulatif, seperti : penanganan, karakteristik, dan pengerasan
4. Faktor tambahan seperti biaya, aroma, dan warna.
Akurasi
Viskositas & Derajat Pseudoplastisitas
Interaksi Material terhadap saliva :
◦ Hidrofilik
◦ Hidrofobik
Aksi pembasahan material pada gipsum ==>
sudut kontak
Akurasi
Karakter Pengerasan :
Kontraksi - Ekspansi
Akurasi
Retensi Terhadap Sendok
Cetak
Flexibilitas :
• Strain in Compression
• Recovery from
deformation
Akurasi
Jenis Bahan :
Elastis
Plastis
Viskoelastis
Akurasi
Bahan cetak elastis --> dilepaskan dari area
gerong --> tensile stress --> tear resistance
Akurasi
Kestabilan Dimensi :
Koefisien Ekspansi
Termal
Stabilitas Dimensi Baik -- Akurasi
Terjaga
Waktu Pencetakan vs Waktu pengecoran
Beri waktu agar material kembali ke posisi semula setelah terkena gaya saat pelepasan (strain in
compression & Recoverynfrom deformation)
Mc Cabe, 2008
Retarder
Manipulasi suhu
Bahan Cetak Non-Elastik
e r/
ast
Pl s
Gip
Pembagian Kompon
Wax/Lilin
ZnOE
Bahan Cetak Plaster (Plaster of Paris)
Jarang digunakan
Kadang untuk dual impression pada pasien edentolous
W/P rasio 0,60
Material hemihidrat --> kemampuan menyerap kelembapan
dari permukaan mukosa oral --> kontak yang maksimal antara
bahan cetak dan mukosa
akurat
sulit dilepaskan
Plaster of Paris
ADA Composition Uses Mixing time Working time Setting Advantages Disadvantages
specification time
Reaksi kimia
CaSO4.½H2O + 1½H2O CaSO4 + 2H2O + 3900cal/g mol
Plaster of paris air Gypsum
Faktor selama setting
1. Ekspansi
CaSO4.½H2O berkontraksi sebanyak 7% selama rehidrasi dan terjadi ekspand 0,2-0,4%
dikarenakan nukleasi dan kristal gypsum mengembang dari solusi pekat (supersaturasi),
sehingga menyebabkan ekspansi simultan dan kontraksi volumetrik. Hal ini mengakibatkan
porus setelang setting.
2. Spatulasi
Kecepatan spatulasi (pangadukan) dan durasi memberi efek terhadap setting time dan ekspansi
karena spatulasi ini menghambat pembentukan pusat presipitasi dan membentuk inti baru dan
mengurangi setting time.
Faktor selama setting
3. Suhu air
Suhu air memberi pengaruh terhadap kelarutan relatif dari hemihydrate dan dihydrate serta pergerakan
ion. Hemihydrate dan dihydrate memiliki rasio kelarutan 4,5 : 1 pada suhu ruangan. Suhu naik
menyebabkan rasio kelarutan turun hingga menjadi 1 : 1 pada suhu 100 0C. Ketika rasio ini rendah, reaksi
menjadi lambat dan setting time bertambah. Perubahan suhu juga berefek terhadap pergerakan ion. Ketika
suhu naik, maka pergerakan ion kalsium dan sulfat naik, rerata reaksi naik dan setting time memendek.
4. Kelembaban udara
Pada proses pembuatannya, tidak semua CaSO4.2H2O terkonversi menjadi CaSO4.½H2O dan residual gypsum
dehidrasi menjadi anhydrous CaSO4. Pada akhirnya, menjadi higroskopis dan menyerap kelembaban
atmosfer untuk membentuk CaSO4.2H2O di permukaan partikel hemihydrate. Hal ini mempengaruhi
reaktivitas.
Faktor selama setting
5. Koloid
Koloid yang terabsorbsi ke permukaan CaSO4.½H2O memperlambat setting dan menghasilkan
permukaan yang halus dan mudah tergerus. Ini adalah sifat yang sangat menguntungkan ketika
pengisian bahan cetak alginat. Pemakaian akselerator seperti potassium sulfat (K2SO4)
memperbaiki kualitas permukaan dan mengurangi masalah ini.
1. Mixing
Pada rasio W/P yang sama, mixing mekanis menurunkan setting time, meningkatkan strength,
menurunkan viskositas dan mengurangi ekspansi.
Power-Driven
Hand Mix
Mix with Vacuum
Setting time 8.0 7.3
Compressive strength
43.1 45.5
at 24 hr (MPa)
Setting expansion at
0.045 0.037
2 hr (%)
Viscosity, centipoise
54,000 43,000
(cp)
Sifat Fisik Von Fraunhover 2013
2. Setting Time
Setting yang terlalu cepat mencegah pengisian yang baik dari bahan cetak selama penaburan
serbuk ke air karena meningkatnya viskositas selama proses setting dan memodifikasi
penyesuaian akhir. Potassium sulfat dan terra alba (CaSO4.2H2O) mengakselerasi setting. NaCl
mengakselerasi setting tapi menaikkan setting ekspansi
3. Compressive Strength
Compressive strength proporsional dengan pengeringan. Gypsum setting memerlukan minimal
24 jam dan kadang-kadang 7 hari untuk menghilangkan sisa air dan memperoleh kekuatan yang
adekuat. Porusitas ketika setting mengurangi kekuatan. Kekuatan dari bahan yang sudah setting
ditentukan oleh W/P.
Sifat Fisik Von Fraunhover 2013
Compressive
Material W/P Ratio (mL/g)
Strength (MPa)
Model plaster 0.45 12.5
0.50 11.0
0.55 9.0
Dental stone 0.27 31.0
0.30 20.5
0.50 10.5
High-strength
0.24 38.0
dental stone
0.30 21.5
0.50 10.5
Sifat Fisik Von Fraunhover 2013
4. Tensile Strength
Gypsum bersifat brittle dan one hour diametral tensile strength (DTS) hanya 50% dari kekuatan
pada kondisi kering. Rasio compressive strength dengan DTS adalah 5 – 10 : 1.
5. Kekerasan permukaan
Kekerasan permukaan meningkat seiring dengan pengeringan. Penambahan bahan monomer
resin, polimerisasi subsequent atau larutan pengeras mengandung colloidal SiO2 dapat
menambah kekerasan. Perlakuan permukaan dengan memberikan wax, minyak atau glycol
memperbaiki carvability saja dan tidak menambah kekerasan.
Sifat Fisik Von Fraunhover 2013
6. Setting Ekspansi
Gypsum berekspansi ketika setting. Dengan rasio W/P dan penambahan additives (K2SO4
diturunkan dan NaCl dinaikkan) berpengaruh terhadap ekspansi. Gypsum setting dibawah air
(efek higroskopis) dapat menaikkan ekspansi sampai 100%. Setelah setting, tidak ada perubahan
dimensi lagi dengan bertambahnya waktu.
Sifat Fisik Von Fraunhover 2013
Pengaruh rasio W/P dan mixing time terhadap setting time pada
dental plaster
Pengaruh rasio W/P terhadap porusitas dan compressive strength pada gypsum
Bahan Cetak Kompon
Termoplastik pada suhu 450C& mendingin pd suhu tubuh (370C)-->Kaku
ADA : Tipe 1 Pencetakan
flow 85% pada 450C & <6% pada 370C
Tipe 2 Persiapan Sendok Cetak
flow 70% pada 450C & <2% pada 370C
Komposisi : 40% Damar Alami (Sifat Termoplastik)
7% Lilin
3% Asam Steric (Lubrikan & plastis)
50% Filler (Diatomeous earth, talc, dll)
Pigmen Inorganik
ADA Composition Uses Flow Advantages Disadvantages Disinfection
specification
2) Bite Waxes : Bite wax digunakan secara akurat untuk merekam gigitan. Bite wax
terbuat dari 28-gage lembar casting wax atau baseplat wax yang keras, tapi lilin
yang diidentifikasi sebagai bite waxes nampaknya terbuat dari beeswax atau lilin
hidrokarbon seperti paraffin atau ceresin. Lilin ceresin bite mengandung aluminium
atau partikel tembaga.
Bahan Cetak Wax / Lilin
hard set --> lebih mengalir saat sebelum pengerasan --> menjadi lebih keras & brittle setelah
mengeras --> dibandingkan dengan soft set
Derajat Kekerasan :
Hard set 0,5 mm
soft set 0,8-1,5 mm
*diukur alat Krebs penetrometer dengan beban 100 g untuk 10 detik
Bahan Cetak Pasta ZnOE
Reaksi :
2C10H12O2 + ZnO → Zn(C10H12O2)2 + H2O
ADA Composition Uses Mixing time Setting time Advantages Disadvantages Disinfection
Specification