Anda di halaman 1dari 35

BAHAN CETAK NON ELASTIK

MAKALAH

Disusun sebagai tugas mata kuliah Dental Material Spesifik I

Pembimbing :
Zulia Hasratiningsih, drg., M.DSc.

Disusun oleh :

Sani Kusuma Wijaya 160221190007

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS


DEPARTEMEN PROSTODONSI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………….….. i

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….…. ii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….….. 1

BAB II BAHAN CETAK NON ELASTIK….…………………………….… 5

II.1 Bahan Cetak Plaster………………………………...…………… 5

II.2 Bahan Cetak Kompon…...….......…………….………………… 12

II.3 Bahan Cetak Zinc Okside Eugenol..…………………….………. 17

II.4 Bahan Cetak Wax (Lilin)………...……..……………………….. 22

BAB III KESIMPULAN…..………………………………………………… 24

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 25
DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Klasifikasi bahan cetak berdasarkan viskositas pada shear rate dan

temperatur konstan (230C)…………………………………………...... 3

Gambar I.2 Klasifikasi bahan cetak berdasarkan sifat elastic dan type kimia…….. 3

Gambar II.1 Pengaruh rasio W/P dan mixing time terhadap setting time pada

dental 11

plaster…………………………………………………………………

Gambar II.2 Pengaruh rasio W/P terhadap porusitas dan compressive strength pada 12

gypsum……………………………………………………………….. 30

Gambar II.3 Impression wax plate…………………………………………………. 30

Gambar II.4 High temperature modelling wax and impression……………………. 30

Gambar II.5 Extra hard impression plate………………………………………….. 31

Gambar II.6 Extra soft orange impression wax……………………………………. 31

Gambar II.7 Corrective wax………………………………………………………. 32

Gambar II.8 Bite registration wax………………………………………………….


DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Klasifikasi Bahan Cetak Dental………………………………………...... 2

Tabel II.1 Rasio W/P gypsum………………………………………………............. 6

Tabel II.2 Pengaruh spatulasi terhadap setting time..………………………………. 8

Tabel II.3 Pengaruh mixing terhadap beberapa sifat……………………………….. 9

Tabel II.4 Pengaruh rasio W/P terhadap Compressive Strength……………………. 10

Tabel II.5 Sifat dari produk gypsum………………………………………………… 11

Tabel II.6 Komposisi Zinc Okside Eugenol…………………………………………. 18


BAB I

PENDAHULUAN

Impression Material atau bahan cetak digunakan untuk membuat replika

(rekaman negatif) gigi dan jaringan di dalam rongga mulut. Tahap pencetakan

merupakan yang pertama dilakukan sebelum pembuatan protesa, mahkota,

jembatan, alat orto dan protesa lainnya. Sehingga keakuratannya menjadi sangat

penting untuk keberhasilan perawatan yang dilakukan. Bahan cetak biasanya

ditransfer ke dalam mulut pasien menggunakan tray (sendok cetak). Sendok cetak

ini diperlukan karena bahan cetak awalnya cair, mudah mengalir yang

memerlukan dukungan. Setelah didalam mulut, bahan cetak tersebut akan setting

baik secara kimiawi maupun fisik. Setelah setting, bahan cetak dan sendoknya

dilepas dari dalam mulut, kemudian diisi dan menjadi model. 1,2,6

Bahan cetak dapat dikelompokkan berdasarkan (1) mekanisme setting dan

sifat mekanisnya (Tabel I.1), (2) Pergerakan jaringan lunak selama prosedur

pencetakan, yaitu mukostatik dan mukokompresif dan (3) Penggunaanya dalam

kedokteran gigi. Berdasarkan penggunaanya dalam kedokteran gigi, dibagi

menjadi 2 yaitu bahan cetak untuk membuat gigi tiruan lengkap dan bahan cetak

untuk membuat gigi tiruan sebagian.


Tabel I.1 Klasifikasi Bahan Cetak Dental 1,2

Sifat Mekanis
Mekanisme Setting Non elastik Elastik
Reaksi Kimia Plaster Alginat
(irreversible/thermoset) ZnOE Polysulfida
Polyether
Silikon
Perubahan temperatur Kompon Agar hidrokoloid
(reversible/thermoplastic) Wax

Bahan cetak pada pencetakan mukostatik, dengan minimal pergerakan

jaringan selama prosedur pencetakan, adalah plaster, ZnOE, alginat viskositas

rendah, elastomer viskositas rendah. Sebaliknya, pada pencetakan mukokompresi,

dengan viskositas lebih tinggi dan terjadi pergerakan jaringan selama pencetakan,

digunakan kompon, alginate viskositas tinggi, elastomer viskositas tinggi.

Pembagian bahan cetak berdasarkan viskositasnya dapat dilihat pada gambar I.1.2,6

Bahan cetak non elastik ini digunakan untuk semua cetakan sebelum

ditemukannya cetakan agar. Meskipun bahan tersebut sudah tidak dipakai lagi

untuk pasien bergigi, bahan cetak non elastik ini memiliki keunggulan dalam

pembuatan cetakan untuk pasien tak bergigi. Plaster, kompon dan ZnOE yang

setting menjadi massa padat rigid sehingga tidak dapat dilepaskan dari daerah

undercut tanpa berubah atau fraktur. Karena itulah bahan tersebut lebih sesuai

untuk pencetakan area tidak bergigi.2


Gambar I.1 Klasifikasi bahan cetak berdasarkan viskositas pada shear rate dan
temperatur konstan (230C).6

Gambar I.2 Klasifikasi bahan cetak berdasarkan sifat elastik dan type kimia. 6

Persyaratan bahan cetak meliputi 4 hal sebagai berikut :

1. Faktor yang mempengaruhi akurasi bahan cetak.

a. Memiliki sifat mengalir pada waktu insersi ke dalam mulut pasien. Bahan

cetak dengan viskositas rendah menjadi pilihan dalam hal ini.


b. Reaksi dengan saliva ikut dipertimbangkan. Bahan cetak hidrophobik

akan menyebabkan kehilangan detail karena terjadi blow hole. Sehingga

diperlukan manipulasi rongga mulut sebelum pencetakan seusai

karakteristik bahan cetak yang digunakan. Beberapa bahan cetak

memerlukan area yang kering, beberapa yang lain memerlukan area yang

lembab.

c. Perbedaan sifat hidrophobik dan bahan cetak dan hidrophilik dari gypsum

juga dapat menyebabkan blow hole, menghambat kontak yang rekat dan

berpengaruh terhadap kemampuan wetting yang menyebabkan kehilangan

detail hasil cetakan.

d. Pada waktu setting, juga terjadi kontraksi bahan cetak yang menyebabkan

perubahan dimensi dan keakuratan.

e. Perubahan suhu selama pencetakan,dimana bahan cetak 100 lebih rendah,

dapat menyebabkan konstraksi sesuai koefisien thermal ekspansi. Arah

kontraksi dari bahan cetak dan sendok yang berlawanan arah yang terjadi

akibat perbedaan koefisien thermal ekspansi yang berbeda. Efek tersebut

dapat diminimalisir dengan memperkecil perbedaan koefisien thermal

ekspansi dari bahan dan sendok cetak.

2. Faktor yang mempengaruhi kestabilan dimensi bahan cetak. Keakuratan yang

berubah seiring waktu menjadi pertimbangan dalam hal ini.

3. Variabel manipulasi bahan, seperti kemudahan dimanipulasi, karakteristik

setting dan sejenisnya.

4. Faktor tambahan, seperti biaya, rasa dan warna.


BAB II

BAHAN CETAK NON ELASTIK

Bahan cetak non elastik memiliki nilai perubahan elastik yang tidak

signifikan ketika diberikan tekanan untuk membengkokan atau tensile stress.

Bahan cetak ini cenderung patah tanpa menunjukkan perubahan plastis jika nilai

tekanan yang diberikan melebihi nilai tensile, shear dan compressive strength

bahan tersebut. Karena karakternya yang tidak dapat menahan perubahan elastik

tanpa mengalami fraktur, penggunaan bahan cetak ini dibidang kedokteran gigi

semakin ditinggalkan. Bahan cetak non elastik terdiri dari : (1) Plaster, (2)

Kompon, (3) Pasta Zinc Okside Eugenol dan (4) Wax 1,2,6,7

II.1 Bahan Cetak Plaster

Bahan cetak plaster merupakan type 1 seusai klasifikasi International

Standard Organization/ISO (1998) dari produk gypsum yang banyak digunakan

di bidang kedokteran gigi pada masa awal sebelum ditemukan bahan cetak

elastomer. Type lainnya adalah : type 2 Plaster, type 3 Stone, type 4 Stone high-

strength low-expansion, type 5 Stone high-strength high-expansion. Penggunaan

bahan cetak ini sekarang lebih pembuatan bite registration dan wash (Bahan

pelapis/lining yang tipis diatas base yang kaku atau sendok cetak). Karena

sifatnya rigid dan brittle, bahan cetak ini mudah fraktur ketika melewati daerah

undercut. Biasanya patahan tersebut kemudian disusun kembali diluar mulut dan

diisi sehingga menjadi model gigi. Bahan cetak ini biasanya ditambah perasa agar
pasien lebih nyaman, diberi warna untuk membedakan antara model dan bahan

cetak. Pada bahan soluble plaster, ditambahkan tepung kentang (potato starch)

pada plaster agar lebih mudah larut (soluble). Tepung ini akan mengembang

ketika direndam dalam air panas dan memudahkan dalam pemisahan bahan cetak

dan bahan pengisi.2,6,7

Bahan cetak plaster berisi β-calcium sulphate hemihydrate, ketika

bercampur dengan air akan berreaksi dan membentuk calcium sulphate dihydrate.

Dengan rasio W/P 0,5 atau 0,6 menghasilkan sifat mengalir yang sesuai untuk

mencetak area jaringan lunak pada pencetakan mukostatik. Plaster biasa

digunakan untuk tahap pencetakan awal dan splinting transfer coping utilized

dalam pembuatan protesa dukungan long span implant karena sifatnya yang

rigid.1,6

Penyimpanan plaster harus di dalam kontainer kedap udara, untuk

mencegah penyerapan air dari udara dan memperngaruhi waktu setting. Dalam

memanipulasi bahan ini, harus diperhatikan rasio W/P dari pabrik. Serbuk

ditaburkan ke dalam air dan dibiarkan selama 30 detik agar terjadi proses wetting

kemudian diaduk dengan waktu pengadukan sesuai petunjuk pabrik hingga

diperoleh hasil adukan homogen.7

Tabel II.1 Rasio W/P gypsum 6

Water (ml) Powder (g) Rasio W/P


Plaster 50 – 60 100 0,55

Stone 20 – 35 100 0,30

Rasio teori 18,6* 100 0,186

*) Sometimes referred to as gauging water.

Plaster, sebagaimana bahan gypsum, diperoleh dari deposit alam gypsum

CaSO4.2H2O, yang ketika dipanaskan kehilangan air sebanyak 1,5g mol dan

dikonversi menjadi hemihydrate CaSO4.½H2O ketika dicampur air dikonversi

kembali menjadi dihydrate secara eksothermis : 8,9

CaSO4.½H2O + 1½H2O  CaSO4 + 2H2O + 3900cal/g mol

Plaster of paris air Gypsum

Reaksi setting terjadi karena perbedaan kelarutan dari di- dan hemihydrate

selama rehidrasi. Terbentuknya pusat disolusi yang mengelilingi hemihydrate

sementara pusat presipitasi terbentuk mengelilingi dihydrate. Konsentrasi CaSO 4

tinggi ada di pusat disolusi dan rendah di pusat presipitasi dimana CaSO4.2H2O

dengan kelarutan rendah terpresipitasi keluar. 8,9

Faktor yang menjadi perhatian selama setting meliputi : 8,9

1. Ekspansi

CaSO4.½H2O berkontraksi sebanyak 7% selama rehidrasi dan terjadi ekspand

0,2-0,4% dikarenakan nukleasi dan kristal gypsum mengembang dari solusi

pekat (supersaturasi), sehingga menyebabkan ekspansi simultan dan kontraksi

volumetrik. Hal ini mengakibatkan porus setelang setting.


2. Spatulasi

Kecepatan spatulasi (pangadukan) dan durasi memberi efek terhadap setting

time dan ekspansi karena spatulasi ini menghambat pembentukan pusat

presipitasi dan membentuk inti baru dan mengurangi setting time.

Tabel II.2 Pengaruh spatulasi terhadap setting time 8


W/P Ratio Spatulation Setting Time
Material
(mL/g) Turns (min)
Model plaster 0.50 20 14
0.50 100 11
0.50 200 8
Dental stone 0.30 20 10
0.30 100 8

3. Suhu air

Suhu air memberi pengaruh terhadap kelarutan relatif dari hemihydrate dan

dihydrate serta pergerakan ion. Hemihydrate dan dihydrate memiliki rasio

kelarutan 4,5 : 1 pada suhu ruangan. Suhu naik menyebabkan rasio kelarutan

turun hingga menjadi 1 : 1 pada suhu 100 0C. Ketika rasio ini rendah, reaksi

menjadi lambat dan setting time bertambah. Perubahan suhu juga berefek

terhadap pergerakan ion. Ketika suhu naik, maka pergerakan ion kalsium dan

sulfat naik, rerata reaksi naik dan setting time memendek.

4. Kelembaban udara

Pada proses pembuatannya, tidak semua CaSO 4.2H2O terkonversi menjadi

CaSO4.½H2O dan residual gypsum dehidrasi menjadi anhydrous CaSO4. Pada

akhirnya, menjadi higroskopis dan menyerap kelembaban atmosfer untuk


membentuk CaSO4.2H2O di permukaan partikel hemihydrate. Hal ini

mempengaruhi reaktivitas.

5. Koloid

Koloid yang terabsorbsi ke permukaan CaSO4.½H2O memperlambat setting

dan menghasilkan permukaan yang halus dan mudah tergerus. Ini adalah sifat

yang sangat menguntungkan ketika pengisian bahan cetak alginat. Pemakaian

akselerator seperti potassium sulfat (K2SO4) memperbaiki kualitas permukaan

dan mengurangi masalah ini.

Sifat fisik yang perlu diperhatikan meliputi : 8,9

1. Mixing

Pada rasio W/P yang sama, mixing mekanis menurunkan setting time,

meningkatkan strength, menurunkan viskositas dan mengurangi ekspansi.

Tabel II.3 Pengaruh mixing terhadap beberapa sifat 8

Power-Driven
Hand Mix Mix with Vacuum

Setting time 8.0 7.3


Compressive strength
43.1 45.5
at 24 hr (MPa)
Setting expansion at
0.045 0.037
2 hr (%)
Viscosity, centipoise (cp) 54,000 43,000

Modified from Garber DK, Powers JM, Brandau HE: J. Mich. Dent.
Assoc. 67, 133, 1985.

2. Setting time
Setting yang terlalu cepat mencegah pengisian yang baik dari bahan cetak

selama penaburan serbuk ke air karena meningkatnya viskositas selama

proses setting dan memodifikasi penyesuaian akhir. Potassium sulfat dan terra

alba (CaSO4.2H2O) mengakselerasi setting. NaCl mengakselerasi setting tapi

menaikkan setting ekspansi

3. Compressive strength

Compressive strength proporsional dengan pengeringan. Gypsum setting

memerlukan minimal 24 jam dan kadang-kadang 7 hari untuk menghilangkan

sisa air dan memperoleh kekuatan yang adekuat. Porusitas ketika setting

mengurangi kekuatan. Kekuatan dari bahan yang sudah setting ditentukan

oleh W/P.

Tabel II.4 Pengaruh rasio W/P terhadap Compressive Strength 8

Compressive
Material W/P Ratio (mL/g)
Strength (MPa)
Model plaster 0.45 12.5
0.50 11.0
0.55 9.0
Dental stone 0.27 31.0
0.30 20.5
0.50 10.5
High-strength
0.24 38.0
dental stone
0.30 21.5
0.50 10.5

*All mixes spatulated 100 turns and tested 1 hour after the start of mixing.

4. Tensile strength
Gypsum bersifat brittle dan one hour diametral tensile strength (DTS) hanya

50% dari kekuatan pada kondisi kering. Rasio compressive strength dengan

DTS adalah 5 – 10 : 1.

5. Kekerasan permukaan

Kekerasan permukaan meningkat seiring dengan pengeringan. Penambahan

bahan monomer resin, polimerisasi subsequent atau larutan pengeras

mengandung colloidal SiO2 dapat menambah kekerasan. Perlakuan

permukaan dengan memberikan wax, minyak atau glycol memperbaiki

carvability saja dan tidak menambah kekerasan.

6. Setting ekspansi

Gypsum berekspansi ketika setting. Dengan rasio W/P dan penambahan

additives (K2SO4 diturunkan dan NaCl dinaikkan) berpengaruh terhadap

ekspansi. Gypsum setting dibawah air (efek higroskopis) dapat menaikkan

ekspansi sampai 100%. Setelah setting, tidak ada perubahan dimensi lagi

dengan bertambahnya waktu.

Tabel II.5 Sifat dari produk gypsum


Gambar II.1 Pengaruh rasio W/P dan mixing time terhadap setting time pada dental
plaster

Gambar II.2 Pengaruh rasio W/P terhadap porusitas dan compressive strength pada
gypsum

Bahan cetak plaster pada campuran awalnya sangat mengalir dan dapat mencetak

jaringan lunak dengan baik tanpa kompresi. Sifat partikel hemihydrate yang mampu

menyerap kelembaban permukaan jaringan lunak rongga mulut menyebabkan kontak

yang erat antara bahan cetak dengan jaringan lunak. Gabungan kedua sifat diatas
ditambah perubahan dimensi yang minimal menghasilkan hasil cetakan yang akurat dan

mungkin menjadi sukar ketika dilepas dari dalam mulut.

Sifat menyerap air ini mengakibatkan pasien komplain timbulnya sensasi kering

setelah proses pencetakan. Desinfeksi dapat dilakukan dengan merendam dalam larutan

sodium hypochlorite selama 10 menit.6

II.2 Bahan Cetak Kompon 

Kompon, sering disebut modelling plastic adalah bahan cetak yang bersifat

rigid, reversible yang setting dengan perubahan fisik. Sebagai bahan cetak

thermoplastic yang tersedia dalam bentuk lembaran dan batangan, bahan cetak ini

menjadi melunak dengan pemanasan dan mengeras pada kondisi dingin. Bahan

cetak ini digunakan untuk mencetak edentolous ridge dan pencetakan gigi

tunggal.1,2,3,6

Klasifikasi Kompon sesuai ADA meliputi : 3,6

a. Tipe I : Impression compound/Lower fusing (50-55o)

Tipe ini mempunyai viskositas yang rendah

b. Tipe II : Tray compound/Higher fusing (60-65o)

Tipe ini mempunyai viskositas yang tinggi. Biasanya digunakan untuk

membuat sendok cetak tempat ahan cetak kedua ketika pencetakan.

Diproduksi dengan sifat keras dan flow yang lebih rendah daripada type I.

Penggunaan sendok cetak kompon ini semakin berkurang dan digantikan oleh

sendok cetak akrilik.

Kompon tersedia dalam bentuk lembaran, stik, cakes dan cones.

Penggunaan Kompon type I untuk :2


- Membuat cetakan awal pada area edentulous.

- Pencetakan preparasi mahkota penuh dimana jaringan gingiva disingkirkan

terlebih dahulu dengan tehnik tertentu.

- Peripheral tracing pada border molding

Sedangkan type II digunakan untuk :

- Menilai undercut pada preparasi inlay

- Membuat sendok cetak

Kompon, juga disebut modeling plastic, dilunakkan dengan pemanasan,

dimasukkan dalam sendok cetak, serta diletakkan pada jaringan sebelum bahan

mengeras. Indikasi utama penggunaannya adalah untuk mencetak linggir tanpa

gigi.

Pada pencetakan gigi tunggal, mengunakan teknik tube impression,

kompon dilunakkan dan menggunakan carrier copper band, kemudian ditekankan

pada gigi sehingga kompon mengalir pada kaviats yang telah dipreparasi. Tube

impression ini juga digunakan pada pembuatan die secara electroformed. 2

Pada pembuatan gigi tiruan lengkap digunakan teknik pencetakan ganda,

yaitu pencetakan preliminary (awal) dan final (akhir). Pencetakan awal

menggunakan sendok cetak biasa, kemudian dibuat model dan sendok cetak

individual untuk pencetakan akhir. Teknik pencetakan ini menghasilkan hasil

yang lebih akurat.

Bahan cetak kompon yang ideal harus memiliki sifat :2

- Mengeras pada suhu sedikit diatas suhu dalam mulut.

- Menjadi plastic pada suhu yang tidak membahayakan jaringan dalam mulut.
- Tidak mengandung bahan yang berracun atau yang dapat mengiritasi.

- Mengeras secara bersamaan ketika pendinginan tanpa terjadi distorsi.

- Ketika dilunakkan memiliki konsistensi yang memungkinkan diperolehnya

hasil reproduksi dengan detail.

- Lebih kohesif daripada adhesive.

- Tidak fraktur atau terjadi deformasi permanen ketika bahan cetak diangkat

dari dalam mulut.

- Stabil secara dimensional setelah diangkat dari dalam mulut dan dalam

penyimpanan

- Setelah dipanaskan diatas api, permukaannya tampak glossy halus

- Dapat ditrimming menggunakan pisau yang tajam tanpa mengelupas atau

gumpil setelah mengeras.

- Tidak mendidih dan menguap ketika dipanaskan diatas api.

- Tetap stabil dan tidak larut ketika direndam dalam air dalam waktu lama

Komposisi kompon terdiri dari :1-6

- Resin dan wax,

Malam atau resin dalam kompon adalah kandungan utama dan membentuk

matriks.

- Plasticizers.

Karena malam tersebut rapuh, substansi seperti shellac, asam stearic, dan

gutta percha ditambahkan untuk meningkatkan sifat fisik, plasticity dan

kemampuan kerja.

- Fillers
Fillers ditambahkan untuk menaikkan viskositas pada suhu diatas suhu

rongga mulut dan meningkatkan kerigidan pada suhu ruangan.

- Colouring

Ketika kompon dipanaskan dalam hot water bath, bahan ini mulai

melunak pada suhu 390C. Tapi belum bias digunakan untuk pencetakan. Dengan

suhu dinaikkan menjadi 43.50C, bahan ini makin melunak dan flow menjadi massa

plastis yang dapat dimanipulasi. Pada suhu ini atau diatasnya, pencetakan dapat

dilakukan. Range antara 390C sampai 43,50C dimana kompon mengalami

perubahan karena pemanasan dan pendinginan disebut dengan fusion

temperature.2

Kompon memiliki sifat konduktor thermal yang rendah sehingga ketika

dilunakkan dengan pemanasan maka bagian permukaan lebih cepat melunak

daripada bagian dalam. Hal ini dapat diatasi dengan merendam dalam hot water

bath agak lama. Demikian juga ketika pendinginan, bagian yang dekat dengan

rongga mulut lebih cepat dingin daripada bagian dalam. Melepaskan kompon

tidak boleh pada tahap ini. Sangat penting untuk menunggu beberapa saat sampai

kompon dingin merata sebelum dilepaskan dari dalam mulut. 2

Koefisien thermal ekspansi kompon tinggi karena adanya kandungan resin

dan wax. Kontraksi linear yang terjadi karena perbedaan suhu mulut dan suhu

ruangan mencapai 0,3%. Kesalahan akibat distorsi thermal ini dapat diminimalisir

dengan cara :
- Dengan memegang kompon dan melewatkan di atas nyala api sampai lapisan

permukaannya melunak kemudian dilakukan pencetakan kedua. Pada

pencetakan kedua ini, shrinkage yang terjadi relatif lebih rendah karena hanya

permukaan luar saja yang melunak

- Menyemprotkan air dingin ke sendok cetak metal sebelum pencetakan

dilakukan sehingga kompon yang berdekatan dengan sendok cetak akan

mengeras sementara lapisan permukaan sisi lainnya masih lunak.

Kestabilan dimensi yang kurang pada kompon karena terjadi pelepasan

strain, maka untuk mencegah distorsi, pengisian harus segera dilakukan tidak

lebih dari 1 jam setelah pencetakan.

Pada proses pencetakan, setelah kompon dilunakan, kemudian dimasukkan

ke dalam sendok cetak dan segera masuk ke dalam mulut. Kompon dalam bentuk

cakes biasanya pada suhu 65-750C dari water bath. Setelah diangkat, dipijat

dengan tangan agar merata pelunakannya. Setelah keluar dari dalam mulut

dilakukan desinfeksi menggunakan 2% glutaraldehid. 2

Keuntungan dan kerugian dari bahan cetak kompon meliputi : 2

Keuntungan :

- Bahan cetak dapat digunakan kembali (pada pasien yang sama) pada kasus

yang terjadi kesalahan.

- Ketidakakuratan dapat diperbaiki kembali tanpa bahan cetak yang baru.

- Akurasi dapat ditingkatkan dengan memanaskan bagian permukaan di atas

api. 
- Bahan ini cukup baik untuk mendukung cetakan  itu sendiri terutama

di bagian tepi (peripheral), yang tidak akan mudah patah meski tanpa

didukung oleh sendok cetak.

Kerugian :

- Sulit mendapatkan rekaman secara detail karena viskositas yang tinggi.

- Menekan jaringan (mukokompresi) selama pencetakan.

- Terjadi distorsi karena kecilnya stabilitas dimensi.

- Sulit dikeluarkan dari mulut bila ada undercut yang dalam

- Kemungkinan bisa terjadi over ekstensi terutama didaerah peripheral

II.3 Bahan Cetak Zinc Okside Eugenol

Zinc okside eugenol telah diformulasikan untuk berbagai kegunaan dalam

kedokteran gigi, dan memiliki kelebihan obat tertentu. Zink okside eugenol biasa

diaplikasikan sebagai bahan cetak, periodontal surgical dressing, bite registration

paste, temporary filling material dan root canal filling cementing medium.6

Zinc okside eugenol sebagai bahan cetak  tersedia dalam bentuk  dua pasta

dengan warna yang berbeda, yaitu base paste dan reactor paste (accelerator). 1,2,3,4,6

Tabel II.6 Komposisi Zinc Okside Eugenol 1,2,3,4

Base Paste Accelerator Paste

Zinc Okside 87% Oil of cloves or Eugenol 12%

Fixed vegetable or mineral oil 13% Gum or polymerised rosin 50%

Filler (silica type) 20%

Lanolin 3%
Resinous Balsam 10%

Accelerator solution (CaCl2) 5%


and colouring agent

Fixed vegetable or mineral oil : bahan pembuat plastis dan membantu


menghilangkan aksi eugenol sebagai iritan.

Oil of cloves terdiri 70-85% eugenol : pengganti eugenol yang digunakan untuk
mengurangi rasa terbakar

Gum or polymerised rosin :mempercepat reaksi

Resinous Balsam: meningkatkan flow

Accelerator solution (CaCl2) : mempercepat setting time

Menurut ADA no 16, Bahan cetak ZnOE ini dibagi 2 yaitu type I (hard)

dan type II (soft). Biasanta tersedia dalam 2 tube yaitu : base plate (warna putih)

dan pasta akselerator atau reaktor atau katalis (warna merah).

Mekanisme pengerasan bahan zinc okside eugenol terdiri dari hidrolisis

zinc okside dan reaksi berikutnya antara zinc hidroksida dan eugenol untuk

membentuk suatu gumpalan. Reaksi tersebut ditulis sebagai berikut :

Zn + H2O   Zn(OH)2

Zn(OH)2 +2HE (asam, eugenol)  ZnE2 (garam zinc eugenolte)+2H2O

Air dibutuhkan untuk mengawali reaksi dan juga merupakan hasil samping

dari reaksi. Jenis reaksi ini seringkali disebut otokatalitik. Ini adalah alasan

mengapa reaksi lebih cepat terjadi pada lingkungan lembab. Reaksi pengerasan

dipercepat dengan adanya zinc acetat dihidrat, yang lebih larut dibanding zinc

hidroksida dan dapat memberi ion ion zinc lebih cepat. Asam asetik adalah suatu
katalis yang lebih aktif untuk reaksi pengerasan dibanding dengan air, karena

asam tersebut meningkatkan kecepatan pembentukan zinc hidroksida. Temperatur

atmosper tinggi juga mempercepat reaksi pengerasan.1,2

Initial time, yang mencakup dari dimulainya pengadukan sampai cetakan

diletakkan kedalam mulut dengan tepat bervariasi antara 3 sampai 6 menit. Waktu

pengerasan akhir (final set) dimana bahan tidak bisa lagi dibentuk bervariasi 10

(untuk pasta tipe I/keras) sampai 15 menit (tipe II/lunak).1,2,3

Faktor-faktor yang mempengaruhi setting time bisa saja dikendalikan oleh

produsen produk tersebut, namun sebagai operator yang berhubungan langsung

dengan aplikasi bisa saja mengendalikan setting time tersebut seperti:1,2,3

- Penambahan sejumlah kecil bahan accelerator atau beberapa tetes air

- pada eugenol sebelum mencampur pasta dapat memperpendek setting time.

- Mendinginkan spatula dan lempeng pengaduk bisa memperpanjang setting

time.

- Menambahkan minyak dan malam tertentu selama pengadukan, seperti zaitun

dll dapat memperpanjang setting time. Namun tindakan ini bisa mengurangi

kekakuan bahan dan adukan tidak homogen.

- Mengubah rasio kedua pasta

- Memperpanjang waktu pengadukan, akan memperpendek setting time.

Pasta dengan perbandingan yang benar (biasanya sama panjang/1:1)

dicampur pada slab/mixing pad dengan spatel flexible sampai diperoleh warna

yang homogen. Pasta bisa diperoleh dengan menekan kedua pasta dengan panjang
yang sama masing-masing dari tiap tube. Biasanya diaduk pada kertas tahan

minyak ataupun lempeng kaca pengaduk.1,2,6

Bahan ini biasanya dipergunakan dalam bagian tipis (2-3 mm) sebagai

cetakan akhir. Cetakan dengan zinc okside eugenol dapat dilakukan dengan

menggunakan sendok khusus yang sangat rapat atau menggunakan basis gigi

tiruan yang ada terutama basis gigi tiruan yang hendak di-relining. Bahan ini

dapat kompatibel dengan bahan model dental stone. Pasta dapat dikeluarkan dari

stone dengan cara melunakkannya dalam air suhu 600C. Desinfeksi yang

disarankan untuk zinc okside eugenol adalah 2% alkaline glutaraldehyde solution.

Pasta dengan konsistensi tebal atau viskositas tinggi dapat menekan

jaringan, sementara bahan yang tipis dan cair menghasilkan cetakan negatif dari

jaringan dalam kondisi istirahat dengan sedikit atau tanpa tekanan. Pada keadaan

apapun, pasta cetak harus homogen. Semakin berat konsisitensi bahan,

kekuatannya semakin besar.

Bahan cetak zinc okside eugenol tersedia dalam 2 tipe yaitu: tipe I

viscositas tinggi, bisa menekan jaringan dan setting time pendek. Tipe II lebih

encer dari tipe I, tipe ini bisa merekam jaringan tanpa atau dengan tekanan kecil.6

1.      Flow

Aliran pasta setelah pengadukan memungkinkan (cukup) untuk mengaliri dan

membentuk/ mencatat detail cetakan jaringan, dan aliran akan berkurang dengan

bertambahnya waktu seiring dengan setting time.

2.      Kestabilan Dimensi
Tidak terdapat perubahan dimensional selama proses setting, atau kalau pun ada

hanya sedikit (<0,1%)

3.      Rigidity dan Strength.6

Bahan cetak ini tidak boleh fraktur atau rusak ketika dikeluarkan dari dalam

mulut. Compressive strength 7 Mpa selama 2 jam setelah pengadukan.

4.      Pertimbangan Biologi3

Pasta yang mengandung eugenol dapat mengiritasi, memberi rasa gatal, atau rasa

seperti terbakar dan rasanya tetap lengket sehingga banyak pasien

menganggapnya tidak menyenangkan, sehingga bibir pasien biasanya diolesi

vaselin (petroleum jelly) terlebih dulu. Bila sensasi berlebihan pada pasien bisa

digunaka zinc okside non eugenol.3

5.      Detail Reproduksi

Dapat mencatat detail permukaan dengan akurat karena flow yang baik.

Adapun keuntungan dan kerugian bahan cetak ZnOE meliputi :

Keuntungan 2                    

1.      Stabilitas dimensi Bagus

2.      permukaan akurat dan detail

3.      mempunyai working time yang cukup

4.      dapat merekam jaringan mulut tanpa kerusakan

5.      Mucostatic

Kekurangan

1.      Bahan ini tidak elastic hingga tidak dapat mencatat daerah undercut

2.      Hanya set cepat di bagian tipis


3.      Eugenol alergi pada beberapa pasien

II.4 Bahan Cetak Wax (Lilin)

Bahan cetak lilin jarang digunakan untuk mencetak secara keseluruhan,

tetapi biasanya digunakan untuk memperbaiki kerusakan kecil pada bahan cetak

lain (Jenis Zinc okside/eugenol). Bahan cetak lilin adalah bahan cetak

termoplastik yang siap memiliki flow pada suhu mulut dan relatif lunak pada suhu

ruangan. Bahan cetak ini diaplikasikan dengan kuas, untuk mengisi area cetakan

yang mana terdapat kekurangan bahan cetak dan atau terdapat defek akibat udara.

Bahan cetak ini biasanya merupakan campuran antara lilin parafin low melting

dengan lilin bees pada rasio 3:1. 6

Bahan cetak ini dahulu digunakan untuk pencetakkan saddle pada kasus

gigi tiruan berujung bebas saddle pada rahang bawah disebut denan prosedur

Applegate. Prosedur pencetakkan dilakukan dengan melunakan lilin dan

menuangkan lilin pada sendok cetak, kemudian setelah beberapa saat sendok

cetak ditempatkan dan ditekankan pada area yang akan dicetak. Sendok cetak

dibiarkan selama beberapa saat hingga lilin mencapai aliran plastis untuk

mencatat area mukosa yang akan menahan gigi tiruan. 6

Wax merupakan salah satu bahan termoplastik yang terdiri dari berbagai

bahan organis dan bahan alami sehingga menjadi bahan dengan sifat yang sangat

berguna. Konstitusi dasar malam yang dipergunakan di kedokteran gigi berasal

dari tiga sumber utama, yaitu :


1. Wax yang berasal dari bahan mineral diantaranya adalah paraffin wax dan

microcrystallin wax yang diperoleh dari hasil residu petroleum melalui proses

destilasi. Contoh : Paraffin wax akan mencair pada suhu 48-70°C dan

memiliki rantai hidrokarbon yang lurus, sedangkan microcrystallin wax akan

mencair pada suhu 65-90°C dan memiliki rantai hidrokarbon yang bercabang.

Paraffin wax memiliki sifat mudah pecah dan microcrystallin wax memiliki

sifat yang Iebih fleksibel dan kuat.

2. Wax yang berasal dari serangga (hewani). Contoh : Beeswax yang akan

mencair pada suhu 84-91°C dan memiliki sifat yang mudah pecah pada

temperatur kamar, tetapi mudah dibentuk pada temperatur tubuh.

3. Wax yang berasal dari sayur-sayuran (tumbuh-tumbuhan) adalah carnauba

wax, candelilla wax, resin, dan getah. Carnauba wax akan mencair pada suhu

84-91°C. Candelilla wax akan mencair pada suhu 68-75°C. Candelilla wax

digunakan terutama untuk memperkeras paraffin wax dengan jalan

menambahkannya ke dalam parrafin wax.

Malam dental / dental wax memiliki sifat fisik :

1. Temperatur peralihan solid

Wax memiliki temperatur yang cukup tinggi di atas 37 derajat celcius. Selama

terjadinya perubahan dari satu laticce ke tipe laticce yang lain wax dapat

dimanipulasi dengan baik tanpa adanya kerusakan pada tekanan yang berlebih

selain itu digunakan untuk menentukan berbagai sifat-sifat dan keselarasannya

untuk berbagai prosedur klinis di laboratorium.

2. Termal ekspansi dan kontraksi


Wax dan komponen-komponennya memiliki koefisien ekspansi terbesar

diantara materialmaterial lain yang digunakan di bidang kedokteran gigi. Wax

akan memuai pada saat mengalami kenaikan temperatur dan mengalami

kontraksi saat temperatur diturunkan.

3. Daya alir (flow)

Daya alir wax tidak diperlukan pada temperatur kamar dan mulut, karena akan

menyebabkan kerusakan pada wax. Namun pada saat pembentukan wax

temperatur kamar sangat diperlukan untuk membengkokkan dan melipat wax

saat manipulasi.

4. Tekanan interna

Wax memiliki sifat termal konduksi yang rendah sehingga sulit untuk

mencapai panas yang seragam. Jika wax dibentuk atau diadaptasikan ke suatu

bentuk tanpa panas yang cukup sampai temperatur peralihan ke solid, maka

wax akan mengalami tekanan yang sangat kuat.

5. Sifat mudah pecah (Brittleness)

Pada beberapa dental wax, seperti inlay wax kekerasan sangatlah diperlukan

agar inlay wax dapat dicarving beberapa kali sesuai dengan keinginan tanpa

mengalami patah.

Komposisi impression wax tersusun atas rantai atom hidrokarbon

CH3(CH2)nCH3, dimana nilai n berada di antara 15 hingga 42. Malam cetak

biasanya memiliki ciri-ciri tidak memiliki rasa, tidak berwarna, tidak berbau, dan

berminyak pada sentuhan. Malam cetak biasanya digunakan untuk memastikan

keberadaan undercut pada permukaan preparasi yang dimana hal tersebut akan
menimbulkan masalah serius dalam pencetakan alloy emas. Namun impression

wax cenderung akan terdistorsi apabila diambil pada daerah yang terdapat

undercut. dengan demikian, impression wax memiliki keterbatasan yaitu hanya

dapat digunakan pada edentulous ridge atau permukaan oklusal. Malam cetak

yang biasa digunakan adalah beeswax dan colophany. Untuk menggunakan bahan

cetak ini diperlukan teknik pemanasan baik dengan api maupun dengan air panas

hingga bahan tersebut benar-benar melunak dan kemudian siap untuk digunakan

untuk mencetak. Proses pendinginan malam cetak dapat menggunakan semprotan

air dengan suhu 16oC hingga 18oC. Hasil cetakan kemudian diperiksa untuk

mengetahui adanya undercut atau deformitas.

Gambar II.3 Impression wax plate


Gambar II.4 High temperature modelling wax and impression

Gambar II.5 Extra hard impression plate

Gambar II.6 Extra soft orange impression wax

1. Corrective wax

Corrective wax adalah malam yang digunakan untuk melakukan koreksi

pada undercut dan cetak positif gigi. Sumber lain menyebutkan bahwa corrective

wax digunakan dalam prosedur pengambilan cetak edentulous. Malam ini

memiliki sifat yang mudah mengalir pada suhu rongga mulut sehingga dapat

disesuaikan dengan material yang lain.


Gambar II.7 Corrective Wax

2. Bite registration wax

Bite registration wax terdiri dari beeswax atau parafin dan ceresin. Malam

ini dibuat dari casting wax sheet atau hard base plate wax. Fungsi dari wax ini

adalah untuk mendapatkan artikulasi akurat dari rahang atas dan rahang bawah.

Cara manipulasi dari wax ini yaitu lilin diukur dengan penetrasi di suhu 37ºC dari

2,5% menjadi 22% yang menunjukkan bahwa lilin ini rentan terhadap distorsi

pada penghapusan dari mulut. Produk dagang terbaru banyak pilihan untuk

produk bite registration contohnya seperti Denar, Alminax.

Gambar II.8 Bite registration Wax


BAB III

KESIMPULAN

Bahan cetak dapat dikelompokkan menurut sifat mekanisnya. Ada 2 jenis

bahan cetak, yakni bahan cetak elastis dan bahan cetak non-elastis. Bahan cetak

non elastis dibagi lagi menjadi bahan cetak non elastis yang irreversible dan

bahan cetak non elastis yang reversible. Sedangkan bahan cetak elastis, dapat

dibagi lagi menjadi bahan cetak hidrokoloid dan bahan cetak elastomer tanpa

air.1,2,8

Bahan cetak non elastis dibedakan menjadi irreversible dan reversible.

Contoh dari bahan cetak jenis ini yang irreversible ialah plaster of paris dan zinc

okside eugenol. Sedangkan contoh dari yang reversible ialah wax dan kompon.
Bahan cetak jenis ini memiliki sifat keras dan tidak dapat dikeluarkan melalui

undercut tanpa mematahkan atau mengubah bentuk cetakan. Bahan cetak tidak

elastis ini digunakan untuk semua cetakan sebelum ditemukannya cetakan agar.

Meskipun bahan tersebut sudah tidak dipakai lagi untuk pasien bergigi, bahan

tidak elastis ini memiliki keunggulan dalam pembuatan cetakan untuk pasien tak

bergigi. Bahan cetak zinc okside eugenol dan plaster of paris disebut bahan cetak

mukostatik karena bahan tersebut tidak menekan jaringan selama pencetakan.1,2,3

DAFTAR PUSTAKA

1. Anusavice, Kenneth J. Phillip’s. Sciences of Dental Materials. Eleventh


edition. 2003. Saunders.
2. Manappallil, John.J.  Basic Dental Material. Second edition. Jaypee.
3. Van Noort, Richard. Introduction to Dental Materials. Third edition.
Mosby.
4. Gladwin, M and Bagby,M. Clinical Aspect of Dental Material Theory,
Practice and cases. Third Edition. Wolter Kluwer.
5. Gowri,S et.al. Synopsis Of Dental Materials. First Edition. Paras Medical
Publisher.
6. John F. Mc Cabe. Applied Dental Materials. Ninth Edition. Blackwell.
7. William J,O’Brien. Dental Materials and Their Selection. Third Edition.
2002. Quintessence Pubhlishing.
8. Craig R-G, Powers J-M. Restorative Dental Materials. 11th ed. 2002.
Mosby
9. Von Fraunhover J-A. Dental Materials at a Glance. 2nd ed. 2013 Wiley
Blackwell. UK

Anda mungkin juga menyukai