Anda di halaman 1dari 51

Logbook Ilmu Kedokteran Gigi Dasar

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia


2022/2023
Nama Mahasiswa: Aisyah Rizqa Azizah (2206048392)
Nama Fasilitator: Dr. drg. Ferry P. Gultom, M.Biomed, PBO

Diskusi Kelompok Pertama


Tanggal/Jam Diskusi: Selasa, 24 Februari 2023/11.30 WIB
Skenario: Skenario 2
A. Jabaran Skenario
Mahasiswa semester dua mendapatkan daftar material kedokteran gigi
yang harus dipersiapkan untuk Skills Lab IMKG dari ketua tingkatnya.
Ketua tingkat mengajak teman2nya untuk menunjukkan dan bertanya
tentang material2 yang ada di daftar tersebut kepada Laboran di
laboratorium IMKG. Laboran memperlihatkan dan menjelaskan
penggunaan material yg ada di daftar tersebut yaitu: Material cetak,
Gipsum, Malam (Wax) dan material tanam (Investment).

B. Pertanyaan Stimulasi
1. Apa macam-macam Material cetak yang digunakan di bidang
Kedokteran gigi
2. Bagaimana komposisi, sifat, cara manipulasi dan penggunaan material
cetak tersebut
3. Apa macam-macam material yang dipakai untuk mengisi hasil suatu
cetakan dan bagaimana komposisi, sifat, cara manipulasi dan
penggunaannya
4. Apa macam-macam Material malam KG, bagaimana komposisi, sifat,
cara manipulasi dan penggunaannya

C. Identifikasi Istilah yang Belum Diketahui


Material tanam (investment), material cetak, gypsum, wax

D. Prior Knowledge
1. Gypsum digunakan di bidang kedokteran gigi sebagai pelekat
artikulator untuk melihat oklusi
2. Material cetak tuang diperlukan untuk membuat onlay, inlay, bridge,
dan crown.
3. Wax bisa dibentuk, diukir, dan dilelehkan dengan bantuan suhu yang
tinggi
4. Material cetak kedokteran gigi dibedakan menjadi material rigid dan
elastik
5. Wax ada beberapa jenis, kalau dari bentuk ada yang cube dan lembaran
6. Gypsum fungsinya sebagai bahan pengganti rahang pada skills lab
7. Gypsum ada yang digunakan di bidang industri pembangunan
8. Material cetak di kedokteran gigi ada beberapa, salah satunya alginat

E. Learning Issue
1. Material cetak
a. Definisi dan fungsi
Material cetak kedokteran gigi adalah bahan untuk membuat
replika atau tiruan gigi dan jaringan mulut. Material cetak
kedokteran gigi digunakan hampir pada semua cabang kedokteran
gigi sebab berfungsi menghasilkan suatu bentuk cetakan dari
hubungan gigi dan jaringan keras maupun jaringan lunak untuk
mendapat model dari jaringan mulut. Untuk mendapatkan replika
dari jaringan intra dan ekstra oral yang akurat, bahan cetak harus
memenuhi syarat berikut:
● Cukup fluid untuk beradaptasi dengan jaringan mulut
● Cukup viskos untuk dimasukkan ke dalam tray
● Mampu bertransformasi menjadi karet atau padat dan kaku
di dalam mulut dalam waktu normal (kurang dari 7 menit)
● Tahan terhadap distorsi atau sobekan saat dilepas dari mulut
● Cukup stabil jika dituangkan lebih dari satu gips
● Biokompatibel
● Hemat biaya dalam hal waktu serta peralatan

b. Klasifikasi
Material cetak dapat diklasifikasikan menurut komposisi, setting
mechanism, sifat mekanik, dan aplikasinya.
1. Setting mechanism
Terdapat dua setting mechanism, yaitu reversibel dan
ireversibel. Suatu material bersifat ireversibel sebab reaksi
kimia nya tidak dapat kembali seperti sebelumnya. Contoh
dari material cetak ireversibel adalah alginat, zinc
oxide-eugenol (ZOE), plester cetak, dan bahan cetak
elastomer. Sedangkan, bahan cetak reversibel adalah bahan
cetak yang dapat melunak saat dipanaskan dan dapat
mengeras kembali.

2. Sifat mekanik
Bahan cetak dapat dibedakan menjadi bahan cetak rigid
(kaku) dan elastis. Bahan cetak yang rigid sangat tahan
terhadap kelenturan dan dapat patah dengan mudah saat
berubah bentuk. Contoh material ini adalah zinc
oxide-eugenol (ZOE) dan plester cetak. Sedangkan,
material cetak elastis bersifat fleksibel. Contoh material ini
adalah agar, alginat, dan elastomer.

3. Aplikasi
Bahan cetak elastis dapat diregangkan atau dikompresi dan
dapat dengan mudah dikeluarkan dari mulut. Material ini
mampu memproduksi struktur jaringan keras dan jaringan
lunak mulut dengan akurat, termasuk undercut dan ruang
interproksimal. Sedangkan, bahan cetak yang rigid–seperti
ZOE–ideal untuk membuat impresi rahang atau struktur
jaringan lunak karena material ini tidak menekan jaringan
selama ditempatkan pada impression tray.

c. Sifat
MATERIAL CETAK ELASTOMER
Material cetak elastomer tersusun atas polimer sintetik yang
berikatan silang. Material ini dapat diregangkan, tetapi dapat
dengan cepat kembali ke bentuk asli. Secara kimiawi, terdapat tiga
elastomer berdasarkan rantai utama polimer, yaitu polisulfida,
silikon, dan polieter. Material cetak ini tersedia dalam bentuk pasta
yang dicampur sebelum mencetak. Material ini diformulasikan
dalam beberapa konsistensi, yaitu ekstra rendah, rendah, sedang,
berat, dan dempul. Polisulfida tersedia dalam konsistensi
light-body dan heavy-body.

Sifat-sifat material cetak elastomer


1. Working dan setting time
Working time dimulai saat pencampuran sampai sebelum
material terbentuk. Biasanya, lebih lama daripada waktu
yang dibutuhkan untuk manipulasi, mengisi cetakan hingga
menempatkan cetakan. Setting time adalah waktu yang
dibutuhkan saat awal pencampuran material sampai
material cetak dikeluarkan dari mulut tanpa distorsi.
Polimerisasi dapat berlanjut dalam waktu yang lama setelah
pengerasan. Peningkatan suhu dapat mempercepat laju
polimerisasi.
Working dan setting time berkurang sesaat kandungan filler
meningkat. biasanya , lebih banyak kandungan bahan dasar
akan meningkatkan working time dan setting time.

2. Hasil terhadap struktur oral


Saat dental stone dituangkan ke permukaan cetakan, produk
yang dihasilkan tidak selalu detail karena bahan cetak
elastomer mampu memproduksi detail cetakan yang lebih
akurat daripada cetakan yang telah diubah dalam bentuk
dental stone.

3. Sifat rheology
Idealnya, bahan cetak harus mengalir dengan bebas dan
membasahi jaringan untuk mencapai ketahanan aliran
permukaan yang diinginkan.

4. Elastisitas dan viskoelastisitas


Semua bahan material cetak elastomer adalah bahan
viskoelastik. Karakteristik viskoelastik berada di antara
elastis padat dan viskos likuid. Deformasi permanen setelah
dikompresi makin lama makin meningkat sesuai urutan
berikut, yaitu adisi silikon, kondensasi silikon, polieter, dan
polisulfida. Urutan tingkat kekakuan (modulus elastistas)
dari rendah ke tinggi: polisulfida, kondensasi silikon,
silikon adisi, dan polieter.

5. Tear strength
Uji tear strength mengukur ketahanan bahan elastomer
terhadap patah saat mengalami gaya tarik. Urutan tear
strength dari rendah ke tinggi: silikon, polieter, dan
polisulfida. Tear strength dipengaruhi oleh konsistensi,
semakin tinggi konsentrasi maka semakin meningkat tear
strength nya.

6. Stabilitas dimensi
Terdapat enam sumber perubahan dimensi:
● Penyusutan polimerisasi
● Hilangnya produk samping reaksi kondensasi
● Kontraksi termal dari suhu mulut ke suhu ruang
● Penyerapan air atau desinfektan selama periode
waktu tertentu
● Pemulihan deformasi tidak sempurna karena sifat
viskoelastik
● Pemulihan deformasi tidak sempurna karena
deformasi plastis

7. Disinfeksi
Silikon kondensasi, silikon adisi, dan polisulfida dapat
didesinfeksi dengan semua disinfektan yang terdaftar di
EPA tanpa kehilangan kualitas atau akurasi permukaan jika
waktu disinfeksi singkat.

8. Wettability dan hidrofilisasi


Sudut kontak air suling dengan material cetak silikon
sekitar 100 derajat, sehingga material ini paling hidrofobik
di antara semua material cetak elastomer. Penggunaan
material cetak yang lebih hidrofobik menyebabkan
frekuensi rongga yang tinggi pada gips. Untuk itu, dapat
dilakukan penyemprotan surfaktan sebelum menuangkan
campuran gipsum.

9. Biokompatibel
Tingkat sitotoksisitas sel pada material bahan cetak
mengungkapkan bahwa polisulfida menghasilkan sel
terendah dan polieter menghasilkan jumlah tertinggi.
Biokompatibilitas yang diinduksi elastomer mungkin terjadi
ketika fragmen material cetak terjebak di dalam sulkus
gingiva atau bahkan di jaringan lunak (di bawah
periosteum, di tulang spons, dan di sinus rahang atas).
Kasus tersebut dapat menyebabkan peradangan gingiva.
Untuk itu, perlu memeriksa sulkus gingiva setelah
pencetakan. Material cetak polisulfida bersifat radiopasitas
menguntungkan dalam kasus ini.

10. Shelf life


Dipengaruhi oleh suhu dan penyimpanan.
11. Effect of mishandling
Kegagalan dalam menghasilkan cetakan gipsum lebih
mungkin terjadi. Kegagalan yang umum dialami
disebabkan bahan cetak tidak komparatif.

MATERIAL CETAK HYDROCOLLOIDS (ELASTIS)


Koloid adalah zat yang terdispersi secara mikroskopis dengan zat
lain. Berbeda dengan solution, koloid terdispersi menjadi dua fase
yaitu fase terdispersi dan fase dispersi. Jika fase dispersi sistem
koloid adalah air, maka disebut dengan hidrokoloid. Ukuran
partikel koloid berkisar 1 hingga 200 nm.
Selama pembuatan impresi, hidrokoloid terbentuk dari flowable
menjadi padat sebab material ini disebut transformasi sol-gel. Sol
adalah dispersi koloid yang menghasilkan partikel kecil dan gel
adalah suspensi padat-elastis. Dalam keadaan gel, fase terdispersi
membentuk gumpalan berupa rantai atau fibril yang disebut dengan
misel. Fibril tersebut membentuk struktur tumpukkan sikat. Media
dispersi dibentuk oleh daya tarik kapiler atau adhesi di celah-celah
antara fibril.
1. Agar (reversibel hydrocolloid)
● Perubahan fisik agar dari sol menjadi gel diinduksi
oleh penurunan suhu.
● Gel mencair menjadi sol saat dipanaskan dengan
suhu 70 C– 100 C.
● Ketika sol didinginkan, terdapat titik yang dikenal
dengan suhu gelasi (antara 37 C dan 50 C) sehingga
material ini disebut dengan reversible hydrocolloid.
● Suhu gelasi yang terlalu tinggi dapat melukai
jaringan mulut, tetapi suhu gelasi yang terlalu
rendah tidak akan membentuk impresi karena sol
tidak akan terbentuk menjadi gel.

2. Alginate (ireversibel hydrocolloid)
● Fast-setting alginate (1,5–3 menit) dan normal
setting alginate (3–4,5 menit)
● Semakin tinggi temperatur, semakin cepat setting
time nya
● Temperatur biasanya diatur pada 20 C

● Tingkat kekuatan bahan cetak dipengaruhi oleh


komposisi air dan cara manipulasi material ini
● Jika terlalu banyak/terlalu sedikit air yang
digunakan dalam pencampuran, hasil akhirnya akan
kurang elastis
● Jika manipulasi tidak sempurna akan menyebabkan
bahan-bahan tidak larut sempurna sehingga hasil
cetakan kurang sempurna
● Overmixing akan memecah pembentukan jaringan
kalsium alginat dan mengurangi kekuatan bahan
cetak
● Shelf life alginat dipengaruhi oleh suhu
penyimpanan. Material ini harus disimpan di tempat
sejuk dan kering.
SIFAT MATERIAL CETAK HIDROKOLOID (ELASTIS)
Kualitas stone cast pada hidrokoloid bergantung pada interaksi
antara gypsum dan alginat selama proses setting.
1. Stabilitas dimensi
Setelah cetakan dikeluarkan dari jaringan mulut dan terkena
suhu ruang, terjadi penyusutan sineresis dan penguapan.
Sebaliknya, jika cetakan direndam di dalam air maka akan
terjadi imbibisi. Media penyimpanan–seperti larutan
kalsium sulfat 2% –membantu mengurangi perubahan
dimensi material cetak ini.

Perubahan termal juga berkontribusi terhadap perubahan


dimensi. Cetakan alginat menyusut karena perbedaan
termal antara suhu mulut (37 C) dan suhu kamar (23 C).

2. Kompatibilitas dengan gipsum


Kekurangan setting gypsum dapat diatasi dengan dua cara,
yaitu dengan merendam dalam larutan kalium sulfat 2% dan
memasukkan gypsum pengeras seperti sulfat. Fluorida yang
terkandung dalam alginat akan membentuk endapan
kalsium fluorida halus yang mempercepat pengerasan
gypsum.

3. Disinfeksi
Prosedur desinfeksi relatif cepat untuk mencegah perubahan
dimensi. Prosedur ini dapat menggunakan iodofor atau
fenol dengan waktu tidak lebih dari 10 menit.

4. Akurasi
Agar merupakan salah satu bahan cetak paling akurat.

5. Effect of mishandling
Penyebab umum kegagalan pada bahan cetak hidrokoloid
adalah tabel berikut.

MATERIAL CETAK NON ELASTIS


1. Impression plaster
● Sangat britel dan rapuh

2. Impression compound
● Mengalami perubahan dimensi dalam suhu yang
tinggi

3. Zinc oxide-eugenol (ZOE) paste


● Penyusutan terjadi selama bahan cetak mengeras
namun tidak ada perubahan dimensi yang
signifikan.

d. Komposisi
MATERIAL CETAK ELASTOMER
1. Polisulfida
Base paste
● Merupakan polimer polisulfida yang mengandung
merkaptan (-SH)
● Lithopone atau titanium dioksida sebagai filler
untuk memberikan kekuatan, sifat plastis (sibutyl
phthalate)
● 0,5% belerang sebagai akselelator
Catalyst paste
● Timbal dioksida sebagai filler
● Oleat atau asam stearat sebagai pengontrol laju
reaksi pengerasan
● Timbal dioksida berfungsi untuk memberikan warna
coklat yang khas

2. Kondensasi silikon
Tersedia dalam bentuk base paste dan low-viscosity liquid
catalyst.
Base paste
● Base paste terdiri dari α-ω-hidroksil-poli dimetil
siloksan.
● Pengerasan material ini akibat adanya cross-linking
antara terminal grup dengan alkil silikat membentuk
tiga dimensi
● Produk samping dari reaksi ini adalah etil alkohol.
Penguapan etil alkohol berperan besar dalam setting
material.
3. Adisi silikon
● Material ini sering disebut polyvinyl siloxane (PVS)
atau bahan cetak vinil polisiloksan.
● Polimerisasi adisi antara divinylpolysiloxane dan
polymethylhydroslioxane dengan garam platinum
sebagai katalis
● Mengandung polymethylhydrosiloxane (base paste)
dan divinylpolysiloxane (catalyst paste)
● Mengandung filler
● Tidak ada produk samping
4. Polieter
● Material polieter dibedakan menjadi polimerisasi
pembukaan cincin aziridin yang rantai utamanya
adalah kopolimer etilen oksida dan tetrahidrofuran
● Cross-linked diinisiasi oleh ester sulfonat aromatik
● Ikatan silang dengan polimerisasi kationik melalui
gugus imina
● Base paste mengandung polimer, silika koloid
sebagai filler
● Pasta akselerator mengandung alkil-aromatik,
sulfonat sebagai filler
● Rantai utama didominasi oleh eter sehingga material
ini paling hidrofilik dari semua material elastomer
● Tipe kedua berdasarkan polimerisasi kondensasi
yang dikatalisis asam dari pra polimer polieter
dengan gugus terminal jalur alkoksi
● Sering disebut dengan hibrida karena ikatan eter
sebagai rantai utama

MATERIAL CETAK HYDROCOLLOID (ELASTIS)


1. Agar (reversibel hydrocolloid)
● Agar merupakan polisakarida yang diekstrasi dari
jenis alga dan merupakan bahan aktif utama
material ini, sedangkan air merupakan konstituen
utama
● Boraks ditambahkan untuk menguatkan gel karena
sifatnya sebagai penghambat pengerasan gipsum
● Akselerator kalium sulfat ditambahkan untuk
menangkal efek boraks
● Silika, lilin, dan semacamnya ditambahkan sebagai
filler untuk mengontrol kekuatan, viskositas, dan
kekakuan.
● Timol dan gliserin ditambahkan sebagai agen
bakterisida dan plasticizer
● Hidrokoloid disajikan dalam dua bentuk, yaitu
material injeksi dan material tray.

2. Alginate (ireversibel hydrocoloid)


● Alginat yang mengeras merupakan proses
cross-linking antara asam alginat dengan ion
kalsium
● Asam alginat–yang diekstrak dari alga
coklat–adalah kopolimer asam β-D-mannuronat dan
asam α-L-guluronat
● Alginat dengan asam guluronat yang lebih tinggi
biasanya menghasilkan interaksi yang lebih kuat
dengan kalsium sehingga menghasilkan kekuatan
gel yang lebih besar
● Alginat kaya akan asam manuronat
● Bahan aktif utama→natrium, kalium, atau alignat
triethanolamine
● Tanah diatom dan seng oksida berperan sebagai
filler untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan
gel
● Tekstur halus agar permukaan gel kokoh dan tidak
lengket
● Kalsium sulfat dihidrat sebagai reaktor
● Retarder → mengontrol setting time
● Fluorida sebagai akselerator untuk pengaturan
dental stone dan memastikan permukaan cor yang
keras dan padat
● Polietilen glikol ditambahkan untuk
menggumpalkan partikel sehingga material minim
debu
● Pasta alginat → sol alginat, filler, retarder, dan
bahan lain
● Pasta lain → gipsum dihidrat, filler, retarder,
gliserol/glikol, minyak silikon.

MATERIAL CETAK NON ELASTIS


1. Impression plaster
● Potasium sulfat berperan sebagai agen anti-setting
untuk mengurangi setting expansion
● Retarder (borax) berperan sebagai bubuk untuk
akselerasi setting yang disebabkan oleh potasium
sulfat, sehingga setting time dapat dikontrol
● Alizarin red berperan sebagai agen pewarna agar
mudah dibedakan antara model dengan casting

2. Impression compound
● Merupakan campuran wax, thermoplastic resin,
filler, dan coloring agent
● Shellac, asam stearat, dan gutta-percha berperan
dalam memperkuat sifat plastis
● Filler ditambahkan guna menambah viskositas
ketika berada di dalam mulut dan rigid ketika berada
di suhu ruang

3. Zinc oxide-eugenol (ZOE) impression paste


● Dibedakan menjadi 2 pasta
● Satu tube pasta mengandung zinc oxide dan mineral
oil, sedangkan pasta lainnya mengandung eugenol
dan rosin
● Minyak sayur atau mineral oil berperan dalam
plastisitas dan membantu mengimbangi reaksi
eugenol yang menyebabkan iritasi
● Rosin berperan untuk menghasilkan campuran yang
homogen
● Balsam peru berperan untuk menambah alir dan
pencampuran
● Wax, inner poster (kaolin, talc) berperan sebagai
filler

e. Manipulasi
MATERIAL CETAK ELASTOMER
Material cetak elastomer dapat dilakukan tiga macam manipulasi,
yaitu:
● Hand mixing
○ Harus mengeluarkan bahan dengan panjang yang
sama ke mixing pad atau glass slab
○ Pasta katalis pertama dikumpulkan pada spatula
stainless steel dan kemudian disebarkan ke pasta
base.
○ Campuran tersebut kemudian disebarkan di atas
mixing pad
○ Massa/ gumpalan yang terdapat kemudian dikikis
dengan pisau spatula dan disebarkan secara merata
ke depan dan ke belakang pada alas pencampur.
○ Proses ini dilanjutkan sampai pasta campuran
berwarna seragam, tanpa adanya goresan pada pasta
dasar atau katalis yang muncul dalam campuran.

● Static mixing
○ Mengubah dua bahan cair (atau seperti pasta)
menjadi campuran homogen tanpa pencampuran
mekanis.
○ Perangkat yang digunakan adalah gun/ tembakan
untuk memadatkan bahan dalam two-cylinder
cartridge
○ Kelebihan : Menghasilkan campuran yang lebih
seragam, menghasilkan lebih sedikit rongga dalam
campuran, dan waktu yang lebih singkat.

● Dynamic mechanical mixing


○ Mesin atau motor mesin akan menggerakan impeller
yang berada di mixing tip dan mencampur material.
○ Fungsi impeller hanya untuk mencampur material
saat melewatinya; dan tidak mendorong material
○ Material akan tersimpan dalam susunan kantong
plastik di dalam cartridge/kartid
○ Jumlah material yang dihasilkan dari mixing tip
sedikit lebih besar daripada static mixing
○ Dengan menggunakan ini, pencampuran bahan
dengan viskositas tinggi secara menyeluruh menjadi
lebih mudah

MATERIAL CETAK NON ELASTIS


1. Impression plaster
● Tray akan ditambahkan 1–1,5 mm resin akrilik atau
shellac karena impression plaster terlalu cair juka
langsung ditambahkan ke tray
● Desinfeksi dapat dilakukan dengan merendam
cetakan ke dalam sodium hipoklorit selama 10
menit

2. Impression compound
● Suhu peleburan akan menurun seiring material
mengalami plastisitas
● Cetakan harus diperlakukan dengan lembut sampai
suhu berada di bawah suhu fusi
● Desinfeksi menggunakan 2% larutan alkalin
glutaraldehid

3. Zinc oxide-eugenol (ZOE) impression paste


● Pencampuran kedua pasta dilakukan pada lapisan
kedap minyak atau glass mixing slab
● Proporsi keduanya harus tepat dengan menekan dua
strip pasta
● Manipulasi dilakukan dengan stainless steel spatula
● Dapat digunakan untuk gingivektomi maupun
membantu retensi obat dalam luka penyembuhan

f. Kelebihan dan kekurangan


MATERIAL CETAK ELASTOMER
1. Polisulfida
● Kelebihan → working time lama, flexibility yang
baik, detail, dan harga relatif murah.
● Kekurangan → Membutuhkan custom tray, bau
kurang sedap, setting time lama, hidrofobik, dan ada
kemungkinan untuk jatuh ke tenggorokan pasien.
2. Silikon
● Tipe condensation:
○ Kelebihan → Working time singkat, mudah
untuk melihat margin.
○ Kekurangan → Low tear strength, produk
sampingan berupa alkohol yang mudah
menguap.
● Tipe addition:
○ Kelebihan →Akurat, stabilitas tinggi, setting
time singkat.
○ Kekurangan → Hidrofobik, kontaminasi sulfur
→ menghambat setting.

3. Polieter
● Kelebihan → akurat, setting time singkat,
dimensional stability yang baik.
● Kekurangan → material yang set kaku, working time
sebentar, hipersensitivitas pada beberapa kasus.

MATERIAL CETAK ELASTIS


1. Agar
● Kelebihan:
○ Material murah.
○ Tidak memiliki bau tidak enak.
○ Nontoxic dan nonstaining.
○ Hidrofilik.
○ Mudah dituangkan ke stone.
○ Stone mudah dihilangkan dari cetakan
hydrocolloid.
● Kekurangan:
○ Gypsum harus segera dituangkan.
○ Dimensionally unstable.

2. Alginat
● Kelebihan:
○ Non-toxic dan non-iritasi.
○ Fleksibel.
○ Bau yang tidak menyengat.
○ Bersih dan nyaman.
○ Harga terjangkau.
○ Memiliki shelf-life yang panjang.
● Kekurangan:
○ Mudah mengalami perubahan dimensi.
○ Dapat memperlambat setting gypsum.
○ Mudah robek.

MATERIAL CETAK NON ELASTIS


1. Impression plaster
● Kelebihan:
○ Mampu merekam jaringan lunak dalam
keadaan tidak terkompresi.
○ Kontak sangat intim antara material cetak
dengan jaringan.
○ Perubahan dimensional setting yang kecil.
○ Cetakan sangat akurat.
● Kekurangan:
○ Sensasi kering setelah cetakan dibuat.

2. Zinc oxide-eugenol (ZOE) paste


● Kelebihan:
○ Stabilitas dimensi bagus.
○ Permukaan akurat dan detail.
○ Working time cukup singkat.
○ Dapat beradaptasi dengan jaringan lunak.

● Kekurangan:
○ Tidak elastis.
○ Eugenol dapat membuat sensasi terbakar dan
rasa yang tidak nyaman pada beberapa
pasien.
○ Melekat pada kulit, maka kulit di sekitar
rongga mulut pasien perlu dilindungi dengan
petroleum jelly.

2. Gipsum
a. Definisi dan fungsi
Gipsum (CaSO4•2H2O; kalsium sulfat dihidrat) adalah mineral
yang merupakan produk samping dari desulfurisasi gas pembangkit
tenaga batu bara. Aplikasi gipsum di dalam kedokteran gigi adalah
sebagai produksi model studi untuk struktur mulut dan
maksilofasial. Selain itu, material ini juga digunakan untuk
material pembantu operasi laboratorium gigi dalam membuat
prostesis gigi.

b. Klasifikasi
ADA mengklasifikasikan lima jenis gypsum sesuai dengan tujuan
penggunaannya:
1. Impression plaster (tipe I)
● Komposisi: β-hemihydrate
● Jarang digunakan untuk pembuatan cetakan gigi
karena telah digantikan oleh material hidrokoloid
dan elastomer

2. Model plaster (tipe II)


● Untuk pembuatan gigi tiruan
● Ekspansi dan kekuatannya memadai
● Biasanya berwarna putih alami

3. Dental stone (tipe III)


● Memiliki daya tekan 20,7 MPa, tetapi tidak
melebihi 34,5 MPa
● Digunakan untuk konstruksi gips pada pembuatan
gigi tiruan penuh agar sesuai dengan jaringan lunak
● Memiliki kekuatan yang cukup untuk gigi palsu
sehingga gigi tiruan tidak mudah lepas

4. Dental stone, high strength (tipe IV)


● Modifikasi α-hemihydrate
● Partikel berbentuk kubus
● Dilapisi oleh wax
● Batu tahan abrasi→ pelapisan perak

5. Dental stone, high strength, high expansion (tipe V)


● Daya tekan yang lebih tinggi daripada tipe IV
● Dapat menurunkan rasio W/P
● Ekspansi maksimum 0,1%--0,3%
● Memiliki penyusutan pengecoran yang lebih
besar→ memerlukan ekspansi yang lebih tinggi
dalam stone impression untuk membantu
mengkompensasi penyusutan
● Memproduksi cetakan untuk inlay dan onlay

6. Spesial gypsum
● White stone atau plester untuk model studi
orthodontists → setting cepat dan memiliki ekspansi
rendah, kekuatan yang cukup rendah →
memungkinkan pemangkasan yang mudah dan
memfasilitasi pemisahan gips dari pelat pemasangan
artikulator.
● Setting yang sangat cepat dan siap digunakan dalam
5 menit, tetapi memiliki sedikit waktu kerja.
● Berubah warna untuk menunjukkan kapan produk
tersebut siap digunakan.
● Mengandung sedikit plastik atau resin →
mengurangi kerapuhan dan meningkatkan ketahanan
terhadap abrasi selama pengukiran pola lilin.

c. Sifat
PENGERASAN GYPSUM
1. Reaksi pengerasan
Reaksi pengerasan terjadi akibat reaksi berikut:
● Ketika hemihidrat bercampur dengan air hingga
membentuk larutan
● Larutan hemihidrat jenuh membentuk Ca2+ dan
(SO4) 2-
● Terjadi pengendapan
● Saat dihidrat mengendap, hemihidrat berlanjut untuk
melarut
● Proses berlangsung membentuk kristal baru dan
akan mengendap di larutan
2. Menghitung reaksi pengerasan
● Mixing time: waktu dari penambahan bubuk ke air
sampai pencampuran selesai, biasanya 20–30 detik
● Working time: waktu dari awal pencampuran
sampai mendapatkan konsistensi yang diinginkan,
biasanya 3 menit sudah termasuk pencampuran,
penuangan, dan membersihkan peralatan
● Setting time: ketika ketebalan mencapai 2,12 mm
dan berat 113,4 g
● Final setting time: 453,6 g dan dengan diameter
ujung 1,06 mm

3. Mengontrol setting time


Terdapat tiga mekanisme yang dapat dikontrol:
● Kelarutan hemihidrat → jika kelarutan hemihidrat
meningkat, saturasi akan dicapai lebih cepat
sehingga pengendapan terjadi lebih cepat
● Jumlah inti kristalisasi → nukleasi merupakan saat
Ca2+ dan (SO4)2- dalam larutan mulai berkumpul.
Semakin besar jumlah inti → semakin cepat kristal
dihidrat terbentuk sehingga lebih cepat mengeras
● Laju pertumbuhan kristal → mempercepat
pengerasan

4. Modifier untuk mengontrol setting time


Modifier kimiawi → retarder (borax) dan akselerator yang
berperan dalam mempercepat pengerasan dengan
meningkatkan jumlah kristal dihidrat.
SETTING EXPANSION
1. Mekanisme setting expansion
Ketika dokter gigi memproduksi model gypsum, maka yang
akan terjadi hanya lah setting expansion. Setiap kontraksi
yang terjadi selama periode induksi tidak berpengaruh
terhadap dimensi karena campuran masih cair. Ketika
cukup banyak kristal yang terbentuk maka ekspansi
kembali ke pengaturan awal, yaitu di sekitar titik minimal
kurva (titik di mana ekspansi dimulai).
2. Mengontrol setting expansion
● Efek dari W/P ratio dapat meningkatkan setting
expansion.
● Ketika W/P ratio tertinggi → makin sedikit nukleus
yang mengkristal
● Paling efektif dengan menambahkan zat aditif

3. Higroskopis setting expansion


● Ekspansi higroskopis diperoleh selama setting
plester
● Higroskopis yang lebih besar digunakan dalam
pembuatan restorasi
● Air hangat (38 C) sering digunakan sebagai
perendaman untuk mendapatkan higroskopis
expansion
● Suhu yang lebih tinggi → pola lilin berkembang
KEKUATAN GYPSUM
1. Efek kandungan air
● Wet strength → kekuatan yang ditentukan ketika air
masuk lebih dari yang dibutuhkan untuk
menghidrasi hemihidrat
● Dry strength → kelebihan air yang dihilangkan

2. Efek rasio W/P


● Semakin besar rasio W/P, semakin besar porositas
● Semkain besar rasio W/P, dry strength makin
berkurang
3. Efek manipulasi dan zat aditif
● Penambahan akselerator atau retarder →
menurunkan wet strength dan dry strength
● Penambahan garam → pengurangan kohesi antar
kristal

d. Komposisi
● Komposisi atau bahan utama dalam gypsum yaitu
kalsium CaSO4.2H2O atau sulfat dihidrate. Komposisi
kimia dalam kalsium sulfat dihidrate yaitu:
○ CalCium Oksida (CaO) = 32,57 %
○ Calcium (Ca) = 23,28 %
○ Air (H2O) = 20,93 %
○ Sulfur (S) = 18,62 %
○ Hidrogen (H) = 2,34 %

e. Manipulasi
● Kombinasi bubuk dan air:
○ Rasio mempengaruhi konsistensi campuran,
kekuatan material, ekspansi dan setting time
○ Air diukur dengan menggunakan small graduated
cylinder in milliliters dan bubuk diukur dengan
skala massa bukan volume.
○ Air dimasukkan terlebih dahulu baru bubuknya
(ditaburkan) selama 30 detik

● Spatulasi:
○ Material plaster dicampur dengan tangan pada
mangkuk karet fleksibel
○ Diaduk dengan menggunakan spatula selama 1
menit
○ Spatulasi yang tidak memadai sering disebabkan
karena ketakutan bahwa material akan nge set
sebelum dituangkan
○ Operator harus mengeruk sisi mangkuk dengan
menggunakan spatula untuk memastikan air
membasahi semua bubuk

3. Malam
a. Definisi dan fungsi
● Wax atau lilin merupakan polimer organik yang tersusun
atas hidrokarbon dan turunannya (misal ester dan alkohol)
dari asam lemak.
● Wax merupakan bahan termoplastik alami maupun sintetis
● Melunak menjadi plastis pada suhu rendah
● Berwujud pada suhu padat dan meleleh tanpa diikuti
dekomposisi
● Wax digunakan sebagai pola untuk inlay, mahkota gigi, dan
gigi palsu sebagian maupun seluruhnya
● Untuk bite registration dan dapat digunakan sebagai impresi
daerah edentulous
● Aplikasi restoratif

b. Klasifikasi
Klasifikasi dental wax berdasarkan tempat penggunaannya:
● Klinik
○ Bite registration wax
○ Disclosing wax
○ Utility wax
○ Low melting type I inlay wax
● Laboratorium
○ Boxing wax
○ Baseplate wax
○ Sticky wax
○ Beading wax
○ Utility wax
○ Hard, medium, dan soft type II inlay wax

Klasifikasi dental wax berdasarkan fungsinya:


● Pattern wax → pembentukan pola
○ Casting wax, inlay wax, baseplate wax
● Processing wax → alat bantu restorasi
○ Boxing wax, utility wax, dan sticky wax
● Impression wax → mengoreksi kesalahan kecil
○ Bite registration, correction wax

c. Sifat
1. Thermal expansion
● Memiliki koefisien ekspansi termal yang tinggi
● Memiliki dua laju ekspansi termal di antara 22 – 52
C
● Sensitif terhadap suhu (wax memuai ketika
kenaikan suhu dan mengalami kontraksi ketika suhu
diturunkan)

2. Properti mekanik
● Memiliki modulus elastisitas, proportional limit, dan
kekuatan komprehensif paling rendah
● Termoplastis
● Brittle dalam suhu kamar

3. Ductility
● Berbanding lurus dengan suhu
● Berbanding terbalik dengan titik leleh

4. Residual stress
● Stress yang tertinggal dalam wax pasca manipulasi
(pemanasan, pendinginan, pengukiran, dll)

d. Komposisi
1. Natural waxes
● Mineral
○ Lilin parafin → hasil olahan minyak mentah
○ Lilin mikrokristalin → hasil olahan minyak
bumi
● Hewani
○ Beeswax → hasil olahan sarang lebah
● Tumbuhan
○ Carnauba wax → dedaunan pohon palem
Carnauba
○ Candella wax → tumbuhan

2. Synthetic waxes
● Merupakan wax yang dibuat oleh manusia
● Mengandung polietilen
● Contoh:
○ Acrawax
○ Aerosol CT
○ Flexowax C
○ Epolene N-10
○ Albacer
3. Additives
● Natural resins
● Minyak
● Lemak
● Pewarna

e. Manipulasi
1. Baseplate wax
● Siapkan baseplate wax, pisau wax, spiritus, dan
model
● Membuat outline pada model
● Bagi baseplate wax menjadi dua bagian sama besar,
bagian satu untuk RA (dapat langsung
dimanipulasi). Bagian RB dipotong seperti huruf V
sebelum manipulasi
● Siapkan lampu spiritus dengan api sedang
● Manipulasi wax dengan memanaskan di atas spiritus
dengan merata
● Letakkan lempeng wax pada model dan tekan-tekan
dengan ibu jari
● Rapikan wax pada model dengan memotong wax
sesuai garis outline menggunakan pisau wax dan
rapikan seluruh tepi wax

2. Inlay wax
● Siapkan inlay wax dan model
● Panaskan inlay wax dengan pemanas spiritus,
alkohol, atau listrik
● Masukkan inlay wax yang telah melunak pada
cavitas gigi selagi ditekan dan ditahan hingga
mengeras
● Keluarkan wax

3. Bite wax
● Siapkan bite wax dan model
● Panaskan bite wax dengan pemanas spiritus,
alkohol, atau listrik
● Letakkan wax pada permukaan oklusal gigi
● Posisikan model untuk menggigit wax
● Lepas wax saat mengeras

f. Kelebihan dan kekurangan


● Kelebihan:
○ Mudah digunakan dan telah menjadi alat standar
konsolidasi
○ Dapat digunakan pada pasien yang bermasalah
dengan saliva dan yang dikontradiksikan dengan
intervensi famakologis
● Kekurangan:
○ Paraffin wax merupakan komponen utama yang
membentuk dental wax → efek flakiness sehingga
perlu ada modifiers yang dapat mengurangi efek ini
○ Kurangnya stabilitas dimensi yang baik → rentan
terhadap perubahan suhu

4. Material tanam tuang


a. Definisi dan fungsi
Material investment atau material tanam tuang merupakan bahan
tanam yang digunakan untuk mendapatkan mould/cetakan sewaktu
pengecoran logam dalam pembuatan inlay, onlay, crown, dan
bridge.
● Sprue → saluran logam atau plastic akan dituangkan ke
dalam cetakan
● Sprue former → pembentuk sprue
● Wax pattern → pola lilin
● Casting ring → wadah yang digunakan untuk mencetak

Bahan material investment → dituangkan di sekitarnya (dalam


bentuk cair) → investment mengeras →lilin dan sprue dikeluarkan
dengan cara melunakkan/membakarnya → hasilnya ada suatu
mould yang akan dapat diisi dengan alloy keramik

Bagaimana cara kerja material investment?


● Wax pattern telah dipasangkan” untuk membentuk suatu
mold/ cetakan pada replika gigi
● Sprue dipasangkan ke bagian paling “bulky” untuk
mengurangi risiko hancurnya wax pattern. Sprue juga
dipasang dengan menghindari bagian central oklusal gigi.
● Cabut wax pattern dan sprue
● Terbentuk casting dari wax pattern dengan sprue yang
masih menempel
● Pasang pada crudle former dan pasangkan casting ring
● Tuang investment material
● Investment material mengeras.
● Casting dan sprue dikeluarkan dengan cara melunakkan
dan/atau membakarnya
● Bagian dalam wax pattern cair dan keluar melalui sprue.
Hal ini akan menghasilkan ruang untuk bahan cetak
(keramik/ alloy)
● Tersisa mould yang dapat diisi dengan alloy atau keramik
menggunakan teknik cor
● Bahan cetak yang masih cair masuk lewat sprue ke dalam
ruangan yang dibentuk wax pattern

b. Klasifikasi
1. Gypsum bonded investment
● Berbentuk bubuk yang nantinya akan dicampur
dengan air
● Terdiri dari silica (SiO2) dan calcium sulphate
hemihydrate
● Tiga jenis silica : quartz, cristobalite, dan tridymite
● Umumnya digunakan untuk gold casting alloys
● Terdapat 3 jenis gypsum, ketiga jenis akan
menyusut setelah dehidrasi pada kisaran suhu 200 C
- 400 C kemudian akan mengalami ekspansi pada
kisaran suhu 400 C-700C dan kemudian menyusut
● Setting time : tidak kurang dari 5 menit dan tidak
lebih dari 25 menit (inlay) & 9-18 menit (modern
inlay)

2. Phosphate bonded investment


● Terdiri dari 80% silica (cristobalite, quartz, atau
campuran keduanya) , magnesium oxide , dan
phosphate
● Ketika material tersebut dicampur dengan air,
phosphate akan beraksi dengan oxide dan
membentuk magnesium ammonium phosphate
yang akan mengikat silica dan membuat mould
investment mengeras
● Memiliki porositas yang cukup untuk
memungkinkan pembebasan udara dan gas lainnya
● Semakin tinggi suhu pengadukan, semakin cepat
waktu pengerasan

3. Silica bonded investment


● Lebih kompleks dan memakan lebih banyak waktu
● Binder berupa silica
● Ketika pH sodium silicate menurun (karena
penambahan acid), bonding silicic acid gel akan
terbentuk
● Partikel melekat dengan kuat → tidak ada ruang
udara → high density
● Proses gelasi lambat dan memakan waktu.

c. Sifat
1. Gypsum bonded investment
● Jika dipanaskan dengan suhu tinggi (200-400 C),
material ini akan mengalami dehidrasi dan
menyusut
● Setting time material ini sekitar 5-25 menit
● Investment tipe I memiliki setting expansion sebesar
0,6%
● Normal setting expansion sebesar 0,4%
● Investment tipe II memiliki hygroscopic setting
expansion sebesar 1,2%-2,2%
● Thermal expansion investment tipe I antara
0%-0,6% pada 500 C, sedangkan thermal expansion
investment tipe I kurang dari 1% atau lebih besar
dari 1,6%
● Jika didinginkan dari 700 C akan mengalami
penyusutan yang setara dengan pemuaian karena
kandungan silica dan cristobalite nya
● Kekuatan compressive nya tidak kurang dari 2.4
Mpa
● Semakin tinggi kandungan kristal gipsum dan
uniformitas ukuran partikelnya, semakin rendah
porositasnya

2. Phosphate bonded investment


● Berkembang pesat dalam penggunaan
logam-keramik dan hot-pressed prostesis
● Saat setting dapat terjadi sedikit ekspansi jika
ditambah dengan larutan colloidal silica
● Campuran phospate investment dengan air akan
menyusut pada kisaran suhu 200 C-400 C
● Semakin hangat suhu campuran, semakin cepat
setting time nya
● Material ini meningkatkan kehalusan bergantung
pada prosedur investment yang digunakan
3. Ethyl silicate investment
● Lebih complex dan memakan waktu dalam
prosedurnya.
● Material ini akan kering pada suhu dibawah 168 C
sehingga silica akan kehilangan alkohol dan air
● Penambahan beberapa jenis senyawa animo ke
larutan ethyl silicate akan membuat hidrolisis
● Jika ethyl silicate–bonded investment dipanaskan
antara suh 1090˚C hingga 1180˚C sejumlah silica
akan berubah menjadi quartz yang dapat
menimbulkan ekspansi

d. Komposisi
1. Gypsum bonded investment
● Mengandung α-hemihydrate
● 25-45% kalsium sulfat hemihidrat (berfungsi
sebagai binder)
● Silica allotropes
● 65-75% quartz dan cristoballite (bentuk silika)
● 2-3% bahan kimia tambahan seperti bahan pewarna

2. Phosphate bonded investment


● Mengandung 80% cristoballite, quartz, maupun
campuran keduanya
● Mengandung magnesium oksida dan monoamonium
fosfat
● 33% colloidal silica
● Mengandung carbon agar hasil casting lebih bersih

3. Ethyl silicate bonded investment


● Silica gel yang membentuk cristobalite saat suhu
tinggi (binder)
● Membentuk silicic acid gel bonding agent
● Mengandung magnesium oxide sebagai penguat
● Dapat terbuat dari hidrolisis ethyl silicate

e. Manipulasi
1. Gypsum bonded investment
● Penanaman pola malam (investing) dapat dilakukan
○ Keadaan vakum, menggunakan alat khusus,
untuk mengurangi adanya gelembung udara.
○ Mengolesi pola malam dengan campuran
investment menggunakan kuas
○ Mould (ring yang berongga), sebelum
dilakukan pengecoran dipanasi dulu sampai
150°C kemudian 700°C
● Setting time investment 5-25 menit
● Setting expansion : membantu membesarkan
cetakan untuk mengkompensasi beberapa casting
shrinkage dari alloy
● Cara lain untuk membesarkan cetakan pengecoran :
hygroscopic setting expansion
● Terjadi saat ketika produk gypsum set when placed
in contact dengan air yang dipanaskan
● Bisa mengalami thermal expansion (semakin
banyak solid, semakin tinggi magnitude thermal
expansion)

2. Phosphate bonded investment


● Bahan ini dicampur dengan air
● Oleh karena kekuatan dari bahan, tidak dibutuhkan
bumbung tuang logam. Sebagai gantinya, dapat
dipergunakan bumbung plastik yang akan dilepas
setelah setting, sebelum dilakukan pemanasan
● Bahan pendam dipanaskan sampai 1000-1100°C
● Ekspansi. Reaksi setting disertai dengan ekspansi
analog dengan pertumbuhan kristal gipsum.
Ekspansi termis juga terjadi sewaktu pemanasan.
● Porositas. Bahan pendam phosphate-bonded yang
telah set menunjukkan derajat porositas tertentu
yang serupa dengan bahan pendam yang
mengandung gipsum
● Kekuatan. Bahan yang telah set bertambah kuat
sewaktu dipanaskan, hal ini kemungkinan
disebabkan karena interaksi kimia antara silika dan
bahan pengikat yang menghasilkan senyawa rumit
silikofosfat

3. Ethyl silicate bonded investment


● Bubuk ditambahkan ke cairan etil silikat
terhidrolisis, dicampur dengan cepat dan digetarkan
ke dalam cetakan, yang memiliki kerah ekstra untuk
menambah ketinggian
● Cetakan ditempatkan pada vibrator yang memiliki
aksi tamping
● Ini memungkinkan partikel yang lebih berat untuk
mengendap sementara kelebihan cairan dan
beberapa partikel yang lebih halus naik ke atas
● Bagian atas cetakan rentan terhadap retak karena
penyusutan pengeringan yang lebih besar dari
penguapan etil alkohol
● dalam waktu sekitar 30 menit akselerator dalam
bubuk mengeraskan bagian yang terjepit, dan
kelebihannya dituangkan (untuk menghindari
pembentukan retak)
● rasio bubuk cair di bagian yang siap sangat
berkurang dan penyusutan pengaturan berkurang
menjadi 0.1%

f. Kelebihan dan kekurangan


1. Gypsum bonded investment
● Kelebihan:
○ lebih mudah dimanipulasi
○ kekuatan yang memadai
○ porositas yang memadai
○ lebih murah
○ jumlah perubahan dimensi
○ lebih mudah dikendalikan
● Kekurangan:
○ tidak stabil secara termal pada suhu tinggi
○ bubuk bersifat higroskopis
○ Wax burnout yang tidak tepat dan gaya
pengecoran yang tinggi dapat menghasilkan
retakan pada investment

2. Phosphate bonded investment


● Kelebihan:
○ Memiliki kekuatan api yang tinggi sehingga
dapat ditangani tanpa rusak untuk wax
burnout dan cukup kuat untuk menahan
benturan dan tekanan
○ Memiliki setting tinggi dan ekspansi termal
yang cukup
○ Dapat menahan suhu lebih dari 900°C

3. Ethyl silicate bonded investment


● Terjadi ekspansi yang besar oleh silica untuk
mengimbangi setting kontraksi dari bahan pendam
dan kontraksi alloy saat setting
● Memiliki partikel bahan yang sangat rapid dan rapat
sehingga memiliki sifat porositas yang kecil
sehingga dibutuhkan lubang untuk keluar masuknya
udara dari dalam mold

Referensi:
Anusavice K, Shen C, Rawls H. Phillips' Science of Dental Materials. 12th ed.
USA: Elsevier I
Sakaguchi R, Ferracane J, Powers J. Craig’s restorative dental materials. 14th ed.
Missouri: Elsevier; 2019. 252-3 p.
McCabe J, Walls A. Applied Dental Materials, Ninth Edition. London: Blackwell;
2008.
O’Brien WJ. Dental Materials and Their Selection, 4th ed. Quintessence
publishing Co, Inc, 2008.
Craig R, Powers J, Sakaguchi R. Craig's restorative dental materials. 13th ed. St.
Louis, Mo.: Mosby Elsevier; 2006.
F. Analisis Masalah (spiderweb)

G. Kesimpulan
Material cetak gigi merupakan bahan yang digunakan untuk membuat
replika gigi yang akurat. Material cetak kedokteran gigi dibedakan
berdasarkan setting mechanism, sifat mekanik, dan aplikasi klinisnya.
Berdasarkan setting mechanism nya, material cetak dibedakan menjadi
material reversibel dan irreversibel. Berdasarkan sifat mekanik dan
aplikasinya, material cetak dibedakan menjadi material rigid dan material
elastis.
Gypsum merupakan material kedokteran gigi yang digunakan untuk
membuat model studi struktur mulut dan maksilofasial. Gypsum
dibedakan menjadi enam tipe, yaitu impression plaster, model plaster,
dental stone, dental stone high strength, dental stone tipe V, dan gypsum
spesial.
Material tanam tuang merupakan bahan tanam yang digunakan untuk
mendapatkan cetakan saat dilakukan pengecoran logam. Biasa digunakan
untuk pembuatan crown, bridge inlay dan onlay.
Malam atau wax merupakan material termoplastik yang berbentuk solid
pada temperatur ruang tetapi akan meleleh pada temperatur yang lebih
tinggi. Dental wax biasa digunakan untuk inlay, restorasi, gigi tiruan
sebagian maupun seluruh.
Diskusi Kelompok Kedua
Tanggal/Jam Diskusi: Selasa, 28 Februari 2023/08.00 WIB
Skenario: Skenario 2
A. Pertanyaan Analitik

1. Sasaran Belajar yang diperoleh :


a. Klasifikasi material wax (pattern wax, processing wax, impression
wax)
b. Pengertian wax distortion
c. Klasifikasi material cetak
d. Stabilitas dimensi cetakan alginat
e. Klasifikasi gipsum (dental plaster dan dental stone)
f. Pengaruh W/P ratio pada setting time dental plaster atau dental
stone

2. Sasaran Belajar yang belum dimengerti :


- Imbibisi dan sineresis
3. Jawaban Pertanyaan Analitik:
1) a. Apa perbedaan Pattern wax, Processing wax, Impression wax.

Klasifikasi Wax Berdasarkan Fungsinya

- Pattern wax,
- untuk pembentukan pola restorasi
- Contohnya: casting wax, inlay wax, baseplate wax
- Processing wax,
- sebagai alat bantu restorasi, baik secara klinis maupun
labolatorium
- Contohnya: boxing wax, utility wax, dan sticky wax
- Impression wax,
- untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan kecil yang telah
dilakukan sebelumnya.
- Contohnya: bite registration, correction wax

Pattern Wax

● Casting Wax
○ Berfungsi untuk membentuk bagian tipis dari pola gigi
tiruan lepasan maupun gigi tiruan cekat
○ Kelebihan → ketika memerlukan bagian-bagian tipis,
nyaman digunakan saat persiapan coping atau clasp

● Inlay Wax
○ Digunakan untuk membuat pola restorasi gigi inlay, bridge,
dan crown
○ Tipe berdasarkan daya alir
■ Hard
■ Medium
■ Soft
○ Dapat mengalami distorsi
○ Terdiri dari beberapa komponen utama
■ Paraffin
■ Micro Crystalline
■ Ceresin
■ Carnauba
■ Candelilla
■ Beeswax

● Baseplate Wax
○ Digunakan pada pembuatan gigi tiruan dan orthodontic
appliances → menentukan dimensi vertikal rahang
○ Tipe
■ Hard → daerah beriklim tropis
■ Medium → daerah beriklim sedang
■ Soft → veneer dan kontur
○ Agar akurasinya terjaga, harus segera diproses
○ Terdiri dari beberapa komponen utama
■ Ceresin
■ Beeswax
■ Carnauba
■ Resin
■ Microcrystalline

Processing Wax

● Boxing Wax
○ Fungsi -> mewadahi gips dan membuat pontics pengganti
untuk gigi tiruan cekat sementara.

● Utility Wax
○ Fungsi -> bahan tambahan laboratorium
● Sticky Wax
○ Fungsi -› menggabungkan material secara non-permanen

Impression Wax

Dental impression wax yang juga dikenal dengan sebutan corrective wax
merupakan wax
yang bersifat thermoplastic dan digunakan untuk membuat dental
impression.

Impression wax dapat terdistorsi jika dilepas dari area undercut =>
material non-elastic
Pemakaian impression wax terbatas pada area edentulous mulut atau di
area permukaan
oklusal.

Soft (lunak) pada temperatur mulut, rigid (kaku) pada suhu ruang.

Jarang digunakan untuk record complete impression, tetapi bias digunakan


untuk
memperbaiki defect kecil dari impression lain misalnya zinc oxide
eugenol.

Macam-macam Impression Wax

Bite Wax
Fungsi dari wax ini adalah untuk mendapatkan artikulasi akurat dari
rahang atas dan rahang bawah:
Setelah bite wax dipanaskan dengan pemanas spiritus,
alkohol, atau listrik. Kemudian dapat diletakkan pada
permukaan oklusal gigi.
Komposisi : beeswax/paraffin/ceresin dan minyak
Corrective Wax
Corrective wax adalah malam yang digunakan untuk melakukan koreksi
pada undercut dan cetak positif gigi dan digunakan dalam prosedur
pengambilan cetak edentulous. Memperbaiki kerusakan margin keramik di
all-ceramic inlays dan crowns
Komposisi : hydrocarbon waxes (paraffin dan ceresin) dan castor oil

b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan wax distortion

● Wax distortion pattern adalah masalah paling serius yang dialami


dalam membentuk dan menghilangkan pola dari sebuah gigi.
● Wax distortion pattern disebabkan oleh oklusi udara dalam pola,
deformasi fisik (selama pencetakan, pemahatan, atau pemindahan),
pelepasan tegangan yang “terperangkap” selama pendinginan
sebelumnya, waktu penyimpanan yang berlebihan, dan perubahan
suhu yang ekstrem selama penyimpanan.
● Wax pattern yang baru dibuat cenderung berubah bentuk dan
ukuran dari waktu ke waktu. Mulai saat pendinginan terjadi,
setelah mencapai kesetimbangan, sampai mencapai keadaan
stabilitas dimensi.
● Sehingga sangat penting untuk mempertahankan wax pattern pada
cetakan beberapa jam untuk menghindari distorsi dan memastikan
keseimbangan kondisi ditetapkan.

● Seperti termoplastik lainnya, wax cenderung untuk kembali ke bentuk


aslinya setelah dimanipulasi yang biasa dikenal sebagai elastic memory.
● Untuk menunjukkan efek ini, sebatang inlay wax dapat dilunakkan di atas
pembakar Bunsen, ditekuk menjadi tapal kuda lalu bentuk, dan
didinginkan dalam posisi ini. Jika kemudian diapungkan di atas air
bersuhu ruang selama beberapa jam tapak kuda akan terbuka, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 10-3, A dan B. 'Ini lebih penting untuk inlay
wax daripada bahan cetak lainnya karena restorasi logam atau keramik
yang ditekan dengan panas yang terbuat dari wax harus sesuai/pas dengan
jaringan keras gigi yang keras.
● Penyimpanan wax pattern terlalu lama dapat menyebabkan distorsi
bentuknya karena efek relaksasi stres. Oleh karena itu, pengecoran dapat
dilakukan ketika pola diinvestasikan setelah dikeluarkan dari preparasi.

2) a. Apa dasar klasifikasi Material cetak


1. Berdasarkan setting mechanism
● Reversible (agar dan impression compound)
○ Melunak saat pemanasan dan akan memadat jika di atas
suhu tubuh tanpa mengalami perubahan kimia
● Irreversible (alginat, ZOE impression paste, impression plaster,
elastomeric impression material)
○ Material tidak dapat kembali ke keadaan semula sebab
telah terjadi perubahan kimia

2. Berdasarkan sifat mekanik


● Rigid (non elastis)
○ Resisten terhadap kelenturan dan mudah patah ketika
ditekan
○ Tidak fleksibel dan mudah patah ketika dibentuk
sehingga memiliki sifat seperti kapur
○ Contohnya ZOE impression paste, impression plaster,
dan impression compound
● Elastis
○ Fleksibel dan dapat dengan mudah dibentuk namun tetap
kembali ke bentuk semula seperti sebelum dibentuk
○ Contohnya agar, alginat, dan elastomer

3. Aplikasi klinis
● Rigid (Non-elastik): ZOE paste dan plaster ideal untuk
membuat cetakan struktur edentulous jaw (karena dengan
konsistensi yang tepat, mereka tidak memampatkan jaringan
saat proses seating. Impression compound sering digunakan
untuk membuat gigi tiruan penuh
● Elastic: Dapat meregang dan mengkompres sedikit, material
ini akan rebound setelah impression tray dikeluarkan dari
rongga mulut. Luasnya dari rebound menentukan keakuratan
material. Memiliki kemampuan untuk membentuk struktur
keras dan jaringan lunak dari mulut (termasuk undercut dan
interproximal spaces)

b. Bagaimana stabilitas dimensi Cetakan Alginate setelah dikeluarkan dari


mulut

● Kemampuan material untuk mempertahankan akurasi cetakan sepanjang


waktu
● Dipengaruhi oleh:
○ Ekspansi akibat penyerapan air/imbibisi
○ Penyusutan akibat evaporasi air dan sineresis
● Kedua proses tersebut bergantung pada kondisi penyimpanan material
● Syneresis dipengaruhi oleh proprietary constituents dari alginat
● Cetakan alginat kehilangan air dengan penguapan dan menyusut saat
didiamkan di udara.
● Cetakan yang didiamkan di udara dalam waktu sesingkat 30 menit
mungkin sudah menjadi tidak cukup akurat, bahkan jika cetakan disimpan
untuk lebih dari 30 menit di udara direndam dalam air, itu tidak dapat
menentukan berapa jumlah air yang telah diserap, sehingga dimensi
sebelumnya tidak akan direproduksi.
● Jika cetakan alginat harus disimpan, cetakan itu seharusnya disimpan
dalam kelembaban relatif 100% dalam kantong plastik atau dibungkus
dengan kertas/tisu lembab (tapi tidak basah).
● Alginat baru telah meningkatkan penyimpanan jangka panjang mulai dari
48 hingga 120 jam saat disimpan dalam kantong plastik.

● Dimensi stabilitas alginat setelah dilakukan imression dipengarhi oleh


waktu dan temperatur
● Menurut studi dari Tehran University, alginat stabil secara signifikan
selama:
○ 12 menit pada suhu ruangan
○ 45 menit pada suhu penyimpanan 4°C
3) a. Apa saja perbedaan dental plaster (Tipe II) dan dental stone (tipe
III)

Dental Plaster Type II

Nama lain dental plaster yaitu model plaster, laboratorium plaster

● Terbuat dari plaster


● Warnanya putih alami
● Untuk pengisian cetakan model gigi tiruan
● Initial setting time 5-20 menit
● Setting time sekitar 12-20 menit
● Banyak digunakan untuk studi
● Tidak terlalu kuat dibanding stone
● Setting expansionnya terbilang tidak terlalu tinggi

Dental Stone Type III

● Nama lain:
○ Class I stone
○ Hydrocal
○ Model stone
○ Specialty stone
● Fungsi:
○ Membuat master cast -> untuk dentures
○ Membuat mould (cetakan)
○ Menjadi base pada pinning technique -> untuk
pembuatan crown dan bridge
○ Membuat antagonist models -> Membuat gigi yang
berlawanan arch untuk mengetahui informasi
mengenai oklusi gigi
● Komposisi
○ Alphahemihydrate
○ 2-3% Pewarna
○ Accelerator:
■ K2SO4 (Pottasium sulfate)
■ Sodium tartrate (Rochelle Salts)
○ Retarder:
■ Sodium citrate
■ Sodium tetraborate decahydrate (borax)
○ Beta hemihydrate -> untuk konsistensi yang lebih
halus (terkandung dalam jumlah sedikit dan hanya
dimiliki beberapa produk dental stone)

● Setting time dari dental stone type-III dipengaruhi oleh
kuantitas accelerator dan retarder yang pas. Komposisi yang
pas ini disebut dengan “balanced stone”
● Sifat:
○ Compressive strength -> 3000-5000 psi
○ Setting expansion -> 006% - 0.12%
○ Hardness -> 82 RHN

Perbedaan Dental Plaster (Type II) dan Dental Stone (Type III)

b. Apa pengaruh W/P Ratio pada dental plaster atau dental stone yang telah
setting

Rasio Air / Bubuk

Rasio W/P merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan sifat fisik
dan kimia dari produk akhir.

Contoh Semakin tinggi rasio bubuk air, semakin lama waktu pengerasan dan
produk gipsum akan lebih lemah akan menjadi produk gipsum. Oleh karena itu,
rasio air/bubuk harus dijaga serendah mungkin tetapi pada saat yang sama cukup
untuk menghasilkan campuran yang ideal dan dapat dikerjakan.
Pengaruh :

Semakin banyak air >> semakin besar porositas dan semakin sedikit kekuatannya

Peningkatan rasio W/P >> mengurangi setting expansion

● Setting time
Semakin tinggi rasio bubuk air, semakin lama waktu pengerasan dan produk
gipsum akan lebih lemah saat menjadi produk gipsum.

● Setting Expansion
Peningkatan dimensi yang terjadi bersamaan dengan pengerasan berbagai
bahan, salah satunya gipsum.

Jenis setting expansion:


●Hygroscopic
Ekspansi yang terjadi ketika gipsum direndam dalam air (biasanya
dipanaskan hingga sekitar 38 °C [100 °F]).
●Normal
Ekspansi yang terjadi ketika gipsum setting di suhu ruangan
Mekasnisme Setting Expansion
Kristalisasi dihidrat dapat digambarkan sebagai pertumbuhan kristal dari
inti kristalisasi. Kristal yang tumbuh dari inti dapat saling bertautan dan
menghambat pertumbuhan kristal yang berdekatan. Ketika proses itu
berulang dengan ribuan kristal selama pertumbuhan, tekanan atau
dorongan keluar meningkat, menghasilkan expansion (perluasan) seluruh
massa.

Lower W/P ratio >> increase setting expansion


Higher W/P ratio >> decrease setting expansion

Pada W/P yang lebih tinggi >> lebih sedikit inti kristalisasi per satuan
volume hadir >> ruang antara inti lebih besar >> maka interaksi
pertumbuhan kristal dihidrat lebih sedikit dan dorongan keluar lebih
sedikit >> setting expansion rendah

● Compressive Strength
the set plaster or stone is porous,
the greater the W/P ratio, the greater the porosity. >> the greater is the W/P
ratio, the less is the dry strength of the set material
Hal ini karena lebih sedikit kristal dihidrat yang tersedia per satuan volume
B. Catatan Diskusi dari Dosen Fasilitator

Sesi tanya jawab


1. Perubahan stabilitas dimensional pada alginat ini pengaruhnya
ke cetakan gigi seperti apa ya? misalkan apakah penyusutan
ini menyebabkan cetakan giginya semakin kecil atau lainnya?
Selama penyusutan, jika material cetak terikat erat dengan tray,
maka material akan tertarik ke arah tray yang menyebabkan
bertambahnya lebar gigi dan lengkung. Selama imbibisi itu akan
terdistorsi oleh pembengkakan. Penyusutan material yang terjadi ke
arah tonjolan materia

2. Selain dari media penyimpanan dan perubahan suhu tadi


apakah ada hal lain yang bisa mengubah dimensi, atau apa
saja hal yang harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya
perubahan dimensi ini
● Media penyimpanan, perubahan thermal
● Penuangan sebaiknya dilakukan immediate/ secepatnya
supaya tdk berlama2 di suhu ruangan
● Rasio water-powder

3. Apakah porositas dapat berpengaruh terhadap setting


expansion?
Saat proses setting = struktur segera setelah pengerasan terdiri dari
kristal yang saling mengunci di antaranya adalah pori-pori mikro
dan pori-pori yang mengandung kelebihan air yang diperlukan
untuk pencampuran. Pada pengeringan, kelebihan air hilang,
menghasilkan struktur berpori.

4. Mengapa dental plaster memerlukan air yang lebih banyak


dari dental stone?
karena ukuran partikel dental plaster lebih lebar dan pori-porinya
itu tidak teratur dibandingkan dental stone yang pori-porinya lebih
kecil dan lebih teratur

5. Apa fungsi dari accelerator dan retarder


Accelerator → mempersingkat setting time dari gypsum/ dental
stone
Retarder → memperlambat setting time dari gypsum/ dental stone
Accelerator dan retarder bekerja secara berlawanan, untuk itu
diperlukan komposisi yang pas antara keduanya untuk mencapai
balanced stone yang merupakan komposisi ideal untuk dental
stone.

6. Apakah ada teknik tertentu untuk mengurangi terjadinya wax


distortion?
Mempertahankan wax pattern pada cetakan beberapa jam,
melakukan pengecoran ketika pola diinvestasikan setelah
dikeluarkan dari preparasi, menggunakan wax berkualitas baik,
menggunakan bahan tambahan seperti stearin atau parafin, menjaga
suhu lingkungan saat wax sedang digunakan

Anda mungkin juga menyukai