J2A020038
BID 1.2
LO
1. Klasifikasi bahan cetak positif dan negatif kedokteran gigi
2. Sifat dan karakteristik bahan cetak positif dan negatif kedokteran gigi
3. Aplikasi desinfeksi bahan cetak positif dan negatif kedokteran gigi
4. Menganalisis kondisi dan mekanisme kasus
01
klasifikasi
Bahan cetak dibedakan atas bahan untuk mendapatkan cetakan negatif
dan positif, cetakan negatif diperoleh dari rongga mulut dengan menggunakan
bahan cetak hidrokoloid dan cetakan positif atau model diperoleh melalui
pengisian reproduksi negatif dengan gypsum.Salah satu bahan cetak
hidrokoloid yang masih banyak digunakan saat ini adalah alginat. Bahan cetak
alginat mudah digunakan dan bersifat hidrofilik, sehingga permukaan jaringan
yang lembab bukan menjadi kendala. Umumnya, alginat digunakan sebagai
cetakan awal untuk membuat model studi yang membantu dalam pembuatan
rencana perawatan dan diskusi dengan pasien (Anusavice, 2004).
Secara umum, bahan cetak dibedakan menjadi dua, bahan cetak rigid/non elastik
dan bahan cetak elastik.
1.Bahan cetak non elastik setelah mengeras akan bersifat kaku dan
cenderung patah jika diberi tekanan yang melebihi batas kekuatan tekannya.
Karena sifatnya yang kaku, bahan cetak non elastik tidak dapat digunakan untuk
mencetak area undercut. Bahan cetak ini contohnya gips cetak(plaster of
paris),ZOE,dan impression waxes. Bahan cetak elastik memiliki sifat seperti
karet dan dapat mencetak area undercut sehingga pengunaannya lebih luas dari
pada bahan cetak non elastik.
Sifat polisulfida
a. Elastisitas, Semakin lama bahan cetak di dalam mulut sebelum dikeluarkan, semakin besar
ketepatannya. Distorsi dapat diminimalkan karena sifat elastik daribahan cetak karet ini. Deformasi
elastik setelah peregangan yang terjadi pada bahan polisulfida lebih lambat pulih dibandingkan dengan
3 jenis bahan lainnya.
b. Rheologi Polisulfida adalah bahan cetak elastometrik yang paling sedikit kekakuannya. Kelenturan
ini memungkinkan ia dilepaskan dari daerah undercut mulut dengan tekanan minimal.
c. Energi robek Polisulfida mempunyai ketahanan tertinggi terhadap robekan, dan rentan distorsi.
Cara meminimalisirnya dengan cara cetakan harus segera direnggangkan dengan cepat sesingkat
mungkin.
d. Kestabilan dimensional. Bahan karet memiliki kestabilan dimensi lebih baik bila disimpan di udara
terbuka dibandingkan bahan cetak hidrokoloid. (Anusavice, 2004).
Sumadhi Sastrodihardjo.” Desinfeksi Hasil Cetakan”.Departemen Ilmu Material danTeknologi Kedokteran Gigi FKG USU
Desinfeksi cetakan polisulfit dan silikon dapat dilakukan dengan perendaman tetapi
tidak lebih dari 30 menit. Cetakan polieter juga dapat dilakukan dengan perendaman dalam
waktu yang pendek kurang dari 10 menit. Penyemprotan dengan cairan desinfektan Cetakan
alginat harus diisi dengan gips dalam waktu yang singkat setelah pelepasan dari dalam mulut
dan proses desinfeksi harus dalam waktu yang singkat menghindarkanperubahan dimensi
hasil cetakan. Setelah cetakan dibasuh dengan air mengalir, keseluruhan permukaan cetakan
disemprot dengan desinfektan dan segera dibungkus dengan serbet kertas yang telah
direndam dalam desinfektan dan dimasukkan dalam kantong plstik tertutup selama 10 menit.
Cetakan kemudian dikeluarkan dari kantong plastik dan serbet kertas, dibasuh dengan air dan
di kibas-kibaskan untuk menghilangkan cairan kemudian cetakan diisi dengan gips yang
sesuai dengan keperluannya.
Sumadhi Sastrodihardjo.” Desinfeksi Hasil Cetakan”.Departemen Ilmu Material danTeknologi Kedokteran Gigi FKG USU
04
Hadist
Dari Abu Sa'id, Sa'ad bin Sinan al-Khudri RA, sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda: "Tidak boleh melakukan perbuatan yang
bisa membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain."
(HR Ibnu Majah, No 2340 dan 2341).
Dalam riwayat al-Hâkim dan al-Baihaqi
ق هللاُ َعلَ ْي َه َّ ض َّرهُ هللاُ َو َم ْن َشا
َّ ق َش َ َم ْن
َ ضا َّر
Barangsiapa membahayakan orang lain, maka Allâh akan
membalas bahaya kepadanya dan barangsiapa menyusahkan
atau menyulitkan orang lain, maka Allah akan
menyulitkannya.”
Referensi: https://almanhaj.or.id/12328-tidak-boleh-membahayakan-orang-lain-2.html