Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL POLIMER (2016) 1

PROSES MANUFAKTUR MATERIAL POLIMER TERMOSETTING


Imam Syafii, Angga Kurniawan Dharma, M Ikhwan Rahman, Abdulloh Habib, Septiyen Abdullah, Anggun
Nurhayati
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

Abstrak Polimer thermosetting merupakan polimer polimer disebut dengan monomer. Plastik merupakan
dengan sifat ketahanan terhadap bahan kimia, pelarut, dan salah satu contoh polimer tinggi karena memiliki massa
sifat mekanik yang baik. Eksperimen ini dilakukan molekul yang besar yaitu di atas 10.000 (Oktaviana,
dengan tujuan untuk memahami proses manufaktur dan 2002).
sifat umum material ini dalam proses curing. Pembuatan Berdasarkan sifat termal polimer dibagi menjadi dua
material polimer pada penelitian ini menggunakan Termoplastic (Polimer termoplastik) dan Termosetting
peralatan seperti timbangan digital Mettler Toledo 1 (Polimer termosetting). Termoplastik memiliki sifat yang
buah, spatula/pengaduk 1 buah, cup kecil 3 buah, dan melunak ketika dipanaskan dan mengeras ketika
timer 1 buah. Sementara itu, Poliester dan Katalis didinginkan - sebuah proses yang reversibel dan dapat
Mepoksi digunakan sebagai bahan utama dalam berulang. Berbeda dengan polimer termoset yang menjadi
eksperimen ini. Proses dimulai dengan menimbang resin keras secara permanen ketika pembentukannya, dan tidak
poliester/katalis sesuai dengan fraksi volume yang telah melunak pada pemanasan. (Callister, 2010)
ditentukan, selanjutnya mencampurkan kedua bahan Polimer termoseting memiliki ikatan-ikatan silang
menggunakan spatula hingga merata, Fraksi dari katalis yang mudah dibentuk pada waktu dipanaskan. Hal ini
yang diujikan adalah sbebesar 5%, 10% dan 15%. Waktu membuat polimer menjadi kaku dan keras. Semakin
curing dihitung dengan menggunakan timer dan banyak ikatan silang pada polimer ini, maka semakin
temperatur dari sampel setelah curing dihitung dengan kaku dan mudah patah. Bila polimer ini dipanaskan untuk
termometer. Dari analisis yang dilakukan diperoleh kedua kalinya, maka akan menyebabkan rusak atau
kesimpulan bahwa sampel dengan katalis yang lebih lepasnya ikatan silang antar rantai polimer. Hanya
banyak akan memberikan waktu curing lebih kecil dan pemanasan yang berlebih yang akan menyebabkan
temperatur lebih tinggi. beberapa ikatan crosslink dan polimer itu sendiri
mengalami degradasi. Polimer termosetting biasanya
Kata Kunci polimer termosetting, Poliester, lebih keras dan kuat daripada termoplastik dan
Temperatur curing, waktu curing mempunyai stabilitas dimensional yang lebih baik. Selain
itu, polimer termosetting juga memiliki sifat keras dan
I PENDAHULUAN kaku (tidak fleksibel), jika dipanaskan akan mengeras, Commented [ah1]: For to mat format
Sekarang ini, kebergaman jenis material yang sukar didaur ulan), tidak dapat larut dalam pelarut
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sangat luas. apapun, jika dipanaskan akan meleleh, tahan terhadap
Salah satu material tersebut adalah polimer, dimana asam basa, mempunyai ikatan silang antar rantai molekul.
mungkin semua jenis barang yang ada disekitar kita (Attaf, 2011).
terkandung material polimer. Polimer banyak digunakan Perilaku hubungan tegangan regangan bahan
dalam kehidupan manusia karena sifatnya yang ringan, polimer memiliki sifat viskoelastik (perilaku strain
elastis, dan murah. Dewasa ini, perkembangan pesat softening dan strain hardening) yang ditentukan oleh
industri polimer sintetis telah menghasilkan beragam struktur ikatan kimianya, laju tegangan-regangan dan
produk yang praktis untuk digunakan. Berdasarkan sifat perubahan temperatur (Van Melick, 2002). Pada
termalnya, polimer terdiri atas polimer termoplastik dan umumnya, semakin kristal dan ikatan silang tinggi (ikatan
polimer termoset. Polimer termoplastik bersifat tidak antar atom karbon dan hidrogen) maka semakin keras
tahan panas. Jenis plastik ini memiliki struktur linear atau sehingga sulit mengalami deformasi mekanis. Proses
bercabang. Polimer termoset memiliki ketahanan pengerasan (curing) pada polimer juga sangat erat
terhadap suhu dan bahan kimia atau pelarut yang kaitannya dengan sifat mekanis bahan tersebut (Courtney,
disebabkan wujudnya yang cair dan kekentalannya tidak 2000).
terlalu tinggi (Ojahan, 2015). Oleh karena itu, polimer ini Curing merupakan proses pengeringan untuk
cenderung tidak meleleh jika dipanaskan. Selain itu, merubah material pengikat (resin) dari keadaan cair
polimer termoset tidak dapat dibentuk ulang karena menjadi padat. Proses Curing dapat di lakukan dengan
memiliki ikatan crosslink. Susunan polimer ini bersifat dengan polimerisasi yang bersifat eksotermis. Proses
permanen pada bentuk cetak pertama kali. Dalam proses lebih sederhana, walaupun kadang-kadang curing dalam
pembentukannya, polimer termoset harus ditambahkan polimerisasi ini membutuhkan waktu yang lama. Reaksi
dengan suatu zat (curing agent) agar dapat membentuk polimerisasi dimulai dengan adanya radikal bebas yang
suatu material yang solid. Tujuan dari percobaan ini terbentuk karena dekomposisi bahan yang tidak stabil
adalah agar dapat lebih memahami secara garis besar oleh suhu maupun katalis. Radikal bebas dengan
bagaimana proses manufaktur polimer termosetting dan monomer akan mengadakan reaksi polimerisasi dan
mengetahui waktu curingnya. akhirnya jika radikal bebas dengan radikal bebas maka Commented [ah2]: Istilah asing
akan terjadi reaksi terminasi yang menghasilkan polimer.
II TINJAUAN PUSTAKA (Sachin.2011)
Polimer merupakan rangkaian molekul panjang yang Sementara itu, salah satu contoh polimer
tersusun dari pengulangan kesatuan molekul yang kecil termosetting adalah Poliester. Poliester adalah suatu
dan sederhana. Molekul kecil dan sederhana penyusun kategori polimer yang mengandung gugus
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL POLIMER (2016) 2

fungsional ester dalam rantai utamanya. Ester adalah thermosetting sering digunakan sebagai resin. (Jones,
suatu senyawa organik yang terbentuk melalui 1975)
penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus
karboksil dengan suatu gugus organik (biasa
dilambangkan dengan R'). Poliester termasuk zat kimia
yang alami, seperti zat kutin dari kulit ari tumbuhan,
maupun zat kimia sintetis seperti polikarbonat dan
polibutirat. Poliester industri digunakan dalam pengutan
ban, tali, kain buat sabuk mesin pengantar (konveyor),
sabuk pengaman, kain berlapis dan penguatan plastik
dengan tingkat penyerapan energi yang
tinggi. Poliester tak jenuh yang diperkuat serat kaca
banyak digunakan dalam bagian badan dari kapal pesiar
serta mobil. Poliester digunakan pula secara luas sebagai
penghalus pada produk kayu berkualitas tinggi
seperti gitar, piano, dan bagian dalam kendaraan / perahu Gambar 4.2 Struktur Kimia Katalis Mepoxe
pesiar. (Avner, 1974) Mepoxe adalah Methyl ethyl ketone peroxide
merupakan senyawa peroksida organik berfasa cair dan
III METODE PENELITIAN tidak berwarna (bening) yang dibentuk dari reaksi metil
III.1 Bahan etil keton dengan hidrogen peroksida. Mepoxe banyak
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini digunakan dalam dunia industri sebagai accelerator atau
adalah Polyester sebanyak 14.25 gram, 13,50 gram dan cross-polymerisation agent dalam proses fabrikasi
12.75 gram dan Katalis Mepoksi sebanyak 0.75 gram, polimer. (Mitchell, 2004)
1,50 gram dan 2,25 gram.
IV.2 Pengaruh temperatur terhadap sifat polimer
III.2 Alat Penambahan katalis pada resin polyester
Alat yang digunakan untuk penelitian ini mengakibatkan terbentuk ikatan cross-link pada resin
meliputi timbangan digital Mettler Toledo (1 set), spatula sehingga resin polyester yang merupakan thermoplast
atau pengaduk (1 buah), cup kecil (3 buah), timer (1 berubah menjadi thermoset. Reaksi yang terjadi saat
buah), dan thermometer (1 buah). poses cross-linking pada resin polyester adalah reaksi
eksotermis sehingga menimbulkan panas saat katalis dan
III.3 Prosedur Kerja resin direaksikan. Adanya crosslinking mengakibatkan
Pertama alat dan bahan yang akan digunakan, ikatan pada resin polyester tidak mudah terputus ketika
yaitu Poliester sebanyak 14.25 gram, 13.50 gram dan diberi energy thermal. Hal tersebut merupakan alasan
12,75 g dan Katalis Mepoksi sebanyak 0.75 gram, 1.50 thermoset tidak dapat meleleh seperti halnya
gram dan 2,25 gram disiapkan lalu ditimbang thermoplastik.
menggunakan timbangan digital Mettler Toledo. Kedua
jenis bahan kemudian dicampur menggunakan spatula
hingga merata. Kemudian waktu curing dihitung dengan Presentase Katalis VS
menggunakan timer. Setelah curing selesai, temperatur
hasil curing diukur dengan termometer.
Temperatur pasca Curing
11 15, 10.9
5, 10.8
Temperatur (oC)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 10.5


IV.1 Struktur Kimia katalis dan resin
10
10, 9.7
9.5
0 5 10 15 20
Presentase Katalis (%)

Grafik 4.3 Pengaruh Katalis Terhadap Temperatur

Gambar 4.1 Struktur Kimia Polyester


Struktur kimia polyester memiliki gugus fungsi
utama ester di dalam rantai utamanya, adapun monomer
dari polyester biasanya merupakan gabungan reaksi
kondensasi antara p-benzene dicarboxylic acid (asam
tereftalat) dengan ethane-1,2-diol (ethylene glycol)
dengan terbentuknya monomer-monomer yang saling
mengikat maka setiap reaksi kondensasi menghasilkan
air. Walaupun jenis polyester banyak sekali tetapi jenis
polyester biasa merujuk kepada PET. Pada kali ini
polyester yang digunakan adalah polyester thermosetting
digunakan sebagai bahan pengecoran. Polyester
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL POLIMER (2016) 3

pudar warna yang dihasilkan karena pengaruh dari


Presentase Katalis VS Waktu temperatur. Semakin tinggi temperatur (kadar katalis
tinggi) maka akan menyebabkan katalis membentuk
Curing senyawa lain yang bereaksi dengan resin sehingga
11 mengakibatkan perubahan warna. Pada hasil akhir
Waktu Curing (menit)

terdapat void yang timbul karena proses pengadukan yang


10.5 tidak hati-hati sehingga terdapat gelembung udara yang
terperangkap di dalamnya dan juga besarnya % katalis
mempengaruhi laju reaksi tersebut sehingga juga Commented [ah3]: Masukan hasil visual praktikum trus analisa
10
menimbulkan panas. (Rahman,2011) dari 3 %katalis yang lebih pas yang mana beserta alasan (dasarnya)

9.5
0 5 10 15 20
Presentase Katalis (%)

Grafik 4.4 Pengaruh Katalis Terhadap Waktu

Eksperimen dilakukan dengan menggunakan 3


sampel, dimana tiap sampel memiliki konsentrasi yang
berbeda-beda. Secara berurutan, presentase berat katalis
adalah 5% atau sebesar 0.75 gram katalis dengan 14.25
gram resin, katalis 10% atau sebesar 1.50 gram dengan
13.50 gram resin, dan 15% atau 2.25 gram katalis dengan
12.75 gram resin. Secara berurutan, waktu curing yang
dibutuhkan sebesar sebesar 10.8 menit, 9.7 menit, dan
10.9 menit dengan temperatur secara berurutan adalah 52
Co, 68 Co, 72 Co. Gambar 4.5 Hasil Percobaan Thermosetting
Semakin cepatnya waktu yang dibutuhkan oleh
polimer untuk curing dapat mengakibatkan sedikitnya Berdasarkan hasil percobaan thermosetting
atau kurangnya ikatan crosslinking yang akan terbentuk. diperoleh hasil seperti pada gambar IV.3 hasil yang
Semakin banyaknya curing agent atau katalis maka paling baik secara visual adalah specimen dengan katalis
temperatur curingnya semakin tinggi. Hal ini dikarenakan 5% sebab terlihat jernih dan gelembung udara yang
katalis berfungsi untuk mempercepat laju rekasi sehingga terebak paling sedikit
rantai-rantai bergerak secara aktif dan untuk
mendinginkan dihasilkan temperatur semakin tinggi V KESIMPULAN
untuk pemutusan rantai. (Rahman,2011)
Sementara itu, penambahan bahan-bahan yang 1. Presentase katalis berbanding terbalik dengan curing
berpengaruh terhadap curing atau biasa disebut katalis time.
pada suatu polimer menyebabkan meningkatnya reaksi 2. Presentase katalis yang lebih tinggi akan memiliki
antar rantai pada polimer tersebut. Katalis adalah suatu temperatur curing yang lebih tinggi pula.
zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada temperatur 3. Proses manufaktur polimer termoset dapat dilakukan
tertentu, tanpa mengalami perubahan dari reaksi tersebut. dengan metode yang sederhana, yaitu mencampur resin
Suatu katalis berperan dalam reaksi tetapi bukan sebagai dan katalis lalu mengaduknya secara merata.
pereaksi ataupun produk. Katalis juga berfungsi sebagai DAFTAR PUSTAKA
pengaktifan reaksi dengan menurunkan energi. [1] Avner, S. H. (1974). Introduction to Physical
(Sugiyanto) Metallurgy. New York: McGraw-Hill
Hasil eksperimen yang dilakukan menunjukkan International Book Company.
adanya anomali hasil pada laju reaksi selama curing. Hal [2] Barkalow, R. H dkk. 1972. Solidification of M2
ini kemungkinan besar dapat dikaitkan dengan belum High Speed Steel. Metallurgical Transactions
adanya parameter yang jelas tentang reaksi dapat Vol. 3
dikatakan telah usai dalam eksperimen yang dilakukan. [3] Callister, William D dan David G Rethwisch.
Pada proses crosslinking, semakin banyak curing 2010. Materials Science and Engineering an
agent yang ditambahkan maka semakin banyak terjadinya Introduction 8th Edition. USA: John Wiley &
ikatan baru. Semakin banyak ikatan baru maka semakin Sons
banyak tumbukan yang terjadi sehingga menimbulkan [4] Courtney, Robert C. 2000. Introduction to
panas dan mengakibatkan resin polyester mengeras lebih manufacturing process and materials. New
cepat. Resin polyester merupakan salah satu contoh York: Marcel Deker
thermoset. Thermoset mengalami solidifikasi ketika [5] Rahman, Riyanta, dan Diharjo, 2011, Pengaruh
dipanaskan sehingga saat panas timbul, terjadi solidifikasi Fraksi Volume Serat dan Lama Perendaman
pada resin polyester dan penambahan curing agent yang Alkali Terhadap Kekuatan Impak Komposit
menentukan lama nya resin polyester Serat Aren-Poliester, Jurnal Ilmiah Semesta
mengeras.(Rahman,2011) Teknika, 14:1.
Perubahan warna yang dihasilkan yaitu semakin [6] Sugiyanto, Perilaku Creep Komposit Epoksi
rendah kadar katalis yang ditambahkan maka semakin Dengan Serat Gelas (Glass Fiber Reinforced
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL POLIMER (2016) 4

Plastics) Dalam Pengaruh Suhu, Waktu Dan


Beban-Beban Statis, Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Lampung.
[7] Jones, R. M., 1975, Mechanics of Composites
Materials, International Student Edition,
McGraw-Hill Kogakusha, Ltd..
[8] Mitchell, B. S., 2004, An Introduction to Materials
Engineering and Science for Chemical and
Materials Engineers, Wiley Interscience,
Canada.

Anda mungkin juga menyukai