Anda di halaman 1dari 33

SKENARIO

4BLOK 16
LATEST
FIXED
DENTURE
MELINDA SAVIRA AYUDYAWATI
J2A017022
LATEST FIXED
DENTURE
A female patient, 25 year old
presented to dentist in order to
get a denture done. Intraoral
examination showed edentulous
ridge at 11,overbite and overjet
2mm, anterior teeth probing
depth 0,5 mm, and posterior
teeth probing depth 1 mm. Patient
insisted in having a non removable
denture made of the latest
material and technology and
minimum preparation. After the
dentist explained about the latest
fixed denture,patient chose fiber
reinforced composite resin bridge
for the treatment instead of
ceramics
KEYWORD : minimal
preparation,fixed denture,latest
dental material
01 EVOLUSI DARI
02
JENIS MATERIAL

03 04
DESAIN GTJ ATAU BAHAN FIXED
DENTURE

KLASIFIKASI FRC HADIST


EVOLUSI DESAIN GTJ
Ada empat desain jembatan konvensional dasar yang berbeda dalam dukungan yang diberikan
di setiap ujung pontik. Desain non konvesional lainnya adalah hasil dari teknologi yang inovatif.
Klasifikasi desain jembatan adalah sebagai berikut.
1. Conventional Bridge 3. Combination
a. fixed-fixed a. compound bridge
b. Fixed-movable b. hybrid brigde
c. Cantilever
d. Spring cantilever 4. Design Variation for Special situations
2. Resin Retained a. Andrew’s bridge
e. Bounded pontic b. Removable bridge

CREDITS
f. Rochette bridge c. Telescopic bridge
g. Virginia bridge d. Looped connectors
h. Maryland bridge
i. Adhesive bridge 5. Implants Retained Fixed Prosthesis
1. Conventional Bridges
Terdapat empat desain jembatan konvesional yang berbeda dalam dukungan yang diberikan di
setiap ujung pontik
a. Fixed-fixed
Gigi tiruan jembatan konvensional dengan desain fixed-fixed adalah gigi tiruan yang memiliki
pontik yang kaku terhubung ke gigi penyangga di kedua sisi. Desain ini memberikan kekuatan
dan stabilitas yang diinginkan pada prothesa. Gigi penyangga pada desain jembatan fixed-
fixed seluruh permukaan oklusinya harus terlindungi oleh retainers, hal ini karena pada daerah
yang tidak terlindungi retainers akan menekan soket gigi penyangga, hal ini akan memecah
ikatan semen yang menyebabkan kebocoran
b. Fixed-movable
Gigi tiruan jembatan konvensional dengan desain fixed movable adalah jembatan yang
mendistribusikan tegangan sehingga memungkinkan terjadinya gerakan terbatas pada salah

CREDITS
satu sambungan antara pontik dan retainer. Ujung tetap jembatan memilki konektor yang rigid
pada pontik bagian distal dan merupakan retainer utama atau retainer major pada gigi tiruan
jembatan yang harus menutupi seluruh permukaan oklusi gigi. Retainer yang mengelilingi sendi
bergerak dikenal sebagai retainer minor dan tidak diperlukan cakupan oklusal yang penuh.
Retainer minor dibuat sekecil mungkin dapat menyerupai inlay kelas 1 atau 2. Desain ini
diindikasikan untuk pier abutment dalam kasus abutment yang tidak parallel. Hal ini akan
menjadi kontraindikasi jika pier abutment dapat bergerak atau jika abutment posterior
menentang ruang edentulous atau gigi tiruan lepasan.
c. Cantilever
Gigi tiruan jembatan dengan desain cantilever adalah sebuah desain yang sangat konservatif
yang memiliki pontik yang secara rigid, dan terhubung ke retainer pada satu ujung saja. Ketika
pontik terbebani pada daerah oklusal, abutment yang berdekatan cenderung bertindak sebagai
titik tumpu dengan kecenderungan mengangkat pada retainer terjauh. Untuk meminimalkan
pengaruh pengungkitan,pontik harus dibuat sekecil mungkin. Selain itu pada saat posisi
istirahat,pontik harus menghasilkan kontak oklusal ringan. Pontik harus memiliki ketinggian
okluso gingiva maksimum untuk memastikan protesa tetap rigid. Untuk meminimalkan pengaruh
ungkitan pada abutment dilakukan dengan cara memperbanyak abutment, dan jembatan tidak
digunakan saat kekuatan oklusal pada pontik akan menjadi berat. Jika akar penyangga
jembatan kantilever pendek ata ramping dapat terjadi rotasi sekitar sumbu panjangnya. Hal
ini dapat dicegah dengan mendesain ulang pontik untuk memberikan pembungkus di sekitar
aspek proksimal gigi yang tidak sanggup menerima tekanan oklusal berlebih. Situasi kantilever

CREDITS
yang ideal adalah gigi seri lateral yang diganti dengan dukungan kaninus dan premolar pertama
yang diganti dengan dukungan kaninus dan premolar pertama yang diganti dengan premolar
kedua (abutment primer) dan molar pertama (abutment sekunder). Gigi tiruan jembatan
konvensional dengan desain cantilever baik digunakan untuk abutment non parallel namun tidak
cocok untuk long span bridges.
d. Spring Cantilever
Gigi tiruan jembatan konvensional dengan desain spring cantilever adalah jembatan gigi tiruan
yang didukung oleh gigi dan jaringan. Pontik pada gigi tiruan jembatan model ini didukung pada
jarak tertentu dari retainernya. Diperlukan retensi yang kuat dan abutments ganda untuk
semua jembatan kantililever. Retensi jembatan spring cantilever sangat diuji ketika gaya yang
diberikan dalam arah apicoincisal,seperti yang terlihat pada saat mengigit makanan yang
lengket,hal ini karena pada saat menggigit makanan yang lengket,hal ini karena pada saat
menggigit makanan yang lengket retainer mengalami tekanan yang merugikan. Untuk
menghindari hal tersebut dua retainer di gigi yang berdekatan digunakan bersama untuk
memberikan kekuatan tambahan.
Desain jembatan ini digunakan saat mengganti gigi anterior dengan diastema atau dalam kasus
gigi posterior yang sedang dirawat endodontic. Desain ini tidak dapat digunakan pada rahang
bawah karena kurangnya dukungan jaringan yang sesuai . Bar harus mengikuti kontur alami
rugae di palatum sehingga terletak tidak jelas pada bagian terdalam palatum dan margin

CREDITS
lateral tidak mewakili daya Tarik ke lidah.
Penampang melintang pada bar harus berbentuk datar,oval atau bulat. Model gigi tiruan dikikis
dengan kekuatan ringan untuk memastikan tempat duduk yang kuat pada jaringan lunak dan
meminimalkan terjadinya makanan yang terperangkap dibawah gigi tiruan. Kekurangan dari
desain ini adalah penghubung antara retainer dan bar terjadi pengungkitan pada abutment.
2. Resin Retained
Jenis jembatan ini adalah jembatan dengan preparasi minimal untuk retensi resin yang
direkatkan ke struktur gigi,enamel primer yang telah dietsa untuk memberikan retensi
mikromekanik untuk semen resin.Prinsip dari jenis jembatan ini adalah untuk melindungi
enamel tanpa mempengaruhi oklusi,estetika dan jaringan periodontal. Desain jembatan
jenis ini adalah jembatan dengan minimal invasive yang tidak dapat dilakukan dengan
menggunakan semen konvensional.Desain keempat jembatan yang dibahas sebelumnya
memungkinkan untuk dijadikan jembatan dengan retensi resin,perbedaannya hanya retensi
yang digunakan menggunakan resin dan yang satunya menggunakan semen konvensional.
Jembatan ini dapat digunakan pada gigi anterior dan posterior pada pemilihan kasus yang
tepat. Retensi resin yang paling lemah dalam protesa terjadi karena ikatan antara
kerangka logam dan resin. Dalam upaya untuk meningkatkan retensi antara resin dan
kerangka logam berbagai cara telah dikembangkan salah satunya yaitu retensi
mekanik,retensi mikromekanik,retensi mekanik dan kimia maskroskopik.
a. Bounded pontic
Bounded pontic diperkenalkan oleh Ibsen dan Portnoy pada tahun 1973, bounded pontic adalah
protesa resin retained yang paling awal ditemukan. Bounded pontic adalah gigi resin atau gigi
alami pasien yang terikat langsung dengan etsa enamel. Hal ini dilakukan untuk penggantian
jangka pendek. Faktor yang terbatas adalah kelemahan dari konektor dan resin komposit
b. Rochette Bridge
Resin retained FPD telah popular sejak teknik splinting gigi anterior mandibula dengan
pengecoran logam flared perforated dijelaskan oleh rochette pada 1973. Dia menggunakan
prinsip teknik untuk splinting periodontal dan juga menggunakan pontic pada desainnya.
Konsep ini selanjutnya diperluas ke gigi posterior oleh Livaditis. Desain FABB menggunakan
kerangka akrilik berlubang pada kerangka metal. Masalah utama dari desain ini adalah
kerangka terlalu tebal,perlekatan terbatas dan memperlihatkan perlekatan komposit.
c. Virginia Bridge
Jembatan Virginia pertama kali dikembangkan oleh Virginia Commonwealth University School
of Dentistry Moon and Hudgins pada 1984. Jembatan Virginia menggunakan teknik lost salt
crystal yang memberikan kerangka mekanik mikroskopis dimana retensi berasal dari semen
resin. Pada cetakan kerja outline dari retainer terdiri dari Kristal garam (10-250 mm) yang
dibuburkan. Sebanyak 5 mm pada bagian tepi tidak diberikan kristal. Sebelum ditanam,kristal
garam dilebur terlebih dahulu untuk menghasilkan permukaan kasar sehingga membentuk tag
resin. Retainer yang dibuat dengan teknik ini bisa 30%-150% lebih relative dibandingkan
dengan retainer yang dibuat dengan teknik elektromekanik,tergantung dari resin yang
digunakan. Teknik ini memberikan retensi yang cukup baik namun kerangka masih tebal.
d. Maryland Bridge
Tidak seperti Virginia bridge yang menggunakan retensi mekanik, Maryland bridge menggabungkan retensi
mekanik,dan retensi mikromekanik. Maryland Bridge merupakan suatu jembatan resin bonded yang menggunakan
electrolytic etching dari logam untuk menahan kerangka logam. Thompson dan Livaditis pada 1983
mengembangkan electrolytic etching dari Ni-Cr dan Co-Cr alloy. Mengetsa cast retainer memiliki keuntungan
lebih cast perfrated restoration. Retensi akan semakin meningkat ketika resin dietsa dengan logam
dibandingkan dengan enamel.Suatu penelitian menunjukkan bahwa etsa permukaan secara elektormekanik 2,9
kali lebih retentif daripada yang berlubang. Retainer tipis dan tidak berlubang. Permukaan mulut yang tertutup
cast retainer sangat halus dan sulit diakumulasi plak. Sebagaian besar area retainer lebih retentif. Namun untuk
mengetsa alloy tertentu dibutuhkan alat khusus. Hanya non precious alloy yang dapat menggunakan etsa. Cara
lain dari etsa mikromekanik adalah grit blasting menggunakan 50-250 mm alumunium oxide. Etsa kimia dapat
dilakukan dengan asam hydroflorine gel.
e. Adhesive bridge
Meskipun electrochemical etching sangat popular di Amerika etsa alloy dan retensi mikroskopis sudah tidak
digunakan di Jepang sejak 1980. Hasil dari penelitian semen adhesive kimia aktif yaitu berkembang menjadi direct
bonding to metal. Semen ini mengandalkan adhesi kimia terhadap logam dan tidak pada mikroretensi pada permukaan
logam untuk kekuatan ikat. Etsa tidak lagi diperlukan. Jembatan adhesive memperlihatkan ikatan kimia antara logam
dan agen resin luting. Ikatan langsung meliputi vhair side dan lab systems. Metbond adalah resin system pertama.
Hal ini berdasrkan formulasi dari MMA (Methylmethacrylate) bubuk polimer MMA modifikasi cairan dengan
promoter adhesi 4-META (4-methacryloxylethil trimelitate anhydride). Katalis tributhyl borane yang unik
ditambahkan ke cairan. Pada base metal alloy ikatan super memiliki kekuatan ikat awal tertinggi dari berbagai
system resin adhesi.
3. Kombinasi
a.Compound Bridge
Kombinasi dari dua atau lebih desain jembatan konvensional merupakan jembatan compound
b. Hybrid Bridge
Hybrid bridge terbentuk ketika retainer resin bonded dikombinasikan dengan retainer konvensional. Konektor
fixed movable digunakan dalam kasus hybrid bridges. Resin bonded retainer bertindak sebagai retainer utama
sehingga proses debonding tidak memerlukan penggantian dari retainer konvensional. Resin bonded retainer juga
memudahkan untuk menciptakan ruang bagi sambungan bergerak dalam bats-batas retainer konvensional.
4. Variasi design untuk situasi khusus
a. Andrew’s Bridges
Andrew’s bridges adalah gigi tiruan cekat yang memiliki komponentetap dan lepasan. Bagian yang tetap memiliki
bar yang terhubung dengan dua retainer pada kedua sisi ruangan yang tidak bergigi,bar tersebut akan menjadi tempat
bagi perlekatan gigi truan sebagaian lepasan akrilik. Bar harus berbentuk persegi panjang dengan sisi yang parallel
dan tinggi bar harus melebihi lebarnya. Andrew’s bridges diindikasikan untuk daerah yang tak bergigi dengan deficit
vertical alveolar ridge yang parah terutama pada region anterior dan tidak dapat digunakan pada ruang intertach
yang pendek.
b. Removable bridge
Removable bridge merupakan protesis teleskopik yang pertama kali dikemukakan oleh Dexter pada tahun 1883.
Removable bridge adalah protesis periodontal yang berbeda dari jembatan tradisional. Jembatan ini memiliki
kemampuan untuk dimodifikasi dan dikonversi jika terjadi kehilangan gigi penyangga di masa depan. Removable
bridge digunakan ketika dibutuhkan pelestarian dari gigi penyangga untuk periode waktu yang pendek. Retensi
prosthesis Removable Bridge kurang stabil jika dibandingkan dengan retensi dari prosthesis cekat. Removable
bridge diindikasikan untuk gigi-gigi dengan jaringan periodontal yang lemah,gigi-gigi dengan karies,gigi-gigi yang
telah dirawat endodontic,gigi penyangga yang tidak sejajar dan rentang edentulous yang panjang. Removable
bridge memungkinkan kemudahan untuk melepas jembatan sehingga dapat dilakukan
perubahan,perbaikan,ekstraksi dan konversi pontik bila diperlukan. Kerugian dari desain ini adalah pekerjaan
laboraturiumnya luas,retensi dan stabilitasnya terbatas dan removable bridge memerlukan preparasi gigi.
c. Telescopic Prothesis
Retainer dari telescopic prosthesis terdiri dari dua lapisan bagian,yaitu inner hard gold sleeve dengan bagian atas
yang terbuka dan mahkota penuh di bagian luar untuk menutup mahkota gigi penyangga dan inner sleve. Penggunaan
mahkota teleskopik memungkinkan preparasi permukaan mesial dan distal untuk insersi satu garis (inner sleeve)
ketika garis insersi jembatan diproduksi di permukaan luar logam. Desain ini berguna pada kondisi gigi penyangga
yang tidak sejajar dan pada kasus yang melibatkan preparasi gigi yang kurang konservatif.
d. Looped Connectors
Looped connectors digunakan untuk mempertahankan estetik pada kasusu diastema ekstrim yang tidak dapat
dibantu dengan jembatan konvensional. Penggunaan looped connectors dapat mengganggu gerakan lidah dan oklusi
pada beberapa pasien.
5. Implant Retained Fixed Prosthetics
Pengenalan impan dala kedokteran gigi telah membuka berbagai pilihan dalam perawatan. Implan gigi dapat
digunakan dalam bentuk implant gigi tunggal atau sebagai gigi penyangga pada jembatan panjang. Konsep awal
penempatan implant yang ditentukan berdasrkan restorasi. Konsep ini mengamtkan bahwa implant ditempatkan
untuk mendapatkan manfaat fungsional dan estetik yang maksimum.
• Prosedur augmentasi dapat dilakukan jika sisi penempatan implant yang diinginkan kekurangan struktur
tulang atau jaringan lunak. Implant dapat menggantikan kehilangan gigi parsial atau total,serta dapata disekrup
atau disemen untuk digunakan sebagai retainer. Implan digunakan untuk menggantikan mahkota (FP1), sebagaian
dari akar(FP2) dan bahkan seluruh bagian dari gigi edentulous (FP3). Implan dengan retainer cekat idealnya
digunakan ketika terdapat kekurangan jumlah gigi penyangga atau tidak memadainya kekuatan dari gigi
penyangga untuk mendukung gigi tiruan cekat konvensional
Keterangan gambar :
Gambar 1: conventional bridges (fixed-fixed)
Gambar 2: conventional bridges (fixed-movable)
Gambar 3: conventional bridges (cantilever)
Gambar 4: conventional bridges (spring cantilever)
Gambar 5: Resin retained (rochette bridge)
Gambar 6: kombinasi (compound bridge)
Gambar 7: Variasi design untuk situasi (Andrew’s bridge)
Gambar 8: Variasi design untuk situasi khusus (telescopic prosthesis)
Gambar 9: Variasi design untuk situasi khusus (looped connectors)
JENIS MATERIAL
ATAU BAHAN FIXED
DENTURE
All Metal All Porcelain
Penggunaan material all porcelain
Bahan metal dibuat seutuhnya dari logam memberikan sifat estetis yang sangat
tuang (metal cast). Penggunaan material ini baik,terutama pada region yang
diindikasikan pada region yang tidak membutuhkan estetis yang optimal.
membutuhkan aspek estetis. Keuntungan Bahan ini dapat digunakan pada seluruh
penggunaan material ini adalah sedikitnya JENIS region dengan ukuran gigi abutment
jaringan yang diambil ketika preparasi
MATERIAL yang normal karena pengambilan
(syarat preparasi minimal 0,5 mm) margin jaringan yang cukup banyak. Namun
yang lebih mudah beradaptasi dengan karena material ini memiliki sifat
preparasi,menurunkan kemungkinan brittle,maka sebaiknya tekanan kunyah
destruksi jaringan dengan preparasi yang pasien tidak berat dan tidak terdapat
minimal dan lebih murah.Material ini juga kebiasaan buruk.
diindikasikan pada kasus gigi abutment yang
pendek atau ukuran kurang dari normal,span
yang pendek, dan tekanan kunyah besar.
Kombinasi Kombinasi
Metal Porcelain
Metal Akrilik
Kombinasi metal porcelain merupakan material yang paling
sering digunakan dalam pembuatan pontik. Pontik metal
porselen yang bagus dapat bersifat kuat,mudah dibersihkan Material ini biasanya hanya digunakan
dan terlihat natural. Namun kegagalan mekanis dapat terjadi untuk gigi tiruan sementara karena
apabila terdapat kesalahan desain atau framework. memiliki beberapa kekurangan. Resin
akrilik memiliki wear resisitance yang
-Framework harus menyediakan ketebalan porselen yang
lebih rendah dari email atau porselen
seragam (kurang lebih 1,2 mm). Ketebalan porselen yang
berlebih berkontribusi pada dukungan indaadekuat sehingga JENIS dan memiliki sifat absorpsi yang
menyebabkan fraktur. Teknik yang reliabel unntuk memastikan MATERIAL tinggi. Ikatan antara akrilik dengan
ketebalan yang seragam adalah dengan menggunakan wax
metal berupa ikatan mekanis dari
adanya undercut sehingga rentan
-Permukaan metal harus halus dan tidak ada pit. Iregularitas
permukaan menyebabkan incomplete wetting pada porselen terhadap kebocoran. Namun
sehingga berakibat adanya voids pada interface metal porselen penggunaan material ini juga memiliki
dan menurunkan kekuatan ikatan beberapa keuntungan di antaranya
adalah mudah dimanipulasi dan
-Sudut tajam harus dibulatkan untuk mengurangi konsentrasi
stress yang berakibat pada kegagalan
diperbaiki dan tidak memerlukan
teknik yang rumit.
-Metal porcelain junction harus berada setidaknya 1,5 mm dari
kontak oklusi untuk menghindari deformitas yang dapat
menyebabkan terlepas porselen dari metal
KLASIFIKASI
FRC
 Fiber Reinforced Composite (FRC) merupakan material kombinasi dari matriks polimer dan fiber penguat.
Fiber berfungsi sebagai penguat pada resin komposit ketika beban diberikan. Fiber penguat komposit dapat
berbentuk unidirectional,multidirectional,dan random atau acak. Fiber unidirectional merupakan fiber dengan
filament yang tersusun dalam satu arah orientasi. Bentuk fiber unidirectional menyerupai helai benang atau strand.
Fiber dengan orientasi unidirectional bersifat anisatropic sehingga sering digunakan pada aplikasi yang hanya
menyalurkan stress dalam satu arah,seperti periodontal splint dan pembuatan pontik pada gigi tiruan sebagaian cekat
atau lepasan.

 Fiber multidirectional merupakan fiber dengan dua atau tiga arah orientasi. Fiber multidirectional dibedakan
menjadi 2 tipe orientasi yaitu waven (anyaman) dan braided (kepang). Fiber dengan arah orientasi multi digunakan
dalam pembuatan mahkota tiruan dan beberapa gigi tiruan lepasan.
ULTRA HIGH
MOLECULAR
WEIGHT
POLYETHYLENE
FIBER Klasifikasi FRC
GLASS FIBER (UHMWPF)

2 4

1 3

ARAMID FIBER CARBON/GRAPHITTE FIBER


1. ARAMID FIBER
Aramid fiber pertama kali diproduksi dengan nama dagang Kevlar. Fiber Kevlar terbagi dalam beberapa bentuk yaitu:
Kevlar 29, Kevlar 49, Kevlar 149. Kevlar 29 digunakan untuk tali,kabel, dan kaintenun sedangkan Kevlar 49 dan 149
digunakan untuk penguat Polymer Matrix Composite (PMC) yang memiliki sifat yang lebih kuat dari pada Kevlar 29.

Sifat Kevlar 29 Kevlar 49 Kevlar 149


Diameter - 11,7 -
Density 1,44 1,45 1,47
Tensile Strenght 3620 3620 3440
(GPa)
Young Modulus 83 135 186
(GPa)
2. Glass Fiber
• Pada saat ini fiber yang sering digunakan adalah fiber glass,karena ketahanan kimia yang tinggi,tensile
strength yang tinggi,sifat isolator yang baik dan biaya yang relative rendah. Ada berbagai jenis komposisi bahan
kimia dari glass yang dapat dijadikan sebagai bahan pembuat fiber. Bahan yang paling umum digunakan yaitu
berbasisi silica (SiO2) dengan penambahan kalsium,alumunium,besi,sodium dan magnesium.
• Struktur dari glass fiber disebut dengan polyhedron,yaitu kombinasi dari atom oksigen mengelilingi atom
silica yang berikatan dengan ikatan covalent. Sedangkan ion sodium,tidak terikat dengan struktur
polyhedron,tetapi hanya berikatan secara ion dengan atom oksigen. Sifat dari fiber glass adalah isotropic.
Polihedron struktur dari sodium silicate glass. Glass fiber diproduksi dalam continuous filament atau berbentuk
serabut. Ada 2 tipe glass fiber yang umum digunakan sebagai fiber penguat plastic yaitu E-glass dan S-glass. Tipe
lain yang dikenal juga sebagai C-glass yang digunakan dalam aplikasi yang sangat memerlukan ketahanan terhadap
korosi.
3. Carbon/Graphite Fiber
 Carbon fiber dikelompokkan menjadi high strength (tipe 1),high modulus (tipe2) dan ultra hight modulus (tipe 3).
Sifat dari carbon fiber secara langsung direfleksikan dari sifat graphite yang bersifat anisotropic yang tinggi
pada nanoscopic scale. Tipe dan sifat dari jenis carbon fiber berbeda-beda baik di lihat dari diameter maupun
kekuatannya.

Sifat High strength (HS. Intermediate modulus High Modulus (HM.


Type 1) (IM.Type II) Type III)

Diameter 6-8 6-9 7-9

Density 1,7-1,8 1,74 1,85-1,96

Tensile Stregth (MPa) 3000-5600 4800 2400-3000

Elongation at break 1,0-1,8 2,0 0,38-0,5


(%)

Young Modulus (Ga) 235-295 296 345-520


Ultra High Molecular Weight Polyethylene Fiber
(UHMWPF)

 Ultra High Molecular Weight Polyethylene (UHMWPE) Fiber Merupakan fiber penguat yang banyak digunakan
karena memiliki sifat yang baik. Daya tahan impak yang tinggi adalah salah satu dari beberapa kelebihan dari
fiber UHMWPE Fiber UHMWPE merupakan linear homopolymer dari ethylene dengan densitas 0.97 g/cm3 dan
berat molekul 6x106q.
 Fiber UHMWPE tersusun tas beberapa ribuan filament yang mempunyai diameter 5-15qm. Filamen-filamennya
dapat disusun dalam beberapa arah orientasi. Berdasarkan arah tersebut fiber UHMWPE dibagi menjadi
unidirectional seperti sehelai benang (strands) dan multidirectional seperti woven (anyaman) dan braided
(kepang)
 Sifat UHMWPE fiber diantaranya yaitu ultra high strength,daya tahan impact yang tinggi,ringan,tensile strength
dan daya tahan terhadap kimia dan wear baik. Fiber ini memiliki beberapa kekurangan,yaitu energy pada
permukaan yang sangat rendah,daya tahan terhadap panas dan creep yang rendah. Selain itu fiber sintetik ini
sulit didapatkan dan harganya yang mahal karena hanya diproduksi oleh perusahaan tertentu.
 Dalam bidang kedokteran gigi fiber polyethylene UHMWPE dapat digunakan sebagai splint periodontal,retainer
ortodonti,metal free bridge sementara,perawatan splith tooth syndrome. Selain itu juga dapat digunakan untuk
pasak dan inti perawatan endodonti sebagai persiapan untuk restorasi mahkota porselen baik pada gigi amterior
maupun posterior
 Kegunaan Fiber Reinforce (FRC) di bidang kedokteran gigi
FRC digunakan sebagai bahan penguat resin komposit untuk menggantikan restorasi logam.Fiber yang umum digunakan
pada saat ini adalah fiber E-glass karena ketahanannya kimia dan harganya yang relative murah.Penggunaan FRC pada
kedokteran gigi umumnya terbagi menjadi tiga kategori yaitu direct placement splints,endodontic posts dan indirect
restorations seperti bridges dan crown. Saat ini FRC mulai menggantikan biomaterial logam karena biomaterial logam
selalu disertai masalah dengan estetika. Dalam aplkasi lain,porselen dan FRC dapat digabungkan bersama-sama untuk
membangun sebuah gigi tiruan jembatan yang memenuhi tuntutan kekuatan,ketahanan dan estetika. Berdasarkan
laporan klinis,FRC digunakan pada gigi tiruan tetap sebagaian bisa berfungsi selama 5-10 tahun. Selain itu FRC telah
menjadi bahan pilihan untuk penggantian gigi tiruan immediate karena tekniknya yang mudah dan FRC juga telah
diaplikasikan pada mahkota fabrikasi molar yang menghasilkan kinerja yang memuaskan.
Hadist
“Dilaknat : orang yang menyambung rambut, yang disambung rambutnya, orang yang mencabut alisnya
dan yang minta dicabut alisnya, orang yang mentato dan yang minta ditato, selain karena
penyakit.” (HR. Abu Daud 4170 dan dishahihkan Al-Albani).
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang orang mencukur alis, mengkikir gigi, menyambung
rambut, dan mentato, kecuali karena penyakit.”(HR. Ahmad 3945 dan sanadnya dinilai kuat oleh
Syuaib Al-Arnaut).
Lain kata jika menggunakan gigi palsu untuk menggantikan gigi yang telah copot dan rusak karena
penyakit. Hukum memakai gigi palsu dalam Islam dibolehkan jika tujuannya untuk mengganti gigi
yang telah rusa, dan copot. Hal ini sudah disebutkan dalam beberapa hadis berikut :
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “‘kecuali karena penyakit’ menunjukkan bahwa keharaman
yang disebutkan, jika tindakan tersebut dilakukan untuk tujuan memperindah penampilan, bukan
untuk menghilangkan penyakit atau cacat, karena semacam ini tidak haram.” (Nailul Authar,
6/244).
DAFTAR PUSTAKA
-Jurnal of Dental and Medical Science
(IOSR_JDMS) Evolutionary Change In
Bridges Design.dr.Sakhi,dr.Saksham.2014

-Martha M, ellyza,Andi. Pemilihan resin komposit


dan fiber untuk meningkatkan kekuatan
fleksural Fiber Reinforced Composite (FRC)

- Barclay,Wamsley. Fixed and Removable


Prosthodontics.2012.Churcill Livingstone

Anda mungkin juga menyukai