Anda di halaman 1dari 69

MAXILLO-MANDIBULAR RELATION

RECORD

Dika Agung Bakhtiar drg.,


Sp.Pros
BASIC MANDIBULAR POSITIONS
Menurut Basker et al posisi mandibula
(1992)
dikategorikan sbb :
REST POSITION

MUSCULAR POSITION

INTERCUSPAL POSITION

(ICP)
2
BASIC MANDIBULAR POSITIONS

Nomenklatur utk
posisi mandibula

(Basker et al,
1992)

3
• Rest posisi fisiologis merupakan posisi postural yg dikontrol
sepenuhnya oleh otot-otot pembuka, penutup, memajukan dan
menarik mundur mandibula.
• Selain itu juga dipengaruhi oleh posisi kepala pasien.
• Pada studi terbaru, penghitungan rest posisi yg lebih akurat
disarankan utk memposisikan kepala pasien tegak lurus & tanpa
disangga oleh head-rest dental unit. Oleh karena ketika pasien
menundukkan kepalanya maka jarak rest posisi berkurang,
namun bila posisi kepala menengadah maka jarak rest posisi
bertambah

26
Rest posisi fisiologis digunakan sbg posisi panduan ketika
menentukan dimensi vertikal oklusi GTP baru atau
memeriksa ulang dimensi vertikal oklusi GTP lama.

Ketika mandibula berada pada rest position maka akan


terdapat
ruang/jarak di antara permukaan oklusal gigi-gigi RA & RB
interocclusal rest space atau interocclusal distance atau
disebut juga THE FREEWAY SPACE sebesar ± 2–4 mm
ketika dilihat di posisi premolar pertama (Boucher et al, 1997)

5
MUSCULAR POSITION

Basker & davenport (1992) :


>>posisi vertikal dan horisontal mandibula yg didapatkan
dari keseimbangan aktivitas otot-otot yg menggerakkan
mandibula dari posisi rest menuju mulanya kontak gigi-gigi

6
INTERCUSPAL POSITION (ICP)

Basker & davenport (1992):

>>>posisi vertikal dan horisontal mandibula ketika terjadi


kontak oklusal yang maksimal

ICP = centric occlusion


terletak lebih anterior dari relasi sentrik
posisi maksilo-mandibula ditentukan oleh gigi geligi
kadangkala dianggap serupa dg “intercuspasi maksimal”
atau
“habitual closure”

7
RETRUDED CONTACT POSITION
(RCP)
Basker & davenport (1992):
>>>pergerakan mandibula dari posisi ICP ke arah posterior
dengan mempertahankan kontak minimal gigi geligi

Besar pergerakan ±1 mm krn dibatasi oleh ligamen lateral


TMJ.

30
RETRUDED CONTACT POSITION
(RCP)
Dapat diartikan :
“Hubungan mandibula terhadap maksila dimana condyle
berada paling posterior/distal dalam fosa glenoid pada tinggi
gigit
tertentu dan masih memungkinkan mandibula utk bergerak ke
arah lateral”

“RCP = Relasi Sentrik”

9
METODE PENETAPAN RELASI SENTRIS

METODE DORS AL FLEKS I :


memposisikan pasien terlentang/tidur (semi
supine/supine) pada dental unit atau wajah menengadah
ke atas (dorsal fleksi) mandibula berada pada posisi
paling posterior

METODE NUCLEUS WALKHOFF


bag. posterior lempeng gigit RA dilekatkan bulatan dg
diameter 3-4 mm yg terbuat dari malam model,
instruksikan px utk memposisikan ujung lidahnya
menyentuh nukleus walkhoff dan menutup mulutnya
10
Utk pembuatan GTP, digunakan panduan posisi relasi
sentrik...
MENGAPA ???
Memungkinkan GT utk berfungsi pd berbagai posisi
Mendukung (kondusif) utk kesehatan pasien (non-
patologis)
 Brill et al - nyeri & hilangnya sensasi oklusal pasien bila
GT tdk pd CR
 Reynolds - 24% dari populasi normal mempunyai CR=CO

Nyaman digunakan- relatively centered


(Celenza) Lebih mudah direproduksi (Grasser)
Lebih mudah utk menstabilkan oklusi
CR tdk berbeda dg CO pd DVO (Wilson and
Nairn)

KAPAN ???
Ketika seluruh oklusi gigi harus direstorasi dan tidak ada 11
Utk pembuatan GTP, mengapa tidak digunakan
panduan oklusi sentrik...

Posisi oklusi sentrik pasien sulit ditentukan karena:


 Pasien tdk dpt mengetahui oklusi sentrik atau
posisi habitual dgn menggunakan galangan gigit
 Posisi habitual tidak dapat ditentukan dgn galangan
gigit
(Crum and Loiselle; Brill et
al)

Oklusi sentrik pasien


disfungsi (Brill et al)
mungkin suatu posisi disfungsional
Lakukan palpasi otot-
otot & TMJ utk memastikan tdk adanya

12
JANGAN GUNAKAN RELASI SENTRIK SBG PANDUAN BILA ...

 Oklusi pasien stabil


 Tidak ada kelainan patologis pd komponen
sistem mastikasi pasien (mis. tdk adaTMD atau
keausan gigi geligi yg parah)
 Adanya posterior centric stops

menggunakan maximum
intercuspation/ICP

13
...RELASI VERTIKAL...
Menurut Boucher et al, 1997 dikategorikan menjadi :
1. Vertical Dimension of Occlusion (DVO)
2. Vertical Dimension of Rest posisition (DVR)
3. Posisi lainnya

>> Pd pengguna GTP, DVO merupakan jarak vertikal antara kedua GT


ketika
gigi-giginya saling berkontak/oklusi.

51
PENETAPAN RELASI
VERTIKAL
MAKSILOMANDIBULAR UTK GIGI TIRUAN
PENUH

15
Penetapan relasi vertikal maksilomandibular merupakan
suatu tahapan perawatan prostodontik utk pasien
edentulous dan telah banyak tersedia variasi metode
pengukurannya.

16
Ekstrusi gigi asli yg disebabkan hilangnya gigi antagonis akan
disertai menutupnya ruang antar rahang di regio tersebut.
Untuk perluasan basis GT, dibutuhkan ruang antar rahang yg
cukup agar dpt mengakomodasi penempatan anasir gigi. Pd
kasus semacam ini, agar didapatkan DV yg dpt diterima oleh
pasien (secara estetik & fungsi) maka perlu dilakukan tindakan
bedah pd tuber maksila yg fibrous & prominen, retromolar pads
&
jaringan lunak yg iregular atau mengurangi perluasan basis GT,
hingga pencabutan gigi yg ekstrusi bila ekstrusinya parah

Berkurangnya jarak antar rahang akan mengurangi kekuatan


gigitan GT sehingga nyeri pd mukosa penyangga akibat
pergerakan basis GT menekan mukosa akan berkurang juga.
Kondisi ridge knife-edge juga diterapi dgn mengurangi DVO
pasien utk mencegah trauma dan nyeri pd mukosa
17
Akan tetapi, jarak antar rahang yg berkurang akan berakibat pd
perubahan ekspresi wajah pasien yg tdk diharapkan (terutama
pd 1/3 bawah wajah, dimana dagu tampak terlalu dekat dgn
hidung dan menonjol, sudut mulut bergerak ke bawah krn
orbicularis oris berikut perlekatannya terdorong terlamapu
mendekati originnya, mengurangi aksi otot wajah shg tonus otot
berkurang wajah mjd menggelambir/flabby) shg DVO pasien
sebaiknya ditambah hingga scr estetik baik & nyaman utk
pasien saat GTP berfungsi.

Selain itu berkurangnya jarak antar rahang akan mengurangi


ruangan yg tersedia dalam rongga mulut, yg biasanya saat posisi
istirahat ruangan tsb diisi oleh lidah  mendorong lidah ke
belakang menuju tenggorokan  displacement jaringan
disekitarnya obstruksi/menutup tuba eustachian 
mengganggu fungsi telinga (hearing impairment)
ketidaknyamanan.

18
Apabila diketahui kondisi patologis yg tersebut di atas terjadi
pada pasien sbg akibat berkurangnya jarak antar rahang maka
GT dibuat sebagai “treatment denture” (DVO GT ditambah
secara bertahap dlm kurun waktu tertentu dg cara
menambahkan akrilik pd permukaan oklusal GT RB agar pasien
dpt beradaptasi terhadap perubahan DVOnya). (Boucher et al, 1997)

Pasien
pengguna
GTP yg
pemeliharaan
nya krg baik
shg
kehilangan
DVO dan
berakibat
mandibula
protrusif
19
PROBLEMA MMR PD PX EDENTULOUS

 Titik kontak oklusal gigi asli RA & RB menentukan DVO


 gigi asli hilang  sulit & rumit  operator harus
cermat & teliti
 Px dg rahang tdk bergigi lebih banyak
mengalami kesulitan utk menentukan kontak gigi-gigi
pada GT  krn tdk adanya membran periodontal 
respon proprioseptif (berkaitan dengan kesadaran
mengenai orientasi dan posisi segmen tubuh) hilang
 Lempeng & galangan gigit dr malam merah yg
mudah berubah, terkadang membingungkan px

20
METODE PENGUKURAN DIMENSI
VERTIKAL

21
VERTICAL DIMENSION OF
OCCLUSION
Basker & davenport, 1992 :
>>>jarak antara dua titik, yg satu terletak di maksila dan
lainnya terletak di mandibula, ketika gigi geligi rahang atas dan
bawah saling berkontak

60
KATEGORI METODE PENGUKURAN
Menurut Boucher et al (1997) metode pengukuran relasi
vertikal maksilomandibular dikelompokkan menjadi:
1. Metode mekanikal
menggunakan pencatatan gigitan sebelum dilakukan
tindakan pencabutan, kesejajaran ridge dll serta estetik
& kenyamanan pasien.

2. Metode fisiologis
melibatkan penggunaan rest posisi fisiologis, fenomena
penelanan dan fonetik serta estetik & kenyamanan
pasien.

23
... METODE MEKANIKAL...
1. Relasi Ridge
a. Jarak papilla insisivus terhadap gigi insisif mandibula
b. kesejajaran ridge (ridge parallelism)

2. Pengukuran GT lama pasien

3. Pencatatan sebelum pencabutan gigi (preextraction records)


a. Radiografik profil pasien/Cephalometric Ro
b. Model studi rahang dalam posisi oklusi
c. Pengukuran dimensi wajah

24
...1. RELASI RIDGE...
a. Jarak papilla insisivus thd gigi insisif mandibula
Papilla insisivus mrpkan anatomical landmark yg relatif
stabil posisinya ketika tjd resorbsi ridge alveolar.

Jarak antara papilla insisivus thd ujung insisal gigi anterior


RB (diukur pd model rahang) ±4 mm pd gigi-gigi asli.
Ujung insisal gigi insisif sentral RA berada ±6 mm di
bawah papilla insisivus. Shg nilai mean overlap vertikal
antara gigi insisif sentral RA & RB ±2 mm.

>>perlu diperhatikan bahwa perhitungan tsb mrpkan


perhitungan rata-rata dan tdk relevan pd pasien dg
resorbsi yg parah.
25
...1. RELASI RIDGE...
b. Kesejajaran ridge / Parallelism of the ridges
Kesejajaran ridge maksila dan mandibula serta 5 derajat
pembukaan di regio posterior seringkali digunakan sbg
panduan ideal besarnya jaw separation  krn gigi dg
oklusi normal yg lalu dicabut akan meninggalkan residual
ridge di sisi posterior paralel satu sama lainnya (dgn syarat
tdk tjd perubahan abnormal pd prosesus alveolarisnya).

Akan tetapi, pd pasien yg kehilangan gigi anterior &


posterior dlm waktu yg berbeda-beda, seringkali didapatkan
residual ridgenya tdk sejajar

27
...2. PENGUKURAN GT LAMA PASIEN
GT lama pasien dapat diukur dan hasil pengukurannya
dikorelasikan dgn hasil observasi pd wajah pasien utk
menentukan adanya perubahan-perubahan pd desain GT
yg dibutuhkan pasien.

Pengukuran dilakukan dg menggunakan Boley Gauge caliper


(alat utk mengukur ketebalan tepi GT RA dan RB –gbr.8.8) dan
Alma gauge (alat utk mengukur relasi insisal dlm bdg vertikal
& horisontal). Jika setelah dilakukan observasi wajah pasien,
hasil pengukuran dianggap terlampau pendek maka dilakukan
perubahan pd desain GT pasien yg baru.

28
Boley Gauge

67
69
...3. PREEXTRACTION RECORDS...
a. Radiografik profil pasien/Cephalometric Ro
a. Dpt digunakan utk menganalisa DVO akan tetapi karena
resiko radiasi maka penggunaannya jarang dilakukan
utk perawatan prostodontik pd pasien edentulous

b. Model studi rahang dlm posisi oklusi


pencetakan dilakukan sebelum pencabutan lalu model
rhg dipasang dlm artikulator utk dihitung tinggi dan jarak
gigit pasien serta evaluasi ukuran & bentuk gigi.

c. Pengukuran dimensi wajah/Facial measurements


c. Menggunakan alat seperti arbitrary face bow dan kaliper
(mengukur jarak antara dagu ke dasar hidung sebelum
gigi dicabut)
79
METODE
WILLIS
Menggunakan
Willis
Gauge
DVO YG BENAR
DIDAPA DR
TVERTIKAL JARAK
HIDUNG- DASAR
DAGU
JARAK =
VERTIKAL
S UDUT MULUT-PUPIL

* Hanya utk ras


kaukasoid
33
34
... METODE FISIOLOGIS...
1. Physiological Rest Position

2. Phonetic & Esthetics

3. Swallowing threshold

4. Tactile sense

5. Persepsi pasien thd kenyamanan

36
...1. PHYSIOLOGICAL REST POSITION...
Walaupun pengukuran ini bukan panduan yg mutlak, tapi bila
dikombinasikan dg metode lain akan memberikan informasi
DVO pasien yg tepat. Pengukuran dg cara :
1. Pasien diinstruksikan utk rileks ketika galangan gigit
diinsersikan dalam mulut pasien
2. Pasien diminta melakukan gerakan menelan
lalu merelaksasi rahangnya utk beberapa saat
3. Bila pasien tampak rileks, operator
perlahan-lahan membuka bibir
pasien utk melihat besarnya ruang
antar galangan gigit. (pasien tdk boleh
menggerakkan rhg atau bibirnya).
Idealnya, jarak antar oklusal = 2-4
mm
(freeway space)
37
...1. PHYSIOLOGICAL REST POSITION...
4. Hasil pengukuran rest posisi mandibula pasien (tanpa
galangan gigit) dibandingkan dgn pengukuran rest posisi
pasien dgn menggunakan galangan gigit.
Bila selisihnya >4 mm maka DVO terlampau rendah
namun bila <2mm maka DVO terlampau tinggi.
5. Galangan gigit disesuaikan hingga sesuai dgn DVO
pasien yg harmonis dgn estetik, fungsi, fonetik dan
kenyamanan pasien

38
DIMENSI VERTIKAL OKLUSI =
DIMENSI VERTIKAL REST POSTION – FREEWAY SPACE (2-4
39
mm)
PENGUKURAN DVO & DVR DG
BANTUAN JANGKA
SORONG/KALIPER

MENANDAI UJUNG HIDUNG & DAGU YG


PALING MENONJOL UTK DIUKUR DVR
& DVO

METODE PENGUKURAN
DVO ( TWO DOT 78
9
...2. PHONETICS & ESTHETICS...
Uji Fonetik utk DVO dilakukan dgn cara mendengarkan bunyi
atau suara yg diproduksi. Biasanya dilakukan saat pasang
coba model malam GTP dimana anasir gigi anterior & posterior
telah Tersusun dgn baik.

Pengucapan huruf “ ch, s, j “ akan merapatkan gigi-gigi


anterior. Bila penyusunan gigi dilakukan dg benar maka gigi
insisif RB akan bergerak maju hingga terletak pd posisi tepat
berada di bawah dan hampir bersentuhan dgn gigi insisif
sentral RA. Jika Jaraknya terlampau besar berarti DVO yg
dihasilkan terlampau rendah. Namun jika gigi anterior RA &
RB saling bersentuhan, maka DVO terlampau tinggi.

80
...2. PHONETICS & ESTHETICS...
PHONETIC TEST dgn SILVERMAN METHOD (SILVERMAN, 1953)

= CLOSEST SPEAKING TEST

Pada DV yg benar maka saat pasien mengucapkan


huruf”S”
yang berdekatan (mis. kata MISSISSIPI atau SUSI

SUSANTI) akan
terdapat sela/jarak antar insisal gigi-gigi anterior RA &

RB
“INCISAL DISTANCE GAP” sebesar 2-4 mm

43
...2. PHONETICS & ESTHETICS...
Bila terdengar suara “clicking” krn gigi-gigi saling
bersentuhan
ketika pasien berbicara maka DVO pasien terlampau tinggi.

44
...3. SWALLOWING THRESHOLD...
Posisi mandibula pada awal gerakan menelan digunakan sbg
panduan utk menetapkan DVO. Ketika pasien menelan, gigi-
gigi akan saling berkontak (minimal) pada awal siklus menelan
berlangsung.

Jika oklusi GTP terus menerus tdk tercapai ketika


pasien melakukan gerakan menelan, maka DVO yg
dihasilkan sebelumnya terlampau rendah.

45
...4. TACTILE SENSE...
Metode pengukuran DVO dgn memanfaatkan tactile sense
pasien dilakukan menggunakan suatu adjustable bearing
screw (the coble device) yg dilekatkan di tengah-tengah
galangan gigit RA & RB. Kekurangan dari metode ini adalah
adanya benda asing yg terletak di palatum dan ruang lidah.

46
5
...5. PERSEPSI PASIEN THD
KENYAMANAN...
Partisipasi pasien dalam menentukan DVO harus
diperhatikan terutama persepsi pasien dalam hal estetik,
fonetik, kenyamanan yg dirasakan pasien agar tercapai
keberhasilan perawatan GTP yang secara fisiologis dan
psikologis dapat diterima oleh pasien

86
DIMENSI VERTIKAL YG TERLALU TINGGI akan mengakibatkan :
 GTP tidak stabil
 Spasme otot-otot mastikasi
 Profil pasien buruk krn otot wajah tegang & bibir
sulit menutup
 Bunyi clicking pada anasir gigi GTP saat beroklusi 
Horse S ound
 Iritasi mukosa pendukung, resorpsi tulang &
gangguan
pada TMJ (temporomandibular disorders)

49
DIMENSI VERTIKAL YG TERLALU RENDAH akan
mengakibatkan :
 Kekuatan gigit berkurang
 Ekspresi wajah terlihat lebih tua krn kehilangan
support (mis. bibir & sudut mulut mjd turun & melipat;
pipi sering tergigit krn tonus otot kurang)
 Fonetik terganggu terutama pengucapan huruf yg
mendesis (mis. S)
 Lidah akan terdesak ke arah laring  kronis
akan mengganggu tuba eustachii pada telinga
 Costen syndrome

50
TAHAPAN KLINIS PENETAPAN
GIGIT

51
A. ORIENTASI RAHANG
1. Pemeriksaan TMJ dan otot-otot
fasial
- palpasi pada sound,
cek : clicking area TMJ dpt dibantu-
krepitasi, stetoskop
popping nyeri
- pola penutupan mandibula (adanya deviasi
ataupun
displacement)

2. Pemeriksaan relasi ridge


- palpasi
- cek : tonus otot; nyeri

52
...1. PEMERIKSAAN TMJ
Pemeriksaan TMJ dilakukan dengan cara :
a.memposisikan pasien rileks dan kepala tegak, bersandar pd head-
rest dental unit
b.palpasi pada kondile kanan & kiri pasien dgn cara operator
menempatkan jari kelingkingnya pada lubang telinga kanan dan
kiri
c. pasien diminta melakukan gerakan membuka & menutup mulut
secara perlahan dan berulang kali.

>>>Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat keserasian pergerakan


kondile kanan dan kiri saat membuka dan menutup mulut, melihat adanya
deviasi dan displacement mandibula. Apabila ditemukan
ketidakserasian pergerakan kondile, maka akan menyulitkan tahapan
penetapan relasi sentris pasien.

53
...2. PEMERIKSAAN RELASI
RIDGE...
Pemeriksaan relasi ridge atau relasi rahang (dilakukan di pasien atau di
model studi terpasang di artikulator).
Bertujuan untuk menentukan susunan gigi anterior dan posterior dengan
cara melihat relasi puncak ridge (anterior & posterior) RA terhadap RB
dari arah sagital dan transversal.
 Arah Transversal (dilihat dari depan) :
untuk melihat relasi puncak ridge posterior
≥ 80° atau normal apabila lengkung ridge RA lebih lebar dari lengkung
ridge RB (gigitan fissura luar RA atau gigitan fissura dalam RB).
≤ 80° apabila lengkung ridge RA lebih sempit dari lengkung ridge RB
atau puncak ridge RA posisinya lebih ke dalam dari puncak ridge RB
(gigitan fissura luar RB atau gigitan fissura dalam RA)
 Arah Sagital (dilihat dari samping):
untuk melihat relasi puncak ridge anterior
Normal bila puncak ridge anterior RA lebih protrusif dari puncak ridge
anterior RB (susunan gigi normal). Progeni bila puncak ridge anterior RB
lebih protrusif dari puncak ridge anterior RA (susunan anasir gigi
anterior dibuat cross bite atau edge-to-edge)
54
...3. PENYESUAIAN LEMPENG
DAN GALANGAN GIGIT...
a. Pemeriksaan dukungan bibir (lip support) dgn cara melihat
dukungan galangan gigit RA pada bibir atas dari arah
depan dan samping.
Anatomical landmark yang diperhatikan adalah philtrum,
sulcus nasolabialis dan commisura bibir.
Lip support berkurang: tampak philtrum datar,
sulcus nasolabialis dalam, commisura bibir
turun.
Lip support berlebih: tampak philtrum hilang (dapat
sebagian atau seluruhnya), sulcus nasolabialis dangkal
dan commisura bibir distorsi ke lateral.

55
...4. PENYESUAIAN LEMPENG
DAN GALANGAN GIGIT...
b. Pemeriksaan panjang galangan gigit RA terhadap bibir
atas.
Bibir normal: bila tersenyum maka 2/3 panjang gigi anterior
RA terlihat dan panjang galangan gigit RA akan terlihat 2
mm di bawah bibir atas.
Bibir pendek: bila tersenyum maka gigi anterior RA
dan prosesus alveolaris terlihat lalu panjang galangan gigit RA
akan terlihat 4 mm di bawah bibir atas.
Bibir panjang: bila tersenyum maka gigi anterior RA
tidak terlihat dan galangan gigit RA panjangnya sama atau 2
mm di atas bibir atas (galangan gigit lebih pendek).

c. Pemeriksaan estetik & kenyamanan pasien saat


menggunakan 56
PEMERIKSAAN LIP
&CHEEK S UPPORT
57
...3. PENYESUAIAN LEMPENG DAN GALANGAN
GIGIT...
b. Pemeriksaan panjang galangan gigit RA terhadap bibir
atas.
Bibir normal: bila tersenyum maka 2/3 panjang gigi anterior
RA terlihat dan panjang galangan gigit RA akan terlihat 2
mm di bawah bibir atas.
Bibir pendek: bila tersenyum maka gigi anterior RA
dan prosesus alveolaris terlihat lalu panjang galangan gigit RA
akan terlihat 4 mm di bawah bibir atas.
Bibir panjang: bila tersenyum maka gigi anterior RA
tidak terlihat dan galangan gigit RA panjangnya sama atau 2
mm di atas bibir atas (galangan gigit lebih pendek).

galangan gigitestetik & kenyamanan pasien saat


c. Pemeriksaan
menggunakan 58
...4.MENENTUKAN LETAK BIDANG INSISAL
DAN OKLUSAL GALANGAN GIGIT RA...
a. Posisikan pasien duduk rileks dan kepala tegak.
b. Tentukan titik yang paling prominen pada ujung hidung
dan dagu (teknik two dot).
c. Pasang benang putih pada tragus
melewati ala nasi (bidang Camper)
kemudian insersikan galangan
gigit RA ke dalam mulut pasien.

d. Posisikan occlusal bite plate pada mulut hingga


permukaannya berkontak dengan permukaan insisal dan
oklusal galangan gigit RA lalu fiksasi dengan jari telunjuk
dan jari tengah operator atau meminta pasien
memfiksasi dengan ibu jari kanannya.
59
...4.MENENTUKAN LETAK BIDANG INSISAL
DAN OKLUSAL GALANGAN GIGIT RA...
Kesejajaran bidang oklusal galangan gigit RA & RB terhadap
bidang oklusal pasien ditetapkan menggunakan occlusal
bite plate

60
CCLUSAL PLANE PLATE PARALEL
DG INTERPUPILLARY LINE

OCCLUSAL PLANE PLATE PARALEL DG


BIDANG CAMPER/CAMPER PLANE (ALA
TRAGUS LINE)

61
5. Pengukuran DVO
memakai two dot technique
Rumus : DVO = DVR – FWS (2-4 mm)
6. Penetapan relasi sentris/letak gigit
Bimanual Manipulation :
posisi px sedikit
berbaring (slightly supine)

62
Operator
membantu
mengarahkan
px utk menutup
mulutnya dlm
posisi relasi
sentris

139
7. Interocclusally Records
- buat cekungan berbentuk huruf V pd daerah
posterior galangan gigit RA & RB, dg
kedalaman 1-2 mm

1-2
mm

140
-isi cekungan tsb dg bite registration atau
utility wax, tunggu hingga mengeras 1- 2 menit

65
- fiksasi galangan gigit dg bantuan isi
staples
besar

66
Buat garis median, garis senyum dan garis kaninus
pada
- galangan gigit RA & RB

67
FIKSASI GALANGAN
GIGIT RA & RB

MOUNTING

68
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai