Anda di halaman 1dari 27

LO

SKENARIO 2
BLOK 16
MELINDA SAVIRA AYUDYAWATI
J2A017022
GIGI DEPAN
MAJU

Seorang pasien perempuan berusia 17 tahun ke dokter gigi


mengeluhkan gigi depan atas yang maju, sehingga membuatnya
merasa tidak percaya diri. Dokter gigi menanyakan riwayat gigi susu
pasien, dan apakah di keluarganya ada yang memiliki keadaan yang
sama dengannya. Pasien menjelaskan bahwa ibunya memiliki gigi
yang maju seperti dirinya dan ketika masih kecil pasien sering
menghisap jari. Selanjutnya dokter gigi melakukan pemeriksaan
profil muka,sendi TMJ,free way space, dan membuat studi model
untuk menganalisis kondisi gigi geligi pasien. Selain itu dokter gigi
merujuk pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang radiograf
untuk melihat relasi rahang dengan kepala pasien.

Hasil pemeriksaan:terdapat relasi molar kanan dan kiri dalam


kondisi distoklusi, terdapat keempat gigi insisivus rahang atas
memiliki inklinisasi labioversi.

Keyword: riwayat gigi,profil muka,studi model,relasi rahang


LEARNING
OBJECTIVE
Sebutkan macam-macam dan fungsi pemeriksaan
subjective,objective dan penunjang

Sebutkan macam-macam analisis dan pemeriksaan serta fungsi


masing-masing

Hadist
Macam-macam analisis pemeriksaan
• KRITERIA DIAGNOSTIK ESENSIAL

a. Anamnesis dan riwayat kasus (case history)

b. Pemeriksaan / analisis klisis: umum/general: jasmani dan mental, khusus/lokal: intra oral dan extra oral

c. Analisis model studi: pemeriksaan dan pengukuran pada model studi

 Lebar mesiodistal gigi-gigi

 Lebar lengkung gigi

 Panjang/tinggi lengkung gigi

 Panjang perimeter lengkung gigi

d. Analis fotometri : pemeriksaan dan pengukuran pada foto profil dan foto fasial pasien meliputi: tipe profil,bentuk muka,bentuk
kepala

e. Analis foto rontgen : foto periapical,panoramic,bite wing dll

Bila dianggap perlu bias dilengkapi dengan data dan hasil pemeriksaan tambahan yang disebut sebagai:
Macam-macam analisis pemeriksaan
• KRITERIA DIAGNOSTIK TAMBAHAN

a. Analisis sefalometrik

- Foto lateral untuk analisis profil

- Foto frontal umtuk analisis fasial

b. Analisis Elektromyografi (EMG) : untuk mengetahui abnormalitas torus dan aktivitas otot-otot
muka dan mastikasi

c. Radiografi pergelangan tangan untuk menetapkan indeks karpal yaitu untuk menentukan umur
penulangan

d. Pemeriksaan laboraturium: untuk menetapkan basal metabolic rute (BMR), tes indokrinologi dll.
1. Identitas pasien
a. Umur :

- Diastema gigi anterior pada umur 6 tahun, anak masih dalam masa pertumbuhan,maloklusi ini masih dapat
berkembang kearah normal dengan erupsinya gigi permanent dengan ukuran mesiodistal yang lebih besar dari
gigi susu,perawatan yang bisa dilakukan observasi

- Protrusif gigi-gigi rahang atas tipe dentoskeletal pada pasien umtu 23 tahun,pertumbuhan dentofasila telah
berhenti maloklusi bersifat permanen,perawtan yang bias dilakukan:perawatn protrusive rahang atas yang
berlebihan adalah bedah ortodontik, sedangkan perawatan terhadap proklinasi gigi anteriornya adalah
perawatan orthodontic

b. Suku bangsa/ras :

- Protrusif merupakan keadaan abnormal bagi ras Caucasoid tetapi protrusive pada tingkat tertentu masih
dianggap normal untuk ras negroid dan mongoloid

- Suku jawa dengan muka sedikit cembung masih dianggap normal karena merupakan kelompok mongoloid

c. Jenis kelamin:

- Proses pertumbuhan dentofasial lebih cepat selesai pada wanita daripada laki-laki seperti
pendewasaan,proses penulangan,erupsi gigi terjadi lebih awal pada wanita daripada laki-laki
2. Anamnesis dan riwayat kasus
Pasien dengan protrusif maksila bias ditetapkan sebagai kasus yang idsebabkan oleh factor keturunan atau
bukan,dengan melakukan anamnesis untuk menelusuri riwayat kasusnya:

- jika keadaan orang tua dan saudara-saudaranya mempunyai kemirirpan dengan pasien kasus ini disebabkan
oleh factor keturunan

- Jika orang tua dan saudara-saudaranya tidak protrusive tetapi dari riwayat kasus didapatkan pasien
mempunyai bad habit menghisap ibu jari pada masa kecilnya maka kasus ini disebabkan oleh factor
kebiasaan buruk
3. Pemeriksaan klinis
Dari hasil pemeriksan klinis ini kita juga dapat mendiagnosis keadaan pasien:

-pasien dengan ukuran badan yang besar akan didiagnosis tidak normal apabila ukuran rahangnya kecil

-ukuran rahang pasien yang tidak seimbang dengan ukuran mesiodistal gigi , gigi-gigi akan tampak berdesakan
atas renggang-renggang,didiagnosa sebagai kasus maloklusi gigi berjejal (crowding) atau diastema (spacing)

-tipe profil pasien cembung,lurus atau cekung,normal tidaknya tergantung kelompok ras pasien dan tingkat
keparahannya

-dari hasil pemeriksaan klinis dapat pula ditetapkan diagnosis mengenai:

• Ekstra oral: bentuk muka,bentuk kepala,keadaan bibir,tinggal muka,posisi dan hubungan rahang

• Intra oral:

-relasi molar dinyatakan dengan klasifikasi angle

-malrelasi gigi lainnya seperti: open bite, crossbite, deep overbite, scissor bite overjet berlebihan dll.

-malposisi gigi seperti: mesioversi,bukoversi,aksiversi,torsiversi,supraversi,transversi dll


4. Analisis studi model dan 5. Analisis foto muka (analisis
fotografi)
Dari hasil pemeriksaan pengukuran dan perhitungan pada studi model dapat ditetapkan diagnosis mengenai:

-bentuk dan ukuran rahang

-ukuran mesiodistal gigi

-bentuk dan ukuran lengkung gigi

-penentuan relasi molar,malserasi gigi lainnya,malposisi gigi

-adanya kelainan bentuk gigi (malformasi) dll

Analisis terhadap muka dan profil pasien dapat dilakukan langsung pada pasien dalam pemeriksaan klinis. Tetapi
untuk tujuan dokumentasi mengenai keadaan wajah pasien diperlukan juga foto wajah perlu disertakan pada
laporan status pasien. Analisi foto muka pasien dilakukan untuk mendiagnosis adanya abnormalitas mengenai
bentuk profile dan tipe muka pasien:

Tipe profil: cembung,lurus,cekung

Bentuk muka: brahifacial,mesofasial,oligofasial

Bentuk kepala: brahisepali,mesosefali,oligosefali


6. Analisis foto rontgen dan 7. Analisis sefalometri
Analisis foto rontgen diperlukan apabila dibutuhkan diagnosis tentang keadaan jaringan dentoskeletal pasien yang
tidak dapat diamati langsung secara klinis seperti:

-Foto periapical: untuk menentukan gigi yang tidak ada,apakah karena telah dicabut,impaksi atau agenese.Untuk
menentukan posisi gigi yang belum erupsi terhadap permukaan rongga mulut berguna untuk menetapkan waktu
erupsi ,untuk membandingkan ruang yang ada dengan lebar mesiodistal gigi permanen yang belum erupsi

-Panoramik: untuk menentukan keadaan gigi dan jaringan pendukungnya secara keseluruhan dalam satu Ro foto
untuk menentukan urutan erupsi gigi dll.

-Bite wing: untuk menentukan posisi gigi dari proyeksi oklusal

Analisis sefalometri sekarang semakin dibutuhkan untuk dapat mendiagnosis maloklusi dan keadaan dentofasial
secara lebih detail dan lebih teliti tentang:

-Pertumbuhan dan perkembangan serta kelainan kraniofacial

-Tipe muka/ fasial baik jaringan keras maupun jaringan lunak

-Posisi gigi –gigi terhadap rahang

-Hubungan rahang atas dan rahang bawah basis cranium


Prosedur Perawatan
1. Penerangan terhadap pasien dan keluarganya tentang jalannya perawatan

2. Identifikasi pasien

3. Pemeriksaan mterhadap penderita

4. Penentuan diagnose

5. Analisis etiologi

6. Rencana perawatan

7. Penentuan alat

8. Penentuan prognosa perawatan


1. Penerangan terhadap pasien dan keluarganya tentang jalannya perawatan meliputi:

a. Prosedur perawatan tentang lamanya waktu yang relative lama

b. Ketaatan pasien terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan operator

c. Jenis alat yang digunakan

d. Kemungkinan tindakan yang dilakukan operator terhadap pasien misalnya pembedahan,pencabutan,grinding


slicing

e. Tindakan yang dilakukan untuk mengumpulkan data

f. Biaya

g. Gambaran perkiraan hasil yang akan dicapai bila perawatan selesai atau berhenti di tengah jalan.

2. Identifikasi pasien

Penting untuk kepentingan administrasi bila suatu saat diperlukan. Untuk keadaan normalnya sebagai petunjuk
pada sasaran yang akan dicapai. Dalam mengidentifikasi perlu diketahui:

Tempat merawat, tanggal mulainya perawatan, nomor kartu, nama, umur, jenis kelamin, nomor model, suku bangsa,
pekerjaan, agama, alamat, nama orang tua, pekerjaan orang tua, alamat orang tua, operator.

3. Pemeriksaan terhadap penderita meliputi : pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif

 Pemeriksaan subjektif dilakukan dengan anamnese : keluhan utama, keluhan sekunder, riwayat gigi yang
Meliputi : gigi decidui erupsinya normal atau tidak, kapan mulainya erupsi, ada atau tidaknya karies, waktu
tanggalnya tepat atau tidak, ada tidaknya gangguan, pernah dirawat atau belum, bagaimana susunannya, riwayat
gigi bercampur

Riwayat gigi bercampur yang ditanyakan meliputi: kapan, ada tidaknya persistensi, ada tidaknya malposisi, pernah
atau belum dirawat, ada tidaknya prolong retensi

Riwayat gigi permanen: ada tidaknya pencabutan gigi, qada tidaknya tambalan, karies, kapan timbulnya kelainan,
jumlah gigi lengkap atau tidak

• Riwayat penyakit yang diderita

Penyakit yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan: kapan intensitas

Penyakit spesifik yang ada disekitar rongga mulut dan penyakit-penyakit lain (malnutrisi,hepatitis,tipus dll)

• Riwayat keluarga: perlu dijelaskan bagaimana susunan gigi anggota keluarga,apakah ada yang pernah
dirawat ortho,bila ada alat apa yang dipakai.

- Dari sini dapat ditarik kesimpulan apakah kelainan tersebut herediter atau bukan

 Pemeriksaan obyektif dilakukan dengan empat cara pemeriksaan

a. Pemeriksaan klinis, baik umum maupun lokal

b. Pemeriksaan laboratoris

c. Pemeriksaan percobaan
EXTRA ORAL

-Bentuk kepala : brahicepalic/mesophilic/delicosephalic

-Bentuk kepala klasifikasi indeks kepala berdasrkan sukadana (1976):

a. Dolicoshepali 70,0-74,9

b. Mesosephali 75,0-79,9

c. Brachisephali 80,0-84,9

Pengelompokan bentuk kepala berdasarkan indeks kepala dengan jalan pengukuran lebar kepala dan panjang kepala
dengan rumus:

Indeks kepala = jarak kepala maksimum/panjang kepala maksimum X 100

Panjang kepala adalah diameter terbesar dari glabellaophistthocranium dan Lebar kepala adalah ukuran transversal paling
besar pada bidang horizontal di atas puncak supramostoid dan zygomatic.

Untuk mengetahuinya dipakai index kepala:

IK = Lebar kepala max/ Panjang kepala max X 100

Bila IK = 70-74,9 : delicosephali

75-79,9 : mesosephali

80-84,9 : brachisephali
-Bentuk muka : eury meso leptoprosop

Indeks muka = jarak nation ke gnation/lebar bizigomatik X 100

Bila IM = < 74,9 : hypreuryprosop

80-84 : euryprosop

85-89,9 : mesoprosop

90-94,9 : leptoprosop

>_95 : hyperleptoprosop

- Keadaan muka : soimetris / asimetri

- Profil : ceembung/cekung/lurus

- Posisi rahang : maxilla : normal atau retrusif atau protusif

mandibulla : normal atau retrusif atau protrusif

- Garis simon : normal atau retrusif atau protrusive

- Otot-oto pengunyahan : tonus = normal atau hypotonus atau hypertonus

fungsi = normal atau paralise

keadaan = simetris atau asimetris


 Bibir : keadaan: normal atau schisis

ketebalan : tebal atau tipis

posisi saat istirahat : membuka atau menutup

letak stonium saat restorasi

Normal= 2,5 mm di atas incisivus atas

Pipi : cekung atau menggelembung

Gerakan mandibula saat menutup dan membuka: ada latero defiasi atau tidak

INTRA ORAL

Jaringan lunak : lidah ( besar kecil, panjang pendek, tonus, keadaan kesehatan)

Gingiva : ada tidaknya pigmentasi

Palatum : normal atau tidak, tonus, bercelah atau tidak

Glandula tonsila palatina : normal atau tidak, ada atau tidak inflamasi, hypertrofi atau tidak

Frenulum labii superior dan inferior: perlekatannya dilihat kalau ada perluasan frenulum labii superior dilakukan blanche test

Caranya : Tarik bibir ke atas sehingga frenulum tertarik maka gusi akan tampak pucat dan jarak normal frenulum ke gingiva 3-5 mm.

Oral hygiene : baik sedang cukup jelek, calculus di region mana, debris di regio mana
 Jaringan keras : pemeriksaan gigi geligi adakah karies, tumpatan atau agenese, supernumerary, trauma

 Lengkung gigi : simetri atau asimetri

 Hubungan rahang : orthognatik atau retrognatik atau prognatik

 Anomali individual : labioversi, buccoversi, palatoversi, mesioversi, linguoversi, rotasi,rudimeter dan lain-lain

 Adakah : spacing, crowding, protrusi, retrusi, kombinasi

 Pemeriksaan laboratoris

 Study model

o Gambaran rahang atas dan rahang bawah

o Ukuran M1-M1

o Ukuran tulang orbital,interpremolar,intermolar,interfosa,cranina panjang dan lebar lengkung

o Dilakukan pengukuran-pengukuran:

- Mesio distal gigi disbanding dengan ukuran normal

- Mengukur jarak anatar premolar satu kiri atas dengan premolar satu kanan atas dilakukan antara titik pada tepi paling distal dari cekung mesial pada
permukaan oklusal premolar satu kiri atas ke cekung mesial pada premolar satu kanan atas

- Jarak antara molar satu kiri atas dengan molar satu kanan atas. Pengukuran dilakukan pada titik cekung mesial permukaan oklusal molar satu kiri atas dan
molar satu kanan atas

- Buat bidang orbital: perhatikan letaknya terhadap caninus dengan mengingat hokum caninus
 Rontgen foto

 Menggetahui rearbsorbsi akar gigi decidui

 Mengetahui letak gigi pengganti

 Mengetahui besar dan letak gigi permanen

 Mengetahui pertumbuhan gigi

 Mengetahui keadaan jaringan sekitarnya

PERHITUNGAN DAN DETERMINASI LENGKUNG RAHANG

Perhitungan yang digunakan berbeda tiap periode gigi susu,bercampur atau permanen

1. Periode gigi susu

2. Periode gigi bercampur : metode nance dan metode moyers

3. Periode gigi permanen : metode pont,metode korkhaus, metode howes, metode Thompson dan Brodie , metode kesling

A. METODE NANCE

1. Dikemukakan pada tahun 1934 DI Pasadena Kalifornia Amerika

2. Dasar : adanya hubungan antara jumlah mesiodistal gigi-gigi desidui dengan gigi pengganti

3. Tujuan: untuk mengetahui apakah gigi tetap yang akan tumbuh cukup tersedia/lebih/kurang ruang

4. Gigi-gigi yang dipakai sebagai dasar : c, mi, m2 dan gigi pengganti 3 4 5


B. Metode Moyers

1. Diperkenalkan oleh moyers Jenkins dan staf ortodonsia universitas Michigan

2. Pemakaian rontgen foto tidak mutlak diperlukan

3. Keuntungannya : kesalahan sedikit dan ralat kecil diketahui dengan tepat,dapat dikerjakan dengan baik oleh ahli maupun bukan ahli, tidak membutuhkan banyak
waktu, tidak memerlukan alat khusus, dapat dikerjakan dalam mulut maupun pada studi model baik RA atau RB

4. Dasar : adanya korelasi antara satu kelompok gigi dengan kelompok lain jadi dengan mengukur jumlah lebar gigi dalam satu kelompok pada satu segmen
dimungkinkan dapat membuat suatu perkiraan yang teapat dengan jumlah lebar gigi-gigi dari kelompok lain dalam mulut yang sama

5. Kelompok gigi yang digunakan sebagai pedoman 21 dan 12 alasannya merupakan gigi permanen yang tumbuh paling awal, muudah diukur dengan tepat baik
intraoral maupun ekstra oral (model), ukurannya tidak bervariasi banyal disbanding RA

C. Metode pont

6. Dasar : dalam lengkung gigi (dental arch) dengan susunan gigi teratur terdapat hubungan antara jumlah lebar mesiodistal keempat gigi insisivus atas dengan
lebar lengkung inter premolar pertama dan inter molar pertama

7. Susunan normal: ideal : - gigi –gigi yang lebar yang membutuhkan suatu lengkung yang lebar

- gigi-gigi yang kecil membutuhkan suatu lengkung yang kecil

- ada keseimbangan antara besar gigi dengan lengkung gigi

3. Tujuan untuk mengetahui apakah suatu lengkung gigi dalam keadaaan kontraksi atau distraksi atau normal

C. Metode Pont

1. Dasar: dalam lengkung gigi (dental arch) dengan susunan gigi teratur terdapat hubungan antara jumlah lebar mesiodistal keempat gigi insisivus atas dengan lebar
lengkung inter premolar pertama dan inter molar pertama
2. Susunan normal : ideal : gigi-gigi yang lebar membutuhkan suatu lengkung yang leabr

gigi-gigi yang kecil membutuhkan suatu lengkung yang kecil

ada keseimbangan antar besar gigi dengan lengkung gigi

Tujuan : untuk mengetahui apakah suatu lengkung gigi dalam keadaan kontraksi atau distraksi atau normal

D. Metode Korkhaus : jarak insisivus tetap atas dan premolar adalah jarak pada garis sagital tersebut memotong garis transversal yang menghubungkan premolar
pertama atas pada palatum.

E. Metode Howes

1. Ada hubungan lebar lengkung gigi dengan panjang perimeter lengkung gigi

2. Ada hubungan basal arch dengan coronal arch

Keseimbangan basal arch dengan lebar mesiodistal gigi

F. Metode Thompson dan Brodie

3. Menentukan lokasi daerah sebab-sebab terjadinya deep overbite

4. Deep overbite: suatu kelainan gigi dimana tutup menutup (over laping) gigi-igig depan atas bawah sangat dalam menurut arah bidang vertical

5. Normal overbite : rata-rata tutp menututp : 1/3 panjang mahkota 1 , normalnya adalah : 2-4 mm

6. Dapat terjadi pada ketiga angle kelas 1,2,3

7. Keadaan ini sanagt tidak menguntungkan untuk kesehatan di kemudian hari serta keawetan ggi geligi tersebut dan melihat bagaimana pengaruhnya pada gigi
anak-anak
• Pemeriksaan subyektif setidaknya ada 7 hal yakni identitas pasien, keluhan utama, present illnes, riwayat medik, riwayat dental, riwayat keluarga dan riwayat sosial.
a.       Identitas pasien diperlukan sebagai pasca tindakan dapat pula sebagai data mortem (dental forensic), data identitas pasien meliputi :
1.      Nama lengkap panggilan 5. Status pernikahan
2.      Tempat dan tanggal lahir 6. pekerjaan
3.      Alamat tinggal 7. Pendidikan kewarganegaraan
4.      Golongan darah 8. No. Telfon pasien

b.      Keluhan utama (Chief Complaint CC)


Berkaitan dengan keluhan oleh pasien datang kedokter gigi keluhan utama pasien akan berpengaruh terhadap pertimbangan dokter dalam menentukan tindakan yang akan
dilakuhkan kepada pasien. Contoh rasa sakit ataupun ngilu rasa tidak nyaman, pembengkakan, perdarahan, halitosis, rasa malu karena penampilan

c.       Present illness (Present Illness PI)


Mengetahui keluhan utama saja tidak cukup, maka perlu dilakuhkan pengembangan masalah yang ada dalam keluhan utama dan lain - lain. Mencari tahu kapan pasien merasakan
sakit/ rasa tidak nyaman sejak pertama kali terasa, apakah bersifat berselang atau terus menerus, dilihat apakah terlalu pasien merasakan sakit, dilihat faktor pemicunya contoh
lokasi, faktor pemicu, karakter, keparahan, penyebaran.

d.      Riwayat medik (medikal history/ PMH)


Apakah pasien pernah rawat inap dirumah sakit karena dengan gejala umum demam, penurunan berat badan serta gejala umum lainnya.
Perawatan bedah, radiologi, alergi obat dan makanan, anestesi, dan rawat inap dirumah sakit karena penyakit riwayat umum. Jika pasien
pernah rawat inap.
e.       Riwayat dental (Post Medical History PDH)
Apakah pasien pernah datang kedokter gigi karena akan mempengaruhi seseorang dokter gigi dalam meninjau tindakan perawatan pada pasien
yaitu pasien rutin kedokter gigi apa tidak, sikap pasien datang kedokter gigi saat dilakuhkan perawatan, keluhan gigi pasien, perawatan
restorasi, dll. Jika pasien pernah datang kedokter gigi.
f.       Riwayat keluarga (Famili History FH)
Ini berkaitan dengan problem herediter yang berkaitan dengan riwayat penyakit keluarga, seperti ayah ibu pernah rawat inap dirumah sakit, ayah ibu
pernahberkunjung kedokter gigi memeriksakan keluhan.

g.      Riwayat sosial (Sosial History SH)


Riwayat sosial yang dapat dipertimbangkan
1.      Apakah pasien masih memiliki keluarga
2.      Keadaan sosial ekonomi pasien
3.      Pasien pergi kekeluar negeri
4.      Riwayat seksual pasien
5.      Kebiasaan merokok, minum alkohol, pengguna obat-obatan
6.      Informasi tentang diet makan pasien
• Pemeriksaan Obyektif
• Pemeriksaan objektif yang dilakuhkan secara umum ada dua macam yaitu pemeriksaan ekstraoral dan pemeriksaan
intra oral.

• a.       Pemeriksaan ekstra oral


• 1.      Pemeriksaan Limfonodi
• 2.      Pemeriksaan otot mastikasi
• 3.      Pemeriksan temporo mandibullar joint (TMJ)
• b.      Pemeriksaan Intra oral
• 1.      Bentuk bibir 5. Palatum (keras dan lunak)
• 2.      Mukosa labial6. Ginggiva
• 3.      Mukosa bukal 7. Gigi Geligi
• 4.      Dasar mulut an bagian ventral lidah 8. Frenulum
• Pemeriksaan obyektif gigi dapat dilakuhkan dengan pemeriksaan beberapa cara antara lain sebagai berikut:
• 1.      Inspeksi 5. Tes mobilitas
• 2.      Sondasi 6. Tes suhu
• 3.      Perkusi7. Tes elektrik
• 4.      Palpasi 8. transimulasi
• Diagnosis

Diagnosis adalah cara menentukan jenis penyaki berdasarkan gejala (simtom) dan tanda (sign) yang ada. Macam macam diagnosis:

a. Diagnosis medis, yaitu proses penentuan jenis penyakit berdasarkan tanda dan gejala menggunakan cara dan alat penunjang seperti
      

laboratorium, foto dan klinik.

b. Diagnosis banding/ differential diagnostik (DD) yaitu diagnosis yang dilakuhkan dengan membandingkan tanda klinis suatu penyakit
     

dengan tanda klinis penyakit lain.

Ø Pemeriksaan penunjang
 

a. Radiografi

dental radiografi memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosis dan merencanakan perawatan dan mengevaluasi hasil perawatan
untuk melihat keaadaan gigi secara utuh. Dalam mempelajari bidang radiologi oral ada 2 hal yang peludiketahui, yakni

1. tehnik dan cara mendapatkan hasil yang optimal

2. interprestasi dan menafsirkan radiogram yang telah dibuat

Ada dua macam dalam radiologi kedokteran gigi

1. radiologi intra oral : tehnik periapikal, tehnik bite wing atau saya gigit, tehnik oklusal

2. radiografi ekstra oral : panoramik, oblique lateral, postero anterior PA jaw, reversi town’s projection
• Prognosis
Prakiraan ramalan tentang jalannya penyakit. (sesudah diberikan pengobatan/ perawatan tertentu). Jenis prognosis :
1.      Prognosis bona : ramalan baik
2.      Prognosis dubia ad bona : ramalan ragu – ragu condong ke baik
3.      Prognosis dubia ad mala : ramalan ragu – ragu condong keburuk
4.      Prognosis mala : ramalan buruk
Assessment
Assessment penilan terhadap status yang diperlakuhkan pasien, baik dalam hal ststus gizi dan jaringan periodontal apakah bisa
dirawat apa tidak, melihat pasien dengan kondisi yang bisa mempengaruhi rencana perawatan dengan situasi dan keadaan pasien
apakah bisa dilakuhkan.
• Rencana perawatan
• Rencana perawatan sangat perlu oleh seorang dokter gigi untuk membuat jadwal kerja dan prioritas perawatan. Prinsip rencana
perawatan yang dapat diaplikasikan sebagai berikut :
1.      Mengilangkan keluhan pada pasien.
2.      Memberi edukasi
3.      Ekstraksi gigi yang tidak dapat dirawat
4.      Meningkatkan kondisi periodontal
5.      Restorasi gigi yang mengalami karies
6.      Prosedur perawatan yang lebih lanjut : endodontik, prostodontik, orthodontik, dan fase pemeliharaan.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi keuntungan dan kekurangan yaitu pasien, dokter, keuangan, faktor ketersediaan alat dan
bahan yang bisa atau dapat untuk digunakan dalam berbagai macam kebutuhan penaganan.
hadist
‫نهى عن النامصة والواشرة والواصلة والواشمة إال من داء‬
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang orang mencukur alis,
mengkikir gigi, menyambung rambut, dan mentato, kecuali karena
penyakit. (HR. Ahmad 3945 dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-
Arnaut)
Daftar pustaka
Shaw. F.G and Edmonson, S. 2010 Orthodontic for Dental Students. Staples Press. London
Rakosi T. 2014. Priciples of Orthodontics. Mosby Co. London
White. Tc. 2016. Orthodontics in daily practice. Stapples Press.

Anda mungkin juga menyukai