SKENARIO 2
BLOK 16
MELINDA SAVIRA AYUDYAWATI
J2A017022
GIGI DEPAN
MAJU
Hadist
Macam-macam analisis pemeriksaan
• KRITERIA DIAGNOSTIK ESENSIAL
b. Pemeriksaan / analisis klisis: umum/general: jasmani dan mental, khusus/lokal: intra oral dan extra oral
d. Analis fotometri : pemeriksaan dan pengukuran pada foto profil dan foto fasial pasien meliputi: tipe profil,bentuk muka,bentuk
kepala
Bila dianggap perlu bias dilengkapi dengan data dan hasil pemeriksaan tambahan yang disebut sebagai:
Macam-macam analisis pemeriksaan
• KRITERIA DIAGNOSTIK TAMBAHAN
a. Analisis sefalometrik
b. Analisis Elektromyografi (EMG) : untuk mengetahui abnormalitas torus dan aktivitas otot-otot
muka dan mastikasi
c. Radiografi pergelangan tangan untuk menetapkan indeks karpal yaitu untuk menentukan umur
penulangan
d. Pemeriksaan laboraturium: untuk menetapkan basal metabolic rute (BMR), tes indokrinologi dll.
1. Identitas pasien
a. Umur :
- Diastema gigi anterior pada umur 6 tahun, anak masih dalam masa pertumbuhan,maloklusi ini masih dapat
berkembang kearah normal dengan erupsinya gigi permanent dengan ukuran mesiodistal yang lebih besar dari
gigi susu,perawatan yang bisa dilakukan observasi
- Protrusif gigi-gigi rahang atas tipe dentoskeletal pada pasien umtu 23 tahun,pertumbuhan dentofasila telah
berhenti maloklusi bersifat permanen,perawtan yang bias dilakukan:perawatn protrusive rahang atas yang
berlebihan adalah bedah ortodontik, sedangkan perawatan terhadap proklinasi gigi anteriornya adalah
perawatan orthodontic
b. Suku bangsa/ras :
- Protrusif merupakan keadaan abnormal bagi ras Caucasoid tetapi protrusive pada tingkat tertentu masih
dianggap normal untuk ras negroid dan mongoloid
- Suku jawa dengan muka sedikit cembung masih dianggap normal karena merupakan kelompok mongoloid
c. Jenis kelamin:
- Proses pertumbuhan dentofasial lebih cepat selesai pada wanita daripada laki-laki seperti
pendewasaan,proses penulangan,erupsi gigi terjadi lebih awal pada wanita daripada laki-laki
2. Anamnesis dan riwayat kasus
Pasien dengan protrusif maksila bias ditetapkan sebagai kasus yang idsebabkan oleh factor keturunan atau
bukan,dengan melakukan anamnesis untuk menelusuri riwayat kasusnya:
- jika keadaan orang tua dan saudara-saudaranya mempunyai kemirirpan dengan pasien kasus ini disebabkan
oleh factor keturunan
- Jika orang tua dan saudara-saudaranya tidak protrusive tetapi dari riwayat kasus didapatkan pasien
mempunyai bad habit menghisap ibu jari pada masa kecilnya maka kasus ini disebabkan oleh factor
kebiasaan buruk
3. Pemeriksaan klinis
Dari hasil pemeriksan klinis ini kita juga dapat mendiagnosis keadaan pasien:
-pasien dengan ukuran badan yang besar akan didiagnosis tidak normal apabila ukuran rahangnya kecil
-ukuran rahang pasien yang tidak seimbang dengan ukuran mesiodistal gigi , gigi-gigi akan tampak berdesakan
atas renggang-renggang,didiagnosa sebagai kasus maloklusi gigi berjejal (crowding) atau diastema (spacing)
-tipe profil pasien cembung,lurus atau cekung,normal tidaknya tergantung kelompok ras pasien dan tingkat
keparahannya
• Ekstra oral: bentuk muka,bentuk kepala,keadaan bibir,tinggal muka,posisi dan hubungan rahang
• Intra oral:
-malrelasi gigi lainnya seperti: open bite, crossbite, deep overbite, scissor bite overjet berlebihan dll.
Analisis terhadap muka dan profil pasien dapat dilakukan langsung pada pasien dalam pemeriksaan klinis. Tetapi
untuk tujuan dokumentasi mengenai keadaan wajah pasien diperlukan juga foto wajah perlu disertakan pada
laporan status pasien. Analisi foto muka pasien dilakukan untuk mendiagnosis adanya abnormalitas mengenai
bentuk profile dan tipe muka pasien:
-Foto periapical: untuk menentukan gigi yang tidak ada,apakah karena telah dicabut,impaksi atau agenese.Untuk
menentukan posisi gigi yang belum erupsi terhadap permukaan rongga mulut berguna untuk menetapkan waktu
erupsi ,untuk membandingkan ruang yang ada dengan lebar mesiodistal gigi permanen yang belum erupsi
-Panoramik: untuk menentukan keadaan gigi dan jaringan pendukungnya secara keseluruhan dalam satu Ro foto
untuk menentukan urutan erupsi gigi dll.
Analisis sefalometri sekarang semakin dibutuhkan untuk dapat mendiagnosis maloklusi dan keadaan dentofasial
secara lebih detail dan lebih teliti tentang:
2. Identifikasi pasien
4. Penentuan diagnose
5. Analisis etiologi
6. Rencana perawatan
7. Penentuan alat
f. Biaya
g. Gambaran perkiraan hasil yang akan dicapai bila perawatan selesai atau berhenti di tengah jalan.
2. Identifikasi pasien
Penting untuk kepentingan administrasi bila suatu saat diperlukan. Untuk keadaan normalnya sebagai petunjuk
pada sasaran yang akan dicapai. Dalam mengidentifikasi perlu diketahui:
Tempat merawat, tanggal mulainya perawatan, nomor kartu, nama, umur, jenis kelamin, nomor model, suku bangsa,
pekerjaan, agama, alamat, nama orang tua, pekerjaan orang tua, alamat orang tua, operator.
Pemeriksaan subjektif dilakukan dengan anamnese : keluhan utama, keluhan sekunder, riwayat gigi yang
Meliputi : gigi decidui erupsinya normal atau tidak, kapan mulainya erupsi, ada atau tidaknya karies, waktu
tanggalnya tepat atau tidak, ada tidaknya gangguan, pernah dirawat atau belum, bagaimana susunannya, riwayat
gigi bercampur
Riwayat gigi bercampur yang ditanyakan meliputi: kapan, ada tidaknya persistensi, ada tidaknya malposisi, pernah
atau belum dirawat, ada tidaknya prolong retensi
Riwayat gigi permanen: ada tidaknya pencabutan gigi, qada tidaknya tambalan, karies, kapan timbulnya kelainan,
jumlah gigi lengkap atau tidak
Penyakit spesifik yang ada disekitar rongga mulut dan penyakit-penyakit lain (malnutrisi,hepatitis,tipus dll)
• Riwayat keluarga: perlu dijelaskan bagaimana susunan gigi anggota keluarga,apakah ada yang pernah
dirawat ortho,bila ada alat apa yang dipakai.
- Dari sini dapat ditarik kesimpulan apakah kelainan tersebut herediter atau bukan
b. Pemeriksaan laboratoris
c. Pemeriksaan percobaan
EXTRA ORAL
a. Dolicoshepali 70,0-74,9
b. Mesosephali 75,0-79,9
c. Brachisephali 80,0-84,9
Pengelompokan bentuk kepala berdasarkan indeks kepala dengan jalan pengukuran lebar kepala dan panjang kepala
dengan rumus:
Panjang kepala adalah diameter terbesar dari glabellaophistthocranium dan Lebar kepala adalah ukuran transversal paling
besar pada bidang horizontal di atas puncak supramostoid dan zygomatic.
75-79,9 : mesosephali
80-84,9 : brachisephali
-Bentuk muka : eury meso leptoprosop
80-84 : euryprosop
85-89,9 : mesoprosop
90-94,9 : leptoprosop
>_95 : hyperleptoprosop
- Profil : ceembung/cekung/lurus
Gerakan mandibula saat menutup dan membuka: ada latero defiasi atau tidak
INTRA ORAL
Jaringan lunak : lidah ( besar kecil, panjang pendek, tonus, keadaan kesehatan)
Glandula tonsila palatina : normal atau tidak, ada atau tidak inflamasi, hypertrofi atau tidak
Frenulum labii superior dan inferior: perlekatannya dilihat kalau ada perluasan frenulum labii superior dilakukan blanche test
Caranya : Tarik bibir ke atas sehingga frenulum tertarik maka gusi akan tampak pucat dan jarak normal frenulum ke gingiva 3-5 mm.
Oral hygiene : baik sedang cukup jelek, calculus di region mana, debris di regio mana
Jaringan keras : pemeriksaan gigi geligi adakah karies, tumpatan atau agenese, supernumerary, trauma
Anomali individual : labioversi, buccoversi, palatoversi, mesioversi, linguoversi, rotasi,rudimeter dan lain-lain
Pemeriksaan laboratoris
Study model
o Ukuran M1-M1
o Dilakukan pengukuran-pengukuran:
- Mengukur jarak anatar premolar satu kiri atas dengan premolar satu kanan atas dilakukan antara titik pada tepi paling distal dari cekung mesial pada
permukaan oklusal premolar satu kiri atas ke cekung mesial pada premolar satu kanan atas
- Jarak antara molar satu kiri atas dengan molar satu kanan atas. Pengukuran dilakukan pada titik cekung mesial permukaan oklusal molar satu kiri atas dan
molar satu kanan atas
- Buat bidang orbital: perhatikan letaknya terhadap caninus dengan mengingat hokum caninus
Rontgen foto
Perhitungan yang digunakan berbeda tiap periode gigi susu,bercampur atau permanen
3. Periode gigi permanen : metode pont,metode korkhaus, metode howes, metode Thompson dan Brodie , metode kesling
A. METODE NANCE
2. Dasar : adanya hubungan antara jumlah mesiodistal gigi-gigi desidui dengan gigi pengganti
3. Tujuan: untuk mengetahui apakah gigi tetap yang akan tumbuh cukup tersedia/lebih/kurang ruang
3. Keuntungannya : kesalahan sedikit dan ralat kecil diketahui dengan tepat,dapat dikerjakan dengan baik oleh ahli maupun bukan ahli, tidak membutuhkan banyak
waktu, tidak memerlukan alat khusus, dapat dikerjakan dalam mulut maupun pada studi model baik RA atau RB
4. Dasar : adanya korelasi antara satu kelompok gigi dengan kelompok lain jadi dengan mengukur jumlah lebar gigi dalam satu kelompok pada satu segmen
dimungkinkan dapat membuat suatu perkiraan yang teapat dengan jumlah lebar gigi-gigi dari kelompok lain dalam mulut yang sama
5. Kelompok gigi yang digunakan sebagai pedoman 21 dan 12 alasannya merupakan gigi permanen yang tumbuh paling awal, muudah diukur dengan tepat baik
intraoral maupun ekstra oral (model), ukurannya tidak bervariasi banyal disbanding RA
C. Metode pont
6. Dasar : dalam lengkung gigi (dental arch) dengan susunan gigi teratur terdapat hubungan antara jumlah lebar mesiodistal keempat gigi insisivus atas dengan
lebar lengkung inter premolar pertama dan inter molar pertama
7. Susunan normal: ideal : - gigi –gigi yang lebar yang membutuhkan suatu lengkung yang lebar
3. Tujuan untuk mengetahui apakah suatu lengkung gigi dalam keadaaan kontraksi atau distraksi atau normal
C. Metode Pont
1. Dasar: dalam lengkung gigi (dental arch) dengan susunan gigi teratur terdapat hubungan antara jumlah lebar mesiodistal keempat gigi insisivus atas dengan lebar
lengkung inter premolar pertama dan inter molar pertama
2. Susunan normal : ideal : gigi-gigi yang lebar membutuhkan suatu lengkung yang leabr
Tujuan : untuk mengetahui apakah suatu lengkung gigi dalam keadaan kontraksi atau distraksi atau normal
D. Metode Korkhaus : jarak insisivus tetap atas dan premolar adalah jarak pada garis sagital tersebut memotong garis transversal yang menghubungkan premolar
pertama atas pada palatum.
E. Metode Howes
1. Ada hubungan lebar lengkung gigi dengan panjang perimeter lengkung gigi
4. Deep overbite: suatu kelainan gigi dimana tutup menutup (over laping) gigi-igig depan atas bawah sangat dalam menurut arah bidang vertical
5. Normal overbite : rata-rata tutp menututp : 1/3 panjang mahkota 1 , normalnya adalah : 2-4 mm
7. Keadaan ini sanagt tidak menguntungkan untuk kesehatan di kemudian hari serta keawetan ggi geligi tersebut dan melihat bagaimana pengaruhnya pada gigi
anak-anak
• Pemeriksaan subyektif setidaknya ada 7 hal yakni identitas pasien, keluhan utama, present illnes, riwayat medik, riwayat dental, riwayat keluarga dan riwayat sosial.
a. Identitas pasien diperlukan sebagai pasca tindakan dapat pula sebagai data mortem (dental forensic), data identitas pasien meliputi :
1. Nama lengkap panggilan 5. Status pernikahan
2. Tempat dan tanggal lahir 6. pekerjaan
3. Alamat tinggal 7. Pendidikan kewarganegaraan
4. Golongan darah 8. No. Telfon pasien
Diagnosis adalah cara menentukan jenis penyaki berdasarkan gejala (simtom) dan tanda (sign) yang ada. Macam macam diagnosis:
a. Diagnosis medis, yaitu proses penentuan jenis penyakit berdasarkan tanda dan gejala menggunakan cara dan alat penunjang seperti
b. Diagnosis banding/ differential diagnostik (DD) yaitu diagnosis yang dilakuhkan dengan membandingkan tanda klinis suatu penyakit
Ø Pemeriksaan penunjang
a. Radiografi
dental radiografi memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosis dan merencanakan perawatan dan mengevaluasi hasil perawatan
untuk melihat keaadaan gigi secara utuh. Dalam mempelajari bidang radiologi oral ada 2 hal yang peludiketahui, yakni
1. radiologi intra oral : tehnik periapikal, tehnik bite wing atau saya gigit, tehnik oklusal
2. radiografi ekstra oral : panoramik, oblique lateral, postero anterior PA jaw, reversi town’s projection
• Prognosis
Prakiraan ramalan tentang jalannya penyakit. (sesudah diberikan pengobatan/ perawatan tertentu). Jenis prognosis :
1. Prognosis bona : ramalan baik
2. Prognosis dubia ad bona : ramalan ragu – ragu condong ke baik
3. Prognosis dubia ad mala : ramalan ragu – ragu condong keburuk
4. Prognosis mala : ramalan buruk
Assessment
Assessment penilan terhadap status yang diperlakuhkan pasien, baik dalam hal ststus gizi dan jaringan periodontal apakah bisa
dirawat apa tidak, melihat pasien dengan kondisi yang bisa mempengaruhi rencana perawatan dengan situasi dan keadaan pasien
apakah bisa dilakuhkan.
• Rencana perawatan
• Rencana perawatan sangat perlu oleh seorang dokter gigi untuk membuat jadwal kerja dan prioritas perawatan. Prinsip rencana
perawatan yang dapat diaplikasikan sebagai berikut :
1. Mengilangkan keluhan pada pasien.
2. Memberi edukasi
3. Ekstraksi gigi yang tidak dapat dirawat
4. Meningkatkan kondisi periodontal
5. Restorasi gigi yang mengalami karies
6. Prosedur perawatan yang lebih lanjut : endodontik, prostodontik, orthodontik, dan fase pemeliharaan.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi keuntungan dan kekurangan yaitu pasien, dokter, keuangan, faktor ketersediaan alat dan
bahan yang bisa atau dapat untuk digunakan dalam berbagai macam kebutuhan penaganan.
hadist
نهى عن النامصة والواشرة والواصلة والواشمة إال من داء
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang orang mencukur alis,
mengkikir gigi, menyambung rambut, dan mentato, kecuali karena
penyakit. (HR. Ahmad 3945 dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-
Arnaut)
Daftar pustaka
Shaw. F.G and Edmonson, S. 2010 Orthodontic for Dental Students. Staples Press. London
Rakosi T. 2014. Priciples of Orthodontics. Mosby Co. London
White. Tc. 2016. Orthodontics in daily practice. Stapples Press.