MODUL 1
REKAM MEDIK
Oleh
Kelompok 3
Tutor
Ketua
Sekretaris Meja
Sekretaris Papan
Anggota
:
:
:
:
:
MODUL 1
SKENARIO 1
GIGIKU TERBALIK
Hadist (10 tahun) bersama ibunya datang ke klinik dokter gigi untuk
konsultasi mengenai keadaan gigi depan atas yang terlihat maju.
Dokter gigi melakukan anamnesa, menanyakan riwayat gigi keluarganya dan
diketahui susuna gigi ayah dan ibunya normal. Hasil pemeriksaan intra oral gigi
16, 14, 12, 11, 21, 22, 24, 26, 36, 35, 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43, 44, 45, dan 46,
telah erupsi. Terdapat diastema antara gigi 11 dan 21, crossbite gigi anterior dengan
overjet 2,9 mm dan overbite 3 mm, relasi gigi molar atas dan bawah normal.
Dokter gigi mencetak maksila dan mandibula Hadist.
Dokter gigi uga melakukan foto intra oral dan ekstra oral lalu merujuk
Hadist ke bagian radiologi untuk rontgen foto panoramic dan sefalometri.
Ibu hadist bingung dengan anjurandokter gigi karena menyangka kasus
anaknya sangat parah.
Bagaimana saudara mengatasi kebingungan ibu Hadist?
Sefalometri :
- Mencek tipe muka pasien
- Melihat posisi gigi pada lengkung rahang
LANGKAH 4 : MEMBUAT SKEMA
ANAMNESIS
- UMUM
- ORTHODONTI
PEMERIKSAAN
EKTRAORAL
INTRAORAL
PENUNJANG
- STUDI MODEL
-RONTGEN
REKAM MEDIK
ANALISIS
FUNGSIONAL
ANALISIS
LOKAL
ANALISIS
MODEL STUDI
ANALISIS
PENAPAKAN &
SEFALOMETRI
6. M4 PENAPAKKAN SEFALOMETRI
LANGKAH 6 : MENGUMPULKAN INFORMASI
LANGKAH 7
I.
A. PENDAHULUAN
Sebelum melakukan tindakan perawatan ortodontik terhadap kasus
maloklusi,diperlukan seperangkat data yang lengkap tentang keadaan
penderita dari hasil pemeriksaan. Terhadap data yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan tersebut kemudian dilakukan analisis dengan berbagai macam
metoda. Setelah itu baru dapat ditetapkan diagnosis, etiologi maloklusi,
perencanaan perawatan , macam dan desain alat yang akan dipergunakan
selama perawatan serta memperkirakan prognosis pasien akibat perawatan
yang dilakukan .
Untuk dapat melakukan perawatan ortodontik dengan baik dan benar, ada
beberapa langkah perdahuluan yang harus diambil , antara lain :
1. Memberi penjelasan mengenai beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
oleh pasien.
2. Identifikasi pasien
3. Anamnesis
4. Pemeriksaan klinis, baik umum (general) maupun khusus (local)
5. Pembuatan studi model.
6. Analisis foto Rontgen.
7. Analisis foto profil dan foto muka (wajah).
8. Dilakukan tes-tes tertentu untuk kasus-kasus tertentu.
9. Dilakukan perhitungan-perhitungan berdasarkan metoda :
a. Metode Nance
b.Metoda Moyers (a, dan b untuk gigi-geligi bercampur/mixed
dentition)
c. Metoda Pont
d.Metoda Korkhaus (c, d dan e untuk gigi-geligi tetap/permanent
dentition)
e. Metoda Howes
10. Determinasi lengkung
11. Penentuan diagnosis
12. Analisis etiologi maloklusi
13. Perencanaan perawatan
14. Pelaksanaan perawatan
15. Penentuan jenis dan desain alat ortodontik
16. Prognosis
B. PENERANGAN PADA PASIEN
Perawatan ortodontik adalah perawatan yang dilakukan untuk
mengoreksi maloklusi membutuhkan waktu perawatan yang cukup lama (1 2 tahun), oleh karena itu sangat diperlukan kerja sama yang baik antara
operator (dokter gigi) yang merawat dengan pasien yang dirawat.agar
perawatan yang akan dilakukan dapat berhasil dengan baik. Pasien akan mau
melaksanakan instruksi - instruksi yang diberikan apabila mengerti dan
memahami perlakuan apa yang akan dikenakan terhadap dirinya selama
perawatan dan hasil apa akan dia dapatkan setelah tindakan perawatan
dilakukan.
Oleh karena itu beberapa penjelasan tentang persyaratan yang harus
dipenuhi oleh pasien harus diberikan sebelum prosedur pemeriksaan
dimulai:
Pasien sanggup kontrol secara rutin dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan selama perawatan, (misalnya seminggu sekali sesuai dengan
hari dan jam praktikum ortodonsia). Tidak pindah domisili ke luar kota
selama perawatan sehingga tidak bisa melanjutkan kontrol, tidak ada
jadwal sekolah/kerja yang bersamaan sehingga tidak bisa kontrol pada
waktu yang ditentukan secara terus menerus dan lain-lain.
Jika dalam perhitungan nanti perawatan membutuhkan pencabutan gigi,
pasien telah menyatakan kesanggupannya untuk dicabut giginya sebelum
pemeriksaan dimulai. Tanpa adanya kesanggupan pasien untuk dicabut
giginya, apabila harus dilakukan pencabutan perawatan tidak mungkin
dikerjakan.
Pasien bersedia memakai alat ortodontik sesuai dengan aturan
pemakaiannya selama perawatan, (misalnya alat ortodontik harus dipakai
siang dan malam hari, ke sekolah/bekerja, dirumah, keluar rumah, tidur
harus dipakai, hanya pada waktu makan dan sikat gigi boleh dilepas,
bahkan ada pula pada waktu makanpun harus dipakai, pemakaian minimal
20 jam sehari).
Pasien harus lebih rajin dan teliti melakukan pembersihan dan penyikatan
gigi dan alat ortodontiknya selama perawatan, karena adanya alat
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1. Pasien wanita lebih sensitif dari pada pasien lelaki oleh karena itu
perawatan harus dilakukan dengan cara yang lebih lemah lembut
dari pasien lelaki.
2. Pasien wanita lebih memperhatikan secara detil keteraturan
giginya dari pada pasien laki-laki.
3. Pasien wanita biasanya lebih tertib lebih sabar dan lebih telaten
dari pada pasien lelaki dalam melaksanakan ketentuan perawatan.
Alamat : Pencatatan alamat (dan nomer telepon) diperlukan agar
operator dapat menghubungi pasien dengan cepat bila diperlukan .
Sebaliknya pasien juga diberi alamat (dan nomer telepon) operator
untuk mempermudah komunikasi.
Pendidikan : Dengan mengetahui pendidikan pasien, operator dapat
menyesuaikan cara memberi penerangan, cara memotivasi pasien).
Suku bangsa : Pencatatan suku bangsa diperlukan karena suatu
kelompok suku bangsa atau ras tertentu akan mempunyai ciri-ciri
spesifik yang masih termasuk normal untuk kelompok tersebut
(misalnya suku bangsa Negroid sedikit protrusif masih termasuk
normal).
Nama Orang Tua
Alamat Orang Tua
Pekerjaan Orang tua
Semua identitas pasien perlu dicatat pada kartu status. selain itu juga
dicatat :
1). Tanggal pemeriksaan pertama
2). Nomer Kartu status : sesuai dengan nomer pendaftaran diloket
pendaftaran bagian diagnostik FKG UGM.
3). Nomer Model : sesuai dengan nomer pendaftaran diloket bagian
Ortodonsia, diikuti dengan anggka 0 bila pasien perempuan atau
angka 9 bila pasien laki-laki serta dua angka terakhir sesuai
dengan umur pasien.
4). Nama Operator/Mahasiswa yang mengerjakan
5). Nomer Mahasiswa
6). Dosen Pembimbing
DAN
MENJELASKAN
x 100
DAN
MENJELASKAN
Analisis Fungsional :
1. Freeway Space
a. Jarak antar oklusal pada saat mandibula berada dalam posisi istirahat
b. Displacement
- Dapat terjadi selama pertumbuhan gigi
- Kontak prematur menyebabkan displacement
- Displacement tranversal : crossbite posterior
- Bila lebar lengkung gigi RA dan RB sama besar perlu displacement
tranversal untuk mencapai oklusi maksimum.
Ukuran Gigi
Untuk mendapatkan oklusi yang baik, diperlukan ukuran gigi yang
proporsional antara gigi RA dan RB.
Gigi gigi yang membentuk lengkung gigi dapat menunjukkan kelainan
dalam : jumlah, posisi, bentuk dan besar.
Kurva Spee
- Ferdinand Graf von Spee adalah orang pertama yang menemukan
kurva spee pada tahun 1890.
Kurva spee merupakan bagian posterior dari lengkung oklusal,
dimulai dari ujung cusp caninus, ujung cuspbukal gigi P dan M
menyambung sampai ke tepi anterior ramus mandibula. Kurva spee
merupakan kurva lengkung gigi yang dilihat dari bidang sagital.
Kurva spee untuk RA disebut sebagai kurva kompensasi.
Malerasi
Maloklusi
Pengamatan pada modwel studi RA dan RB :
- Linguo/palatoversi, labioversi
- Rotasi
- Aksiversi
- Mesioversi, distoversi
- Tranversi
Relasi Gigi Posterior
Relasi jurusan sagital
Relasi molar yang dapat terjadi adalah :
- Netroklusi
: tonjol mesiobukal M1 permanen atas terletak
pada lekukan bukal M1 permanen bawah.
- Distoklusi
: tonjol distobukal M1 atas terletak pada lekukan
bukal M1 bawah.
- Mesioklusi
: tonjol mesiobukal M1 atas terletak pada tonjol
distal M1 bawah.
- Gigitan tonjol : tonjol mesiobukal M1 atas beroklusi dengan
tonjol mesiobukal M1 bawah
- Tidak ada relasi: bila salah satu M1 tidak ada. Mis, telah dicabut
DAN
MENJELASKAN
9. Awali dengan menapaki kontur kepala terluar hingga ke profil wajah (jar
lunak)
10.Lanjutkan dengan menapaki jaringan keras pada kontur kepala, dari
posterior ke anterior
11.Temukan spina nasalis untuk menemukan titik N (bagian ter anterior dari
sutura frontalis ) -> radiolusen
12.Perhatikan regio pelipis untuk menemukan outline pituitary fossa ( sella
tursica) yang berbentuk S. Buat titik pada pertengahan daerah tersebut
untuk ditandai sebagai titik S.
13.Menyusuri tepi posterior rongga orbita kearah inferio-anterior akan
ditemukan foramen infraorbitalis. Sering ditemukan 2 titik foramen
infraorbitalis. Dapat dipilih bagian yang terinferior atau mengambil
pertengahannya untuk dijadikan titi O.
14.Untuk membuat sefalogram biasanya dipasangkan sefalostat pada daerah
telinga (lingkaran radiopak). Dekat dengan daerah tersebut dapat
ditemukan foramen meatus akustikus eksternus (radiolusen) . bagian
tersuperior dari rongga tersebut ditandai sebagai titik Po, biasanya posisi
porion setinggi kepala kondil.
15.Buatlah gambar insisifus atas dan bawah sesuai anatominya. Pilih gigi
yang paling prominen sebagai patokan (bila inklinasi gigi insisifus atas
kiri dan kanan berbeda).
16.Perhatikan regio maksila untuk menemukan bentuk Os maksila. Titik
paling posterior dari palatum durum ditandai sebagai titik PNS,
mengarah ke anterior pada ujung spina nasalis ditandai sebagai titik
ANS.
17.Dari ANS dapat dibuat garis tepi anterior dari premaksila ( mencekung )
mengarah keservikal gigi I1 atas. Bagian tercekung dari kontur tersebut
ditandai sebagai titik A. Biasanya posisi titik A setinggi apeks I1 atas.
18.Dari serviko-labial I1 bawah ke arah infero-anterior akan doperoleh
outline cekungan. Bagian tecekung dari regio tersebut ditandai sebagai
titik B. Berlanjut membentuk outline dagu dan membentuk simpisis
mandibula berakhir di serviko-lingual gigi I1 bawah.
19.Bagian paling interior dari kontur dagu ditandai sebagai titik Pog, bagian
paling inferior dagu ditandai sebagai titik Me, dan pada pertengahan
kedua titik ditandai sebagai Gn.
DAFTAR PUSTAKA
2.