IDENTITAS PASIEN
1. Apa artinya nama mahasiswa ada 3?
Operator yang merawat pasien tersebut dapat dipindahkan ke operator lain sampai tiga kali.
2. Mengapa nama pasien harus ditulis dan ditanyakan dengan nama lengkap?
Untuk membedakan dengan pasien lain yang nama depannya serupa atau mirip sehingga
mengurangi kemungkinan tertukarnya status
3. Mengapa ditanyakan dan ditulis tanggal lahir, umur tahun dan bulan?
Untuk memperkirakan:
Mengetahui apakah pasien masih dalam masa pertumbuhan atau sudah berhenti
Pertumbuhan gigi-geligi masih termasuk periode gigi susu/ decidious , campuran/ mixed
atau tetap/ permanent.
Gigi yang sudah erupsi sudah sesuai dengan umur pasien (menurut umur erupsi gigi).
Menetapkan jenis alat ortodontik yang tepat untuk digunakan (alat cekat atau lepasan, alat
aktif atau fungsional)
Untuk memperkirakan waktu /lama perawatan yang diperlukan
Apakah perawatan bisa segera dilaksanakan atau harus ditunda
Berapa lama dibutuhkan perawatan aktif dan berapa lama diperlukan untuk periode retensi.
2
o Pasien wanita biasanya lebih tertib lebih sabar dan lebih telaten dari pada pasien lelaki
dalam melaksanakan ketentuan perawatan.
ANAMNESIS
Anamnesis adalah proses tanya jawab antara dokter gigi dengan pasien dan atau orangtua pasien
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan pertumbuhan, perkembangan, kebiasaan-
kebiasaan, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kelainan-kelainan di dalam mulut dan wajah
pasien.
10. Tujuan pengisian & bagaimana menentukan kesehatan baik, sedang & buruk?
Kuesioner tentang kesehatan harus dilengkapi oleh setiap pasien atau orang tuanya, dan hasil
temuannya dikonfirmasi lebih lanjut lewat wawancara di klinik. Tujuan pengisian adalah untuk
mengetahui kesehatan pasien baik, sedang, atau buruk dan mengetahui riwayat penyakit yang
pasien derita.
11. Apa yang dimaksud menarche & apa hubungannya dengan perawatan orto?
Untuk menentukan waktu yang tepat dalam melakukan pencetakan. Pada pasien perempuan
yang sedang menstruasi terjadi menstruasi gingvitis, sehingga apabila dilakukan pencetakan
akan menghasilkan model studi yang tidak tepat.
12. Tujuan & bagaimana mengisi riwayat penyakit, penyakit apa yang berhubungan dengan
perawatan ortodonti?
Penyakit yang berhubungan dengan perawatan ortodontik:
Penyakit diabetes melitus, (karena akan menyebabkan resorpsi tulang alveolar)
Sifilis menyebabkan kelainan bentuk dan malposisi gigi
Gangguan keseimbangan endokrine akan menyebabkan resorpsi yang tidak normal
sehingga menyebabkan erupsi lambat dan gigi tetap
Kekurangan nutrisi dan penyakit : rickets (kekurangan vitamin D), Scorbut (kekurangan
vitamin C), beri-beri (kekurang vitamin B1) mengakibatkan maloklusi yang hebat.
3
13. Fungsi dan jenis perawatan RS yang berhubungan dengan perawatan ortodonti?
Fungsi mengetahui jenis perawatan RS adalah untuk mengetahui penyakit yang pernah atau
yang sedang diderita pasien dapat menggangu proses pertumbuhan, perkembangan rahang dan
erupsi gigi normal. Untuk mengetahui penyakit yang diderita pasien dapat mengganggu proses
perawatan ortodontik yang akan dilakukan. Untuk mengetahui penyakit yang kemungkinan
dapat menular kepada operator.
14. Fungsi dan jenis operasi yang berhubungan dengan perawatan ortodonti?
Fungsi dari operasi yang berhubungan dengan perawatan ortodonti adalah untuk
memperbaikis esuatu yang dapat mengganggu atau menghambat perawatan ortodonti yang
akan dilakukan.
Jenis operasi: odontektomi, frenektomi, bedah celah bibir dan palatum, pemotongan torus.
17. Fungsi isian & jenis penggunaan obat yang mempengaruhi perawatan ortodonti?
Hal penting yang harus diketahui meliputi saat terakhir berobat, pernah dirawat inap di rumah
sakit atau tidak, dan obat-obatan apa saja yang pernah digunakan. Hal-hal lain yang lebih luas
meliputi riwayat alergi, riwayat transfusi darah, dan masalah terhadap jantung atau demam
rematik.
Apabila diketahui jenis obat apa yang sedang atau pernah digunakan pasien, operator dapat
mengetahui kontraindikasi ataupun indikasi terhadap obat yang akan diberikan dalam
perawatan dental juga dalam jenis perawatan dental apa yang cocok yang akan dilakukan.
4
20. Terangkan mekanisme kebiasan menghisap ibu jari dan jenis maloklusinya?
Biasa dilakukan pada anak-anak. Jika kebiasaan ini berlanjut sampai periode gigi tetap dapat
menimbulkan :
- Gigi insisif rahang atas protusif dan gigi insisif rahang bawah linguoversi
- Openbite anterior
- Penyempitan lengkung rahang atas
22. Terangkan mekanisme kebiasan bernafas lewat mulut dan jenis maloklusinya?
Kebiasaan bernafas melalui mulut akibat gangguan kronis pada naso respiratorius misalnya
rhinitis kronis, deviasi septum hidung, kelenjar adenoid membesar, polip hidung. Hubungan
dengan adanya gangguan pertumbuhan maksila akibatnya: terjadi penyempitan lengkung
RA, palatum tinggi dan berjejal.
Kurangnya pertumbuhan maksila pada pernafasan oronasal terjadi akibat perubahan posisi
lidah posisi lidah mendatar pada rongga mulutsehingga tidak dapat berperan normal pada
perkembangan maksila pada saat posisi lidah pada dasar rongga mulut daya-daya ke
5
maksila tidak seimbang. Hiperaktivitas fungsional otot-otot ekspresi wajah terutama otot
buksinatorius menghalangi perkembangan maksila ke lateral.
23. Terangkan mekanisme kebiasan mengigit bibir, kuku, jari & jenis maloklusinya?
Kebiasaan buruk-disfungsi oral:
- Menghisap dot (pacifier sucking)
- Menghisap jempol (thumb sucking)
- Menghisap jari (finger sucking)
- Menyelipkan lidah (tongue thurst)
- Menghisap atau menggigit bibir (lip sucking or bitting)
- Menghisap pipi (cheek sucking)
- Menggigit kuku atau pensil
Fungsi sistem orofasial yang terganggu merupakan penyebab yang umum dari didapatnya
anomali. Hal umum berikutnya adalah kebiasaan buruk. Walaupun kebiasaan menghisap yang
berbeda akan menyebabkan abnormalitas yang berbeda / bervariasi, tetapi tidak selalu
berhubungan dengan penyebab langsung.
Kebiasaan menggigit bibir, kuku dan jari biasanya dilakukan pada bibir bawah yang terus
menerus diletakkan diantara gigi insisif rahang bawah dan rahang atas sehingga menyebabkan
gigi insisif rahang atas labioversi
6
24. Apa yang dimaksud dengan keluhan utama, jelaskan tujuannya?
Keluhan utama adalah alasan utama pasien memeriksakan diri ke dokter atau ke rumah sakit.
Tujuan dari menanyakan keluhan utama adalah agar dokter dapat menentukan diagnosis dan
jenis perawatan yang akan dilakukan kepada pasien berdasarkan keluhan utama dan
pemeriksaan klinisnya.
PEMERIKSAAN KLINIS
28. Mengapa diukur dan dituliskan berat badan dan tinggi badan pasien?
Untuk melihat status gizi pasien karena berhubungan dengan proses pertumbuhan gigi, tulang
dan rahang
7
PEMERIKSAAN EKSTRAORAL
29. Bagaimana cara menentukan dan fungsi pengisian tipe muka?
a. Sempit
b. Normal
c. Lebar
33. Bagaimana korelasi bentuk kepala, tipe wajah dan tulang gigi?
8
No Bentuk Kepala Bentuk wajah Bentuk lengkung gigi
1 Mesochepalic Mesoprosop Parabola / oval
2 Brachycephalic Euryprosop Board / persegi
3 Dolicephalic Leptoprosop Panjang dan sempit
35. Bagaimana cara menentukan dan fungsi pengisian profil muka? Maloklusi?
Profil muka: menurut Graber (1972) dikenal tiga tipe muka yaitu:
1) Cembung (convex), bila titik pertemuan Lcb-Lca berada didepan garis GI-Pog
2) Lurus (straight), bila titik pertemuan Lcb-Lca berada tepat pada garis GI-Pog
3) Cekung (concave), bila titik pertemuan Lcb-Lca berada dibelakang garis GI-Pog
Glabella (Gl) = Titik terendah dari dahi terletak pada tengah-tengah diantara alis mata kanan
dan kiri
Lip contour atas (Lca) = Titik terdepan bibir atas
Lip contour bawah (Lcb) = Titik terdepan bibir bawah
Pogonion (Pog) = Titik terdepan dari dagu didaerah symphisis mandibula.
36. Bagaimana cara menentukan dan fungsi pengisian jenis tonus bibir? Maloklusi?
Otot-otot mastikasi dan otot-otot bibir. Serabut otot bersifat elastis, mempunyai dua macam
ketegangan (tonus), aktif dan pasif. Pada waktu kontraksi terdapat ketegangan yang aktif dan
apabila dalam keadaan dilatasi terdapat ketegangan pasif. Dengan demikian pada waktu
istirahat otot-otot mastikasi dan bibir mempunyai tonus yang dalam keadaan normal terdapat
keseimbangan yang harmonis, bila tidak normal :
- tonus otot sangat kuat (hypertonus) : gambaran seperti bola golf karena m. mentalis
- tonus otot sangat lemah (hipotonus)
Hal ini dapat menimbulkan anomali pada lengkung gigi akibat adanya ketidakseimbangan
antara tekanan otot di luar dan di dalam mulut.
9
37. Bagaimana cara menentukan relasi bibir? Maloklusi?
Keadaan bibir pada waktu istirahat (rest position): terbuka/ menutup. Bibir terbuka pada waktu
rest posisi bisa disebabkan karena bibir terlalu pendek (incompetent) atau hypotonus otot bibir
sering dijumpai pada pasien yang gigi depannya protrusive
10
2) Cara: setiap kotak mewakili setiap gigi di dalam mulut, catat lambang atau tanda sesuai
yang tercantum di bagian keterangan mengenai keadaan gigi tersebut
3) Kegunaan: sebagai data ante mortem pasien
Karies : gigi terkalsifikasi yg ditandai dengan demineralisasi dari bagian inorganic dan
destruksi dari substansi organik gigi
Persistensi : gigi sulung yang belum tanggal, ketika seharusnya sudah tanggal
11
5) Intraversi : gigi tersebut berada jauh dari garis oklusi
6) Supraversi: posisi gigi melewati dataran oklusi
7) Axiversi : gigi tersebut tumbuh pada inklinasi aksial yang salah
8) Torsiversi : gigi tersebut berputar dalam sumbu panjang giginya
9) Transversi : perubahan pada urutan posisi gigi
Calculus index, dengan gigi penentu : 16, 11, 26 (bagian bukal) dan 36, 31, 46 (bagian lingual)
∑penilaian kalkulus
Calculus Index (CI) =
∑ gigi yang diperiksa
Kriteria :
0 = permukaan gigi bersih
1 = ≤ 1/3 permukaan gigi ada kalkulus supragingival
2 = ≥ 1/3 tapi ≤ 2/3 permukaan gigi ada kalkulus supragingiva atau pada servikal terdapat
bercak kalkulus subgingiva tapi permukaan gigi bersih
3 = ≥ 2/3 permukaan gigi ada kalkulus atau permukaan gigi bersih, kalkulus melingkari
servikal
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah higiene mulut pasien akan
menghambat perawatan yang akan dilakukan. Apa perlu dilakukan scaling terlebih dahulu
atau tidak.
12
kronis merah tua,
pucat vaskularisasi kurang, metalic pigmentation (obat-obatan,lingkungan kerja)
2) Konsistensi gusi : dari kenyal lunak
3) Tekstur gingival : hilangnya stippling, kronis permukaan gusi licin dan mengkilat
4) Bentuk gingival : pembesaran gingival (Mc.Calls Festoons), Stillman’s Cleft, bias
terlokalisir atau menyeluruh
49. Mengapa sebelum perawatan orto harus terbebas dari penyakit periodontal?
Karena dalam melakukan perawatan orto membutuhkan keadaan periodontal yang sehat.
51. Bagaimana menentukan frenulum rendah/ tinggi? Apa nama tesnya? Jelaskan!
Dengan Blanch test. Bibir bawah/atas ditarik keluar dan ke atas, perhatikan regio yang menjadi
pucat.
52. Bagaimana menentukan lidah besar/ normal? Maloklusi apa akibat lidah abnormal?
Tanda lidah besar:
1) Ukuran lidah lebih besar dibandingkan ukuran lengkung rahang
2) Dalam keadaan relax membuka mulut, lidah menutupi permukaan oklusal gigi RB
3) Tepi lidah tampak bercak-bercak akibat tekanan permukaan lingual mahkota gigi
4) Gigi tampak renggang
13
T0: post tonsilektomi
T1: normal
T2: pembesaran tonsil tidak sampai garis media
T3: pembesaran tonsil mencapai garis media
T4: pembesaran tonsil melewati garis media
55. Bagaimana menentukan garis median normal pada pasien? Intra &ekstra oral?
Intraoral: amati posisi garis tengah gigi RA dan RB terhadap sutura palatina mediana
Ekstraoral: tarik garis dari nasal, tengah bibir atas, menton. Atau nasion-gnation
56. Bagaimana memeriksa garis median pasien normal atau tidak normal?
Amati posisi garis tengah gigi rahang atas dan rahang bawah terhadap sutura palatina mediana
jika didapatkan penyimpangan, kearah mana penyimpangannya dan ukur seberapa besar
penyimpangan tersebut.
57. Apa yang dimaksud overbite? Bagaimana memeriksanya? Berapa nilai normal?
Overbite: jarak vertikal antara gigi insisif RA dan RB
Nilai normal: 0-3 mm pd model, 1/3 insisal pd pasien
Cara: mengukur pada model studi pada keadaan oklusi sentrik, beri tanda
pada bagian labial gigi insisif RB untuk menandakan ujung incisal gigi
insisif RA. Ukur dari ujung incisal gigi insisif RB sampai tanda tersebut
14
61. Apa yang dimaksud overjet Bagaimana
memeriksanya? Berapa nilai normal?
Overjet: jarak horizontal antara gigi insisif RA dengan
permukaan labial gigi insisif RB
Nilai normal: 1-3 mm.
Cara: ukur pada model studi pada keadaan oklusi sentrik,
ukur jarak dari permukaan labial gigi insisif RB sampai
bagian incisal gigi insisif RA
Klasifikasi crossbite
1) Crossbite anterior : insisif RB berada di depan insisif RA
2) Crossbite posterior : gigi posterior RA lebih ke lingual dari pada gigi RB
3) Crossbite lingual (scissor bite) : gigi RA beroklusi ke arah lingual thdd cusp RA
4) Bilateral crossbte : hasil kontraksi RA. Maloklusi kls II krn lengkung rahan RA sempit
5) Bukal tidak oklusi : gigi posterior seluruhnya menutup bagian bukal gigi RB
15
65. Pada kasus menyeluruh, apa etiologi yang mungkin? Retensinya seperti apa?
Etiologi yang mungkin terjadi diantaranya karena maloklusi. Retensi dapat dilakukan secara
mekanis yaitu dengan cangkolan adam pada gigi molar, secara kimia yaitu adhesi antara
landasan dengan saliva dan saliva dengan mukosa.
66. Apa yang dimaksud dengan kurva spee, monsoon dan kurva kompensasi?
- Kurva spee adalah lengkung mandibular oklusal
plane yang dilihat dari lateral secara antero-
posterior mulai dari titik puncak bonjol caninus
RB sampai dengan titik puncak buccal cusp dari
gigi molar RB dan diteruskan ke anterior border
ramus mandibula.
- Kurca monson adalah lengkung mandibular
dilihat dari arah posterior yang menyentuh titik
puncak bonjol bukal dan lingual dari gigi molar
RB kanan dan kiri.
Kurva dari mandibula berbentuk konkav dan maxilla berbentuk konveks, kurva-kurva ini
saling mengkompensasi satu sama lain sehingga disebut sebagai kurva kompensasi.
68. Bagaimana cara menentukan erupsi pasien cepat, lambat atau normal?
Bisa dengan melihat waktu erupsi gigi, yaitu :
GIGI RA (bulan) RB (bulan) GIGI RA (tahun) RB (tahun)
i1 7,5 6,5 I1 7-8 6-7
i2 8 7 I2 8-9 7-8
c 18-20 18-20 C 11-12 9-10
P1 10-11 10-11
P2 10-11 11-12
m1 12-16 12-16 M1 6-7 6-7
m2 20-30 20-30 M2 12-13 11-13
M3 17-21 17-21
Menentukan waktu erupsi pasien juga dapat dilihat dengan mengamati gigi region sebrangnya,
contohnya apabila gigi 11 belum erupsi sedangkan regio sebrangnya sudah erupsi maka gigi
tersebut termasuk erupsi yang lambat, dan sebaliknya.
16
69. Apa yang dimaksud dengan agenesis dan supernumerer? Sebutkan jenisnya!
Agenesi adalah tidak adanya benih gigi yang tumbuh atau tidak tumbuhnya gigi sama sekali.
Jenisnya adalah:
- Anodontia : gigi tidak tumbuh seluruhnya baik pada RA maupun RB.
- Oligodontia (anodontia partial) : beberapa gigi tidak tumbuh pada RA maupun RB.
- Hipodonsia : bilsa satu/ bbrp gigi hilang
Supernumerer (hyperdontia) adalah munculnya gigi tambahan selain gigi tetap/sulung yang
seharusnya. Biasanya berkaitan dengan kelainan genetic seperti cleft, deidocranial dysostosis,
ehlers-donlos syndrome, dan fabry-anderson syndrome. Jenisnya adalah :
- Mesiodens : pada incisive depan RA
- Para-molar : disebelah gigi molar
- Disto molar : setelah molar 3
- Parapremolar : disebelah gigi premolar
70. Apa yang akan terjadi jika terdapat agenesi/supernumerer? Apa perawatannya?
Jika terdapat agenesi biasanya terdapat diastema dan malposisi gigi yang ada. Perawatan yang
dapat dilakukan adalah perawatan orthodonsia (merapatkan diastema yang ada), dan perawatan
prostodonsia (jembatan / implant).
Jika terdapat gigi supernumerer biasanya terjadi crowding dan maloklusi, bentuk gigi yang ada
biasanya berbentuk conus, tuberculate (banyak bonjol) atau odontoma (tidak beraturan).
Perawatan yang dapat dilakukan adalah dengan perawatan orthodonsia (merapikan kembali
lengkung gigi-geligi), atau dilakukan ekstraksi untuk memberikan ruang yang cukup untuk
gigi tetap untuk tumbuh. Jika gigi tetap yang akan tumbuh terjadi fusi, biasanya dilakukan
pembedahan.
71. Mengapa dilakukan pemeriksaan deviasi TMJ pada status ortho? Bagaimana cara
memeriksanya?
Pemeriksaan deviasi TMJ dilakukan untuk melihat kelainan dalam pembukaan mulut.
Kelainan ini dapat bersifat tetap ataupun sementara. Deviasi TMJ dapat disebabkan oleh
kelainan intra oral, sehingga pada status perlu dilakukan pemeriksaan agar setelah perawatan
ortho TMJ tetap atau menjadi normal.
Cara pemeriksaan deviasi TMJ adalah:
1. Tangan operator memegang dagu pasien dengan posisi ibu jari di depan.
2. Operator mendorong dagu pasien ke arah dalam, lalu instruksikan pasien untuk membuka
mulut maksimal secara perlahan, lalu tutup kembali.
3. Lihat apakah pembukaan sejajar atau segaris dengan median line, dan ketika penutupan
kembali ke posisi semula atau tidak.
Penutupan mulut yang normal adalah lurus dan konsisten.
17
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
72. Apa fungsi berbagai jenis pemeriksaan radiologi untuk perawatan orthodonti?
Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk menentukan rencana atau jenis perawatan yang akan
dilakukan. Jenis foto radiologi yang dapat dilakukan yaitu :
1. Lateral cephalometry, sebagai analisis cefalometri untuk perawatan yang akan dilakukan,
dapat juga melihat keadaan TMJ.
2. Panoramic, untuk melihat kelainan rongga mulut secara keseluruhan atau adanya kelainan
atau penyakit sistemik. Pada foto ini juga dapat dilihat ukuran dan bentuk condylus.
3. Intra oral, untuk melihat adanya karies gigi.
4. MRI (magnetic resonance imaging), untuk pasien dengan disc displacement, dapat melihat
struktur tulang pada TMJ.
73. Kapan kita memerlukan foto panoramik, foto periapikal, foto sefalometri dan foto
handwrist?
- Foto Panoramik merupakan pemeriksaan radiologi utama dalam diagnosis ortodonti
dibandingkan dengan pemeriksaan radiologi lainnya. Hal ini dikarenakan pada foto
panoramik, gambaran gigi geligi beserta jaringan periodontal, struktur tulang rahang dan
sendi TMJ dapat dilihat dalam satu film. Oleh karena itu foto panoramik diperlukan ketika
akan mendiagnosa setiap kasus orthodonti.
- Foto Periapikal, foto ini dilakukan ketika pada foto panoramik menunjukkan
kemungkinan adanya kondisi patologis, misalnya kehilangan gigi kongenital atau
malposisi benih gigi.
- Foto Sefalometri dilakukan jika dibutuhkan penilaian maloklusi hubungannya dengan
struktur tulang tengkorak.
- Foto Handwrist, dilakukan untuk mengetahui sisa pertumbuhan kraniofasial, dalam
kasus-kasus dimana dokter harus memutuskan apakah dilakukan bedah ortoghnatik
misalnya dalam kasus maloklusi kelas II atau maloklusi skeletal, akan lebih
menguntungkan jika sisa pertumbuhan kraniofasial pasien dapat diketahui terlebih dahulu
sebelum dilakukan perawatan.
ANALISIS MODEL
74. Pengukuran apa saja yang dilakukan ?
1) Transversal
Anterior : crossbite anterior, garis median
Posterior : sroccbite posterior
2) Sagital (ant-post)
Anterior : overjet
Posterior : distoklusi, mesioklusi
3) Vertikal
Openbite anterior & posterior, deepbite anterior & posterior
18
75. Bagaimana cara menentukan garis median pada model?
Garis median RA : frenulum labii, papilla insisivus, perteuan rugae palatina ke-2, pertengahan
antara fovea palatina kiri-kanan
Garis median RB : proyeksi garis median RA
Palatal height; garis vertikal yang tegak lurus ke mid palatal raphae pada palatum
Posterior arch width : garis horizontal dari fossa central M1 kanan-M1 kiri
Alat : korkhouse
78. Pada kelas berapa salah satu tandanya adalah palatum tinggi?
Kelas I tipe 2.
19
- RB : titik anterior lebih mudah dicari dengan menggunakan mental spine film atau
menggunakan frenulum lingualis.
3) Bandingkan posisi gigi geligi sebelah kiri dan sebelah kanan garis median dengan
menggunakan orthocross.
- Ukur panjang lengkung rahang setiap segmen dengan menempatkan jangka dengan
kedua ujung runcing pada puncak papila.
- Catat lebar mesio-distal masing-masing
segmen dengan cara memindahkannya pada
garis yang telah disediakan pada status atau
dapat menggambar sendiri.
- Ukur panjag lengkung rahang mulai dari
segmen 1-6 yang telah dipindahkan pada garis
dengan menggunakan mistar/penggaris.
2) Continue
- Panjang lengkung rahang diukur menggunakan kawat lunak seperti brass wire atau
kawat kuningan.
- Kawat ini dibentuk melalui setiap gigi,
pada geligi posterior melalui permukaan
oklusalnya sedangkan pada geligi anterior
melalui tepi insisalnya.
- Jarak diukur mulai dari distal gigi M1 kiri
ke distal M1 kanan.
20
84. Bagaimana cara melakukan perhitungan panjang lengkung gigi? Menurut Nance
- Panjang lengkung gigi dihitung dengan cara menghitung lebar mesio-distal maksimal
masing-masing gigi yang berada mesial dari gigi molar pertama baik maksila maupun
mandibula dengan menggunakan jangka denga kedua ujung runcing
- Pengukuran dilakukan pada gigi molar pertama kiri sampai molar kedua kanan pada setiap
rahang.
- Pada garis lurus yang telah disediakan di status atau dapat dibuat sendiri, pindahkan
masing-masing pengukuran tiap gigi sesuai dengan pengukuran yang kita peroleh
- Ukurlah panjang lengkung gigi mulai dari M1 kanan ke M1 kiri dengan menggunakan
mistar/penggaris.
ANALISIS BOLTON
Analisis untuk membandingkan ukuran gigi geligi RA dan RB dan terdapat 2 pengukuran yaitu
rasio anterior dan rasio total
𝑀𝑎𝑛𝑑 12
Rasio total = x 100% = ………. (rata-rata 91,3%, SD ± 1,91)
𝑀𝑎𝑥 12
88. Jelaskan interpretasi hasil analisis bolton serta cara membaca tabel boltonnya?
21
1) Jika rasio anterior > 77,2% atau rasio total > 91,3% maka ukuran geligi maksila benar dan
ukuran geligi mandibula terlalu besar dibandingkan seharusnya.
(1) Gunakan ukuran gigi maksila yang benar tersebut untuk melihat ukuran gigi Mandibula
yang seharusnya pada tabel Bolton.
(2) Ukur gigi mandibula dari pasien
(3) Kurangi dengan ukuran gigi mandibula dari tabel
(4) Hasil pengurangan ini merupakan selisih kelebihan ukuran gigi mandibula.
2) Jika rasio anterior < 77,2% atau rasio total < 91,3 % maka ukuran geligi mandibula benar
dan ukuran geligi maksila terlalu besar dibandingkan seharusnya.
1) Gunakan ukuran gigi mandibula yang benar tersebut untuk melihat ukuran gigi maksila
yang seharusnya pada tabel Bolton.
2) Ukur gigi maksila dari pasien.
3) Kurangi dengan ukuran gigi maksila dari tabel.
4) Hasil pengurangan ini merupakan selisih kelebihan ukuran gigi maksila.
89. Bagaimana pengukuran jika ukuran maksila atau mandibular tidak ada pada table?
Jika mandibular benar Jika maksila benar
𝑀𝑎𝑛𝑑 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑀𝑎𝑥 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛
Maksila = x 100% Mandibula= x 100%
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
ANALISIS HOWES
91. Apa tujuan dilakukan analisis howes?
Analisis Howes digunakan untuk mengetahui apakah basis apikal cukup untuk memuat gigi
geligi pasien. Keadaan gigi berjejal (crowding) tidak hanya disebabkan ukuran gigi yang
terlalu besar tetapi juga dapat disebabkan lengkung basal tulang rahang yang terlalu kecil.
Analisis ini hanya digunakan untuk rahang atas.
93. Apakah interpretasi hasil persentasi dan selisih analisis howes terhadap perawatan orto?
100 X Basis Apikal 100 X ..… mm
1) = = ….…%
Jumlah mesio distal 16 – 26 … mm
22
Jika hasil presentase :
44% : menunjukkan bahwa basis apikal cukup lebar untuk semua gigi 1.6 s/d 2.6
< 37% : lengkung basal yang sempit sehingga perlu pencabutan gigi
37 %-44 % : termasuk kategori meragukan antara pencabutan gigi atau ekspansi
> 44% : lebar lengkung basal > lebar lengkung gigi antara p1 sehingga ekspansi
dapat dilakukan dengan aman
Selisih = ................. mm
ANALISIS PONT
85. Apa tujuan dilakukan analisis pont?
Analisis Pont digunakan untuk menentukan lebar lengkung ideal yang didasarkan pada lebar
mesiodistal mahkota keempat insisif rahang atas. Dasar pemikirannya adalah makin besar
ukuran lebar mesiodistal 4 gigi insisif RA, makin besar pula lebar lengkung gigi antara P1 dan
M1 supaya tidak terjadi crowding.
87. Apakah interpretasi hasil dua persentasi analisis pont terhadap perawatan orto?
Jumlah mesio distal 12 11 21 22
1) Rumus indeks Pont 14 − 24 = × 100 = ⋯ mm
80
Jumlah mesio distal 12 11 21 22
2) Rumus indeks Pont 16 − 26 = × 100 = ⋯ mm
64
Table Pont
Penderita Pont Selisih
14 – 24 ... mm ... mm ... mm
16 – 26 ... mm ... mm ... mm
23
Jika selisih menghasilkan angka negatif (-), maka terjadi kontraksi
Jika selisih menghasilkan angka positif (+), maka terjadi distraksi
ANALISIS MOYERS
89. Apa tujuan dilakukan analisis moyers?
Untuk mengevaluasi jumlah ruang yang tersedia pada lengkung rahang agar didapat
keberhasilan dalam pengaturan gigi permanen dan pengaturan oklusal yang dibutuhkan
(occlusal adjustment).
Metode:
- Untuk gigi teteap yang belum erupsi dapat diperkirakan berdasarkan gamabran radiografis
- Untuk gigi C & P dapat diperkirakan berdasarkan ukuran gigi permanen yang telah erupsi
ke dalam RM
Gambaran rsiologis:
- Perlu gambaran radiologis yang jelas dan tidak distorsi
- Distorsi sering terjadi pada foto periapical
Tabel probabilitas:
- Ukuran gigi I RB memiliki hubungan dgn ukuran gigi C & P RA dan RB yang belum erupsi
- Gigi I RB dipilih karena muncul lebih dahulu pada masa mixdentition, mudah diukur
secara akurat dan sering terlibat dalam penanganan masalah ruangan
- Gigi I RA tidak dipilih karena banyak variasi ukuran
24
- Kesalahan minimal
- Dpt dilakukan pemula
- Metode dilakukan cepat
- Tidak perlu alat khusus / ro
- Walaupun pada model tingkat keakuratan tinggi
- Dilakukan pada kedua lengkung rahang
Prosedur :
- Ukur lebar mesiodistal gigi I RB / RA
- Hitung lebar ruangan yang masih tersedia. Hitung dari titik distal I2 – mesial M1 permanen
Jarak ini adalah lebar ruaangan yang tersedia untuk C P1 P2
Digunakan sbg pedoman menggeser gigi M jika diperlukan
Catat hasil penghitungan pada sisi kanan dan kiri
- Prediksi ukuran yang diperlukan bagi C P1 P2 pada table moyers
- Lihat table moyers
Masukan ukuran I RB ke table RA dan RB
Lihat pada table 75% paling praktis dab patokan klinis
Seharusnya pakai 60% karena kesalahan yang mungkin terjadi baik lebih besar
ataupun lebih kecil sama
25
Form analisis Mixed Dentition (Moyers)
92. Apakah interpretasi hasil selisih analisis moyers terhadap perawatan orto?
- Jika ruangan yang tersedia lebih besar dari ruangan yang diperkirakan, ruang yang berlebih
dapat menjadi tempat bagi molar untuk bergerak ke mesial.
- Jika ruangan yang tersedia lebih kecil dari ruangan yang diperkirakan, hal tersebut
merupakan indikasi crowding di masa mendatang.
ANALISIS KESSLING
94. Apa tujuan analisis kessling?
Untuk membandingkan panjang lengkung gigi dan panjang lengkung rahang
95. Bagaimana teknik analisis kessling dalam pengecoran untuk diagnostic set up?
- Pada waktu pengecoran hasil pencetakan RA dan RB. Gips dtuangkan sebatas servikal gigi
- Tuangkan selapis tipis lilin (basepate cair(
- Lalu cor lagi sampai penuh dengan gips vestibulum
26
96. Bagaimana cara menyusun gigi pada analisis kessling?
- Pada model studi semua gigi dipotong satu-satu sebatas gusi nanti disusun di
articulator/okludator
- Gigi disusun kembali sesuai lengkung ideal diatas basis apical dengan lilinm dgn susunan:
I1 2
M1 2
P 1 2
- Jika ternyata ruangan kurang, jumlah gigi dikurangi (umumnya P1)
Kalo P cukup nonekstraksi
Kalo P tdk cukup ekstraksi
DIAGNOSIS
97. Sebutkan kunci oklusi menurut Andrew?
1) Relasi molar
(1) Puncak bonjol mesiobukal cusp M1 RA pada bukal groove RB
(2) Mesiolingual cusp M1 RA pada central fossa M1 RB
(3) Margin distal dari M1 RA pada mesio marginal M2 bawah
2) Angulasi mesiodistal
3) Inklinasi labio/bukal-palatal, labio/bukal-lingual
4) Tidak rotasi
5) Tidak diastema/ bercelah
6) Bidang oklusal datar, maksimal 1,5mm
27
(3) Kelas III Angle (Mesioclusion): Hubungan gigi
geligi rahang bawah lebih anterior (lebih
mesial) daripada gigi geligi rahang atas.
99. Tuliskan beserta ciri khas yang menyertai, klasifikasi Angle modifikasi Dewey?
Dewey mengusulkan modifikasi maloklusi Angle kelas I menjadi 5 tipe dan maloklusi Angle
kelas III menjadi 3 tipe.
1) Kelas I Angle memiliki 5 tipe modifikasi, yaitu :
(1) Tipe 1 : Gigi anterior berjejal
(2) Tipe 2 : Gigi anterior Protrusi
(3) Tipe 3 : Gigi anterior crossbite
(4) Tipe 4: Gigi posterior crossbite
(5) Tipe 5 : Mesial drifting gigi posterior
Klasifikasi Skeletal
1) Kelas 1 skeletal : dimana rahang berada pada hubungan antero-posterior yang ideal pada
keadaan oklusi.
2) Kelas 2 skeletal : dimana rahang bawah pada keadaan oklusi, terletak lebih ke belakang
dalam hubungannya dengan rahang atas, dibandingkan pada Klas 1 skeletal.
3) Kelas 3 skeletal : dimana rahang bawah pada keadaan oklusi terletak lebih ke depan
daripada kelas 1 skeletal.
28
Kelas I skeletal Kelas II skeletal Kelas III skeletal
S adalah pusat sela tursika dan N adalah nasion di ujung depan sutura frotonasalis. Titik A
adalah titik terdalam pada garis median mandibula. Perbedaan antara SNA dan SNB adalah 30.
29
101. Kapan kita melakukan klasifikasi skeletal?
Bila terdapat hubungan anteroposterior yang tidak normal, bila dicurigai ada kelainan
skeletal.
SEFALOMETRI
102. Apa itu Analisis Sefalometri?
Sefalometri Lateral untuk melihat kelainan arah anteroposterior/sagittal dan vertikal
Kegunaan Sefalometri
- Pelajari pola dan arah pertumbuhan kraniofasial
- Relasi inklinasi insisif
- Morfologi jaringan lunak (profil)
- Analisis fungsional
- Lokasi malrelasi rahang
- Diagnosis kelainan kraniofasial
- Merencanakan perawatan ortodonti
- Kemampuan dan keterbatasan perawatan
- Evaluasi hasil perawatan
- Untuk penelitian
Titik Sefalometri
N (Nasion) : titik paling anterior dari sutura nasofrontalis
S (Sella) : pertengahan Sella Tursika (Hypophysial fossa)
A (Subspinal) : titik terdalam kurvatura tulang alveolar antara Spina Nasalis Anterior dan
Prostion
B (Supramental) : titik terdalam pada kontur anterior dari symphysis mandibular antara
interdental dengan pogonion
Pg (Pogonion) : titik paling anterior sympisis mandibular
Gn (Gnation) : titik terluar kurvatur sympisis antara Pogonion dan Menton. Ditentukan
dengan garins singgung antara tepi bawah mandibular dengan bidang
fasial (N-Pg)
Go (Gonion) : titik pada angulus mandibular. Dibuat dengan perpotongan anatara garis
singgung tepi bawah mandibular dan garis singgung tepi belakang
mandibular
Or (Orbita) : titik paling bawah margin infraorbital kiri
P (Porion) : Titik paling tinggi pada permukaan superior dari jaringan lunak dari
meatus akustikus eskternal
30
31
Bidang Sefalometri
1 Bidang Sella Nasion (S-N) : Garis Sella – Nasion
11 Bidang Frankfurt Horizontal (FHP) : Garis Orbita – Porion
4 Bidang Palatal : Garis ANS – PNS
5 Bidang Oklusal : Garis pertemuan I RA-RB – MBC M1 RA-RB saat
oklusi
6 Bidang Mandibula : Garis Gonion – Gnation
16 Bidang Fasial : Garis Nasion – Pogonion
Basis Apikal Gigi : Garis A – B
8 Sumbu Y : Garis Sella - Gnation
Sudut SNB
- Posisi sagittal mandibular thd basis karinii anterior
- Interpretasi : Normal 80 ± 2
SNB < 78 retrognati
SNB 78-82 ortognati
SNB > 82 prognati
Sudut ANB
- Hubungan maksila-mandibulla arah sagittal
- Interpretasi : Normal 0-4
ANB < 0 kelas III skeletal
ANB 0-4 kelas I skeletal
ANB > 4 kelas II skeletal
Sudut I-NA
- Perpotongan garis N-A dengan garis sumbu gigi I RA
- Interpretasi
I-NA < 15 retrusi
I-NA 15-32 normal
I-NA > 32 protusi
32
Jarak I-NA
- Jarak permukaan labial I RA ke garis N-A
- Interpretasi :
I-NA < 2mm retroposisi
I-NA 4 mm normal
I-NA > 6 proposisi
Sudut I-NB
- Perpotongan garis N-B dengan garis sumbu gigi I RB
- Interpretasi
I-NA < 15 retrusi
I-NA 25 normal
I-NA > 32 protusi
Jarak I-NB
- Jarak permukaan labial I RB ke garis N-B
- Interpretasi :
I-NA < 2mm retroposisi
I-NA 4 mm normal
I-NA > 6 proposisi
Sudut Go Gn-SN
- Mengetahui arah pergerakan mandibular
- Interpretasi :
< 20° rotasi anticlockwise
33
32° normal
> 35° rotasi clockwise
103. Apa yang dimaksud diagnosis ortodonti? Perbedaan dengan diagnosis umum?
Diagnosis ortodonti: suatu studi dan interpretasi data klinik untuk menetapkan ada tidaknya
maloklusidalam perawatan ortodonti
Menurut Moyers ( 1988 ) diagnosis ortodonti: adalah perkiraan yang sistematis, bersifat
sementara,akurat yang ditujukan untuk penentuan problema klinis dan perencanaan
perawatan
Menurut Houston dkk ( 1992 ) , tujuan pemeriksaan pasien adalah untuk merekam informasi
yangberkaitan dengan keadaan maloklusi sebagai dasar untuk menentukan penyebabnya
RENCANA PERAWATAN
106. Bagaimana rencana perawatan dilakukan di bidang ortodonti?
Berdasarkan etiologi, diagnosis dan analisis model.
107. Apa yang dimaksud dengan perawatan observasi, preventif, interseptif dan kuratif?
Beri contoh.
Observasi : Mengamati tumbuh kembang
Preventif : pencegahan agar tidak terjadi maloklusi
- Cegah karies TFA
- Penambalan karies proksimal
- Ekstraksi gigi persistensi
- Space maintainer
- Mencegah kebiasaan buruk
- Perawatan pedodonti
Interseptif : Mencegah terjadinya maloklusi yang lebih berat dna menghilangkan maloklusi
yang sudah ada
34
- Gigi hilang space regainer
- Serial ekstraksi
- Pemakaian oral screen anak bernapas dgn mulut
- Pemakaian gris anak mendorong lidah
Kuratif : perawatan pengobatan (contoh: alat lepasan (removable)
108. Ada dua komponen alat lepasan orto, jelaskan, sebutkan macam, fungsinya?
1) Komponen Aktif :
(1) Auxilliary Springs (Z-Springs, Spring tertutup) : menggerakkan gigi secara
anteroposterior
(2) Busur Labial / Labial Arch / Labial Bow : meretraksi lengkung gigi
(3) Skrup Ekspansi / Expansion Screw:mengekspansi lengkung gigi
2) Komponen Pasif :
(1) Klamer / Clasp : sebagai komponen retentive
(2) Busur Labial / Labial Arch / Labial Bow (dalam keadaan pasif) : mempertahankan
lengkung
Periode retensi:
1) Dimulai sejak selesainya masa perawatan sampai selesainya re-organisasi jaringan
periodontal (setelah pergerakan gigi)
2) Lama periode tergantung jenis maloklusi, berat ringannya kasus, saat dilakukan
perawatan (masa pertumbuhan atau pertumbuhan telah selesai)
Jenis retensi
1) Tidak memerlukan : crossbite anterior & posterior jika setelah perawatan oklusi normal,
serial ekstraksi
2) Retensi terbatas : pd kebanyakan kasus ortodonti
3) Retensi menetap : diastema menyeluruh, rotasi pada pasien dewasa
35
110. Apa itu relaps
Relaps adalah perubahan kedudukan gigi yang telah selesai dirawat menggunakan alat
ortodonti, kembali ke keadaan semula atau keadaan maloklusi yang lebih ringan (Moyers,
1998)
112. Tuliskan jenis tanggul gigitan? Apa arti tanggul gigitan 30, 45, 60 dan 90 derajat? Apa
fungsinya?
Macam tanggul gigitan:
1) Tanggul gigitan anterior, akan berkontak dengan gigi insisif bawah sehingga gigi
posterior tidak berkontak. Tanggul gigitan anterior berfungsi untuk memperbaiki gigitan
dalam gigi anterior/ anterior deep bite, membebaskan penguncian antar bonjol pada
perawatan kelainan bukolingual segmen bukal (cross bite posterior).
(1) Datar/ horisontal, bersudut 90° dengan sumbu panjang gigi insisif rahang bawah.
Menghasilkan komponen daya seluruhnya ke apikal
(2) Tanggul gigitan miring/ inclined:
- Sudut 30° terhadap bidang insisal/ oklusal. Menghasilkan komponen daya ke
anterior : apikal = 1 : 2
- Sudut 45° terhadap bidang insisal/ oklusal. Menghasilkan tekanan ke anterior
sama dengan tekanan ke apikal (1 : 1)
- Sudut 60° terhadap bidang insisal/ oklusal. Komponen daya ke anterior dan ke
apikal (2 : 1)
2) Tanggul gigitan posterior, digunakan untuk membebaskan gigitan bersilang anterior
atau terdapat abnormalitas bukolingual.
36
Kelas I tipe 1
- Etiologi
Malposisi I2
Premature loss c
Erupsi abnormal
- Crowding dgn/tanpa caninus ektopik
- Panjang lengkung gigi > lengkung rahang
Kelas I tipe 2
- Ekspansi lateral
- Ekstraksi : overjet > 4mm
- Tanggul gigitan anterior : intrusi anterior RB dan ekstrusi posterior M
Kelas I tipe 3
- Etiologi
Persistensi gigi sulung hambat erupsi gigi permanen gigi permanen ke palatal
Trauma gigi sulung akibatkan gigi sulung masuk ke tlg alveolar dan hambat gigi
permanen dibawahnya gigi permanen ke palatal
Supernumerary teeth misalkan diantaran I1 kurang tempat untk erupsi gigi I1
palatal I1
Genetic kesalahan letak benih gigi kepalatal
Inclined bite plane pada gigi I RB < 3 mg, jika belum (ekspansi ant RB dan biteriser)
Lepasan : Bruckl appliance ( 2-4 gigi crossbite)
Cekat : Catlan’s appliance
37
Z spring dan biteriser posterior
Kelas I tipe 4
- Z spring, tanggul ggit anterior
- Criss-cross elastic
- Coffin spring : ekspansi LG transversal
- Sekrup ekspansi
Kelas I tipe 5
- Etiologi premature loss
- Pencegahan:
Space regainer :
Loop coil
Sliding lip
Jack screw
Space maintainer
- Penanganan : distalisasi gigi mediodrifting
- Alat
38
Lepasan : sekrup ekspansi
Cekat : head gear, high pull head gear, cervival head gear, kombinasi high pull +
cervical, face bow
- Orto : sekrup ekspansi, koil
39
Perawatan
- P1 kiri-kanan dicabut
- Setelah P1 dicabut retraksi gigi C dengan C retractor sesuai kebutuhan
- Retraksi ke-4 gigi I RA dgn labial bow
- Jika ada deepbite biteriser posterior
- Mendorong IRB kr labial untuk mengkompensasi overjet yang besar
- Flaring gigi crowding
Removable
- Frankel : utk overjet 5-7mm
- Oral screen : mengoreksi gigi anterior RA yang protusif dengan menahan gigi I RA
menekan perioral
- Monoblock : merangsang mandibular ke anterior
- Head gear : mundurin maksila ke posterior
40
115. Apa saja perawatan maloklusi kelas III?
Tipe 1 dentoalveolar
- Pegas tertutup, ekspansi
ETIOLOGI
116. Sebutkan etiologi maloklusi (prenatal, postnatal) ?
1) Prenatal (genetic, kongenital)
(1) Genetic / herediter
- Disporposi ukuran gigi dan rahang : distema, crowding
Crowding :
mesiodistal gigi > lengkung rahang,
41
tumbuh kembang rahang yang kurang
Diastema
Mesiodistal gigi < lengkung rahang
- Disporposi ukuran RA dan RB : kelas II & III skeletal, protusi bimaksilar,
hipoplasia
Kelas II skeletal
Maksila protusif, mandibular normal
Maksila normal, mandibular retrusi
Maksila protusi, mandibular retrusi
Kelas III skeletal
Maksila normal, mandibula protusi
Maksila retrusi, mandibual normal
Maksila retrusi, mandibular protusi
Hipolasia
Ukurang rahang relative lebh kecil karena rahang tidak berkembang
dengan sempurna
(2) Kongenital
- Kondisi embrionik
Bahan teratogen
Inta uterin molding
Gigi hilang kongenital : anodontia, oligodontia, hipodonsia
Malformasi gigi : fusi, geminasi, twinning, concrescence
Fusi : penyatuan dentin pada 2 gigi dengan 2 pulpa
Geminasi : pembelahan tdk sempurna 1 benih gigi menjadi 2, tapi hanya
ada 1 pulpa
Twinning : pembelahan lengkap 1 benih menjadi 2, ada 2 pulpa
Concrescence : penggabungan sementum 2 gigi dari 2 benih gigi
Gigi supernumerary : mesiodens, paramolar
Celah bibir dan palatum
- Kondisi ibu
Penyakit
Malnutrisi : kurang kalsium dan vitamin D
2) Postnatal (intrinsic, ekstrinsik, sistemik/penyakit)
(1) Intrinsik
- Premature loss gigi sulung :
menyebabkan migrasi gigi sblhnya
gigi I migrasi ke distal
premature loss c diastema I dan ektopik C
premature loss c RA pertukaran tempat antara C dan P
premature loss c RB
42
pergeseran garis median
penambahan overjet
deepbite
tertekan m.mentalis I RB miring ke lingusl
premature loss m1 RA m2 migrasi ke mesial C ektopik
premature loss m1 RB m2 migrasi ke mesial
premature loss m2 penguranagn panjang lengkung
- Persistensi gigi sulung
Penyebab :
Karena benih gigi terlambat erupsi
Perkembangan gigi lambat
Akar gigi sulung telat resorbsi
Ankilosis gigi sulung
Persistensi I I palato / linguoversi
- Gangguan erupsi gigi tetap : krn premature loss, supernumerary, impaksi, dll
- Gigi tetap tanggal : karies, trauma
- Restorasi tidak baik : tambaan tidak baik titik kontak krg baik gigi bergeser
- Frenulum labii abnormal : distema sentral
(2) Ekstrinsik
- Kebiasaan buruk
Menghisap ibujari
Mendorong lidah (tongue thrust)
Bernapas lewat mulut
Menghisap bibir
Menggigit bibir’
Mengigit kuku
- Trauma gigi / rahang
(3) Sistemik/penyakit
- Demam
- Gangguan metabolism pada kalsium
- Gangguan kelenjar endokrin : hiper.hipopituitari
- Gangguan kelenjar tiroid : hormone tiroksin
- Gangguan kelenjar parotid
- Perubahan kromosom
43
Anterior deep bite
Hubungan m2 RA-RB cusp to fossa
- Usia 5 – 5,5 thn
Diastema anterior
Anterior edge to edge
Hubungan molar cusp to cusp
PENCETAKAN
117. Syarat pencetakan untuk pasien orthodonti
1) Cetakan sulkus: didorong sejauh mungkin sehingga dapat mencetak daerah anatomi
processus alveolaris dan pertemuan dengan basis maksila-mandibula
2) Sayap sendok cetak dibuat lebih tinggi atau dengan peninggian
3) Pencetakan dilakukan saat posisi istirahat.
44
diaduk perlahan sampai semua bubuk dan air menyatu. Kemudian aduk lebih keras
dengan gerakan memutar dan menekan pada dinding bowl sampai merata, halus dan
mengkilat. Tempatkan alginat pada sendok cetak.
2) Persiapkan posisi operator dan pasien. Pasien duduk dengan posisi tegak dan bidang
oklusal rahang yang akan dicetak sejajar lantai. Posisi operator untuk pencetakan rahang
bawah yaitu di kanan depan pasien dan rahang pasien setinggi siku tangan operator.
Untuk pencetakan rahang atas operator ada di sisi kanan pasien dan mengahadap arah
yang sama dengan pasien dan kepala pasien setinggi bahu operator.
3) Untuk pencetakan rahang atas, pasien diminta membuka mulut secukupnya , otot-otot
bibir dan pipi dalam keadaan rileks. Masukkan sendok cetak dengan bahan cetaknya
tersebut ke dalam mulut pasien dengan salah satu sisinya masuk terlebih dahulu. Sudut
mulut sisi yang berlawanan (sebelah kiri) disingkapkan memakai jari kiri, kemudian
dengan cara memutar sendok cetak dimasukkan ke dalam mulut sampai pada posisinya
sesuai posisi waktu mencoba sendok cetak. Pegangan sendok cetak harus sejajar dengan
midline wajah pasien. Dalam keadaan bibir dan pipi tidak tegang, bibir diangkat dengan
jari tangan kiri agar bahan cetak dapat sempurna mengisi fornix bagian depan, sedangkan
tangan kanan dengan jari manis, tengah dan kelingking ikut menekan sendok cetak.
Penekanan dimulai pada bagian posterior dahulu, baru bagian anterior. Waktu menekan
bagian anterior, bagian posterior jangan terangkat kembali. Sesudah sendok cetak dan
bahan cetak sampai di tempatnya, baru bibir dan pipi ditarik perlahan ke bawah untuk
memperoleh lipatan bukal (trimming). Sendok cetak harus tetap dipegang sampai bahan
cetak mengeras (setting).
4) Untuk pencetakan rahang bawah, pasien diminta mengangkat ujung lidah ke posterior.
Sudut mulut kanan disingkapkan dengan jari telunjuk, dari sisi kiri sendok dengan bahan
cetaknya dimasukkan ke dalam mulut dengan cara memutar. Lakukan centering,
kemudian tekan sendok cetak. Tekan bagian anterior terlebih dahulu agar bahan cetak
dapat mengisi daerah retromolar dan retromylohyoid. Apabila sudah sampai ke
tempatnya, lidah digerakkan sedikit ke anterior. Bibr bawah dan pipi ditarik dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan kiri untuk mencetak lipatan bukal.
5) Pertahankan posisi sendok cetak sampai bahan cetak mengeras. Sesudah mengeras
sendok cetak dilepas sejajar sumbu panjang gigi, dan sedikit diungkit. Hasil cetakan
kemudian dicuci pada air mengalir untuk membuang saliva yang menempel, kemudian
segera dicor dengan gips model.
45
120. Apa fungsi catatan gigitan lilin?
Untuk memindahkan oklusi sentrik dari pasien ke model studi pada saat pembuatan basis
segi tujuh.
122. Bagaimana cara melakukan pembuatan catatan gigitan lilin, jelaskan tahapannya?
1) Ambil lilin merah panjang ± 7 cm dan lebar sedikit lebih lebar dari lebar lengkung gigi
region P dan M (kanan-kiri).
2) Panaskan lilin, dan lipat lilin untuk region premolar.
3) Tentukan oklusi sentrik pasien.
4) Lilin yang sudah dilipat dicoba ke mulut pasien, bila sudah sesuai lilin dilunakkan dengan
cara dipanaskan (dengan lampu spiritus atau disiram air panas).
5) Letakkan lilin di tengah-tengah P1 rahang bawah lalu instruksikan pasien untuk
menggigit (oklusi sentrik).
6) Ambil gigitan lilin dari mulut pasien lalu bilas dengan air dingin.
7) Periksa kembali gigitan lilin dengan cara memasukkan lagi gigitan lilin ke dalam mulut
pasien, kemudian instruksikan pasien untuk menggigit lilin, periksa apakah oklusinya
sesuai dengan oklusi sentrik.
DISKUSI
123. Hal yang perlu dipersiapkan saat melakukan diskusi yaitu:
Sebelum diskusi mahasiswa harus menyiapkan model studi yang telah diberi basis segi tujuh
disertai data pasien, melakukan analisis dan rencana perawatan.
124. Hal yang perlu dilakukan setelah diskusi dengan dosen pembimbing diskusi:
Melakukan pemendaman model studi dan membuang pola lilin dan mengganti dengan
akrilik. Setelah dipendam dan dilakukan pemasakan akrilik. Plat akrilik dipoles, di acc-kan,
dan dilakukan insersi. Aktivasi pertama dilakukan 7 hari setelah insersi.
POLA LILIN
125. Syarat pola lilin dengan skrup atau tanpa skrup ekspansi antara lain:
1) Pola lilin dibuat setipis mungkin untuk memberikan kenyamanan pada pasien, dan diberi
ketebalan yang cukup untuk memberikan kekuatan ketika digunakan di dalam mulut.
2) Pola lilin beradaptasi baik dengan mukosa mulut, tepi pola lilin beradaptasi dengan
kontur permukaan servikal di palatinal/lingual gigi dengan pas masuk daerah interdental
membentuk verkeilung, tanpa ada celah tempat terselipnya makanan.
46
3) Untuk rahang atas, pola lilin dibuat selebar mungkin, tepi distal sampai mencapai daerah
perbatasan palatum molle dan palatum durum, di bagian tengah melengkung ke anterior
sehingga cukup luas daerah palatinal yang bebas agar tidak menggangu fungsi lidah
sewaktu mengunyah dan bicara.
4) Untuk rahang bawah, daerah di bagian lingual mandibula sempit maka sehingga perlu
di pertebal menjadi satu setengah ketebalan malam (3mm), di daerah sulcus lingualis
tempat perlekatan frenulum linguale pola lilin dipersempit agar tidak mengganggu
gerakan lidah.
5) Jika disertai bite riser dibuat penebalan malam membentuk dataran gigitan sejajar
bidang oklusal atau tegak lurus inklinasi gigi insisivus bawah. Peninggi gigitan ini tidak
boleh menekan jaringan lunak (mukosa) di dalam mulut. Setelah model malam baik,
kemudian dioklusikan, gigi insisvus bawah berkontak dengan peninggi gigitan tepat
dipertengahan antero-posterior dataran dan pada gigi posterior terdapat jarak
interoklusal 2 – 4 mm (tidak boleh melebihi free way space pasien).
PEMOLESAN
126. Syarat pemolesan dan jika alat ada skrup ekspansinya
1) Tepi plat tidak ada yang tajam sehingga tidak melukai jaringan lunak beradaptasi dengan
baik.
2) Permukaan plat dihaluskan dan dipoles menggunakan alat poles.
INSERSI
127. Syarat insersi dan instruksi terhadap pasien
1) Syarat insersi:
(1) Persiapan alat. Plat akrilik telah dipoles, tidak ada bagian yang tajam terutama tepi
plat akrilik bagian anatomis dan ujung kawat.
(2) Penyesuaian pelat dasar/ bite riser. Pelat dasar beradaptasi baik pada gigi, palatum,
dan gusi. Daerah gigitan yang terbebas 2-3 mm.
(3) Penyesuaian komponen retensi, alat dipasang dan dilepas dengan mudah tapi
memiliki daya retentif yang baik
(4) Penyesuaian komponen aktif, alat mudah ditempatkan
(5) Pengenalan alat pada pasien mengenai cara memasang alat dengan cara menekan
plat akrilik, dan cara melepas alat dengan cara melepas komponen retensi pada gigi.
2) Instruksi terhadap pasien:
(1) Alat dipakai sepanjang waktu setiap hari, minimal 6 jam
(2) Penggunaan alat sewaktu makan akan mengalami kesulitan pada awal pemakaian,
sehingga perlu adaptasi setelah beberapa hari pemakaian
(3) Pasien diberitahu jika pada awal pemakaian mulut aka terasa penuh, dan
menyebabkan air liur berlebih, sulit menelan, dan sulit berbicara. Pembicaraan
normal dapat dicapai dalam 24-48 jam
47
(4) Menghindari makanan yang bergula dan lengket, seperti dodol
(5) Setelah digunakan makan alat dibersihkan menggunakan pasta gigi dan sikat gigi.
Jika alat sedang tidak digunakan disimpan di dalam wadah yang kuat untuk
mencegah alat hilang dan rusak
(6) Jika terasa sakit, atau melukai jaringan mukosa saat penggunaan alat pasien segera
menghubungi dokter, menghindari pemakaian alat yang terputus
(7) Pasien datang kontrol 1 minggu sekali
(8) Aktivasi alat aktif dilakukan antara 1-4 minggu sekali.
AKTIVASI
128. Aktivasi berbagai komponen:
1) Pegas Z. Aktivasi dengan memperbesar lus. Lus I diperbesar ke anterior dibagian
mesial. Lus II diperbesar ke anterior di bagian distal. Aktivasi paralel akan mendorong
ke anterior secara seimbang.
2) Koil. Aktivasi dengan mengurangi plat akrilik ±1mm, memperbesar koil, menekan
bagian koil sehingga dapat menggerakan 1/3 mesiodistal gigi yang digerakkan.
3) Pegas tertutup. Aktivasi dengan membuka lus sama seperti aktivasi pada pegas z.
4) C refraktor. Cara aktivasi dengan mengecilkan lengkung U atau memotong lengan bebas
pada hook, mengurangi plat akrilik ±1mm. Aktivasi 1-2 mm
5) Busur labial. Cara aktivasi dengan mengecilkan kedua lengkung U, mengurangi bagian
pelat akrilik ±1mm. Busur labial bergerak 1mm ke arah palatinal
6) Sekrup ekspansi. Aktivasi dengan cara menggerakkan alat pemutar sekrup ekspansi
searah dengan anak panah. Satu kali menggerakan alat pemutar sekrup akan berputar
sebanyak ¼ putaran. Aktivasi dilakukan setiap minggu sebanyak ¼ putaran.
48
132. Apa saja tipe pergerakan
1) Tipping (35-60g): pergerakan lebih besar pada mahkota dibanding akar
(1) Terkontrol : mahkota bergerak dalam 1 arah danakar bergerak ke arah sebaliknya
(2) Tidak terkontrol : mahkota bergerak dalam1 arah dan hanya sedikit/ tidak ada sama
sekali pergerakan akara pada sisi berlawanan
2) Translasi Murni : 2 buah gaya yang diberikan secara simultan pada mahkota. Mahkota
dan akar bergerak ke arah dan jarak yang sama
(1) Bodily (70-120g) : pergerakan mahkota dan akar pada arah dan jarak yang sama
(2) Intrusi (10-20g) : pergerakan aksial sepanjang sumbu panjang gigi ke arah apex
(3) Ekstrusi (35-60g) : pergerakan aksial sepanjang sumbu panjang gigi ke arah
insisal/oklusal
3) Pergerakan Akar : mahkota dipertahankan, akar digerakan
(1) Torque (putar) : arah labio lingual
(2) Up righting (50-100g) : arah mesiodistal, penekanan pada apeks dan berkurang secara
bertahap ke arah servikal
4) Rotasi (35-60g): perputaran gigi pada sumbu panjang gigi
- Gaya berpasangan
- Sering relaps
49