Maloklusi merupakan kelainan perkembangan dimana kebanyakan disebabkan oleh proses patologis, yang
penyebab utamanya yaitu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Meskipun sulit mengetahui
penyebab maloklusi tetapi beberapa peneliti telah meneliti tentang faktor-faktor penyebab terjadinya maloklusi. Peneliti
telah membagi factor penyebab terjadinya maloklusi yaitu factor yang spesifik, pengaruh genetika, dan pengaruh
lingkungan.2,7
2.2.1 Faktor spesifik
Terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan embriologi banyak mengakibatkan kecacatan maupun
maupun kematian pada saat masih dalam kandungan. Gangguan-gangguan yang terjadi pada masa pertumbuhan dan
perkembangan yaitu :
a Gangguan pertumbuhan tulang
Cedera pada lahir dibagi menjadi dua kategori yaitu (1) intrauterine molding dan (2) trauma pada mandibula selama
proses kelahiran berlangsung.hal ini dapat terjadi karena adanya tekanan yang diberikan pada bayi saat proses
kelahiran berlangsung.
b Disfungsi otot
Otot-otot wajah dapat mempengaruhi pertumbuhan rahang dalam dua cara. Pertama pembentukan tulang pada titik
otot yang tergantung pada aktivitas otot. Kedua otot merupakan bagian penting dari seluruh jaringan matriks lunak
yang pertumbuhannya biasanya mengakibatkan rahang bawah ke depan.
c Gangguan perkembangan gigi
Gangguan perkembangan gigi biasanya disertai dengan cacat bawaan. Misalnya hilangnya gigi secara congenital
yaitu gangguan yang terjadi pada tahap awal pembentukan gigi (inisiasi dan proliferasi). Hal ini biasanya dikenal
dengan nama anadontia dan oligodontia. Contoh lain adalah cacat dan supernumery teeth yaitu kelainan pada
ukuran gigi yang terjadi pada tahap morphodifferensiasi dan histodifferensiasi (tahap pengembangan).
d Gigi sulung tanggal prematur
Gigi sulung yang tanggal prematur dapat berdampak pada susunan gigi permanen. Semakin mudah umur pasien
pada saat tanggal ,akibatnya akan semakin besar terhadap susunan gigi permanen. Misalnya jika molar kedua
sulung tanggal secara prematur karena karies , kemidian gigi permanen akan bergeser ketempat diastema sehingga
tempat untuk premolar kedua permanen berkurang dan premolar kedua akan tumbuh diluar dari tempatnya.
e persistensi gigi
Persistensi gigi sulung (over retained deciduous teeth) yaitu gigi sulung yang sudah melewati waktunya tanggal
tetapi tidak tanggal.
f Trauma
Jika terjadi trauma pada gigi sulung akan mengakibatkan benih gigi permanen bergeser sehingga akan
mengakibatkan kelainan pertumbuhan pada gigi permanen contohnya akar gigi yang mengalami distorsi atau
bengkok. Hal ini dapat mempengaruhi gigi permanen yang berada didekatnya sehingga erupsi di luar lengkung gigi.
g Pengaruh jaringan lunak
Tekanan dari jaringan lunak akan memeberi pengaruh yang besar terhadap letak gigi. Meskipun tekanannya kecil
tetapi berlangsung lebih lama akan tetap menghasilkan dampak. Misalnya lidah yang makroglosia akan
mengakibatkan terjadinya maloklusi.
h Kebiasaan buruk
kebiasaan buruk berfrekuensi cukup tinggi dengan intensitas yang cukup dapat menyebabkan terjadinya maloklusi.
Contohnya kebiasaan mengisap jari atau benda-benda lain dalam waktu yang berkepanjangan dapat menyebabkan
maloklusi.
2.2.2 Pengaruh genetika
Pengaruh genetika sangat kuat pada pembentukan wajah yaitu pembentukan hidung, rahang, dan tampilan senyum.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa keluarga yang terjadi maloklusi.
a. Terjadinya disharmoni antar ukuran rahang dengan ukuran gigi yang menghasilkan crowded atau diastema.
b. Terjadinya disharmoni antar ukuran rahang atas dengan ukuran rahang bawah yang menyebabkan tidak adanya
hubungan oklusi.
Hal ini terjadi karena adanya persilangan genetic dari individu satu dengan yang lain sehingga menghasilkan
individu baru yang mewarisi sebagian dari individu induk.
2.2.3 Pengaruh lingkungan
Pengaruh lingkungan selama pertumbuhan dan perkembangan pada wajah, rahang, dan gigi sebagian besar terdiri
dari tekanan dan kekuatan terkait dengan aktivitas fisiologis. Fungsi harus beradaptasi dengan lingkungan. Misalnya,
bagaimana Anda mengunyah dan menelan akan ditentukan oleh apa yang Anda harus makan, tekanan terhadap rahang
dan gigi akan mempengaruhi pertumbuhan rahang dan erupsi gigi.
2.4 PENEGAKKAN DIAGNOSIS
2.4.1 Identifikasi pasien9
Pencatatan identitas pasien meliputi :
1. Nama Pasien : Nama pasien dicatat dengan benar sesuai dengan yang dimaksud pasien.
2. Umur : Pencatatan umur diperlukan untuk :
Mengetahui apakah pasien masih dalam masa pertumbuhan atau sudah berhenti
Pertumbuhan gigi-geligi masih termasuk periode gigi susu/ decidui , campuran/ mixed atau tetap/
permanent.
Gigi yang sudah erupsi sudah sesuai dengan umur pasien (menurut umur erupsi gigi).
Menetapkan jenis alat ortodontik yang tepat untuk digunakan (alat cekat atau lepasan, alat aktif atau
fungsional)
Untuk memperkirakan waktu /lama pe rawatan yang diperlukan. Apakah perawatan bisa segera
dilaksanakan atau harus ditunda, berapa lama dibutuhkan perawatan aktif dan berapa la ma diperlukan
untuk periode retensi
3. Jenis kelamin : Pencatatan jenis kelamin pasien diperlukan berkaitan segi psikologi perawatan : Pasien wanita
lebih sensitif dari pada pasien lelaki oleh karena itu perawatan harus dilakukan dengan cara yang lebih lemah
lembut dari pasien lelaki.
Pasien wanita lebih memperhatikan secara detil keteraturan giginya dari pada pasin laki-laki.
Pasien wanita biasanya lebih tertib le bih sabar dan lebih telaten dari pada pasien lelaki dalam melaks anakan
ketentuan perawatan.
4. Alamat : Pencatatan alamat (dan nomer telepon) diperlukan ag ar operator dapat menghubungi pasien dengan
cepat bila diperlukan . Sebaliknya pasien juga diberi alamat (dan nomer telepon) ope rator untuk mempermudah
komunikasi.
5. Pendidikan : Dengan mengetahui pendidikan pasien, operator dapat menyesuaikan cara memberi penerangan,
cara memotivasi pasien).
6. Suku bangsa : Pencatatan suku bangsa diperlukan karena suatu kelompok suku bangsa atau ras tertentu akan
mempunyai ciri-ciri spesifik yang masih termasuk normal untuk kelompok tersebut (misalnya suku bangsa
Negroid sedikit protrusif masih termasuk normal).
7. Pekerjaan pasien/pekerjaan orangtua :pencatatan pekerjaan pasien diperlukan untuk mengetahui keadaan ekonomi
pasien.
2.4.2 Anamnesis/pemeriksaan subjektif9,10
Anamnesis adalah salah satu cara pengumpulan data status pasien yang didapat dengan cara operator mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keadaan pasien :
Anamnesis meliputi :
1. Keluhan Utama (chief complain/main complain ) :
Keluhan utama adalah alasan/motivasi yang menyebabkan pasien datang untuk dirawat. Dari keluhan yang telah
dikemukakan itu akan dapat diketahui:
Apa sebenarnya yang pasien inginkan untuk mendapat perbaikan dari operator/dokter gigi
Apakah keluhan itu memungkinkan untuk ditanggulangi dengan perawatan ortodontik ?
Apakah keluhan itu menyangkut faktor estetik atau fungsional (bicara , mengunyah) ?
Keluhan utama bisanya diikuti oleh keluhan sekunder yaitu keluhan yang baru disadari setelah mendapat
penjelasan dari operator: Apakah ada keadaan lain yang tidak disadari oleh pasien yang merupakan suatu kelainan
yang memungkinkan untuk dirawat secara ortodontik ? Jika ada ini perlu dijelaskan dan dimintakan persetujuan
untuk dirawat.
Periode gigi susu (Decidui Dentition ) : Untuk mengetahui adakah poses pertumbuhan dan perkembangan
maloklusi pasien dimulai pada periode ini ?
- Adakah gigis ( rampant caries) pada waktu masa gigi susu ?
- Adakah karies pada sela-sela gigi-gigi (proximal caries) pada waktu gigi susu ? Di daerah mana ?
- Apakah karies ini ditambalkan ke dokter gigi?
Adakah penyakit yang pernah / sedang diderita pasien dapat menggangu proses pertumbuhan, perkembangan
rahang dan erupsi normal gigi-geligi, sehingga diduga sebagai penyebab maloklusi.
Adakah penyakit yang diderita pasien dapat mengganggu / menghambat proses perawatan ortodontik yang akan
dilakukan.
Adakah penyakit yang kemungkinan dapat menular kepada operator
Perlu diketahui pada umur berapa dan berapa lama penyakit itu diderita pasien dan apakah sekarang masih dalam
perawatan dokter, dokter siapa ?
Penyakit yang dimaksud antara lain :
- Penyakit kekurangan gizi pada masa kanak-kanak
- Tonsilitis atau Adenoiditis
- Hypertensi atau penyakit Jantung
- Hepatitis atau Lever
- Asthma
- Tubercolosis
- HIV atau AIDS
- Allergi terhadap obat tertentu
Dll.
c. Riwayat keluarga (Family History) :
Tujuan dari anamnesis riwayat keluarga adalah untuk mengetahui apakah maloklusi pasien merupakan faktor
herediter (keturunan) yang diwariskan dari orang tua. Untuk iru perlu ditanyakan keadaan gigi-geligi kedua orang
tua dan saudara kandung pasien.
2.4.3
Metoda ini memerlukan gambaran radiografi yang jelas dan tidak mengalami distorsi. Distorsi
gambaran radiografi pada umumnya lebih sedikit terjadi pada foto periapikal dibandingkan dengan foto
panoramik. Namun, meskipun menggunakan film tunggal, seringkali sulit untuk menghindari distorsi
terutama pada gigi yang panjang seperti kaninus, sehingga pada akhirnya akan mengurangi tingkat akurasi.
Dengan penggunaan berbagai tipe gambaran radiografi yang semakin umum, sangat penting
untuk menghitung pembesaran yang terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengukur obyek
yang dapat dilihat baik secara radiografi maupun pada model. Pada umumnya, gigi yang dijadikan tolak
ukur adalah molar sulung. Perbandingan sederhana untuk mengetahui ukuran gigi sebenarnya yang belum
erupsi adalah sebagai berikut : perbandingan ukuran lebar molar sulung sebenarnya dengan ukuran gigi
tersebut pada gambaran radiografi sama dengan perbandingan lebar premolar tetap yang belum erupsi
dengan ukuran lebar premolar pada gambaran radiografi. Ketepatan pengukuran bergantung pada
kualitas radiografi dan kedudukan gigi di dalam lengkung. Teknik ini juga dapat digunakan untuk gigi lain
baik pada maksila maupun mandibula.
b) Perkiraan ukuran gigi menggunakan tabel probabilitas
Moyers memperkenalkan suatu analisis dengan dasar pemikiran bahwa berdasarkan studi yang
dilakukan beberapa ahli, terdapat hubungan antara ukuran kelompok gigi pada satu bagian dengan
bagian lainnya. Seseorang dengan ukuran gigi yang besar pada salah satu
bagian dari mulut cenderung mempunyai gigi-gigi yang besar pula pada tempat lain. Berdasarkan
penelitian, ukuran gigi insisif permanen rahang bawah memiliki hubungan dengan ukuran kaninus dan
premolar yang belum tumbuh baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Gigi insisif rahang bawah
telah dipilih untuk pengukuran pada analisis Moyers karena gigi ini muncul lebih dulu di dalam rongga mulut
pada masa geligi campuran, mudah diukur secara akurat, dan secara langsung seringkali terlibat dalam
masalah penanganan ruangan.
Analisis Moyers banyak dianjurkan karena mempunyai kesalahan sistematik yang minimal. Metoda
ini juga dapat dilakukan dengan cepat, tidak memerlukan alat-alat khusus ataupun radiografi, dan dapat
dilaksanakan oleh pemula karena tidak memerlukan keahlian khusus. Walaupun pengukuran dan
penghitungan dilakukan pada model, tetapi mempunyai tingkat ketepatan yang baik di dalam mulut.
Metoda ini juga dapat dilakukan untuk mengalisis keadaan pada kedua lengkung rahang.
c) Tanaka-Johnston
Tanaka dan Johnston mengembangkan cara lain penggunaan keempat insisif rahang bawah untuk
memperkirakan ukuran kaninus dan premolar yang belum erupsi. Menurut mereka, metoda yang
mereka temukan mempunyai keakuratan yang cukup baik dengan tingkat kesalahan yang kecil. Metoda
ini juga sangat sederhana dan tidak memerlukan tabel atau gambaran radiografi apa pun.
Perkiraan ukuran lebar kaninus dan premolar pada satu kuadran mandibula sama dengan setengah
ukuran keempat insisif rahang bawah ditambah 10,5 mm Sedangkan perkiraan lebar ukuran kaninus dan
premolar pada satu kuadran maksila sama dengan ukuran keempat insisif rahang bawah ditambah 11,0 mm.
Dari contoh-contoh tersebut di atas di dalam merumuskan diagnosis itu secara sistematis ada beberapa tahapan yang harus
diingat dan dicarikan datanya dari hasil pemeriksaan terdahulu :
1. Nyatakan Maloklusi Angle klas :..(lihat relasi gigi molar pertama atas dan bawah) :
- Klas I, II atau klas III - Divisi 1, 2 - Sub divisi
2. Nyatakan kelaian relasi / malrelasi gigi lainnya yang ada pada data hasil pemeriksaan
Relasi gigi dalam arah vertikal :
- openbite - edge to edge bite - shalowbite - overbite normal (2 4 mm) - deepbite - palatalbite - supraklusi - infraklusi
relasi gigi dalam arah anteroposterior dan lateral (fasiolingual) : - Overjet besar / berlebihan (> 4 mm) - Overjet normal
(2 4 mm) - Overjet kecil (< 2 mm) - edge to edge bite ( 0 mm) - Crossbite (gigi anterior atau posterior) - Scissor bite
3. Nyatakan kelaian / anomali posisi / malposisi gigi individual yang ada :
- labioversi/ bukoversi - linguoversi/palatoversi - torsiversi/rotasi - distoversi - mesioveri - supraversi - infraversi transversi - aksiversi - mesiolabioversi (kombinasi)
4. Nyatakan kelainan-kelainan lainnya yang masih ada seperti :
- Diastemata - Median line gigi tidak segaris, bergeser dari posisi normal - Tidak ada gigi : telah dicabut, impaksi, agenese
- Kelaianan morfologi : gigi berbentuk kerucut, berbentuk pasak, atau mesiodens. - Prolonged retention / persistensi Premature extractie (pencabutan dini) - Adanya sisa akar yang tetinggal - Dan lain-lain.
Orthodonsia II. Diagnosis ortoontik Wayan Ardhana Bagian Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah
Mada 2010