Implementasi strategi pembiayaan kesehatan di suatu negara diarahkan kepada beberapa hal
pokok yakni; kesinambungan pembiayaan program kesehatan prioritas, reduksi pembiayaan
kesehatan secara tunai perorangan (out of pocket funding), menghilangkan hambatan biaya
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, pemerataan dalam akses pelayanan, peningkatan
efisiensi dan efektifitas alokasi sumber daya (resources) serta kualitas pelayanan yang
memadai dan dapat diterima pengguna jasa.
b. pencapaian universal coverage dan penguatan jaminan kesehatan masyarakat miskin dan
rentan.
b. Pengembangan Jaminan Kesehatan (JK) sebagai bagian dari Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN)
Prioritas pembangunan kesehatan sedapat mungkin lebih diarahkan untuk masyarakat miskin
mereka yang jumlahnya mayoritas dan telah banyak terampas haknya selama ini. Untuk itu,
sasaran dari subsidi pemerintah di bidang kesehatan perlu dipertajam dengan jalan antara
lain:
Kedua, meningkatkan subsidi bagi sarana pelayanan kesehatan yang banyak melayani
penduduk miskin, yaitu Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, ruang rawat inap kelas III di
rumah sakit. Untuk itu, subsidi bantuan biaya operasional rumah sakit perlu ditingkatkan
untuk menghindari praktik eksploitasi dan pemalakan pasien miskin atas nama biaya
perawatan.
Ketiga, mengurangi anggaran bagi program yang secara tidak langsung membantu
masyarakat miskin mengatasi masalah kesehatannya. Contohnya adalah pengadaan alat
kedokteran canggih, program kesehatan olahraga dan lain sebagainya.
Keempat, mengurangi subsidi pemerintah kepada sarana pelayanan kesehatan yang jarang
dimanfaatkan oleh masyarakat miskin, misalnya pembangunan rumah sakit-rumah sakit
stroke.
a. Para pekerja dan keluarganya yang ditanggung perusahaan harus sadar bahwa
kesehatannya merupakan tanggung jawab masing-masing atau tanggung jawab individu.
Perusahaan akan membantu upaya untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Hal ini perlu untuk menghidari bahaya moral hazard.
b. Para pekerja harus menyadari bahwa managed care menganut sistem rujukan.
c. Para pekerja harus menyadari bahwa ada pembatasan fasilitas berobat, misalnya obat yang
digunakan adalah obat generik kecuali bila keadaan tertentu memerlukan life saving.
2. Sistem reimbursement
Perusahaan membayar biaya pengobatan berdasarkan fee for services. Sistem ini
memungkinkan terjadinya over utilization. Penyelewengan biaya kesehatan yang dikeluarkan
pun dapat terjadi akibat pemalsuan identitas dan jenis layanan oleh karyawan maupun
provider layanan kesehatan.
3. Asuransi
Uang yang dibayarkan untuk pelayanan kesehatan dapat dibayarkan dalam empat cara:
Pada umumnya ketika melakukan pembayaran untuk layanan kesehatan di rumah sakit, hanya
ada dua pihak yang dilibatkan, yaitu pasien atau keluarga sebagai penerima layanan dan
rumah sakit sebagai pemberi layanan. Yang mana pihak penerima layanan (pasien) akan
membayar langsung kepada pemberi layanan (rumah sakit).
Dengan cara ini pasien membayar langsung kepada dokter atau pembeli pelayanan kesehatan
lainnya untuk pelayanan kesehatan yang sudah diterima. Aspek positif metoda ini, pasien
menjadi lebihmenghargai nilai ekonomi dari pelayanan kesehatan yang diteima sehingga
menghindari penggunaan pelayanan kesehatan secara berlebihan. Aspek negatif nya pasien
dan keluarga akan sangat rentan untuk mengalami pengeluaran bencana (catastrophic
expenditure), karena harus membayar biaya kesehatan yang mahal pada suatu saat ketika
sakit, sehingga bisa menyebabkan pasien dan keluarganya jatuh miskin.
Terdapat pihak lain yang campur tangan dalam pembayaran pelayanan kesehatan pasien,
yaitu perusahaan asuransiatau pihak lainya.
Pasien membayar dahulu ke rumah sakit, lalu tagihan akan diklaim ke perusahaan asuransi
sehingga biaya yang ikeluarkan pasien akan diganti.
Rumah sakit langsung menagih biaya pelayanan yang diberikan pada pasien kepada
perusahaan asuransi.
Sumber dana biaya kesehatan berbeda pada beberapa negara, namun secara garis besar
berasal dari:
Pada sistem ini, biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sepenuhnya ditanggung
oleh pemerintah. Pelayanannya diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah sehingga sangat
jarang penyelenggaraan pelayanan kesehatandisediakan oleh pihak swasta. Untuk negara
yang kondisi keuangannya belum baik, sistem ini sulit dilaksanakan karena memerlukan dana
yang sangat besar.
Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini mengharapkan agar masyarakat
(swasta) berperan aktif secara mandiri dalam penyelenggaraan maupun pemanfaatannya. Hal
ini memberikan dampak adanya pelayanan-pelayanankesehatan yang dilakukan oleh pihak
swasta, dengan fasilitas dan penggunaan alat-alat berteknologi tinggi disertai peningkatan
biaya pemanfaatan atau penggunaannya oleh pihak pemakai jasa layanan kesehatan tersebut.
Kenaikan biaya kesehatan terjadi akibat penerapan teknologi canggih, karakter supply
induced demand dalam pelayanan kesehatan, pola pembayaran tunai langsung ke pemberi
pelayanan kesehatan, pola penyakit kronik dan degeneratif, serta inflasi. Kenaikan biaya
pemeliharaan kesehatan itu semakin sulit diatasi oleh kemampuan penyediaan dana
pemerintah maupun masyarakat. Peningkatan biaya itu mengancam akses dan mutu
pelayanan kesehatan dan karenanya harus dicari solusi untuk mengatasi masalah pembiayaan
kesehatan ini.
Inflasi
6. Kemajuan IPTEK
Tujuan dari pembiayaan kesehatan adalah tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah
yang mencukupi, terlokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-
guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) sendiri member fokus strategi pembiayaan kesehatan
yang memuat isu-isu pokok, tantangan, tujuan utama, kebijakan dan program aksi itu pada
umumnya adalah dalam area sebagai berikut:
6. pengembangan kebijakan pembiayaan kesehatan yang didasarkan pada data dan fakta
ilmiah
3.5 Maksud dari Pembiayaan yang Kuat dan Stabil dan Berkesinambungan dalam
Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil dan berkesinambungan memegang peranan yang
amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai berbagai
tujuan penting dari pembangunan kesehatan di suatu negara diantaranya adalah pemerataan
pelayanankesehatan dan akses (equitable access to health care) dan pelayanan yang
berkualitas (assured quality).
Kuat : sumber dana yang diperoleh baik dari pemerintah atau swasta harus dapat mencukupi
kebutuhan pembiayaan kesehatan negara.
1. Pemerintah
Dana pemerintah pusat, propinsi, kabupaten kota, saham pemerintah dalam BUMN, premi
bagi jamkesmas miskin yg dibayarkan oleh pemerintah.
CSR (Corporate Social Responsibility), pengeluaran rumah tangga baik yg dibayarkan tunai
atau lewat sistem asuransi, bantuan dari luar negeri, hibah atau donor dari LSM.
Stabil : diharapkan kenaikan pembiayaan kesehatan dapat terkontrol dan tidak ada kenaikan
secara signifikan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh adanya sumber pembiayaan kesehatan
berdasarkan ideology suatu negara.
Negara bertanggung jawab dan memberikan kebebasan biaya pada seluruh masyarakat.
Aspek kesehatan warga ditanggung penuh oleh negara dan hal tersebut tidak untuk mencari
keuntungan. Hal ini tidak melihat kelas ekonomi warga, masyarakat dari kalangan 24
ekonomi rendah sampai dengan kalangan ekonomi tinggi dapat merasakannya. Tetapi hal
tersebut memberi konsekuensi bahwa biaya kesehatan negara tersebut menjadi tinggi.
2. Liberal-kapitalis
3. Kombinasi
Kombinasi yang berarti perpaduan antara pendanaan dari pemerintah, swasta dan masyarakat.
Hal ini dimaksudnya jika ketika pemerintah tidak mampu ikut andil dalam pembiayaan
kesehatan, maka dapat dibantu oleh biaya dari masyarakat atau swasta.
DAFTAR PUSTAKA
Astiena, Dr. Adila Kasni, MARS. 2009. Materi Kuliah Pembiayaan Pelayanan
No. 6.